Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan dan Family Control Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Era globalisasi yang melanda dunia saat ini telah memberikan dampak
yang signifikan bagi kehidupan manusia juga kehidupan perusahaan. Salah
satunya globalisasi perekonomian tercipta sebagai dampak terintegrasinya
kekuatan-kekuatan pasar antar negara-negara di seluruh dunia, yang kemudian
akan menimbulkan tuntutan penerapan prinsip perdagangan bebas. Setiap
perusahaan harus mampu mengembangkan keunggulan kompetitifnya agar dapat
bertahan dan memajukan perusahaannya. Perusahaan harus lebih sensitif terhadap
keinginan dan kebutuhan pasar, sehingga perusahaan akan lebih cepat dan tanggap
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar yang berubah-ubah, dan dapat
bersaing di pasar bebas untuk memperoleh manajemen berkemampuan terbaik.
Selain itu dalam upaya memenangkan pasar persaingan global, perusahaan
diharapkan dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi di masa mendatang baik kondisi perekonomian, peraturan
pemerintah, kondisi konsumen, maupun kemampuan dari pesaing. Dikarenakan
hal ini akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh
perusahaan


dalam

rangka

mencapai

tujuan

utama

perusahaan

yaitu

memaksimalkan laba perusahaan.
Menurut Sidauruk (2014) profitabilitas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, profitabilitas juga merupakan

1
Universitas Sumatera Utara


hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan yang dibuat oleh
manajemen. Profitabilitas merupakan bagian penting dari perusahaan, karena
disamping dapat menilai efisiensi kerja, juga merupakan alat untuk meramal laba
pada masa yang akan datang dan merupakan alat pengendalian bagi manajemen.
Suatu perusahaan dapat dikatakan lebih efisien dalam menggunakan modalnya
apabila perusahaan tersebut memiliki rasio profitabilitas yang tinggi. Agar dapat
memaksimalkan laba yang diperoleh perusahan, manajer keuangan juga perlu
mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas
perusahaan. Indikator dari profitabilitas dapat dilihat dari nilai Return on Asset
(ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI) yaitu rasio antara laba
setelah pajak dengan total aset. ROI merefleksikan seberapa banyak perusahaan
telah memperoleh hasil atas seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan
dalam perusahaan.
Salah satu komponen sumber daya yang penting untuk perusahaan yaitu
modal kerja, dikarenakan setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang
akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari
misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, membayar upah
tenaga kerja langsung, membayar hutang dan lain-lain. Selain itu, penggunaan
modal kerja juga berpengaruh langsung terhadap profitabilitas perusahaan.

Masalah modal kerja erat hubungannya dengan kegiatan operasi
perusahaan. Selama perusahaan masih beroperasi, modal kerja akan terus
digunakan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut
digambarkan dari adanya aliran kas masuk dari penjualan produk, kemudian akan

2
Universitas Sumatera Utara

segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan selanjutnya, dengan
demikian modal kerja tersebut akan terus berputar selama perusahaan masih
beroperasi.
Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa manajer harus
menghabiskan waktu berhari-hari dengan berbagai masalah yang berkaitan
dengan bagaimana mereka harus membuat keputusan yang melibatkan modal
kerja. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penggunaan modal kerja yang
efisien merupakan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
mengelola modal kerja.
Efisiensi modal kerja menunjukkan besarnya modal kerja yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, tidak berlebih dan juga tidak kekurangan. Karena
baik kekurangan atau kelebihan modal kerja sama-sama akan memberikan

dampak negatif bagi perusahaan. Indikator efisiensi modal kerja dapat dilihat dari
perputaran modal kerja (working capital turnover) yaitu rasio antara penjualan
dengan net working capital (aktiva lancar-hutang lancar). Siklus modal kerja atau
periode perputaran modal kerja dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen
modal kerja sampai saat kembali lagi menjadi kas. Semakin cepat periode
perputaran modal kerja, maka semakin efisien penggunaan modal kerja
perusahaan (Riyanto, 2009:62).
Selain efisiensi pengelolaan modal kerja, laba yang dihasilkan perusahaan
juga dipengaruhi oleh leverage. Menurut Riyanto (2009:331) rasio leverage
mengukur sejauhmana

