Konsep Diri Wanita Juru Parkir ( Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Wanita Juru Parkir di Kota Medan )

Informan 1

:
Nama
Umur
Lama Bekerja
Waktu wawancara

: Dina Simbolon
: 53 Tahun
: 10 Tahun (Sejak 2006)
: 29 April 2016, 16.12 WIB

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?
I : Nama Ibu Dina Simbolon, asal ibu dari sidikalang. Umur Ibu 53 tahun, Ibu
tinggal di Jalan Karya Jaya, Ibu punya anak lima yang tiga udah berkeluarga,
tinggal dua lagi tapi udah gak ada yang sekolah lagi dek, yang paling kecil anak
ibu umur 22 tahun.
P : Kenapa Ibu memutuskan untuk pindah kemedan ?
I : ibu pindah kemedan abis nikah sama bapak, masuk islam baru pindah ke
Medan

P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ?
I : dari tahun 2006. Udah sekitar sepuluh tahunanlah, dulu sebelum ada praktek
dokter ini, ibu jaga parkir dulu ada ayam penyet dekat sini.
P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?
I : Ibu kerja dari jam 10 pagi sampainya gak tentu dek, paling cepat jam 6 sore
paling lama jam 10 malam. Tergantung rame enggaknya tempat parkirlah. Tapi
kalau hari libur ibu gak kerja juga.
P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?
I : Gimana ya dek, kita ngomong yang pahit-pahit aja ya ibu jualan gak mampu,
Nyuci juga gak sanggup lagi. Ya ibu pilihlah jadi tukang parkir yang penting
sama ibu bisa bantu keluarga. Yang penting bisa makanlah udah.
P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ?
I : ada yang kasih, ibu mau pekerjaan ini ? maulah saya bilang. Kata dia itu
tanggung jawabnya dari dishub.
P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga
tentang pekerjaan ibu ?
I : Paling anak-anak dek, kadang orang itu minta ibu jangan kerja waktu libur.
Biar aja dirumah istirahat katanya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ?
I : Sempat juga mikir bisa apa enggak, tapi ya saya niatkan ajalah dek. Insha
allah untuk keluarga, rupanya sampek sekarang hampir sepuluh tahun udah.
P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?
I : Nyaman insha allah, hampir sepuluh tahun kok.
P :Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ?
I : Enggak enggak saya gak malu. Yang penting halal, Ibu juga ngumpulin botot
(Botol Bekas) untuk nambah uang masuk dek.
P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum
menerima pekerjaan ini ?
I : ada, ibu tanyak ke keluarga juga diskusi sama orang itu, gimana tentang
kerjaan ini, ya mau gimana lagi kerja ya kerjakanlah yang penting hati-hatilah
markir jangan sampek ketabrak gitu kata suami dan anak ibu.
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ?
Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ?
I : Kalau malu enggak dek, katanya yaudahlah mak mau gimana lagi pokoknya
halalah kerjanya, suami ibu juga tukang becak dek. Kita bukannya orang senang
dek, ya Ibu perjuangkanlah untuk anak-anak ibu.

P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja
sebagai juru parkir ?
I : Pernah dek, waktu tahun 2010, ibu belanggar lagi markirin mobil sampek
ketengah jalan, rupanya ada kerta dari sana kencang, ditabraknya saya. Tapi
untungnya dia tanggung jawab di bawaknya ibu ke rumah sakit brimob, kenaklah
dua belas jahitan dikaki ibu ini.
P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang
nyaman untuk ibu ?
I : enggaklah dek, saya anggap itu naasnya Ibu aja.
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak
mengenakan tersebut ?
I : Ibu ceritain kek mana kejadiannya,ibu bilang waktu aku mau bantuin keluarin
mobil dari tempat parkir, ada kereta kencang dari sana, gak sempat diremnya.
Kenak serempetlah aku. ya keluarga cuma bilang sekali lagi ya hati-hati, kalau
mau ngapain mobil itu liat-liat dulu jangan sembarangan.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ?

Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan
kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ?
I : Kemarin itu sempat juga mobil kehilangan kaca spion tapi waktu itu bukan
saya yang ada disini, kebetulan saya gak masuk, besoknya yang punya ngomong
ke ibu.
P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah
pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan
kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah
seorang wanita?
I : Kayaknya sih gak pernah dek, tapi mereka kayaknya ibah kasian sama saya
kadang ada juga yang kasih uang parkir lebih untuk saya.
P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah
pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani
profesi ini ?
I : Gak ada dek, paling yang tadi itulah belanggar tadi itu.
P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita,
apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk
memilih pekerjaan ini ?
I : Pertama-tama iya dek, jadi tukang parkir ini ngeri-ngeri sedap juga. Tapi ya
saya niat untuk bantu keluarga dan untuk anak-anak ibu ajalah.

P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut
berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?
I : Preman-preman itulah dek, mungkin karena ibu perempuan ya jadi suka
hatinya aja minta-minta. Tapi kalau masih minta rokok dan ibu ada uangnya ya
ibu kasih aja, ibu gak mau buat masalah disini dek.
P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait
dengan profesi yang ibu jalani ?
I : selama ini gak ada sih dek yang gitu-gitu kalau pun ada ya gak masalah yang
penting pekerjaan ibu ini halal dan gak nyuri itu aja.
P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu
cerita kekeluarga ibu ?
I : Iyalah dek, apapun tentang pekerjaan ini saya cerita sama keluarga gak ada
kok dek yang ibu tutup-tutupi dari mereka, gak cuma kalau ada masalah aja dek,

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

kalau dapat uang masuk lebih juga saya cerita. Ibu terbuka aja dek sama
keluarga, orang itu juga harus tau dek.
P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita

ke siapa ?
I : Lebih sering ceritasama anak ibu dek.
P : Kenapa lebih memilih cerita ke anak ibu ketimbang ke suami ?
I : Ke suami juga cerita dek, tapi lebih sering keanak ibu. Biar sama-sama mikir
solusi kalau lagi ada masalah, kalau cerita kerjaan ini biar orang itu tau aja
susahnya cari makan dek.
P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke anak ibu ?
I : Tentang apa aja dek, tentang ekonomi dan sering juga tentang kerjaan ibu ini,
biar orang itu tau aja, gimana susahnya ibu kerja jadi tukang parkir ini.
P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu
ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?
I : Ada dek si ijal namanya supir dokter ini, enak cerita sama dia kadang dia
kasih solusi juga ke ibu, kalau lagi ada masalah baik orangnya, orang
perjuangan. Masalah keluarga juga sampek ibu juga cerita tentang kerjaan ini
ke dia tapi ya kita liat-liat juga kalau cerita sama orang, kalau ibu udah sering
ngobrol sama dia dan dia ibu anggap baik ya baru mau ibu cerita sama dia.
P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang
istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak
dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak
banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan

ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?
I : Kan niatnya untuk makan dek, buat bantu keluarga, gak pernah ada yang
ngomong aneh-aneh dek, malah mereka salut kok berani perempuan kerja kayak
gini, gitu lah. Kan disini nyebrang-nyebrang ini dek bukan gampang. Kalau pun
ada. Ibu gak peduli kata orang, Yang penting ibu kerjaan itu halal, dan kayaknya
orang juga ngertilah dek.
P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan
mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak
mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana
ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

I : enggak saya gak malu, ada rasa bangga jugalah, gak nyangka orang bisa nilai
begitu. Dan bukan itu aja dek mereka juga banyak yang kasian sama saya,
kadang dikasih lebih bayar parkirnya.
P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan
pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal
tersebut ?

