KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG BERJILBAB DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab di Surabaya).

KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG BERJ ILBAB DI SURABAYA
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab
di Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Memperoleh Gelar Sarjana pada
FISIP UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Oleh:
DEBITA ARIYANTI
NPM. 0943010291

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
J URUSAN ILMU KOMUNIKASI
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG BERJ ILBAB DI SURABAYA
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri Wanita Perokok yang
Berjilbab
di Surabaya)

Disusun Oleh :
Debita Ariyanti
NPM.0943010291

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING

J uwito, S. Sos. M,Si
NPT.367049500361

Mengetahui,
DEKAN


DRA.Ec.HJ . SUPARWATI, M.SI.
NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI PENELITIAN (FISIP)

J udul Penelitian

:KONSEP
DIRI
WANITA
PEROKOK
YANG BERJ ILBAB DI SURABAYA (Studi
Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Diri
Wanita Perokok yang Berjilbab di Surabaya)
: Debita Ariyanti
: 0943010291
: Ilmu Komunikasi

: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Nmama Mahasiswa
NPM
Program Studi
Fakultas

Pada Tanggal 18 J uli 2014
Menyetujui,
PembimbingUtama

Tim Penguji:
1.Ketua

J uwito,S.Sos,M.Si
NPT.367049500361

J uwito,S.Sos,M.Si
NPT.367049500361


2.Sekr etaris

Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP.196203231993092001
3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 195808011984021001
Mengetahui,
DEKAN

DRA.Ec.HJ . SUPARWATI, M.SI.
NIP. 195507181983022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya penulis dapat menyelesaiakan makalah skripsi yang

berjudul “Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab”. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya,
alhamdulillah makalah skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Atas semua perhatian dari segala pihak yang telah membantu penulis
dalam menyusun makalah skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1.

Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2.

Bapak Juwito, S.Sos, M.Si Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3.

Bapak Saifuddin Zuhri, M.Si Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu


Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4.

Dosen Pembimbing saya Bapak Juwito, S.Sos, M.Si yang selalu

memberikan bimbingan dan dorongan demi terselesainya penyusunan makalah
skripsi.
5.

Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

ilmu dan dorongan dalam menyelesaikan makalah skripsi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6.

Kepada Kedua Orangtua tercinta dan tersayang yang selalu mendoakan


saya untuk kelancaran dan kesuksesan saya sekarang.
8.

Sahabat terbaik dan Teman-teman Ilmu Komunikasi dan semua teman-

teman saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
9.

Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis, yang

telah membantu penyelesaian makalah skripsi.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat memberikan pengetahuan lebih
luas ,berguna dan dapat dijadikan pelajaran serta motivasi agar para perokok pria
maupun wanita di Indonesia ini khusus nya di Surabaya dapat perlahan-lahan
berhenti untuk tidak merokok.

24, April 2014
Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian .............................................................. 8
1.3.1 Maksud Penelitian................................................................ . 8
1.3.2 Tujuan Penelitian................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 8
1.4.1 Kegunaan Teoritis.................................................................. 8
1.4.2 Kegunaan Praktis................................................................... 9
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 10
2.2 Landasan Teori ..................................................................................... 12
2.2.1 Komunikasi............................................................................ 12
2.2.1.1 Pengertian Komunikasi.............................................. 12
2.2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi.......................................... 13
2.2.2 DefinisiKonsep Diri.............................................................. . 13

2.2.3 Komunikasi Antar Pribadi...................................................... 17
2.2.4 Interaksi Simbolik.................................................................. 19
2.3 Komunikasi Verbal dan Non Verbal........................................................ 22
2.3.1 Komunikasi Verbal................................................................ 22

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2 Komunikasi Non Verbal....................................................... . 25
2.4 Mengenai Wanita Perokok yang Berjilbab ............................................ 26
2.4.1 Definisi Wanita...................................................................... 26
2.4.2 Wanita Berjilbab.................................................................... 27
2.4.3 Wanita Perokok...................................................................... 31
2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ................................................................................. 42
3.2 Definisi Konseptual ...................................................................................... 44
3.2.1

Konsep Diri................................................................................. 44


3.2.2

Wanita Berjilbab......................................................................... 44

3.2.3

Wanita Perokok........................................................................... 45

3.3 Informan dan Teknik Pemilihan Informan................................................... 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 47
3.5 Teknik Analisis Data..................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data......................... 52
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian......................................... 52
4.1.2 Penyajian Data ....................................................................... 57
4.2 Analisis Data ........................................................................................ 66

