Nilai Budaya Yang Terdapat Pada Ungkapan Lingual Dalam Tradisi Suroan Adat Jawa di Dusun Namu Uncim B: Kajian Antropolinguistik

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Ungkapan adalah aspek fonologis atau grafemis dari unsur bahasa yang mendukung

makna. Bahasa bersifat abstrak, bahasa itu adanya hanya dalam pemakaian (Sudaryanto,
1983:162). Bahasa dapat dikenali lewat wujud konkretnya. Wujud konkret bahasa itu adalah
satuan-satuan lingual atau satuan-satuan kebahasaan. Satuan lingual adalah satuan yang
mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal (lih. Ramlan, 1985:27). Satuan
lingual itu merupakan satuan dalam struktur bahasa (Kridalaksana, 1989:148). Satuan lingual itu
antara lain berwujud kata, kalimat, frasa, dan morfem. Jadi, satuan-satuan lingual itulah yang
merupakan objek sasaran konkret linguistik. Bahasa juga merupakan unsur dari kebudayaan
manusia. Bahasa dan budaya juga dipahami aktualitasnya saling berdampingan karena keduanya
merupakan ekspresi verbal dan nonverbal dalam kehidupan manusia.
Peran bahasa dalam antropolinguistik dikaitkan dengan peran bahasa dalam seluk beluk
kehidupan manusia. Kebudayaan merupakan aspek yang dominan dalam kehidupan manusia.
Studi bahasa ini disebut dengan memahami seluk-beluk dari kajian bahasa atau memahami
kebudayaan dari sudut pandang bahasa.
Kebudayaan terdiri atas nilai-nilai, kepercayaan, dan persepsi abstrak tentang jagat raya

yang berada dibalik, dan tercermin dalam perilaku manusia. Nilai budaya merupakan suatu
gejala abstrak, ideal, dan tidak inderawi atau kasat mata. Nilai budaya hanya bisa diketahui
melalui pemahaman dan penafsiran tindakan, perbuataan, dan tuturan manusia. (Mahsun,
2001:2)
Nilai adalah sesuatu yang menyangkut baik dan buruk. Pepper (dalam Djajasudarma
1997:12) menyatakan bahwa batasan nilai mengacu pada minat, kesukaan, pilihan, tugas,
kewajiban, agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, atraksi, perasaan, dan orientasi
seleksinya. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang baik dan buruk dapat disebut dengan nilai.
Sistem nilai merupakan pedoman yang dianut oleh setiap anggota masyarakat terutama dalam
bersikap dan berperilaku. Djajasudarma (1997:13) mengemukakan bahwa sistem nilai begitu
kuat, meresap, dan berakar di dalam jiwa masyarakat sehingga sulit diganti dan diubah dalam

1
Universitas Sumatera Utara

waktu yang singkat. Dalam kaitannya dengan ini penulis ingin melihat bagaimana sistem nilai
kebudayaan dalam ungkapan lingual tradisi suroan adat Jawa di Dusun Namu Uncim B.
Hubungan bahasa dengan kebudayaan dikaitkanlebih erat lagi bahwa bahasa (LeviStrauss, 1972:68) dalam Sibarani (2004:62) merupakan hasil kebudayaan.Artinya, bahasa yang
dipergunakan atau diucapkan oleh suatu kelompok masyarakat adalah suatu refleksi atau cermin
keseluruhan kebudayaan masyarakat tersebut. Pada pelaksanaan upacara ritual dalam suatu

kebudayaan tertentu, selalu ada interaksi manusia yang membutuhkan komunikasi dan ada juga
ungkapan ritual, yang masing-masing menggunakan bahasa. Peristiwa budaya semacam itu akan
menghasilkan ungkapan lingual. Misalnya tradisi suroan dalam masyarakat Jawa.
Suro adalah awal tahun Muharam, tahun Islam yang telah ditranskulturisasi dengan
tradisi ritual Jawa kuno. Suro menjadi bagian penting dari sebuah siklus kehidupan manusia.
Bagi masyarakat Jawa, bulan pertama pada penanggalan Jawa mempunyai keistimewaan dan
orang Jawa menyambut tahun baru dengan prihatin seperti berpuasa dan melakukan tirakat
terlebih dahulu. Masyarakat Jawa selalu berkeyakinan kurang baik melakukan suatu hajat pada
bulan suro dan sebaliknya, masyarakat Jawa berkeyakinan pada bulan suro ini masyarakat Jawa
dianjurkan untuk melakukan laku prihatin menjelang malam pergantian Tahun Baru Jawa 1 Suro
(Purwadi, 2005:23).

