Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Disertai LKS | Alvi Rosyidi | Bio-Pedagogi 5513 11813 1 SM
BIO-PEDAGOGI
Rohmadi
al. – Upaya
Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
Volume 2,etNomor
1
Halaman 70-76
ISSN: 2252-6897
1
April 2013
Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Disertai LKS
Enhancement Students’ Discussion Activity Through Student Teams Achievement Division (STAD)
Cooperative Learning Models with Students’ Worksheet
Tri Rohmadi, Sri Dwi Astuti, Alvi Rosyidi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret,
Email: dwiastuti54@gmail.com
Diterima 6 Januari 2013, disetujui 19 Maret 2013
ABSTRACT- The purpose of this research to enhance students discussion activity by
using of STAD (Student Teams Achievement Division) learning method with worksheets in class XI IPA 1 SMAN 5 Wonogiri 2008/2009 school year. Kind of this research is a classroom action research with the design consisted of two cycles and
each cycle consists four stages includes planning, action, observation and reflection.
The research subject was XI IPA 5 class students of SMAN 1 Wonogiri of 2008/2009
school year. Data collection carried out by observation, questionnaires and interviews.
Analyzing data in this research is using qualitative analysis techniques, which refers to
the interactive analysis model, consists of data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The validation of the data uses triangulation technique. The results of first
cycle showed students discussion activity there has been an increased in but not optimized and continue in second cycle until the target of students discussion activity
has been optimal reached. Based on the research it can be concluded application of
the STAD (Student Teams Achievement Division) learning method with worksheets to
improving student activity in the discussion, especially biology in class XI IPA 1 SMAN
5 Wonogiri 2008/2009 school year.
Key Words: discussion activity, Student Teams Achievement Division
hasil lebih baik. Dalam hal ini guru
Pendahuluan
memiliki peran yang sangat besar dalam
Pendidikan merupakan
salah
satu kebutuhan hidup yang
sangat
penting dan
merupakan
salah
satu
mengorganisasi kelas sebagai bagian dari
proses pembelajaran dan siswa sebagai
subyek yang sedang belajar.
faktor penentu dalam upaya peningkatan
sumber
daya
pendidikan
mampu
Perlu
manusia.
Melalui
manusia
dituntut untuk
menghadapi
era globalisasi.
disadari
bahwa
proses
pembelajaran di dalam kelas merupakan
bagian yang sangat penting
dari
pendidikan. Pembelajaran di dalam kelas
yang bermutu tentu akan membuahkan
Hasil observasi di kelas XI IPA
5 SMA Negeri 1 Wonogiri dan wawancara
dengan
memperlihatkan
guru
proses
biologi,
pembelajaran
biologi di kelas masih terpusat pada guru
dan siswa kurang dilibatkan secara aktif
di dalam kelas. Metode yang digunakan
oleh guru adalah metode ceramah. Saat
kegiatan
pembelajaran
guru menjadi
Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
71
kelas, sehingga
kemudian saling membantu satu sama
pembelajaran dirasa kurang menarik
lain untuk memahami bahan pelajaran
bagi
Hal
melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan
tersebut mengakibatakan siswa menjadi
atau melakukan diskusi. Secara individ-
pasif, kurang kreatif dan interaksi antar
ual
siswa kurang. Keadaan
minggu siswa diberi kuis untuk diambil
pusat perhatian
seperti
di
siswa dan membosankan.
kelas yang
ini merupakan
suatu
proses
setiap
Menurut Slavin (2005:143-147)
Pemilihan metode sangat penting
guru
atau setiap dua
skor perkembangan.
pembelajaran yang tidak baik.
ketika
minggu
menyiapkan
proses
metode Student Teams Achievement Division
(STAD)
terdiri
pembelajaran. Di dalam pembelajaran
komponen utama, yaitu:
kooperatif (Cooperative Learning) tidak
a) Presentasi kelas
hanya mempelajari materi saja, namun
b) Tim
siswa juga mempelajari keterampilan
c) Kuis
khusus
d) Skor kemajuan individual
yang
kooperatif.
disebut
keterampilan
Maka dalam penelitian ini
digunakan metode pembelajaran STAD
dari
lima
e) Penghargaan tim
Metode Penelitian
(Student Teams Achievement Division)
Penelitian ini merupakan peneli
dengan disertai LKS.
