Trend dan Inovasi Mutakhir dalam Pembela
Trend dan Inovasi Mutakhir
dalam Pembelajaran Fisika
Oleh:
Prof. Dr. Mohamad Nur
Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Fisika
Dan Pembelajarannya (SNFP) 2016 oleh Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Malang yang dilaksanakan pada Sabtu, 6 Agustus
bertempat di Aula FMIPA Gd. 01.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
1
Kecenderungan-kecenderungan dalam
tuntutan untuk keterampilan-keterampilan
pemecahan masalah
Figure V.1.1 (OECD, 2014b, p. 27, Lampiran 1)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
2
Tuntutan masa depan
•
Kecenderungan-kecenderungan dalam tuntutan untuk keterampilanketerampilan pemecahan masalah dapat diinferensi dari koleksi data
hasil pengukuran persyaratan pekerjaan karyawan.
•
Figure V.1.1 (OECD, 2014b, p. 27, Lampiran 1) menyajikan evolusi
persyaratan pekerjaan itu di tiga negara OECD utama: Jerman,
Jepang dan Amerika.
•
Di tiga negara itu, telah terjadi peningkatan yang nyata dalam
tuntutan keterampilan-keterampilan pemecahan-masalah.
•
Figure V.1.1 itu memberi bukti tantangan pada pendidikan Indonesia,
khususnya tantangan dalam mengembangkan non-routine analytic, nonroutine interactive, dan non-routine manual. Pendidikan yang semata-mata
fokus routine cognitive dan routine manual tidak relevan dengan tututan
masa depan.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
3
Fitur-fitur utama PISA 2012
• Asesmen pemecahan-masalah di PISA 2012 fokus pada
keterampilan-keterampilan penalaran umum siswa,
kemampuan mereka untuk mengatur proses-proses
pemecahan-masalah, dan kemauan mereka untuk melakukan
tugas pemecahan-masalah itu, diukur dengan menghadapkan
siswa pada masalah-masalah non-rutin dan real-life.
Konsep inovatif tentang literasi yang merujuk kepada
kemampuan siswa menerapkan pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan, dan menganalisis, menalar dan
mengkomunikasikan secara efektif pada saat mereka
mengidentifikasi, menginterpretasikan dan memecahkan
masalah-masalah dalam berbagai situasi.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
4
Prestasi rata-rata dalam sains dalam PISA
2012 di antara 65 negara (OECD, 2014a,
Figure I.5.1, p. 217, Lampiran 2)
Rata-rata skor
Negara
Rangking
580
Shanghai-China
1
551
Singapore
3
528
Viet Nam
8
444
Thailand
48
420
Malaysia
53
382
Indonesia
64
373
Peru
65
Rata-rata 65 negara = 501
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
5
Membandingkan kedudukan relatif
negara-negara dalam prestasi sains
• Satu cara untuk mengikhtisarkan prestasi sains siswa dan
membandingkan kedudukan relatif negara-negara dalam sains
adalah melalui prestasi rata-rata negara, dua-duanya, baik
membandingkan prestasi relatif satu negara terhadap negara
yang lain maupun membandingkan terhadap rata-rata OECD.
• Untuk PISA 2012, rata-rata dalam sains untuk negara-negara
OECD meningkat menjadi 501 poin. Prestasi rata-rata dalam
sains ini memungkinkan ditetapkannya patok duga
(benchmark) terhadap apa setiap prestasi sains sebuah negara
dalam PISA 2012 dibandingkan.
• Selanjutnya, negara-negara dibagi menjadi tiga grup besar: negara-negara yang
skor rata-ratanya di atas rata-rata OECD diwarnai dengan biru pucat, negaranegara yang skor-skor rata-ratanya secara statistik tidak signifikan berbeda dari
rata-rata OECD diwarnai biru tua, dan negara-negara yang skor rata-ratanya di
bawah OECD diwarnai dengan biru muda (OECD, 2014a, Figure I.5.1, p.
217, Lampiran 2).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
6
Perubahan tahunan dalam prestasi sains
sepanjang partisipasinya dalam PISA
2006, PISA 2009, PISA 2012 (Lampiran 3)
Rata-rata skor
Negara
Perubahan
580
Shanghai-China
Peningkatan
551
Singapore
Peningkatan
528
Viet Nam
Tidak ada data
444
Thailand
Peningkatan
420
Malaysia
Penurunan
382
Indonesia
Penurunan
373
Peru
Peningkatan
Sumber: OECD, 2014a, Figure I.5.3 p. 222
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
7
Kecenderungan dalam rata-rata
prestasi sains (Lampiran 3)
Secara rata-rata meliputi seluruh negara OECD, prestasi sains
pada umumnya tetap stabil sejak 2006. Di antara 64 negara
dengan analisis perubahan tahunan, 19 negara memperlihatkan
perbaikan-perbaikan dalam prestasi sains mereka (Batang biru di
atas OECD averaga 2006).
Figure 1.5.3,p. 222, Lampiran 3 menunjukkan bahwa perubahan
tahunan terbesar terjadi di Kazakhstan (pada kenaikan tahunan
delapan skor per tahun), Turki (enam skor per tahun), Qatar dan
Polandia (masing-masing lima dan empat poin per tahun),
Thailand, Romania, Singapore dan Italia (tiga poin per tahun).
Pada Figure 1.5.3 (p. 222) itu ditunjukkan Malaysia dan
Indonesia mengalami penurunan. Penurunan Indonesia lebih
besar daripada Malaysia.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
8
Prestasi sains rata-rata dalam PISA 2006
sampai 2012
(OECD, 2014a, Table I.5.3b, p. 399, Lampiran 4)
Negara
PISA 2006
Rata-rata
skor
PISA 2009
Rata-rata
skor
PISA 2012
Rata-rata
skor
Singapore
Tak ada
data
542
551
Thailand
Malaysia
421
Tak ada
data
425
422
444
420
Indonesia
393
383
382
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
9
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam matematika (OECD,
2014a, Table I.2.1a p. 298, Lampiran 8)
Negara
Belo Level 1
w
(from
Level 357.77
1
sampai
(belo
lebih
w
kecil
357.7
dari
7
420.07
skor
skor
point
poin)
)
Level 2
(dari
420.07
sampai
lebih
kecil
dari
482.38
skor
poin)
Level 3
(dari
482.38
sampai
lebih
kecil
dari
544.68
skor
poin)
Level 4
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.99
skor
poin)
Level 5
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.30
skor
poin)
Level 6
(di
atas
669.30
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indonesi
a
42.3
34.4
16.8
5.7
1.5
0.3
0.0
Malaysia
23.0
28.8
26.0
14.9
6.0
1.2
0.1
Singapor
e
2.2
6.1
12.2
17.5
22.0
21.0
19.0
Thailand
19.1
Viet
3.6
30.6Trend dan
27.3
14.5 dalam 5.8
Inovasi Mutakhir
10.6
Pembelajaran Fisika
22.8
28.4
21.3
2.0
9.8
0.5
10
3.5
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam sains (OECD, 2014a, Table
I.5.1a p. 392, Lampiran 5)
Negara
Below
Level
1
(belo
w
334.9
4 skor
point)
Level 1
(from
334.94
sampai
lebih
kecil
dari
409.54
skor
poin)
Level 2
(dari
409.54
sampai
lebih
kecil
dari
484.14
skor
poin)
Level 3
(dari
484.14
sampai
lebih
kecil
dari
558.73
skor
poin)
Level 4
(dari
558.73
sampai
lebih
kecil
dari
633.33
skor
poin)
Level 5
(dari
633.33
sampai
lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Level 6
(di
atas
707.93
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
24.7
41.9
26.3
6.5
0.6
0.0
0.0
Malaysi
a
14.5
31.0
33.9
16.5
3.7
0.3
0.0
Singapo
re
2.2
7.4
16.7
24.0
27.0
16.9
5.8
Thailan
d
7.0
26.6
37.5
21.6
6.4
0.9
0.1
Viet
0.9
5.8
7.1
1.011
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran37.5
Fisika
20.7
27.0
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam membaca (OECD, 2014a,
Table I.4.1a p. 375, Lampiran 9)
Negara
Below
Level
1b
(belo
w
262.0
4 skor
point)
Level
1b
(from
262.04
%
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
4.1
16.3
34.8
31.6
11.5
1.5
0.1
0.0
Malaysi
a
5.8
16.4
30.5
31.0
13.6
2.5
0.1
0.0
Singapo
re
0.5
1.9
7.5
16.7
25.4
26.8
16.2
5.0
12
sampa
i lebih
kecil
dari
334.75
skor
poin)
Level
1a
(dari
334.7
5
samp
ai
lebih
kecil
dari
407.4
7 skor
poin)
Level
Level
2
3 (dari
(dari 558.73
407.4 sampa
7
i lebih
samp
kecil
ai
dari
lebih 633.33
kecil
skor
dari
poin)
480.1
8
skor
poin)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
Level
4
(dari
633.33
sampa
i lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Leve Lev
l5
el 6
(di
(di
atas atas
707. 698.