perusahaan

dibiayai

oleh

hutang dalam

rangka


meningkatkan laba. Konsep leverage berfokus pada pembiayaan perusahaan yang

3
Universitas Sumatera Utara

berasal dari hutang atau pembiayaan dari luar (modal asing) yang pada waktunya
harus dibayar kembali. Pembiayaan yang berasal dari modal sendiri pada
umumnya memiliki keterbatasan dalam jumlahnya, sehingga perusahaan akan
melakukan pembiayaan dari luar dalam memenuhi kebutuhan modal kerja yang
besar. Meskipun pembiayaan modal dapat terpenuhi, pembiayaan dengan hutang
akan menimbulkan beban dalam penggunaanya, yaitu berupa bunga pinjaman.
Oleh karenanya, konsep leverage dalam perusahaan harus diperhatikan dan
dikelola dengan baik, leverage juga dapat menjadi pedang bermata dua, karena
penggunaan hutang atau pembiayaan asing meningkatkan keuntungan dan risiko
perusahaan.
Penggunaan hutang yang tinggi dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan berupa penghematan pajak, artinya ketika beban bunga dikurangkan
dari pendapatan maka laba sebelum pajak menjadi lebih kecil dan akibatnya pajak
juga akan semakin kecil. Di sisi lain, semakin besar hutang yang ditanggung

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan akan dana, semakin besar pula biaya yang
harus dikeluarkan untuk pendanaan, baik untuk membayar biaya bunga, maupun
untuk membayar perantara keuangan. Jika perusahaan ternyata mendapatkan
keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage
akan menurunkan profitabilitas perusahaan.
Umur perusahaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi profitabilitas
perusahaan, dikarenakan perusahaan yang berumur panjang memiliki pengalaman
lebih banyak sehingga akan lebih mengetahui kebutuhan modal operasionalnya,
dan memiliki keunggulan kompetitif dalam inti bisnisnya yang mendorong

4
Universitas Sumatera Utara

keberhasilan dan kemakmuran perusahaan. Umur perusahaan dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk tetap eksis dan bertahan melawan persaingan yang
ketat dalam dunia usaha. Pada umumnya perusahaan yang memiliki umur yang
panjang akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan lebih percaya
pada perusahaan yang telah lama berdiri dengan asumsi bahwa perusahaan yang
telah lama berdiri akan menghasilkan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang baru berdiri (Kamaliah,Nasrizal dan Lexinta, 2009:13).

Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan yaitu family
control (kepemilikan keluarga). Di Indonesia, kepemilikan perusahaan masih
didominasi oleh kepemilikan keluarga, dan pada umumnya perusahaanperusahaan tersebut mewariskan kontrol kepemilikannya kepada generasi
berikutnya. Perusahaan keluarga lebih memiliki keunggulan kompetitif yang
akhirnya menciptakan stabilitas dan fokus pada profitabilitas jangka panjang
Keberadaan anggota keluarga dalam perusahaan juga dapat meminimalisir
kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara manajemen dengan dengan
pemegang saham mayoritas, dengan didasarkan pada kenyataan bahwa keluarga
memiliki komitmen yang tinggi untuk mempertahankan kesejahteraan perusahaan
agar dapat diwariskan pada generasi berikutnya (Hariyanto dan Juniarti,
2014:142).
Di pasar saham, perusahaan yang telah go public dikelompokkan ke dalam
beberapa sektor industri. Dari pengelompokkan tersebut, industri manufaktur
memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak dan merupakan emiten terbesar