STAD dikembangkan oleh Robert
Slavin
dan
teman-temannya
Universitas John
Hopkins dan
satu metode pembelajaran
di
salah
kooperatif
yang paling sederhana. STAD mengacu
pada
belajar kelompok,
menyajikan
informasi akademik baru pada siswa
setiap minggu
dengan
menggunakan
presentasi verbal dan teks. Siswa dalam
suatu
kelas tertentu
kelompok
yang
dipecah menjadi
heterogen dengan
anggota 4-5 orang.
menggunakan
lembar
Anggota tim
kegiatan
atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk
menuntaskan materi pelajaran nya dan
tian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang dilakukan oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru bidang studi
yang bersangkutan. Rancangan solusi
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
berupa
penerapan
metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams
Achievement
Division)
disertai LKS.
Prosedur
yang digunakan
tindakan
dan
langkah-langkah
dalam melaksanakan
ini, yaitu mengikuti
model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Mc Taggart dalam Sukardi (2003: 214)
yang berupa model spiral. Perencanaan
72
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76
Kemmis menggunakan sistem spiral
kepada
refleksi
informasi. Hal ini menyebabkan siswa
diri
yang
rencana, tindakan,
dan
perencanaan
dimulai
dengan
observasi, refleksi
kembali merupakan
suatu dasar pemecahan permasalahan.
guru
kurang
dalam
bisa
kemampuan
masalah,
memperoleh
mengembangkan
dalam
menganalisis
memecahkan
persoalan.
Identifikasi lebih lanjut menunjukkan
Hasil dan Pembahasan
penggunaan metode pembelajaran yang
1. Pra Siklus
Hasil
bervariasi masih belum dilakukan oleh
observasi
kondisi
kelas memperlihatkan
proses
awal
guru
pembelajaran
menggunakan
semua
metode
mengakibatkan siswa terkadang bosan,
dan
adalah
yang terlihat adalah lemahnya interaksi
interaksi
jenuh
dari
dan
kurang
tertarik
dengan
pembelajaran yang dilaksanakan guru di
kelas dan motivasi siswa untuk belajar
juga rendah.
2. Siklus 1
ditandai
Hasil
dengan siswa yang tidak siap apabila
mendapat pertanyaan
dalam
masih
proses terpusat pada guru.
Rendahnya
variasi
metode pembelajaran yang diterapkan
rendahnya tingkat aktivitas siswa,
siswa.
adanya
dalam
ceramah
Permasalahan yang muncul
guru. Belum
guru, dan
observasi
keaktifan siswa dalam
terhadap
diskusi selama
beberapa siswa yang merasa takut untuk
proses pembelajaran keaktifan siswa
mengemukakan pendapat karena takut
sudah terlihat. Keaktifan yang terlihat
dan malu ditertawakan siswa lain.
adalah
guru
tingkat interaksi siswa yang
Pembelajaran yang terpusat pada
meningkat. Siswa berinteraksi
dengan
diskusi untuk menyampaikan pendapat,
kurang
metode ceramah
dilibatkannya
mengakibatkan
siswa kurang
dan
siswa,
terlatih
dalam menganalisis permasalahan
dan
mengusulkan
pemecahan
maupun berdialog
kelompok.
Dengan
masalah
dengan
teman
pemberian
kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahan
persoalan lemah. Kelemahan itu terlihat
pembelajaran
apabila siswa diberi
melakukan analisis masalah agar dapat
hanya
beberapa
pertanyaan guru
siswa yang siap
dicari solusi
oleh
dalam
guru
dalam
menuntut siswa untuk
pemecahannya. Dalam
menjawab
pertanyaan.
Selama
melakukan analisis siswa belajar mandiri
pembelajaran
siswa kurang
mandiri
melalui literatur yang ada berupa buku,
dalam belajar dan
sangat bergantung
makalah maupun informasi dari internet.
Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
73
metode
proses pembelajaran dan mendukung
pembelajaran STAD mampu menarik
hasil observasi dan angket. Berdasarkan
perhatian
hasil
Adanya
penerapan
dan
minat
siswa terhadap
materi dan proses pembelajaran. Siswa
wawancara
dengan
siswa
menunjukkan sebagian besar siswa
sudah mulai aktif berdiskusi dan
merasa senang dan termotivasi untuk
lebih giat belajar. Selain itu dengan
berinteraksi
penggunaanlembar kerja
dapat
mampu
membantu siswa
mempelajari
mengusulkan solusi masalah. Selain itu
dalam
dan memahami
materi
pelajaran.
walaupun belum
semua
menyampaikan pendapat dan
siswa juga
merasa senang dengan
Dengan kata lain siswa merasa kegiatan
adanya diskusi kelompok, karena bosan
diskusi yang dilakukan dapat membantu
dengan pembelajaran yang dilakukan
dalam belajar, terutama belajar biologi.
oleh guru yang hanya menggunakan
Angket yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah angket terbuka.
metode ceramah,
siswa
mengapa
aktif
Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran di kelas menunjukkan
berdiskusi. Dari angket terlihat adanya
secara
peningkatan
menunjukkan
keaktifan siswa dalam
umum
diskusi dan menunjukkan siswa sangat
diskusi,
antusias
meningkatnya
dengan
adanya
metode
dan
mencatat.