Tradisi Suroan ini menjadi menarik untuk diteliti karena melihat di era modern sekarang,
ketika perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju, namun upacara-upacara
ritual atau tradisi masih dipegang teguh dan masih tetap berlangsung. Pada umumnya tradisi
malam satu suro atau suroan merupakan adat istiadat yang dilaksanakan setiap bulan Suro atau
bulan Muharram dalam Islam. Kegiatan tersebut merupakan tradisi yang sudah melekat dan
akrab pada masyarakat tertentu khususnya pada masyarakat Jawa yang berada di daerah Namu
Uncim B, kecamatan Salapian, kabupaten Langkat. Masyarakat di sana memberi pandangan
bulan suro sebagai bulan sakral dan memiliki nilai tersendiri.

Pada umumnya masyarakat Jawa di Dusun Namu Uncim B percaya bahwa tradisi Suroan
adalah sebagai penghormatan kepada leluhur desa, juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan nikmatnya. Berdasarkan pengamatan peneliti,
masyarakat Jawa di Dusun Namu Uncim B masih melaksanakan tradisi suroan setiap tahunnya.
2
Universitas Sumatera Utara

Pemilihan Dusun Namu Uncim B sebagai lokasi penelitian dikarenakan (1) Dusun Namu Uncim
B mayoritas pendudukannya bersuku Jawa, (2) dusun tersebut menggunakan bahasa Jawa
sebagai sarana komunikasi masyarakat setempat, dan (3) Dusun Namu Uncim B ini merupakan
dusun tempat tinggal penulis, sehingga dusun mudah dijangkau. Luasnya sistem bahasa yang
ada, maka pada penelitian ini dibatasi tentang nilai budaya dalam ungkapan lingual tradisi
suroan masyarakat Jawa di Dusun Namu Uncim B untuk melihat fungsi serta nilai dan norma.
Untuk melihat adanya makna dan fungsi serta nilai dan norma pada tradisi suroan ada
enam hal yang harus dipedomani dalam mendefenisikan kebudayaan, yakni (1) segala kebiasaan
yang dimiliki kelompok masyarakat, (2) pengetahuan yang ditransmisi dan dikomunikasikan
secara sosial. (3) tercermin dalam ide, tindakan, dan hasil karya manusia, (4) pedoman untuk
memahami lingkungan manusia dan untuk berinteraksi dalam kehidupan masyarakat, (5) harus
dipelajari, dan (6) menyejaterahkan atau membahagiakan masyarakat pendukungnya. Dengan
demikian, kebudayaan dalam pengetahuan pengetahuan, tindakan, dan hasil karyanya sebagai

mahluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan hidupnya (Sibarani, 2004:5).
Sibarani (2012:179) mengatakan bahawa nilai dan norma budaya merupakan konsepsikonsepsi yang ada dalam alam pikiran sebagaian besar komunitas tentang kebudayaan yang
mereka anggap baik atau benar. Nilai dan norma budaya bukan bersifat konsepsi pribadi,
melainkan konsepsi bersama warga komunitas; ada sitem bersama komunitas untuk menentukan
nilai dan norma pada suatu tradisi. Lebih lanjut Kluckohn dalam Sibarani (2012:180)
mengatakan bahwa nilai dan norma budaya adalah konsepsi umum yang terorganisasi,
mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dengan alam,
hubungan orang dengan orang, dan hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin bertalian
dengan hubungan antara orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
Dalam pelaksanaan upacara tradisi suroan, masyarakat percaya bahwa melalui upacara
ini para leluhur akan memberikan keselamatan, ketentraman, dan perlindungan kepada meraka.
Tradisi ini juga memeliki makna yang sakral dan dirasa perlu dipahami oleh masyarakat adat
Jawa khususnya di Dusun Namu Uncim B.

3
Universitas Sumatera Utara

1.2


Rumusan Masalah
Masalah adalah konsentrasi penalaran, titik tolak, dan fokus penelitian. (Mbete, 2013:11).