93
32
skor skor
poin poin
)
)
Prestasi Siswa Indonesia dalam
Matematika, Membaca dan Sains (OECD,
2014a, Table I.A p. 19, Lampiran 6)
Rata-rata
OECD
ShanghaiChina
Singapore
Viet Nam
Thailand
Malaysia
Indonesia
Peru
Rata-rata
Skor
Matematika
PISA 2012
494
Rata-rata
Skor
Membaca
PISA 2012
496
Rata-rata
Skor Sains
PISA 2012
613
570
580
573
511
427
421
375
368
542
508
441
398
396
384
551
528
444
420
382
373
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
501
13
Pertanyaan-pertanyaan sains yang
dihadapi siswa
OECD (2014a. Figure 1.5.9, p. 231
Level
Batas bawah
skor
UNIT – Pertanyaan (Posisi pada
skala PISA)
6
708
GREENHOUSE – Pertanyaan 5 (709)
5
633
GREENHOUSE – Pertanyaan 4.2 (659)
4
559
3
484
2
409
1
335
GREENHOUSE – Pertanyaan 4.1 (568)
CLOTHES – Pertanyaan 1 (567)
MARY MONTAGU -- Pertanyaan 4
(507)
MARY MONTAGU – Pertanyaan 2 (436)
MARY MONTAGU – Pertanyaan 3 (431)
GENETICALLY CROPS – Pertanyaan 3
(421)__
PHYSICAL EXERSICISE – Pertanyaan 3
(386)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
14
Definisi literasi sains menurut PISA
PISA mendefinisikan literasi sains sebagai suatu pengetahuan
ilmiah individu, dan penggunaan pengetahuan itu untuk
mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, memperoleh
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah dan menarik
kesimpulan-kesimpulan berbasis-bukti tentang masalahmasalah yang berhubungan dengan sains; memahami fiturfitur karakteristik sains sebagai suatu bentuk pengetahuan
dan inkuiri manusia; kesadaran tentang bagaimana sains dan
teknologi membentuk material kita, lingkungan intelektual
dan budaya; dan kemauan untuk terlibat dalam masalahmasalah yang berkaitan dengan sains, dan dengan ide-ide
sains, sebagai warga negara yang reflektif (OECD, 2007).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
15
Prestasi rata-rata dalam sains dalam PISA
2012 di antara 65 negara (Lampiran 2)
Rata-rata skor
Negara
Rangking
580
Shanghai-China
1
551
Singapore
3
528
Viet Nam
8
444
Thailand
48
420
Malaysia
53
382
Indonesia
64
373
Peru
65
Rata-rata 65 negara = 501
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
16
Gap dalam prestasi antara negara
OECD berprestasi tertinggi dan
berprestasi terendah (Lampiran 2)
•
Gap dalam prestasi sains antara negara OECD berprestasi tertinggi Jepang
(547) dan berprestasi terendah Mexico (415) adalah 132 poin. Artinya,
Jepang (547) adalah lebih tinggi di atas rata-rata OECD (501), Mexico
(415 poin) adalah 86 poin di bawah rata-rata OECD tersebut (Lampiran 2).
•
Lebih dari itu, perbedaan prestasi yang teramati di antara negara-negara
mitra OECD malah lebih besar lagi, dengan perbedaan 207 poin antara
Shanghai-China (580 poin) dan Peru (373 poin). Antara Shanghai-China
(580 poin) dan Indonesia (382 poin) perbedaannya adalah 198 poin
(Lampiran 2).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
17
Kecenderungan dalam rata-rata
prestasi sains (Lampiran 3)
•
Secara rata-rata meliputi seluruh negara OECD, prestasi sains pada
umumnya tetap stabil sejak 2006. Di antara 64 negara dengan
analisis perubahan tahunan, 19 negara memperlihatkan perbaikanperbaikan dalam prestasi sains mereka.
•
OECD (2014a, Figure 1.5.3, p. 222, Lampiran 3) menunjukkan bahwa
perubahan tahunan terbesar terjadi di Kazakhstan (pada kenaikan
tahunan delapan skor per tahun), Turki (enam skor per tahun), Qatar
dan Polandia (masing-masing lima dan empat poin per tahun),
Thailand, Romania, Singapore dan Italia (tiga poin per tahun).
•
Pada Figure 1.5.3 (p. 222) itu ditunjukkan Malaysia dan Indonesia
mengalami penurunan. Penurunan Indonesia lebih besar daripada
Malaysia.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
18
Rata-rata prestasi sains dalam PISA 2006
sampai PISA 2012 (Lampiran 4)
Neggara
Rata-rata skor
PISA
2006
Perubah
an
PISA
2009
PISA
2012
Shanghai- Tidak ada
China
data
575
580
Peningkat
an
Singapore
542
551
551
Peningkat
an
Thailand
421
425
444
Peningkat
an
Malaysia
Tidak ada
data
422
420
Penuruna
n
Indonesia
393
383
382
Penuruna
n
Peru
Tidak Trend
adadan Inovasi
369
Mutakhir dalam 371
data Pembelajaran Fisika
Peningkat
19
an
Siswa pada level kepintaran sains
berbeda dalam PISA 2012
Level
Skor
terendah
batas
bawah
Persentase siswa yang
dapat mengerjakan tugastugas di setiap level atau di
atasnya
6
708
1,2 %
5
633
8,4 %
4
559
29,9 %
3
484
57,7 %
2
409
82,2 %
1
335
95, 2 %
OECD (2004a, Figure I.5.8, p. 231)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
20
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran
dalam sains
• Di seluruh negara OECD, rata-rata 1.1 % siswa mencapai Level 6.
• (5.8 %) Singapore berada pada level ini, Shanghai-China (4.2%), Jepang
(3.4%) dan Finlandia (3.2%). Di New Zealand, Australia, Canada,
Inggris, Hong Kong-China, Estonia, Polandia, Jerman dan Irlandia antara
1.5% dan 2.7% dari siswa mencapai level kepintaran tertinggi ini.
• Sebaliknya, mayoritas negara-negara yang berpartisipasi sumbangan
siswa dengan level kepintaran 6 adalah di bawah 1%.
• Nyaris nol persen siswa secara rata-rata mencapai Level 6 ini di
Albania, Argentina, Brazil, Chile, Colombia, Costa Rica, Indonesia,
Jordan, Kazakhstan, Malaysia, Mexico, Montenegro, Peru, Romania,
Tunisia, Turki dan Uruguay. OECD (2014a, Table I.5.1a, p. 392, Lampiran
5).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
21
Kepintaran pada Level 2 (skor lebih
tinggi dari 409 tetapi lebih rendah atau
sama dengan 484 poin)
• The international PISA Science Expert Group, yaitu kelompok pakar
PISA mengidentifikasi Level 2 sebagai baseline atau dasar level
kepintaran.
• Pada Level 2 ini, siswa memiliki pengetahuan memadai untuk
memberikan penjelasan-penjelasan yang mungkin dalam konteks
yang dikenali atau menarik kesimpulan berdasarkan pada
penyelidikan-penyelidikan sederhana.
• Pertanyaan 3 dari unit GENETICALLY MODIFIED CROPS (OECD,
2014a, Figure I.5.17, p. 248, Lampiran 6B) merupakan tugas khas
Level 2. Tugas ini menanyakan sebuah pertanyaan sederhana
tentang kondisi-kondisi yang bervariasi dalam suatu penyelidikan
ilmiah dan siswa dikehendaki untuk mendemonstrasikan
pengetahuan tentang desain eksperimen sains atau inkuiri ilmiah.
• Berapa banyak siswa Indonesia yang memiliki prestasi Level 2 atau
yang lebih tinggi? (OECD, 2014a, Figure I.5.10, p. 232, Lampiran 7)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
22
Berapa banyak siswa Indonesia yang
memiliki prestasi puncak dan skor di
bawah 335 poin?
• Beberapa negara nyaris tidak memiliki prestasi puncak: di dua negara
mitra, Indonesia dan Peru, lebih sedikit dari 0.1% siswa mencapai
Level 5 atau 6. Figure I.5.10 p. 232, Lampiran 7.
• Siswa yang memiliki skor di bawah 335 poin – yaitu, di bawah Level 1
– umumnya tidak berhasil pada level-level sains paling dasar yang
diukur oleh PISA itu. Siswa-siswa seperti itu lebih besar
kemungkinannya menghadapi kesulitan-kesulitan serius dalam
menggunakan sains untuk mendapat manfaat dari pendidikan dan
kesempatan-kesempatan belajar lebih lanjut dan dalam berperan
dalam situasi-situasi kehidupan yang berkaitan dengan sains dan
teknologi (OECD, 2010).
• Berapa banyak siswa Indonesia yang memiliki skor di bawah 335
poin?