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4.2.1 Pernyataan Seorang Wanita Perokok yang Berjilbab dengan
Signifant Others dan Reference Groups ............................... 66
4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian....................................... ............ 77
4.2.3 Wanita Perokok yang Berjilbab Memaknai Dirinya sebagai
Seorang Perokok di Surabaya....................................... ......... 78
4.2.4 Significant Others Memaknai Wanita Perokok yang Berjilbab
di Surabaya....................................................... ..................... 80
4.2.5 Reference Groups Memaknai Wanita Perokok yang Berjilbab
di Surabaya................................................ ............................ 83
4.2.6 Konsep Diri Wanita Perokok yang Berjilbab
di Surabaya................................................................... ........... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.................................................................................. ......... 89
5.2 Saran...................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN ............................................................................................................ 95

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Abstr ak
DEBITA ARIYANTI, KONSEP DIRI WANITA PEROKOK YANG
BERJ ILBAB DI SURABAYA. (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep
Dir i Wanita Perokok yang Berjilbab di Sur abaya).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wanita perokom yang berjilbab
memaknai dirinya sebagai seorang prokok, mengetahui significant other memaknai
wanita perokok yang berjilbab di Surabaya, mengetahui reference groups memaknai
wanita perokok yang berjilbab di Surabaya.
Metode yang digunakan dalam pnelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian yang sedang terjadi ini dilakukan dengan metode yang lebih dalam seperti
wawancara dan dokumentasi sebagai teknik dalam mendapatkan data
Hasil menunjukkan bahwa konsep diri wanita perokok yang berjilbab adalah
wanita perokok khususnya yang menggunakan jilbab di Surabaya mrupakan suatu hal
yang biasa dan sudah banyak dilakukan. Meskipun ada yang memandang negative,
mereka menilai dirinya sebagai seorang perokok yang acuh karena aktifitas merokok
yan mereka lakukan merupakan privasi diri mereka juga tidak merugikan orang lain
dan tidak melanggar aturan.
Kata kunci : konsep diri, wanita perokok yang berjilbab di Surabaya.

Abstract
DEBITA ARIYANTI, THE CONCEPT OF SELF IS VEILED FEMALE
SMOKERS IN SURABAYA. (Qualitative Descriptive Study of Self-Concept that
Veiled Women Smokers in Surabaya).
This study purpose to determine the veiling of women smoker who interpret
him as a smoker, significant other know that smokers interpret the veiled women in
Surabaya.
The method used in this study is a qualitative method, Research is going on in
done with methods such as interviews and more in the documentation as a technique
in getting the data.
Result indicate that self-concept is a veiled woman smoker smokers,
especially women who wear veils in Surabaya is a common thing and has been done.
Although there is a negative view, they consider themselvesas a smoker who smoked
activity indifferent because they do is privacy themselves also do not violate the rules.
Key words : self-concept,veiled women smokers in Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia bukan semata-mata organisme yang bergerak di bawah
pengaruh perangsang, baik dari dalam maupun dari luar .melainkan organisme
yang sadar akan dirinya, oleh karena ia seorang diri, maka ia mampu
memandang dirinya sebagai objek pikirannya sendiri dan berinteraksi dengan
dirinya sendiri ia mengarahkan dirinya kepada berbagai objek, termasuk
dirinya sendiri berunding dan berwawancara dengan dirinya sendiri. Ia
mempermasalahkan mempertimbangkan, menguraikan dan menilai hal hal
tertentu yang telah ditarik ke dalam lapangan kesadarannya, dan akhirnya ia
merencanakan dan mengorganisasikan perilakunya.
Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman
ke zaman. Semakin banyaknya kebutuhan hidup manusia, semakin menuntut
pula terjadinya peningkatan gaya hidup (lifestyle). Sebagai dampaknya, hal ini
menuntut setiap orang untuk selalu uptudate.
Jika diamati dari tahun ke tahun telah terjadi peningkatan dalam
tuntutan pada gaya hidup baik pada laki laki maupun perempuan, salah
satunya adalah merokok. Merokok adalah faktor yang dapat menyebabkan
1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