Masalah penelitian terkesan dan terungakap secara lebih tajam jika dirumuskan dengan kalimat
tanya. Dengan demikian berdasarkan keterangan diatas dan sesuai dengan latar belakang yang
peneliti gunakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Dalam bentuk lingual apa sajakah tradisi suroan adat Jawa di Dusun Namu Uncim B
diungkapkan ?
2. Bagaimanakah nilai budaya yang terdapat pada ungkapan lingual dalam tradisi suroan
adat Jawa di Dusun Namu Uncim B ?
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan apa saja bentuk lingual dalam nilai budaya tradisi suroan adat Jawa di
Dusun Namu Uncim B ?
2. Menjelaskan nilai budaya yang terdapat pada ungkapan lingual dalam tradisi suroan adat
Jawa di Dusun Namu Uncim B ?

1.4


Ruang Lingkup
Penelitian ini berjudul “Nilai Budaya Yang Terdapat Pada Ungkapan Lingual Dalam

Tradisi Suroan Adat Jawa di Dusun Namu Uncim B: Kajian Antropolinguistik” yang berfokus
pada kajian bahasa untuk mendeskripsikan kebudayaan masyarakat Jawa di Dusun Namu Uncim
B yang dilakukan dengan cara menganalisis bentuk ungkapan lingual di dalam tradisi suroan.

4
Universitas Sumatera Utara

1.5

Manfaat
Penelitian ini akan mendeskripsikan sebuah tradisi suroan yang menjadi kebudayaan

dalam masyarakat Jawa khususnya masyarakat Jawa di Dusun Namu Uncim B. melalui
ungkapan lingual yang digunakan. Diharapkan hal tersebut dapat memberikan manfaat baik
secara teoretis maupun manfaat secara praktis.


1.5.1

Manfaat Teoretis
Adapun manfaat teoretis yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu,

1. Untuk memberikan informasi serta mengembangkan ilmu terutama dalam bidang
linguistik dan antropologi.
2. Dapat menjadi referensi bagi peneliti atau peminat yang ingin mengkaji antropolinguistik
3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimanakah tradisi
suroan masyarakat Jawa di Dusun Namu Uncim B, sehingga dapat mendukung
pelestarian dan kelangsungan hidup kebudayaan tersebut di daerah setempat.
1.5.2

Manfaat Praktis

1. Memberikan pengetahuan umum tentang bagaimana kebudayaan masyarakat Jawa
melalui tradisi suroan.
2. Sebagai dokumentasi, untuk keperluan masyarakat Jawa di Dusun Namu Uncim B, Desa
Naman Jahe, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat.


5
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Nilai Budaya dalam Leksikon Erpangir Ku Lau Tradisi Suku Karo (Kajian Antropolinguistik)

3 95 13

PENDAHULUAN POLITIK IDENTITAS JAWA-CINA Kajian Atas Ungkapan Tradisional “Jawa Safar Cina Sajadah” Yang Terdapat Pada Tradisi Lisan Jawa.

0 13 55

DESKRIPSI SUBYEK PENELITIAN POLITIK IDENTITAS JAWA-CINA Kajian Atas Ungkapan Tradisional “Jawa Safar Cina Sajadah” Yang Terdapat Pada Tradisi Lisan Jawa.

0 36 80

NILAI-NILAI RELIGIUS YANG TERKANDUNG DALAM TRADISI Nilai-Nilai Religius Yang Terkandung Dalam Tradisi Temu Manten Pada Upacara Perkawinan Adat Jawa ( Studi Kasus di Dusun Tanduran Desa Jatisari Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri).

1 1 18

NILAI-NILAI RELIGIUS YANG TERKANDUNG DALAM TRADISI Nilai-Nilai Religius Yang Terkandung Dalam Tradisi Temu Manten Pada Upacara Perkawinan Adat Jawa ( Studi Kasus di Dusun Tanduran Desa Jatisari Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri).

0 2 12

Nilai Budaya Yang Terdapat Pada Ungkapan Lingual Dalam Tradisi Suroan Adat Jawa di Dusun Namu Uncim B: Kajian Antropolinguistik

0 0 2

Nilai Budaya Yang Terdapat Pada Ungkapan Lingual Dalam Tradisi Suroan Adat Jawa di Dusun Namu Uncim B: Kajian Antropolinguistik

0 0 4

Nilai Budaya Yang Terdapat Pada Ungkapan Lingual Dalam Tradisi Suroan Adat Jawa di Dusun Namu Uncim B: Kajian Antropolinguistik

0 0 1

Nilai Budaya Yang Terdapat Pada Ungkapan Lingual Dalam Tradisi Suroan Adat Jawa di Dusun Namu Uncim B: Kajian Antropolinguistik

0 0 9

Nilai-Nilai Tradisi Lisan Dalam Budaya Jawa

0 0 13