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
23
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam matematika (OECD,
2014a, p. 298 Lampiran 8)
Negara
Belo Level 1
w
(from
Level 357.77
1
sampai
(belo
lebih
w
kecil
357.7
dari
7
420.07
skor
skor
point
poin)
)
Level 2
(dari
420.07
sampai
lebih
kecil
dari
482.38
skor
poin)
Level 3
(dari
482.38
sampai
lebih
kecil
dari
544.68
skor
poin)
Level 4
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.99
skor
poin)
Level 5
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.30
skor
poin)
Level 6
(di
atas
669.30
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indonesi
a
42.3
34.4
16.8
5.7
1.5
0.3
0.0
Malaysia
23.0
28.8
26.0
14.9
6.0
1.2
0.1
Singapor
e
2.2
6.1
12.2
17.5
22.0
21.0
19.0
Thailand
19.1
30.6
27.3
14.5
5.8
2.0
3.6
10.6
22.8
28.4
21.3
9.8
Viet
0.5
24
3.5
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam sains (OECD, 2014a,, p.
375, Lampiran 9)
Negara
Below
Level
1
(belo
w
334.9
4 skor
point)
Level 1
(from
334.94
sampai
lebih
kecil
dari
409.54
skor
poin)
Level 2
(dari
409.54
sampai
lebih
kecil
dari
484.14
skor
poin)
Level 3
(dari
484.14
sampai
lebih
kecil
dari
558.73
skor
poin)
Level 4
(dari
558.73
sampai
lebih
kecil
dari
633.33
skor
poin)
Level 5
(dari
633.33
sampai
lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Level 6
(di
atas
707.93
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
24.7
41.9
26.3
6.5
0.6
0.0
0.0
Malaysi
a
14.5
31.0
33.9
16.5
3.7
0.3
0.0
Singapo
re
2.2
7.4
16.7
24.0
27.0
16.9
5.8
Thailan
d
7.0
26.6
37.5
21.6
6.4
0.9
0.1
Vietnam
0.9
5.8
7.1
1.025
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran37.5
Fisika
20.7
27.0
Persentase siswa pada tiap level kepintaran
dalam membaca (OECD, 2014a, p. 392,
Lampiran 10)
Negara
Below
Level
1b
(belo
w
262.0
4 skor
point)
Level
1b
(from
262.04
%
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
4.1
16.3
34.8
31.6
11.5
1.5
0.1
0.0
Malaysi
a
5.8
16.4
30.5
31.0
13.6
2.5
0.1
0.0
Singapo
re
0.5
1.9
7.5
16.7
25.4
26.8
16.2
5.0
26
sampa
i lebih
kecil
dari
334.75
skor
poin)
Level
1a
(dari
334.7
5
samp
ai
lebih
kecil
dari
407.4
7 skor
poin)
Level
Level
2
3 (dari
(dari 558.73
407.4 sampa
7
i lebih
samp
kecil
ai
dari
lebih 633.33
kecil
skor
dari
poin)
480.1
8
skor
poin)
Level
4
(dari
633.33
sampa
i lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Leve Lev
l5
el 6
(di
(di
atas atas
707. 698.
93
32
skor skor
poin poin
)
)
Persentase jawaban benar untuk setiap
negara pada pertanyaan PISA 2006 11:
Physical Exercise
(Lampiran 11)
UNIT
11: Physical Exercise
QUESTION
11.1 %
11.2 %
11.3 %
OECD
53
82
45
average
Indonesia
5
54
24
Thailand
43
81
12
Sumber: OECD, 2009, p. 306.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
27
Kelas IV
Kelas V
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani
pengetahuan
faktual
berdasarkan .....
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani
pengetahuan
faktual dan
konseptual,
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan): KI 4 (Keterampilan):
Menyajikan
Menyajikan
pengetahuan
pengetahuan
faktual .....
faktual .....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan:
Menyajikan hasil
percobaan ....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan:
Melaporkan hasil
percobaan ...
Kelas VI
KI 3 (Pegetahuan):
Memahami
pengetahuan
faktual dan
konseptual
berdasarkan .....
KI I 4
(Keterampilan):
Menyajikan
pengetahuan
faktual dan
konseptual
dalam ...
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan: 28
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani
pengetahuan faktual,
konseptual, dan
prosedural
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak.....
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani dan
menerapkan
pengetahuan faktual,
konseptual, dan
prosedural
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menyaji, dan
menalar ranah konkret
dan ranah abstrak .....
KI 3 (Pegetahuan):
Memahami dan
menerapkan
pengetahuan
faktual,
konseptual, dan
prosedural
berdasarkan ...
KI I 4 (Keterampilan):
Mengolah, menyaji,
dan menalar ranah
konkret dan ranah
abstrak .....
KD (Pengetahuan):
Menganalisis .....
KD (Keterampilan):
Melakukan
percobaan? untuk
menyelidiki pengaruh
kalor terhadap suhu dan
wujud benda serta
KD (Pengetahuan):
Menganalisis .....
KD (Keterampilan):
Menyajikan hasil
percobaan .... ?
KD Pengetahuan:
Menganalisis dan
menerapkan
KD Keterampilan:29
Menyajikan hasil
Kelas X
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak
terkait .....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
Kelas XI
Kelas XII
KI 3: Memahani,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural, dan
metakognitif
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak
terkait .....
KI 3: Memahani,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural, dan
metakognitif
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak
terkait .....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan:
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan: 30
Sumber: Bahan uji publik Kurikulum 2013 Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
31
Gambar di atas dapat mendatangkan persepsi:
Metakognisi baru diajarkan di PT, baru diajarkan di SMA kelas
awal. Metakognisi belum diajarkan di SD dan SMP. SD hanya
diajarkan pengetahuan faktual dan konseptual.
SMP baru
diajarkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural.
Pendukung pentingnya metakognisi diajarkan sejak dini:
Usia pra sekolah adalah waktu mulai untuk mengembangkan
struktur metakognitif, termasuk pengetahuan dan proses
metakognitif (Chernocova, 2014: 207).
Adanya hubungan positif antara kesadaran metakognisi dan
akademik self-efficacy (Hermita & Thamrin, 2015: 1077).
Metakognisi sebuah komponen penting dari pembelajaran dan
self-regulation pada semua usia (Efklides, 2008; McCormick, 2003
dalam Schraw, et al. 2012: 57) .
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
32
Refrensi Metakognisi
Kemendikbud. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta.
Chernocova, T.E. (2014). Features Of Metacognition Structure for PreSchool Age Children. Procedia - Social and Behavioral Sciences
146 , pp. 203 – 208.
Hermita, M. and
Thamrin, W.P (2015). Metacognition Toward
Academic Self-Efficacy Among Indonesian Private University
Scholarship Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences
171, pp. 1075 – 1080.
Schraw, G., Olafson, L.., Weibel, M., & Sewing, D. (2012).
Metacognition Knowladge and Field-based science learning in an
outdoor environmental Education Program. In Zohar, A. and
Dori, Y. J. (2012). Metacognition in Science Education: Trends in
Current Research. Springer.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
33
Tabel 4.1
Hasil Analisis Nilai Tes Keterampilan Proses
Sains Mahasiswa
(Suyidno, Nur, & Yuanita, 2016)
No
Indikator
1
2
3
4
5
Merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis
Identifikasi variabel
Definisi operasional variabel
Merancang tabel data
Merancang prosedur
eksperimen
Menganalisis data
Menarik kesimpulan
6
7
8
Skor
Skor
Posttes
Pretest
t
(0-100)
(0-100)
28,3
67,2
28,9
86,1
42,8
92,2
53,3
82,8
62,2
76,7
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
28,3
75,0
67,8
24,4
73,3
54,4
34
Tabel 4.38
Rincian Ketercapaian Skor
Kinerja Keterampilan Proses Sains Bahan Kajian Kalor pada
Uji Terbatas Siswa SMA
(Prahani, Nur, & Yuanita, 2016)
No
.
Indikator
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Mengidentifikasi variabel
percobaan
4. Mendefinisikan definisi
operasional variabel
percobaan
5. Melaksanakan prosedur
percobaan
6. Membuat grafik
7. Analisis data
8. Merumuskan kesimpulan
Skor
Pretest
(0-4)
1,00
1,00
0,40
Skor
Posttest
(0-4)
3,00
3,00
2,80
0,20
2,70
1,00
3,00
0,10
0,20
0,20
2,60
2,70
2,70
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
35
Tabel 4.41
Rincian Ketercapaian Skor
Kinerja Keterampilan Proses Sains Bahan Kajian Elastisitas
Bahan pada
Uji Terbatas Siswa SMA
(Prahani, Nur, & Yuanita, 2016)
Skor
Skor
No
Indikator
Pretest
Posttest
.
