Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lampiran i Daftar Sampel Penelitian
1. Kepemilikan Manajerial tahun 2010-2014
2. Proporsi Dewan Komisaris tahun 2010-2014
NO PERUSAHAAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,33 0,33 0,33 0,43 0,43 2 PT Bumi Serpong Damai Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 3 PT Cowell Development Tbk 0,27 0,33 0,56 0,50 0,50 4 PT Ciputra Development Tbk 0,40 0,40 0,40 0,43 0,33
5 PT Ciputra Property Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
6 PT Ciputra Surya Tbk 0,35 0,33 0,33 0,33 0,33
NO PERUSAHAAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85 2 PT Bumi Serpong Damai Tbk 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 3 PT Cowell Development Tbk 0,48 0,50 0,50 0,50 0,50 4 PT Ciputra Development Tbk 0,85 0,87 0,87 0,87 0,94
5 PT Ciputra Property Tbk 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
6 PT Ciputra Surya Tbk 0,92 0,92 0,92 0,92 0,92
7 PT Duta Anggada Realty Tbk 0,70 0,65 0,62 0,65 0,58 8 PT Intiland Development Tbk 0,81 0,81 0,76 0,76 0,76
9 PT Duta Pertiwi Tbk 0,52 0,52 0,52 0,52 0,52
10 PT Bakrieland Development Tbk 0,63 0,65 0,22 0,20 0,20 11 PT.Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 0,58 0,53 0,51 0,51 0,55
12 PT Perdana Gapuraprima, Tbk 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 13 PT Jaya Real Property Tbk 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 14 PT Dayaindo Resources
International Tbk 0,50 0,51 0,51 0,51 0,51
15 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,75 0,75 0,72 0,95 0,95
16 PT Lippo Cikarang Tbk 0,77 0,77 0,77 0,88 0,88
17 PT Lippo Karawaci Tbk 0,77 0,77 0,77 0,76 0,77
18 PT Modernland Realty Tbk 0,74 0,84 0,84 0,84 0,84 19 PT Pudjiadi & Sons Tbk 0,68 0,80 0,78 0,80 0,79 20 PT Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk 0,98 0,96 0,96 0,96 0,96
21 PT Suryainti Permata Tbk 0,86 0,86 0,86 0,86 0,88 22 PT Summarecon Agung Tbk 0,57 0,58 0,58 0,58 0,60 23 PT Surya Semesta Internusa Tbk 0,85 0,85 0,85 0,85 0,85
(2)
7 PT Duta Anggada Realty Tbk 0,43 0,43 0,43 0,43 0,43 8 PT Intiland Development Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
9 PT Duta Pertiwi Tbk 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
10 PT Bakrieland Development Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 11 PT.Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 0,40 0,40 0,40 0,40 0,33
12 PT Perdana Gapuraprima, Tbk 0,33 0,33 0,33 0,25 0,40 13 PT Jaya Real Property Tbk 0,33 0,33 0,40 0,40 0,40 14 PT Dayaindo Resources
International Tbk 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
15 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,43 0,43 0,43 0,43 0,38
16 PT Lippo Cikarang Tbk 0,60 0,60 0,50 0,40 0,40
17 PT Lippo Karawaci Tbk 0,20 0,25 0,50 0,50 0,50
18 PT Modernland Realty Tbk 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 19 PT Pudjiadi & Sons Tbk 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 20 PT Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
21 PT Suryainti Permata Tbk 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 22 PT Summarecon Agung Tbk 0,50 0,43 0,43 0,38 0,38 23 PT Surya Semesta Internusa Tbk 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
3. Komite Audit tahun 2010-2014
NO PERUSAHAAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 2 PT Bumi Serpong Damai Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 3 PT Cowell Development Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 4 PT Ciputra Development Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
5 PT Ciputra Property Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
6 PT Ciputra Surya Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
7 PT Duta Anggada Realty Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 8 PT Intiland Development Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
9 PT Duta Pertiwi Tbk 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
10 PT Bakrieland Development Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 11 PT.Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
12 PT Perdana Gapuraprima, Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 13 PT Jaya Real Property Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 14 PT Dayaindo Resources
International Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
15 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
(3)
19 PT Pudjiadi & Sons Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 20 PT Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
21 PT Suryainti Permata Tbk 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 22 PT Summarecon Agung Tbk 0,50 0,50 0,33 0,33 0,33 23 PT Surya Semesta Internusa Tbk 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33
4. Manajemen Laba tahun 2010-2014
NO PERUSAHAAN 2010 2011 2012 2013 2014
1 PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0,03 0,13 (0,05) 0,06 0,03 2 PT Bumi Serpong Damai Tbk (0,04) (0,02) (0,04) (0,16) (0,02) 3 PT Cowell Development Tbk (0,04) (0,24) 0,01 0,14 (0,01) 4 PT Ciputra Development Tbk 0,02 0,04 (0,01) 0,05 (0,01) 5 PT Ciputra Property Tbk (0,02) (0,01) (0,02) (0,02) (0,00) 6 PT Ciputra Surya Tbk 0,04 0,02 (0,02) (0,06) (0,03) 7 PT Duta Anggada Realty Tbk (0,06) 0,15 (0,04) 0,06 (0,05) 8 PT Intiland Development Tbk 0,17 0,01 (0,12) 0,02 0,10 9 PT Duta Pertiwi Tbk (0,06) 0,02 (0,08) (0,18) (0,01) 10 PT Bakrieland Development Tbk (0,23) 0,03 0,02 0,05 (0,11) 11 PT.Gowa Makassar Tourism
Development Tbk 0,26 0,12 (0,06) 0,07 (0,04)
12 PT Perdana Gapuraprima, Tbk (0,11) (0,03) (0,02) (0,13) 0,09 13 PT Jaya Real Property Tbk (0,05) (0,04) (0,08) (0,02) (0,08) 14 PT Dayaindo Resources
International Tbk (0,20) 0,05 (0,04) 0,05 (0,07)
15 PT Lamicitra Nusantara Tbk 0,21 0,00 0,04 0,12 0,02 16 PT Lippo Cikarang Tbk 0,06 (0,05) (0,09) (0,06) 0,06
17 PT Lippo Karawaci Tbk 0,04 0,00 0,08 0,01 0,02
18 PT Modernland Realty Tbk 0,04 (0,06) (0,08) 0,07 0,29 19 PT Pudjiadi & Sons Tbk 0,05 0,04 0,06 (0,01) 0,05 20 PT Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk 0,20 0,11 (0,27) 0,09 (0,01)
21 PT Suryainti Permata Tbk (0,08) (0,00) (0,21) 0,19 (0,02) 22 PT Summarecon Agung Tbk 0,25 0,04 (0,07) 0,02 0,03 23 PT Surya Semesta Internusa Tbk 0,02 (0,02) (0,03) 0,02 (0,09)
(4)
Lampiran ii Pengujian Asumsi Klasik dan Hipotesis
1. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 115
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .09464098
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .100
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.075
Asymp. Sig. (2-tailed) .198
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(5)
2. Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: ML
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Glesjer
a. Dependent Variable: ML 4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .156a .024 -.002 .09591 2.202
a. Predictors: (Constant), KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
(6)
5. Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .025 3 .008 .924 .432a
Residual 1.021 111 .009
Total 1.047 114
a. Predictors: (Constant), KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
6. Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .239 .086 2.768 .007
KM .049 .055 .084 .893 .374
PDK .069 .080 .080 .847 .399
KA .216 .237 .087 .912 .363
(7)
DAFTAR PUSTAKA
Addhelghany, K.E. 2005. Measuring The Quality of Earnings, Managerial Auditing Journal, vol 20 no 9, 2005 p. 1001-1015.
