Hasil Cetak Informasi Elektronik dan ata

Hasil Cetak Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
Sebagai Alat Bukti Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Melalui
Media Daring
Aris Hardinanto
Dosen Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura
aris@trunojoyo.ac.id
Abstract

Developments and changes in the world to be very fast as a result of
advances in science and technology, especially transportation and communication
technology have made various facilities to people's mobility. Development of
information flows between countries can no longer be controlled by the government,
so the role in controlling the population through social networking mobiltias. Such
growth resulted in social change in communities around the world, across borders.
The new type of crime as a negative impact on the development of information
technology appears along with the development of information technology. Crime
using information technology or computer media and the Internet are called
computer related crime or cybercrime. Position evidence as substantive criminal law
enforcement become the parameters a judge to decide a case. Law No. 11 Year 2008
on Information and Electronic Transactions provide space to print out electronic
evidence in cybercrime as valid evidence. The printout electronic evidence electronic

evidence as valid if it can be guaranteed authenticity. Thus the position of electronic
evidence in cybercrime has strict criteria compared to conventional evidence.
Methods of research in this journal using the approach of law (statute approach),
the approach of the case (case approach) as well as a conceptual approach
(conceptual approach)
Keywords: electronic evidence, cybercrime.

Abstrak

Perkembangan dan perubahan dunia menjadi sangat cepat sebagai akibat dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi transportasi dan
komunikasi telah membuat berbagai kemudahan terhadap mobilitas masyarakat.
Arus perkembangan informasi antar negara tidak dapat lagi dikendalikan oleh
pemerintah, sehingga peran dalam mengendalikan arus mobiltias penduduk melalui
jejaring sosial. Pertumbuhan yang seperti ini mengakibatkan perubahan sosial di
masyarakat seluruh dunia, lintas batas negara. Kejahatan jenis baru sebagai dampak
negatif dari perkembangan teknologi informasi muncul seiring dengan
perkembangan teknologi informasi. Kejahatan menggunakan media teknologi
informasi atau komputer dan internet disebut computer related crime atau
cybercrime. Kedudukan alat bukti sebagai penegak hukum pidana materiil menjadi

parameter hakim untuk memutus suatu perkara. Undang-undang No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik memberikan ruang terhadap hasil cetak
alat bukti elektronik dalam cybercrime sebagai alat bukti yang sah. Hasil cetak alat
bukti elektronik sah apabila alat bukti elektronik itu dapat dijamin keasliannya.
Dengan demikian kedudukan alat bukti elektronik dalam cybercrime memiliki
102

103

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

kriteria yang ketat dibanding alat bukti konvensional. Metode penelitian dalam jurnal
ini menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan
kasus (case approach) serta pendekatan konseptual (conceptual approach)
Kata kunci: alat bukti elektronik, cybercrime.

tentang pengaturan dan komunikasi

Pendahuluan
Satjipto


Rahardjo

berpendapat

bahwa terdapat banyak alasan yang
dapat dikemukakan sebagai penyebab
timbulnya suatu perubahan di dalam
masyarakat, tetapi perubahan dalam
penerapan

hasil-hasil

teknologi

modern dewasa ini banyak disebutsebut

sebagai

salah


satu

terjadinya

perubahan

Perubahan

sosial

berbagai
perubahan
interaksi

aspek

sosial.
menyangkut


kehidupan

terhadap
sosial,

sebab

dan

seperti

pola

pikir,

gaya

hidup

masyarakat (Satjipto Rahardjo, 1980 :


otomatis (Sudarto, 2011 : 26).
Perkembangan

informasi membawa dampak positif
dan negatif. Dampak positifnya adalah
jika ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat. Dampak
negatif sebaliknya, ilmu pengetahun
dan teknologi dimanfaatkan untuk
menyengsarakan masyarakat (Nyoman
Serikat Putra Jaya, 2010 : 89).
Ilmu hukum mendapat imbas
dengan

perkembangan

Salah satu penyebab perubahan
sosial


itu

adalah

dengan

dikembangkannya teknologi informasi
secara global. Teknologi Informasi
yang

berkembang

sangat

pesat

menghasilkan fasilitas internet yang
memudahkan interaksi


masyarakat.

Sudarto berpendapat dengan teknologi
yang

berkembang,

ilmu-ilmu

baru

yang

memunculkan
sebelumnya

pernah terdengar, diantaranya: agogie,
polemologie, cybernetica, dan ilmu

teknologi


informasi. Nyoman Serikat Putra Jaya
berpendapat

96).

teknologi

bahwa

perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi mau
tidak mau mempunyai dampak bagi
perkembangan hukum pidana pada
umumnya dan khususnya hukum acara
pidana (Nyoman Serikat Putra Jaya,
2011 : 67). Hukum pidana merupakan
aturan
kepada


hukum
suatu

yang

mengikatkan

perbuatan

yang

memenuhi syarat-syarat tertentu suatu
akibat yang berupa pidana (Sudarto,
1990 : 9). Perkembangan teknologi
dan informasi dalam hal ini, internet,
memberikan cakrawala baru tentang

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016


104

hukum pidana yang berkaitan dengan

Beberapa julukan juga diberikan

pemanfaatan teknologi dan informasi,

kepada kejahatan ini seperti virtual

khususnya mengenai perkembangan

space

kejahatan

melalui

(selanjutnya
contoh

offence,

hight

crime,

tech

sarana

internet

transnational crime, dan white collar

cybercrime).

Sebagai

crime. Menurut Volodymyr Golubev

adalah

cybercrime merupakan bentuk baru

dalam

hal

ini

perkembangan hukum pidana dalam

dari

menghadapi bentuk baru kejahatan

Nawawi Arief, 2006 : 1). Pengaturan

komputer (computer crime). Menurut

mengenai

(Muladi, 1990 : 29) survei O.C.E.D

membawa keuntungan dan kerugian.

(Organization

Co-

Keuntungannya adalah karena internet

operation and Development) jenis-

merupakan sumber informasi tanpa

jenis kejahatan komputer yang paling

batas, mempunyai tarif relatif murah,

menonjol

dan membantu di bidang perdagangan.

for

saat

Economic

ini

adalah:

1)

perilaku

anti

sosial

kegiatan

di

internet

Computer espionage and program

Kerugiannya

piracy,

computer

missinformasi karena tidak ada sensor,

manipulation, 3)Computer sabotage,

sulit dilacak, pemborosan waktu yang

4) Unauthorized use of computers, 5)

tidak produktif, keamanan transaksi

Unauthorized access to DP system

dan

2)

Fraud

Kehadiran

by

internet

juga

dikenal

dengan

sebutan

pelanggaran

dapat

privacy

terjadi

(Agus

Raharjo, 2002 : 215-216).

menimbulkan sebuah lingkungan baru
yang

adalah

(Barda

Urgensi

penanggulangan

cybercrime sebagai kejahatan jenis

mayantara (Barda Nawawi Arief, 2006

baru

: 5). Tindak pidana seperti yang

cybercrime ini pada kongres PBB

diuraikan oleh Muladi di atas dalam

kedelapan tentang computer related

penelitian

crime (Eight UN Congress on the

ini

termasuk

kategori

terlihat

dengan

dibahasnya

“unauthorized use of computers”.