5
Universitas Sumatera Utara

dibanding industri lain. Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan manufaktur tentunya memiliki tujuan menghasilkan laba yang
maksimal dengan cara meningkatkan produksi dan meningkatkan penjualannya.
Oleh karena itu, perusahaan manufaktur membutuhkan pengelolaan modal kerja
secara lebih efisien. Hal ini karena proporsi aktiva lancar perusahaan manufaktur
biasanya lebih dari separuh total aktivanya. Tingkat aktiva lancar yang berlebih
dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasi pengembalian atas
investasi (ROI) yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar
yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam
mempertahankan operasi yang lancar (Van Horne dan Wachowicz, 2005:308).
Selain itu, perusahaan manufaktur dipilih sebagai subjek penelitian karena
perusahaan manufaktur memiliki potensi dalam mengembangkan produknya lebih
cepat dengan melakukan inovasi-inovasi yang cenderung memiliki pangsa pasar
yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Berikut ini merupakan data mengenai penjualan dan laba bersih beberapa
perusahaan manufaktur selama tahun 2012-2014:

6
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1

Data Penjualan dan Laba Bersih
Beberapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2012-2014
(dalam jutaan Rupiah)
No

Nama Perusahaan

1 Astra International Tbk

2 Astra Otoparts Tbk

3 Charoen Pokphand
Indonesia Tbk
4 Fajar Surya Wisesa Tbk

5 Japfa Comfeed Indonesia Tbk

6 Unilever Indonesia Tbk


Tahun
2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014


Penjualan

Laba Bersih

188.053.000
193.880.000
201.701.000
8.277.485
10.701.988
12.255.427
21.310.925
25.662.992
29.150.275
3.987.783
4.960.826
4.546.936
17.832.702
21.412.085
24.458.880
27.303.000
30.757.000
34.511.000

22.460.000
23.708.000
22.151.000
1.135.914
999.766
956.409
2.680.872
2.528.690
1.746.644
5.292
(249.058)
86.746
1.074.577
640.637
384.846
4.839.000
5.353.000
5.739.000

Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sepanjang 2012-2014, penjualan dari
PT Astra International Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Charoen Pokphand Tbk,
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, dan PT Unilever Indonesia Tbk meningkat
setiap tahunnya, kecuali pada PT Fajar Surya Wisesa yang mengalami penurunan
pada penjualan tahun 2014. Namun meningkatnya penjualan tidak diikuti dengan
meningkatnya laba bersih pada PT Astra Otoparts Tbk, PT Charoen Pokphand
Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, dan PT Fajar Surya Wisesa, dikarenakan
dalam periode yang sama terjadi penurunan laba bersih, bahkan untuk perusahaan

7
Universitas Sumatera Utara

Fajar Surya Wisesa Tbk sempat mengalami kerugian pada tahun 2013, disusul
pada tahun 2014 perusahaan mampu kembali menghasilkan laba.
Menurut hasil penelitian Putra (2012:3) jika penjualan yang didapat
mengalami kenaikan, otomatis laba bersih dari perusahaan tersebut juga akan
mengalami kenaikan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Siregar (2006), yang
menyatakan bahwa semakin besar pendapatan usaha yang diperoleh perusahaan
maka akan semakin besar laba perusahaan, sebaliknya jika perusahaan yang beban
(pajaknya) semakin besar maka akan memperkecil laba yang diperoleh
perusahaan. Pendapat tersebut sesuai untuk kondisi penjualan dan laba bersih pada
PT Unilever Indonesia selama tahun 2012-2014, tetapi lain halnya dengan kondisi
penjualan dan laba bersih PT Astra Otoparts Tbk, PT Charoen Pokphand Tbk, dan
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang tidak sesuai dengan pendapat Putra.
Peningkatan penjualan yang diikuti dengan penurunan laba bersih pada
perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan karena berfluktuasinya beberapa
variabel, diantaranya penggunaan modal kerja dan penggunaan hutang, umur
perusahaan serta ada tidaknya kendali keluarga dalam perusahaan tersebut.
Berikut ini data mengenai fluktuasi jumlah modal kerja, jumlah total
hutang, umur perusahaan, family control, dan laba bersih untuk beberapa
perusahaan manufaktur selama tahun 2012-2014.