Boediono, Gideon SB. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Simposium Nasional Akuntansi VII.Solo.
Elqorni, A. 2009. “Mengenal Teori Keagenan” The Management Lecture
Resume”, h.p.p, http://www.Wordpress.com
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian : Untuk Akuntansi, USU PRESS, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition, New York: MC, Graw-Hill Inc, Erlangga, Jakarta.
Irsyad, Muhammad, 2011. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara, Medan. Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. “Pedoman Umum Good Croporate
Governance Indonesia”, Jakarta.
Lerker, F. David et al. 2005. How Important Is Corporate Governance?. The Warthon School University of Pensylvania Philadelphia, May.
Ma’ruf, Muhamad, 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Manajemen
Laba Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi, UII : Yogyakarta.
Panjaitan, Thiodara, 2012. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011, Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Scott, William R. 2011. Financial Accounting Theory. Six Edition. Canada: Person Prentice Hall.
(8)
Siagian, Fretty, 2011. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara, Medan
Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Simposium Nasional Akuntansi VIII, hal. 147-158.
Sujoko, 2007.“Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Volume 9 Nomor 1, Surabaya Universitas Kristen Petra.
Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana, I, 2008. Penerpan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. PT Kencana Jakarta.
Tambunan Heny Syarah, 2011. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Umar, Husein, 2003. Riset Akuntnasi: Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
(9)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausal yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya
(Umar Husein, 2003:63). Penelitian kausal yang dimaksud yaitu apakah Good
Corporate Governance yang diproksikan dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba pada
perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang di peroleh dari
situs www.idx.co.id. BEI dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan pasar
modal terbesar di Indonesia. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Oktober 2015
sampai dengan bulan Januari 2016.
3.3 Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, keterbatasan waktu dan tenaga,
(10)
1. Penelitian ini dibatasi hanya selama lima tahun yaitu dari tahun 2010 – 2014. 2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan real estate dan property
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan
tahunan perusahaan selama periode 2010 – 2014.
3. Penelitian ini meneliti pengaruh Good Corporate Governance yang diproksikan dalam Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris dan
Komite Audit terhadap Manajemen laba pada perusahaan real estate dan
property.
3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran 3.4.1 Variabel Independen
Menurut Erlina (2008:43) “variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel
dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi
variabel dependen lainnya”. Berikut merupakan variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini :
3.4.1.1 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manjerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh
pihak ari seluruh modal saham yang dikelola. Variable ini diukur
(11)
pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar
dan diukur dengan memakai skala rasio.
Perhitungan dari kepemilikan manajerial adalah sebagai berikut :
Saham yang dimiliki manajemen Kepemilikan Manajerial =
Total saham yang beredar
3.4.1.2 Proporsi Dewan Komisaris
Proporsi dewan komisaris adalah jumlah dewan komisaris
yang terafliasi dengan manajeman, anggota dewan komisaris lainnya
dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis
atau hubungan lainnnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan perusahaan. Proporsi dewan komisaris independen diukur
berdasarkan persentase jumlah anggota dewan komisaris independen
dari keseluruhan jumlah dewan komisaris perusahaan dan diukur
dengan skala rasio.
Perhitungan dari proporsi dewan komisaris adalah sebagai berikut :
Jumlah anggota komisaris independen Proporsi Dewan Komisaris =
(12)
3.4.1.3 Komite Audit
Komite audit adalah komite yang terdiri dari 3 atau lebih
anggota yang bukan merupakan bagian dari manajemen atau
perusahaan untuk melakukan pengujian dan penelitian atas kewajaran
laporan yang dibuat perusahaan. Keberadaan komite audit diukur
berdasarkan persentase jumlah komite audit yang berasal dari seluruh
jumlah anggota komite audit dan diukur dengan menggunakan skala
rasio.
Perhitungan dari komite audit adalah sebagai berikut :
Jumlah anggota komite audit independen Komite Audit =
Jumlah seluruh anggota komite audit
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini ádalah sebagai
berikut :
3.4.2.1 Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan maksud
tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja
untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi Schipper (1989).
(13)
dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas aktivitas operasi,
sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut tanpa
melakukan perhitungan yang rumit, dengan rumus sebagai berikut :
Akrual modal kerja (t) Manajemen Laba (EM) =
Pendapatan (penjualan periode t)
Akrual modal kerja = Δ AL - Δ HL - Δ Kas Keterangan:
Δ AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t Δ HL = Perubahan hutang lancar pada periode t
Δ Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Tabel 3.1
Ringkasan Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran
Nama Variabel Defenisi Skala
Variabel Independen
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manjerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak ari seluruh modal saham yang dikelola. Variable ini diukur berdasarkan persentase jumlah saham yang beredar yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar dan diukur dengan memakai skala rasio.
Rasio
Proporsi Dewan Komisaris Proporsi dewan komisaris adalah jumlah dewan komisaris yang terafliasi dengan manajeman, anggota dewan komisaris
(14)
lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak
semata-mata demi kepentingan
perusahaan.