dan mempercepat kematian. Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh
merokok adalah kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan
kehamilan dan janin. (Saktyowati, 2010 : 12).
Dilihat dari sudut kesehatan, bahwa rokok bagi kesehatan tidak
berdampak positif. Bukan saja pada pria, perempuan pun kini sangat buruk
bila melakukan kebiasaan merokok karena dapat berpengaruh negatif pada
rahim dan anak yang dikandungnya. Ada beberapa penyakit yang dapat
diakibatkan oleh rokok seperti: paru-paru, kanker usus, kanker hati, bronkitis,
stroke, dan berbagai penyakit lain. Fenomena perempuan perokok memang
sedang marak di kota-kota besar di kalangan kelas sosial menengah-atas.
Bahkan beberapa komunitas perempuan menjadikannya sebagai simbol
kebebasan, kemoderenan dan emansipasi. Padahal simbol kemodernan
sekarang ini berorientasi kepedulian pada isu global warning dan
pembangunan berkelanjutan, dimana kedua isu tersebut bermuara pada aspek
kesehatan.
Angka pasti tentang populasi perempuan perokok belum ditemukan,
namun yang pasti prevalensi perokok di Indonesia semakin meningkat.
Peningkatan tertinggi perokok berada pada usia remaja antara 15 hingga 19
tahun. Pada kelompok ini, data menyebutkan bahwa dari seluruh populasi
perokok, terdapat 7,1 persen pada 1995 sementara pada tahun 2004 menjadi
17,3 persen. Jadi selama rentang waktu sepuluh tahun terjadi peningkatan
mencapai 144 persen perokok remaja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Diperkirakan ada sekitar 65,6 juta perempuan dan 43 juta anak-anak
terpapar asap rokok. Kedua kelompok ini adalah perokok pasif dan rentan
pula terkena bermacam penyakit. Dari sekitar 200 ribu kematian di Indonesia
diakibatkan kebiasaan merokok, ternyata sebanyak 25.000 korban tersebut
adalah perokok pasif. Selain itu, 70 persen dari sekitar 60 juta perokok berasal
dari golongan ekonomi menengah ke bawah terjerat kebiasaan buruk itu.
Data lain menyebutkan bahwa tingkat konsumsi rokok perharinya
sekitar 658 juta batang rokok pada tahun 2008. Hal ini berarti terdapat sekitar
Rp 330 miliar digunakan hanya untuk membeli rokok yang merusak
kesehatan. Data Susenas 2006 menunjukkan bahwa pengeluaran untuk
sekedar membeli rokok 5 kali lebih besar dari pengeluaran untuk telur dan
susu (2,3 persen), 17 kali lipat pengeluaran membeli daging (0,7 persen) dan 2
kali lipat pengeluaran untuk ikan (6,8 persen). Bahkan tercatat 63 persen lakilaki dewasa dari 20 persen penduduk termiskin menyumbang 12 persen
penghasilan bulanannya kepada industri rokok.
Dalam hal konsumsi rokok, Indonesia memang menempati urutan
ketiga tertinggi di dunia setelah Cina dan India. Apalagi rakyat Indonesia
telah menjadi target pasar industry rokok dunia dan lokal. Dalam Road Map
Industri Rokok, tahun 2015 ditargetkan konsumsi rokok meningkat hingga
mencapai 260 miliar batang. Pada tahun 2005 silam, tercatat 220 miliar batang
rokok dikonsumsi penduduk yang berdiam di wilayah Indonesia. Dengan
demikian, kalangan industry rokok menargetkan terjadi peningkatan 40 miliar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

batang

selama

10

tahun

atau

10

juta

perokok

baru.

(https://yantigobel.wordpress.com/tag/wanita-perokok/)
Merokok adalah perilaku yang membahayakan bagi kesehatan karena
dapat memicu berbagai macam penyakit yang mengakibatkan kematian, tapi
sayangnya masih saja banyak orang yang memilih untuk menghisapnya. Satu
batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekira 4.000 bahan kimia yang 200
diantaranya bersifat oksik (beracun) dan 43 diantaranya pemicu kanker
(karsinogenik). (Saktyowati, 2010 : 7)
Merokok adalah kegiatan yang sudah umum dilakukan oleh kaum laki
laki, dalam konteks laki laki mungkin bukan sesuatu yang dipermasalahkan
karena laki laki pada umumnya adalah seorang perokok dan bukan sesuatu
yang menarik untuk dipermasalahkan, namun yang jadi masalah adalah jika
wanita berhijab merokok akan menimbulkan sesuatu persepsi lain yang
menimbulkan tanda tanya besar. Sebuah pemandangan yang sudah tidak asing
lagi mewabah terutama kota-kota besar diseluruh dunia,walaupun di masa
sekarang bukan menjadi sesuatu hal yang tidak aneh lagi, wanita yang
berhijab merokok tetap menimbulkan pemikiran baru, konsep bahwa merokok
yang selama ini seolah bernaung dibawah gender pria kini mulai memasuki
gender wanita yang berjilbab sesuatu hal yang tabu jika kita melihat banyak
wanita berjilbab yang merokok, bukan di tempat tertutup lagi bahkan ditempat
terbuka. Populasi kaum wanita berjilbab perokok ini tidak hanya menjangkiti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