I : iya beda kali dek, ya pande-pande kitalah gimana bisa dekat sama orangorang disini. Ibu ramah aja sama orang yang datang. Biar orang itu juga suka
sama kita.
P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai
seorang ibu ?
I : Sebelum kerja, ibu siapin dulu semuanya, masak dulu untuk anak sama suami
baru ibu pergi kerja. Karena ibukan pulang itu malam dek. Jangan sampek orang
itu kelaparan.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Informan 2

:
Nama

: Rahma Sri Harahap

Umur


: 45 Tahun

Lama Bekerja

: 2 Tahun (2014)

Waktu Wawancara

: 27 Mei 2016. 18.35 WIB

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?
I : Ibu namanya Rahma Sri, marga Ibu Harahap. Umur ibu 45 tahun Asli dari
Padang Sidempuan nak. Ibu sudah nikah dua kali nak. Anak ibu ada lima orang,
dari suami pertama ada empat orang dan dari suami yang sekarang ada satu nak.
Paling besar anak ibu umur 24 tahun nak.
P : Kenapa ibu memutuskan pindah ke Medan ?
I : Sebenarnya ibu udah pindah ke Medan kian nak, sebelum tahun 2000-an.
Sebelum nikah sama suami ibu yang inilah, ibu udah dimedan.
P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ?
I : Dari dua tahun silamlah nak. 2014 ibu kerja jadi juru parkir, ini dulu kerjaan

suami ibunya, karena kalau dia kerja disini selalu ada aja kawannya yang datang
minta rokoklah minta inilah jadi gak pernah bawa uang kalau pulang. Jadi
disuruhnya ibu kerja disini biar bisa bawak uang. Sekarang suami ibu jadi supir
angkot.
P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?
I : Ibu kerja biasanya dari jam 7 malam sampek tutuplah toko-toko ini nak, paling
jam setengah 11 an lah. Tapi kadang ibu kalau pagi abis nganter anak sekolah,
suka singgah kemari. Biasalah mamak-mamak nak, sepuluh ribu pun
diusahakannya untuk dicari.
P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?
I : Dulu waktu ibu gak kerja, maaf cakap ya dek mau sarapan aja pun gak tau apa
yang mau dimakan. Jadi ibu ambilah profesi ini, juga orang tapanuli kek ibu ini
kadang gak suka diatur-atur, jadi kalau kerja nyuci atau jaga anak kan harus
terikat kali sama orangnya, bagi ibu biarlah dapatnya dikit yang penting ibu gak
terikat sama orang.
P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ?
I : Kayak yang ibu bilang tadi nak, kerjaan ini dulunya punya suami ibu. Adik
ipar ibu juga kerjanya gini, jadi ya dapat dari keluarga jugalah nak.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga
tentang pekerjaan ibu ?
I : Gadak sih nak, paling anak ibu yang kecillah kalau lagi sakit, suka minta
mamak jangan kerja dulu gitu.
P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ?
I : Awalnya sempat ragu juga nak, tapi ya memang ingin bantu keluarga. Tambah
lagi anak ibu sekolah nak. suami ibu pun nakku ya namanya supir angkot, gajinya
gak tentu belum lagi setoran orang itu kan. Ekonomi kita sekarang sama yang
dulu beda na, kalau dulu banyak anak banyak rezeki tapi sekarang rasaku kalau
gak dibantu suami payah sekarang hidup
P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?
I : Insha allah nyaman nak, untuk bantu ekonomi keluarga. lagian suami ibu juga
kadang lewat-lewat sini juga nya. Supir angkot 120 dianya.
P : Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ?
I : enggak ada nakku, karena kita susah ibu gadak malu gadak gengsi gitu yang
penting kita gak nyuri dan yang kita cari halal hasil keringat kita.
P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum
menerima pekerjaan ini ?
I : iya diskusilah, saya tanyak juga sama suami ibu. Ya katanya kalau kau mau
kerja disitu ya kerjalah. Ibu gak asal terima aja kerjaan ini.
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ?
Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ?
I : Gak tau ibu, orang anak ibu semuanya dikampung yang disini Cuma yang kecil
aja nak.
P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja
sebagai juru parkir ?
I : Insha Allah belum pernah nak, gak pernah ada masalah sama preman-preman
ataupun belum pernah sampek terjadi kecelakaan jangan sampeklah nakku.
P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang
nyaman untuk ibu ?
I : Belum pernah ngalami nak, jangan sampeklah nak. kalaupun ada ya ibu tetap
kerja, untuk bantu keluarga anggap itu belum rezeki ibu.
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak
mengenakan tersebut ?