Komite Audit Komite audit adalah komite yang terdiri dari 3 atau lebih anggota yang bukan merupakan bagian dari manajemen atau perusahaan untuk melakukan pengujian dan penelitian atas kewajaran laporan yang dibuat perusahaan.
Rasio
Variabel Dependen
Manajemen Laba Manajemen laba merupakan suatu
intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi
Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate
dan property yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014
yang berjumlah sebanyak 51 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan real estate dan property yang terdaftar dalam BEI. Penentuan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purpose sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah
(15)
1. Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI dan menyampaikan
laporan keuangan selama lima tahun berturut-turut yaitu sejak tahun 2010
sampai dengan tahun 2014.
2. Perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial, dewan komisaris, dan
komite audit.
3. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki
sekurang-kurangnya 3 anggota komite audit.
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang menjadi sampel
No Kode Nama Kriteria Sampel
1 2 3
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk X X X
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk V X V
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk V V V Sampel 1
4 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk X X X
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk X X X
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk V X X
7 BKSL PT Sentul City (Formerly Bukit Sentul) Tbk
V X X
8 BMSR PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk V V X
9 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk V V V Sampel 2
10 CKRA PT Citra Kebun Raya Agri Tbk X V X
11 COWL PT Cowell Development Tbk V V V Sampel 3
12 CTRA PT Ciputra Development Tbk V V V Sampel 4
13 CTRP PT Ciputra Property Tbk V V V Sampel 5
14 CTRS PT Ciputra Surya Tbk 15 V V V Sampel 6
(16)
16 DILD PT Intiland Development Tbk V V V Sampel 8
17 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk V V V Sampel 9
18 ELTY PT Bakrieland Development Tbk V V V Sampel 10
19 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk X V V
20 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk V V X
21 GMTD PT.Gowa Makassar Tourism
Development Tbk V V V
Sampel 11
22 GPRA PT Perdana Gapuraprima, Tbk V V V Sampel 12
23 INPP PT Indonesian Paradise Property
Tbk V V X
24 JRPT PT Jaya Real Property Tbk V V V Sampel 13
25 JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional
Tbk V V X
26 JIHD PT Jakarta International Hotel &
Development Tbk. V V X
27 KARK PT Dayaindo Resources
International Tbk V V V
Sampel 14
28 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk X X X
29 KPIG PT Global Land Development Tbk V V X
30 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk V V V Sampel 15
31 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk V X X
32 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk V V V Sampel 16
33 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk V V V Sampel 17
34 MDLN PT Modernland Realty Tbk V V V Sampel 18
35 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk X X X
36 MTLA PT Metropolitan Land Tbk X V V
37 MTSM PT Metro Realty Tbk (Formerly PT
Metro Supermarket Realty Tbk) V V X
38 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk V V X
39 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk X V V
40 PNSE PT Pudjiadi & Sons Tbk V V V Sampel 19
41 PSAB
PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (Formerly PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk)
X V V
42 PUDP PT Pudjiadi Prestige Tbk V X V
43 PWON PT Pakuwon Jati Tbk V V X
44 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk V V X
45 RBMS PT Ristia Bintang Mahkota Sejati
Tbk V V V
Sampel 20
(17)
47 SCBD PT Danayasa Athatama Tbk V X X
48 SIIP PT Suryainti Permata Tbk V V V Sampel 21
49 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk V V X
50 SMRA PT Summarecon Agung Tbk V V V Sampel 22
51 SSIA PT Surya Semesta Internusa Tbk V V V Sampel 23
Sumber: www.idx.co.id
3.6 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Adapun data yang diambil
bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode 2010-2014
yang di peroleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross
section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross section adalah
data untuk meneliti suatu fenomena tertentu.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan data
sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui metode dokumentasi,
yaitu dengan cara mengumpulkan laporan keuangan tahunan perusahaan real estate
dan property yang diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Dan data pendukung
lainnya diperoleh melalui studi pustaka, jurnal-jurnal ilmiah dan literatur yang
(18)
3.8 Teknik Analisis
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik.
Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar
tiga asumsi klasik, ketiga asumsi tersebut adalah sebagai berikut (Gujarati,
1995) :
3.8.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi
normal atau mendekati normal. Cara untuk menguji normalitas adalah
dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan normalitas
distribusi residual. ”Jika sig atau p-value > 0,05, maka data
berdistribusi normal.” (Ghozali, 2005:27).
3.8.1.2 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih
variabel independent dinyatakan sebagai kombinasi linier dengan
variabel independent lainnya. Jika suatu model regresi mengandung
(19)
meningkat dengan bertambahnya variabel independent.
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan, (Ghozali, 2005:92) :
a. Nilai deskriminasi yang sangat tinggi dan diakui dengan nilai F
test yang sangat tinggi, serta tidak atau hanya sedikit nilai t test
yang signifikan.
b. Meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar
variable dependent dengan menggunakan Variance Inflating Factor
(VIF) dan Tolerance Value. Batas VIF adalah 10 dan Tolerance
Value adalah 0.1 jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai
Tolerance Value lebih kecil dari 0.1 maka terjadi multikolinearitas
dan harus dikelompokkan dari model.
3.8.1.3 Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model
regresi, dengan tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan ke
pengamatan lainnya berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Gejala
heteroskedastisitas terjadi apabila disturbance terms untuk setiap
observasi tidak lagi konstan tetapi bervariasi.
Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi
heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi.
(20)
Glesjer. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi
signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan
sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka
asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak
(Ghozali, 2005).
3.8.1.4 Autokolerasi
“Autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang
diurutkan berdasarkan waktu. Autokorelasi menunjukkan adanya
kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk
dalam regresi.” (Algifari, 2000:177). Uji autokorelasi bertujuan untuk
mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data
observasi yang diurutkan menurut waktu (time series). Untuk
mendeteksi terjadinya autokorelasi dalam penelitian ini maka
digunakan uji DW dengan melihat koefisien korelasi DW test
(Algifari, 2000).
“Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data
yang dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson
Test, pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi”. (Ghozali, 2005 :96).
(21)
Tabel 3.3 Durbin Watson
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokoreksi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision D1≤d≤du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4-dl<d<4
Tidak ada korelasi negative No decision du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif
atau negative Tidak Ditolak U<d<4-du
3.8.2 Pengujian Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji Kepemilikan
Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit
Perusahaan secara simultan mempengaruhi Manajemen Laba (Earning
Management).