kota – kota besar lainnya bahkan sampai mewabah ke kota – kota kecil,
meskipun populasi nya tidak sebanyak di kota kota besar.
Meskipun beberapa wanita menyadari masalah ini, mereka terus
merokok. Beberapa alasan populer yang dikutip oleh perempuan untuk
merokok adalah bahwa hal itu memungkinkan mereka untuk bersantai dan
mengekang perasaan atau potensi agresi dan kadang-kadang bahkan depresi.
Stres bisa sering terjadi di tempat kerja dan di rumah, dan merokok adalah
salah satu cara perempuan untuk meredakan diri dari sensasi stres. Banyak
wanita juga merokok untuk menurunkan berat badan. Meskipun ini
merupakan metode yang efektif, dampak negatif secara signifikan lebih besar
daripada

manfaatnya.

(http://www.artikelpria.com/2013/01/29/mengapa-

wanita-merokok-dan-apa-akibat-merokok-untuk-wanita.html)
Pada saat ini penelitian mengenai perilaku merokok tersebut
menemukan bahwa jumlah wanita berjilbab dewasa dan remaja yang merokok
mengalami peningkatan. Hal ini membuat banyak pihak baik pemerintah,
LSM (lembaga sosial masyarakat), maupun masyarakat sadar bahwa
diperlukan berbagai macam tindakan untuk menanganinya, karena perilaku
merokok dapat mengakibatkan dampak negatif pada tubuh.
Disamping faktor psikologis, ada pula faktor sosiologis yang ternyata
ikut mempengaruhi mengapa wanita berjilbab merokok, yaitu faktor
pergaulan. Dalam hal ini para wanita berjilbab ternyata ada juga perokok
aktif. Dengan demikian, rokok barangkali juga menjadi simbol atau atribut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

yang melengkapi dalam pergaulan mereka sehari-hari. Mungkin, untuk diakui
dalam pergaulan teman-temannya, ada dorongan untuk melakukan perilaku
yang sama pula, yaitu ikut menjadi perokok aktif.
Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh para ahli mengapa
seseorang merokok, hal ini disebabkan oleh faktor sosio cultural seperti
kebiasaan budaya, kelas social, gengsi, dan tingkat pendidikan (Levy, 2004).
Alasan lain juga mengungkapkan bahwa remaja merokok, diantaranya karena
pengaruh orang tua,pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan
Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif dari merokok
tetapi kegiatan merokok bagi kehidupan manusia merupakan kehidupan yang
fenomenal.artinya meskipun sudah di ketahui dampak negatif merokok tetapi
jumlah perokok khususnya pada wanita bukan semakin menurun tetapi
semakin meningkat.
Sampai saat ini masyarakat masih saja mendefinisikan sesuatu yang
belum pernah mereka ketahui latar belakang nya, pandangan buruk terhadap
wanita perokok, terkesan bahwa mereka adalah wanita nakal atau orang yang
tidak baik, mereka tidak ingin dipandang sebelah mata oleh masyarakat,
karena tidak semua wanita berjilbab perokok ini adalah wanita nakal.
Setiap orang berharap bahwa dirinya dihormati oleh orang lain, namun
wanita perokok khususnya di kalangan berhijab masih mendapat tanggapan
yang kurang baik dari sebagian masyarakat. Tanggapan yang kurang baik ini
akan mempengaruhi konsep diri wanita berjilbab perokok tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Sebagaimana diungkapkan Pudjijogyanti (1995) bahwa konsep diri bukan
merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari
dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu
lain. Dalam berinteraksi ini, setiap individu akan menerima tanggapan.
Tanggapan yang diberikan tersebut akan jadi cermin bagi individu untuk
menilai dan memandang dirinya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan

Charles

Horton

Cooley,

kita

melakukannya

dengan

membayangkan diri kita sebagai orang lain dalam benak kita. Cooley
menyebut gejala ini looking glass self (diri cermin) seakan akan kita menaruh
cermin di depan kita. (Rakhmat, 2012 : 97)
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat merumuskan
masalah, yaitu : Bagaimana Konsep Dir i Wanita Perokok Yang Ber jilbab
Di Kota Sur abaya (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Konsep Dir i
Wanita Per okok Yang Berjilbab Di Kota Surabaya).

