Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Rehabilitasi Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten Kota D.I Pekan Dolok) Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

JENIS PENELITIAN
Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian

kuantitatif. Karena, penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan
melalui teknik pengukuraan yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu,
sehingga menghasilkan

simpulan-simpulan

yang dapat

digeneralisasikan.

Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk mengembangkan teori
dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengukuran disertai analisis secara statis di
dalam penelitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif.
Selain itu berdasarkan fungsinya, penelitian ini juga termasuk kedalam
penelitian jenis studi kasus. Karena studi kasus pada dasarnya mempelajari secara
intensif seorang individu, kelompok atau lembaga yang dianggap memiliki atau
mengalami kasus tertentu. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari
secara mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup lama tentang sesuatu
kasus sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya. Mendalam, artinya
mengungkap dan menggali data secara mendalam dan menganalisis secara intensif
faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut.

56
Universitas Sumatera Utara

3.2

LOKASI DAN WAKTU PROYEK
Proyek konstruksi Rehabilitasi / Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur

Irigasi Daerah Lintas Kabupaten / Kota D.I Pekan Dolok berada di D.I Pekan
Dolok Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Berdagai Provinsi

Sumatera Utara. Berlangsung sejak bulan agustus 2016 sampai dengan desember
2016.
3.3

SUMBER DATA
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada.

Dalam penelitian ini, digunakan data dari kedua sumber tersebut.

1. Data Primer

Yaitu berupa hasil wawancara tidak terstruktur dengan beberapa sumber
dilapangan yaitu proyek manager dan site manager.

2. Data Sekunder


Yaitu berupa

a. Data time schedule,dan
b. RAB.

57
Universitas Sumatera Utara

3.4
3.4.1

PROSES PENGOLAHAN DATA
Perhitungan dan Analisis Data

Dari data RAB didapat besarnya volume setiap pekerjaan. Dengan
menggunakan volume pekerjaan yang ada dan satuan harga SNI didapatlah
durasi tiap pekerjaan dari proyek konstruksi.Dengan data durasi yang
didapat maka bisa dibuat time schedule dari proyek konstruksi tersebut.

3.4.2


Perhitungan dengan Metode CPM
Tabel 3.1 Perhitungan dengan metode CPM
No.

Kegiatan
Pembuatan diagram network AOA (Activity On Arrow)


Penentuan urutan kegiatan



Perhitungan durasi kerja

1.

Perhitungan EET (Earliest Event Time)

2.




Perhitungan kedepan (Forward Analysis)



Apabila ada dua kegiatan yang menuju pada satu
peristiwa yang sama,maka diambil nilai EET terbesar.

Perhitungan LET (Latest Event Time)

3.



Perhitungan kebelakang (Backward Analysis)




Apabila ada dua kegiatan yang keluar dari satu
peristiwa yang sama,maka diambil nilai LET terkecil.

58
Universitas Sumatera Utara

Metode CPM

No.
Perhitungan Float


Total Float = LETj – L –EETi



Free Float = EETj – l – EETi

4.


Menentukan jalur kritis


Kegiatan dengan nilai Total Float dan Free Float = 0

5.
adalah kegiatan yang berada dilintasan kritis.

3.3.3

Perhitungan dengan Metode PERT
Tabel 3.1 Perhitungan dengan metode PERT
No.

Metode PERT

Perhitungan durasi tad an tb
1.




Diambil dari hasil wawancara dengan beberapa
sumber dilapangan.

Perhitungan durasi tm
2.



Menggunakan durasi pada metode CPM

59
Universitas Sumatera Utara

Metode PERT

No.
Perhitungan te
3.




te (expected time) =

ta +4tm +tb
6

Perhitungan Varians
4.



Varians =

(tb −ta )2
36

Menentukan jalur kritis



Kegiatan yang memiliki nilai EET = LET adalah

5.
kegiatan yang berada dijalur kritis.

Perhitungan sd
6.



Sd (Standard Deviasi) =

Perhitungan probabilitas


∑varians kegiatan kritis

Menghitung jumlah durasi te semua kegiatan yang
berada dijalur kritis.



7.

Menentukan nilai Tx atau durasi rencana yang kita
inginkan.
�−�



Menghitung nilai normal-z-value =



Menentukan probabilitas dengan menggunakan
z-table.