Penggunaan angket ini untuk mengetahui
alasan-alasan
tanya jawab
siswa telah mulai
keaktifan di
dalam
hal ini terlihat dengan
tingkat
interaksi yang
pembelajaran STAD. Para siswa merasa
terjadi antara siswa dengan siswa lain
sangat
di
tertarik
dan
senang
dengan
dalam
kelompok. Para
siswa
kegiatan diskusi karena merasa bahwa
berinteraksi untuk saling tukar pikiran,
diskusi
berbagi informasi dan berusaha untuk
sangat
bermanfaat,
terutama
dapat membantu siswa dalam belajar
menjawab
semua
pertanyaan
juga
diberikan
oleh guru
melalui
mengasah
daya
pikir
untuk
memecahkan masalah. Dengan
diskusi
kelompok para siswa dapat
yang
lembar
kerja.
3. Siklus II
belajar berkumpul dengan teman, saling
bertukar
pikiran,
berbagi
informasi,
meningkatkan motivasi siswa belajar
lebih rajin.
Wawancara dilakukan secara informal untuk menganalisis pelaksanaan
Hasil observasi
menunjukkan
pada siklus II
bahwa
proses
pembelajaran sudah baik dan lancar,
selain itu siswa
dalam pembelajaran.
lebih
Interaksi
antusias
siswa
74
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76
dalam kelompok sudah berjalan dengan
bersama-sama
baik,
berani dan
masalah. Diskusi dapat mendorong siswa
menyampaikan
untuk lebih rajin belajar mendalami
pendapat. Hal ini disebabkan guru yang
materi karena akan merasa malu jika sa-
memberi dorongan kepada siswa agar
lah dalam memberikan pendapatnya.
lebih
Karena adanya hal tersebut maka dapat
siswa
sudah lebih
percaya diri
untuk
berani
dalam
mengeluarkan
mencari
pemecahan
mendorong siswa untuk lebih aktif dan
pendapat.
Siswa merasa senang dengan
lebih baik dalam melaksanakan diskusi
metode pembelajaran diskusi melalui
dibandingkan
penerapan
menganggap dengan diskusi kelompok
STAD. Siswa lebih
termotivasi
untuk
belajar lebih
giat
dengan siklus
I. Siswa
dapat membantu dalam belajar, terutama
karena malu apabila pendapatnya salah
membantu kesulitan-kesulitan
atau
tidak sesuai. Banyaknya siswa
dalam mempelajari materi, karena dalam
yang
menyampaikan
pendapat dan
diskusi akan terjadi tukar pikiran antar
permasalahan
siswa, dalam hal
memberi
solusi
menunjukkan
siswa dapat
yang
belajar
ini
siswa
siswa
pandai
telah menguasai materi
mandiri. Hasil observasi keaktifan siswa
dapat membantu siswa lain yang belum
dalam diskusi pada siklus II diperoleh
memahami materi.
bahwa
Hasil wawancara dengan siswa
keaktifan siswa dalam diskusi
pada
meningkat.
Hasil
angket
dalam diskusi
keaktifan
siklus
siswa
II tidak jauh
akhir siklus II
keterangan
diperoleh
bahwa dengan penerapan
STAD membuat siswa lebih termotivasi
berbeda dengan hasil angket keaktifan
dalam belajar, siswa merasa tertantang
berdiskusi siklus I. Aspek utama yang
untuk dapat memecahkan masalah yang
dinilai adalah kemampuan siswa dalam
diberikan guru
menyampaikan
materi. Selain itu siswa merasa malu
informasi,
pendapat
sikap
obyektivitas
diskusi,kemampuan siswa
atau
dalam
dalam
menganalisis masalah dan
mencari
apabila
menjadi
diskusi
mempelajari
tidak
dapat
menyampaikan pendapat maupun salah
dalam memberikan pendapat.
Siswa juga merasa senang dengan
solusi suatu masalah.