(0-4)
(0-4)
1,00
3,00
1. Merumuskan masalah
1,00
3,00
2. Merumuskan hipotesis
0,40
2,80
3. Mengidentifikasi variabel
percobaan
0,20
2,70
4. Mendefinisikan definisi
operasional variabel
percobaan
1,00
2,90
5. Melaksanakan prosedur
percobaan
0,10
2,60
6. Membuat grafik
0,20
2,60
7. Analisis data
0,20
2,70
8. Merumuskan kesimpulan
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
36
Tabel 4.45
Rincian Ketercapaian Skor
Pemahaman Keterampilan Proses Sains pada Uji Terbatas
Siswa SMA
(Prahani, Nur, & Yuanita, 2016)
Skor
Skor
Postte
No.
Indikator
Pretest
st
(0-1)
(0-1)
1.
Mengobservasi
0,36
0,82
2.
Membuat inferensi
0,41
0,82
3.
Mengklasifikasi
0,36
0,82
4.
Memprediksi
0,23
0,77
5.
Mengukur dan menggunakan angka0,32
0,77
angka
6.
Rumusan masalah
0,27
0,77
7.
Membuat hipotesis
0,32
0,77
8.
Mengontrol variabel-variabel
0,32
0,77
9.
Mendefinisikan secara operasional
0,32
0,77
10, Mengintepretasi data
0,36
0,82
11. Melaksanakan percobaan
0,27
0,77
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
37
Pembelajaran
Fisika
12. Keterampilan memanipulasi
variabel
0,32
0,82
No.
1
2
3
4
5
Tabel 4.21
Ketuntasan Indikator Keterampilan
Proses Sains Siswa SD
(Anita, Nur, dan Suryanti, 2016)
Indikator KPS
Skor
Skor
Pretest
Posttest
(0-100)
(0-100)
Merumuskan hipotesis
31
83
Mengidentifikasi
variabel
25
85
Menyajikan data
25
85
Menganalisis data
20
77
Membuat kesimpulan
59
95
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
38
Contoh Indikator SKL dan Soal Pengayaan
Ujian Nasional IPA SMP/MTS Tahun 2013/2014
•
•
Indikator SKL sebagian besar menggunakan kata kerja
menentukan dan menjelaskan (Direktorat PSMP
KEMENDIKBUD. PENGAYAAN UN 2013/2014 SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA ILMU PENETAHUAN ALAM. h. 86, 99,
Lampiran 13).
Contoh Soal Pengayaan Ujian Nasional Mata Pelajaran
Fisika, Tahun 2013/2014 sesuai dengan Indikator SKL di atas
(Direktorat PSMP KEMENDIKBUD. PENGAYAAN UN
2013/2014 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ILMU
PENETAHUAN ALAM. h. 2, 3, 4, 5, Lampiran 13).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
39
Ayo Mencoba (Kemendikbud, 2016, Buku
Siswa SD/MI Kelas IV, Tema 2, h. 3 – 4)
•
•
•
•
•
•
Kegiatan berjudul Ayo Mencoba, kekuatannya adalah sudah sesuai KD
4.4 Kelas VI, yaitu “Melakukan percobaan rangkaian listrik sederhana
secara seri dan paralel.” Kesesuaian kata kunci melakukan
percobaan itulah letak kekuatannya.
Kelemahannya adalah belum memperkenalkan komponen-komponen
atau konsep-konsep metode ilmiah atau keterampilan proses sains
(KPS).
Kelemahan itu diperkuat lagi dengan komponen KPS itu tidak muncul di
Lembar Kegiatan Kurikulum 2013 yang sedang dipasarkan.
Kelemahan itu semakin diperkuat dengan soal-soal Ujian Nasional
yang tidak memasukkan KPS secara komprehensif.
Kelemahan bahan ajar dan soal ujian nasional itu tidak mendorong guru
mengajarkan KPS ke siswa.
Hasil penelitian menunjukkan kelemahan siswa atas KPS itu tidak
hanya di tingkat SD, tetapi juga di tingkat SMP, SMA, SMK, bahkan di
perguruan tinggi.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
40
Fitur-fitur Prototipe Buku Guru
Fitur-fitur utama Prototipe Buku Guru ini terdiri dari lima fitur berikut ini.
1.Metakognisi diajarkan mulai SD/MI.
2.Secara berkelanjutan membelajarkan keterampilan proses sains dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3.Menerapkan pembelajaran berpusat pada siswa dan guru.
4.Menerapkan kembali domain yang telah lazim secara universal, yaitu
afektif, kognitif dan psikomotor.
5.Prototipe Buku Guru ini dikembangkan dengan merujuk referensi
sains mutakhir dan referensi standar seperti Glencoe McGraw-Hill dan
sejenisnya.
Mahasiswa Pascasarjana Prodi S2 dan S3 Pendidikan Sains yang
memilih saya sebagai pembimbing sudah dan sedang menyelesaikan
tesis atau disertasi dengan tema pengembangan bahan ajar inovatif,
salah satunya adalah mengembangkan Prototipe Buku Guru dan
Prototipe Buku Siswa.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
41
Pengetahuan Siswa YLPI Al Hikmah tentang
Komponen Keterampilan Proses IPA (Nur,
2008a)
No
1
2
3
4
5
6
7
Indikator
Mengidentifikasi pernyataan
tentang pengamatan
Mengidentifikasi pernyataan
tentang inferensi
Mengidentifikasi pernyataan
tentang prediksi
Mengidentifikasi pernyatan
tentang klasifikasi
Mengidentifikasi pernyataan
tentang model
Mengidentifikasi pernyataan
tentang hipotesis
Mengidentifikasi variabel
independen dari suatu
eksperimen
Rata-rata
SD
0,37
Rata Rata
SMP
0,42
Ratarata SMA
0,39
0,41
0,47
0.42
0,47
0,46
0,43
0,48
0,51
0,47
0,57
0,55
0.55
0,40
0,48
0,54
0,36
0,38
0,40
42
Proporsi jawaban benar KPS mahasiswa
FKIE IKIP Jurusan Biologi, Fisika dan Kimia
(Nur, 1982, h. 272)
Keterampilan Proses
Proporsi jawaban benar
Sains
Identifikasi variabel bebas &
0,52
tak-bebas
Identifikasi variabel kontrol
0,19
Menetapkan variabel bebas
0,29
& tak-bebas
Menetapkan variabel
0,10
kontrol
Menetapkan data yang
0,17
diperlukan dan cara
mengukurnya
Merencanakan eksperimen
0,03
dengan benar
43
Daftar Pustaka
Anita, Nur, M., Suryanti. (2016). Desain Riset Prototipe Buku Guru dan Buku
Sisswa berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Melatihkan
Keterampilan Pemecahan Masalah IPA Siswa SD. Tesis Program Magister.
PPs Unesa.
Nur, Mohamad dkk. 2008a. Laporan Kegiatan Pengukuran Kemampuan
Logika Siswa dan Guru YLPI Al Hikmah.
Nur, IKIP Bandung. 1982. Disertasi: Kompetensi Akademik Mahasiswa
FKIE IKIP Jurusan Biologi, Fisika Dan Kimia Ditinjau dari Peranannya
Dalam Mengelola Kegiatan Inkuiri Sebagai Dasar Pengembangan
Pelajaran Sains Di Sekolah Menengah Atas.
OECD (2014a), PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do –
Student Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I,
Revised edition, February 2014), PISA, OECD Publishing. http://
dx.doi.org/10.1787/9789264201118-en
OECD (2014b), PISA 2012 Results: Creative Problem Solving: Students’ Skills
in Tackling Real-Life Problems(Volume V), PI SA, OECD Publishing.
http://dx.doi.org/10.1787/9789264208070-en
44
Daftar Pustaka
OECD (2014b), PISA 2012 Results: Creative Problem Solving: Students’
Skills in Tackling Real-Life Problems (Volume V), PI SA, OECD
Publishing.
http://dx.doi.org/10.1787/9789264208070-en
OECD. 2009. Take The Test. Sample Question From Oecd’s Pisa
Assessments. PISA. OECD Publishing.
OECD. 2007. PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World
VOLUME 1: ANALYSIS. OECD Publishing.
Prahani, B. K., Nur, M., Yuanita L., (2016). Model Confidence Collaborative
Problem Solving Untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan
Masalah Kolaboratif, Keterampilan Proses Sains, Dan Kepercayaan
Diri Siswa SMA. Makalah Seminar Hasil. Program Doktor PPs Unesa.