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
“Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat.” (Umar, 2008).
Adapun bentuk persamaannya dinyatakan sebagai berikut :
EM = a + b1KM + b2PDK + b3KA + e
Dimana :
EM = Earning Management (Manajemen Laba)
(22)
b1-3 = Koefisien Regresi
KM = Kepemilikan Manajerial
PDK = Proporsi Dewan Komisaris
KA = Komite Audit
e = Kesalahan baku/error
3.8.2.1 Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar
variabel independen menjelaskan variabel independennya. Nilai R2
adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati
satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Sebaliknya jika nilai R2 semakin kecil, maka kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen semakin
terbatas.
Nilai R2 memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat
setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel
independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
(23)
3.8.2.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji F )
Untuk menguji Ha maka digunakan Uji F. Uji F untuk menguji
signifikansi sejauh mana variabel–variabel independen secara simultan yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependen.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. H0 = b1, b2, b3, b4, b5 = 0 berarti secara bersama-sama tidak ada
pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap EM.
b. Ha = b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0 berarti secara bersama-sama ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap EM.
c. Menentukan tingkat signifikansi dengan Degree Of Freedom
sebesar 5%.
d. Menghitung F-hitung.Hasil F-hitung dibandingkan dengan F-tabel
dengan kriteria:
H0 diterima bila F-hitung < F-tabel
Ha diterima bila F-hitung > F-tabel
Maka Pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai
kritis F (F tabel) dengan nilai F hitung. Jika F hitung lebih besar
daripada F tabel (F hitung > F tabel) maka H1 diterima dan Jika F
hitung lebih kecil daripada F tabel (F hitung < F tabel) maka H1
(24)
3.8.2.3 Uji Signifikansi Parsial ( Uji t )
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan hitung dengan
t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
jika t-hitung < t-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak;
jika t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.9 Jadwal Penelitian
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb
1 Pengajuan proposal skripsi
2 Bimbingan proposal skripsi
3 Seminar proposal skripsi
(25)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria
tertentu. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat sejumlah 23 perusahaan
real estate dan property yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati
selama periode 2010 sampai dengan 2014.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi berganda yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas
atau independen terhadap variabel tidak bebas atau dependen. Analisis data dimulai
dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan
pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda
(26)
4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dapat diperoleh dari
situs www.idx.co.id dengan mendownload laporan keuangan sampel
perusahaan real estate dan property dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah good corporate
governance yang dalam hal ini diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel bebas
(independent variable) dan manajemen laba sebagai variabel terikat
(dependent variable).
Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata–rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan
statistik deskrptif dari sampel perusahaan real estate dan property dari tahun
2010 sampai dengan 2014 disajikan dalam table 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Descriptive Statistic Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KM 115 .20 .98 .7320 .16417
PDK 115 .20 .80 .4047 .11306
KA 115 .25 .50 .3197 .03831
ML 115 .10 .66 .3717 .09582
(27)
Dari hasil analisis statistik deskriptif tersebut di atas diketahui bahwa
jumlah observasi dalam penelitian (N) adalah 115. Variabel kepemilikan
manajerial (KM) memiliki nilai minimum sebesar 20 % dan nilai maksimum
sebesar 98 %. Kepemilikan saham oleh manajer yang jumlahnya relatif besar
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam pelaporan kondisi keuangan perusahaan. Namun demikian,
kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan akan memperkecil
masalah keagenan yang muncul. Variabel proporsi dewan komisaris (PDK)
menunjukkan nilai minimum sebesar 20 % dan nilai maximum sebesar 80 %.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel telah memenuhi peraturan
BAPEPAM yang mewajibkan persentase keberadaan dewan komisaris
independen adalah 30 % dalam dewan. Jumlah komisaris independen yang
besar dalam perusahaan dapat menjadi kontrol terhadap kebijakan perusahaan.
Variabel komite audit (KA) mempunyai nilai minimum sebesar 25 %
dan nilai maximum sebesar 50 %. Penggunaan auditor yang berkualitas akan
mengurangi kesempatan perusahaan untuk melakukan kecurangan dalam
menyajikan informasi yang tidak akurat.
Variabel manajemen laba menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,3717
dengan standar deviasi sebesar 0,09582. Sedangkan nilai minimum dari
variabel ini sebesar 10 % dan nilai maximumnya sebesar 66 %. Hal ini
(28)
rendah. Nilai discretionary accrual yang mendekati atau dibawah 0
menunjukkan tidak dilakukannya manajemen laba oleh perusahaan,
sedangkan semakin besar nilai discretionary accrual menunjukkan tindakan
manajemen laba yang besar yang dilakukan perusahaan dalam melaporkan
laba baik menaikkan laba maupun menurunkan laba.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Data
Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk menguji
apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal. Cara
yang dilakukan untuk melihat normalitas adalah menggunakan analisa
grafik (grafik histogram dan normal probability plot) dan analisa
statisktik dengan menggunakan uji kolmogorov-smornov (K-S). Grafik
histogram membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal. Dalam normal probability plot, jika
distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Uji data statistik dengan model kolmogorov-Smirnov (K-S)
memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati
atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov
(29)
a. Nilai signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data
adalah normal.
b. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data
adalah tidak normal.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolomogorov
Smirnov adalah seperti yang ditampilkan berikut ini :
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 115
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .09464098
Most Extreme Differences
Absolute .100
Positive .100
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z 1.075
Asymp. Sig. (2-tailed) .198
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan table 4.2 dalam hasil uji statistik dengan model
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa signifikan (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov dari variabel kepemilikan manajerial, proporsi
(30)
dewan komisaris, komite audit dan manajemen laba perusahaan lebih
besar dari 0,05 atau telah terdistribusi dengan normal. Dengan
demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan
dengan uji asumsi klasik lainnya.
