Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya,
2007 : 122) dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara
komersial menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung
risiko kerugian dan nasabah juga memberikan keuntungan.
2. Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk
mencari keuntungan yang lebih ditujukan kepada orang yang
membutuhkan (poor), sehingga tidak ada keuntungan yang dapat
diberikan.
3. Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan
kepada orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klaim
terhadap pokok dan keuntungan.
Pada bentuk pertama, ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan
masyarakat ke sektor rill dengan tujuan produktivitas dalam bentuk investasi
bersama (investment financing) yang dilakukan bersama mitra usaha (kreditor)
dengan tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha
sesuai dengan prinsip bagi-hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan
oleh nisbah bagi hasil yang disepakati dimuka. Produk perbankan yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah. Sedangkan pada
bentuk kedua dan ketiga, ditujukan dalam bentuk investasi sendiri (trade
financing) dengan tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi
bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam
kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli seperti
Universitas Sumatera Utara
murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa
yaitu ijarah.
2.1.1. Prinsip Bagi Hasil
Bank syariah mempunyai akad yang paling utama adalah akad dengan
pola bagi hasil dengan prinsip mudharabah dan musyarakah.
2.1.1.1. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata adhdharby fl ardhi yaitu
berpergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal
dari kata alqardhu yang berarti potongan, karena pemilik memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian
keuntungan. Menurut PSAK 105 mudharabah didefinisikan sebagai
akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik
dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan
keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan
kerugian financial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Akad mudharabah merupakan suatu transaksi investasi yang
berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting
dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada
pengelola dana. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
kelalailan si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena
Universitas Sumatera Utara
kecurangan atau kelalaian si pengelola maka si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Dalam PSAK mudharabah (dalam Nurhayati dkk, 2013: 130)
terbagi atas 3 jenis yaitu:
a. Mudharabah mutlaqah
Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah dimana pemilik
dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam
pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi
tidak terikat.
b. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqqayyadah adalah mudharabah dimana
pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain
mengenai dana, lokasi, cara, atau objek investasi atau sektor
usaha.
c. Mudharabah Musytarakah
Mudharabah musytarakah adalah mudharabah dimana
pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja
sama investasi. Mudharabah musytarakah merupakan
perpaduan antara akad mudharabah dan musyarakah.
Praktik mudharabah yang dilakukan di bank syariah telah sesuai
dengan pengertian mudharabah dimana bank syariah sebagai pemberi
dana dan nasabah sebagai penerima dana untuk melakukan usaha.
Namun usaha yang dilakukan telah ditentukan oleh pemberi dana,
untuk akad mudharabah diperuntukkan hanya untuk pembiayaan jasa
keuangan seperti koperasi atau multi finance. Disini bank syariah
membantu membiayai lembaga keuangan atau multi finance untuk
memenuhi kebutuhan anggota mereka.
2.1.1.2. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah atau sharikah atau syirkah atau kemitraan yang
secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (percampuran) atau
Universitas Sumatera Utara
persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara masing-masing sulit
dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. Menurut Nurhayati dkk (2013:
150) “Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara para pemilik
modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari
keuntungan”. Para mitra sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu dan bekerjasama dalam mengelola
usaha tersebut, dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi secara
proporsional atau sesuai dengan nisbah yang disepakati dan risiko
ditanggung bersama secara proporsional.
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama
dapat
berupa
dana,
barang
perdagangan
(trading
asset),
kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan
(property), peralatan (equipment), atau intangible asset (seperti hak
paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan
barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan
merangkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing
pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat
fleksibel.
Dalam praktiknya, akad musyarakah diberlakukan sama dengan
akad mudharabah. Bank syariah berperan sebagai pemberi dana dan
nasabah sebagai penerima dana. Namun pembiayaan musyarakah
diperuntukkan untuk pembiayaan stok barang atau persediaan.
Misalnya, ada nasabah yang meminta pembiayaan ke bank syariah
Universitas Sumatera Utara
mandiri untuk pabrik roti. Pembiayaan yang nasabah minta adalah
untuk barang persediaan seperti tepung, mentega, gula dan stok-stok
barang lainnya. Maka pembiayaan yang cocok adalah dengan
menggunakan akad musyarakah. Disini nasabah akan diberikan plafon
pembiayaan oleh bank dan akan diberi jangka waktu 1 tahun untuk
mengembalikan pokoknya tanpa ada aturan cicilan atau angsuran per
bulan. Jadi nasabah tidak diikat untuk rutin membayar pokok setiap
bulannya namun disesuaikan dengan kapan nasabah memiliki dana
untuk mengembalikannya. Jika dalam 1 tahun tidak mampu melunasi
pokoknya, maka pembiayaan bisa diperpanjang.