Siswa
dalam
dengan
aktif
dalam
adanya
penerapan
metode STAD,
berdiskusi, disebabkan karena dengan
karena merupakan hal baru dalam pros-
adanya diskusi dapat berkumpul dengan
es pembelajaran. Karena selama ini guru
temannya, saling bertukar pikiran, dan
dalam mengajar
hanya
menggunakan
Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
75
metode ceramah dan tanya jawab, hal
bersangkutan.
ini
tersebut maka dapat mendorong siswa
membuat siswa merasa bosan dan
lebih
termotivasi
dalam
semangat
untuk
belajar dan
adanya
hal
untuk mau mengemukakan pendapat
jenuh untuk belajar. Sehingga siswa
menjadi
Dengan
atau pikirannya di dalam kelompok.
Meningkatnya keaktifan
siswa
meningkat
juga didorong oleh guru yang meminta
metode
siswa perwakilan tiap kelompok untuk
ceramah yang selama ini digunakan oleh
menyampaikan atau mempresentasikan
guru.
hasil diskusi kelompok di depan kelas.
belajar
dapat
lebih
dibandingkan dengan
Siswa
adanya
menganggap
penggunaan
media
dengan
dalam
Untuk
setiap
siswa yang
mau
menyampaikan hasil diskusi di depan
pembelajaran yaitu berupa lembar kerja,
kelas guru
akan
memberikan
dapat membantu siswa dalam belajar dan
tambah kepada siswa
memecahkan masalah. Karena di dalam
kepada kelompoknya, sehingga
lembar kerja
terdapat peta konsep
mendorong siswa untuk lebih aktif lagi
materi dan juga pertanyaan-pertanyaan
dalam berdiskusi dan juga mempelajari
yang membantu siswa dalam belajar. Di
materi.
tersebut juga
Berdasarkan
samping itu siswa juga dapat berlatih
nilai
analisis
dapat
data
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
observasi keaktifan siswa dalam diskusi
yang diberikan di dalam lembar kerja
pada pra siklus, siklus I dan siklus II
sehingga bisa meningkatkan pemahaman
terjadi
dan pengetahuan tentang materi terutama
siswa. Peningkatan terjadi pada setiap
dalam pembelajaran biologi.
indikator observasi
Peningkatan
oleh indikator
nilai yang dicapai
tersebut disebabkan
peningkatan
keaktifan diskusi
keaktifan
siswa
dalam diskusi. Penerapan STAD mampu
meningkatkan ketertarikan
siswa
dalam kegiatan
diskusi
terhadap materi pembelajaran, perasaan
memberikan pertanyaan yang
mudah
senang
karena guru
dipahami
dan juga adanya semacam
dengan
metode baru
adanya
dalam
penerapan
pembelajaran
penghargaan kepada siswa yang mampu
sehingga membuat siswa menjadi lebih
menyampaikan
maupun
termotivasi belajar lebih giat. Siswa
memberikan solusi pemecahan masalah
dituntut aktif secara fisik maupun men-
dengan memberi ucapan Terima kasih
tal, keaktifan tersebut berupa keaktifan
atau Selamat, serta ada pemberian nilai
indera, keaktifan emosional dan
tambah
pendapat
kepada
siswa
yang
keaktifan berpikir dalam memecahkan
76
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76
masalah.
Adanya
hal
ini
menunjukkan penerapan STAD
mampu
meningkatkan
keaktifan
berdiskusi siswa khususnya di kelas XI
IPA 5 SMA Negeri 1 Wonogiri.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan
kelas
melalui
penerapan
metode
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division) disertai LKS
dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam
berdiskusi
khususnya
dalam
pembelajaran biologi.
Daftar Pustaka
Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson.
1985. Komunikasi Kelompok ProsesProses Diskusi dan Penerapannya.
Jakarta: UI Press.
Hasibuan, J. J. dkk. 2002. Proses Belajar
Mengajar
Keterampilan
Dasar
Pengajaran
Mikro.
Bandung:
Remadja Rosda Karya.
Jacobs, G.M. 2006 .Cooperative Learning in the Thinking Classroom. Paper presented at the International
Conference on Thinking, Singapore.
http:// www.georgejacobs.net. Diakses
tanggal 3 Mei 2009.
Long, Gilbert. A. 2004. Cooperative
Learning: A New Approach. Journal
of Agricultural Education. USA: Utah
State University.
Norman, Dion G. 2005.Using STAD in
an EFL Elementary School Classroom in South Korea: Effects on
Student Achievement,Motivation, and
Attitudes Toward Cooperative Learning. Canada: University of Toronto.
Reese, C., Terri, W. 2007. Teaching Academic Discussion Skills with a Card
Game. Journal of Intercultural Education, Training & Research, University
of Texas at Austin USA.
Rusyan, A. Tabrani, Atang Kusdinar, &
Zainal
Arifin.2000.
Pendekatan
Dalam
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya.