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas
Tujuan dilakukannya uji multikolonieritas yaitu untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable
bebas.. Hasil dari uji multikolonieritas dapat dilihat dalam table 4.3
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: ML
Hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance > 0,10
(31)
dan KA. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolonieritas
dalam model regresi.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari
koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun
sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka
dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil
pengujian heteroskedastisitas:
Tabel 4.4 Uji Heterokedastisitas
(32)
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa tidak ada
variabel yang memiliki nilai probabilitas signifikansinya di bawah
0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas
dari gejala heteroskedastisitas.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Dalam uji autokolerasi ini kita dapat menguji apakah dalam model
regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan-kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .156a .024 -.002 .09591 2.202
a. Predictors: (Constant), KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,202 lebih besar
dari batas atas (du) 1,736 dan kurang dari 4 – 1,736 (4-du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.
(33)
4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
4.2.3.1 Koefesian Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Berikut adalah hasil penghitungan koefisien determinasi hipotesis.
Tabel 4.6 Koefesian Determinasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .156a .024 -.002 .09591 2.202
a. Predictors: (Constant), KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
Pada koefisien determinasi model regresi diperoleh nilai
adjusted R square sebesar -0,002. Hal ini berarti bahwa 0,2 % variasi manajemen laba dapat dijelaskan oleh kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris, komite audit sedangkan sisanya dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut
4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji F )
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
(34)
pengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Simultan (F-Test) ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .025 3 .008 .924 .432a
Residual 1.021 111 .009
Total 1.047 114
a. Predictors: (Constant), KA, KM, PDK b. Dependent Variable: ML
Pada tabel 4.6 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 0,924
dengan probabilitas 0,432. Karena probabilitas lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan komite audit secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
4.2.3.3 Uji Signifikansi Parsial ( Uji t )
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
(35)
Tabel 4.8
Hasil Uji Parsial (t-Test) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .239 .086 2.768 .007
KM .049 .055 .084 .893 .374
PDK .069 .080 .080 .847 .399
KA .216 .237 .087 .912 .363
a. Dependent Variable: ML
Persamaan regresi :
EM = a + b1KM + b2PDK +b3KA + e
EM = 0,239 + 0,049 KM + 0,068PDK + 0,216KA + e
Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena nilai
probabilitas signifikansi diatas 0,005.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa :
a. Perusahaan sampel penelitian tidak menggunakan kepemilikan
manajerial untuk mengurangi manajemen laba, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu menjadi
(36)
ketidakselarasan kepentingan antara manajemen dengan pemilik
atau pemegang saham.
b. Proporsi dewan komisaris tidak dapat memberikan pengaruh
terhadap tindakan manajemen laba, artinya dengan adanya
komisaris independen tidak mampu mengurangi terjadinya
tindakan manajemen laba. Semakin besar proporsi dewan
komisaris dalam suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi
tindakan manajemen laba.
c. Komite audit tidak dapat mengurangi tindakan manajemen laba.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial yang dilakukan dengan
uji t, didapati bahwa variabel independen yaitu kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan
signifikansi t sebesar 0,374 yang lebih besar dari 0,05. Yang menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial tidak mampu menjadi mekanisme good corporate
governance yang dapat mengurangi ketidakselarasan kepentingan antara manajemen dengan pemilik atau pemegang saham.
Variabel independen proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar
(37)
komisaris dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal, sementara
pemegang saham mayoritas (pengendali/founders) masih memegang peranan penting
sehingga kinerja perusahaan tidak meningkat bahkan turun. Kuatnya kendali pendiri
perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan komisaris tidak
independen dan fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi tanggung jawab dewan
komisaris menjadi tidak efektif.
Begitu juga dengan variabel komite audit juga tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar 0,363 yang lebih besar
dari 0,05. Krisis ekonomi yang terjadi tahun 2008 menyebabkan para komite audit
tidak dapat mengidentifikasi dengan jelas semua resiko bisnis, pengawasan
operasional yang efektif dan efisien, kualitas informasi manajemen keuangan, dan
kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan.
Nilai Adjusted R Square terhadap manajemen laba sebesar -0,002 yang berarti
bahwa 0,2 % variasi good corporate governance dapat dijelaskan oleh variasi
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sedangkan
sisanya dijelaskan oleh fasktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial yang dilakukan
dengan uji t, good corporate governance yang diproksikan dalam kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap
(38)
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji F menunjukkan
bahwa nilai F sebesar 0,924 dengan probabilitas 0,432 sehingga dapat disimpulkan
bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit tidak
berpengaruh secara simultan terhadap manajeman laba
Berdasarkan hasil dari semua pengujian di atas, hasilnya sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Isnanta (2007). Mekanisme good corporate
governance yang terdapat didalam perusahaan diyakini dapat membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Karena itu diduga dengan semakin tingginya kualitas audit,
semakin tingginya proporsi dewan komisaris indepeden, dan adanya komite audit
maka semakin kecil pengelolaan laba yang oportunis (berhubungan negatif). Tidak
signifikannya variabel Good Corporate Governance kemungkinan disebabkan karena
penerapan Good Corporate Governance baru dirasakan dampaknya dalam waktu
yang panjang, setelah semua aturan dilaksanakan sesuai mekanisme yang ada. Dalam
penyesuaian ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga belum terbukti
(39)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance yang
diproksikan dengan kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite
audit terhadap manajemen laba. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diperoleh dari
penelitian ini :
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris, dan komite audit tidak berpengaruh secara simultan terhadap
manajeman laba. Hal ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Isnanta (2007)
2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa good corporate governance yang
diproksikan ke dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan
komite audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajeman laba. Hal ini
didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Isnanta (2007) dan
Tuti Sriwedari (2009).
3. Rendahnya nilai adjusted R square menunjukkan bahwa mekanisme good
corporate governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit berpengaruh kecil terhadap
(40)
diteliti dalam penelitian ini. Hal ini didukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Tuti Sriwedari (2009)
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini hanya
perusahaan real estate dan property saja.
2. Good Corporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini masih
terbatas pada tiga variabel yaitu kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris, dan komite audit.
3. Data penelitian yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan
laporan tertulis sedangkan pelaksanaan penerapan GCG adalah bagaimana
pelaksanaannya dilapangan.
4. Rendahnya koefisien determinasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
masih banyak mekanisme good corporate governance selain kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit yang mempengaruhi
(41)
5.3 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian sejenis berikutnya yaitu:
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel perusahaan yang tidak
hanya pada perusahaan real estate dan property saja, tetapi dapat
dikembangkan dengan menggunakan sampel dari kelompok perusahaan lain
yang listed di Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian selanjutnya perlu mengidentifikasi mekanisme good corporate
governance lain untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap manajemen laba, seperti sistem insentif untuk manajemen, dewan direksi,
pertemuan RUPS dan lain sebagainya.