2.1.2. Prinsip Jual Beli
Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan
bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
Prinsip jual-beli terdiri dari murabahah, salam, dan istihana. Disini penulis
hanya membahas murabahah saja mengingat judulnya terkait dengan
murabahah.
2.1.2.1. Pembiayaan Murabahah
Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal sebagai
murabahah. Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan).
Menurut Nurhayati dkk (2013: 172) “Murabahah adalah transaksi
penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli”. Hal yang
Universitas Sumatera Utara
membedakan antara murabahah dengan penjualan yang biasa kita
kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa
harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang
diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakukan tawar-menawar
atas besaran margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh
kesepakatan. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika
telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran
cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera
setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
2.1.3. Profitabilitas
Laporan akuntansi mencerminkan keadaan yang telah terjadi di masa
lalu, tetapi laporan tersebut juga memberikan kita petunjuk tentang hal-hal
yang sebenarnya memiliki arti penting- apa yang kemungkinan terjadi
dimasa depan. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio dapat memberikan
petujuk-petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi
perusahaan, tetapi rasio profitabilitas (profitability ratio) yang akan
menunjukkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan
operasional. Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yaitu Return On
Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Net
Profit Margin (NPM), dan Cash Flow Margin. Dalam penelitian ini peneliti
hanya menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
karena
untuk
mengetahui
pengaruh
pembiayaan
syariah
terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas investasi.
2.1.3.1. ROA (Return On Assets)
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
berasal dari aktivitas investasi. Rasio ini juga digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik
pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Besarnya
nilai ROA suatu bank dapat dihitung dengan rumus:
�OA = Laba Sebelum Pajak x 100%
Total Asset
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang
lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan
berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan
sebagai referensi untuk saling melengkapi.
Penelitian yang dilakukan oleh Adhitya Satriawan dan Zainul Arifin pada
tahun 2012 untuk menganalisis profitabilitas dari pembiayaan mudharabah dan
musyarakah pada bank umum syariah di Indonesia periode 2005-2010. Variabel
yang diteliti adalah Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Return
Universitas Sumatera Utara
On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), dan
Operating Profit Margin (OPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Operating Profit Margin (OPM)
dipengaruhi secara signifikan oleh pembiayaan mudharabah. Sedangkan Gross
Profit Margin (GPM) dipengaruhi secara signifikan oleh pembiayaan musyarakah.
Net Profit Margin (NPM) dipengaruhi secara signifikan oleh pembiayaan
musyarakah namun tidak memberikan pengaruh positif profitabilitas yang berasal
dari Net Profit Margin (NPM) pada bank umum syariah artinya profitabilitas tidak
hanya ditentukan oleh realisasi pembiayaan namun diperoleh melalui pospos
income yang lain, misalnya administrasi tabungan dan administrasi Automated
Teller Machine.
Yesi Oktriani (2012) melakukan penelitian terhadap pengaruh pembiayaan
musyarakah, mudharabah, dan murabahah terhadap profitabilitas (studi kasus
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.). Dengan menggunakan variabel
pembiayaan musyarakah, mudharabah, murabahah, return on assets (ROA).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembiayaan musyarakah, mudharabah,
murabahah dan profitabilitas setiap tahunnya berfluktuatif mengalami kenaikan
dan penurunan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas secara parsial
tidak berpengaruh signifikan, pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas
secara parsial tidak berpengaruh signifikan, pembiayaan murabahah terhadap
profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan, pembiayaan musyarakah,
mudharabah dan murabahah terhadap profitabilitas secara simultan berpengaruh
signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh R. Ade Sasongko Pramudhito tahun 2014
untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional
terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR),
dan Net Core Operating Margin (NCOM) terhadap profitabilitas bank umum
syariah di Indonesia (studi kasus pada bank umum syariah di Indonesia periode
2008-2012). Variable yang digunakan musyarakah, mudharabah, murabahah dan
Return On Asset (ROA). Hasil dari penelitian tersebut Capital Adequacy Ratio
(CAR), Biaya Operasional terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing
to Deposit Ratio (FDR), dan Net Core Operating Margin (NCOM) berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA. Non Performing Financing (NPF) tidak
signifikan terhadap ROA.