8
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2
Data Modal Kerja, Total Hutang, Umur Perusahaan,
Family Control, dan Laba Bersih
Beberapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2012-2014
(dalam jutaan Rupiah)
No

Nama
Perusahaan

1 Astra
International Tbk
2 Astra Otoparts
Tbk
3 Charoen
Pokphand
Indonesia Tbk
4 Fajar Surya
Wisesa Tbk
5 Japfa Comfeed
Indonesia Tbk
6 Unilever
Indonesia Tbk

Tahun

Modal
Kerja

Total Hutang

Umur Family
(Tahun) Control

Laba
Bersih

2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012

19.043.000
92.460.000
17.001.000 107.806.000
19.479.000 115.705.000
1.328.681
3.396.543
1.489.039
3.058.924
1.920.464
4.244.369
5.013.238
4.172.163

55
56
57
36
37
38
40

Tidak ada 22.460.000
Tidak ada 23.708.000
Tidak ada 22.151.000
Tidak ada 1.135.914
Tidak ada
999.766
Tidak ada
956.409
Ada
2.680.872

2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014
2012
2013
2014

6.497.852
5.542.430
(1.198.367)
549.660
(43.030)
2.905.609
4.643.121
3.792.867
(2.500.000)
(2.557.000)
(2.528.000)

41
42
25
26
27
33
34
35
80
81
82

Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

5.771.297
9.919.150
3.771.344
4.134.128
3.936.323
6.198.137
9.672.368
10.440.441
7.371.000
8.449.000
9.682.000

2.528.690
1.746.644
5.292
(249.058)
86.746
1.074.577
640.637
384.846
4.839.000
5.353.000
5.739.000

Sumber: www.idx.co.id (Data Diolah)

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa perusahaan yang
mengalami kenaikan modal kerja, sementara laba bersih menunjukkan penurunan.
Seperti pada PT Charoen Pokphand Tbk dan Japfa Comfeed Indonesia Tbk, yang
mengalami kenaikan modal kerja pada tahun 2013 masing-masing sebesar 29,61%
dan 59,80%, sementara laba bersih pada tahun yang sama mengalami penurunan
sebesar 5,68% dan 40,83%. Sedangkan keadaan modal kerja dan laba bersih pada
PT Astra Otoparts Tbk, menunjukkan modal kerja mengalami kenaikan setiap

9
Universitas Sumatera Utara

tahun, lain halnya dengan laba bersih perusahaan yang menunjukkan penurunan
tiap tahunnya.
Perusahaan dapat dikatakan telah melakukan efisiensi modal kerja (diukur
dengan perputaran modal kerja) jika penggunaan modal kerja yang lebih dari
cukup mampu menghasilkan penjualan yang tinggi pula, dan kemudian akan
berpengaruh pada perolehan laba bersih yang tinggi. Laba bersih yang tinggi akan
menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan yang baik, sementara penjualan
yang tinggi akan meningkatkan perputaran modal kerja. Tetapi jika melihat Tabel
1.2, berfluktuasinya modal kerja jika dibandingkan dengan laba bersih yang
dihasilkan pada kelima perusahaan manufaktur tersebut tidak sesuai dengan
pendapat Syamsuddin (2007:48) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
perputaran (turnover) dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di
dalam melakukan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam
mendapatkan laba atas dana yang ditanam.
Berdasarkan Tabel 1.2, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk, dan PT Unilever Indonesia Tbk menunjukkan proporsi
penggunaan hutang yang semakin meningkat setiap tahunnya. Itu artinya bahwa
keempat perusahaan tersebut meningkatkan penggunaan dana yang berasal dari
eksternal setiap tahunnya selama periode 2012-2014. Penggunaan hutang yang
meningkat akan meningkatkan rasio leverage perusahaan, dimana rasio leverage
tersebut memiliki dampak baik dan juga dampak buruk.
Menurut Syamsuddin (2007:89) dengan memperbesar tingkat leverage
maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return