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana wanita perokok yang berjilbab memaknai diri (self) nya sebagai
seorang wanita perokok di kota Surabaya ?
2. Bagaimana significant other memaknai wanita perokok yang berjilbab di
Surabaya ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

3. Bagaimana reference groups memaknai wanita perokok yang berjilbab di
Surabaya ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1

Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan

bagaimana konsep diri wanita perokok yang berjilbab di kota Surabaya (studi
deskriptif kualitatatif konsep diri wanita perokok yang berjilbab di kota Surabaya)

1.3.2

Tujuan Peneltian
1. Untuk mengetahui wanita perokok yang berjilbab memaknai diri (self)
nya sebagai seorang perokok di kota Surabaya.
2. Untuk mengetahui significant other memaknai wanita perokok yang
berjilbab dikota Surabaya.
3. Untuk mengetahui reference groups memaknai wanita perokok berjilbab
di kota Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Kegunaan Teor itis
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menguji

pengembangan keilmuan yang berhubungan dengan masalah penelitian tentang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

konsep diri wanita perokok yang berjilbab di kota Surabaya yang saat ini semakin
banyak keberadaannya.

1. 4.2 kegunaan Pr aktis
1. Kegunaan Peneliti
Kegunaan penelitian ini untuk peneliti adalah Penelitian ini memberikan
wawasan baru bagi peneliti akan berbagai macam perilaku sosial yang ada di
dalam masyarakat.
2. Kegunaan Bagi Universitas
Penelitian ini berguna bagi mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur secara
umum, program Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai sumber tambahan
dalam memperoleh informasi bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian
pada kajian yang sama.
3. Kegunaan Untuk Masyarakat
Kegunaan penelitian ini bagi masyarakat umum adalah untuk mengetahui
tentang wanita perokok yang berhijab dikota-kota besar, khususnya kota
Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (1975 : 5) sebagaimana
dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam buku “Metodologi Penelitian
Kualitatif” mengatakan bahwa, “Kualitatif didefinisikan sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”

(Moleong,

2011: 4).
Pendekatan pada peneliti ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan metode deskriptif karena
peneliti ingin menjelaskan secara sistematis mengenai berbagai aspek
seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), dimana
tujuannya adalah memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam
mengenai subyek yang diteliti (Mulyana, 2001, p.20). Sedangkam
penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dijelaskan oleh
Bogdan dan Taylor sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari gejala-gejala yang
diamati (Moleong, 2011 : 4). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini

adalah

pendekatan

kualitatif,

yakni

pendekatan

43
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

tidak

44

menggunakan

statistik

maupun

angka-angka

tertentu.

Pendekatan

diarahkan pada latar dan individu atau organisasi ke dalam variabel atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya secara menyeluruh.
Dalam penelitian ini peneliti tidak membicarakan antara hubungan
variable sehingga tidak ada pengukuran variable x dan y. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode ini dipilih dengan
tujuan untuk dapat menggambarkan fenomena tato sebagai sebagai alat
yang memiliki pesan dengan muatan-muatan makna tertentu. Penggunaan
metode deskriptif ini pada dasarnya digunakan untuk dapat lebih
memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk dapat memberikan wacana
yang ada dalam penelitian sebagai sebuah upaya dalam memaparkan
fenomena secara utuh. Peneliti melihat metode penilitian deskriptif ini
dapat mengakomodasi kepentingan penelitian yang diarahkan untuk
menghasilkan sebuah peristiwa yang utuh secara holistik. Untuk itu pula
metode deskriptif dijadikan sebagai metode penelitian yang paling cocok
untuk peneliti gunakan. Pengertian lainnya adalah bahwa metode
penelitian deskriptif dapat dilihat sebagai suatu upaya dalam memaham
pesan yang terkandung pada diri wanita perokok yang berjilbab tersebut
guna lebih memahaminya lebih jauh.
Dari segi pengertian ini, para penulis masih mempersoalkan latar
alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan
fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian kualitatif adalah
berbagai macam metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

