Prinsip Perencanaan dalam Pendidikan dan

Prinsip Perencanaan dalam Pendidikan dan Pelatihan
Anton Agus Setiawan, Ledy Ahrisya, Via Wulandari
Jurusan Teknologi Pendidikan dan Fakultas Ilmu Pendidikan
ledyahrisya@yahoo.com
Dr. Sulthoni, M.Pd, Ence Surahman S.Pd., M.Pd

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan suatu proses pembelajaran dalam
organisasi yang mengarah pada perubahan sikap dan perilaku pegawai agar memenuhi
harapan kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik internal maupun
eksternal. Diklat lebih difokuskan pada keterampilan yang mengearahkan peserta untuk
meningkatkan kompetensinya. Dengan demikian, aktivitas praktik dalam diklat memiliki
porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan mempelajari teori.
Untuk menyelenggarakan diklat yang baik, diperlukan pengembangan sistem diklat
yang baik pula. Tujuan dari pengembangan sistem diklat menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri RI No. 2 Tahun 2013 adalah untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi

penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, biasanya penyelenggara diklat membentuk
tim khusus untu mengembangkan sistem diklat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut: Apa saja prinsip perencanaan
dalam pendidikan dan pelatihan?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk menjelaskan prinsip
perencanaan dalam pendidikan dan pelatihan.

BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip-Prinsip Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih dahulu apa
sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri Manullang (2004 :
86) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pelatihan, yaitu :
1. Individual Difference
Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat adanya perbedaan
perseorangan pengikut training baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman maupun
keinginan. Sehingga pelatihan tersebut memberikan hasil yang memuaskan.
2. Relation to Job analysis

Job specification untuk suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan pendidikan yang harus
dimiliki calon pekerja untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan berhasil. Oleh karena itu
bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan dengan apa yang dinyatakan
dalam job specification.
3. Motivation
Orang akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu bila ada daya
perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan kedudukan adalah beberapa daya perangsang
yang dapat digunakan untuk merangsang para pengikut pelatihan.
4.Active Participation.
Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan. Oleh karena itu
pelatihan harus juga dapat memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pelatih.
Dengan demikian pengikut pelatihan turut aktif selama pelatihan berlangsung.
5.Selection of Trains
Seleksi atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk menjaga agar
perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat
dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti pelatihan dengan berhasil. Adanya seleksi
juga merupakan perangsang.
6.Selection of Trainer
Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar perlu suatu
kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula bahwa salah satu asas

penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang berminat dan mempunyai
kesanggupan untuk mengajar.

7.Trainer Training
Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan secara khusus untuk
menjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang menguasai dalam suatu bidang
tertentu dapat mengajarkan kepandaiannya kepada orang lain.
8.Training method
Metode pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan. Misalnya metode
memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor. Karenanya dalam program pelatihan
harus pula diperhatikan metode pendidikan yang bagaimana yang harus dianut dalam
memberikan pelatihan.
9.Principles of Learning
Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh pedoman tentang
cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan. Prinsip-prinsip ini adalah bahwa
program bersifat partisipatif, relevan serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan
para peserta pelatihan.”
Menurut Mc Gehee yang dikutip oleh Mangkunegara (2003 : 51) Merumuskan prinsipprinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan sebagai berikut:
1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan.
2. Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

3. penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan
serangkaian materi pelajaran.
4. Adanya penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari
peserta.
5. Menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.”

-

Prinsip-prinsip umum pelaksanaan pelatihan yang efektif menurut Semito (1996 : 115)
mengatakan bahwa pelatihan perlu memperhatikan prinsip-prinsip antara lain :
Sasaran pelatihan
Latihan
Bahan-bahan latihan
Metode-metode latihan
Peserta

Uraian di atas dapat menjelaskan beberapa prinsip pelatihan yang efektif, yaitu :
1. Pelaksanaan pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas, yang bisa diuraikan dalam
perilaku yang dapat diamati dan diukur, mengapa demikian. Jika sasaran pelatihan itu
tidak jelas maka tidak akan diketahui efektifitas dari pelatihan itu sendiri.

2. Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metode tertentu
sehingga peserta akan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perusahaan.
3. Bahan pelatihan yang sesuai dan jelas, disusun berdasarkan sasaran pelatihan
4. Setelah bahan pelatihan ditentukan, maka berikutnya menyusun metode pelatihan yang
tepat. Apabila metode pelatihan tidak tepat maka sasaran pelatihan juga tidak akan dicapai.
5. Peserta adalah komponen yang cukup penting dalam pelaksanaan pelatihan, sebab
berhasilnya suatu program tergantung pada pesertanya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut: prinsip
perencanaan dalam pendidikan dan pelatihan adalah materi harus diberikan secara
sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan, tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai, penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan
respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran, adanya penguat
(reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari peserta, menggunakan
konsep pembentukan (shaping) perilaku.”
Saran :

Demikian paper yang dapat kami tulis, kami menyadari bahwa paper ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan guna perbaikan paper selanjutnya. Semoga paper ini bermanfaat dan menambah
kazanah keilmuan bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Suryana, Agus. 2006. Panduan Praktis Mengelola Pelatihan. Jakarta: EDSA Mahkota.
Bayu,

Chandra.

2014.

Prisip

Pendidikan

dan

Pelatihan.


(Online).

(http://chandrabayuu.blogspot.co.id/2014/03/pelatihan-pengertian-prinsip-danlainnya.html) diakses 20 Februari 2018.
Zahidi,

Syukron.

2014.

Konsep

Pendidikan

dan

Pelatihan.

(Online).
(http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/konsep-pendidikan-dan-pelatihan.html ) diakses

20 Februari 2018.