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

I : Gak tau dek, belum pernah ngalami kok.
P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ?
Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan
kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ?
I : Itu juga belum pernah nakku, ada sih kemarin pernah kehilangan handphone.
Pengunjung disini, diletakkannya handphonenya di kereta, lupa dia. Hilang
handphone itu, tapi ya itukan bukan tanggung jawab ibu. Untung dapat orangnya
tau dari cctv sini, langsung dipenjarakan katanya.
P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah
pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan
kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah
seorang wanita?
I : Ada juga nak, ibu bukan jaga katanya, Ibu kan disana. Ya gak mungkinlah kita
jaga cuma satu aja nak. sementara yang kita jaga dari situ sampek situ. Tapi
yauda kalau orang itu gak mau bayar ibu gak masalah ibu lepaskan aja nak.
P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah
pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani
profesi ini ?
I : Ya yang gak mau bayar tadi itulah nak, dikiranya gak bisa ibu jaga, tapi ya
prinsip ibu kalau pun dia gak mau bayar nanti adanya itu yg datang kalau rezeki
akan ada yg kasih lebih.
P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita,
apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk
memilih pekerjaan ini ?
I : Sempat ada juga nak, tapi karena udah diskusi sama suami tadi ya yakin
ajalah.
P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut
berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?
I : Gak pernah nakku.Paling ada nanti yang parkirnya agak jauh.
P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait
dengan profesi yang ibu jalani ?
I : Gak ada ya gak masalah saya ikhlas bantu suami, ibu gak mikiri pandangan
orang, terserahlah orang mau ngomong apa. Memang kita pun datang dari orang
susah daripada gadak kerja awak ya biarpun kayak gini seadanya bisa makan
awak.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu
cerita kekeluarga ibu ?
I : Saya belum pernah ada masalah disini nakku.
P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita
ke siapa ?
I : sama suami ibu nak.
P : Kenapa lebih memilih cerita suami ?
I : Kek mana nak, anak ibu yang besar dikampung, yang disini yang kecil. Ya
ceritanya sama suami ibulah
P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke suami ibu ?
I : tentang keluargalah, cemana keluarga awak. Tentang ekonomi juga tentang
anak, nanyak kerjaan suami juga. Pokoknya saling terbuka dikeluarga
nak.terbuka sama saling percaya itu penting dalam berkeluarga itulah nomor
satu kalau rasaku ya. Gadak yang ibu tutupi kayak kerjaan ini berapapun ibu
dapat ya ibu kasih tahu.
P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu
ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?
I : Ibu gak terlalu suka cerita-cerita gitu, ya abis kerja ibu langsung pulang. Ibu
aja keluar rumah pun jarang, gadak banyak cerita sama siapa-siapa sama
tetangga sekalipun gak pernah cerita yang pribadi, kalau pribadi gitu paling
sama keluarga aja nak, kalau sama orang lain paling ya sekedarnya aja nak.
P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang
istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak
dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak
banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan
ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?
I : Enggak ada nak, orang itu tau jugalah niat ibu buat bantu keluarga tadi.
P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan
mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak
mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana
ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?
I : Ada juga nak kemarin, pengunjung disini juga dia. Dibilangnya salut aku liat
ibu ini, mau kerja kayak gini bantu suaminya. Katanya dia dari persatuan
perempuan apa gitu. Ada pujian gitu ibu gak merasa malulah nak, bangga
sedikitlah berarti ada yang perhatian sama kita.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan
pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal
tersebut ?
I : ya kita baiklah sama orang-orang yang ada di tempat kerja ini, sama
karyawan-karyawan yang ada disini, ramah sama pengunjung juga itu perlu. Ya
nanti kalau dia datang, sini aja nakku kalau dia anak-anak. Sini aja pak kalau dia
bapak-bapak. Kita arahkan nak.
P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai
seorang ibu ?
I : Iya kerja dirumah nak, disiapkan dulu anak ibu, masak makan suami ibu biar
dia gak kelaparan nanti. Biar kalaupun ibu pergi kerja tenang nakku.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Informan