Suyidno, Nur, M., Yuanita L., (2016). Pengembangan Model Responsibility
and Scientific Creativity Based Learning (RSCBL) untuk Meningkatkan
Kreativitas Ilmiah dan Tanggung Jawab Mahasiswa. Makalah Seminar
Hasil. Program Doktor PPs Unesa.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
45
dalam Pembelajaran Fisika
Oleh:
Prof. Dr. Mohamad Nur
Makalah yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Fisika
Dan Pembelajarannya (SNFP) 2016 oleh Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Malang yang dilaksanakan pada Sabtu, 6 Agustus
bertempat di Aula FMIPA Gd. 01.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
1
Kecenderungan-kecenderungan dalam
tuntutan untuk keterampilan-keterampilan
pemecahan masalah
Figure V.1.1 (OECD, 2014b, p. 27, Lampiran 1)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
2
Tuntutan masa depan
•
Kecenderungan-kecenderungan dalam tuntutan untuk keterampilanketerampilan pemecahan masalah dapat diinferensi dari koleksi data
hasil pengukuran persyaratan pekerjaan karyawan.
•
Figure V.1.1 (OECD, 2014b, p. 27, Lampiran 1) menyajikan evolusi
persyaratan pekerjaan itu di tiga negara OECD utama: Jerman,
Jepang dan Amerika.
•
Di tiga negara itu, telah terjadi peningkatan yang nyata dalam
tuntutan keterampilan-keterampilan pemecahan-masalah.
•
Figure V.1.1 itu memberi bukti tantangan pada pendidikan Indonesia,
khususnya tantangan dalam mengembangkan non-routine analytic, nonroutine interactive, dan non-routine manual. Pendidikan yang semata-mata
fokus routine cognitive dan routine manual tidak relevan dengan tututan
masa depan.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
3
Fitur-fitur utama PISA 2012
• Asesmen pemecahan-masalah di PISA 2012 fokus pada
keterampilan-keterampilan penalaran umum siswa,
kemampuan mereka untuk mengatur proses-proses
pemecahan-masalah, dan kemauan mereka untuk melakukan
tugas pemecahan-masalah itu, diukur dengan menghadapkan
siswa pada masalah-masalah non-rutin dan real-life.
Konsep inovatif tentang literasi yang merujuk kepada
kemampuan siswa menerapkan pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan, dan menganalisis, menalar dan
mengkomunikasikan secara efektif pada saat mereka
mengidentifikasi, menginterpretasikan dan memecahkan
masalah-masalah dalam berbagai situasi.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
4
Prestasi rata-rata dalam sains dalam PISA
2012 di antara 65 negara (OECD, 2014a,
Figure I.5.1, p. 217, Lampiran 2)
Rata-rata skor
Negara
Rangking
580
Shanghai-China
1
551
Singapore
3
528
Viet Nam
8
444
Thailand
48
420
Malaysia
53
382
Indonesia
64
373
Peru
65
Rata-rata 65 negara = 501
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
5
Membandingkan kedudukan relatif
negara-negara dalam prestasi sains
• Satu cara untuk mengikhtisarkan prestasi sains siswa dan
membandingkan kedudukan relatif negara-negara dalam sains
adalah melalui prestasi rata-rata negara, dua-duanya, baik
membandingkan prestasi relatif satu negara terhadap negara
yang lain maupun membandingkan terhadap rata-rata OECD.
• Untuk PISA 2012, rata-rata dalam sains untuk negara-negara
OECD meningkat menjadi 501 poin. Prestasi rata-rata dalam
sains ini memungkinkan ditetapkannya patok duga
(benchmark) terhadap apa setiap prestasi sains sebuah negara
dalam PISA 2012 dibandingkan.
• Selanjutnya, negara-negara dibagi menjadi tiga grup besar: negara-negara yang
skor rata-ratanya di atas rata-rata OECD diwarnai dengan biru pucat, negaranegara yang skor-skor rata-ratanya secara statistik tidak signifikan berbeda dari
rata-rata OECD diwarnai biru tua, dan negara-negara yang skor rata-ratanya di
bawah OECD diwarnai dengan biru muda (OECD, 2014a, Figure I.5.1, p.
217, Lampiran 2).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
6
Perubahan tahunan dalam prestasi sains
sepanjang partisipasinya dalam PISA
2006, PISA 2009, PISA 2012 (Lampiran 3)
Rata-rata skor
Negara
Perubahan
580
Shanghai-China
Peningkatan
551
Singapore
Peningkatan
528
Viet Nam
Tidak ada data
444
Thailand
Peningkatan
420
Malaysia
Penurunan
382
Indonesia
Penurunan
373
Peru
Peningkatan
Sumber: OECD, 2014a, Figure I.5.3 p. 222
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
7
Kecenderungan dalam rata-rata
prestasi sains (Lampiran 3)
Secara rata-rata meliputi seluruh negara OECD, prestasi sains
pada umumnya tetap stabil sejak 2006. Di antara 64 negara
dengan analisis perubahan tahunan, 19 negara memperlihatkan
perbaikan-perbaikan dalam prestasi sains mereka (Batang biru di
atas OECD averaga 2006).
Figure 1.5.3,p. 222, Lampiran 3 menunjukkan bahwa perubahan
tahunan terbesar terjadi di Kazakhstan (pada kenaikan tahunan
delapan skor per tahun), Turki (enam skor per tahun), Qatar dan
Polandia (masing-masing lima dan empat poin per tahun),
Thailand, Romania, Singapore dan Italia (tiga poin per tahun).
Pada Figure 1.5.3 (p. 222) itu ditunjukkan Malaysia dan
Indonesia mengalami penurunan. Penurunan Indonesia lebih
besar daripada Malaysia.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
8
Prestasi sains rata-rata dalam PISA 2006
sampai 2012
(OECD, 2014a, Table I.5.3b, p. 399, Lampiran 4)
Negara
PISA 2006
Rata-rata
skor
PISA 2009
Rata-rata
skor
PISA 2012
Rata-rata
skor
Singapore
Tak ada
data
542
551
Thailand
Malaysia
421
Tak ada
data
425
422
444
420
Indonesia
393
383
382
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
9
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam matematika (OECD,
2014a, Table I.2.1a p. 298, Lampiran 8)
Negara
Belo Level 1
w
(from
Level 357.77
1
sampai
(belo
lebih
w
kecil
357.7
dari
7
420.07
skor
skor
point
poin)
)
Level 2
(dari
420.07
sampai
lebih
kecil
dari
482.38
skor
poin)
Level 3
(dari
482.38
sampai
lebih
kecil
dari
544.68
skor
poin)
Level 4
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.99
skor
poin)
Level 5
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.30
skor
poin)
Level 6
(di
atas
669.30
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indonesi
a
42.3
34.4
16.8
5.7
1.5
0.3
0.0
Malaysia
23.0
28.8
26.0
14.9
6.0
1.2
0.1
Singapor
e
2.2
6.1
12.2
17.5
22.0
21.0
19.0
Thailand
19.1
Viet
3.6
30.6Trend dan
27.3
14.5 dalam 5.8
Inovasi Mutakhir
10.6
Pembelajaran Fisika
22.8
28.4
21.3
2.0
9.8
0.5
10
3.5
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam sains (OECD, 2014a, Table
I.5.1a p. 392, Lampiran 5)
Negara
Below
Level
1
(belo
w
334.9
4 skor
point)
Level 1
(from
334.94
sampai
lebih
kecil
dari
409.54
skor
poin)
Level 2
(dari
409.54
sampai
lebih
kecil
dari
484.14
skor
poin)
Level 3
(dari
484.14
sampai
lebih
kecil
dari
558.73
skor
poin)
Level 4
(dari
558.73
sampai
lebih
kecil
dari
633.33
skor
poin)
Level 5
(dari
633.33
sampai
lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Level 6
(di
atas
707.93
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
24.7
41.9
26.3
6.5
0.6
0.0
0.0
Malaysi
a
14.5
31.0
33.9
16.5
3.7
0.3
0.0
Singapo
re
2.2
7.4
16.7
24.0
27.0
16.9
5.8
Thailan
d
7.0
26.6
37.5
21.6
6.4
0.9
0.1
Viet
0.9
5.8
7.1
1.011
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran37.5
Fisika
20.7
27.0
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam membaca (OECD, 2014a,
Table I.4.1a p. 375, Lampiran 9)
Negara
Below
Level
1b
(belo
w
262.0
4 skor
point)
Level
1b
(from
262.04
%
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
4.1
16.3
34.8
31.6
11.5
1.5
0.1
0.0
Malaysi
a
5.8
16.4
30.5
31.0
13.6
2.5
0.1
0.0
Singapo
re
0.5
1.9
7.5
16.7
25.4
26.8
16.2
5.0
12
sampa
i lebih
kecil
dari
334.75
skor
poin)
Level
1a
(dari
334.7
5
samp
ai
lebih
kecil
dari
407.4
7 skor
poin)
Level
Level
2
3 (dari
(dari 558.73
407.4 sampa
7
i lebih
samp
kecil
ai
dari
lebih 633.33
kecil
skor
dari
poin)
480.1
8
skor
poin)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
Level
4
(dari
633.33
sampa
i lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Leve Lev
l5
el 6
(di
(di
atas atas
707. 698.