45

yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen. (Moleong, 2011 : 5).
3.2 Definisi Konseptual
3.2.1 Konsep Diri
Konsep diri merupakan gambaran yang bersifat individu dan
sangat pribadi, dinamis dan evaluatif yang masing masing orang
mengembangkannya di dalam transaksi transaksinya dengan lingkungan
kejiwaannya danyang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya.
Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan,
pendapat orang mengenai diri kita dan seperti apa diri kita inginkan.
3.2.2 Wanita Berjilbab
Definisi dari wanita berjilbab yaitu seorang wanita muslim yang
cara berpakaiannya tertutup dari ujung kepala hingga kaki terkecuali muka
dan telapak tangan bisa juga dikatakan menutup aurot nya. Wanita
berjilbab yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seorang wanita yang
berkerudung yang berada di Surabaya dan sering di temukan di berbagai
macam tempat umum dari cafe, kampus hingga mall yang berada di
Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

46

3.2.3 Wanita Perokok
Wanita merupakan panggilan untuk perempuan dewasa. Wanita
yang dilihat dari pandangan adalah sosok yang lemah lembut dan bersifat
ke ibuan. Namun disisi lain wanita juga ada yang melakukan suatu hal
layaknya seorang pria seperti merokok. Wanita perokok yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah seorang wanita perokok yang berjilbab dan
berada di Surabaya dan banyak ditemui wanita yang merokok di beberapa
tempat seperti cafe, mall, kampus, kantin atau pun di jalan umum.
3.3 Infor man dan Teknik Pemilihan Informan
Berkenan dengan tujuan penelitian kualitatif maka dalam prosedur
sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan key informan
atas situasi sosial tertentu yang syarat akan informasi sesuai dengan fokus
penelitian (Bungin, 2003 : 53). Sedangkan informasi kunci (Key informan)
itu sendiri adalah orang-orang yang pengetahuannya luas dan mendalam
tentang komunitas ( orang luar yang lama bekerja dengan satu
komunitasnya) dapat memberikan data yang berharga atau informasi
pokok yang diperlukan dalam penelitian (Suyanto, 2006 : 189).
Peneliti ini menggali dan mengumpulkan data yang benar dan bisa
dipercaya, maka peneliti perlu memikirkan pilihan nara sumber nya secara
tepat, sehingga informan yang dipilih haruslah sesuai dengan kriteria yang
berlaku guna menghindari data yang kurang akurat. Kriteria-kriteria yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

47

dimaksud dalam menentukan nara sumber tersebut (yang dikutip dalam
Faisal, 1990, p.56-57) antara lain :
1. Subyek yang sudah lama tinggal dan menyatu dengan kegiatan yang
menjadi obyek penelitian.
2. Subyek yang masih terlibat secara aktif pada lingkungan yang menjadi
sasaran penelitian.
3. Subyek mempunyai banyak waktu atau kesempatan untuk dimintai
informasi.
4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah terlebih
dahulu.
Dalam penentuan informan, Peneliti akan mencari variasi informasi
sebanyak-banyaknya dari informan. Informan disini memiliki ciri-ciri antara
lain wanita yang berusia 21 tahun hingga 35 tahun seorang perokok yang
berjilbab yang berada di Kota Surabaya agar peneliti bisa mendapatkan
informasi yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini dan bersedia
untuk diwawancarai. Setelah mendapatkan seperti yang dicari oleh peneliti
yaitu seorang wanita perokok yang berjilbab yang telah menyampaikan alasan
kenapa dia merokok sebagai informan yang diteliti. Selain itu peneliti juga
menggali informasi dari orang-orang terdekatnya yaitu orang tua dan teman
atau sahabat objek yang diteliti agar data yang diteliti lebih akurat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

48

3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data antara lain :
1. Pengamatan (Observation)
Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan
perlengkapan panca indera yang kita miliki, sering mengamati objek-objek
yang ada disekitar kita. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti
mamapu memahami situasi-situasi yang rumit. (Moleong, 2011 : 175)
2. Wawancara
Wawancara

adalah

percakapan

dengan

maksud

tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara (interviewer)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan dan yang di wawancarai
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011
: 186). Wawancara bertujuan agar peneliti dapat menggali segala informasi
baik yang tersirat dan nyata serta yang tersembunyi jauh dari subyek
penelitian (Faisal, 1990, p.62).
Dalam penelitian ini digunakan wawancara secara mendalam
(indepth interview), wawancara mendalam adalah suatu cara langsung
bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan
mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi secara
intensif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

