Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Manajemen Laba

Scott (2011:423) mendefinisikan manajemen laba merupakan keputusan dari manajer untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu yang dianggap bisa mengurangi tingkat kerugian yang dilaporkan. Manajemen laba merupakan prilaku yang tidak dapat diterima, melakukan manajemen laba berarti suatu pengurangan keakuratan dalam informasi laporan keuangan. Menurut Scott (2011:426) motivasi yang mendorong manajemen melakukan manajemen laba:

1. Motivasi bonus yaitu, manajer akan berusaha mengatur laba bersih akan dapat memaksimalkan bonusnya.

2. Hipotesis perjanjian hutang, berkaitan dengan persyaratan perjanjian hutang yang harus dipenuhi, laba yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian hutang.

3. Meet Inverstor Earnings Expectations and Maintain Reputasion, perusahaan yang melaporkan laba lebih besar daripada ekspektasi investor harga sahamnya akan mengalami peningkatan yang signifikan


(2)

karena investor memprediksi karena perusahaan akan mempunyai masa depan yang lebih baik.

4. IPO (Initial Public Offering), manajer perusahaan yang akan go public termotivasi untuk melakukan manajemen laba sehingga laba yang dilaporkan menjadi tinggi dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

Manajemen adalah pihak yang dipercaya pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Dalam teori agensi pihak pemegang saham disebut prinsipal dan manajer merupakan agensi. Prinsip utama agensi adalah suatu hubungan kerja antara yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor (pemilik) dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer (Elqorni, 2009)

2.1.2 Pengertian Good Corporate Governance

Good corporate governance merupakan suatu tata kelola perusahaan yang diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor mengenai pertumbuhan perusahaan tersebut. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana meyakinkan investor bahwa manajer perusahaan dapat memberikan keuntungan buat mereka, dan tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Tujuan good corporate governance untuk


(3)

menciptakan nilai tambah bagi semua pihak berkepentingan. Menurut Ma’ruf (2006;15) pelaksanaa good corporate governance dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasinal perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan terhadap stakeholder.

2. Mempermudah diperolehnya dana yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan corporate value.

3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan kembali modalnya di Indonesia.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan deviden.

2.1.3 Struktur Corporate Governance

2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial

Pemisahaan kepentingan dapat terjadi antara pemilik saham dan manajamen yang membuat manajemen bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan, konflik pemisahaan kepentingan ini disebut konflik keagenan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa persentse tertentu kepemilikan saham oleh pihak


(4)

manajemen (kepemilikan manajerial) cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba (Boediono, 2005) Jumlah kepemilikan manajerial dapat mempengaruhi manajer perusahaan memiliki kepentingan yang sama dengan pemegang saham sehingga mengurangi manajemen laba.

2.1.3.2 Proporsi Dewan Komisaris

Proporsi dewan komisaris merupakan salah satu bagian terpenting dalam good corporate governance karena yang bertugas menjamin pelaksanaan strategi perusahaan. Melalui perannya dalam dalam menjalankan fungsi pengawasan komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Hal ini berarti dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang ingin dilakukan oleh pihak manajemen. Pengawasan dilakukan agar kecenderungan manajer untuk melakukan manajemen laba berkurang dan agar investor tetap memberikan kepercayaannya untuk menanamkan investasinya.


(5)

2.1.3.3 Komite Audit

Komite audit dibentuk oleh perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai masalah-masalah kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Komite audit bertugas memberikan pendapat kepada dewan komisaris dan mengidentifikasi apa yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris. Komite audit ditugaskan membantu dewan komisaris memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar (KNKG: 2006). Dengan begitu tindakan manajemen laba dapat ditekan dengan adanya komite audit di perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang manajemen laba telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Terdapat hal-hal penting dari penelitian sebelumnya yang menjadi dasar penelitian ini. Berikut beberapa iktisar penelitian terdahulu.

Isnanta (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh good corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan manufaktur di BEJ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba secara parsial, tetapi berpengaruh secara simultan.