60
Universitas Sumatera Utara

3.5

FLOWCHART
MULAI
JUDUL
Perumusan Masalah
Pembatasan Masalah
Pengumpulan Data
Studi Lapangan

Studi Literatur

Data Sekunder

Data Primer

Time schedule
RAB

Durasi ta
Durasi tb

Durasi Kerja

tm

Perhitungan te
Perhitungan varian
Perhitungan Sd

Kajian Pustaka
Teori Pendukung
Rumus Perhitungan
Tabel Z

Perhitungan EET
Perhitungan LET
Perhitungan Float
Penentuan Jalur Kritis

Diagram network CPM

Diagram network PERT

Perhitungan Normal-z-value
Perhitungan Probabilitas
Kesimpulan

SELESAI
61
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

PENJADWALAN DENGAN METODE CPM
Pada proyek konstruksi Rehabilitasi / Perbaikan dan Peningkatan

infrastruktur Irigasi Daerah lintas Kabupaten / kota D.I Pekan Dolok yang berada
di D.I Pekan Dolok Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Berdagai
Provinsi Sumatera Utara terdapat 4 jenis kegiatan utama, yaitu pembuatan
bronjong sepanjang 75 m, peninggian tanggul banjir sepanjang 1400 m,
pembuatan bangunan penguras, dan pembuatan shelter / terali pengaman bendung.
Waktu penyelesaian seluruh kegiatan tersebut berdasarkan time schedule
perencana dengan menggunakan metode Bar Chart adalah 150 hari.
4.1.1

Penyusunan Diagram Network
Untuk penyusunan diagram network dengan metode CPM,

digunakan durasi baru untuk seluruh jenis kegiatan yang berbeda dengan durasi
kegiatan yang dimiliki oleh perencana. Durasi kegiatan tersebut dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini.

62
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Uraian Kegiatan

Simbol
Kegiatan

Jenis Kegiatan

Predecessor

Successor

Durasi
Baru
CPM
(Hari)

Durasi
Perencana
Bar Chart
(Hari)

G

B,C

10

70

A

-

30

98

A

-

34

98

-

E

43

98

D

-

38

98

G
-

H,I,N
A,F

15
12

70
7

F

J,L

37

70

F

J,L

16

70

H,I
J,L
H.I
K
F
K
J,L

K,P
M
K,P
-

1
5
55
26
7
3
28

84
70
84
84
70
7
7

T1

T2

28

84

T1

S

21

84

R
Q,S

T2
Q,R
-

7
7
7

84
7
7

- Pembuatan Bronjong Sepj. 75 m'
A
B
C

Galian tanah manual
Bronjong pabrikasi Uk. 3,0 x 1,5
x 0,5 Ø 2,7 mm
Bronjong pabrikasi Uk. 3,0 x 1 x
0,5 Ø 2,7 mm

- Peninggian Tanggul Banjir Sepj. 1,400 m'
D
E

Menimbun tanggul dengan tanah
setempat
Menimbun tanggul dengan tanah
didatangkan

- Pembuatan Bangunan Penguras
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P

Galian tanah manual
Membongkar pasangan lama
Pasangan batu kali MORTAR
TIPE N camp. 1 : 4
Pasangan batu kali MORTAR
TIPE N camp. 1 : 4 (Batu Bekas)
Cetakan Beton / Bekisting
Beton cor K175
Besi Tulangan
Plesteran camp. 1 : 3
Timbunan tanah
Pintu air uk. B. 1,10 m
Test Uji Beton

- Pembuatan Shelter / Terali Pengaman Bendung
Q
R
S
T
U

Pembuatan Shelter
Pembuatan Terali Pengaman
Bendung
Tangga besi
Mobilisasi
Demobilasasi

63
Universitas Sumatera Utara

4.1.2

Perhitungan Earliest Event Time (EET)

Untuk menghitung besarnya nilai EET, digunakan perhitungan kedepan
(forward analysis), dimulai dari kegiatan peling awal dan dilanjutkan dengan
kegiatan berikutnya.
Rumus :

EETj = L + EETi

Apabila ada beberapa kegiatan yang menuju pada satu peristiwa yang sama,
maka diambil nilai EETj yang terbesar. Perhitungan dilakukan seperti pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.2 Perhitungan kedepan EET
No.
Kegia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15