Prevention

Kompleksitas dari tindak pidana ini

Treatment of Offenders, 1991 : 141).

dalam perkembangan tidak hanya

Pada tanggal 19 September 2000

melibatkan

dalam paper berjudul “Cyber Crime”

komputer

saja,

tetapi

of

Crime

and

The

berkaitan dengan jaringan komputer

yang

dan

Technology Association of Canada

sarana

pendukung

teknologi

dibuat

oleh

Information

informasi di internet, seperti server

(ITAC)

dan hosting domain.

“International Information Industry

yang

disampaikan

pada

105

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

(IIIC)

Congress

Congress”

2000

di

Millenium

Quebec

yang

sebagai alat bukti yang sah dan hasil
cetak

alat

bukti

tersebut

diakui

dapat

dijamin

menyatakan bahwa: “Cyber crime is a

keabsahannya

real and growing threat to economic

keasliannya. Dalam beberapa kasus,

and social development around the

Penuntut Umum menggunakan hasil

world. Information technology touches

cetak

every aspect of human life and so can

dan/atau dokumen elektronik sebagai

electronically enabled crime” (ITAC,

alat bukti. Berdasarkan hal tersebut,

2000: 2).

permasalahan yang muncul adalah

Berdasarkan

hal

dari

jika

informasi

elektronik

tersebut,

antara lain; 1) Bagaimana pengaturan

cybercrime sebagai kejahatan modern

tindak pidana pencemaran nama baik

perlu

di dalam UU ITE?; 2) Bagaimana

diantisipasi

menggunakan

pendekatan-pendekatan yang berbeda

kedudukan

dari

elektronik

kejahatan

konvensional.

hasil

cetak

dan/atau

informasi
dokumen

Perkembangan dunia teknologi dan

elektronik berdasarkan ketentuan UU

informasi telah merubah paradigma

ITE?

masyarakat dari paradigma paper
based menuju paradigma electronic
based (Edmon Makarim, 2003 : 415).

Tidak

dapat

dipungkiri

penggunaan

internet

mempermudah

bahwa

dewasa

bagi

ini

masyarakat

Metode Penelitian
Pendekatan masalah yang akan
digunakan

adalah

pendekatan

perundang-undangan

(statute

approach), pendekatan kasus (case

maupun penyidik dalam melakukan

approach)

serta

pendekatan

investigasi

mengenai

konseptual

(conceptual

approach).

kejahatan yang terjadi di ranah cyber .

Pendekatan

Penggunaan

(statute

khususnya

internet

menimbulkan

perundang-undangan

approach),

ialah

suatu

permasalahan baru terkait tentang

pendekatan yang dilakukan dengan

penegakan

menelaah

hukum,

khususnya

peraturan

perundang-

penggunaan alat bukti. Pasal 5 dan 6

undangan dan regulasi yang berkaitan

Undang-undang No. 11 Tahun 2008

dengan isi hukum atau permasalahn

tentang

yang

Informasi

dan

Transaksi

sedang

diteliti,

adakah

Elektronik (selanjutnya disebut UU

kesesuaian dan konsistensi antara

ITE) memberikan perluasan alat bukti,

undang-undang dan undang-undang

yaitu diakuinya alat bukti elektronik

lainnya, atau antara undang-undang

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

106

dengan undang-undang dasar 1945,

technology untuk mengungkap kasus-

atau antara regulasi dengan undang-

kasus yang berkaitan dengan high-

undang.

(case

technology;

misalnya

approach), ialah suatu pendekatan

keberadaan

laboratorium

dengan

telaah

komputer di Indonesia. 3) Peran saksi

terhadap kasus-kasus yang berkaitan

ahli (testimony expert) dalam proses

dengan isu yang dihadapi yang telah

pidana

menjadi

putusan

pengadilan.

dimanfaatkan

Sedangkan

pendekatan

pendekatan

Rendahnya kesadaran korban untuk

konseptual

(conceptual

approach)

Pendekatan

cara

kasus

melakukan

masih

melaporkan

terbatasnya
forensik

belum

secara

kasus

bisa

optimal.

kriminal

4)

yang

ialah suatu metode pendekatan dengan

terjadi

cara prinsip-prinsip hukum berupa

komputernya, terutama kesediannya

pandangan para ahli hukum, doktrin-

sebagai saksi utama.

doktrin hukum, serta secara eksplisit

pada

sistem

keamanan

Kendala-kendala

mengenai

juga ditemukan pada konsep hukum

pengungkapan

yang ada pada aturan perundang-

Indonesia dapat disimpulkan terletak

undangan.

pada

kemampuan

manusia

di

cybercrime

dalam

sumber

daya

bidang

hukum

pembuktian.

Pembahasan
Pembuktian

adalah

yang

Pembuktian dalam hukum acara

fundamental dalam hukum pidana

pidana berbeda dengan pembuktian

karena

hukum acara perdata. Dalam hukum

menentukan

hal

dapat

atau

tidaknya seseorang dipidana. Menurut

acara

Al. Wisnubroto ( 2010 : 136-137) ada

materiil

beberapa kendala dalam mengungkap

pembuktian sebenar-benarnya untuk

kejahatan di dunia internet dalam

memperoleh suatu kebenaran materiil,

tataran aplikasi penegakan hukum,

sedang dalam hukum acara perdata,

terutama

masalah

kebenarannya adalah kebenaran yang

pembuktian, diantaranya adalah: 1)

bersifat formil. Terdapat 3 (tiga) teori

Keterbatasan

pengetahuan

sistem pembuktian yang ada; Pertama ,

kemampuan aparat penegak hukum

sistem atau teori pembuktian berdasar

dalam menangani kasus-kasus yang

undang-undang secara positif (positief

berkaitan dengan high technology. 2)

wettelijke

Keterbatasan

pembuktian berdasar undang-undang

terkait

dengan

tersedianya

fasilitas

pidana

pembuktian

yang

bewijs

bersifat

mempunyai

theorie),

arti

sistem

107

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

secara positif ini berarti pembuktian

Ketiga , sistem atau teori pembuktian

yang didasarkan melulu kepada alat-

berdasar keyakinan hakim atas alasan

alat pembuktian yang disebut di dalam

yang logis (la conviction rais onee),

undang-undang.

teori ini muncul sebagai jalan tengah

Dikatakan

positif

karena hanya didasarkan pada undang-

atas

undang

telah

sebelumnya. Menurut teori ini hakim

terbukti suatu perbuatan sesuai dengan

dapat memutuskan seseorang berdasar

alat-alat bukti yang disebut oleh

keyakinannya, yang mana didasarkan

undang-undang,

kepada

saja.