3
Nama

: Rosmawati br Siahaan

Umur

: 50 Tahun

Lama Bekerja

: 1 Tahun 8 Bulan (Sejak November 2014)

Waktu Wawancara

: 02 Juni 2014 10.15

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?
I : Nama ibu Rosmawati br. Siahaan, umur ibu 50 tahun, ibu tinggal di Jalan
Gaperta gang Rel. Suami ibu kerja di Jakarta dek, kerjanya jadi mekanik alat
berat. Ibu punya anak empat, yang paling besar umur 23 tahun.
P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ?
I : Ibu kerja jadi juru parkir itu satu tahun lebihlah dek, dari bulan november
2014
P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?
I : Ibu kerja dari jam setengah 8 pagi sampek jam 6 sore dek.
P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?
I : Inilah yang gampang dikerjakan dan gak terhina kalilah dek, kalau jadi tukang
cuci atau jadi pembantu rasa gimana gitu.
P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ?
I : Ada dapatnya dari kawan kerja di dishub dia dek.
P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga
tentang pekerjaan ibu ?
I : Kebetulan anak ibu semuanya udah besar dek, jadi gak ada sih orang itu
ngeluh kalau ibu kerja.
P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ?
I : Mau gimana lagi dek, karena dorongan ekonomi dan kebutuhan sehari-hari.
Ibu harus kerja. Walaupun suami ibu kerja di Jakarta bukanya bagus kali
kerjanya dek. dia biayain anak ibu yang dijakarta, udah 4 tahun dia gak pulang
dek. ngirim uang pun jarang dia dek, ya mau gak mau ibu cari tambahan disini.
P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