Kegiatan
D
G
T
A
F
B
H
DUMMY
I
J
L
DUMMY
K
O
P
R
Q
S
C
DUMMY
E
N
M
DUMMY
U

EETi
0
0
0
12
12
22
27
43
27
64
64
65
119
124
119
7
7
28
22
52
43
27
124
147
35

Durasi
43
12
7
10
15
30
37
0
16
1
55
0
5
3
28
21
28
7
34
0
38
7
26
0
7

EETj
43
12
7
22
27
52
64
43
43
65
119
65
124
127
147
28
35
35
56
52
81
34
150
147
42

Keterangan
Diambil nilai terbesar,
yaitu 64
Diambil nilai terbesar,
yaitu 119
Diambil nilai terbesar,
yaitu 147
Diambil nilai terbesar,
yaitu 35
Diambil nilai terbesar,
yaitu 150

64
Universitas Sumatera Utara

Perhitungan Latest Event Time (LET)

4.1.3

Untuk menghitung besarnya nilai LET, digunakan perhitungan kebelakang
(backward analysis), dimulai dari kegiatan paling akhir dan dilanjutkan dengan
kegiatan-kegiatan sebelumnya.
Rumus:

LETi = LETj - L

Apabila ada beberapa kegiatan yang keluar dari satu kegiatan yang sama, maka
diambil nilai EETi yang terkecil. Perhitungan dilakukan seperti pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.3 Perhitungan kebelakang LET
No.
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5

4
3
2
1

Kegiatan
U
S
DUMMY
M
O
P
K
DUMMY
DUMMY
J
L
DUMMY
H
I
N
B
C
Q
R
A
F
E

LETj
150
143
150
150
150
150
124
119
64
119
119
150
64
64
150
150
150
143
136
116
27
150

Durasi
7
7
0
26
3
28
5
0
0
1
55
0
37
16
7
30
34
28
21
10
15
38

LETi
143
136
150
124
147
122
119
119
64
118
64
150
27
48
143
120
116
115
115
106
12
112

Keterangan
Diambil nilai terkecil, yaitu
124
Diambil nilai terkecil, yaitu
119
Diambil nilai terkecil, yaitu
64
Diambil nilai terkecil, yaitu
27
Diambil nilai terkecil, yaitu
116
Diambil nilai terkecil, yaitu
115
Diambil nilai terkecil, yaitu
12
-

65
Universitas Sumatera Utara

No.
0

4.1.4

Kegiatan
D
G
T

LETj
112
12
115

Durasi
43
12
7

LETi
69
0
108

Keterangan
Diambil nilai terkecil, yaitu
0

Perhitungan FLOAT
Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam

suatu kegiatan sehingga memungkinkan penundaan atau perlambatan kegiatan
tersebut secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi penundaan tersebut tidak
menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya. Float dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu total float dan free float.
Total float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk keterlambatan atau
perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa memengaruhi proyek secara keseluruhan.
Free float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk keterlambatan atau
perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa memengaruhi dimulainya kegiatan yang
langsung mengikutinya.
Perhitungan float dapat dilakukan sebagai berikut:


TOTAL FLOAT

=LETj – DURASI A – EETi



FREE FLOAT

=EETj – DURASI A – EETi

Tabel 4.4 Perhitungan free float dan total float
Kegiatan
A
B
C

Kejadian i
EETi LETi
12
22
22

12
116
116

Durasi
10
30
34

Kejadian j
EETj LETj
22
52
150

116
150
150

Free
Float

Total
Float

Keterangan

0
0
94

94
98
94

Non kritis
Non kritis
Non kritis

66
Universitas Sumatera Utara

Kegiatan
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U

4.1.5

Kejadian i
EETi LETi
0
43
12
0
27
27
64
119
64
124
27
124
119
7
7
28
0
35

0
112
12
0
27
27
64
119
64
124
27
124
119
115
115
136
0
143

Durasi
43
38
15
12
37
16
1
5
55
26
7
3
28
28
21
7
7
7

Kejadian j
EETj LETj
43
150
27
12
64
43
65
124
119
150
150
147
147
35
28
35
7
150

112
150
27
12
64
64
119
124
119
150
150
150
150
143
136
143
115
150

Free
Float

Total
Float

Keterangan

0
69
0
0
0
0
0
0
0
0
116
20
0
0
0
0
0
108

69
69
0
0
0
21
54
0
0
0
116
23
3
108
108
108
108
108

Non kritis
Non kritis
Kritis
Kritis
Kritis
Non kritis
Non kritis
Kritis
Kritis
Kritis
Non kritis
Non kritis
Non kritis
Non kritis
Non kritis
Non kritis
Non kritis
Non kritis

Lintasan Kritis
Dari hasil pehitungan free float dan total float diatas, terlihat bahwa FF

dan TF yang nilainya = 0 adalah kegiatan F, G, H, K, L dan M. hal ini
menandakan bahwa keenam kegiatan tersebut tidak mempunyai waktu tenggang
untuk terlambat sehingga keenamnya disebut kegiatan kritis. Lintasa yang
menghubungkan antar kegiatan kritis disebut lintasan kritis. Dalam penjadwalan
diatas lintasan kritisnya adalah G – F – H – L – K – M.