Rohmadi
al. – Upaya
Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
Volume 2,etNomor
1
Halaman 70-76
ISSN: 2252-6897
1
April 2013
Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Disertai LKS
Enhancement Students’ Discussion Activity Through Student Teams Achievement Division (STAD)
Cooperative Learning Models with Students’ Worksheet
Tri Rohmadi, Sri Dwi Astuti, Alvi Rosyidi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret,
Email: dwiastuti54@gmail.com
Diterima 6 Januari 2013, disetujui 19 Maret 2013
ABSTRACT- The purpose of this research to enhance students discussion activity by
using of STAD (Student Teams Achievement Division) learning method with worksheets in class XI IPA 1 SMAN 5 Wonogiri 2008/2009 school year. Kind of this research is a classroom action research with the design consisted of two cycles and
each cycle consists four stages includes planning, action, observation and reflection.
The research subject was XI IPA 5 class students of SMAN 1 Wonogiri of 2008/2009
school year. Data collection carried out by observation, questionnaires and interviews.
Analyzing data in this research is using qualitative analysis techniques, which refers to
the interactive analysis model, consists of data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The validation of the data uses triangulation technique. The results of first
cycle showed students discussion activity there has been an increased in but not optimized and continue in second cycle until the target of students discussion activity
has been optimal reached. Based on the research it can be concluded application of
the STAD (Student Teams Achievement Division) learning method with worksheets to
improving student activity in the discussion, especially biology in class XI IPA 1 SMAN
5 Wonogiri 2008/2009 school year.
Key Words: discussion activity, Student Teams Achievement Division
hasil lebih baik. Dalam hal ini guru
Pendahuluan
memiliki peran yang sangat besar dalam
Pendidikan merupakan
salah
satu kebutuhan hidup yang
sangat
penting dan
merupakan
salah
satu
mengorganisasi kelas sebagai bagian dari
proses pembelajaran dan siswa sebagai
subyek yang sedang belajar.
faktor penentu dalam upaya peningkatan
sumber
daya
pendidikan
mampu
Perlu
manusia.
Melalui
manusia
dituntut untuk
menghadapi
era globalisasi.
disadari
bahwa
proses
pembelajaran di dalam kelas merupakan
bagian yang sangat penting
dari
pendidikan. Pembelajaran di dalam kelas
yang bermutu tentu akan membuahkan
Hasil observasi di kelas XI IPA
5 SMA Negeri 1 Wonogiri dan wawancara
dengan
memperlihatkan
guru
proses
biologi,
pembelajaran
biologi di kelas masih terpusat pada guru
dan siswa kurang dilibatkan secara aktif
di dalam kelas. Metode yang digunakan
oleh guru adalah metode ceramah. Saat
kegiatan
pembelajaran
guru menjadi
Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
71
kelas, sehingga
kemudian saling membantu satu sama
pembelajaran dirasa kurang menarik
lain untuk memahami bahan pelajaran
bagi
Hal
melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan
tersebut mengakibatakan siswa menjadi
atau melakukan diskusi. Secara individ-
pasif, kurang kreatif dan interaksi antar
ual
siswa kurang. Keadaan
minggu siswa diberi kuis untuk diambil
pusat perhatian
seperti
di
siswa dan membosankan.
kelas yang
ini merupakan
suatu
proses
setiap
Menurut Slavin (2005:143-147)
Pemilihan metode sangat penting
guru
atau setiap dua
skor perkembangan.
pembelajaran yang tidak baik.
ketika
minggu
menyiapkan
proses
metode Student Teams Achievement Division
(STAD)
terdiri
pembelajaran. Di dalam pembelajaran
komponen utama, yaitu:
kooperatif (Cooperative Learning) tidak
a) Presentasi kelas
hanya mempelajari materi saja, namun
b) Tim
siswa juga mempelajari keterampilan
c) Kuis
khusus
d) Skor kemajuan individual
yang
kooperatif.
disebut
keterampilan
Maka dalam penelitian ini
digunakan metode pembelajaran STAD
dari
lima
e) Penghargaan tim
Metode Penelitian
(Student Teams Achievement Division)
Penelitian ini merupakan peneli
dengan disertai LKS.
STAD dikembangkan oleh Robert
Slavin
dan
teman-temannya
Universitas John
Hopkins dan
satu metode pembelajaran
di
salah
kooperatif
yang paling sederhana. STAD mengacu
pada
belajar kelompok,
menyajikan
informasi akademik baru pada siswa
setiap minggu
dengan
menggunakan
presentasi verbal dan teks. Siswa dalam
suatu
kelas tertentu
kelompok
yang
dipecah menjadi
heterogen dengan
anggota 4-5 orang.
menggunakan
lembar
Anggota tim
kegiatan
atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk
menuntaskan materi pelajaran nya dan
tian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang dilakukan oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru bidang studi
yang bersangkutan. Rancangan solusi
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
berupa
penerapan
metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Teams
Achievement
Division)
disertai LKS.