49

Peneliti

mengajukan

pertanyaan-pertanyaandengan

sedetail-

detailnya guna mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya. Bentuk
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terfokus dimana responden diwawancarai dalam waktu yang pendek dan
peneliti telah menyusu dan menyiapkan catatan secara garis besar tentang
pokok-pokok pertanyaan yang disebut interview guide (pedoman
wawancara).
3. Studi Literatur
Teknik pengumpulan data dengan mencari data penunjang dengan
mengolah buku-buku dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan
masalah penelitian ini.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis Data merupakan proses pendeskripsian dan penyusunan data
yang telah terkumpul. Analisis data bertujuan agar peneliti dapat
menyempurnakan pengumpulan data dan kesimpulan yang dihasilkan
nantinya akan menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Teknik analiis data dalam penelitian ini adalah informasi yang berupa narasinarasi kualitatif yang dihasilkan dalam wawancara mendalam (depth
interview) yang berkaitan dengan subyek atau orang-orang yang terkait dalam
penelitian konsep diri wanita perokok yang berhijab di kota Surabaya.
Dalam

penelitian

kualitatif digunakan logika induktif abstraktif.

Suatu logika yang bertitik tolak dari khusus ke umum bukan dari umum ke

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

50

khusus sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara
kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan
satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung
serempak. Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. Menurut Huberman dan
Miles siklusnya seperti berikut:
1. Reduksi Data ( Data reduction )
Kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan
terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian wanita
perokok yang berhijab, selanjutnya data dikelompokkan

sesuai

topik

masalah. Reduksi data dengan identifikasi satuan (unit). Pada mulanya
diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang yang ditemukan
dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah
penelitian.
2. Pengumpulan Data ( Data collection )
Data informasi mengenai konsep diri dan pertanyaan yang mendukung
lainnya

dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi,

sehingga berbentuk rangkaian

informasi yang bermakna sesuai dengan

masalah penelitian
3. Penyajian Data ( Data Display )
Melakukan penafsiran data yaitu penggambaran data yang sudah
diperoleh mengenai makna konsep diri wanita perokok yang berhijab dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

51

pesan yang didapat selain itu juga mengenai apa yang telah diinterpretasikan
informan terhadap masalah yang diteliti.
4. Evaluasi
Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang
didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah
informan yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari focus
penelitian mengenai makna dan pesan yang terkandung dalam konsep diri
yang dimiliki wanita tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Berkembangnya budaya kosmopolitan di Surabaya mengakibatkan
lingkup gerak pergaulan antar manusia lebih luas dan beragam. Begitu
juga cara bergaul masyarakat khususnya wanita berjilbab yang merokok di
Surabaya. Pandanganan orang masih sangat tabu dengan hal tersebut yang
kebiasaan merokok tergambarkan dalam pikiran kita adalah seorang pria
tetapi kali ini bisa dikatakan

sosok seorang wanita muslimah yang

menggunakan jilbab yang melakukan kebiasaan merokok tersebut. Di
Surabaya seorang wanita berjilbab yang merokok memang jarang kita
lihat, hanya di tempat-tempat tertentu saja bahkan mereka tidak merokok
di ruang terbuka.
Dari definisi yang saya temukan di wikipedia, di sana dikatakan,
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya.

52
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

53

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di
Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa
tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini
awalnya dilakukan

pada saat berkumpunya beberapa suku untuk

mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai
penguat hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau
sebagai media pengobatan. Dan suku Indian menggunakannya sebagai
media ritual terhadap dewa-dewa mereka.
Kemudian, pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan
rombongan nya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba
untuk menghisap tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa
budaya menghisap tembaku ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa.
Setelah budaya ini dibawa ke Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang
tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia lah Jean Nicot,
yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan
merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

54

suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan
Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka.
Kepopuleran nya yang semakin meningkat di Eropa membuat John
Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John
Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala
besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau
dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau
pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855.
Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke
Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan
merokok masuk ke negara-negara Islam. Kisah kretek bermula dari kota
Kudus. Tak jelas memang asal-usul yang akurat tentang rokok kretek.
Menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat
kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar
akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada
bagian dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya
pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan
mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.
Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria.
Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin
menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya hilang. Ia
mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

55

menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir. Djamari
melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap,
cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "keretek", maka rokok temuan
Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus
klobot atau daun jagung kering. Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri
dari 10, tanpa selubung kemasan sama sekali. Rokok kretek pun kian
dikenal. Konon Djamari meninggal pada 1890. Identitas dan asal-usulnya
hingga kini masih samar. Hanya temuannya itu yang terus berkembang.
Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan
memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis
rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi
terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah
Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di
Indonesia.
Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok
sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan
Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang
menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh
Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan
Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun
jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena
rokok

itu

direkatkan

dengan

(http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=19491).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ludahnya.