67
Universitas Sumatera Utara

2

43
112

52

6

150

B
30

D
43
4

E
38

22
116

A

0

G

0

12

START

12
1

12

F
15

C
34

10

27
5

150

N
1

27

FINISH

150

H
37

M
26
7

16

T

I

64

L

64

55

119
1

K
5

119

J

7

28

1
43
8

1
124

1

R
21

U
1

147

7

150

119

Q
28

115

O 3

P

65

64

7
3

124

1

35
143

S
9

28

7

136

68

Gambar 4.1 Diagram network dengan metode CPM
Universitas Sumatera Utara

4.2

PENJADWALAN DENGAN METODE PERT

4.2.1

Nilai ta tb dan tm
Dari hasil wawancara dengan beberapa sumber dilapangan didapatlah nilai

waktu optimis (ta) dan waktu pesimis (tb). Sedangkan nilai tm yang digunakan
adalah durasi kegiatan yang digunakan pada penjadwalan dengan metode CPM
sebelumnya.
Tabel 4.5 Nilai ta tb dan tm

Kegiatan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U

Waktu Optimis
( ta )
7
27
28
35
28
10
8
21
12
1
3
42
21
5
2
21
21
15
5
5
5

Waktu Most Likely
( tm )
10
30
34
43
38
15
12
37
16
1
5
55
26
7
3
28
28
21
7
7
7

Waktu Pesimis
( tb )
16
45
60
50
52
21
30
49
25
7
31
65
35
14
7
42
42
30
14
14
14

69
Universitas Sumatera Utara

4.2.2


Perhitungan te dan varians
Nilai te didapat dengan menggunakan rumus:
te 



ta  4tm  tb
6

Nilai varians dari setiap kegiatan didapat dengan menggunakan rumus,
yaitu:
2

tb  ta 
variance 

36

Tabel 4.6 Perhitungan te dan varians
Kegiatan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U

( ta )
7
27
28
35
28
10
8
21
12
1
3
42
21
5
2
21
21
15
5
5
5

( tm )
10
30
34
43
38
15
12
37
16
1
5
55
26
7
3
28
28
21
7
7
7

( tb )
16
45
60
50
52
21
30
49
25
7
31
65
35
14
7
42
42
30
14
14
14

( te )
10.500
32.000
37.333
42.8333
38.667
15.167
14.333
36.333
16.833
2.000
9.000
54.500
26.667
7.833
3.500
29.167
29.167
21.500
7.833
7.833
7.833

Varians
2.250
9.000
28.444
6.250
16.000
3.361
13.444
21.778
4.694
1.000
21.778
14.694
5.444
2.250
0.694
12.250
12.250
6.250
2.250
2.250
2.250

70
Universitas Sumatera Utara

4.2.3

Perhitungan probabilitas dengan tabel normal-Z-value
Untuk menghitung probabilitas yang mungkin terjadi dari durasi pekerjaan

secara keseluruhan, diperlukan nilai expected time (te), varians dan standar deviasi
dari kegiatan yang berada dilintasan kritis.
Telah diketahui bahwa pekerjaan yang berada dilintasan kritis adalah G –
F – H – L – K – M.
Expected time (te) kegiatan kritis:
te

= 14.333 + 15.167 +36.333 + 54.500 + 9.000 + 26.667
= 156 hari

Varians kegiatan kritis proyek:
Var

= 13.444 + 3.361 + 21.778 + 14.694 + 21.778 + 5.444
= 80.5

Standar deviasi:
Sd

=

var

=

80 .5

= 8.97218
Untuk menhitung nilai normal-Z-value diperlukan waktu penyelesaian
yang diinginkan ( Tx ) dan expected time ( te ) kegiatan kritis .
Rumus untuk menghitung normal-Z-value adalah:
Normal z  value 

