Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

i SKRIPSI

PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

INGRID SASKITA 090503235

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ii ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan yakni return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kasual dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009-2011. Pemilihan sempel dilakukan dengan metode purposive sampling dan terdapat 15 perusahaan sebagai sampel.

Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset (ROA) sedangkan modal kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap return on equity (ROE) perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(3)

iii

ABSTRACK

The purpose of this research is to empirically study the effect of working capital on profitability, including return on asset (ROA) and return on equity (ROE). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are manufacture firms on BEI during the period of 2009-2011. The samples are obtained by using purposive sampling method and 15 companies selected as the sample of the research.

The statistic method being used is simple linear regression with the model being tasted previously in classic assumptions. The result indicates that working capital has positive significant influence to return on asset (ROA) but working capital has no significant influence to return on equity (ROE) of manufacture firms on BEI.

Key Word : Return On Asset (ROA), return on equity (ROE), Working Capital


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala berkat dan tuntunanNya yang tiada berkesudahan yang tetap memberikan kekuatan kepada saya untuk mengerjakan skripsi yang berjudul “PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1.Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.,Ak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2.Bapak DR. Syarifuddin Ginting Sugihen, Mafis., selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM., Ak., selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

4.Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

5.Ibu Dra. Nurzaimah, M.M., Ak., selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.


(5)

v

6.Bapak Drs. Syahrul Rambe, M.M., selaku pembaca yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

7.Kedua Orangtua penulis, Bonar Butar-butar dan Rosmawaty Manurung serta adik-adik saya, Laura Fransisca, Stephanie Angela, Olivia Yolanda Marito. Terima kasih atas semua kasih sayang tulus, doa serta semangat yang diberikan kepada penulis selama ini, khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Apple Lopez, Dina Tambunan, Putri Kamisa, Diah Christiani, Rissa Llanto, Dave Hernando, Fanny Simanjuntak, Nova Toguria, Febrina Sumardi, Rhona San Luis, Dini Hanjani, Mindo Siagian, Wulan Gasella, Maria Katarina dan teman-teman lain atas segala saran dan bantuan yang telah diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2015 Penulis,

NIM: 090503235 Ingrid Saskita


(6)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Modal ... 8

2.1.2 Jenis-jenis Modal ... 8

2.1.3 Pengertian Modal Kerja ... 10

2.1.4 Kekurangan dan Kelebihan Modal Kerja ... 11

2.1.5 Berbagai Kebijaksanaan Modal Kerja ... 14

2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 16

2.1.7 Sumber Modal Kerja ... 17

2.1.8 Pengertian Profitabilitas ... 18

2.1.9 Rasio Profitabilitas ... 19

2.1.10 Manfaat Profitablitas ... 20

2.1.11 Jenis-jenis Profitabilitas ... 21

2.1.12 Pengukuran Profitabilitas ... 23

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 25

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 25

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 27

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Defenisis Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30


(7)

vii

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif ... 32

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.6.3 Model Analisis Regresi Linier Sederhana ... 34

3.6.4 Uji Hipotesis ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Industri Manufaktur ... 36

4.2 Analisis Data ... 43

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 43

4.2.2 Analisis Uji Asumsi Klasik ... 44

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 44

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 47

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 48

4.2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 50

4.2.3.1 Regresi Linier Sederhana ... 50

4.2.3.2 Koefisien Determinasi ... 52

4.2.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 53

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(8)

viii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Sampel Perusahaan Manufaktur ... 28

4.1 Hasil Uji Deskriptif ... 43

4.2 Uji Durbin-WatsonDependent Variable: LnROA ... 49

4.3 Uji Durbin WatsonDependent Variable: LnROE ... 49

4.4 Regresi Linier Sederhana Dependent Variable: LnROA ... 50

4.5 Regresi Linier Sederhana Dependent Variable: LnROE ... 51

4.6 Koefisien Determinasi Dependent Variable: LnROA .. 52

4.7 Koefisien Determinasi Dependent Variable: LnROE .. 52

4.8 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Dependent Variable: LnROA ... 53

4.9 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Dependent Variable: LnROE ... 54


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(10)

x

DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Judul Halaman

4.1 Histogram Dependent Variable: LnROA ... 45

4.2 Normal P-Plot Dependent Variable: LnROA ... 45

4.3 Histogram Dependent Variable: LnROA ... 46

4.4 Normal P-Plot Dependent Variable: LnROE ... 46

4.5 Scatter PlotDependent Variable: LnROA ... 47


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp. Judul Halaman

1 Data Variabel Penelitian ... 62

2 Descriptive Statistics ... 65

3 Uji Normalitas ... 65

4 Uji Heterokedastisitas ... 67

5 Uji Autokorelasi ... 68

6 Regresi Linier Sederhana ... 69


(12)

ii ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan yakni return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kasual dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009-2011. Pemilihan sempel dilakukan dengan metode purposive sampling dan terdapat 15 perusahaan sebagai sampel.

Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap return on asset (ROA) sedangkan modal kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap return on equity (ROE) perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(13)

iii

ABSTRACK

The purpose of this research is to empirically study the effect of working capital on profitability, including return on asset (ROA) and return on equity (ROE). This research is classified as casual research and replication of former researches. Population of this research are manufacture firms on BEI during the period of 2009-2011. The samples are obtained by using purposive sampling method and 15 companies selected as the sample of the research.

The statistic method being used is simple linear regression with the model being tasted previously in classic assumptions. The result indicates that working capital has positive significant influence to return on asset (ROA) but working capital has no significant influence to return on equity (ROE) of manufacture firms on BEI.

Key Word : Return On Asset (ROA), return on equity (ROE), Working Capital


(14)

xii BAB I PENDAHULUAN

Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan aktivitas usaha perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal dan menjamin kontinuitas perusahaan. Untuk menjalankan aktivitasnya, perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Modal kerja yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui penjualan produksinya. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dapat beroperasi se-ekonomis mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan sebagai akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan.

Untuk memperoleh keuntungan modal kerja yang ada dalam perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien. Melalui pengelolaan yang baik diharapkan modal yang tertanam dalam bentuk modal kerja tersebut dapat dimanfaatkan melalui aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Manajemen modal kerja yang baik sangat diperlukan dalam pengelolaan bidang keuangan karena kesalahan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kerugian bahkan kegiatan usaha menjadi terhambat atau terhenti sama sekali. Modal kerja yang ada dalam perusahaan harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu


(15)

xiii

membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian atau kehilangan kesempatan memperoleh laba. Sebaliknya modal kerja yang jumlahnya lebih besar dari apa yang dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana. Oleh karena itu, dengan dimilikinya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis dan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam keuangan.