10
Universitas Sumatera Utara

yang akan diperoleh akan semakin tinggi, dan pada saat yang sama hal tersebut
juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tetapi tidak
selamanya, proporsi penggunaan hutang yang besar akan meningkatkan perolehan
laba, dikarenakan makin besar proporsi hutang pada struktur modal suatu
perusahaan, maka akan makin tinggi beban tetap yang akan ditimbulkan
(Subramanyam dan John J. Wild, 2010:264).
Dapat dilihat pada Tabel 1.2 bahwa kondisi antara total hutang dengan
laba bersih PT Astra Otoparts Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT
Fajar Surya Wisesa Tbk, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk tidak sesuai
dengan pendapat Syamsuddin, dikarenakan kenaikan total hutang pada keempat
perusahaan selama tahun 2012-2014 tidak diikuti dengan kenaikan laba bersihnya.
Sebagai contoh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk pada tahun 2013 menaikkan
total hutang sebesar 3.474.231 juta rupiah atau sebesar 56,05%, tetapi dalam
perolehan laba bersih ternyata perusahaan mengalami penurunan sebesar 433.940
juta rupiah atau sebesar 40,38%.
Pada Tabel 1.2, PT Astra International Tbk pada tahun 2013 memiliki laba
bersih yang paling tinggi diantara perusahaan yang lainnya, yaitu sebesar
23.708.000 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan PT Unilever Indonesia Tbk,
umur perusahaan PT Astra International Tbk jauh lebih muda 25 tahun, dan
kenyataannya PT Astra International Tbk mampu menghasilkan laba bersih paling
tinggi. Hal tersebut tidak sesuai dengan yang diungkapkan Martinez (dalam
Hariyanto dan Juniarti, 2014:144) bahwa proses pembelajaran mempengaruhi
profitabilitas perusahaan dimana ketika perusahaan memiliki keahlian dalam

11
Universitas Sumatera Utara

proses bisnisnya maka menyebabkan efisiensi biaya dan meningkatkan profit
margin yang kemudian berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.
Pada

Tahun

2012-2014,

perusahaan

manufaktur

yang mayoritas

kepemilikan dan kendali perusahaannya bukan keluarga seperti PT Astra
International Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk lebih mampu menghasilkan laba
bersih yang tinggi. Hal tersebut berbeda dengan yang diungkapakan oleh
Villalonga dan Amit (dalam Jip dan Juniarti, 2014:160) bahwa perusahaan yang
dikendalikan oleh keluarga memiliki keunggulan, yaitu adanya rasa kepemilikan
yang kuat dari anggota keluarga terhadap perusahaan dapat mendorong
tercapainya profitabilitas yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage,
Umur Perusahaan, dan Family Control Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Apakah efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan, dan family control
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?”

12
Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
efisiensi modal kerja, leverage, umur perusahaan, dan family control terhadap
profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan Manufaktur
Sebagai barometer bagi perusahaan untuk menyusun kebijakan keuangan dan
pengambilan keputusan dalam meningkatkan laba yang maksimal dilihat dari
faktor modal kerja, leverage, umur perusahaan dan juga family control
perusahaan.
2. Bagi Investor
Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan untuk menentukan keputusan
investasi yang akan mereka lakukan terhadap salah satu perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen
keuangan dan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah didapatkan di
perkuliahan terutama mengenai modal kerja, leverage, umur perusahaan,
family control. dan profitabilitas perusahaan.

13
Universitas Sumatera Utara

4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pedoman dan referensi untuk diteliti lebih lanjut dikarenakan
sifat dari penelitian ini adalah empiris, sehingga nilai kesempurnaannya
belumlah maksimal.

14
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 255 82

Analisis Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 98 90

Pengaruh Modal Kerja dan Leverage Terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan dan Family Control Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 39 142

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 19

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan dan Family Control Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan dan Family Control Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan dan Family Control Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 39

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan dan Family Control Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan dan Family Control Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 23