3. Sebaiknya juga menggunakan data kualitatif , dengan begitu kita bisa melihat
bagaimana implemantisinya di lapangan, misalnya bagaimana peran serta dan
tanggung jawab dari dewan komisaris ataupun komite audit dalam
perusahaan.
4. Penelitian ini hendaknya menggunakan metode penentuan Discretionary
Accruals yang berbeda, sehingga dapat melihat adanya manajemen laba dengan sudut pandang yang berbeda.
(42)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Manajemen Laba
Scott (2011:423) mendefinisikan manajemen laba merupakan
keputusan dari manajer untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu yang
dianggap bisa mengurangi tingkat kerugian yang dilaporkan. Manajemen laba
merupakan prilaku yang tidak dapat diterima, melakukan manajemen laba
berarti suatu pengurangan keakuratan dalam informasi laporan keuangan.
Menurut Scott (2011:426) motivasi yang mendorong manajemen melakukan
manajemen laba:
1. Motivasi bonus yaitu, manajer akan berusaha mengatur laba bersih
akan dapat memaksimalkan bonusnya.
2. Hipotesis perjanjian hutang, berkaitan dengan persyaratan perjanjian
hutang yang harus dipenuhi, laba yang tinggi diharapkan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian
hutang.
3. Meet Inverstor Earnings Expectations and Maintain Reputasion,
perusahaan yang melaporkan laba lebih besar daripada ekspektasi
(43)
karena investor memprediksi karena perusahaan akan mempunyai
masa depan yang lebih baik.
4. IPO (Initial Public Offering), manajer perusahaan yang akan go public
termotivasi untuk melakukan manajemen laba sehingga laba yang
dilaporkan menjadi tinggi dengan harapan dapat menaikkan harga
saham perusahaan.
Manajemen adalah pihak yang dipercaya pemegang saham untuk
bekerja demi kepentingan pemegang saham. Dalam teori agensi pihak
pemegang saham disebut prinsipal dan manajer merupakan agensi. Prinsip
utama agensi adalah suatu hubungan kerja antara yang memberi wewenang
(prinsipal) yaitu investor (pemilik) dengan pihak yang menerima wewenang
(agensi) yaitu manajer (Elqorni, 2009)
2.1.2 Pengertian Good Corporate Governance
Good corporate governance merupakan suatu tata kelola perusahaan yang diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan
kepada para investor mengenai pertumbuhan perusahaan tersebut. Corporate
governance berkaitan dengan bagaimana meyakinkan investor bahwa manajer
perusahaan dapat memberikan keuntungan buat mereka, dan tidak melakukan
(44)
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak berkepentingan. Menurut Ma’ruf
(2006;15) pelaksanaa good corporate governance dapat memberikan
beberapa manfaat berikut ini:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasinal perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan terhadap
stakeholder.
2. Mempermudah diperolehnya dana yang lebih murah sehingga dapat
meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan kembali
modalnya di Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan deviden.
2.1.3 Struktur Corporate Governance 2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial
Pemisahaan kepentingan dapat terjadi antara pemilik saham
dan manajamen yang membuat manajemen bertindak tidak sesuai
dengan keinginan pemilik perusahaan, konflik pemisahaan
kepentingan ini disebut konflik keagenan. Secara umum dapat
(45)
manajemen (kepemilikan manajerial) cenderung mempengaruhi
tindakan manajemen laba (Boediono, 2005) Jumlah kepemilikan
manajerial dapat mempengaruhi manajer perusahaan memiliki
kepentingan yang sama dengan pemegang saham sehingga
mengurangi manajemen laba.
2.1.3.2 Proporsi Dewan Komisaris
Proporsi dewan komisaris merupakan salah satu bagian
terpenting dalam good corporate governance karena yang bertugas
menjamin pelaksanaan strategi perusahaan. Melalui perannya dalam
dalam menjalankan fungsi pengawasan komposisi dewan dapat
mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan
sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas
(Boediono, 2005). Hal ini berarti dapat mengurangi tindakan
manajemen laba yang ingin dilakukan oleh pihak manajemen.
Pengawasan dilakukan agar kecenderungan manajer untuk melakukan
manajemen laba berkurang dan agar investor tetap memberikan
(46)
2.1.3.3 Komite Audit
Komite audit dibentuk oleh perusahaan untuk memberikan
gambaran mengenai masalah-masalah kebijakan keuangan, akuntansi
dan pengendalian intern. Komite audit bertugas memberikan pendapat
kepada dewan komisaris dan mengidentifikasi apa yang disampaikan
oleh direksi kepada dewan komisaris serta mengidentifikasi hal-hal
yang memerlukan perhatian dewan komisaris. Komite audit
ditugaskan membantu dewan komisaris memastikan bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar (KNKG: 2006). Dengan begitu
tindakan manajemen laba dapat ditekan dengan adanya komite audit di
perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang manajemen laba telah banyak dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya. Terdapat hal-hal penting dari penelitian sebelumnya yang
menjadi dasar penelitian ini. Berikut beberapa iktisar penelitian terdahulu.
Isnanta (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh good corporate governance
dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan
manufaktur di BEJ. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen
(47)
Siagian (2011) dalam penelitiannya menguji pengaruh corporate governance,
ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi
manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Panjaitan (2012) dalam penelitiannya menganalisis pengaruh mekanisme
good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011. Hipotesis penelitiannya
menunjukkan bahwa secara serempak kepemilikan manajerial, proporsi dewan
komisaris dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
Uji parsial menunjukkan hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Sedangkan proporsi dewan komisaris dan komite audit
tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Irsyad (2011) dalam penelitiannya menguji pengaruh good corporate
governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, proporsi
dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan
kinerja perusahaan secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa good corporate
(48)
komisaris dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap
penentuan besarnya manajemen laba dan kinerja perusahaan.
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Rudi Isnanta (2007) Pengaruh Good
Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di BEJ Variabel Independen : Struktur perusahaan Variabel Dependen : Manajemen Laba Kinerja perusahaan.