Tx  te
Sd

71
Universitas Sumatera Utara

Misalkan waktu penyelesaian yang diinginkan adalah 140 hari, maka
normal-Z-value

=

140  156
8.97218

= -1.78
Dengan menggunakan tabel normal-Z-value didapatkan probabilitas proyek
dapat diselesaikan dalam waktu 140 hari adalah 0,0375 atau sama dengan hanya
3.75%.
a)

Untuk ( Tx ) = 150 hari
normal-Z-value

=

150  156
8.97218

= -0,67
Probabilitasnya = 0,2514 = 25%
b)

Untuk ( Tx ) = 160 hari
normal-Z-value

=

160  156
8.97218

= 0,45
Probabilitasnya = 0,6736 = 67%
c)

Untuk ( Tx ) = 161 hari
normal-Z-value

=

161 156
8.97218

= 0,53
Probabilitasnya = 0,7019 = 70%
d)

Untuk ( Tx ) = 164 hari
normal-Z-value

=

164  156
8.97218

= 0,85

72
Universitas Sumatera Utara

Probabilitasnya = 0,8023= 80%
e)

Untuk ( Tx ) = 165 hari
normal-Z-value

=

165  156
8.97218

= 1,0
Probabilitasnya = 0,8413 = 84%
f)

Untuk ( Tx ) = 170 hari
normal-Z-value

=

170  156
8.97218

= 1,56
Probabilitasnya = 0,9406 = 94%
g)

Untuk ( Tx ) = 175 hari
normal-Z-value

=

175  156
8.97218

= 2,12
Probabilitasnya = 0,983 = 98%
h)

Untuk ( Tx ) = 187 hari
normal-Z-value

=

187  156
8.97218

= 3,46
Probabilitasnya = 0,9997 = 99,97%
i)

Untuk ( Tx ) = 188 hari
normal-Z-value

=

188  156
8.97218

= 3,57
Probabilitasnya = −

73
Universitas Sumatera Utara

Dengan menggunakan rumus yang sama dapat diketahui juga berapa lama
durasi hari kerja yang dibutuhkan dengan probabilitas keberhasilan yang
diinginkan.
a)

Untuk probabilitas 80% = 0,8
normal-Z-value untuk probabilitas 0,8 adalah 0,85
( Tx )

= ( te ) + (normal-Z-value * Sd )
= 156 + ( 0,85 * 8.97218)
= 163,626 ≈ 164 hari

b)

Untuk probabilitas 90% = 0,9
normal-Z-value untuk probabilitas 0,9 adalah 1,29
( Tx )

= ( te ) + (normal-Z-value * Sd )
= 156 + ( 1,29 * 8.97218)
= 167,574 ≈ 168 hari

c)

Untuk probabilitas 97% = 0,97
normal-Z-value untuk probabilitas 0,97 adalah 1,89
( Tx )

= ( te ) + (normal-Z-value * Sd )
= 156 + ( 1,89 * 8.97218 )
= 172,957 ≈ 173 hari

74
Universitas Sumatera Utara

2

42.
117.

6

56.8
156

B
32

D
42.8
4

E
38.7

24.8
118.7

A

0

G

0

14.3

START

14.3
1

14.3

F
15.2

C
10.5

42
29
5

156

N
1

29

FINISH

156

H

M
26.7

36.3
7
16.3

T

I

65.8

L

65.8

54.5

1

K
9

120.3
120.3

J

7.8

29.2

2
8

46.3

67.8
1

65.8

7.8
3 118.8

O 3.5

P

U
1

120.3

Q
29.2
R
21.5

1

129.3
129.3

7.8

149.5
156

1

37.2
148.2

S
9

29.3

7.8

140.3

Gambar 4.2 Diagram network dengan metode PERT
75
Universitas Sumatera Utara

4.3

ANALISA HASIL PERHITUNGAN
Setelah dilakukan perhitungan dengan dua metode yaitu metode CPM dan

metode PERT, didapatkan hasil berupa durasi kerja dan probabilitas dan durasi
kerja tersebut.
Analisa perhitungan dari dua metode tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.7 Analisa hasil perhitungan
No.
1.

CPM
Pembuatan
dengan

PERT

diagram

metode

CPM

network Pembuatan
hanya dengan

diagram

network

metode

PERT

menggunakan satu estimasi waktu menggunakan tiga estimasi waktu
rencana yang bersifat pasti.
2.

rencna.