I : Nyaman dek.
P : Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ?
I : Gaklah dek, ngapain mesti malu selagi kerjaan itu halal, kita juga butuh untuk
tambahan biaya hidup, gak perlu malulah dek.
P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum
menerima pekerjaan ini ?
I : Gak ada diskusi-diskusi dek, ibu butuh kerja ya ibu terima aja dek
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ?
Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ?
I : Keluarga ibu gak malu dek, Cuma anak ibu yang paling besar awalnya marah
kalau ibu kerja jadi juru parkir ini dek. katanya ibu perempuan tapi kerjanya gitu.
Tapi sekarang udah terima-terima aja mamaknya kerja gini.
P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja
sebagai juru parkir ?
I : preman-preman itu dek minta setoran dia sama ibu, ya gak ibu kasihlah.
Hampir ribut juga dek, tapi ibu diam aja yang belain ibu orang-orang dicafe ini.
Bukan yang punya cafe tapi costumernya belain ibu. Kalau kita baik dan kerja
kek mana mestinya ya jangan takut dek.
P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang
nyaman untuk ibu ?
I : Tetap nyamanlah dek, orang kita gak salah kok, lagian banyak yang belain
kita. Kalau kita benar dan pekerjaan kita baik ngapain takut ngelawan mereka.
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak
mengenakan tersebut ?
I : Cerita juga sama keluarga dek, ya dipujinya ibu dek. mama hebat bisa
ngelawan preman.
P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ?
Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan
kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ?
I : Gak pernah dek, janganlah sampek kejadian
P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah
pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah
seorang wanita?
I : Kalau pengunjung gak ada dek, Cuma ada ibu ada masalah sama yang punya
café. Mau digantinya ibu katanya gak cocok aja ibu jadi tukang parkir, tapi adek
yang punya café gak kasih. Dibilangnya ke abangnya bagus si ros itu, mana ada
tukang pakir yang mau nyapu-nyapu disini.
P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah
pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani
profesi ini ?
I : Enggak dek, kostumer disini juga baik-baik kok. Kadang mau ngasih uang
parkir lebih, untuk ibu katanya.
P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita,
apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk
memilih pekerjaan ini ?
I : Yakin aja dek, kita butuh uang, dikasih kerjaan ngapain mesti ragu.
P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut
berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?
I : Paling ya preman-preman itu, dikiranya ibu perempuan bisa suka hatinya tapi
untung kostumer disini baik mau belain ibu dari preman-preman itu.
P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait
dengan profesi yang ibu jalani ?
I : Anjing menggonggong kafila berlalu dek, biarkan aja nanti juga dia capek
sendiri. Gak peduli ibu dek, biarkanlah orang itu mau ngomong apa.
P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu
cerita kekeluarga ibu ?
I : Cerita nak, biar tahu aja orang itu. kerjaan mamaknya kek mana. Mayungi
orang kalau hujan, panas-panasan kerja jadi tukang parkir ini.
P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita
ke siapa ?
I : Sama anaklah dek, suami ibu jauh di Jakarta.
P : Kenapa lebih memilih cerita ke anak ibu ketimbang ke suami ?
I : Suami ibu jauh dek, biar dia urusin anak ibu yang disana. Gak mau tambah
beban dia ibu.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke anak ibu ?
I : Semuanya dek, kerjaan ya juga. Ekonomi lagi, pokoknya apa yang ibu
rasainlah ibu bilangkan ke orang itu.
P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu
ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?
I : Cerita tentang apa dulu ini, kalau masalah pribadi enggaklah dek. tapi kalau
masalah kerjaan disini ibu sering cerita, udah ibu anggap kayak anak ibu sendiri
orang ini. Ibu orang Kristen tapi ibu berusaha untuk bisa gabung sama orangorang ini dek.
P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang
istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak
dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak
banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan
ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?
I : Gak ada dek, yang pentingkan asal ditengok orang itu rumah kita bersih, anak
kita terurus, Mau bilang apa orang itu. yang penting juga kerjaan kita ini halal
dek, gadak urusan sama orang itu juga.
P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan
mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak
mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana
ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?
I : Yang muji banyak dek, apalagi kostumer cafe ini, sering kali itu. dibilangnya
inang hebat, inang jempol kalau kerja. Kalau ibu gaklah malu dek, berarti kita
bagus dipandang dia makanya dipujinya kita kan.
P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan
pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal
tersebut ?
I : Ibu gak betah dirumah dek, selalu berantam sana anak ibu yang laki-laki.
Selalu beda prinsip kami. Ibu nyaman di tempat kerja inilah. Kerja dapat uang
gak perlu berantam-berantam sama orang. Disini kita baik aja sama orang ini
udah enak kita kerja.
P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai
seorang ibu ?
I : kalau dirumah ibu cuma masak aja dek, yang nyuci anak ibu yang laki-laki,
yang beresin rumah anak ibu yang perempuan-perempuan itu gantianlah,
sebelum pergi kerja jam tengah enam ibu bangun masak sarapan. Sama siapin

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

keperluan anak ibu yang masih sekolah itu. terus jam 7 ibu berangkat kerja
perginya sama anak ibu yang masih sekolah, berangkat sama kami dia
kesekolahnya di methodis ibu kemarilah kerja.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Informan

4
Nama
Umur
Lama Bekerja
Waktu Wawancara

: Teoningsih br Tinambunan
: 46 Tahun
: 1 Tahun 5 Bulan
: 04 Juni 2016 (15.45)