Artinya

jika

maka

keyakinan

kedua

teori

pembuktian

dasar-dasar

pembuktian

hakim tidak diperlukan sama sekali.

disertai dengan suatu kesimpulan yang

Teori ini berusaha menyingkirkan

mendasarkan

semua pertimbangan subyektif hakim

pembuktian tertentu (Andi Hamzah,

dan mengikat hakim secara ketat

1985 : 228-231).

menurut

peraturan

perundang-

Het

pada

Herzienne

peraturan

Indonesische

undangan dengan pembuktian yang

Reglement (selanjutnya disebut HIR)

keras

Eropa

dan KUHAP semuanya menganut

berlakuknya asas inkisitor (inquisitor )

sistem pembuktian berdasar undang-

dalam acara pidana.

undang secara negatif yang tertera di

yang

saat

Kedua ,

itu

sistem

di

atau

teori

dalam Pasal 183 KUHAP dan Pasal

pembuktian beradasarkan keyakinan

294

hakim

ini

Prodjodikoro untuk Indonesia, sistem

memungkinkan hakim menyebut apa

pembuktian berdasar undang-undang

saja

sebaiknya dipertahankan beradasarkan

melulu,

yang

keyakinannya.

teori

menjadi

dasar

Dahulu

sistem

HIR.

Menurut

2 (dua) alasan,

pertama,

Wirjono

karena

pembuktian ini pernah dianut di

memang sudah selayaknya harus ada

Indonesia.

memberi

keyakinan hakim tentang kesalahan

kebebasan kepada hakim terlalu besar

terdakwa untuk dapat menjatuhkan

sehingga sulit diawasi. Di samping itu

pemidanaan, kedua karena ada asas

terdakwa dan penasehat hukumnya

kemanfaatan yang mengikat hakim

sulit untuk melakukan dan membuat

jika ada kaidah dan aturan dalam

pembelaan. Dalam hal ini hakim dapat

menyusun keyakinannya, agar ada

memidana

patokan-patokan

Sistem

keyakinannya

ini

terdakwa
bahwa

berdasarkan
ia

telah

melakukan apa yang didakwakan;

tertentu

yang

mengawal dalam melakukan acara

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

108

pidana (WirjonoProdjodikoro, 1982 :

peristiwa

77).

sendiri, dilihat sendiri dan dialami
Pembuktian sebuah hal

pidana

yang

didengar

yang

sendiri dengan menyebut alasan dari

fundamental dalam hukum pidana

pengetahuannya itu dan di dalam Pasal

karena

untuk

185 ayat (1) keterangan saksi sebagai

membuktikan ada atau tidaknya suatu

alat bukti ialah apa yang saksi

peristiwa hukum di mana seseorang

nyatakan di sidang pengadilan. Ada

melakukan

merupakan

sarana

tindak

pidana.

Suatu

sebuah kontroversi terhadap kesaksian

hukum

belum

tentu

de auditu atau hearsy evidence. Pasal

mengandung unsur tindak pidana, oleh

185 ayat (5) KUHAP memberikan

karena itu dibutuhkan pembuktian

penjelasan bahwa kesaksian de auditu

untuk mengetahui suatu peristiwa

tidak

hukum memuat suatu tindak pidana.

pembuktian

Berdasarkan

KUHAP,

Menurut KUHAP keterangan “satu

“hakim dilarang menjatuhkan pidana

saksi bukan saksi” hanya bisa dipakai

kepada seorang kecuali apabila dengan

pada

sekurang-kurangnya dua alat bukti

pemeriksaan singkat, tidak berlaku

yang sah dan memperoleh keyakinan

bagi pemeriksaan cepat. Di dalam

bahwa suatu tindak pidana benar-

Pasal

benar terjadi dan bahwa terdakwalah

dikatakan bahwa keterangan saksi

yang bersalah melakukannya”.

haruslah

peristiwa

Pasal

KUHAP

183

sendiri

telah

mempunyai
sebagai

pemeriksaan

310

HIR

kekuatan
alat

bukti.

biasa

dahulu,

mengenai

dan

hanya

hal-hal

yang

dialami, dilihat atau didengar olehnya,

menentukan di dalam Pasal 184 yang

sesuai

menjadi alat bukti. Berdasarkan Pasal

KUHAP, maka sejatinya kesaksian

184 KUHAP yang dapat dijadikan alat

tersebut tidak dapat dipergunakan di

bukti yang sah adalah: keterangan

dalam pengadilan, akan tetapi hakim

saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk,

boleh

dan

yang

tidak mempunyai nilai pembuktian

diuraikan sebagai berikut: Pertama ,

tetapi dapat memperkuat keyakinan

keterangan saksi, Pasal 1 angka 27

hakim yang bersumber kepada 2 (dua)

KUHAP dinyatakan keterangan saksi

alat bukti itu.

adalah salah satu alat bukti dalam

Adapun

keterangan

perkara

pidana

terdakwa,

yang

dengan

keterangan

mendengarkannya

persyaratan

dari

walaupun

menjadi

berupa

saksi adalah di luar dari larangan

keterangan dari saksi mengenai suatu

menjadi saksi berikut: 1) Keluarga

109

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

sedarah atau semanda dalam garis

seseorang yang memiliki keahlian

lurus ke atas atau ke bawah sampai

khusus. Ada beberapa pasal yang

derajat ketiga dari terdakwa atau yang

menyinggung

bersama-sama sebagai terdakwa; 2)

disebut dengan ahli seperti ahli yang

Saudara dari terdakwa atau yang

mempunyai pengetahuan tentang surat

bersama-sama

terdakwa,

palsu pada pasal 132 KUHAP, ahli

saudara ibu atau saudara bapak, juga

kedokteran forensik pada Pasal 133

mereka yang mempunyai hubungan

ayat (1) dan pasal 179 ayat (1)

karena parkawinan dan anak-anak

KUHAP, tetapi penyebutan tersebut

saudara

tidak menyinggung kualifikasi siapa

sebagai

terdakwa

sampai

derajat

ketiga; 3) Suami atau isteri terdakwa

siapa

sajakah

yang

saja yang disebut ahli.