Prosedur
yang digunakan
tindakan
dan
langkah-langkah
dalam melaksanakan
ini, yaitu mengikuti
model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Mc Taggart dalam Sukardi (2003: 214)
yang berupa model spiral. Perencanaan
72
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76
Kemmis menggunakan sistem spiral
kepada
refleksi
informasi. Hal ini menyebabkan siswa
diri
yang
rencana, tindakan,
dan
perencanaan
dimulai
dengan
observasi, refleksi
kembali merupakan
suatu dasar pemecahan permasalahan.
guru
kurang
dalam
bisa
kemampuan
masalah,
memperoleh
mengembangkan
dalam
menganalisis
memecahkan
persoalan.
Identifikasi lebih lanjut menunjukkan
Hasil dan Pembahasan
penggunaan metode pembelajaran yang
1. Pra Siklus
Hasil
bervariasi masih belum dilakukan oleh
observasi
kondisi
kelas memperlihatkan
proses
awal
guru
pembelajaran
menggunakan
semua
metode
mengakibatkan siswa terkadang bosan,
dan
adalah
yang terlihat adalah lemahnya interaksi
interaksi
jenuh
dari
dan
kurang
tertarik
dengan
pembelajaran yang dilaksanakan guru di
kelas dan motivasi siswa untuk belajar
juga rendah.
2. Siklus 1
ditandai
Hasil
dengan siswa yang tidak siap apabila
mendapat pertanyaan
dalam
masih
proses terpusat pada guru.
Rendahnya
variasi
metode pembelajaran yang diterapkan
rendahnya tingkat aktivitas siswa,
siswa.
adanya
dalam
ceramah
Permasalahan yang muncul
guru. Belum
guru, dan
observasi
keaktifan siswa dalam
terhadap
diskusi selama
beberapa siswa yang merasa takut untuk
proses pembelajaran keaktifan siswa
mengemukakan pendapat karena takut
sudah terlihat. Keaktifan yang terlihat
dan malu ditertawakan siswa lain.
adalah
guru
tingkat interaksi siswa yang
Pembelajaran yang terpusat pada
meningkat. Siswa berinteraksi
dengan
diskusi untuk menyampaikan pendapat,
kurang
metode ceramah
dilibatkannya
mengakibatkan
siswa kurang
dan
siswa,
terlatih
dalam menganalisis permasalahan
dan
mengusulkan
pemecahan
maupun berdialog
kelompok.
Dengan
masalah
dengan
teman
pemberian
kemampuan siswa dalam memecahkan
permasalahan
persoalan lemah. Kelemahan itu terlihat
pembelajaran
apabila siswa diberi
melakukan analisis masalah agar dapat
hanya
beberapa
pertanyaan guru
siswa yang siap
dicari solusi
oleh
dalam
guru
dalam
menuntut siswa untuk
pemecahannya. Dalam
menjawab
pertanyaan.
Selama
melakukan analisis siswa belajar mandiri
pembelajaran
siswa kurang
mandiri
melalui literatur yang ada berupa buku,
dalam belajar dan
sangat bergantung
makalah maupun informasi dari internet.
Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
73
metode
proses pembelajaran dan mendukung
pembelajaran STAD mampu menarik
hasil observasi dan angket. Berdasarkan
perhatian
hasil
Adanya
penerapan
dan
minat
siswa terhadap
materi dan proses pembelajaran. Siswa
wawancara
dengan
siswa
menunjukkan sebagian besar siswa
sudah mulai aktif berdiskusi dan
merasa senang dan termotivasi untuk
lebih giat belajar. Selain itu dengan
berinteraksi
penggunaanlembar kerja
dapat
mampu
membantu siswa
mempelajari
mengusulkan solusi masalah. Selain itu
dalam
dan memahami
materi
pelajaran.
walaupun belum
semua
menyampaikan pendapat dan
siswa juga
merasa senang dengan
Dengan kata lain siswa merasa kegiatan
adanya diskusi kelompok, karena bosan
diskusi yang dilakukan dapat membantu
dengan pembelajaran yang dilakukan
dalam belajar, terutama belajar biologi.
oleh guru yang hanya menggunakan
Angket yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah angket terbuka.
metode ceramah,
siswa
mengapa
aktif
Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran di kelas menunjukkan
berdiskusi. Dari angket terlihat adanya
secara
peningkatan
menunjukkan
keaktifan siswa dalam
umum
diskusi dan menunjukkan siswa sangat
diskusi,
antusias
meningkatnya
dengan
adanya
metode
dan
mencatat.