93
32
skor skor
poin poin
)
)
Prestasi Siswa Indonesia dalam
Matematika, Membaca dan Sains (OECD,
2014a, Table I.A p. 19, Lampiran 6)
Rata-rata
OECD
ShanghaiChina
Singapore
Viet Nam
Thailand
Malaysia
Indonesia
Peru
Rata-rata
Skor
Matematika
PISA 2012
494
Rata-rata
Skor
Membaca
PISA 2012
496
Rata-rata
Skor Sains
PISA 2012
613
570
580
573
511
427
421
375
368
542
508
441
398
396
384
551
528
444
420
382
373
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
501
13
Pertanyaan-pertanyaan sains yang
dihadapi siswa
OECD (2014a. Figure 1.5.9, p. 231
Level
Batas bawah
skor
UNIT – Pertanyaan (Posisi pada
skala PISA)
6
708
GREENHOUSE – Pertanyaan 5 (709)
5
633
GREENHOUSE – Pertanyaan 4.2 (659)
4
559
3
484
2
409
1
335
GREENHOUSE – Pertanyaan 4.1 (568)
CLOTHES – Pertanyaan 1 (567)
MARY MONTAGU -- Pertanyaan 4
(507)
MARY MONTAGU – Pertanyaan 2 (436)
MARY MONTAGU – Pertanyaan 3 (431)
GENETICALLY CROPS – Pertanyaan 3
(421)__
PHYSICAL EXERSICISE – Pertanyaan 3
(386)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
14
Definisi literasi sains menurut PISA
PISA mendefinisikan literasi sains sebagai suatu pengetahuan
ilmiah individu, dan penggunaan pengetahuan itu untuk
mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, memperoleh
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah dan menarik
kesimpulan-kesimpulan berbasis-bukti tentang masalahmasalah yang berhubungan dengan sains; memahami fiturfitur karakteristik sains sebagai suatu bentuk pengetahuan
dan inkuiri manusia; kesadaran tentang bagaimana sains dan
teknologi membentuk material kita, lingkungan intelektual
dan budaya; dan kemauan untuk terlibat dalam masalahmasalah yang berkaitan dengan sains, dan dengan ide-ide
sains, sebagai warga negara yang reflektif (OECD, 2007).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
15
Prestasi rata-rata dalam sains dalam PISA
2012 di antara 65 negara (Lampiran 2)
Rata-rata skor
Negara
Rangking
580
Shanghai-China
1
551
Singapore
3
528
Viet Nam
8
444
Thailand
48
420
Malaysia
53
382
Indonesia
64
373
Peru
65
Rata-rata 65 negara = 501
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
16
Gap dalam prestasi antara negara
OECD berprestasi tertinggi dan
berprestasi terendah (Lampiran 2)
•
Gap dalam prestasi sains antara negara OECD berprestasi tertinggi Jepang
(547) dan berprestasi terendah Mexico (415) adalah 132 poin. Artinya,
Jepang (547) adalah lebih tinggi di atas rata-rata OECD (501), Mexico
(415 poin) adalah 86 poin di bawah rata-rata OECD tersebut (Lampiran 2).
•
Lebih dari itu, perbedaan prestasi yang teramati di antara negara-negara
mitra OECD malah lebih besar lagi, dengan perbedaan 207 poin antara
Shanghai-China (580 poin) dan Peru (373 poin). Antara Shanghai-China
(580 poin) dan Indonesia (382 poin) perbedaannya adalah 198 poin
(Lampiran 2).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
17
Kecenderungan dalam rata-rata
prestasi sains (Lampiran 3)
•
Secara rata-rata meliputi seluruh negara OECD, prestasi sains pada
umumnya tetap stabil sejak 2006. Di antara 64 negara dengan
analisis perubahan tahunan, 19 negara memperlihatkan perbaikanperbaikan dalam prestasi sains mereka.
•
OECD (2014a, Figure 1.5.3, p. 222, Lampiran 3) menunjukkan bahwa
perubahan tahunan terbesar terjadi di Kazakhstan (pada kenaikan
tahunan delapan skor per tahun), Turki (enam skor per tahun), Qatar
dan Polandia (masing-masing lima dan empat poin per tahun),
Thailand, Romania, Singapore dan Italia (tiga poin per tahun).
•
Pada Figure 1.5.3 (p. 222) itu ditunjukkan Malaysia dan Indonesia
mengalami penurunan. Penurunan Indonesia lebih besar daripada
Malaysia.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
18
Rata-rata prestasi sains dalam PISA 2006
sampai PISA 2012 (Lampiran 4)
Neggara
Rata-rata skor
PISA
2006
Perubah
an
PISA
2009
PISA
2012
Shanghai- Tidak ada
China
data
575
580
Peningkat
an
Singapore
542
551
551
Peningkat
an
Thailand
421
425
444
Peningkat
an
Malaysia
Tidak ada
data
422
420
Penuruna
n
Indonesia
393
383
382
Penuruna
n
Peru
Tidak Trend
adadan Inovasi
369
Mutakhir dalam 371
data Pembelajaran Fisika
Peningkat
19
an
Siswa pada level kepintaran sains
berbeda dalam PISA 2012
Level
Skor
terendah
batas
bawah
Persentase siswa yang
dapat mengerjakan tugastugas di setiap level atau di
atasnya
6
708
1,2 %
5
633
8,4 %
4
559
29,9 %
3
484
57,7 %
2
409
82,2 %
1
335
95, 2 %
OECD (2004a, Figure I.5.8, p. 231)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
20
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran
dalam sains
• Di seluruh negara OECD, rata-rata 1.1 % siswa mencapai Level 6.
• (5.8 %) Singapore berada pada level ini, Shanghai-China (4.2%), Jepang
(3.4%) dan Finlandia (3.2%). Di New Zealand, Australia, Canada,
Inggris, Hong Kong-China, Estonia, Polandia, Jerman dan Irlandia antara
1.5% dan 2.7% dari siswa mencapai level kepintaran tertinggi ini.
• Sebaliknya, mayoritas negara-negara yang berpartisipasi sumbangan
siswa dengan level kepintaran 6 adalah di bawah 1%.
• Nyaris nol persen siswa secara rata-rata mencapai Level 6 ini di
Albania, Argentina, Brazil, Chile, Colombia, Costa Rica, Indonesia,
Jordan, Kazakhstan, Malaysia, Mexico, Montenegro, Peru, Romania,
Tunisia, Turki dan Uruguay. OECD (2014a, Table I.5.1a, p. 392, Lampiran
5).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
21
Kepintaran pada Level 2 (skor lebih
tinggi dari 409 tetapi lebih rendah atau
sama dengan 484 poin)
• The international PISA Science Expert Group, yaitu kelompok pakar
PISA mengidentifikasi Level 2 sebagai baseline atau dasar level
kepintaran.
• Pada Level 2 ini, siswa memiliki pengetahuan memadai untuk
memberikan penjelasan-penjelasan yang mungkin dalam konteks
yang dikenali atau menarik kesimpulan berdasarkan pada
penyelidikan-penyelidikan sederhana.
• Pertanyaan 3 dari unit GENETICALLY MODIFIED CROPS (OECD,
2014a, Figure I.5.17, p. 248, Lampiran 6B) merupakan tugas khas
Level 2. Tugas ini menanyakan sebuah pertanyaan sederhana
tentang kondisi-kondisi yang bervariasi dalam suatu penyelidikan
ilmiah dan siswa dikehendaki untuk mendemonstrasikan
pengetahuan tentang desain eksperimen sains atau inkuiri ilmiah.
• Berapa banyak siswa Indonesia yang memiliki prestasi Level 2 atau
yang lebih tinggi? (OECD, 2014a, Figure I.5.10, p. 232, Lampiran 7)
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
22
Berapa banyak siswa Indonesia yang
memiliki prestasi puncak dan skor di
bawah 335 poin?
• Beberapa negara nyaris tidak memiliki prestasi puncak: di dua negara
mitra, Indonesia dan Peru, lebih sedikit dari 0.1% siswa mencapai
Level 5 atau 6. Figure I.5.10 p. 232, Lampiran 7.
• Siswa yang memiliki skor di bawah 335 poin – yaitu, di bawah Level 1
– umumnya tidak berhasil pada level-level sains paling dasar yang
diukur oleh PISA itu. Siswa-siswa seperti itu lebih besar
kemungkinannya menghadapi kesulitan-kesulitan serius dalam
menggunakan sains untuk mendapat manfaat dari pendidikan dan
kesempatan-kesempatan belajar lebih lanjut dan dalam berperan
dalam situasi-situasi kehidupan yang berkaitan dengan sains dan
teknologi (OECD, 2010).
• Berapa banyak siswa Indonesia yang memiliki skor di bawah 335
poin?