maupun sudah bercerai atau yang

Dari keterangan yang diberikan di

bersama-sama sebagai terdakwa (Andi

pengadilan terhadap sebuah perkara,

Hamzah, 1985 : 242).

maka setidak-tidaknya ahli dibedakan

Dengan demikian seorang saksi

dalam beberapa jenis: 1) Ahli yang

haruslah memenuhi kriteria melihat,

menerangkan

mendengar, dan mengalami sendiri

keahlian khusus untuk itu, 2) Ahli

suatu tindak pidana dan tidak memiliki

yang

hubungan baik hubungan perkawinan

tentang kehalian khusus mengenai

maupun

suatu hal yang berhubungan erat

pertalian

darah

dengan

menerangkan

dengan

terdakwa.
Kedua ,

keterangan

ahli,

keterangan ahli ini termuat di dalam
Pasal 186 KUHAP yang berbunyi

sesuatu

perkara

melakukan

berdasarkan

semata-mata

pidana

pemeriksaan

tanpa
terlebih

dahulu (Adami Chazawi, 2009 : 66.).
Seorang

ahli

tidak

selalu

sebagai berikut, “Keterangan ahli ialah

ditentukan oleh adanya pendidikan

apa yang seorang ahli nyatakan di

formal

sidang pengadilan”. Pengertian ahli

keahliannya,

sendiri tidak menemukan penjelasan

pekerjaan tertentu yang ditekuninya

apa-apa di dalam KUHAP. Pasal 186

selama waktu tertentu yang cukup

hanya berbicara yang dimaksudkan

lama sangat mungkin menjadi ahli

dengan keterangan ahli ialah apa yang

dibidang tersebut. Dengan demikian

seorang

yang dimaksud dengan keterangan

ahli

persidangan.

nyatakan
Pasal

1

di

dalam

angka

khusus
tetapi

untuk
dalam

bidang
bidang

28

ahli adalah keterangan yang diberikan

KUHAP hanya sekedar menyebutkan

di dalam persidangan oleh seseorang

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

110

karena pengetahuannya dalam disiplin

pendekatan: a) Formil: sebuah surat

ilmu tertentu.

dapat dikatakan memiliki kekuatan

Ketiga , SuratJenis surat di dalam

pembuktian

yang

sempurna

ketentuan

formil

jika

Pasal 187 KUHAP sebagai berikut: 1)

terpenuhi

Berita acara dan surat lain dalam

pembuatannya serta dibuat dan berisi

bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat

keterangan resmi dari seorang pejabat

umum yang berwenang atau yang

berwenang

dibuat di hadapannya, yang memuat

dilaksanakan dalam sumpah jabatan.

keterangan

atau

b) Materiil: nilai pembuktian surat

keadaan yang didengar, dilihat atau

tersebut adalah “bebas”. Hakim dapat

yang

menilai

tentang

dialaminya

kejadian

sendiri,

disertai

dan

surat

surat

dalam

tersebut

tersebut

asli

atau

dengan alasan yang jelas dan tegas

tidaknya

tentang keterangannya itu; 2) Surat

pemeriksaan

yang

ketentuan

hakim ( Edmon Makarim, 2005 : 438).

peraturan perundang-undangan atau

Pada Pasal 187 butir c KUHAP,

surat

dibuat

yang

menurut

dibuat

oleh

pejabat

berdasarkan

mengatur

dan

asas

asas

proses

keyakinan

penggabungan

antara

mengenai hal yang termasuk dalam

keterangan ahli dengan alat bukti

tata laksana yang menjadi tanggung

surat. Contohnya adalah

jawabnya dan yang diperuntukkan

repertum

bagi pembuktian sesuatu hal atau

seorang

sesuatu

dimaksud

subyek hukum yang terkait dengan

ialah: Pertama , surat keterangan dari

suatu tindak pidana.Berbeda dengan

seorang ahli yang memuat pendapat

hukum perdata, terdapat pembagian

berdasarkan

jenis surat: a) akta: akta otentik, akta

keadaan.

Surat

keahliannya

mengenai

sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang
diminta secara resmi dari padanya;

yang

visum et

dikeluarkan

dokter

dalam

oleh

memeriksa

di bawah tangan. b) bukan akta.
Pada

dasarnya

surat

yang

Kedua , surat lain yang hanya dapat

termasuk pada alat bukti yang tertera d

berlaku jika ada hubungannya dengan

.i dalam pasal 187 huruf a adalah surat

isi dari alat pembuktian yang lain.

resmi yang dikeluarkan oleh pejabat

KUHAP tidak banyak mengatur

yang berwenang untuk membuatnya.

kriteria surat yang dijadikan alat bukti.

Syarat resmi dari sebuah surat yang

Untuk

dikeluarkan

menerangkan

lebih

lanjut

oleh

seorang

pejabat

Keterangan

tentang

mengenai keabsahan alat bukti surat,

haruslah:

setidaknya

kejadian atau keadaan yang dilihat

dapat

digunakan

1)

111

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

atau dialami pejabat itu sendiri. 2)

penuh kecermatan dan keseksamaan

Disertai alasan yang jelas dan tegas

berdasarkan

tentang keterangannya.

disebut pengamatan oleh hakim (eign

nuraninya.Apa

yang

Pada Pasal 187 KUHAP huruf a

waarneming van de rechter ) harus

dan b terdapat official akten berupa

dilakukan selama sidang, apa yang

akta

telah dialami atau diketahui oleh

otentik

atau

akta

jabatan,

kemudian pada Pasal 187 huruf c surat

hakim

yang didalamnya memuat keterangan

dijadikan dasar pembuktian, kecuali

ahli dan terakhir pada Pasal 187 huruf

kalau perbuatan atau peristiwa itu

d

sedang

telah diketahui oleh khalayak ramai.

berhubungan dengan tindak pidana

Dengan demikian petunjuk adalah

tersebut. Dengan demikian yang dapat

segala sesuatu yang menandakan suatu

dijadikan

tindak pidana telah terjadi.

mengenai

surat

alat

persidangan

yang

bukti

adalah

di

dalam

surat

yang

sebelumnya

Kelima ,

tidak

keterangan

dapat

terdakwa,

dikeluarkan oleh orang atau badan

pada

tertentu yang memiliki kewenangan.

dimaksud dengan keterangan terdakwa

Pasal

189

KUHAP

yang

Keempat, petunjuk, berdasarkan

adalah “apa yang terdakwa nyatakan

pada Pasal 181 ayat (1) KUHAP

di sidang tentang perbuatan yang ia

petunjuk adalah, “perbuatan, kejadian,

lakukan atau yang ia ketahui sendiri

atau

atau

keadaan,

yang

karena

alami

sendiri”.