Russely inti Dwi Permata, Fransisca Yaningwati, dan zairoh Z.A (2014)
melakukan penelitian terhadap analisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan
musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (Return On Equity) (studi pada bank
umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2009-2012). Variable
yang digunakan adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan
Return On Equity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah
memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat ROE, sedangkan
pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat ROE secara parsial. Secara simultan, pembiayaan mudharabah dan
musyarakah ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE.
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil yang paling dominan
mempengaruhi tingkat ROE.
Universitas Sumatera Utara
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
NAMA
PENELITI
Adhitya
Satriawan
dan Zainul
Arifin
(2012)
Yesi
Oktriani
(2012)
JUDUL
PENELITIAN
Analisis
Profitabilitas dari
Pembiayaan
Mudharabah, dan
Musyarakah
pada Bank
Umum Syariah
di Indonesia
Periode 20052010
Pengaruh
Pembiayaan
Musyarakah,
Mudharabah dan
Murabahah
Terhadap
Profitabilitas
(Studi Kasus
pada PT. Bank
Muamalat
Indonesia, Tbk.)
VARIABEL
PENELITIAN
Variabel
Independen :
Pembiayaan
mudharabah,
dan
Pembiayaan
musyarakah.
Variabel
Dependen :
Return On Equity
(ROE), Gross
Profit Margin
(GPM), Net Profit
Margin (NPM)
dan Operating
Profit Margin
(OPM)
Variabel
Independen :
Pembiayaan
mudharabah,
Pembiayaan
musyarakah,
dan
Pembiayaan
murabahah.
HASIL PENELITIAN
Return on Equity (ROE)
dipengaruhi secara signifikan
oleh pembiayaan mudharabah.
Operating Profit Margin
(OPM) dipengaruhi secara
signifikan oleh pembiayaan
mudharabah.
Gross Profit Margin (GPM)
dipengaruhi secara signifikan
oleh pembiayaan musyarakah.
Net Profit Margin (NPM)
dipengaruhi secara signifikan
oleh pembiayaan mudharabah,
namun untuk pembiayaan lain
seperti musyarakah tidak
memberikan pengaruh positif
profitabilitas yang berasal dari
Net Profit Margin (NPM) pada
Bank Umum Syariah.
Pembiayaan musyarakah dan
pembiayaan mudharabah
terhadap profitabilitas secara
persial tidak berpengaruh
signifikan.
Pembiayaan murabahah
terhadap profitabilitas secara
persial berpengaruh signifikan.
Variabel
Dependen :
Return On Assest
Universitas Sumatera Utara
R. Ade
Sasongko
Pramudhito
(2014)
Russely Inti
Dwi
Permata,
Fransisca
Yaningwati,
dan Zahroh
Z.A
(2014)
(ROA)
Analisis
Variabel
Pengaruh CAR,
Independen :
NPF, BOPO,
Capital Adequacy
FDR, dan
Ratio (CAR), Non
NCOM Terhadap Performing
Profitabilitas
Financing (NPF),
Biaya Operasional
Bank Umum
terhadap
Syariah di
Indonesia (Studi pembiayaan
Kasus pada Bank Operasional
(BOPO),
Umum Syariah
Financing to
di Indonesia
Deposit Ratio
Periode 2008(FDR), dan Net
2012)
Core Operating
Margin
(NCOM).
Variabel
Dependen :
Return On Assets
(ROA)
Variabel
Independen :
Pembiayaan
mudharabah
dan
Pembiayaan
musyarakah.
Analisis
Pengaruh
Pembiayaan
Mudharabah dan
Musyarakah
Terhadap
Tingkat
Profitabilitas
(Return On
Variabel
Equity) (Studi
Dependen :
pada Bank
Return on
Umum Syariah
Equity
yang Terdaftar di (ROE)
Bank Indonesia
Periode 20092012)
Sumber: data sekunder yang telah diolah.
Capital Adequacy Ratio
(CAR), Biaya Operasional
terhadap pembiayaan
Operasional (BOPO),
Financing to Deposit Ratio
(FDR), Net Core Operating
Margin (NCOM) berpengaruh
secara signifikan terhadap
ROA.