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
23
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam matematika (OECD,
2014a, p. 298 Lampiran 8)
Negara
Belo Level 1
w
(from
Level 357.77
1
sampai
(belo
lebih
w
kecil
357.7
dari
7
420.07
skor
skor
point
poin)
)
Level 2
(dari
420.07
sampai
lebih
kecil
dari
482.38
skor
poin)
Level 3
(dari
482.38
sampai
lebih
kecil
dari
544.68
skor
poin)
Level 4
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.99
skor
poin)
Level 5
(dari
606.99
sampai
lebih
kecil
dari
669.30
skor
poin)
Level 6
(di
atas
669.30
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indonesi
a
42.3
34.4
16.8
5.7
1.5
0.3
0.0
Malaysia
23.0
28.8
26.0
14.9
6.0
1.2
0.1
Singapor
e
2.2
6.1
12.2
17.5
22.0
21.0
19.0
Thailand
19.1
30.6
27.3
14.5
5.8
2.0
3.6
10.6
22.8
28.4
21.3
9.8
Viet
0.5
24
3.5
Persentase siswa pada tiap level
kepintaran dalam sains (OECD, 2014a,, p.
375, Lampiran 9)
Negara
Below
Level
1
(belo
w
334.9
4 skor
point)
Level 1
(from
334.94
sampai
lebih
kecil
dari
409.54
skor
poin)
Level 2
(dari
409.54
sampai
lebih
kecil
dari
484.14
skor
poin)
Level 3
(dari
484.14
sampai
lebih
kecil
dari
558.73
skor
poin)
Level 4
(dari
558.73
sampai
lebih
kecil
dari
633.33
skor
poin)
Level 5
(dari
633.33
sampai
lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Level 6
(di
atas
707.93
skor
poin)
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
24.7
41.9
26.3
6.5
0.6
0.0
0.0
Malaysi
a
14.5
31.0
33.9
16.5
3.7
0.3
0.0
Singapo
re
2.2
7.4
16.7
24.0
27.0
16.9
5.8
Thailan
d
7.0
26.6
37.5
21.6
6.4
0.9
0.1
Vietnam
0.9
5.8
7.1
1.025
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran37.5
Fisika
20.7
27.0
Persentase siswa pada tiap level kepintaran
dalam membaca (OECD, 2014a, p. 392,
Lampiran 10)
Negara
Below
Level
1b
(belo
w
262.0
4 skor
point)
Level
1b
(from
262.04
%
%
%
%
%
%
%
%
Indones
ia
4.1
16.3
34.8
31.6
11.5
1.5
0.1
0.0
Malaysi
a
5.8
16.4
30.5
31.0
13.6
2.5
0.1
0.0
Singapo
re
0.5
1.9
7.5
16.7
25.4
26.8
16.2
5.0
26
sampa
i lebih
kecil
dari
334.75
skor
poin)
Level
1a
(dari
334.7
5
samp
ai
lebih
kecil
dari
407.4
7 skor
poin)
Level
Level
2
3 (dari
(dari 558.73
407.4 sampa
7
i lebih
samp
kecil
ai
dari
lebih 633.33
kecil
skor
dari
poin)
480.1
8
skor
poin)
Level
4
(dari
633.33
sampa
i lebih
kecil
dari
707.93
skor
poin)
Leve Lev
l5
el 6
(di
(di
atas atas
707. 698.
93
32
skor skor
poin poin
)
)
Persentase jawaban benar untuk setiap
negara pada pertanyaan PISA 2006 11:
Physical Exercise
(Lampiran 11)
UNIT
11: Physical Exercise
QUESTION
11.1 %
11.2 %
11.3 %
OECD
53
82
45
average
Indonesia
5
54
24
Thailand
43
81
12
Sumber: OECD, 2009, p. 306.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
27
Kelas IV
Kelas V
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani
pengetahuan
faktual
berdasarkan .....
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani
pengetahuan
faktual dan
konseptual,
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan): KI 4 (Keterampilan):
Menyajikan
Menyajikan
pengetahuan
pengetahuan
faktual .....
faktual .....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan:
Menyajikan hasil
percobaan ....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan:
Melaporkan hasil
percobaan ...
Kelas VI
KI 3 (Pegetahuan):
Memahami
pengetahuan
faktual dan
konseptual
berdasarkan .....
KI I 4
(Keterampilan):
Menyajikan
pengetahuan
faktual dan
konseptual
dalam ...
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan: 28
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani
pengetahuan faktual,
konseptual, dan
prosedural
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak.....
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani dan
menerapkan
pengetahuan faktual,
konseptual, dan
prosedural
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menyaji, dan
menalar ranah konkret
dan ranah abstrak .....
KI 3 (Pegetahuan):
Memahami dan
menerapkan
pengetahuan
faktual,
konseptual, dan
prosedural
berdasarkan ...
KI I 4 (Keterampilan):
Mengolah, menyaji,
dan menalar ranah
konkret dan ranah
abstrak .....
KD (Pengetahuan):
Menganalisis .....
KD (Keterampilan):
Melakukan
percobaan? untuk
menyelidiki pengaruh
kalor terhadap suhu dan
wujud benda serta
KD (Pengetahuan):
Menganalisis .....
KD (Keterampilan):
Menyajikan hasil
percobaan .... ?
KD Pengetahuan:
Menganalisis dan
menerapkan
KD Keterampilan:29
Menyajikan hasil
Kelas X
KI 3 (Pengetahuan):
Memahani,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak
terkait .....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
Kelas XI
Kelas XII
KI 3: Memahani,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural, dan
metakognitif
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak
terkait .....
KI 3: Memahani,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural, dan
metakognitif
berdasarkan .....
KI 4 (Keterampilan):
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak
terkait .....
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan:
KD Pengetahuan:
Menganalisis .....
KD Keterampilan: 30
Sumber: Bahan uji publik Kurikulum 2013 Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
31
Gambar di atas dapat mendatangkan persepsi:
Metakognisi baru diajarkan di PT, baru diajarkan di SMA kelas
awal. Metakognisi belum diajarkan di SD dan SMP. SD hanya
diajarkan pengetahuan faktual dan konseptual.
SMP baru
diajarkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural.
Pendukung pentingnya metakognisi diajarkan sejak dini:
Usia pra sekolah adalah waktu mulai untuk mengembangkan
struktur metakognitif, termasuk pengetahuan dan proses
metakognitif (Chernocova, 2014: 207).
Adanya hubungan positif antara kesadaran metakognisi dan
akademik self-efficacy (Hermita & Thamrin, 2015: 1077).
Metakognisi sebuah komponen penting dari pembelajaran dan
self-regulation pada semua usia (Efklides, 2008; McCormick, 2003
dalam Schraw, et al. 2012: 57) .
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
32
Refrensi Metakognisi
Kemendikbud. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta.
Chernocova, T.E. (2014). Features Of Metacognition Structure for PreSchool Age Children. Procedia - Social and Behavioral Sciences
146 , pp. 203 – 208.
Hermita, M. and
Thamrin, W.P (2015). Metacognition Toward
Academic Self-Efficacy Among Indonesian Private University
Scholarship Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences
171, pp. 1075 – 1080.
Schraw, G., Olafson, L.., Weibel, M., & Sewing, D. (2012).
Metacognition Knowladge and Field-based science learning in an
outdoor environmental Education Program. In Zohar, A. and
Dori, Y. J. (2012). Metacognition in Science Education: Trends in
Current Research. Springer.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
33
Tabel 4.1
Hasil Analisis Nilai Tes Keterampilan Proses
Sains Mahasiswa
(Suyidno, Nur, & Yuanita, 2016)
No
Indikator
1
2
3
4
5
Merumuskan masalah
Merumuskan hipotesis
Identifikasi variabel
Definisi operasional variabel
Merancang tabel data
Merancang prosedur
eksperimen
Menganalisis data
Menarik kesimpulan
6
7
8
Skor
Skor
Posttes
Pretest
t
(0-100)
(0-100)
28,3
67,2
28,9
86,1
42,8
92,2
53,3
82,8
62,2
76,7
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
28,3
75,0
67,8
24,4
73,3
54,4
34
Tabel 4.38
Rincian Ketercapaian Skor
Kinerja Keterampilan Proses Sains Bahan Kajian Kalor pada
Uji Terbatas Siswa SMA
(Prahani, Nur, & Yuanita, 2016)
No
.
Indikator
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Mengidentifikasi variabel
percobaan
4. Mendefinisikan definisi
operasional variabel
percobaan
5. Melaksanakan prosedur
percobaan
6. Membuat grafik
7. Analisis data
8. Merumuskan kesimpulan
Skor
Pretest
(0-4)
1,00
1,00
0,40
Skor
Posttest
(0-4)
3,00
3,00
2,80
0,20
2,70
1,00
3,00
0,10
0,20
0,20
2,60
2,70
2,70
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
35
Tabel 4.41
Rincian Ketercapaian Skor
Kinerja Keterampilan Proses Sains Bahan Kajian Elastisitas
Bahan pada
Uji Terbatas Siswa SMA
(Prahani, Nur, & Yuanita, 2016)
Skor
Skor
No
Indikator
Pretest
Posttest
.