Keterangan

persesuaiannya, baik antara yang satu

tersebut

dengan yang lain, maupun dengan

terdakwa yang diberikan di luar sidang

tindak pidana itu sendiri, menandakan

dapat digunakan untuk membantu

bahwa yang telah terjadi suatu tindak

menemukan bukti di sidang, asalkan

pidana dan siapa pelakunya. Alat bukti

keterangan itu didukung oleh suatu

petunjuk adalah sama dengan alat

alat

bukti pengamatan” (Edmon Makarim,

mengenai

2005 : 254). Pada Pasal 188 ayat (3)

kepadanya; 2) Keterangan terdakwa

KUHAP yang mengatakan bahwa

hanya

penilaian atas kekuatan pembuktian

dirinya

dari suatu petunjuk dalam setiap

terdakwa saja tidak cukup untuk

keadaan tertentu dilakukan oleh hakim

membuktikan

dengan arif dan bijaksana, setelah ia

melakukan

mengadakan

didakwakan

pemeriksaan

dengan

meliputi:

bukti

yang
hal

dapat

1)

Keterangan

sah

yang

sepanjang
didakwakan

digunakan

sendiri;

3)

bahwa

terhadap

Keterangan

ia

bersalah

perbuatan

yang

kepadanya,

melainkan

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

112

harus disertai dengan alat bukti yang

dengan

lain.

Hamzah, 1985 : 255).
Kalau

dibandingkan

keterangan

saksi

(Andi

dengan

Kekuatan pembuktian keterangan

ketentuan HIR, maka terdapat sebuah

terdakwa adalah sebagai berikut: 1)

perbedaan fundamental, yaitu antara

Sifat dan nilai kekuatan pembuktian

pengakuan

dengan

adalah sangat bebas, hakim tidak

keterangan terdakwa. KUHAP tidak

terikat pada alat bukti keterangan

menjelaskan

antara

terdakwa. Dia bebas untuk menilai

dengan

kebenaran. Hakim dapat menerima

Keterangan

atau menyingkirkan sebagai alat bukti

terdakwa

pengakuan

terdakwa

keterangan
terdakwa

perbedaan

terdakwa.
tidaklah

sama

dengan

yang di dalamnya haruslah disertai

pengakuan terdakwa di dalam HIR,

dengan

karena pengakuan mempunyai syarat-

dipertanggungjawabkan;

syarat tersendiri, yaitu: (1) mengaku ia

pembuktian

yang

di

hakim terikat dan tunduk pada Pasal

dakwakan; (2) mengakui kesalahan

183 KUHAP yang berkaitan dengan

yang dia perbuat ( Andi Hamzah, 1985

beban

: 255).

Rangakain

melakukan

Terdapat

delik

sebuah

yang

perbedaan

alasan-alasan

keterangan

minimun

tersebut

alat

keterangan
harus

yang

dapat

2)

Pada

terdakwa,

bukti;

3)

terdakwa

memenuhi

azas

fundamental lainnya terkait antara

keyakinan seorang hakim (Edmon

pengakuan

dengan

Makarim, 2003 : 445-446). Dengan

Keterangan

demikian keterangan terdakwa dapat

terdakwa yang menyangkal dakwaan,

menjadi pertimbangan hakim dalam

tetapi membenarkan beberapa keadaan

menjatuhkan

atau perbuatan yang menjurus kepada

perkara.

keterangan

terdakwa
terdakwa.

terbuktinya perbuatan sesuai alat bukti

putusan

atas

suatu

Selain dari ketentuan mengenai

hal itu merupakan sebuah alat bukti.

alat

Dalam

Toelitching

KUHAP, terdapat barang bukti yang

dijelaskan perubahan alat bukti dari

dijadikan dasar atas suatu peristiwa

pengakuan

kepada

hukum yang memuat suatu tindak

keterangan terdakwa membawa akibat

pidana. Menurut Edmon Makarim

kompleks, bahwa keterangan terdakwa

(2003 : 447), barang bukti atau corpus

itu kedudukannya hanyalah setara

delictie

Memorie

van

terdakwa

bukti

yang

adalah

ditentukan

oleh

“barang mengenai

mana tindak pidana dilakukan yaitu

113

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

alat yang dipakai untuk melakukan
suatu tindak pidana”. Menurut Ade
Ary Sam Indradi (2006 : 133) barang
bukti

adalah,

“hasil

serangkaian

tindakan penyidik dalam penyitaan
dan atau penggeledahan dan atau
pemeriksaan surat untuk mengambil
alih dan atau menyimpan dibawah
kekuasaanya, terhadap benda bergerak
atau

tidak

untuk

kepentingan

pembuktian

dalam

penyelidikan,

penuntutan

dan

selanjutnya

peradilan”. Menurut Hari Sasangka
dan

Lily

Rosita

(2003

:

100),

kegunaan barang bukti di dalam
persidangan adalah “bagi hakim untuk
menyandarkan keyakinannya”. Dari
beberapa keterangan sarjana hukum
tersebut dapat disimpulkan bahwa
barang bukti adalah barang yang
memiliki keterkaitan langsung dalam
suatu

tindak

digunakan

pidana

dalam

baik

tindak

yang
pidana

maupun yang diperoleh dari tempat
kejadian perkara.

adanya

alat

bukti

elektronik, yang di dalamnya berupa
informasi
dokumen

elektrtonik
elektronik.

dan/atau
Berdasarkan

ketentuan Pasal 1 ayat (1) UU ITE
yang dimaksud Informasi Elektronik
adalah:

Berdasarkan Pasal 1 ayat (5) UU
ITE yang dimaksud sistem elektronik
adalah serangkaian perangkat dan
prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan,

mengumpulkan,

mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan,

mengumumkan,

mengirimkan, dan/atau menyebarkan
Informasi

Elektronik.

definisi tersebut, dapat
bahwa

sumber

Berdasarkan
simpulkan

dari

informasi

elektronik dalam pelaksanaannya atau
dalam

praktisnya

melalui

sebuah

sistem elektronik.
Suatu

informasi

elektronik

dan/atau dokumen elektronik menjadi

Alat bukti di dalam KUHAP tidak
mencantumkan

“satu atau sekumpulan data
elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto,
electronic data interchange (EDI),
surat elektronik (electronic mail),
telegram, teleks, telecopy atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka,
Kode Akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang
memiliki arti atau dapat dipahami
oleh
orang
yang
mampu
memahaminya.”

akurat dan terpecaya bila sistem yang
digunakan
dikeluarkan

di

dalam

oleh

operasional

sebuah

sistem

elektronik yang akurat dan terpecaya
pula. Di dalam pelaksanaan sebuah
sistem
tersertifikasi

elektronik
sehingga

haruslah
informasi

elektronik yang dikeluarkan darinya

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

dapat

dipercaya

114

keberadaannya.