Modal kerja merupakan investasi perusahan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Perusahaan secara umum harus mempertahankan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan jumlah hutang lancar, sehingga perputaran modal kerja dapat meningkat. Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja penting bagi setiap perusahan. Hal ini dikarenakan beberapa alasan (Weston dan Brigham,1994) :

1. Tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan operasional sehari-hari.

2. Sebagian besar waktu dari manajer dicurahkan untuk mengelola modal kerja perusahaan.

3. Aktiva lancar dari perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dari total aktiva perusahaan.

Pengelolaan modal kerja merupakan tanggung jawab setiap manajer atau pimpinan perusahaan. Manajer harus mengadakan pengawasan terhadap modal


(16)

xiv

kerja agar sumber-sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif di masa mendatang. Manajer juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja agar dapat menyusun rencana yang lebih baik untuk periode yang akan datang. Selain manajer, kreditor jangka pendek juga perlu mengetahui tingkat perputaran modal kerja suatu perusahaan. Dengan begitu, kreditor jangka pendek akan memperoleh kepastian kapan hutang perusahaan akan segera di bayar.

Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur keuntungan atau profitabilitas. Dimana profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang efektifitas pengelolaan perusahaan yang dalam penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas yaitu return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Return on Asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Sementara Return on Equity (ROE) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas modal yang diinvestasikan oleh pemilik modal sendiri di dalam perusahaan. Rasio profitabilitas ini dijadikan sebagai ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan didalam menghasilkan laba dan rasio ini diharapkan dapat mewakili beberapa penilaian yang seharusnya dijadikan sebagai patokan perusahaan dalam menjalankan usahanya

Profitabilitas perusahaan selalu menjadi perhatian utama bagi para pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor atau calon kreditur.


(17)

xv

Profitabilitas menunjukkan keunggulan perusahaan dalam persaingan bisnis. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka kinerja perusahaan semakin baik. Profitabilitas menurut Riyanto (2011) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Modal kerja sangat penting dalam usaha meningkatkan profitabilitas perusahaan, hal ini disebabkan oleh 3 hal yaitu pertama, modal kerja merupakan bagian dari pembelanjaan jangka pendek perusahaan, yang sejalan tujuan jangka pendek perusahaan adalah meningkatkan profitabilitas. Kedua, berdasarkan fungsi kerja, modal kerja bersifat fleksibel, bervariasi dan berputar cepat. Bersifat fleksibel karena modal kerja mudah untuk ditambahkan atau dikurangkan jumlahnya. Bersifat variatif karena modal kerja berasal dari sumber yang beragam, bersifat berputar cepat karena perputaran modal kerja umumnya kurang dari satu tahun. Ketiga, modal kerja merupakan bidang aktivitas yang berkesinambungan sekaligus menjadi pendukung utama operasional perusahaan. Keberhasilan dalam pengelolaan kebijakan modal kerja mencerminkan pengawasan maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dapat meningkatkan profitabilitas.

Untuk memaksimalkan keuntungan suatu perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap profitabilitas, perusahaan dapat menentukan langkah dalam mengatasi masalah-masalah dan meminimalisir dampak negatif yang timbul. Semua faktor yang terdapat dalam


(18)

xvi

sebuah perusahaan memiliki pengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Dengan mengetahui rasio profitabilitas yang dimiliki, perusahaan dapat memonitor perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Terjadinya suatu perubahan didalam sebuah kinerja usaha dikarenakan modal kerja termasuk elemen yang mengalami proses perputaran. Perputaran modal kerja berfungsi untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan dalam memperoleh laba yang optimal. Tersedianya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan untuk beroperasi se-ekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis keuangan.

Profitabilitas penting bagi perusahaan selain modal kerja karena untuk melangsungkan hidupnya , suatu perusahaan harus lah berada dalam keadaan yang menguntungkan. Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini karena di sadari betul betapa penting artinya keuntungan bagi masa depan perusahaan. Perusahaan harus terus meningkatkan perolehan laba agar perusahaan tetap hidup dan likuiditasnya juga perlu ditingkatkan sehingga perusahaan berkesempatan mengembangkan usahanya. Profitabilitas suatu perusahaan berhubungan dengan bagaimana memanajemenkan modal kerja perusahaan , karena manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan pembelanjaan perusahaan (Riyanto,2001:51).


(19)

xvii

Berdasarkan latar belakang diatas, menyangkut pentingnya modal kerja bagi suatu perusahaan, maka penulis terdorong untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai manajemen modal kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja Tehadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dilihat bahwa modal kerja merupakan komponen yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam mengelola bisnis. Sedangkan keuntungan (profitabilitas) merupakan sarana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, berdasarkan uraian tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah

1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dalam Return on Asset (ROA)?

2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dalam Return on Equity (ROE)?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:


(20)

xviii

1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dalam Return on Asset (ROA)

2. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dalam Return on Equity (ROE)?

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dapat memberikan tambahan pengetahuan dari bidang dan hasil penelitian.

2. Bagi perusahaan, menambah pengetahuan pihak manajemen perusahaan besarnya pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan, sehingga diharapkan membantu pihak manajemen dalam mengelola modal kerja untuk meningkatkan laba perusahaan.

3. Bagi pembaca dan pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan diharapkan dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan dibidang keuangan khususnya menyangkut tentang modal kerja dalam suatu perusahaan.


(21)

xix BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal

Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktivitasnya dan merupakan faktor sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga jenis badan usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Setiap perusahaan berbeda cara mengumpulkan modal awal yang akan digunakan sebagai dasar pembentukan perusahaan. Perusahaan juga memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan. Menurut Brigham (2006 : 62) “Modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos - pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Definisi modal dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007:9) “Modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.

2.1.2 Jenis-Jenis Modal

Jenis-jenis modal menurut Bambang Riyanto (2001 : 19) digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :

a) Modal Aktiva

Modal aktiva adalah modal yang tertera di sebelah debit dari neraca yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan.


(22)

xx Pembagian modal :

1. Berdasarkan cara dan lamanya perputaran:

- Aktiva lancar, yaitu aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses perputarannya adalah dalam jangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Elemen-elemen yang termasuk aktiva lancar yaitu : kas, harga, piutang, biaya-biaya yang dibayar di muka.

- Aktiva tetap, yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi misalnya bangunan pabrik, kendaraan dan perlengkapan lainnya.

2. Berdasarkan fungsi kerjanya :

- Modal kerja ( working capital ) yaitu dalam pengertian dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

• Jumlah keseluruhan aktiva lancar ( gross working capital ),

• Kelebihan dari aktiva lancar diatas hutang lancar ( net working capital ).