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?
I : Nama ibu Teoningsih br. Tinambunan umur ibu 46 tahun dek, tinggal di
gaperta ujung gang bakti, anak ibu tiga. Masih sekolah semua dek, yang besar
SMA yang paling kecil masih SD. Kerjaan suami ibu supir angkot dek.
P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ?
I : Ibu jadi juru parkir lebih dari setahunlah dek.
P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?
I : Karena ibu kerja juga dipabrik, jadi kalau senin sampek jumat ibu pagi
dipabrik, pulang dari pabrik jam 4 sampai sini jam 5 langsung kerja jadi juru
parkir sampek jam 10 malam dek, tapi kalau hari sabtu dan minggu ibu kerja dari
jam 1 siang sampek jam 10 malam, sabtu minggu kan pabrik gak kerja dek.
P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?
I : Sebenarnya ibu juga ada pekerjaan lain dek, ibu kalau pagi itu kerjaannya
buruh pabrik di PT Jigo Agung, tapi karena biaya hidup makin mahal dan
penghasilan suami ibu gak memadai, ibu ambil kerjaan ini.
P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ?
I : Ada marga siregar dulu dari dinas perhubungan yang datang ke daerah rumah
ibu dek, dia nyari yang mau kerja jadi tukang parkir, langsung ibu bilang mau
sama dia.
P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga
tentang pekerjaan ibu ?
I : Ada dek, keluarga ngeluhlah gak bisa kita lagi ngelihat anak belajar. Bantuin
anak belajar gak sempat lagi, tapi ya mau gimana lagi dek. ibu harus kerja untuk
tambah penghasilan keluarga.
P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ?
I : Ibu sendiri yang pilih kerjaan ini dek, karena ekonomi keluarga ibu harus
dibantu ya ibu harus cari kerja tambahan mau gak mau ibu harus mampu kerja
jadi tukang parkir ini. Kalau kerjaan yang lainkan terikat kali dek, ibu juga kerja
di pabrik kalau pagi. Jadi kerjaan inilah yang pas menurut ibu. Kalau disini mau
kita masuk ya masuk, kalau enggak ya gak masalah.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?
I : Ibu kira sejauh ini masih nyaman, dan masih ibu jalani. Kedepannya hanya
tuhan yang tahu dek.
P : Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ?
I : Memang iya, tapi kita harus perjuangkanlah untuk menghilangkan malu ini.
Kadang ada pelanggan yang bilang inikan kerjaan laki-laki kenapa ibu mau kerja
kayak gini. Harusnya bapak yang kerja disini buk, kadang itu yang buat ibu malu.
P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum
menerima pekerjaan ini ?
I : Diskusilah dek, biar keluarga ibu juga tahu apa kerjaan ibu.
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ?
Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ?
I : Suami ibu sebenarnya ngelarang ibu kerja jadi juru parkir. Janganlah apa
adanya itu aja yang kita buat, saya yang gak mau dek. saya bilang gaklah ibu
mau perjuangkan untuk anak-anak ibu. Dia ngelarang karena ini bukan tugas
perempuan dan dia malu kenapa mesti istrinya yang kerja kayak gini.
P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja
sebagai juru parkir ?
I : Paling masalah preman dek, waktu itu ada preman yang datangi ibu. Dia mau
minta setoran, katanya ibu gak boleh kerja jadi tukang parkir disini, ini lahan dia.
Ya ibu panggil aja bos ibu, biar bos ibu aja yang ngatasi.
P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang
nyaman untuk ibu ?
I : Sebenarnya memang gak nyaman dek, tapi karena bos ibu yang turun tangan
ya gak jadi masalah dek.
P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak
mengenakan tersebut ?
I : Ya kata suami ibu sabar-sabar kalau nanti ada preman yang datang kau
panggil aja bosmu.
P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ?
Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan
kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ?
I : Sampai sekarang gak pernah ada yang kehilangan dek.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah
pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan
kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah
seorang wanita?
I : Pengunjung sih yang langsung bilang ke ibu dek, katanya sanggupkah ibu
parkir kayak gini, inikan kerjaan laki-laki. Bagus ibu kerja yang lain aja dari
pada jadi tukang parkir
P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah
pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani
profesi ini ?
I : Pernah dek kenak serempet kereta waktu itu, tapi untungnya gak parah Cuma
kenak senggol aja waktu ngatrekkan mobil mau keluar.
P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita,
apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk
memilih pekerjaan ini ?
I : Pertamanya gak yakin karena ibu tau dek ini kerjaan laki-laki tapi ya setelah
ibu jalani makin kemari makin yakinlah.
P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut
berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?
I : Paling kenak kritik dari pelanggan tadi itu dek, ibu biarkan ajalah orang itu
mau ngomong apa, ibu Cuma mau bantu ekonomi keluarga dan perjuangkan
untuk anak ibu.
P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait
dengan profesi yang ibu jalani ?
I : Ya biarkan ajalah dek, yang penting apapun yang kita kerjaan ini halal.
P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu
cerita kekeluarga ibu ?
I : Selalu ibu cerita dek, kayak ibu didatangi preman, ibu kenak serempat kereta
semua ibu ceritakan gak ada yang ibu tutupi dek. sampek berapapun yang ibu
dapat disini ya ibu ceritakan sama keluarga ibu.
P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita
ke siapa ?
I : Anak ibu masih kecil-kecil dek, jadi ibu sering cerita sama suami ibu dek.
cerita tentang keuangan keluarga, cerita tentang anak-anak, kalau ibu lagi ada

