Perubahan Warna Gigi Permanen Manusia Setelah Perendaman Dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% (Secara In-Vitro)

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Estetik adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh masyarakat di
zaman sekarang ini.1 Penampilan gigi merupakan fitur penting dalam menentukan
daya tarik wajah yang akan berperan penting dalam interaksi sosial manusia.2 Sebuah
survei di Indonesia melaporkan bahwa sebanyak 77,9% responden mengakui bahwa
penampilan gigi ketika tersenyum merupakan aset yang penting dalam bersosialisasi
dan mempengaruhi karier seseorang.3 Gigi yang berubah warna dapat menurunkan
kepercayaan diri dan mengurangi keindahan penampilan.4 Studi yang dilakukan di
beberapa negara, menunjukkan bahwa lebih dari 50% diantaranya merasa tidak puas
dengan warna gigi mereka. Pemutihan gigi adalah perawatan gigi yang paling
diinginkan (49,0%).2,5,6
Perubahan warna pada gigi dapat terjadi karena faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Perubahan warna intrinsik terjadi karena sejumlah penyakit herediter yang
memengaruhi perkembangan dan pematangan email dan dentin dan faktor sistemik,
seperti penggunaan antibiotik tetrasiklin, bahan-bahan restorasi gigi (amalgam),
karies, trauma, infeksi,


fluorosis gigi, dan proses penuaan. Perubahan warna

ekstrinsik terjadi karena kromogen yang dilepaskan oleh konsumsi makanan dan
minuman berwarna contohnya kopi, teh, anggur merah, merokok, dan penggunaan
obat kumur khlorheksidin.7,8
Salah satu cara untuk memperbaiki warna gigi adalah dengan melakukan
pemutihan gigi. Pemutihan gigi ada dua cara yaitu secara kimia dan mekanis, caranya
adalah dengan pasta gigi pemutih, scaling dan polishing untuk menghapus noda dan
tartar, bleaching internal gigi non-vital, bleaching eksternal gigi vital, mikroabrasi
enamel dengan bahan abrasif dan asam, penempatan mahkota dan veneers.9 Dental
bleaching merupakan suatu cara pemutihan kembali gigi yang berubah warna

Universitas Sumatera Utara

2

menjadi lebih putih dengan proses perbaikan secara kimiawi. Tujuan dental bleaching
adalah untuk mengembalikan fungsi estetika.1
Pemutihan gigi dapat dilakukan dengan penggunaan senyawa, baik

menggunakan bahan kimia ataupun dengan bahan alami. Bahan bleaching yang biasa
digunakan adalah senyawa kimia hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) dan karbamid peroksida
[CO(NH 2 ) 2 .H 2 O 2 ].10 Adapun bahan alami yang saat ini dapat digunakan untuk
memutihkan gigi yang telah berubah warna berdasarkan penelitan-penelitian
sebelumnya adalah buah-buahan seperti apel, stroberi, tomat, lemon, kulit pisang, dan
belimbing.1,11,12 Penelitian Luh Putu Dianita Dewi

(2014) menyebutkan bahwa

perendaman gigi dengan ekstrak buah apel (Malus sylvestris Mill) varietas anna
konsentrasi 50% selama 2 minggu dapat memutihkan gigi yang telah direndam
larutan kopi selama 2 minggu.11 Penelitian Surhayanti Suwakbur (2015) juga
mendapatkan hasil bahwa gigi yang telah direndam dalam kopi selama 12 hari yang
kemudian direndam dalam jus stroberi (Fragaria x anaanasea) dan jus tomat
(Lucopersicon esculentum mill) selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam menyebabkan
perubahan warna gigi yang signifikan setelah 3 jam perendaman.12 Kopi digunakan
sebagai agen diskolorasi pada penelitian-penelitian karena kopi mengandung tannin
yang menyebabkan deposisi noda kecoklatan pada gigi.13 Gigi yang dipakai
merupakan gigi pasca pencabutan tidak lebih dari 3 bulan dan direndam dalam
larutan saline untuk menjaga jaringan dan konten mineral pada enamel tetap utuh.14