Penggunaan angket ini untuk mengetahui
alasan-alasan
tanya jawab
siswa telah mulai
keaktifan di
dalam
hal ini terlihat dengan
tingkat
interaksi yang
pembelajaran STAD. Para siswa merasa
terjadi antara siswa dengan siswa lain
sangat
di
tertarik
dan
senang
dengan
dalam
kelompok. Para
siswa
kegiatan diskusi karena merasa bahwa
berinteraksi untuk saling tukar pikiran,
diskusi
berbagi informasi dan berusaha untuk
sangat
bermanfaat,
terutama
dapat membantu siswa dalam belajar
menjawab
semua
pertanyaan
juga
diberikan
oleh guru
melalui
mengasah
daya
pikir
untuk
memecahkan masalah. Dengan
diskusi
kelompok para siswa dapat
yang
lembar
kerja.
3. Siklus II
belajar berkumpul dengan teman, saling
bertukar
pikiran,
berbagi
informasi,
meningkatkan motivasi siswa belajar
lebih rajin.
Wawancara dilakukan secara informal untuk menganalisis pelaksanaan
Hasil observasi
menunjukkan
pada siklus II
bahwa
proses
pembelajaran sudah baik dan lancar,
selain itu siswa
dalam pembelajaran.
lebih
Interaksi
antusias
siswa
74
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76
dalam kelompok sudah berjalan dengan
bersama-sama
baik,
berani dan
masalah. Diskusi dapat mendorong siswa
menyampaikan
untuk lebih rajin belajar mendalami
pendapat. Hal ini disebabkan guru yang
materi karena akan merasa malu jika sa-
memberi dorongan kepada siswa agar
lah dalam memberikan pendapatnya.
lebih
Karena adanya hal tersebut maka dapat
siswa
sudah lebih
percaya diri
untuk
berani
dalam
mengeluarkan
mencari
pemecahan
mendorong siswa untuk lebih aktif dan
pendapat.
Siswa merasa senang dengan
lebih baik dalam melaksanakan diskusi
metode pembelajaran diskusi melalui
dibandingkan
penerapan
menganggap dengan diskusi kelompok
STAD. Siswa lebih
termotivasi
untuk
belajar lebih
giat
dengan siklus
I. Siswa
dapat membantu dalam belajar, terutama
karena malu apabila pendapatnya salah
membantu kesulitan-kesulitan
atau
tidak sesuai. Banyaknya siswa
dalam mempelajari materi, karena dalam
yang
menyampaikan
pendapat dan
diskusi akan terjadi tukar pikiran antar
permasalahan
siswa, dalam hal
memberi
solusi
menunjukkan
siswa dapat
yang
belajar
ini
siswa
siswa
pandai
telah menguasai materi
mandiri. Hasil observasi keaktifan siswa
dapat membantu siswa lain yang belum
dalam diskusi pada siklus II diperoleh
memahami materi.
bahwa
Hasil wawancara dengan siswa
keaktifan siswa dalam diskusi
pada
meningkat.
Hasil
angket
dalam diskusi
keaktifan
siklus
siswa
II tidak jauh
akhir siklus II
keterangan
diperoleh
bahwa dengan penerapan
STAD membuat siswa lebih termotivasi
berbeda dengan hasil angket keaktifan
dalam belajar, siswa merasa tertantang
berdiskusi siklus I. Aspek utama yang
untuk dapat memecahkan masalah yang
dinilai adalah kemampuan siswa dalam
diberikan guru
menyampaikan
materi. Selain itu siswa merasa malu
informasi,
pendapat
sikap
obyektivitas
diskusi,kemampuan siswa
atau
dalam
dalam
menganalisis masalah dan
mencari
apabila
menjadi
diskusi
mempelajari
tidak
dapat
menyampaikan pendapat maupun salah
dalam memberikan pendapat.
Siswa juga merasa senang dengan
solusi suatu masalah.
Siswa
dalam
dengan
aktif
dalam
adanya
penerapan
metode STAD,
berdiskusi, disebabkan karena dengan
karena merupakan hal baru dalam pros-
adanya diskusi dapat berkumpul dengan
es pembelajaran. Karena selama ini guru
temannya, saling bertukar pikiran, dan
dalam mengajar
hanya
menggunakan
Rohmadi et al. – Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Diskusi
75
metode ceramah dan tanya jawab, hal
bersangkutan.
ini
tersebut maka dapat mendorong siswa
membuat siswa merasa bosan dan
lebih
termotivasi
dalam
semangat
untuk
belajar dan
adanya
hal
untuk mau mengemukakan pendapat
jenuh untuk belajar. Sehingga siswa
menjadi
Dengan
atau pikirannya di dalam kelompok.