(0-4)
(0-4)
1,00
3,00
1. Merumuskan masalah
1,00
3,00
2. Merumuskan hipotesis
0,40
2,80
3. Mengidentifikasi variabel
percobaan
0,20
2,70
4. Mendefinisikan definisi
operasional variabel
percobaan
1,00
2,90
5. Melaksanakan prosedur
percobaan
0,10
2,60
6. Membuat grafik
0,20
2,60
7. Analisis data
0,20
2,70
8. Merumuskan kesimpulan
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
36
Tabel 4.45
Rincian Ketercapaian Skor
Pemahaman Keterampilan Proses Sains pada Uji Terbatas
Siswa SMA
(Prahani, Nur, & Yuanita, 2016)
Skor
Skor
Postte
No.
Indikator
Pretest
st
(0-1)
(0-1)
1.
Mengobservasi
0,36
0,82
2.
Membuat inferensi
0,41
0,82
3.
Mengklasifikasi
0,36
0,82
4.
Memprediksi
0,23
0,77
5.
Mengukur dan menggunakan angka0,32
0,77
angka
6.
Rumusan masalah
0,27
0,77
7.
Membuat hipotesis
0,32
0,77
8.
Mengontrol variabel-variabel
0,32
0,77
9.
Mendefinisikan secara operasional
0,32
0,77
10, Mengintepretasi data
0,36
0,82
11. Melaksanakan percobaan
0,27
0,77
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
37
Pembelajaran
Fisika
12. Keterampilan memanipulasi
variabel
0,32
0,82
No.
1
2
3
4
5
Tabel 4.21
Ketuntasan Indikator Keterampilan
Proses Sains Siswa SD
(Anita, Nur, dan Suryanti, 2016)
Indikator KPS
Skor
Skor
Pretest
Posttest
(0-100)
(0-100)
Merumuskan hipotesis
31
83
Mengidentifikasi
variabel
25
85
Menyajikan data
25
85
Menganalisis data
20
77
Membuat kesimpulan
59
95
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
38
Contoh Indikator SKL dan Soal Pengayaan
Ujian Nasional IPA SMP/MTS Tahun 2013/2014
•
•
Indikator SKL sebagian besar menggunakan kata kerja
menentukan dan menjelaskan (Direktorat PSMP
KEMENDIKBUD. PENGAYAAN UN 2013/2014 SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA ILMU PENETAHUAN ALAM. h. 86, 99,
Lampiran 13).
Contoh Soal Pengayaan Ujian Nasional Mata Pelajaran
Fisika, Tahun 2013/2014 sesuai dengan Indikator SKL di atas
(Direktorat PSMP KEMENDIKBUD. PENGAYAAN UN
2013/2014 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ILMU
PENETAHUAN ALAM. h. 2, 3, 4, 5, Lampiran 13).
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
39
Ayo Mencoba (Kemendikbud, 2016, Buku
Siswa SD/MI Kelas IV, Tema 2, h. 3 – 4)
•
•
•
•
•
•
Kegiatan berjudul Ayo Mencoba, kekuatannya adalah sudah sesuai KD
4.4 Kelas VI, yaitu “Melakukan percobaan rangkaian listrik sederhana
secara seri dan paralel.” Kesesuaian kata kunci melakukan
percobaan itulah letak kekuatannya.
Kelemahannya adalah belum memperkenalkan komponen-komponen
atau konsep-konsep metode ilmiah atau keterampilan proses sains
(KPS).
Kelemahan itu diperkuat lagi dengan komponen KPS itu tidak muncul di
Lembar Kegiatan Kurikulum 2013 yang sedang dipasarkan.
Kelemahan itu semakin diperkuat dengan soal-soal Ujian Nasional
yang tidak memasukkan KPS secara komprehensif.
Kelemahan bahan ajar dan soal ujian nasional itu tidak mendorong guru
mengajarkan KPS ke siswa.
Hasil penelitian menunjukkan kelemahan siswa atas KPS itu tidak
hanya di tingkat SD, tetapi juga di tingkat SMP, SMA, SMK, bahkan di
perguruan tinggi.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
40
Fitur-fitur Prototipe Buku Guru
Fitur-fitur utama Prototipe Buku Guru ini terdiri dari lima fitur berikut ini.
1.Metakognisi diajarkan mulai SD/MI.
2.Secara berkelanjutan membelajarkan keterampilan proses sains dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3.Menerapkan pembelajaran berpusat pada siswa dan guru.
4.Menerapkan kembali domain yang telah lazim secara universal, yaitu
afektif, kognitif dan psikomotor.
5.Prototipe Buku Guru ini dikembangkan dengan merujuk referensi
sains mutakhir dan referensi standar seperti Glencoe McGraw-Hill dan
sejenisnya.
Mahasiswa Pascasarjana Prodi S2 dan S3 Pendidikan Sains yang
memilih saya sebagai pembimbing sudah dan sedang menyelesaikan
tesis atau disertasi dengan tema pengembangan bahan ajar inovatif,
salah satunya adalah mengembangkan Prototipe Buku Guru dan
Prototipe Buku Siswa.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
41
Pengetahuan Siswa YLPI Al Hikmah tentang
Komponen Keterampilan Proses IPA (Nur,
2008a)
No
1
2
3
4
5
6
7
Indikator
Mengidentifikasi pernyataan
tentang pengamatan
Mengidentifikasi pernyataan
tentang inferensi
Mengidentifikasi pernyataan
tentang prediksi
Mengidentifikasi pernyatan
tentang klasifikasi
Mengidentifikasi pernyataan
tentang model
Mengidentifikasi pernyataan
tentang hipotesis
Mengidentifikasi variabel
independen dari suatu
eksperimen
Rata-rata
SD
0,37
Rata Rata
SMP
0,42
Ratarata SMA
0,39
0,41
0,47
0.42
0,47
0,46
0,43
0,48
0,51
0,47
0,57
0,55
0.55
0,40
0,48
0,54
0,36
0,38
0,40
42
Proporsi jawaban benar KPS mahasiswa
FKIE IKIP Jurusan Biologi, Fisika dan Kimia
(Nur, 1982, h. 272)
Keterampilan Proses
Proporsi jawaban benar
Sains
Identifikasi variabel bebas &
0,52
tak-bebas
Identifikasi variabel kontrol
0,19
Menetapkan variabel bebas
0,29
& tak-bebas
Menetapkan variabel
0,10
kontrol
Menetapkan data yang
0,17
diperlukan dan cara
mengukurnya
Merencanakan eksperimen
0,03
dengan benar
43
Daftar Pustaka
Anita, Nur, M., Suryanti. (2016). Desain Riset Prototipe Buku Guru dan Buku
Sisswa berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Melatihkan
Keterampilan Pemecahan Masalah IPA Siswa SD. Tesis Program Magister.
PPs Unesa.
Nur, Mohamad dkk. 2008a. Laporan Kegiatan Pengukuran Kemampuan
Logika Siswa dan Guru YLPI Al Hikmah.
Nur, IKIP Bandung. 1982. Disertasi: Kompetensi Akademik Mahasiswa
FKIE IKIP Jurusan Biologi, Fisika Dan Kimia Ditinjau dari Peranannya
Dalam Mengelola Kegiatan Inkuiri Sebagai Dasar Pengembangan
Pelajaran Sains Di Sekolah Menengah Atas.
OECD (2014a), PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do –
Student Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I,
Revised edition, February 2014), PISA, OECD Publishing. http://
dx.doi.org/10.1787/9789264201118-en
OECD (2014b), PISA 2012 Results: Creative Problem Solving: Students’ Skills
in Tackling Real-Life Problems(Volume V), PI SA, OECD Publishing.
http://dx.doi.org/10.1787/9789264208070-en
44
Daftar Pustaka
OECD (2014b), PISA 2012 Results: Creative Problem Solving: Students’
Skills in Tackling Real-Life Problems (Volume V), PI SA, OECD
Publishing.
http://dx.doi.org/10.1787/9789264208070-en
OECD. 2009. Take The Test. Sample Question From Oecd’s Pisa
Assessments. PISA. OECD Publishing.
OECD. 2007. PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World
VOLUME 1: ANALYSIS. OECD Publishing.
Prahani, B. K., Nur, M., Yuanita L., (2016). Model Confidence Collaborative
Problem Solving Untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan
Masalah Kolaboratif, Keterampilan Proses Sains, Dan Kepercayaan
Diri Siswa SMA. Makalah Seminar Hasil. Program Doktor PPs Unesa.
Suyidno, Nur, M., Yuanita L., (2016). Pengembangan Model Responsibility
and Scientific Creativity Based Learning (RSCBL) untuk Meningkatkan
Kreativitas Ilmiah dan Tanggung Jawab Mahasiswa. Makalah Seminar
Hasil. Program Doktor PPs Unesa.
Trend dan Inovasi Mutakhir dalam
Pembelajaran Fisika
45