- Modal tetap ( fixed capital assets ) yaitu modal yang harus tetap dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

b) Modal Pasiva

Modal pasiva adalah modal yang menunjukkan sumbernya atau asalnya dan terdapat pada neraca sebelah kredit (Riyanto, 2001 : 21) .

1. Berdasarkan asalnya

- Modal sendiri atau sering disebut modal badan usaha adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal


(23)

xxi

dari pengambilan bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dan lain-lain).

- Modal Asing sering juga disebut modal kreditur adalah modal yang berasal dari kreditur yang ini merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan.

2. Berdasarkan lamanya penggunaan

- Modal jangka panjang yaitu modal yang ditarik untuk jangka waktu tidak tertentu atau terbatas waktunya (dari sudut likuiditas), adalah modal sendiri (dari sudut solvabilitas) dan merupakan modal dengan pendapatan tidak tetap (dari sudut rentabilitas).

- Modal jangka pendek yaitu modal yang ditarik untuk jangka waktu tertentu atau terbatas waktunya (dari sudut likuiditas), adalah modal asing (dari sudut solvabilitas) dan merupakan modal pendapatan tetap (dari sudut rentabilitas).

2.1.3 Pengertian Modal Kerja

Modal kerja (working capital) merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya.

Pengertian modal kerja atau working capital menurut Djarwanto (2001) adalah berhubungan dengan keseluruhan dana yang digunakan selama periode


(24)

xxii

akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapat untuk periode akuntansi yang bersangkutan. Weston dan Brigham (1994) mengemukakan bahwa modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Sedangkan menurut Munawir (2004) modal kerja adalah kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

Menurut Riyanto (2001) mengenai pengertian modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

a. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).

b. Konsep Kualitatif

Dalam konsep ini pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukan tersedianya


(25)

xxiii

aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya (hutang jangka pendek).

c. Konsep Fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut.

2.1.4 Kekurangan dan Kelebihan Modal Kerja

Penyebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah sebagai berikut: a. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi jumlah yang diperlukan b. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali

c. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar dividen, membeli aktiva tetap atau maksud-maksud lainnya

d. Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan, tetapi tidak diikuti dengan penempatan kembali

e. Akumulasi dana sementara menunggu investasi, ekspansi dan lain-lain

Kelebihan modal kerja khususnya dalam bentuk kas dan surat-surat berharga tidak menguntungkan karena laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu semuanya merupakan operasi perusahaan yang tidak efisien. Penyebab timbulnya kekurangan modal kerja adalah sebagai berikut:


(26)

xxiv 1. Adanya kerugian usaha

Penyebab adanya kerugian usaha adalah:

a. Volume penjualan yang tidak efisien relative dibandingkan dengan harga pokok penjualan

b. tekanan terhadap harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualan dan biaya usaha

c. banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak kembali d. kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan penjualan/penghasilan

e. biaya naik sementara penjualan menurun. Yang jelas kerugian usaha itu mengurangi laba yang di tahan (retained earnings)

2. Adanya kerugian insidensil seperti turunnya harga pasar dan persediaan barang, karena pencurian, kebakaran, dan lain-lain

3. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha atau ekspansi

4. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti membeli aktiva tetap baru, membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka panjang) 5. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat

6. Kenaikan tingkat harga

7. Pelunasan utang yang sudah jatuh tempo

Pengendalian modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Apabila modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah idle fund. Tetapi apabila modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka


(27)

xxv

perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai, dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi.

2.1.5 Berbagai Kebijaksanaan Modal Kerja

Pada dasarnya modal kerja bersifat sangat fleksibel yang berarti bahwa modal kerja dapat dengan mudah diperbesar ataupun diperkecil, sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sebagai sebuah subsistem, perusahaan tidak dapat terlepas dari sistem perekonomian pada umumnya. Disamping itu masing-masing perusahaan memiliki tipe modal kerja sendiri-sendiri sesuai dengan bidang usaha maupun levelnya masing-masing. Tipe modal kerja perusahaan dapat dipengaruhi, misalnya memiliki sifat musiman atau konstan setiap saat. Menurut Riyanto (2001), pada umumnya tipe modal kerja digolongkan sebagai berikut :

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Modal kerja permanen (Permanen Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari:

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal.


(28)

xxvi

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini terdiri dari :

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.

b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Modal kerja dapat dibiayai dengan modal sendiri, hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Sistem pembelanjaan yang akan dipilih haruslah didasarkan pada pertimbangan mengenai laba dan resiko. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat ditingkatkan seringkali perusahaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja.

Apabila modal yang diperoleh dari pinjaman jangka pendek digunakan untuk membiayai investasi, maka akan sangat membahayakan karena di samping bunganya sangat tinggi, pada saat harus mengembalikan pinjaman ternyata investasi belum menghasilkan. Schall dan Haley dalam bukunya Introduction to Financial Management menyatakan : “finance short term needs with short term sources finance long term needs with long term sources.” Dengan demikian


(29)

xxvii

kebutuhan modal kerja permanen sebaiknya dibiayai dengan modal sendiri. Semakin besar jumlah modal sendiri maka akan semakin baik bagi perusahaan karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit dan semakin besar jaminan bagi kreditur jangka pendek.

2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja

Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukan merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Munawir, 2004) :

a. Sifat atau jenis perusahaan

Kebutuhan modal kerja tergantung kepada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan.

b. Waktu yang diperoleh untuk memproduksi barang yang akan dijual

Semakin lama waktu yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar.

c. Syarat pembelian dan penjualan

Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi basar kecilnya modal kerja.

d. Tingkat perputaran persediaan

Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah.


(30)

xxviii e. Tingkat perputaran piutang

Apabila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja semakin rendah atau kecil.

f. Volume penjualan

Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan. Jika tingkat penjualan tinggi maka modal kerja yang diperlukan relatif tinggi.

g. Faktor musim dan siklus

Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.

2.1.7 Sumber Modal Kerja

Menurut Munawir (2004), pada dasarnya modal kerja (working capital) terdiri dari dua bagian pokok, yaitu :

a. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen, yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan

b. Jumlah modal kerja variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas biasa. Kebutuhan modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham

Djarwanto (2001) mengemukakan bahwa pada umumnya modal kerja (working capital) suatu perusahaan berasal dari bebagai sumber, yaitu:


(31)

xxix a. Hasil operasi perusahaan

Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek) Surat-surat berharga merupakan salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan

c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar d. Penjualan saham atau obligasi

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan obligasi e. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lain

Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama sebagai tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya

f. Kredit dari supplier

Salah satu sumber modal kerja adalah kredit yang diberikan supplier. Material, barang-barang dan jasa bisa dibeli secara kredit.