transaksi

elektronik

di

beberapa

Peranan alat bukti elektronik dalam

negara,

cybercrime bukan merupakan sesuatu

elektronik

yang baru. Dalam mengungkap suatu

pembahasan yang cukup serius terkait

alat bukti elektronik harus terlebih

di bidang hukum pembuktian. Michael

dahulu

Chissick dan Alistair Kelman seperti

mengadakan

terhadap

sistem

digunakan
dengan

pemeriksaan

elektronik

karena

erat

keabsahan

penggunaan
telah

alat

lama

bukti
menjadi

yang

dikutip Dikdik M. Arief Manshur dan

kaitannya

Elisatris Gultom menyatakan ada 3

suatu

sistem

(tiga) tipe pembuktian yang dibuat

elektronik. Ada 2 (dua) hal yang dapat

oleh

menjadi rujukan dalam mengungkap

evidence, bukti nyata ini meliputi

sebuah alat bukti elektronik, yaitu pola

kalkulasi-kalkulasi

dalam sebuah tindak pidana cyber dan

analisa yang dibuat oleh komputer itu

persesuaian dalam peristiwa hukum

sendiri melalu aplikasi software dan

yang

pidana.

penerima informasi dari devise lain.

mengklasifikasikan

Bukti nyata ini muncul dari beberapa

mengandung

Negara

Inggris

kedudukan
seperti

alat

dikutip

tindak

bukti

elektronik

Edmon

Makarim

komputer,

yaitu:

a)

atau

Real

analisa-

kondisi; b) Hearsay evidence, adalah
dokumen-dokumen

data

yang

komputer

yang

sebagai berikut: a) The Real Evidence

diproduksi

Route, b) The statutory route, c)The

merupakan salinan dari informasi

expert witness.

yang diberikan oleh manusia ke dalam

The

Real

evidence

route

oleh

komputer; c) Derived evidence, adalah

merupakan alat bukti yang berdiri

informasi

sendiri yang harus dapat diberikan

antara bukti nyata dengan informasi

jaminan bahwa suatu rekaman/salinan

yang

data berjalan sesuai dengan prosedur

komputer

yang berlaku dengan pengesahan atas

membentuk suatu data yang tergabung

keabsahan suatu data (staturoty route)

( Edmon Makarim, 2005 : 114).

untuk

disidangkan

Peranan
digunakan
keterangan

ahli

pengadilan.

(expert

untuk
dari

di

witness)

diberikan

Alat
hukum

yang mengkombinasikan

manusia

dengan

bukti

kepada

tujuan

elektronik

pembuktian

di

untuk

dalam

Indonesia

memberikan

pengetahuan

dan

pengalamannya ( Edmon Makarim,
2005 : 425). Di dalam kegiatan

diberikan tempat tersendiri, di dalam
Pasal

5 UU

ITE:

1)

Informasi

115

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

Elektronik

dan/atau

Dokumen

Elektronik dan/atau hasil cetaknya

Pasal 6 UU ITE tentang alat bukti
elektronik,

ditentukan

bahwa

alat

bukti elektronik tersebut dan hasil
merupakan alat bukti hukum yang sah;
2)

Informasi

elektronik

dan/atau

cetaknya

alat bukti yang sah sesuai dengan
yang

berlaku

di

Indonesia; 3) Informasi Elektronik
dan/atau

Dokumen

dijamin

“Dalam hal terdapat ketentuan
lain selain yang diatur dalam
Pasal
5
ayat
(4)
yang
mensyaratkan
bahwa
suatu
informasi harus berbentuk tertulis
atau asli, Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik
dianggap sah sepanjang informasi
yang tercantum di dalamnya
dapat
diakses,
ditampilkan,
dijamin keutuhannya, dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga
menerangkan suatu keadaan.”

cetaknya merupakan perluasan dari

acara

dapat

keasliannya:

Dokumen Elektronik dan/atau hasil

hukum

haruslah

Elektronik

dinyatakan sah apabila menggunakan

Pasal 5 ayat (1) menyatakan

Sistem Elektronik dinyatakan sah

bahwa hasil cetak informasi dan/atau
sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam

Undang-undang

Ketentuan

mengenai

ini;

4)

Informasi

dokumen elektronik adalah alat bukti
sah di dalam persidangan. Surat
elektronik

Prita

Mulyasari

dapat

dijadikan alat bukti yang sah di
Elektronik

dan/atau

Dokumen

Elektronik

sebagaimana

dimaksud

pada poin satu di atas tidak berlaku

persidangan jika dicetak berdasarkan
surat elektronik elektronik dari akun
pribadinya yang digunakan mengirim
surat elektronik. Pasal 5 ayat (2)

untuk: a) Surat yang menurut UndangUndang harus dibuat dalam bentuk
tertulis; b)

menyatakan bahwa informasi dan/atau
dokumen elektronik dan/atau hasil
cetaknya merupakan perluasan dari
alat

Surat beserta dokumennya yang
menurut Undang-undang harus dibuat
dalam bentuk akta notaril atau akta
yang dibuat oleh pejabat pembuat
akta.

bukti

konvesional

di

dalam

KUHAP. Pasal 5 ayat (3) menyatakan
bahwa informasi dan/atau dokumen
elektronik

adalah

sah

jika

menggunakan sistem elektronik yang
diatur dalam UU ITE ini. Pasal 5 ayat

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

(4)

merupakan

informasi
dokumen

pengecualian

pencemaran nama baik melalui media

dan/atau

daring, yaitu: Pertama ; Putusan No.

elektronik
elektronik

116

yang

dapat

509/PID/205/PN.SBY,

putusan

ini

dijadikan sebagai alat bukti karena

atas nama Terdakwa Ridwan Tunggal.

sifatnya yang harus tertulis .Pasal 6

Kasus

UU ITE tersebut dapat disimpulkan

Blackberry Messenger (BBM) dari

bahwasannya alat bukti elektronik dan

Blackberry type Torch 2 warna putih

hasil cetaknya adalah sah secara

PIN

hukum manakala dapat dijamin dan

08986447577 milik Terdakwa kepada

ditampilkan sesuai aslinya.