Pisang (Musa paradisiaca) adalah salah satu komoditas buah unggulan
Indonesia. Luas panen dan produksi pisang selalu menempati posisi pertama. Pada
tahun 2002 produksinya mencapai 4.384.384 ton. Pemanfaatan pisang antara lain
sebagai buah, sayuran, penyembuhan luka secara tradisional, dan sebagai bahan baku
industri olahan pisang, seperti industri kripik, sale, dan tepung pisang. 15 Kulit pisang
membentuk sekitar 18-33% dari seluruh buah dan merupakan produk limbah. Limbah
kulit pisang yang biasanya dibuang di tempat pembuangan sampah dan banyak
terdapat di daerah yang memproduksi keripik dan sale pisang dapat di daya
gunakan.16

Universitas Sumatera Utara

3

Kulit pisang mengandung beberapa komponen diantaranya komponen mineral
dan fitokimia. Komponen mineral kulit pisang terdiri dari potasium, kalsium,
natrium, mangan, dan besi, sedangkan komponen fitokimia kulit pisang terdiri dari
alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan saponin.17 Saponin yang terkandung dalam kulit
pisang merupakan senyawa bioaktif yang dapat mengikat kromogen sehingga dapat
memutihkan gigi. Menurut penelitian oleh Sugianti N (2012), Rosella (Hibiscus

sabdariffa) mengandung saponin yang dapat mengikat zat warna dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa gigi menjadi lebih putih setelah perendaman dalam ekstrak
selama 3 hari.18
Kulit

pisang

juga efektif sebagai cationic biosorbent

yaitu dapat

mengabsorbsi logam berat yang terdapat dalam larutan coba yang mengandung
tembaga, zinc, nikel dan timbal.19 Diskolorasi ekstrinsik dapat disebabkan oleh
penggunaan obat kumur yang mengandung garam metal atau antiseptik yang kationik
dan paparan pekerjaan terhadap garam metal.4 Menurut penelitian oleh Ashraf dkk.
(2009), biomassa kulit pisang berhasil mengyingkirkan ion metal sebanyak 92.52%
untuk timbal, 79.55% untuk tembaga, 63.23% untuk zinc, dan 68.10% untuk nikel.19
Penelitian yang dilakukan oleh Septiana Prihartanti (2015) mendapatkan hasil
bahwa aplikasi ekstrak kulit pisang kepok kuning 80% (Musa paradisiaca L. Kepok)
sebagai bahan pemutih gigi dapat meningkatkan kadar fosfat gigi.20 Penelitian oleh

Diftya Twas (2016) menyimpulkan bahwa ekstrak kulit pisang kepok kuning 80%
(Musa paradisiaca L. Kepok) sebagai bahan alami pemutih gigi tidak menurunkan
kadar kalsium pada gigi.21
Pengujian ekstrak kulit pisang terhadap pemutihan gigi belum ditemukan
sehingga penulis tertarik untuk meneliti apakah ada perubahan warna gigi permanen
manusia setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang.

Universitas Sumatera Utara

4

1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perubahan warna gigi permanen manusia setelah perendaman
dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam.

1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perubahan warna gigi permanen manusia setelah
perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam.

1.4 Hipotesis Penelitian

Tidak ada perubahan warna gigi permanen manusia setelah perendaman
dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
dalam membantu merubah warna gigi menjadi lebih putih dengan
menggunakan bahan alami yang murah dan mudah didapatkan di
lingkungan sekitar kita.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pemikiran pengembangan
ekstrak kulit pisang sebagai bahan pemutih gigi dalam bidang ilmu
material kedokteran gigi.
3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dokter gigi sebagai
bahan alternatif pemutih gigi yang tidak berbahaya untuk kesehatan gigi.

Universitas Sumatera Utara