2.1.8 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang


(32)

xxx

sama disampaikan oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan Menurut Michelle & Megawati (2005) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.

2.1.9 Rasio Profitabilitas

Menurut Brigham (1993 : 79) “ Profitability is the net result of a large number of policies and decision. The ratio examined thus far reveal some interesting thing about the wry the firm operates, but the profitability ratio show the combined objects of liquidity, asset management, and debt management on operating mult.” Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Ratio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi.


(33)

xxxi

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Adapun tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan adalah :

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri

2.1.10 Manfaat Profitabilitas

Profitabilitas yang digunakan sebagai kriteria penilaian hasil operasi perusahaan mempunyai manfaat yang sangat penting dan dapat dipakai sebagai berikut:


(34)

xxxii

1. Analisis kemampuan menghasilkan laba ditunjukkan untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu

2. Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahan dalam hal kapabilitas dan motivasi dari manajemen

3. Profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan karena menggambarkan korelasi antara laba dan jumlah modal yang ditanamkan

4. Profitabilitas merupakan suatu alat pengendalian bagi manajemen, profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target, budget, koordinasi, evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan dasar pengambilan keputusan

2.1.11 Jenis-jenis Profitabilitas

Menurut Sofian Syafri Harahap (2001 : 304) adapun jenis-jenis profitabilitas dan pengukurannya adalah sebagai berikut:

a. Profit Margin

������������=���������������ℎ

���������

Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.


(35)

xxxiii b. Return on Asset (ROA)

������������� = ���������ℎ

�����������

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasionya, maka akan semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar.

c. Return On Equity (ROE)

�������������� = ���������ℎ

���� − ���������

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

d. Basic Earning Power

�����������������= ������������������������

�����������

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio dari Basic Earning Power, maka akan semakin baik.

e. Earning Per Share ( EPS )

�����������ℎ���= ������������ℎ��������������

�����ℎ��ℎ��

Rasio ini menunjukkan besar kemampuan perlembar saham yang menghasilkan laba.


(36)

xxxiv f. Contribution Margin

������������������= ���������

���������

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba.

g. Rasio Rentabilitas

����������������� = �����ℎ����

�����ℎ��������

Ini biasa juga digambarkan dari segi kemampuan karyawan, cabang, aktiva tertentu dalam meraih laba, misalnya: kemampuan karyawan per kepala meraih laba. Rasio ini dapat juga digolongkan sebagai rasio produktivitas.

2.1.12 Pengukuran Profitabilitas

Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba, sama halnya seperti dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan.

1. Pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana hasil kerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk perencanaaan (planning), koordinasi (coordinating) dan pengendalian (controlling) kegiatan sehari-hari dari pusat laba atau perusahaan sebagai alat untuk memberikan motivasi yang tepat bagi para manajer.


(37)

xxxv

2. Ukuran kinerja ekonomis, yang memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat laba atau perusahaan sebagai suatu entitas ekonomi.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu a. Ririn Setiorini (2009)

Dengan judul “Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, dengan data penelitian tersebut adalah perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2004 - 2007. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Adapun variabel yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) sebagai variabel depedenden sedangkan variabel independennya terdiri dari sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventories turnover ratio dan receivable turnover ratio. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, disimpulkan bahwa secara simultan dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel modal kerja (sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventories turnover ratio dan receivable turnover ratio) terhadap profitabilitas (Return on Total Assets Ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b.

Dengan judul penelitian “Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Yang Go-Publik di Indonesia”. Salah satu tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan kebijakan modal kerja (AXi) terhadap perubahan profitabilitas (AYi)


(38)

xxxvi

pada perusahaan rokok yang go-publik di Indonesia. Kebijakan modal kerja dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam empat kebijakan yang sekaligus merupakan variabel bebas (independen) dalam penelitian, yaitu: rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, tingkat perputaran modal kerja, dan rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ektrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.

Menurut Syahyunan (2004 ; 36) apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkatan manajemen modal kerja yang memuaskan, maka besar kemungkinan besar perusahaan tersebut tidak akan mampu membayar kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. Jika perusahaan mampu mengelola modal kerja dengan baik, maka profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan. Kemampuan memperoleh laba (profitabilitas) bergerak searah dengan resiko. Oleh karena itu, untuk memperoleh tingkat profitabilitas yang lebih tinggi, harus berani


(39)

xxxvii

mengambil resiko yang lebih besar. Atas pemahaman diatas maka dibuatlah kerangka konseptual penelitian ini, yaitu :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3.2 Hipotesis Penelitian

1. Modal Kerja berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) 2. Modal Kerja berpengaruh positif terhadap Return on Equity (ROE)

Return on Assets (ROA)

working capital

(modal kerja)

Return on Equity (ROE)


(40)

xxxviii BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2008 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “gambaran informasi lengkap tentang hubungan antara variabel satu dengan gejala yang lain”.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008 : 115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011 yaitu berjumlah 15 perusahaan pada tahun 2011.

Menurut Sugiyono (2008 : 116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Oleh karena itu sampel yang diambil harus benar-benar mewakili atau representative. Jika sample kurang mewakili maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya.

Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008 : 122) “Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbangan yang dimaksud


(41)

xxxix

adalah kriteria dari sampel yang akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan beberapa pertimbangan.

Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut terdiri dari :

a. perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

b. laporan keuangan perusahaan selama periode penelitian tersedia c. data rasio keuangan selama periode penelitian tersedia

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, berikut adalah 15 nama perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu:

Tabel 3.1

Sampel Perusahaan Manufaktur

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

1 PT. Akasha Wira International Tbk. ADES

2 PT. Gudang Garam Tbk. GGRM

3 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. ROTI 4 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

5 PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA

6 PT. Sekar Laut Tbk. SKLT

7 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.

ULTJ

8 PT. Mayora Indah Tbk. MYOR

9 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 10 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP


(42)

xl

11 PT. Unilever Indonesia Tbk. UNVR

12 PT. Holcim Indonesia Tbk. SMCB

13 PT. Semen Gresik Tbk. SMGR

14 PT. Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO 15 PT. Astra International Tbk. ASII

3.3 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2008 : 402) sumber data sekunder adalah “sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang berhubungan dengan variabel penelitian, yaitu :

1. Laporan laba-rugi perusahaan periode 2009-2011 2. Rasio keuangan perusahaan periode 2009-2011

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengunduh melalui situs


(43)

xli

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Independen

“Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono 2008 : 59). Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal kerja perusahaan. Unsur yang diperlukan dalam menyusun modal kerja (working capital) adalah :

a. Asset Lancar

Asset lancar (current asset) dalam

digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah dan dikelompokkan menjadi aset lancar da

b. Kewajiban lancer

Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dalam waktu satu tahun dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain. Kewajiban lancar terbagi menjadi dua jenis, yaitu kewajiban lancar yang sudah pasti (determinable current liabilities) dan Kewajiban kontinjensi/bersyarat (contingent liabilities).


(44)

xlii

Maka Rumus untuk mencari modal dasar adalah :

����������= �����������

���������������

2. Variabel Dependen

“Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2008 : 59). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel dependen pertama (Y) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas) yang diukur dengan return on assets (ROA). Formulasi dari return on assets atau ROA adalah sebagai berikut:

�������������� = ���������

����������� � 100%

b. Variabel dependen kedua (Y) adalah return on equity (ROE) mengukur tingkat pengembalian atas kepemilikan (ekuitas) dari pemilik saham biasa. Formulasi dari return on equity atau ROE adalah sebagai berikut:

�������������� = ���������

����������� �100%

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk mendukung hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh akan dianalisis dengan data statistik melalui bantuan program SPSS. Adapun pengujian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:


(45)

xliii 3.6.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis dimana data dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana yang melibatkan dua variabel yaitu satu variabel independen dan saru variabel dependen. Sebelum analisis regresi linear sederhana tersebut dilakukan, agar model dapat diregresi serta untuk memperoleh penafsiran yang tidak bias linear terbaik (BLUE) maka dilakukan uji asumsi klasik melalui:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0.05) maka jika nilai Asymp.Sig (2 – Tailed) diatas nilai signifikan 5% (0.05) yang berarti variabel residual berditribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah melihat penyebaran titik garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang ditunjukkan melalui grafik P-Plot, maka regresi ini memenuhi asumsi normalitas.


(46)

xliv b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan. Varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sedangkan bila varians tidak konstan disebut heteroskedastisitas (Narchrowi, 2006). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, ada tidaknya unsur heterokedastisitas dalam data didasarkan pada grafik Scatter Plot, yaitu dengan melihat pola persebaran faktor gangguan/residual.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi bila observasi yang berturut-turut sepanjang waktu memuliki korelasi antara satu dengan yang lainnya (Narchrowi, 2006). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pengujian terhadap autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson Test (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika pengujian di peroleh nilai DW statistik di bawah -2 maka diindikasikan ada autokorelasi positif.

2. Jika pengujian di peroleh nilai DW statistik di antara -2 sampai 2, maka diindikasikan tidak ada autokorelasi.


(47)

xlv

3. Jika pengujian di peroleh nilai DW statistik di atas 2, maka diindikasikan ada autokorelasi negatif.

3.6.3 Model Analisis Regresi Linier Sederhana a. Regresi Linier Sederhana

Regresi linear sederhana adalah metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu modal kerja sebagai variabel independen dan profitaibilitas sebagai variabel dependen.

Pengujian analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan persamaan sebagai berukut :

�= �+ ��+ �

Keterangan:

Y : Profitabilitas (ROA, ROE) a : Konstanta

b : Koefisien Regresi X : Modal Kerja

e : Faktor penggangu diluar model (error term )

b. Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R2≤ 1 ). Hal ini berarti bila R2= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2

semakin besar mendekati satu, menunjukkan semakinkuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2semakin kecil mendekati nol


(48)

xlvi

maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.4 Uji Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis data melalui pengujian hipotesis yaitu Uji Signifikasi Simultan (Uji- F).

Uji- F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

- �0:�� = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen

- �0:�� ≠ 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan:

- �0 diterima jika �ℎ����� ≤ ������ pada �= 5 % - �1 diterima jika �ℎ����� ≤ ������ pada �= 5 %


(49)

xlvii BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Industri Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan dikategorikan kedalam perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Karakteristik utama suatu industri manufaktur adalah mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Dari segi produk yang dihasilkan, aktivitas industri manufaktur mencakup berbagai jenis usaha antara lain:

1. Aneka Industri yang terdiri dari: a. Mesin dan alat berat

b. Otomotif dan komponennya c. Perakitan (assembling) d. Tekstil dan garmen e. Sepatu dan alas kaki lain f. Kabel

g. Barang Elektronika 2. Industri Barang Konsumsi

a. Rokok b. Farmasi c. Kosmetika


(50)

xlviii 3. Industri Dasar dan Kimia

a. Semen b. Keramik c. Porselen d. Kaca e. Logam f. Kimia

g. Plastik dan Kemasan h. Pulp dan Kertas

Sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia dikategorikan menjadi 19 (sembilan belas) kelas industri, yaitu:

1. Makanan dan minuman

Industri ini adalah industri yang bergerak di bidang penghasil berbagai jenis makanan dan minuman. Ada 19 (sembilan belas) perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu: Ades Waters Indonesia Tbk, Aqua Golden Mississippi Tbk, Cahaya Kalbar Tbk, Davomas Abadi Tbk, Delta Djakarta Tbk, Fast Food Indonesia Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Mayora Indah Tbk, Multi Bintang Indonesia Tbk, Pioneerindo Gourment International Tbk, Prasidha Aneka Niaga Tbk, Sekar Laut Tbk, Siantar TOP Tbk, Sierad Produce Tbk, SMART Tbk, Suba Indah Tbk, Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (d/h Asia Intiselera) Tbk, Tunas Baru Lampung Tbk, dan Ultra Jaya Milk Tbk.


(51)

xlix 2. Industri tembakau

Adalah industri yang menghasilkan rokok atau kretek (hasil olahan tembakau). Terdiri dari 4 (empat) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu BAT Inmdonesia Tbk, Bentoel International Investama Tbk, Gudang Garam Tbk dan HM Sampoerna Tbk

3. Industri tekstil dan pemintalan kapas

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil produk tekstil dan pemintalan. Terdiri dari 9 (sembilan) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Argo Pantes Tbk, Century Textile Industry (centex) Tbk, Eratex Djaja Tbk, Panasia Filament Inti Tbk, Panasia Indosyntec Tbk, Roda Vivatex Tbk, Sunson Textile Manufacture Tbk, Textile Manufacturing Company Jaya (Texmaco Jaya) Tbk dan TIFICO Tbk

4. Industri pakaian dan produk tekstil lainnya

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil pakaian atau kain dan segala produk tekstil lainnya. Terdiri 13 (tiga belas) perusahaaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu APAC Citra Centertex Tbk, Delta Dunia petroindo Tbk, Ever Shine Textile Industri Tbk, Fortune Mate Indonesia Tbk, hanson International Tbk, Indo Acidatama (d/h Sarasa Nugraha) Tbk, Indorama Syntetics Tbk, Karwell Indonesia Tbk, Pan Brothers Tex Tbk, Primarindo Asia Infrastructure Tbk, Ricky Putra Globalindo Tbk, Sepatuu Bata Tbk dan Surya Intrindo Maksmur tbk.


(52)

l 5. Industri kayu dan produk kayu

Adalah industri yang bergerak sebagai pemasok kayu dan menghasilkan berbagai produk kayu. Terdiri dari 5 (lima) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Barito Pacific timber Tbk, Daya Sakti Unggul CorporationTbk, Sumalindo Lestari Jaya Tbk, Surya Dumai Industri Tbk dan Tirta Mahakam Resources Tbk.

6. Industri kertas dan produk lain yang berkaitan

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil kertas dan produk lain yang berkaitan. Terdiri dari 5 (lima) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Fajar Surya Wisesa Tbk, Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, Suparma Tbk dan Surabaya Agung Industry Pulp Tbk.

7. Industri kimia dan produk yang berkaitan

Adalah industri yang bergerak di sektor kimia dan menghasilkan produk yang berkaitan. Terdiri dari 8 (delapan) perusahaan yang terdaftar di Burasa Efek Indonesia, yaitu AKR Corporindo Tbk, Budi Acid Jaya Tbk, Colorpak Indonesi Tbk, Eterindo Wahanatama Tbk, Lautan Luas Tbk, Polysindo Eka Perkasa Tbk, Sorini Agro Asia Corporindo (d/h Sorini Corporation) Tbk dan Unggul Indah Cahaya Tbk.

8. Industri bahan perekat

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil bahan perekat (lem). Terdiri dari 4 (empat) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Duta Pertiwi Nusantara Tbk, Ekadharma International Tbk, Intanwijaya


(53)

li

International Tbk dan Resource Alam Indonesia (d/h Kurnia Kapuas Utama Glue industries) Tbk.

9. Industri Plastik dan Produk Kaca

Adalah industri yang bergerak sebangai penghasil plastik dan produk kaca. Terdiri dari 12 (dua belas) perusahaan yang terdaftar di Burasa Efek Indonesia, yaitu Aneka Kemasindo Utama Tbk, Agrha Karya Prima Industry Tbk, Asahimas Flat Glass Tbk, Asiaplast Industries Tbk, Berlina Tbk, Dynaplast Tbk, Fatrapolindo Nusa Industri Tbk, Kageo Igar Jaya (d/h Igarjaya) Tbk, Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk, Lapindo International Tbk, Sirwani Makmur Tbk dan Trias Sentosa Tbk.

10. Industri semen

Adalah industri yang bergerak sebagi penghasil semen. Terdiri dari 3 (tiga) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Holcim Indonesia Tbk, Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan Semen Gresik (Persero) Tbk. 11. Industri logam dan produk yang berkaitan

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil besi. Terdiri dari 11 (sebelas) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia, yaitu Alumindo Light Metal Industry Tbk, Bentojaya Manunggal tbk, Citra Tubindo Tbk, Indal Aluminium Industry Tbk, Jakarta Kyoei Steel Works Tbk, Jaya Pari Steel Tbk, Lion, Mesh Prima Tbk, Lion Metal Works Tbk, Pelangi Indah Canindo Tbk, Tembaga Mulia Semanan Tbk dan Tira Austenite Tbk.


(54)

lii 12. Industri logam buatan

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil logam buatan. Terdiri dari 2 (dua) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Kedaung Indah Can Tbk dan Kedawung Setia Industrial Tbk.

13. Industri batu, tanah liat, kaca dan produk dasar

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil produk dasar yang berasal dari batu, tanah liat dan kaca. Terdiri dari 4 (empat) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Arwana Citramulia Tbk, Intikeramik Alamasri Industry Tbk, Mulia Industrindo Tbk dan Surya Toto Indonesia Tbk.

14. Industri kabel

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil kabel. Terdiri dari 6 (enam) perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia, yaitu GT Kabel Indonesia Tbk, Jembo Cable Company Tbk, Kabelindo Murni Tbk, Sucaco Tbk, Sumi Indo Kabel Tbk dan Voksel Electric Tbk.

15. Industri elektronik dan perlengkapan kantor

Industri yang bergerak sebagai penghasil alat elektronik dan perlengkapan kantor. Terdiri dari 3 (tiga) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Astra Graphia Tbk, Metrodata Electronics Tbk dan Multipolar Corporation Tbk.

16. Industri automotif dan produk yang berkaitan

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil kendaraan otomotif dan segala perlengkapannya. Terdiri dari 19 (sembilan belas) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Astra International Tbk, Astra


(55)

liii

Otoparts Tbk, Branta Mulai Tbk, Gajah Tunggal Tbk, Goodyear Indonesia Tbk, Hexindo Adiperkasa Tbk, Indomobil Sukses Internasional Tbk, Indospring Tbk, Intraco Penta Tbk, Multi Prima Sejahtera Tbk, Multistrada Arah Sarana Tbk, Nipress Tbk, Polychem Indonesia (d/h GT Petrochem Industries) Tbk, Prima Alloy Steel Tbk, Sanex, Qianjiang Motor International Tbk, Selamat Sempurna Tbk, Sugi Samapersada Tbk, Tunas Ridean Tbk dan United Tractors Tbk.

17. Industri perlengkapan fotografi

Industri ini merupakan industri yang bergerak sebagai penghasil atau penyedia alat-alat perlengkapan fotografi. Ada 3 (tiga) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Inter Delta Tbk, MoLeverage Ration Photo Film Company Tbk dan Perdana Bangun Pusaka Tbk.

18. Industri farmasi

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil farmasi atau obat-obatan. Ada 9 (sembilan) perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia yaitu Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk, Darya-Varia Laboratoria Tbk, Indofarma Tbk, Kalbe Farma Tbk, Kimia Farma Tbk, Merck Tbk, Pyridam Farma Tbk, Schering Plough Indonesia Tbk dan Tempo Scan Pacific Tbk. 19. Industri barang konsumsi

Adalah industri yang bergerak sebagai penghasil barang konsumsi. Ada 3 (tiga) perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Mandom Indonesia Tbk, Mustika Ratu Tbk dan Unilever Indonesia Tbk.


(56)

liv 4.2 Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan adalah aanalisis statistik Dan menggunakan software SPSS versi 22. Dalam penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standard deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :

Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LnROA 45 -4.61 -.40 -2.6079 .90934

LnROE 45 -3.51 .48 -1.7073 .84073

LnX1 45 8.94 16.64 13.0224 2.27527

Valid N (listwise) 45

Dari tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan beberapa hal dengan rincian sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata dari LnROA adalah -2,6079 dengan standard deviasi 0,90934 dan jumlah data yang ada adalah 45. Nilai tertinggi LnROA adalah 0,40 dan nilai terendah adalah -4,61.


(57)

lv

2. Nilai rata-rata dari LnROE adalah -1,7073 dengan standard deviasi 0,84073 dan jumlah data yang ada adalah 45. Nilai tertinggi LnROE adalah 0,48 dan nilai terendah adalah -3,51.

3. Nilai rata-rata dari LnX1 (working capital) adalah 13,0224 dengan standard deviasi 2,27527 dan jumlah data yang ada adalah 45. Nilai tertinggi LnX1 (working capital) adalah 16,64 dan nilai terendah adalah 8,94.

4.2.2 Analisis Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas

Pada dasarnya normalitas sebuah data dapat dikenali atau dideteksi dengan persebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik histogram dari residualnya. Data dikatan berdistribusi normal jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya. Sebaliknya data dikatakan tidak berdistribusi normal jika data menyebar jauh dari arah garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya.

Berdasarkan grafik P-Plot dibawah tampak bahwa titik tersebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dan grafik histogramnya menunjukkan bahwa polygon kecenderungan tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian adalah data berdistribusi normal.

Hasil pengujian data model regresi ditunjukkan pada grafik normal P-Plot dan grafik histogram dibawah ini:


(58)

lvi 1. Return on Asset (ROA)

Grafik 4.1

Histogram Dependent Variable: LnROA

Grafik 4.2


(59)

lvii 1. Return on Equity (ROE)

Grafik 4.3

Histogram Dependent Variable: LnROE

Grafik 4.4


(60)

lviii 4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar grafik Scatterplot dimana model regresi linear tidak terdapat heterokedastisitas apabila :

1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

1. Return on Asset (ROA)

Grafik 4.5


(61)

lix 2. Return on Equity (ROE)

Grafik 4.6

Scatter Plot Dependent Variable: LnROE

Berdasarkan kedua grafik di atas tampak bahwa titik-titik tersebar di sekitar titik nol dan tidak membentuk pola tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat unsur heterokedastisitas dari data.

4.2.2.3 Uji Autokolerasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan penggangguan pada periode dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Untuk mendeteksi maasalah autokolerasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson (D-W).


(62)

lx 2. Return on Asset (ROA)

Tabel 4.2

Tabel Uji Durbin Watson Dependent Variable: LnROA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .411a .169 .150 .83837 .942

a. Predictors: (Constant), LnX1 b. Dependent Variable: LnROA

3. Return on Equity (ROE)

Tabel 4.3

Tabel Uji Durbin Watson Dependent Variable: LnROE

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .214a .046 .024 .83078 1.084

a. Predictors: (Constant), LnX1 b. Dependent Variable: LnROE

Berdasarkan kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai statistik Durbin-Watson yang diperoleh terletak diantara -2 dan 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak mengandung/ bebas dari unsur autokolerasi.

Berdasarkan hasil analisis uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan telah memenuhi asumsi regresi linier. Dengan demikian model dapat dilanjutkan dengan regresi linier sederhana.


(63)

lxi 4.2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana 4.2.3.1 Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik telah dibuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi estimasi yang layak untuk dilakukan analisis regresi.

Pengolahan data regresi linier dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel dependen dan independen. Adapun hasil regresi linier sederhana tersebut adalah sebagai berikut:

1. Return on Asset (ROA)

Tabel 4.4

Regresi Linier Sederhana Dependent Variable: LnROA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.749 .734 -6.470 .000

LnX1 .164 .056 .411 2.960 .005

a. Dependent Variable: LnROA

Berdasarkan tabel Coefficients diatas tampak bahwa nilai dari a sebesar -4,749 dan b sebesar 0,164. Maka dengan demikian dapat diperoleh garis regresi hubungan antara modal kerja (X) dan ROA (Y) sebagai berikut:

�= −4,749 + 0,164� +�

Berdasarkan garis regresi diatas maka:

1. Konstanta (a) sebesar -4,749 menyatakan bahwa jika variabel independen (X) dianggap konstan, maka Return on Asset (ROA) sebesar -4,749.


(64)

lxii

2. Koefisien X sebesar 0,164 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel working capital sebesar 1 satuan akan meningkatkan Return on Asset (ROA) sebesar 0,164.

2. Return on Equity (ROE)

Tabel 4.5

Regresi Linier Sederhana Dependent Variable: LnROE

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.736 .727 -3.761 .001

LnX1 .079 .055 .214 1.435 .158

a. Dependent Variable: LnROE

Berdasarkan tabel Coefficients diatas tampak bahwa nilai dari a sebesar -2,736 dan b sebesar 0,079. Maka dengan demikian dapat diperoleh garis regresi hubungan antara modal kerja (X) dan ROE (Y) sebagai berikut:

�= −2,736 + 0,079�+�

Berdasarkan garis regresi diatas maka:

1. Konstanta (a) sebesar -2,736 menyatakan bahwa jika variabel independen (X) dianggap konstan, maka Return on Equity (ROA) sebesar -2,736.

2. Koefisien X sebesar 0,079 menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel working capital sebesar 1 satuan akan meningkatkan Return on Equity (ROE) sebesar 0,079.


(65)

lxiii 4.2.3.2 Koefisien determinasi

Adapun koefisien determinasi dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Return on Asset (ROA)

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi Dependent Variable: LnROA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .411a .169 .150 .83837 .942

a. Predictors: (Constant), LnX1 b. Dependent Variable: LnROA

Pada tabel model summary di atas dapat dilihat bahwa nilai R = 0,411 yang menunjukkan angka korelasi antara variabel working capital (X) dan ROA (Y). Sedangkan nilai R-square = 0,169 menunjukkan 16,9% variabel dependen (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen (working capital).

2. Return on Equity (ROE)

Tabel 4.7

Koefisien Determinasi Dependent Variable: LnROE

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .214a .046 .024 .83078 1.084

a. Predictors: (Constant), LnX1 b. Dependent Variable: LnROE

Pada tabel model summary di atas dapat dilihat bahwa nilai R = 0,214 yang menunjukkan angka korelasi antara variabel working capital (X) dan ROE (Y).


(66)

lxiv

Sedangkan nilai R-square = 0,046 menunjukkan 4,6% variabel dependen (ROE) dapat dijelaskan oleh variabel independen (working capital).

4.2.4 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan working capital terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Tingkat signifikansi pengaruh secara simultan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. 1. Return on Asset (ROA)

Tabel 4.8

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Dependent Variable: LnROA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.160 1 6.160 8.764 .005b

Residual 30.223 43 .703

Total 36.383 44

a. Dependent Variable: LnROA b. Predictors: (Constant), LnX1

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai �ℎ����� adalah sebesar 8,764 sedangkan nilai ������ dengan df1 = k – 1 = 1 dan df2 = n – k = 43 pada ∝ = 5% adalah sebesar 4,067047. Dengan demikian �ℎ����� > ������ yaitu 8,764 > 4,067047, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dasar pengambilan keputusan pada uji signifikansi simultan juga dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai Sig. Apabila nilai Sig. < 5% (0,05) maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai Sig. = 0,005 < 0,05. Artinya pada tingkat kepercayaan 95%, H0


(67)

lxv

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan working capital mempengaruhi Return on Asset (ROA).

2. Return on Equity (ROE)

Tabel 4.9

Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Dependent Variable: LnROE

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.422 1 1.422 2.060 .158b

Residual 29.679 43 .690

Total 31.100 44

a. Dependent Variable: LnROE b. Predictors: (Constant), LnX1

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai �ℎ����� adalah sebesar 2,060 sedangkan nilai ������ dengan df1 = k – 1 = 1 dan df2 = n – k = 43 pada ∝ = 5% adalah sebesar 4,067047. Dengan demikian �ℎ����� < ������ yaitu 2,060 < 4,067047, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dasar pengambilan keputusan pada uji signifikansi simultan juga dilakukan dengan memperhatikan nilai Sig. Apabila nilai Sig. < 5% (0,05) maka H0 ditolak. Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai Sig. = 0,158 > 0,05. Artinya pada tingkat kepercayaan 95%, H0 diterima. Dengan demikian secara simultan working capital tidak terbukti secara signifikan mempengaruhi Return on Equity (ROE).

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Profitabilitas dijelaskan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba (profit). Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur


(68)

lxvi

efisiensi penggunaan modal kerja dalam suatu perushaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Return on Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam bentuk asset. Dalam hal ini asset termasuk modal kerja di dalamnya. Return on Asset (ROA) mengindikasikan seberapa baik perusahaan memanfaatkan asset yang dimiliki.

Return on Equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perushaaan untuk setiap modal dari setiap pemilik. Return on Equity (ROE) dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan.

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan bahwa modal kerja (working capital) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dalam Return on Asset (ROA) namun tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diukur dalam Return on Equity (ROE) baik secara simultan maupun parsial. Namun modal kerja (working capital) memiliki hubungan yang positif terhadap profitabilitas yang diukur dalam Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Kondisi ini menunjukkan jumlah modal kerja yang menentukan profitabilitas baik Return on Asset (ROA) maupun Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut berarti bahwa semakin besar jumlah modal kerja (working capital) dalam suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mampu membiayai


(69)

pengeluaran-lxvii

pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan baik dalam ukuran Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) bergantung pada besar kecilnya modal kerja perusahaan tersebut.


(70)

lxviii BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Modal kerja berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) yang dilihat dari nilai koefisien korelasinya. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa ROA dipengaruhi sebesar 16,9% oleh modal kerja. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh dari modal kerja terhadap ROA meskipun tidak terlalu tinggi.

b. Modal kerja berpengaruh positif terhadap Return on Equity (ROE) yang dilihat dari nilai koefisien korelasinya. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa ROE dipengaruhi sebesar 4,6% oleh modal kerja. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh dari modal kerja terhadap ROE meskipun tidak terlalu tinggi.

5.2 SARAN

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Berikut adalah saran-saran yang dapat dilakukan untuk peneliti selanjutnya, yaitu:

1 Penelitian ini hanya menggunakan 1 (satu) variabel independen yaitu modal kerja (working capital). Sementara profitabilitas perusahaan tidak hanya


(71)

lxix

dipengaruhi oleh modal kerja. Akan lebih baik jika variabel independen yang digunakan lebih banyak.

2 Periode pengamatan yang digunakan pada penelitian ini cukup singkat yaitu tahun 2009, 2010 dan 2011. Akan lebih baik jika periode pengamatannya lebih banyak.


(72)

lxx

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Alhusin Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Brigham, F.Eugene dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Erlina. 2008. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Farhan, Fanny, Akhmad. 2005. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan. Skripsi. Bandung: Universitas Widyatama. Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen keuangan, Edisi Pertama. Kencana Prenada

Media Grup. Jakarta.

Pramesti, Getut. 2013. Smart Olah Data Penelitian dengan SPSS 21, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Qudratullah, Mohammad Farhan. 2013. Analisis Regresi Terapan Teori, Contoh Kasus, dan Aplikasi dengan SPSS, CV. ANDI Offset, Yogyakarta.

Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Trihendradi, C. 2013. Langkah Mudah Menguasai SPSS 21, CV. ANDI Offset, Yogyakarta.


(73)

lxxi

www.


(1)

lxxv

Lampiran 2

Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LnROA 45 -4.61 -.40 -2.6079 .90934

LnROE 45 -3.51 .48 -1.7073 .84073

LnX1 45 8.94 16.64 13.0224 2.27527

Valid N (listwise) 45

Lampiran 3

Uji Normalitas

1.

Return on Asset (ROA)


(2)

lxxvi

-

Histogram

2.

Return on Equity (ROE)


(3)

lxxvii

-

Histogram

Lampiran 4

Uji Heterokedastisitas

1.

Return on Asset (ROA)


(4)

lxxviii

2.

Return on Equity (ROE)

Lampiran 5

Uji Autokorelasi

3.

Return on Asset (ROA)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .411a .169 .150 .83837 .942

a. Predictors: (Constant), LnX1 b. Dependent Variable: LnROA

4.

Return on Equity (ROE)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .214a .046 .024 .83078 1.084

a. Predictors: (Constant), LnX1 b. Dependent Variable: LnROE


(5)

lxxix

Lampiran 6

Regresi Linier Sederhana

1.

Return on Asset (ROA)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.749 .734 -6.470 .000

LnX1 .164 .056 .411 2.960 .005

a. Dependent Variable: LnROA

2.

Return on Equity (ROE)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.736 .727 -3.761 .001

LnX1 .079 .055 .214 1.435 .158

a. Dependent Variable: LnROE

Lampiran 7

Uji Signifikansi Simultan (Uji – F)

1.

Return on Asset (ROA)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.160 1 6.160 8.764 .005b

Residual 30.223 43 .703

Total 36.383 44

a. Dependent Variable: LnROA b. Predictors: (Constant), LnX1


(6)

lxxx

2.

Return on Equity (ROE)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.422 1 1.422 2.060 .158b

Residual 29.679 43 .690

Total 31.100 44

a. Dependent Variable: LnROE b. Predictors: (Constant), LnX1