Meningkatnya keaktifan
siswa
meningkat
juga didorong oleh guru yang meminta
metode
siswa perwakilan tiap kelompok untuk
ceramah yang selama ini digunakan oleh
menyampaikan atau mempresentasikan
guru.
hasil diskusi kelompok di depan kelas.
belajar
dapat
lebih
dibandingkan dengan
Siswa
adanya
menganggap
penggunaan
media
dengan
dalam
Untuk
setiap
siswa yang
mau
menyampaikan hasil diskusi di depan
pembelajaran yaitu berupa lembar kerja,
kelas guru
akan
memberikan
dapat membantu siswa dalam belajar dan
tambah kepada siswa
memecahkan masalah. Karena di dalam
kepada kelompoknya, sehingga
lembar kerja
terdapat peta konsep
mendorong siswa untuk lebih aktif lagi
materi dan juga pertanyaan-pertanyaan
dalam berdiskusi dan juga mempelajari
yang membantu siswa dalam belajar. Di
materi.
tersebut juga
Berdasarkan
samping itu siswa juga dapat berlatih
nilai
analisis
dapat
data
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
observasi keaktifan siswa dalam diskusi
yang diberikan di dalam lembar kerja
pada pra siklus, siklus I dan siklus II
sehingga bisa meningkatkan pemahaman
terjadi
dan pengetahuan tentang materi terutama
siswa. Peningkatan terjadi pada setiap
dalam pembelajaran biologi.
indikator observasi
Peningkatan
oleh indikator
nilai yang dicapai
tersebut disebabkan
peningkatan
keaktifan diskusi
keaktifan
siswa
dalam diskusi. Penerapan STAD mampu
meningkatkan ketertarikan
siswa
dalam kegiatan
diskusi
terhadap materi pembelajaran, perasaan
memberikan pertanyaan yang
mudah
senang
karena guru
dipahami
dan juga adanya semacam
dengan
metode baru
adanya
dalam
penerapan
pembelajaran
penghargaan kepada siswa yang mampu
sehingga membuat siswa menjadi lebih
menyampaikan
maupun
termotivasi belajar lebih giat. Siswa
memberikan solusi pemecahan masalah
dituntut aktif secara fisik maupun men-
dengan memberi ucapan Terima kasih
tal, keaktifan tersebut berupa keaktifan
atau Selamat, serta ada pemberian nilai
indera, keaktifan emosional dan
tambah
pendapat
kepada
siswa
yang
keaktifan berpikir dalam memecahkan
76
BIO-PEDAGOGI Vol.2, No.1, hal. 70-76
masalah.
Adanya
hal
ini
menunjukkan penerapan STAD
mampu
meningkatkan
keaktifan
berdiskusi siswa khususnya di kelas XI
IPA 5 SMA Negeri 1 Wonogiri.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan
kelas
melalui
penerapan
metode
pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division) disertai LKS
dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam
berdiskusi
khususnya
dalam
pembelajaran biologi.
Daftar Pustaka
Goldberg, Alvin A dan Carl E. Larson.
1985. Komunikasi Kelompok ProsesProses Diskusi dan Penerapannya.
Jakarta: UI Press.
Hasibuan, J. J. dkk. 2002. Proses Belajar
Mengajar
Keterampilan
Dasar
Pengajaran
Mikro.
Bandung:
Remadja Rosda Karya.
Jacobs, G.M. 2006 .Cooperative Learning in the Thinking Classroom. Paper presented at the International
Conference on Thinking, Singapore.
http:// www.georgejacobs.net. Diakses
tanggal 3 Mei 2009.
Long, Gilbert. A. 2004. Cooperative
Learning: A New Approach. Journal
of Agricultural Education. USA: Utah
State University.
Norman, Dion G. 2005.Using STAD in
an EFL Elementary School Classroom in South Korea: Effects on
Student Achievement,Motivation, and
Attitudes Toward Cooperative Learning. Canada: University of Toronto.
Reese, C., Terri, W. 2007. Teaching Academic Discussion Skills with a Card
Game. Journal of Intercultural Education, Training & Research, University
of Texas at Austin USA.
Rusyan, A. Tabrani, Atang Kusdinar, &
Zainal
Arifin.2000.
Pendekatan
Dalam
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remadja Karya.