Laurensia

Sistem komputer tempat lalu
lintas

data

merupakan

ini

berawal

2A411270

dari

kiriman

nomor

Tunggal.

simcard

Pesan

BBM

tersebut dibaca oleh kedua anak

berbagai

Laurensia. Sifat dari BBM yang berisi

komponen

informasi elektronik memungkinkan

komputer yang membuatnya bekerja.

isi pesan BBM dikategorikan sebagai

Data yang umum diperoleh berasal

alat bukti yang sah dan hasil cetaknya

dari komputer personal atau komputer

dapat diterima di Pengadilan.

rangkaian

kombinasi

desktop. Menjadikan hasil infomasi
elektronik

dan/atau

Dalam pertimbangannya majelis

dokumen

hakim berpendapat dengan mengutip

elektronik sebagai alat bukti yang sah

putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

harus merujuk pada ketentuan Pasal 5

50/PUU-VI/2008 atas Judicial Review

dan 6 UU ITE, hal ini merupakan

Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (1)

konsekuensi dari ketentuan bahwa alat

UU Nomor 11 Tahun 2008, terhadap

bukti

unsur-unsur Pasal 27 ayat (3) UU ITE,

elektronik

haruslah

dapat

ditampilkan sesuai dengan aslinya dan

yaitu

metode yang sesuai untuk menjaga

perbuatan menyebarluaskan informasi

integritas

atau

alat

bukti

elektronik

sebelum dicetak.

dokumen

elektronik

melalui

media elektronik, seperti web, mailing
list;

Kasus-kasus

adalah

mendistribusikan

Pencemaran

Nama

Baik di Pengadilan Negeri Surabaya
Beradasarkan

penelitian

yang

mentransmisikan

perbuatan
memancarkan
informassi

adalah

mengiriimkan,
atau
melalui

meneruskan
perangkat

dilakukan

di

Pengadilan

Negeri

telekomunikasi

Surabaya

dan

Pengadilan

Negeri

email. membuat dapat diakses adalah

Bangkalan, terdapat 3 (tigA) kasus

perbuatan memberi peluang suatu

seperti

handphone,

117

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

informasi atau dokumen elektronik

Surabaya tanggal 16 maret 2015

dapat diakses oleh orang lain, seperti

Nomor : 2334/Pid.b/2014/PN.Sby; dan

membuat

memberitahu

membaca serta memperhatikan dengan

password suatu sistem elektronik.

seksama Memori banding tertanggal

Dalam konteks kasus ini, hasil print

23 Maret 2015 yang diajukan oleh

pesan Blackberry Massanger (BBM)

Jaksa Penuntut Umum dan Kontra

dapat dikategorikan hasil cetak dalam

memori banding tertanggal 24 April

informasi

dan/atau

2015 yang diajukan oleh terdakwa

sebagaimana

yang teryata tidak ada hal-hal yang

definisi informasi elektronik yang

baru yang perlu dipertimbangkan,

terdapat pada Pasal 1 ayat (1) UU RI

maka

Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE

Tinggi

dan/atau

dokumen

pertimbangan hukum Majelis Hakin

elektronik yang terdapat pada Pasal 1

Tingkat pertama sudah tepat dan benar

ayat (4) UU RI Nomor 11 Tahun 2008

menurut

tentang ITE.

pertimbangan tersebut dijadikan dasar

link

atau

elektronik

dokumen

elektronik

sedefinisi

Kedua, putusan tingkat banding

dan

telah

memperoleh

kekuatan

Majelis

Hakim

Pengadilan

berpendapat

bahwa

hukum,

sehingga

pertimbangan sendiri oleh Majelis
Hakim

Tingkat

Banding

dalam

hukum yang tetap atas Putusan No.

memutus perkara yang dimintakan

2334/Pid.B/2014/PN.SBY.

banding tersebut.

putusan

ini

Isi

memperkuat

dari
bahwa

Ketiga ,

Putusan

No.

Terdakwa Ridwan Tunggal sengaja

2557/Pid.B/2015/PN.SBY, kasus ini

dan

bermula

tanpa

hak

mendistribusikan

ketika

terdakwa

Andi

dan/atau mentransmisikan dan/atau

Sukirman pada hari Kamis tanggal 14

membuat dapat diaksesnya Informasi

Mei 2015 sekira jam 23.30 WIB

Elektronik

mendistribusikan

dan/atau

Dokumen

dan/atau

Elektronik yang memiliki muatan

mentransmisikan dan/atau membuat

penghinaan

pencemaran

dapat diaksesnya Informasi Elektronik

nama baik. Dasar pertimbangan hakim

dan/atau Dokumen Elektronik yang

adalah

Hakim

memiliki muatan penghinaan dan/atau

mempelajari,

pencemaran nama baik. Perbuatan

dan/atau

setelah

Pengadilan
meneliti

Majelis

Tinggi
dan

mencermati

secara

seksama berkas perkara dan Salinan
resmi

putusan

Pengadilan

Negeri

tersebut

dilakukan

sebagai berikut;

dengan

cara

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

118

Pada mulanya Ira Rosita Adi

Km itu ket tidak lebih dari pada

Wijaya Liem Alias Kathy ke rumah

pelacur aku udah ingatkan kamu… ok

saksi

menjemput

kamu tidak suka ama teo, tapi jangan

anaknya kemudian terdakwa ia sedang

ama temanku, koko itu siapa dan teo

dalam

siapa …..!

Kusnadi

untuk

keadaan

mabuk

sambil

membawa badik dan berteriak teriak

Akibat dari perbuatan terdakwa,

ke arah saksi Ira Rosita Adi Wijaya

saksi Ira Rosita Adi Wijaya Liem

Liem Alias Kathy dengan kata kata

Alias Kathy mengalami ketakutan dan

“Hei kamu suruh pelacur itu pulang”

trauma. Berdasarkan berita acara tekik

sempat menuduh saksi Ira Rosita Adi

krimiinalistik barang bukti No. lab :

Wijaya Liem Alias Kathy tidur dengan

3958/FKF/2015

saksi Kusnadi dan doyan “kontol”,

JOKO SISWANTO, M.T, Dkk yang

setelah itu terdakwa mencabut badik

memberikan

sambil mengacungkan kepada saksi

berikut: 1) 0507/2015/FKF berupa

Ira Rosita Adi Wijaya Liem Alias

1(satu) unit mobile phone merk Nokia

Kathy dan berkata “Hei pelacur lonthe

model

kamu, gue tau siapa kamu, pulang

No.IMEI. 35670058066084, adalah

kamu, dasar pelacur” dan selanjutnya

benar ditemukan data pada mobile

dilerai orang.

phone memory berupa 3 imbox text

Selanjutya
mengirimkan
handphone

terdakwa
SMS

kesimpulan

warna

hitam

Drs.

sebagai

dengan

juga

massege; 2) 0508/2015/FKF berupa

nomor

1(satu) unit sim card telkomsl dengan
S/N. 62100340283893. Adalah benar

yaitu

ditemukan data pada sim card memory

082140838393

berupa 3 inbox tex massege; 3)

yang isinya antara lain : a) Ket kamu

0509/2015/FKF berupa 1(satu) unit

tidak lebih pelacur udah aku buktikan;

sim

b) Udahlah jangan basa basi; c)

8962116712157551122, adalah benar

Kamu itu tidak lebih ket tidak lebih

ditemukan data pada sim card memory

dari pada lonte bagiku; d) Orang

berupa 4 deleted text massages; 4)

kampung udah curiga dan apalagi

0507/2015/FKF berupa 1(satu) unit

adikku membelaku; e) Dan apa lagi

mobile phone merk Blackberry model

kakakku udah tidak senang lagi ama

Q10

koko yang punya kantor; f) Makan

35670058066084,

kontol yang tidak punya pendidikan g)

ditemukan data pada mobile phone

Liem

081234516776

Ira

AKBP

Adi

Wijaya

saksi

ke

11

oleh

Alias
dan

Rosita
Kathy

card

warna

XL

hitam

dengan

dengan
adalah

S/N.

IMEI
benar

119

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

memory

yang

berupa

(tangkapan

1) Pengaturan

tindak

pidana

layar) 152 contact dan 2 screenshot

pencemaran nama baik melalui

(tangkapan layar) isi text massages; 5)

media sosial sebenarnya telah

0508/2015/FKF berupa 1(satu) unit

diatur secara tegas dalam Pasal 27

sim card telkomsel tidak dapat terlihat

ayat (3) jo. Pasal 45 ayat (1) UU

adalah benar ditemukan pada sim card

ITE.

memory berupa 8 last dialed Number
Berdasarkan

keterangan

2) Pasal 5 dan Pasal 6 UU ITE juga

ahli

mengatur mengenai perluasan alat

Dendy Eka Puspawadi selaku ahli di

bukti selain yang diatur di dalam

bidang ITE, bahwa hasil capture short

KUHAP, yaitu hasil cetak dari

massage yang selanjutnya disebut

informasi

print-out tersebut dijadikan sebagai

dokumen elektronik adalah sah

alat bukti untuk pembuktian tindak

sebagai sebuah alat bukti. Dengan

pidana Pasal 27 ayat (3) UU ITE,

demikian, hasil cetak informasi

karena hasil print out dikategorikan

elektronik dapat dijadikan atau

dalam informasi elektronik dan/atau

memenuhi kretia sebagai alat bukti

dokumen

sah.

elektronik.

Dalam

elektronik

dan/atau

putusannya majelis hakim memutus
terdakwa tidak bersalah karena surat

Persantunan
Penelitian ini dapat dilaksanakan

dakwaan tidak memenuhi unsur formil
atas

yang ditentukan KUHAP.
Berdasarkan hal tersebut, aparat
penegak

hukum

telah

mengimplementasikan Pasal 5 dan
Pasal 6 UU ITE karena menggunakan
informasi

elektronik

dan/atau

dokumen elektronik serta menjadikan

bantuan

Direktorat

Jenderal

Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan
Penelitian

Tinggi
Dosen

melalui
Pemula

skim
tahun

anggaran 2016.
Daftar Rujukan

hasil cetaknya sebagai alat bukti
tindak pidana pencemaran nama baik.

Kesimpulan
Berdasarkan beberapa penjelasan
dan uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:

A.S .Hornby (2000), Oxford Advanced
Learner’s Dictionary. Oxford:
Oxford University Press.
Adami

Chazawi (2006). Hukum
Pembuktian Tindak Pidana
Korupsi. Bandung, Penerbit
P.T. Alumni.

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

Agus Raharjo (2002), Cybercrime:
Pemahaman
dan
Upaya
Pencegahan
Kejahatan
Berteknologi. Bandung, Citra
Aditya Bakti.
Al

Andi

Wisnubroto (2010), Strategi
Penanggulangan
Kejahatan
Telematika .
Yogyakarta,
Universitas Atma Jaya.
Hamzah (1984), Pengantar
Hukum Acara Pidana . Jakarta,
Ghalia Indonesia.

Barda Nawawi Arief (2006), Tindak
Pidana
Mayantara:
Perkembangan Kajian Cyber
Crime di Indonesia , Jakarta,
Rajagrafindo Persada.
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris
Gultom (2005), Cyber Law:
Aspek
Hukum
Teknologi
Informasi, Bandung, Refika
Aditama.
Edmon Makarim (2000), Kompilasi
Hukum Telematika , Jakarta,
Rajagrafindo Persada.
Edmon Makarim (2007), Kompilasi
Hukum Telematika , Jakarta,
Rajawali Press.
Efa Lela Fakhriah (2009), Bukti
Elektromik
dalam
Sistem
Pembuktian Perdata . Bandung,
Alumni.
Feri

Sulianta (2008), Komputer
Forensik, Jakarta, Elex Media
Komputindo

Hari Sasangka dan Lily Rosita (2003),
Hukum Pembuktian dalam
Perkara Pidana , Bandung,
Mandar Maju.

120

Muladi

(1990), Proyeksi Hukum
Pidana Materiil Indonesia di
Masa Akan Datang Naskah
Pidato Pengukuhan Guru Besar
Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro.
Semarang:
Universitas
Dipenegoro,
Tanggal 23 Juli 1990.

Nyoman Serikat Putra Jaya. Bahan
Kuliah
Sistem
Peradilan
Pidana
(Criminal
Justice
System). Semarang: Program
Magister Ilmu Hukum UNDIP.
Semester Ganjil 2009-2010
_______________________ Bahan
Kuliah Pembaharuan Hukum
Pidana . Program Magister
Ilmu
Hukum
UNDIP,
UNSOED,
dan
UNTAG,
Semester Genap 2010-2011.
Rahmat Rafiudin (2009), Internet
Forensics: Investigasi SumberSumber Kejahatan Internet,
Yogyakarta, Andi Publisher.
Satjipto Rahardjo (1980), Hukum dan
Masyarakat,
Bandung,
Angkasa.
Sudarto (1990), Hukum Pidana 1,
Semarang, Yayasan Sudarto.
______ (198), Hukum dan Hukum
Pidana, Bandung, Alumni.
Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana
Undang-undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik

Sumber Internet
Digital
Forensics
Prita ,
http://samardi.files.wordpress.c

121

Rechtidee, Vol. 11. No. 1, Juni 2016

om/2011/04/digital-foreniscsprita.pdf . diakses 22 Juni
2016.
Menyisir Jejak Forensik Digital,
http://www.infokomputer.com/
fitur/41-sekuriti/3618menyisir-jejak-forensikdigital?showall=1. Diakses 22
Juni 2016.
Navnet History,
http://walthowe.com/navnet/his
tory.html. Diakses 22 Juni
2016.