(6)

Siagian (2011) dalam penelitiannya menguji pengaruh corporate governance, ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Panjaitan (2012) dalam penelitiannya menganalisis pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hipotesis penelitiannya menunjukkan bahwa secara serempak kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Uji parsial menunjukkan hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Irsyad (2011) dalam penelitiannya menguji pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan


(7)

komisaris dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya manajemen laba dan kinerja perusahaan.

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Rudi Isnanta (2007) Pengaruh Good

Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di BEJ Variabel Independen : Struktur perusahaan Variabel Dependen : Manajemen Laba Kinerja perusahaan.

Good Corporate Governance tersebut tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, tetapi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

2 Fretty Siagian (2011) Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Ukuran dewan komisaris Komposisi dewan komisaris Ukuran perusahaan Kepemilikan institusional Kepemilikan manajerial Kepemilikan konsentrasi Variabel Dependen : Manajemen laba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.


(8)

3 Thiodara Panjaitan 2012 Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011 Variabel Independen : Kepemilikan manajerial Proporsi dewan komisaris Komite Audit Variabel Dependen: Manajemen Laba

Hipotesis penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan

Komisaris dan Komite Audit berpengaruh secara signifikan terhadap Manajemen Laba. Uji parsial menunjukkan hanya Kepemilikan Manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sedangkan Proporsi Dewan Komisaris dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.

4 Muhammad Irsyad 2011 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Kepemilikan manajerial Proporsi dewan komisaris Komite audit Variabel Dependen : Manajemen Laba

Hasil penelitian ini adalah ketiga variable independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel dependen dengan variabel independen. Bedasarkan uraian teori dan penelitian


(9)

terdahulu maka, dapat digambarkan kerangka konseptual seperti gambar 2.1 kerangka konseptual.

H1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris serta komite audit sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai variabel dependen. Kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen secara pribadi. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen dapat membatasi manajer dalam melakukan manajemen laba. Artinya, semakin besar kepemilikan saham maka semakin kecil praktik manajemen laba. Ini disebabkan karena kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat membuat

Kepemilikan Manajerial (X1)

Proporsi Dewan Komisaris (X2)

Komite Audit (X3)

Manajemen Laba

(Y)


(10)

pemegang saham pada posisi yang kuat untuk mengendalikan manajemen secara efektif sehingga mampu membatasi perilaku oportunis oleh manajer.

Dewan komisaris merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam mengawasi laporan yang reliabel. Karakteristik dewan komisaris secara umum dan khususnya komposisi dewan, dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen, komposisi (proporsi) dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan. Hubungan antara komisaris independen dengan manajemen laba dan hasilnya komisaris independen signifikan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Untuk menguji hubungan antara komisaris independen dengan manajemen laba.

Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Selain itu, keberadaan komite audit juga berfungsi untuk membantu dewan komisaris independen dalam mengawasi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Untuk menjadi seorang komite audit maka syarat utama yang harus dimiliki adalah sikap independensi. Independensi diperlukan untuk menilai keefektifan auditor internal dan untuk menilai independensi dan obyektivitas auditor eksternal. Anggota komite audit independen adalah anggota dari pihak independen yang tidak memiliki hubungan


(11)

langsung kepada perusahaan. Semakin banyaknya anggota komite audit yang independen diharapkan kualitas laporan keuangan akan semakin baik. Untuk menguji hubungan antara komite audit dan manajemen laba melalui perhitungan discretionary accrual.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoristis dan kerangka konseptual yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini, yaitu : Apakah Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris, dan Komite Audit berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Manajemen Laba?