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

masalah ya ibu cerita, saling tukar pikiranlah sama-sama cari jalan keluarnya
gimana.
P : Kenapa lebih memilih cerita ke suami ?
I : Di rumahkan dia kepala keluarganya, ya biar saling tukar pikiran aja dek. biar
jangan ibu aja yang cari jalan keluar kalau lagi ada masalah, istilahnya berbagi
masalah sama suami ibu.
P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke suami ibu ?
I : Semuanya ibu ceritakan ke suami ibu dek, tentang kerjaan, keluarga, anakanak. Pokoknya semuanya dek.
P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu
ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?
I : Gak dek, ibu gak suka cerita-cerita gitu. Paling seadanya aja sekedarnya kalau
ngomong sama orang yang ada disini.
P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang
istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak
dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak
banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan
ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?
I : Tetangga ibu dek, namanya juga tetangga dek ada yang baik ada yang jelek
sifatnya, ya kadang ada yang mau ngomong kok mau kau kerja jadi tukang parkir
itukan kerjaan laki-laki harusnya suamimulah yang kerja. Kadang ibu malu juga
dek tapi ya kita biarkan ajalah, yang penting halal kerjaan kita gak ngerugikan
orang itu.
P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan
mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak
mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana
ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?
I : Ada juga dek, dari tetangga juga. Dibilangnya salut aku samamu bisa kau
kerjakan kerjaan laki-laki. Ada rasa malu dan bangga juga dek, malu karena juru
parkir inikan memang bukan kerjaan perempuan, ya bangganya walalupu ibu
kerja siang malam tapi anak ibu tetap sekolah dan terurus dek.
P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan
pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal
tersebut ?
I : Yang penting dek, sikap kita baik aja sama orang pasti orang nyaman, mau
dirumah mau di tempat kerja sama ajalah itu.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai
seorang ibu ?
I : Sebelum berangkat kerja ya ibu siapin dulu keperluan sekolah anak ibu,
keperluan suami ibu, sarapannya dan masak untuk makan siangnya juga sekalian,
baru ibu berangkat kerja. Untungnya ada anak ibu yang SMA kalau pulang
sekolah bisa di beresinya rumah dicucinya pakaian adeknya. Kalau pakaian ibu
sama suami ibu cuci hari sabtulah dek paginya sebelum berangkat kesini.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara