Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Disertai LKS | Alvi Rosyidi | Bio-Pedagogi 5513 11813 1 SM

BIO-PEDAGOGI
Rohmadi
al. – Upaya
Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
Volume 2,etNomor
1
Halaman 70-76

ISSN: 2252-6897
1
April 2013

Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Disertai LKS
Enhancement Students’ Discussion Activity Through Student Teams Achievement Division (STAD)
Cooperative Learning Models with Students’ Worksheet

Tri Rohmadi, Sri Dwi Astuti, Alvi Rosyidi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret,
Email: dwiastuti54@gmail.com
Diterima 6 Januari 2013, disetujui 19 Maret 2013


ABSTRACT- The purpose of this research to enhance students discussion activity by
using of STAD (Student Teams Achievement Division) learning method with worksheets in class XI IPA 1 SMAN 5 Wonogiri 2008/2009 school year. Kind of this research is a classroom action research with the design consisted of two cycles and
each cycle consists four stages includes planning, action, observation and reflection.
The research subject was XI IPA 5 class students of SMAN 1 Wonogiri of 2008/2009
school year. Data collection carried out by observation, questionnaires and interviews.
Analyzing data in this research is using qualitative analysis techniques, which refers to
the interactive analysis model, consists of data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The validation of the data uses triangulation technique. The results of first
cycle showed students discussion activity there has been an increased in but not optimized and continue in second cycle until the target of students discussion activity
has been optimal reached. Based on the research it can be concluded application of
the STAD (Student Teams Achievement Division) learning method with worksheets to
improving student activity in the discussion, especially biology in class XI IPA 1 SMAN
5 Wonogiri 2008/2009 school year.
Key Words: discussion activity, Student Teams Achievement Division

hasil lebih baik. Dalam hal ini guru

Pendahuluan


memiliki peran yang sangat besar dalam
Pendidikan merupakan

salah

satu kebutuhan hidup yang

sangat

penting dan

merupakan

salah

satu

mengorganisasi kelas sebagai bagian dari
proses pembelajaran dan siswa sebagai
subyek yang sedang belajar.


faktor penentu dalam upaya peningkatan
sumber

daya

pendidikan
mampu
Perlu

manusia.

Melalui

manusia

dituntut untuk

menghadapi


era globalisasi.

disadari

bahwa

proses

pembelajaran di dalam kelas merupakan
bagian yang sangat penting

dari

pendidikan. Pembelajaran di dalam kelas
yang bermutu tentu akan membuahkan

Hasil observasi di kelas XI IPA
5 SMA Negeri 1 Wonogiri dan wawancara

dengan


memperlihatkan

guru
proses

biologi,
pembelajaran

biologi di kelas masih terpusat pada guru
dan siswa kurang dilibatkan secara aktif
di dalam kelas. Metode yang digunakan
oleh guru adalah metode ceramah. Saat
kegiatan

pembelajaran

guru menjadi

Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi


71

kelas, sehingga

kemudian saling membantu satu sama

pembelajaran dirasa kurang menarik

lain untuk memahami bahan pelajaran

bagi

Hal

melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan

tersebut mengakibatakan siswa menjadi

atau melakukan diskusi. Secara individ-


pasif, kurang kreatif dan interaksi antar

ual

siswa kurang. Keadaan

minggu siswa diberi kuis untuk diambil

pusat perhatian

seperti

di

siswa dan membosankan.

kelas yang

ini merupakan


suatu

proses

setiap

Menurut Slavin (2005:143-147)

Pemilihan metode sangat penting
guru

atau setiap dua

skor perkembangan.

pembelajaran yang tidak baik.

ketika


minggu

menyiapkan

proses

metode Student Teams Achievement Division

(STAD)

terdiri

pembelajaran. Di dalam pembelajaran

komponen utama, yaitu:

kooperatif (Cooperative Learning) tidak

a) Presentasi kelas


hanya mempelajari materi saja, namun

b) Tim

siswa juga mempelajari keterampilan

c) Kuis

khusus

d) Skor kemajuan individual

yang

kooperatif.

disebut

keterampilan


Maka dalam penelitian ini

digunakan metode pembelajaran STAD

dari

lima

e) Penghargaan tim
Metode Penelitian

(Student Teams Achievement Division)
Penelitian ini merupakan peneli

dengan disertai LKS.
STAD dikembangkan oleh Robert
Slavin

dan

teman-temannya

Universitas John

Hopkins dan

satu metode pembelajaran

di
salah

kooperatif

yang paling sederhana. STAD mengacu
pada

belajar kelompok,

menyajikan

informasi akademik baru pada siswa
setiap minggu

dengan

menggunakan

presentasi verbal dan teks. Siswa dalam
suatu

kelas tertentu

kelompok

yang

dipecah menjadi
heterogen dengan

anggota 4-5 orang.
menggunakan

lembar

Anggota tim
kegiatan

atau

perangkat pembelajaran yang lain untuk
menuntaskan materi pelajaran nya dan

tian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang dilakukan oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru bidang studi
yang bersangkutan. Rancangan solusi
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah

berupa

penerapan

metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams

Achievement

Division)

disertai LKS.
Prosedur
yang digunakan
tindakan

dan

langkah-langkah

dalam melaksanakan

ini, yaitu mengikuti

model

yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Mc Taggart dalam Sukardi (2003: 214)
yang berupa model spiral. Perencanaan

72

BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76

Kemmis menggunakan sistem spiral

kepada

refleksi

informasi. Hal ini menyebabkan siswa

diri

yang

rencana, tindakan,
dan

perencanaan

dimulai

dengan

observasi, refleksi
kembali merupakan

suatu dasar pemecahan permasalahan.

guru

kurang

dalam

bisa

kemampuan
masalah,

memperoleh

mengembangkan

dalam

menganalisis

memecahkan

persoalan.

Identifikasi lebih lanjut menunjukkan

Hasil dan Pembahasan

penggunaan metode pembelajaran yang
1. Pra Siklus
Hasil

bervariasi masih belum dilakukan oleh
observasi

kondisi

kelas memperlihatkan
proses

awal

guru

pembelajaran

menggunakan
semua

metode

mengakibatkan siswa terkadang bosan,

dan

adalah

yang terlihat adalah lemahnya interaksi
interaksi

jenuh

dari

dan

kurang

tertarik

dengan

pembelajaran yang dilaksanakan guru di
kelas dan motivasi siswa untuk belajar
juga rendah.
2. Siklus 1

ditandai
Hasil

dengan siswa yang tidak siap apabila
mendapat pertanyaan

dalam

masih

proses terpusat pada guru.

Rendahnya

variasi

metode pembelajaran yang diterapkan

rendahnya tingkat aktivitas siswa,

siswa.

adanya

dalam

ceramah

Permasalahan yang muncul

guru. Belum

guru, dan

observasi

keaktifan siswa dalam

terhadap

diskusi selama

beberapa siswa yang merasa takut untuk

proses pembelajaran keaktifan siswa

mengemukakan pendapat karena takut

sudah terlihat. Keaktifan yang terlihat

dan malu ditertawakan siswa lain.

adalah

guru

tingkat interaksi siswa yang

Pembelajaran yang terpusat pada

meningkat. Siswa berinteraksi

dengan

diskusi untuk menyampaikan pendapat,

kurang

metode ceramah
dilibatkannya

mengakibatkan

siswa kurang

dan
siswa,

terlatih

dalam menganalisis permasalahan

dan

mengusulkan

pemecahan

maupun berdialog
kelompok.

Dengan

masalah

dengan

teman

pemberian

kemampuan siswa dalam memecahkan

permasalahan

persoalan lemah. Kelemahan itu terlihat

pembelajaran

apabila siswa diberi

melakukan analisis masalah agar dapat

hanya

beberapa

pertanyaan guru
siswa yang siap

dicari solusi

oleh

dalam

guru

dalam

menuntut siswa untuk

pemecahannya. Dalam

menjawab

pertanyaan.

Selama

melakukan analisis siswa belajar mandiri

pembelajaran

siswa kurang

mandiri

melalui literatur yang ada berupa buku,

dalam belajar dan

sangat bergantung

makalah maupun informasi dari internet.

Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi

73

metode

proses pembelajaran dan mendukung

pembelajaran STAD mampu menarik

hasil observasi dan angket. Berdasarkan

perhatian

hasil

Adanya

penerapan

dan

minat

siswa terhadap

materi dan proses pembelajaran. Siswa

wawancara

dengan

siswa

menunjukkan sebagian besar siswa
sudah mulai aktif berdiskusi dan

merasa senang dan termotivasi untuk
lebih giat belajar. Selain itu dengan

berinteraksi

penggunaanlembar kerja

dapat

mampu

membantu siswa

mempelajari

mengusulkan solusi masalah. Selain itu

dalam

dan memahami

materi

pelajaran.

walaupun belum

semua

menyampaikan pendapat dan

siswa juga

merasa senang dengan

Dengan kata lain siswa merasa kegiatan

adanya diskusi kelompok, karena bosan

diskusi yang dilakukan dapat membantu

dengan pembelajaran yang dilakukan

dalam belajar, terutama belajar biologi.

oleh guru yang hanya menggunakan

Angket yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah angket terbuka.

metode ceramah,

siswa

mengapa

aktif

Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran di kelas menunjukkan

berdiskusi. Dari angket terlihat adanya

secara

peningkatan

menunjukkan

keaktifan siswa dalam

umum

diskusi dan menunjukkan siswa sangat

diskusi,

antusias

meningkatnya

dengan

adanya

metode

dan

mencatat.

Penggunaan angket ini untuk mengetahui
alasan-alasan

tanya jawab

siswa telah mulai
keaktifan di

dalam

hal ini terlihat dengan
tingkat

interaksi yang

pembelajaran STAD. Para siswa merasa

terjadi antara siswa dengan siswa lain

sangat

di

tertarik

dan

senang

dengan

dalam

kelompok. Para

siswa

kegiatan diskusi karena merasa bahwa

berinteraksi untuk saling tukar pikiran,

diskusi

berbagi informasi dan berusaha untuk

sangat

bermanfaat,

terutama

dapat membantu siswa dalam belajar

menjawab

semua

pertanyaan

juga

diberikan

oleh guru

melalui

mengasah

daya

pikir

untuk

memecahkan masalah. Dengan
diskusi

kelompok para siswa dapat

yang
lembar

kerja.
3. Siklus II

belajar berkumpul dengan teman, saling
bertukar

pikiran,

berbagi

informasi,

meningkatkan motivasi siswa belajar
lebih rajin.
Wawancara dilakukan secara informal untuk menganalisis pelaksanaan

Hasil observasi
menunjukkan

pada siklus II

bahwa

proses

pembelajaran sudah baik dan lancar,
selain itu siswa
dalam pembelajaran.

lebih
Interaksi

antusias
siswa

74

BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76

dalam kelompok sudah berjalan dengan

bersama-sama

baik,

berani dan

masalah. Diskusi dapat mendorong siswa

menyampaikan

untuk lebih rajin belajar mendalami

pendapat. Hal ini disebabkan guru yang

materi karena akan merasa malu jika sa-

memberi dorongan kepada siswa agar

lah dalam memberikan pendapatnya.

lebih

Karena adanya hal tersebut maka dapat

siswa

sudah lebih

percaya diri

untuk

berani

dalam

mengeluarkan

mencari

pemecahan

mendorong siswa untuk lebih aktif dan

pendapat.
Siswa merasa senang dengan

lebih baik dalam melaksanakan diskusi

metode pembelajaran diskusi melalui

dibandingkan

penerapan

menganggap dengan diskusi kelompok

STAD. Siswa lebih

termotivasi

untuk

belajar lebih

giat

dengan siklus

I. Siswa

dapat membantu dalam belajar, terutama

karena malu apabila pendapatnya salah

membantu kesulitan-kesulitan

atau

tidak sesuai. Banyaknya siswa

dalam mempelajari materi, karena dalam

yang

menyampaikan

pendapat dan

diskusi akan terjadi tukar pikiran antar

permasalahan

siswa, dalam hal

memberi

solusi

menunjukkan

siswa dapat

yang

belajar

ini

siswa

siswa

pandai

telah menguasai materi

mandiri. Hasil observasi keaktifan siswa

dapat membantu siswa lain yang belum

dalam diskusi pada siklus II diperoleh

memahami materi.

bahwa

Hasil wawancara dengan siswa

keaktifan siswa dalam diskusi
pada

meningkat.
Hasil

angket

dalam diskusi

keaktifan

siklus

siswa

II tidak jauh

akhir siklus II

keterangan

diperoleh

bahwa dengan penerapan

STAD membuat siswa lebih termotivasi

berbeda dengan hasil angket keaktifan

dalam belajar, siswa merasa tertantang

berdiskusi siklus I. Aspek utama yang

untuk dapat memecahkan masalah yang

dinilai adalah kemampuan siswa dalam

diberikan guru

menyampaikan

materi. Selain itu siswa merasa malu

informasi,

pendapat

sikap

obyektivitas

diskusi,kemampuan siswa

atau
dalam

dalam

menganalisis masalah dan

mencari

apabila

menjadi

diskusi

mempelajari

tidak

dapat

menyampaikan pendapat maupun salah
dalam memberikan pendapat.
Siswa juga merasa senang dengan

solusi suatu masalah.
Siswa

dalam

dengan

aktif

dalam

adanya

penerapan

metode STAD,

berdiskusi, disebabkan karena dengan

karena merupakan hal baru dalam pros-

adanya diskusi dapat berkumpul dengan

es pembelajaran. Karena selama ini guru

temannya, saling bertukar pikiran, dan

dalam mengajar

hanya

menggunakan

Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi

75

metode ceramah dan tanya jawab, hal

bersangkutan.

ini

tersebut maka dapat mendorong siswa

membuat siswa merasa bosan dan

lebih

termotivasi

dalam

semangat

untuk

belajar dan

adanya

hal

untuk mau mengemukakan pendapat

jenuh untuk belajar. Sehingga siswa
menjadi

Dengan

atau pikirannya di dalam kelompok.
Meningkatnya keaktifan

siswa

meningkat

juga didorong oleh guru yang meminta

metode

siswa perwakilan tiap kelompok untuk

ceramah yang selama ini digunakan oleh

menyampaikan atau mempresentasikan

guru.

hasil diskusi kelompok di depan kelas.

belajar

dapat

lebih

dibandingkan dengan

Siswa
adanya

menganggap

penggunaan

media

dengan
dalam

Untuk

setiap

siswa yang

mau

menyampaikan hasil diskusi di depan

pembelajaran yaitu berupa lembar kerja,

kelas guru

akan

memberikan

dapat membantu siswa dalam belajar dan

tambah kepada siswa

memecahkan masalah. Karena di dalam

kepada kelompoknya, sehingga

lembar kerja

terdapat peta konsep

mendorong siswa untuk lebih aktif lagi

materi dan juga pertanyaan-pertanyaan

dalam berdiskusi dan juga mempelajari

yang membantu siswa dalam belajar. Di

materi.

tersebut juga

Berdasarkan

samping itu siswa juga dapat berlatih

nilai

analisis

dapat

data

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

observasi keaktifan siswa dalam diskusi

yang diberikan di dalam lembar kerja

pada pra siklus, siklus I dan siklus II

sehingga bisa meningkatkan pemahaman

terjadi

dan pengetahuan tentang materi terutama

siswa. Peningkatan terjadi pada setiap

dalam pembelajaran biologi.

indikator observasi

Peningkatan
oleh indikator

nilai yang dicapai
tersebut disebabkan

peningkatan

keaktifan diskusi

keaktifan

siswa

dalam diskusi. Penerapan STAD mampu
meningkatkan ketertarikan

siswa

dalam kegiatan

diskusi

terhadap materi pembelajaran, perasaan

memberikan pertanyaan yang

mudah

senang

karena guru

dipahami

dan juga adanya semacam

dengan

metode baru

adanya
dalam

penerapan
pembelajaran

penghargaan kepada siswa yang mampu

sehingga membuat siswa menjadi lebih

menyampaikan

maupun

termotivasi belajar lebih giat. Siswa

memberikan solusi pemecahan masalah

dituntut aktif secara fisik maupun men-

dengan memberi ucapan Terima kasih

tal, keaktifan tersebut berupa keaktifan

atau Selamat, serta ada pemberian nilai

indera, keaktifan emosional dan

tambah

pendapat

kepada

siswa

yang

keaktifan berpikir dalam memecahkan

76

BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76

masalah.

Adanya

hal

ini

menunjukkan penerapan STAD
mampu

meningkatkan

keaktifan

berdiskusi siswa khususnya di kelas XI
IPA 5 SMA Negeri 1 Wonogiri.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan
kelas

melalui

penerapan

metode

pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division) disertai LKS
dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam

berdiskusi

khususnya

dalam

pembelajaran biologi.

Daftar Pustaka
Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson.
1985. Komunikasi Kelompok ProsesProses Diskusi dan Penerapannya.
Jakarta: UI Press.
Hasibuan, J. J. dkk. 2002. Proses Belajar
Mengajar
Keterampilan
Dasar

Pengajaran
Mikro.
Bandung:
Remadja Rosda Karya.
Jacobs, G.M. 2006 .Cooperative Learning in the Thinking Classroom. Paper presented at the International
Conference on Thinking, Singapore.
http:// www.georgejacobs.net. Diakses
tanggal 3 Mei 2009.
Long, Gilbert. A. 2004. Cooperative
Learning: A New Approach. Journal
of Agricultural Education. USA: Utah
State University.
Norman, Dion G. 2005.Using STAD in
an EFL Elementary School Classroom in South Korea: Effects on
Student Achievement,Motivation, and
Attitudes Toward Cooperative Learning. Canada: University of Toronto.
Reese, C., Terri, W. 2007. Teaching Academic Discussion Skills with a Card
Game. Journal of Intercultural Education, Training & Research, University
of Texas at Austin USA.
Rusyan, A. Tabrani, Atang Kusdinar, &
Zainal
Arifin.2000.
Pendekatan
Dalam
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya.