PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR PLTA (1)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi kelulusan matakuliah Fisika Dasar

Disusun Oleh :
Nama
NPM

: Anita Nur Aprilianti
: 1144067

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan proposal yang berjudul “Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA)”.

Selama menyusun proposal ini, penulis banyak memperoleh saran,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kesehatan kepada penulis sampai pembuatan proposal ini
selesai
2. Kedua orang tua yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang
serta perhatian moril maupun materil
3. Bapak Cahyo Prianto, S.Pd., M.T. selaku Dosen Fisika Dasar

Semoga Allah SWT melimpahkan kasih sayang-Nya serta membalas
kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan proposal ini. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan perbaikan di
kemudian hari.

Bandung, September 2017

Penulis

2


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam
kehidupan sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang
elektronik dan alat-alat atau mesin industri. Mengingat begitu besar dan
pentingnya manfaat energi listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik
terutama yang berasal dari sumberdaya tak terbarui ketersediaannya semakin
terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sumber energi perlu diupayakan langkah
strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan
terjangkau.
Saat ini, ketersediaan sumber energi listrik tidak mampu memenuhi
peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia. Krisis listrik terjadi karena pesatnya
pertumbuhan permintaan listrik tidak diimbangi penambahan jaringan distribusi
dan pembangkit, sehingga permintaan listrik perlu dikelola dengan baik.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu sumber energi listrik
yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Keberadaannya diharapkan mampu

memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, hal ini karena persediaan air
di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia
digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi
penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah
satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua
yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis

3

pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik tenaga surya,
pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n
b a n t u a n t u r b i n a i r ) d a n d a r i e n e rg i mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar
675.000 MW, setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan
24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan

air untuk kerjanya.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900.
Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan
sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan
oleh karena itu progresnya berjalan lambat, sekarang pengembangan PLTA mulai
di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak menghasilkan banyak
polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.
Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas, penulis akan menyusun
makalah yang berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan PLTA?
2. Apa saja komponen-komponen PLTA?
3. Apa saja jenis-jenis PLTA?
4. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
5. Sebutkan bagian-bagian yang ada di PLTA beserta fungsinya!
6. Berikan studi kasus yang berhubungan dengan PLTA!
4


1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar dapat mengetahui pengertian,
komponen-komponen, jenis-jenis, prinsip kerja, bagian-bagian dan fungsi serta
Studi Kasus yang berhubungan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

1.4 Metodologi Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
1. Observasi
Kegiatan mengamati lingungan sekitar melalui media sosial
2. Diskusi
Proses penggalian informasi lebih lanjut dengan berdiskusi bersama
beberapa teman di dalam kampus maupun lingkungan sekitar
3. Penelitian Keperpustakaan
Mencari dan mempelajari buku – buku yang membahas pengaruh bahasa
asing dikalangan masyarakat Indonesia,serta literatur – literatur lain yang
ada kaitannya dengan masalah yang diteliti

1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab, dimana secara garis
besar masing - masing bab membahas hal-hal diantaranya sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang yang menjelaskan secara ringkas mengenai
keadaan yang ada dan kekurangan dari masalah yang diamati sehingga muncul
topik yang diambil, rumusan masalah membahas masalah yang sudah dikenali
dan akan diberikan, tujuan berisi untuk apa makalah itu dibuat, metode
penelitian membahas pengumpulan data yang dikumpulkan dan sistematika
penulisan menjelaskan isi yang ada di makalah
BAB II. PEMBAHASAN

5

Pada bab ini berisi tentang pembahasan yang berhubungan dengan penulisan
yang digunakan dalam penyelesaian makalah ini
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan berisi pencapaian tujuan dari makalah yang dibuat dan saran
berisi tujuan dari pembuatan makalah yang dirasa belum sempurna atau tidak
tercapai merupakan hasil akhir terhadap permasalahan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PLTA
Pembangkit

listrik

tenaga

air

(PLTA)

adalah

pembangkit

yang

mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi
listrik. Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan
70% dari seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan akan naik 3.1% per tahun

sampai 25 tahun ke depan.
Tenaga air dihasilkan di 150 negara, dan kawasan Asia-Pasifik
menghasilkan 33% tenaga air global tahun 2013. China adalah produsen tenaga
air terbesar (920 TWh tahun 2013) menyumbang 16,9% kebutuhan listrik
domestik.
Ongkos listrik tenaga air relatif rendah, menjadikannya sumber yang
kompetitif untuk energi terbarukan. Pembangkitnya tidak menghabiskan air, tidak
seperti pembangkit batu bara atau gas. Ongkos listrik rata-rata untuk pembangkit
berukuran lebih dari 10 megawatt adalah 3 - 5 sen dolar AS per kilowatt-jam.
Dengan bendungan dan reservoir juga membuatnya sumber listrik yang fleksibel
karena listrik yang dihasilkan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan.
Ketika sebuah kompleks tenaga air dibangun, maka tidak menghasilkan limbah

6

langsung dan tingkat gas rumah kaca yang relatif lebih rendah daripada
pembangkit listrik berbahan bakar fosil
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun,
secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah

waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang
menggunakan

tenaga

air

dalam

bentuk

lain

seperti

tenaga

ombak.

Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan.

2.2 Komponen – komponen PLTA
1. Kolam Tando
Kolam tando (reservoir) atau waduk adalah tempat yang digunakan
untuk menampung air yang kemudian akan disalurkan menuju turbin.
Sumber air waduk terutama berasal dari aliran permukaan dtambah
dengan air hujan langsung.

Gambar 2.1 Kolam Tando
Berdasarkan fungsinya, waduk diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
:
a. Waduk eka guna

7

Waduk yang dioperasikan untuk memenuhi satu kebutuhan saja,
misalnya untuk kebutuhan air irigasi, air baku atau PLTA.
Pengoperasian waduk eka guna lebih mudah dibandingkan dengan
waduk multi guna dikarenakan tidak adanya konflik kepentingan
di dalam. Pada waduk eka guna pengoperasian yang dilakukan
hanya mempertimbangkan pemenuhan satu kebutuhan.

b. Waduk multi guna
Waduk yang berfungsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan,
misalnya waduk untuk memenuhi kebutuhan air, irigasi, air baku
dan PLTA. Kombinasi dari berbagai kebutuhan ini dimaksudkan
untuk dapat mengoptimalkan fungsi waduk dan meningkatkan
kelayakan pembangunan suatu waduk.
2. Dam
Dam adalah suatu bangunan menahan laju air sehingga
mencapai ketinggian tertentu agar menghasilkan energi yang besar
saat air dialirkan. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah
besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil.
Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.

Gambar 2.2 DAM
3. Intake building

8

Intake digunakan untuk mengatur banyaknya air yang masuk
menuju pipa pesat.

Gambar 2.3 Intake Building
4. Control Gate
Control gate adalah komponen pembangkit listrik tenaga air untuk
mengatur debit atau besar/kecilnya aliran air yang masuk menuju
turbin. Control gate dapat dibuka dan ditutup sesuai waktu operasi
ataupun jika terjadi masalah pada turbin atau komponen lain.

Gambar 2.4 Control Gate
5. Pipa pesat
Penstock adalah pipa tempat mengalirnya air bertekanan tinggi
karena perbedaan gravitasi. Penstock dipasang dengan kedudukan
vertikal ini digunakan untuk mengalirkan air dari kolam tando
(reservoir) menuju ke turbin.

9

Gambar 2.5 Pipa Pesat

6. Turbin
Turbin merupakan alat yang digunakan untuk mengkonversi
energi kinetik menjadi energi mekanik. Dimana system kerja dari
turbin adalah ketika ada suatu aliran air yang cukup kencang, dan
aliran air tersebut menabrak dan kemudian mendorong sudu-sudu
secara kontinyu akibatnya turbin tersebut berputar.

Gambar 2.6 Turbin

10

7. Generator
Generator merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi
energi listrik dari sumber energi mekanik. Tenaga mekanik dapat
berasal dari panas, air, uap, dan lain – lain.

Nergi listrik yang

dihasilkan oleh generator dapat berupa listrik AC maupun DC. Hal
tersebut tergantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh
pembangkit tenaga listrik. Pada gambar 8. dapat dilihat konstrusi
generatot pada suatu pembangkit.

Gambar 2.7 Generator
Daya yang dibangkitkan generator yang diputar oleh turbin air adalah:
P = k . H .q .[kW]
Keterangan:
P = daya [Kw]
H = tinggi terjun air [meter]
q = debit air [m3/detik]
η = efisiensi turbin dan generator
k = konstanta
Konstanta k dihitung berdasarkan pengertian bahwa 1 daya
kuda = 75 kgm/detik dan 1 daya kuda = 0,736 Kw sehingga apabila P
ingin dinyatakan dalam kW, sedang tinggi terjun H dinyatakan dalam
meter dan debit air dinyatakan dalam m3/detik, maka:

11

8. Draft tube
Draft tube merupakan saluran divergen kedap udara untuk membawa
air keluar dari sudu turbin menuju ke tail race.

Secara bertahap

meningkatkan penampang draft tube membantu untuk mengubah energi
kinetik air keluar menjadi energi tekanan.

Gambar 2.8 Draft Tube
9. Kanal
Kanal untuk mengarahkan aliran air kembali ke saluran irigasi /
sungai yang berasal dari draf tube untuk pemanfaatan lebih lanjut.

Gambar 2.9 Kanal

12

2.3 Jenis-Jenis PLTA
1. PLTA jenis terusan air

Gambar 2.10 PLTA Jenis Terusan Air
Pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu
sungai dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan
(gradient) yang agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara
memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai.
2. PLTA jenis DAM

Gambar 2.11 PLTA Jenis DAM

13

Pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai,
pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih
besar sebagai pembangkit listrik.
3. PLTA Jenis Terusan dan DAM (campuran)
Pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis
sebelumnya, energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
a. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

Gambar 2.12 PLTA Berdasarkan Aliran Sungai
Banyak

dipakai

dalam

PLTA saluran

air/terusan,

jenis

ini

membangkitkan listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri
secara alamiah.
b. PLTA dengan kolam pengatur

Gambar 2.13 PLTA dengan Kolam Pengatur

14

Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan
menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan
membangkitkan listrik sesuai dengan beban.
c. Pusat listrik jenis waduk

Gamabr 2.14 Pusat Listrik Jenis Waduk
Membangun suatu waduk yang melintang sungai, sehingga terbentuk
seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli sebagai
penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.
d. PLTA Jenis Pompa

Gambar 2.15 PLTA Jenis Pompa
Memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika musim hujan atau
pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah malam, pada

15

waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk memompa air
yang di hilir ke hulu, jadui pembangkit ini memanfaatkan kembali air
yang dipakai saat beban puncak dan dipompa ke atas lagi saat beban
puncak terlewati.
2.4 Prinsip Kerja PLTA

Gambar 2.16 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit tenaga
listrik yang mengubah energi potensial air (energi gravitas air) menjadi energi
listrik. Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi
potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor generator
untuk menghasilkan energi listrik.
Sistem PLTA bekerja dengan cara aliran sungai dibendung agar terjadi
penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air dari kolam tando
dialirkan ke bangunan air PLTA melalui pipa pesat untuk menggerakkan turbin
yang menyebabkan rotor generator ikut berputar juga karena rotor turbin seporos
dengan rotor dari generator. Dengan adanya penimbunan air terlebih dahulu dalam

16

kolam tando, maka pada musim hujan di mana debit air sungai besarnya melebihi
kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA dapat ditampung dalam kolam tando.
Jika terjadi kelebihan air pada DAM, maka petugas PLTA biasanya
memperbesar aliran air ke sungai dengan membuka pintu air. Namun jika
kekurangan, aliran sungai akan diperkecil. Hal ini bertujuan untuk menjaga
ketinggian air DAM. Fenomena seperti ini biasanya terjadi ketika puncak musim
kemarau tiba.
DAM yang ada harus memiliki perbedaan ketinggian dengan turbin.
Semakin tinggi perbedaan ketinggiannya, maka semakin besar pula daya listrik
yang dihasilkan generator. Untuk menghubungkan antara DAM dengan turbin,
digunakan pipa besar dengan diameter yang menyesuaikan debit air yang akan
dialirkan. Pipa ini dinamakan dengan pipa pesat (penstock). Semakin besar
diameter, maka semakin besar pula debit air yang dialirkan.
Pada musim kemarau di mana debit air sungai lebih kecil dari pada
kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, selisih kekurangan air ini dapat di
atasi dengan mengambil air dari timbunan air yang ada dalam kolam tando. Inilah
keuntungan penggunaan kolam tando pada PLTA. Hal ini tidak dapat dilakukan
pada PLTA run off river. Namun, biaya pembangunannya mahal karena kolam
tando memerlukan bendungan yang besar dan juga memerlukan daerah genangan
yang luas.

2.5 Bagian-bagian PLTA Beserta Fungsinya

17

Gambar 2.17 Bagian-bagian PLTA

Penjelasan bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pada
gamabr 2.17, sebagai berikut :
1. Waduk
Menahan air
2. Main gate
Katup pembka
3. Bendungan
Menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air.
Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi.
4. Pipa pesat (penstock)
Menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu
ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas
lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan
pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak
18

penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m diatas
permukaan

air bak

penenang. Pemasangan pipa

udara ini

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low
Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah
ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini
untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat
start awal PLTMH mulai dioperasikan. ½ inchDiameter pipa udara
±
5. Katup utama
Mengubah energi potensial menjadi energi kinetik
6. Turbin
Peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air
masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock),
rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas
(draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor
listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja
karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena
kecepatan air yang menghantam sudu.
7. Generator
Memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis. Generator
terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari
18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar
sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka
akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin,
sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet
yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah
kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah
yang kemudian menjadi listrik
8. Draftube
19

Mengalir berasal dari turbin
9. Tailrace
Pipa pembuangan
10. Transformator
Mengubah tegangan AC ke tegangan yang lebih tinggi.
11. Switchyard (controler)
12. Kabel transmisi
13. Jalur Transmisi
Menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan
pusat industri.
14. Spillway
Lubang besar di dam (bendungan) yang sebenarnya adalah sebuah
metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk mengalir dari
bendungan atau tanggul ke daerah hilir.
2.6 Studi Kasus
1. Sebuah PLTA mempunyai debit air penggerak turbin sebesar 14 m3/detik
dengan tinggi terjun 125 m. Apabila efisiensi turbin bersama generator =
0,95 hitunglah besarnya daya yang dibangkitkan generator tersebut !
Jawaban :
P = k. η . H .q .
= 9,8 x 0,95 x 125 x 14
= 16.292,5 kW
2. Apabila pada PLTA berbeban penuh selama 24 jam sehari.
a. Berapa banyak jumlah produksi kWh-nya ?
b. Berapa banyak pemakaian airnya ?
c. Berapa besar pemakaian air yang diperlukan untuk memproduksi 1
MWh.
Jawaban :

20

a. Produksi kWh dalam satu hari (24 jam) = 16.292,5 kW x 24 jam =
391.020 kWh.
b. Pemakaian air dalam satu hari = 14 x 3600 x 24 = 1.209.600 m3
c. Dalam 24 jam :
-Produksi = 391.020 kWh
-Pemakaian air = 1.209.600 m3
-Untuk memproduksi tenaga sebesar 1 kWh diperlukan air
sebanyak
= 1.209.600 ÷ 391.020
= 3,093447905 m3
-Untuk memproduksi 1 MWh diperlukan air sebanyak
3.093,447905 m3

21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia memilki sumber daya alam yang berlimpah, terutama sumber
daya air yang bisa dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pusat pembangkit
tanaga listrik yang mengubah energi potensial dan kinetik dari air menjadi
energi listrik.
3.2 Saran
Sebaiknya energi PLTA lebih dimanfaatkan agar dapat menjadi sumber
energi alternatif untuk pembangkit listrik masa depan.

22

DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi
ekonomi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Rancangan Sistem Kontrol
Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto.
1991. Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
( UI-Press).

23