.
Non Performing Financing
(NPF)
tidak signifikan terhadap ROA.
Secara parsial :
pembiayaan mudharabah
memberikan pengaruh negatif
dan signifikan terhadap tingkat
ROE
pembiayaan musyarakah
memberikan pengaruh positif
dan signifikan terhadap tingkat
ROE.
Secara simultan:
pembiayaan mudharabah dan
musyarakah ini memberikan
pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat ROE.
Universitas Sumatera Utara
Adapun letak perbedaan antara penelitian-penelitain terdahulu dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis sekarang adalah jangka waktu penelitian 5
tahun dari tahun 2010-2014 dan objek penelitiannya. Peneliti terdahulu
kebanyakan melakukan objek penelitian langsung pada perusahaan dan jangka
waktu kurang dari 5 tahun. Adapun persamaan Variabel yang digunakan
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu antara variabel-variabel
prinsip bagi hasil, prinsip jual beli, dan profitabilitas.
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut kerangka konseptual penelitian :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Pembiayaan mudharabah
(X 1)
Hipotesis 1
Return on Asset
Pembiayaan musyarakah
(X 2)
(ROA)
Hipotesis 2
(Y)
Pembiayaan murabahah
(X 3)
Hipotesis 3
Hipotesis 4
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap return on assets (ROA),
Universitas Sumatera Utara
pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap return on assets (ROA), pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap return on asset (ROA), pembiayaan
mudharabah, musyarakah, dan murabahah berpengaruh positif dan signifikan
secara simultan terhadap return on asset (ROA).
2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya
akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H 1 : Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap Return on Assets (ROA).
H 2 : Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap Return on Assets (ROA).
H 3 : Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap Return on Assets (ROA).
H 4 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah berpengaruh
positif dan signifikan secara simultan terhadap Return on Assets (ROA).
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya,
2007 : 122) dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara
komersial menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung
risiko kerugian dan nasabah juga memberikan keuntungan.
2. Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk
mencari keuntungan yang lebih ditujukan kepada orang yang
membutuhkan (poor), sehingga tidak ada keuntungan yang dapat
diberikan.
3. Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan
kepada orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klaim
terhadap pokok dan keuntungan.
Pada bentuk pertama, ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan
masyarakat ke sektor rill dengan tujuan produktivitas dalam bentuk investasi
bersama (investment financing) yang dilakukan bersama mitra usaha (kreditor)
dengan tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha
sesuai dengan prinsip bagi-hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan
oleh nisbah bagi hasil yang disepakati dimuka. Produk perbankan yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah. Sedangkan pada
bentuk kedua dan ketiga, ditujukan dalam bentuk investasi sendiri (trade
financing) dengan tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi
bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam
kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli seperti
Universitas Sumatera Utara
murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa
yaitu ijarah.
2.1.1. Prinsip Bagi Hasil
Bank syariah mempunyai akad yang paling utama adalah akad dengan
pola bagi hasil dengan prinsip mudharabah dan musyarakah.
2.1.1.1. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata adhdharby fl ardhi yaitu
berpergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal
dari kata alqardhu yang berarti potongan, karena pemilik memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian
keuntungan. Menurut PSAK 105 mudharabah didefinisikan sebagai
akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik
dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan
keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan
kerugian financial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Akad mudharabah merupakan suatu transaksi investasi yang
berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting
dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada
pengelola dana. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak dan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
kelalailan si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena
Universitas Sumatera Utara
kecurangan atau kelalaian si pengelola maka si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Dalam PSAK mudharabah (dalam Nurhayati dkk, 2013: 130)
terbagi atas 3 jenis yaitu:
a. Mudharabah mutlaqah
Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah dimana pemilik
dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam
pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi
tidak terikat.
b. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqqayyadah adalah mudharabah dimana
pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain
mengenai dana, lokasi, cara, atau objek investasi atau sektor
usaha.
c. Mudharabah Musytarakah
Mudharabah musytarakah adalah mudharabah dimana
pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja
sama investasi. Mudharabah musytarakah merupakan
perpaduan antara akad mudharabah dan musyarakah.
Praktik mudharabah yang dilakukan di bank syariah telah sesuai
dengan pengertian mudharabah dimana bank syariah sebagai pemberi
dana dan nasabah sebagai penerima dana untuk melakukan usaha.
Namun usaha yang dilakukan telah ditentukan oleh pemberi dana,
untuk akad mudharabah diperuntukkan hanya untuk pembiayaan jasa
keuangan seperti koperasi atau multi finance. Disini bank syariah
membantu membiayai lembaga keuangan atau multi finance untuk
memenuhi kebutuhan anggota mereka.
2.1.1.2. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah atau sharikah atau syirkah atau kemitraan yang
secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (percampuran) atau
Universitas Sumatera Utara
persekutuan dua orang atau lebih, sehingga antara masing-masing sulit
dibedakan atau tidak dapat dipisahkan. Menurut Nurhayati dkk (2013:
150) “Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara para pemilik
modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari
keuntungan”. Para mitra sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu dan bekerjasama dalam mengelola
usaha tersebut, dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi secara
proporsional atau sesuai dengan nisbah yang disepakati dan risiko
ditanggung bersama secara proporsional.
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama
dapat
berupa
dana,
barang
perdagangan
(trading
asset),
kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan
(property), peralatan (equipment), atau intangible asset (seperti hak
paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit worthiness) dan
barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan
merangkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing
pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat
fleksibel.
Dalam praktiknya, akad musyarakah diberlakukan sama dengan
akad mudharabah. Bank syariah berperan sebagai pemberi dana dan
nasabah sebagai penerima dana. Namun pembiayaan musyarakah
diperuntukkan untuk pembiayaan stok barang atau persediaan.
Misalnya, ada nasabah yang meminta pembiayaan ke bank syariah
Universitas Sumatera Utara
mandiri untuk pabrik roti. Pembiayaan yang nasabah minta adalah
untuk barang persediaan seperti tepung, mentega, gula dan stok-stok
barang lainnya. Maka pembiayaan yang cocok adalah dengan
menggunakan akad musyarakah. Disini nasabah akan diberikan plafon
pembiayaan oleh bank dan akan diberi jangka waktu 1 tahun untuk
mengembalikan pokoknya tanpa ada aturan cicilan atau angsuran per
bulan. Jadi nasabah tidak diikat untuk rutin membayar pokok setiap
bulannya namun disesuaikan dengan kapan nasabah memiliki dana
untuk mengembalikannya. Jika dalam 1 tahun tidak mampu melunasi
pokoknya, maka pembiayaan bisa diperpanjang.
2.1.2. Prinsip Jual Beli
Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan
bank ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
Prinsip jual-beli terdiri dari murabahah, salam, dan istihana. Disini penulis
hanya membahas murabahah saja mengingat judulnya terkait dengan
murabahah.
2.1.2.1. Pembiayaan Murabahah
Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal sebagai
murabahah. Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan).
Menurut Nurhayati dkk (2013: 172) “Murabahah adalah transaksi
penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli”. Hal yang
Universitas Sumatera Utara
membedakan antara murabahah dengan penjualan yang biasa kita
kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa
harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang
diinginkannya. Pembeli dan penjual dapat melakukan tawar-menawar
atas besaran margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh
kesepakatan. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika
telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran
cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera
setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
2.1.3. Profitabilitas
Laporan akuntansi mencerminkan keadaan yang telah terjadi di masa
lalu, tetapi laporan tersebut juga memberikan kita petunjuk tentang hal-hal
yang sebenarnya memiliki arti penting- apa yang kemungkinan terjadi
dimasa depan. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio dapat memberikan
petujuk-petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi
perusahaan, tetapi rasio profitabilitas (profitability ratio) yang akan
menunjukkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan
operasional. Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yaitu Return On
Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Net
Profit Margin (NPM), dan Cash Flow Margin. Dalam penelitian ini peneliti
hanya menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
karena
untuk
mengetahui
pengaruh
pembiayaan
syariah
terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas investasi.
2.1.3.1. ROA (Return On Assets)
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
berasal dari aktivitas investasi. Rasio ini juga digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan
secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik
pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Besarnya
nilai ROA suatu bank dapat dihitung dengan rumus:
�OA = Laba Sebelum Pajak x 100%
Total Asset
2.2. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena
penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang
lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan
berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan
sebagai referensi untuk saling melengkapi.
Penelitian yang dilakukan oleh Adhitya Satriawan dan Zainul Arifin pada
tahun 2012 untuk menganalisis profitabilitas dari pembiayaan mudharabah dan
musyarakah pada bank umum syariah di Indonesia periode 2005-2010. Variabel
yang diteliti adalah Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Return
Universitas Sumatera Utara
On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), dan
Operating Profit Margin (OPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Operating Profit Margin (OPM)
dipengaruhi secara signifikan oleh pembiayaan mudharabah. Sedangkan Gross
Profit Margin (GPM) dipengaruhi secara signifikan oleh pembiayaan musyarakah.
Net Profit Margin (NPM) dipengaruhi secara signifikan oleh pembiayaan
musyarakah namun tidak memberikan pengaruh positif profitabilitas yang berasal
dari Net Profit Margin (NPM) pada bank umum syariah artinya profitabilitas tidak
hanya ditentukan oleh realisasi pembiayaan namun diperoleh melalui pospos
income yang lain, misalnya administrasi tabungan dan administrasi Automated
Teller Machine.
Yesi Oktriani (2012) melakukan penelitian terhadap pengaruh pembiayaan
musyarakah, mudharabah, dan murabahah terhadap profitabilitas (studi kasus
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.). Dengan menggunakan variabel
pembiayaan musyarakah, mudharabah, murabahah, return on assets (ROA).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembiayaan musyarakah, mudharabah,
murabahah dan profitabilitas setiap tahunnya berfluktuatif mengalami kenaikan
dan penurunan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas secara parsial
tidak berpengaruh signifikan, pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas
secara parsial tidak berpengaruh signifikan, pembiayaan murabahah terhadap
profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan, pembiayaan musyarakah,
mudharabah dan murabahah terhadap profitabilitas secara simultan berpengaruh
signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh R. Ade Sasongko Pramudhito tahun 2014
untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional
terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR),
dan Net Core Operating Margin (NCOM) terhadap profitabilitas bank umum
syariah di Indonesia (studi kasus pada bank umum syariah di Indonesia periode
2008-2012). Variable yang digunakan musyarakah, mudharabah, murabahah dan
Return On Asset (ROA). Hasil dari penelitian tersebut Capital Adequacy Ratio
(CAR), Biaya Operasional terhadap pembiayaan Operasional (BOPO), Financing
to Deposit Ratio (FDR), dan Net Core Operating Margin (NCOM) berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA. Non Performing Financing (NPF) tidak
signifikan terhadap ROA.
Russely inti Dwi Permata, Fransisca Yaningwati, dan zairoh Z.A (2014)
melakukan penelitian terhadap analisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan
musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (Return On Equity) (studi pada bank
umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2009-2012). Variable
yang digunakan adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan
Return On Equity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah
memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat ROE, sedangkan
pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
tingkat ROE secara parsial. Secara simultan, pembiayaan mudharabah dan
musyarakah ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE.
Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil yang paling dominan
mempengaruhi tingkat ROE.
Universitas Sumatera Utara
Table 2.1 Penelitian Terdahulu
NAMA
PENELITI
Adhitya
Satriawan
dan Zainul
Arifin
(2012)
Yesi
Oktriani
(2012)
JUDUL
PENELITIAN
Analisis
Profitabilitas dari
Pembiayaan
Mudharabah, dan
Musyarakah
pada Bank
Umum Syariah
di Indonesia
Periode 20052010
Pengaruh
Pembiayaan
Musyarakah,
Mudharabah dan
Murabahah
Terhadap
Profitabilitas
(Studi Kasus
pada PT. Bank
Muamalat
Indonesia, Tbk.)
VARIABEL
PENELITIAN
Variabel
Independen :
Pembiayaan
mudharabah,
dan
Pembiayaan
musyarakah.
Variabel
Dependen :
Return On Equity
(ROE), Gross
Profit Margin
(GPM), Net Profit
Margin (NPM)
dan Operating
Profit Margin
(OPM)
Variabel
Independen :
Pembiayaan
mudharabah,
Pembiayaan
musyarakah,
dan
Pembiayaan
murabahah.
HASIL PENELITIAN
Return on Equity (ROE)
dipengaruhi secara signifikan
oleh pembiayaan mudharabah.
Operating Profit Margin
(OPM) dipengaruhi secara
signifikan oleh pembiayaan
mudharabah.
Gross Profit Margin (GPM)
dipengaruhi secara signifikan
oleh pembiayaan musyarakah.
Net Profit Margin (NPM)
dipengaruhi secara signifikan
oleh pembiayaan mudharabah,
namun untuk pembiayaan lain
seperti musyarakah tidak
memberikan pengaruh positif
profitabilitas yang berasal dari
Net Profit Margin (NPM) pada
Bank Umum Syariah.
Pembiayaan musyarakah dan
pembiayaan mudharabah
terhadap profitabilitas secara
persial tidak berpengaruh
signifikan.
Pembiayaan murabahah
terhadap profitabilitas secara
persial berpengaruh signifikan.
Variabel
Dependen :
Return On Assest
Universitas Sumatera Utara
R. Ade
Sasongko
Pramudhito
(2014)
Russely Inti
Dwi
Permata,
Fransisca
Yaningwati,
dan Zahroh
Z.A
(2014)
(ROA)
Analisis
Variabel
Pengaruh CAR,
Independen :
NPF, BOPO,
Capital Adequacy
FDR, dan
Ratio (CAR), Non
NCOM Terhadap Performing
Profitabilitas
Financing (NPF),
Biaya Operasional
Bank Umum
terhadap
Syariah di
Indonesia (Studi pembiayaan
Kasus pada Bank Operasional
(BOPO),
Umum Syariah
Financing to
di Indonesia
Deposit Ratio
Periode 2008(FDR), dan Net
2012)
Core Operating
Margin
(NCOM).
Variabel
Dependen :
Return On Assets
(ROA)
Variabel
Independen :
Pembiayaan
mudharabah
dan
Pembiayaan
musyarakah.
Analisis
Pengaruh
Pembiayaan
Mudharabah dan
Musyarakah
Terhadap
Tingkat
Profitabilitas
(Return On
Variabel
Equity) (Studi
Dependen :
pada Bank
Return on
Umum Syariah
Equity
yang Terdaftar di (ROE)
Bank Indonesia
Periode 20092012)
Sumber: data sekunder yang telah diolah.
Capital Adequacy Ratio
(CAR), Biaya Operasional
terhadap pembiayaan
Operasional (BOPO),
Financing to Deposit Ratio
(FDR), Net Core Operating
Margin (NCOM) berpengaruh
secara signifikan terhadap
ROA.
.
Non Performing Financing
(NPF)
tidak signifikan terhadap ROA.
Secara parsial :
pembiayaan mudharabah
memberikan pengaruh negatif
dan signifikan terhadap tingkat
ROE
pembiayaan musyarakah
memberikan pengaruh positif
dan signifikan terhadap tingkat
ROE.
Secara simultan:
pembiayaan mudharabah dan
musyarakah ini memberikan
pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat ROE.
Universitas Sumatera Utara
Adapun letak perbedaan antara penelitian-penelitain terdahulu dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis sekarang adalah jangka waktu penelitian 5
tahun dari tahun 2010-2014 dan objek penelitiannya. Peneliti terdahulu
kebanyakan melakukan objek penelitian langsung pada perusahaan dan jangka
waktu kurang dari 5 tahun. Adapun persamaan Variabel yang digunakan
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu antara variabel-variabel
prinsip bagi hasil, prinsip jual beli, dan profitabilitas.
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut kerangka konseptual penelitian :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Pembiayaan mudharabah
(X 1)
Hipotesis 1
Return on Asset
Pembiayaan musyarakah
(X 2)
(ROA)
Hipotesis 2
(Y)
Pembiayaan murabahah
(X 3)
Hipotesis 3
Hipotesis 4
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah
berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap return on assets (ROA),
Universitas Sumatera Utara
pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap return on assets (ROA), pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap return on asset (ROA), pembiayaan
mudharabah, musyarakah, dan murabahah berpengaruh positif dan signifikan
secara simultan terhadap return on asset (ROA).
2.4. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang
akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya
akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H 1 : Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap Return on Assets (ROA).
H 2 : Pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap Return on Assets (ROA).
H 3 : Pembiayaan murabahah berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap Return on Assets (ROA).
H 4 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah berpengaruh
positif dan signifikan secara simultan terhadap Return on Assets (ROA).
Universitas Sumatera Utara