Satu durasi rencana dalam metode Tiga estimasi waktu pada metode
CPM digunakan dengan asumsi PERT

memperhitungkan

proyek akan berjalan sesuai rencana kemungkinan terjadinya perubahan
awal

tanpa

memperhitungkan cuaca misalnya hujan, keadaan

cuaca, keadaan dilapangan yang dilapangan
tidak sesuai, dll.

dengan

yang
rencana,

tidak

sesuai

terjadinya

kecelakaan kerja, dll.
3.

Metode CPM baik jika digunakan Metode PERT lebih baik untuk
pada proyek yang sudah sering digunakan pada proyek yang baru
dilaksanakan, sehingga durasi kerja dilaksanakan dibandingkan dengan
dari

setiap

kegiatan

dapat metode CPM, karena penggunaan

diperkirakan dengan jelas. Namun.

probabilitas pada perhitungan

76
Universitas Sumatera Utara

No.

CPM

PERT

metode ini tidak cukup baik jika durasi kerja sehingga keakuratan
digunakan pada proyek yang baru, perhitungan lebih tinggi.
karena durasi kerja tidak dapat
diperkirakan dengan baik
4.

Metode CPM menekankan pada Metode PERT menekankan pada
guna tepat biaya.

guna tepat waktu sehingga bisa
menekan

biaya

pengeluaran

seoptimal mungkin.
5.

Dengan

menggunakan

metode Setelah diterapkan metode PERT

CPM didapat durasi kerja sama pada
dengan

durasi

perencana

penjadwalan

yang didapatkan

bahwa

proyek

ini

kemungkinan

menggunakan metode Bar Chart penyelesaian proyek dengan durasi
yaitu 150 hari.

kerja selama 150 yang didapat
dengan metode CPM dan PERT
hanya 25%.

6.

Durasi kerja 150 hari hanya dapat Dengan
dicapai jika tidak terjadi hambatan PERT

menggunakan
dapat

diketahui

yang berarti atau proyek berjalan penyelesaian
sesuai dengan rencana awal.

proyek

probabilitas
sehingga

metode

yang
bisa

kemungkinan

durasi
dengan

lebih

baik

meminimalisir
terjadinya

keterlambatan.

77
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:
1. Dengan metode CPM didapatkan waktu untuk penyelesaian keseluruhan
proyek sama dengan durasi kerja perencana dengan menggunakan metode
Bar Chart yaitu 150 hari.
2. Penerapan metode PERT pada penjadwalan durasi proyek yang awalnya
menggunakan Bar Chart maupun metode CPM didapat bahwa probabilitas
keberhasilan proyek dapat selesai dengan durasi kerja 150 hari hanya
sebesar 25%.
3. Untuk mendapatkan probailitas penyelesaian proyek sebesar 80%-99,97%
dibutuhkan durasi pelaksanaan proyek sebesar 164-187 hari.
5.2

SARAN
1. Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka disarankan untuk melakukan
penjadwalan ulang dengan menggunakan metode PERT.
2. Urutan setiap kegiatan haruslah direncanakan dengan sangat baik. Apabila
terdapat pekerjaan yang dapat dimulai secara bersamaan dengan pekerjaan
lainnya, maka hendaknya pekerjaan tersebut diparalelkan.

78
Universitas Sumatera Utara

3. Untuk pelaksanaan kegiatan proyek yang memiliki tingkat terjadinya halhal yang tidak bisa diprediksi dengan pasti, sebaiknya digunakan metode
PERT sebagai metode penjadwalannya.

79
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PERT DAN CPM (STUDI PADA PERUSAHAAN BAJA SAKTI Construction) PENERAPAN METODE PERT DAN CPM (STUDI PADA PERUSAHAAN BAJA SAKTI Construction).

1 3 14

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM JURNAL

0 2 25

Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Rehabilitasi Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten Kota D.I Pekan Dolok)

2 12 10

Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Rehabilitasi Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten Kota D.I Pekan Dolok)

0 0 1

Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Rehabilitasi Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten Kota D.I Pekan Dolok)

1 25 7

Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Rehabilitasi Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten Kota D.I Pekan Dolok)

7 42 48

Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Rehabilitasi Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten Kota D.I Pekan Dolok)

2 21 3

Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penjadwalan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Rehabilitasi Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi Daerah Lintas Kabupaten Kota D.I Pekan Dolok)

0 0 4

Penerapan Metode CPM Dan PERT Pada Penja

0 0 14

TUGAS AKHIR EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM

0 10 10