Good Corporate Governance tersebut tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, tetapi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
2 Fretty Siagian
(2011) Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Ukuran dewan komisaris Komposisi dewan komisaris Ukuran perusahaan Kepemilikan institusional Kepemilikan manajerial Kepemilikan konsentrasi Variabel Dependen :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
(49)
3 Thiodara Panjaitan 2012 Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011 Variabel Independen : Kepemilikan manajerial Proporsi dewan komisaris Komite Audit Variabel Dependen: Manajemen Laba
Hipotesis penelitian menunjukkan bahwa secara serempak Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan
Komisaris dan Komite Audit berpengaruh secara signifikan terhadap Manajemen Laba. Uji parsial menunjukkan hanya Kepemilikan Manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba. Sedangkan Proporsi Dewan Komisaris dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.
4 Muhammad Irsyad
2011 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Kepemilikan manajerial Proporsi dewan komisaris Komite audit Variabel Dependen : Manajemen Laba
Hasil penelitian ini adalah ketiga variable independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menjelaskan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel
(50)
terdahulu maka, dapat digambarkan kerangka konseptual seperti gambar 2.1 kerangka
konseptual.
H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris serta komite audit sebagai variabel independen dan
manajemen laba sebagai variabel dependen. Kepemilikan manajerial merupakan
saham yang dimiliki oleh pihak manajemen secara pribadi. Kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dapat membatasi manajer dalam melakukan manajemen laba.
Artinya, semakin besar kepemilikan saham maka semakin kecil praktik manajemen
laba. Ini disebabkan karena kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat membuat Kepemilikan Manajerial
(X1)
Proporsi Dewan Komisaris
(X2)
Komite Audit (X3)
Manajemen Laba
(Y)
(51)
pemegang saham pada posisi yang kuat untuk mengendalikan manajemen secara
efektif sehingga mampu membatasi perilaku oportunis oleh manajer.
Dewan komisaris merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam
mengawasi laporan yang reliabel. Karakteristik dewan komisaris secara umum dan
khususnya komposisi dewan, dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan
tindakan manajemen laba. Melalui peranan dewan dalam melakukan fungsi
pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen, komposisi
(proporsi) dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil
dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan
terhindar dari kecurangan laporan keuangan. Hubungan antara komisaris independen
dengan manajemen laba dan hasilnya komisaris independen signifikan berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba. Untuk menguji hubungan antara komisaris
independen dengan manajemen laba.
Komite audit yang dibentuk oleh suatu perusahaan berhubungan dengan
kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Selain itu, keberadaan
komite audit juga berfungsi untuk membantu dewan komisaris independen dalam
mengawasi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Untuk menjadi
seorang komite audit maka syarat utama yang harus dimiliki adalah sikap
independensi. Independensi diperlukan untuk menilai keefektifan auditor internal dan
untuk menilai independensi dan obyektivitas auditor eksternal. Anggota komite audit
(52)
langsung kepada perusahaan. Semakin banyaknya anggota komite audit yang
independen diharapkan kualitas laporan keuangan akan semakin baik. Untuk menguji
hubungan antara komite audit dan manajemen laba melalui perhitungan discretionary
accrual.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoristis dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan diatas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini, yaitu : Apakah
Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris, dan Komite Audit
(53)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Good corporate governance secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk
semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat)
dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparans terhadap
semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki
tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Good
corporate governance lebih condong pada serangkaian pola perilaku perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan, perlakuan terhadap para
pemegang saham. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar analisis dalam mengkaji
good corporate governance di suatu negara dengan memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan yang sistematis yang dapat digunakan
sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai kinerja perusahaan.
Riset The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), 2002, menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan good corporate governance adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi good
(54)
corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang
sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi good corporate governance yang berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan good corporate governance akan mengalami perbaikan citra,
dan peningkatan nilai perusahaan.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah
salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen
laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai
laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai
angka laba tanpa rekayasa (Abdelghany, 2005).
Kita dapat meminimumkan tindakan manajemen laba dengan mempengaruhi
keputusan yang dibuat oleh manajer dengan corporate governance. Corporate
governance biasanya menunjuk pada sekumpulan mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer dimana terdapat pemisahaan kepemilikan dan
control terhadap organisasi (Lerker et al: 2005). Menurut Surya dan Yustivandana (2008:24), corporate governance merupakan suatu sistem yang mengarah dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar mencapai kesinambungan antara kekuatan dan kewenangan yang diperlakukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban terhadap skateholder. Corporate governance akan berjalan baik apabila menerapkan prinsip-prinsip transparansi yaitu informasi yang
(55)
diberikan perusahaan secara akurat dan tepat waktu kepada stakeholder. Dalam hal ini yang masuk dalam corporate governance adalah kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit.
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan diukur dengan persentasi jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen
(Sujoko dan Subiantoro, 2007:41-48). Komisaris merupakan organ yang mengawasi
kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat
kepada manajemen (Surya, 2008). Dengan adanya dewan komisaris maka
kegiatan-kegiatan manajemen akan diawasi atau dikontrol sehingga diharapkan dapat
mengurangi manajemen laba. Peran komite audit seringkali dihubungkan dengan
kualitas pelaporan keuangan karena dapat membantu dewan komisaris dalam
mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan (Suaryana, 2005). Dengan adanya komite audit dapat
membantu dewan komisari dalam mengawasi proses laporan keuangan dengan
harapan dapat menekan tindakan manajemen laba.
Beberapa penelitian tentang good corporate governance dan ukuran
perusahaan telah dilakukan, Irsyad (2011) menyebutkan dalam hasil penelitiannya
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial.
Sedangkan Panjaitan (2012) menyebutkan secara serempak kepemilikan manajerial,
(56)
manajemen laba. Uji parsial menunjukkan hanya kepemilikan manajerial yang
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Berdasarkan hasil penelitian yang kontradiktif diatas maka peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian ulang dengan judul : “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian atau penjelasan diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah good corporate governance, yang diproksikan dalam
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh
terhadap manajemen laba pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010 hingga 2014?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh good corporate
governace yang diproksi dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(57)
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta mampu
memberikan tambahan literatur mengenai good corporate governance
terhadap manajemen laba pada perusahaan real estate dan property di
Indonesia.
2. Bagi perusahaan, peneliti berharap penelitian ini menjadi masukan
terhadap pengaruhnya good corporate governance terhadap manajemen
laba di perusahaan real estate dan property serta dapat mambantu investor
dalam membuat keputusan investasinya.
3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi
penelitian dan dasar pengembangan penelitian berikutnya mengenai
masalah yang sama.
4. Bagi investor, menjadi masukan dan salah satu bahan pertimbangan
investor dalam menentukan atau memutuskan untuk berinvestasi pada
(58)
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2014. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap manajemen laba. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan manajemen laba sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 23 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba secara parsial dan simultan. Hal ini menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya manajemen laba.
Kata Kunci : manajemen laba, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris,
(59)
ABSTRACT
EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND TO EARNING MANAGEMENT OF REGISTERED REAL ESTATE AND PROPERTY
COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to know the influence of good corporate governance to the earning management of the real estate and property companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2010 up to 2014. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the earning management. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and comitee audit as variable independent, and earning management as variable dependent consist of the 23 firms.
This research concludes that three of independent variables have not influence toward earning management in parcial. This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and audit comitee are not give big influence to make decision in earning management.
Keywords : earning management, managerial ownership, board of commissioner and audit comitee
(60)
SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN
REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
OLEH :
WINDA SAGITA 140522161
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(61)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi saya yang
berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba
Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Data yang saya peroleh dari lembaga dan saya kutip dari hasil karya penulis
lain yang telah mendapatkan izin serta telah dicantumkan sumbernya secara jelas
menurut norma dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya berikut ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Medan, Januari 2016 Yang Membuat Pernyataan
Winda Sagita NIM: 140522161
(62)
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai dengan 2014. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap manajemen laba. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan manajemen laba sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 23 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ketiga variabel independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba secara parsial dan simultan. Hal ini menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemlikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap penentuan besarnya manajemen laba.
Kata Kunci : manajemen laba, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris,
(63)
ABSTRACT
EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND TO EARNING MANAGEMENT OF REGISTERED REAL ESTATE AND PROPERTY
COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
The purpose of this research is to know the influence of good corporate governance to the earning management of the real estate and property companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2010 up to 2014. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the earning management. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and comitee audit as variable independent, and earning management as variable dependent consist of the 23 firms.
This research concludes that three of independent variables have not influence toward earning management in parcial. This result show that good corporate governance which is proxied by managerial ownership, board of commisioner and audit comitee are not give big influence to make decision in earning management.
Keywords : earning management, managerial ownership, board of commissioner and audit comitee
(64)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah
“Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan dan petunjuk serta nasihat dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan rasa syukur dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara..
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, CA, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk
(65)
5. Ibu Dra.Mutia Ismail, SE, MM, Ak selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Ac selaku Dosen Pembanding.
6. Teristimewa kedua orangtuaku, Ir. Isrin Yusuf dan Nurlaila, serta kakak dan adik saya Vonna Safitry, SE dan Shebrina Amellya, atas segala doa, cinta, kasih, sayang dan dukungannya baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Kepada Muhammad Ariz Fahriza, terima kasih untuk segala doa, perhatian, pengertian, motivasi, semangat, dukungan, dan telah berbagi banyak pengalaman kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sahabat-sahabat terbaikku : Marisa, Gina, Nunun, Dita, Ririn, dan semua teman-teman S1 Akuntansi Ekstensi 2014 yang selalu memberikan dukungan, bantuan, semangat dan motivasi kepada penulis.
Semoga Allah SWT membalas segala amal dan budi baik yang diberikan oleh berbagai pihak untuk penulis selama ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademik.
Medan, Januari 2016 Penulis,
Winda Sagita NIM : 140522161
(1)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... .. v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Tinjauan Pustaka ... 6
2.1.1 Manajemen Laba ... 6
2.1.2 Pengertian Good Corporate Governance ... 7
2.1.3 Struktur Good Corporate Governance ... 8
2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial ... 8
2.1.3.2 Proporsi Dewan Komisaris ... 9
2.1.3.3 Komite Audit ... 10
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 10
2.3 Kerangka Konseptual ... 13
2.4 Hipotesis Penelitian ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
3.1 Jenis Penelitian ... 17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
(2)
3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 18
3.4.1 Variabel Independen ... 18
3.4.1.1 Kepemilikan Manajerial ... 18
3.4.1.2 Proporsi Dewan Komisaris ... 29
3.4.1.3 Komite Audit ... 20
3.4.2 Variabel Dependen ... 20
3.4.2.1 Manajemen Laba ... 20
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.6 Jenis Data ... 25
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.8 Teknik Analisis ... 26
3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 26
3.8.1.1 Uji Normalitas Data ... 26
3.8.1.2 Multikolinearitas ... 26
3.8.1.3 Heteroskedastisitas ... 27
3.8.1.4 Autokolerasi ... 28
3.8.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 29
3.8.2.1 Koefisien Determinasi ( R2 ) ... 30
3.8.2.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji F ) ... 31
3.8.2.3 Uji Signifikansi Parsial ( Uji t ) ... 32
3.9 Jadwal Penelitian ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 33
4.1 Analisis Data Penelitian ... 34
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 34
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 36
4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 36
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ... 38
(3)
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 39
4.2.2.4 Uji Autokolerasi ... 40
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 41
4.3.1 Koefesian Determinasi ( R2 ) ... 41
4.3.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji F ) ... 41
4.3.3 Uji Signifikansi Parsial ( Uji t ) ... 42
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 47
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 48
5.3 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
(4)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman
2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 12
3.1 Ringkasan Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 21
3.2 Daftar Perusahaan Real Estate dan Property yang menjadi sampel ... 23
3.3 Durbin Watson ... 29
3.4 Jadwal Penelitian ... 32
4.1 Statistik Deskriptif ... 34
4.2 Uji Normalitas – One Sample Kolmogorov Smirnov Test………37
4.3 Uji Multikolonieritas………..38
4.4 Uji Heterokedastisitas………....39
4.5 Uji Autokolerasi……….40
4.6 Koefisien Determinasi………41
4.7 Uji F ………..42
4.8 Uji t ………....43
(5)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul
Halaman
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Tabel Judul
Halaman
Lampiran i Daftar Sampel Penelitian ... 52 Lampiran ii Pengujian Asumsi Klasik dan Hipotesis ... 55