(1)

Siagian (2011) dalam penelitiannya menguji pengaruh corporate governance,

ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi

manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Panjaitan (2012) dalam penelitiannya menganalisis pengaruh mekanisme

good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hipotesis penelitiannya

menunjukkan bahwa secara serempak kepemilikan manajerial, proporsi dewan

komisaris dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Uji parsial menunjukkan hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba. Sedangkan proporsi dewan komisaris dan komite audit

tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Irsyad (2011) dalam penelitiannya menguji pengaruh good corporate

governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, proporsi

dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan

kinerja perusahaan secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa good corporate


(2)

komisaris dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap

penentuan besarnya manajemen laba dan kinerja perusahaan.

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Rudi Isnanta (2007) Pengaruh Good

Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di BEJ Variabel Independen : Struktur perusahaan Variabel Dependen : Manajemen Laba Kinerja perusahaan.

Good Corporate Governance tersebut tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, tetapi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

2 Fretty Siagian

(2011) Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Ukuran dewan komisaris Komposisi dewan komisaris Ukuran perusahaan Kepemilikan institusional Kepemilikan manajerial Kepemilikan konsentrasi Variabel Dependen :

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.


(3)

3 Thiodara Panjaitan 2012 Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011 Variabel Independen : Kepemilikan manajerial Proporsi dewan komisaris Komite Audit Variabel Dependen: Manajemen Laba

Hipotesis penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan

Komisaris dan Komite Audit berpengaruh secara signifikan terhadap Manajemen Laba. Uji parsial menunjukkan hanya Kepemilikan Manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sedangkan Proporsi Dewan Komisaris dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.

4 Muhammad Irsyad

2011 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Kepemilikan manajerial Proporsi dewan komisaris Komite audit Variabel Dependen : Manajemen Laba

Hasil penelitian ini adalah ketiga variable independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam

suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel


(4)

terdahulu maka, dapat digambarkan kerangka konseptual seperti gambar 2.1 kerangka

konseptual.

H1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah kepemilikan manajerial,

proporsi dewan komisaris serta komite audit sebagai variabel independen dan

manajemen laba sebagai variabel dependen. Kepemilikan manajerial merupakan

saham yang dimiliki oleh pihak manajemen secara pribadi. Kepemilikan saham oleh

pihak manajemen dapat membatasi manajer dalam melakukan manajemen laba.

Artinya, semakin besar kepemilikan saham maka semakin kecil praktik manajemen

laba. Ini disebabkan karena kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat membuat Kepemilikan Manajerial

(X1)

Proporsi Dewan Komisaris

(X2)

Komite Audit (X3)

Manajemen Laba

(Y)


(5)

pemegang saham pada posisi yang kuat untuk mengendalikan manajemen secara

efektif sehingga mampu membatasi perilaku oportunis oleh manajer.

Dewan komisaris merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam

mengawasi laporan yang reliabel. Karakteristik dewan komisaris secara umum dan

khususnya komposisi dewan, dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan

tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi

pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen, komposisi

(proporsi) dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil

dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan

terhindar dari kecurangan laporan keuangan. Hubungan antara komisaris independen

dengan manajemen laba dan hasilnya komisaris independen signifikan berpengaruh

negatif terhadap manajemen laba. Untuk menguji hubungan antara komisaris

independen dengan manajemen laba.

Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berhubungan dengan

kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Selain itu, keberadaan

komite audit juga berfungsi untuk membantu dewan komisaris independen dalam

mengawasi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Untuk menjadi

seorang komite audit maka syarat utama yang harus dimiliki adalah sikap

independensi. Independensi diperlukan untuk menilai keefektifan auditor internal dan

untuk menilai independensi dan obyektivitas auditor eksternal. Anggota komite audit


(6)

langsung kepada perusahaan. Semakin banyaknya anggota komite audit yang

independen diharapkan kualitas laporan keuangan akan semakin baik. Untuk menguji

hubungan antara komite audit dan manajemen laba melalui perhitungan discretionary

accrual.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoristis dan kerangka konseptual yang telah

diuraikan diatas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini, yaitu : Apakah

Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris, dan Komite Audit


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Kualitas Implementasi Good Corporate Governace Terhadap Praktek Manajemen Laba Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 22 80

Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 53 95

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 96

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 71

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6