56

Rokok dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Kita dengan mudah dapat melihat pemandangan orang-orang
yang sedang merokok di tempat-tempat umum atau bahkan mungkin di
rumah kita sendiri. Penjual rokok pun dengan mudah kita temui, dari
mulai pedagang asongan di jalan-jalan, warung-warung kecil, hingga toko
swalayan. Oleh karena itu, dengan mudah kita bisa mendapatkan rokok.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan
kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya
disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paruparu atau serangan jantung.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah
suku bangsa Indian di

Amerika, yakni untuk keperluan ritual seperti

memuja dewa atau roh. Pada abad ke-16, ketika bangsa Eropa menemukan
Benua Ameriika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencobacoba mengisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa.
Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan
Eropa. Namun, berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk
keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan sematamata. Abad ke-17 para pedangang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu
kebiasaan merokok mulain masuk ke negara-negara Islam. Sejarah rokok
di negeri kita deceritakan oleh Raffles dan Condolle. Dalam catatan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

57

Raffles dan Condolle disebutkan, kebiasaan merokok di Jawa sudah ada
sejak abad ke-17. Bahkan, Raja Mataram Sutlan Agung yang memerintah
pada tahun 1613-1645 dicatat sebagai perokok berat. Catatan sejarah
menyebutkan bahwa orang yang memperkenalkan rokok secara komersial
adalah seorang haji asal Kudus bernama Djamahari. Haji Djamahari
diyakini sebagai pencipta rokok kretek dan mempopulerkannya pada
sekitar tahun 1880. Sejak saat itu, rokok tumbuh subur menjadi industri di
Indonesia. Industri ini telah menjadi ladang kehidupan banyak tenaga
kerja. (Saktyowati, 2010 4 : 5).
4.1.2 Penyajian Data
Data diperoleh saat peneliti melakukan penelitian kurang lebih
selama satu bulan di Kota Surabaya. Peneliti melakukan observasi dan
wawancara mendalam kepada informan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam wawancara ini peneliti mengambil sembilan orang informan yang
tentunya memenuhi kriteria penelitian yang diantaranya adalah wanita
berjilbab merokok yang tinggal di Surabaya.
Peneliti mendatangi satu persatu informan dengan waktu yang
telah disepakati bersama sebelumnya, sehingga informan lebih leluasa
dalam mendeskripsikan profil mereka dan diharapkan dengan pemahaman
yang lebih mendalam terhadap permasalahan yang diangkat dalam peneliti
ini yaitu konsep diri wanita berjilbab yang merokok di Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

58

Saat melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat bantu
berupa recorder audio handphone agar memudahkan peneliti untuk
merekam semua pernyataan saat wawancara berlangsung. Wawancara
dilakukan untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari informan dan
observasi sifatnya dilakukan untuk mengamati perkembangan serta situasi
yang akan diteliti. Data yang disajikan secara deskriptif dan analisis
dengan metode kualitatif sehingga diperoleh gambaran, jawaban serta
kesimpulan dari pokok permasalahan yang diangkat. Berikut ini
merupakan penyajian data dari informan yang telah diwawancara.
1.

Rahma
Rahma (bukan nama sebenarnya) adalah seorang wanita yang
bekerja di salah satu Bank di Surabaya. Dia berusia 28 tahun yang tinggal
dan berasal dari Surabaya. Rahma merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, dia memiliki adik bernama Adi. Rahma hidup di keluarga
yang sangat mampu, orang tuanya bekerja di Perusahaan BUMN yang
ditempatkan berpindah-pindah. Orang tua Rahma sangat disiplin dalam
mendidik anak-anaknya, oleh karena itu Rahma sangat tertutup kepada
kedua orang tuanya dia lebih memilih terbuka kepada Adi, karena sesuai
penuturan Rahma dia lebih nyaman bercerita kepada Adi karena menurut
Rahma adiknya lebih terbuka pemikirannya. Keputusan Rahma untuk
menjadi seorang perokok berawal ketika dia menjadi seorang model.
Ketika akan berlenggak lenggok di catwalk dia merasa gugup lalu banyak
teman-temannya yang merokok karena menurut Rahma membuat dia jauh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

59

lebih percaya diri sebelum tampil, dari situlah Rahma mencoba untuk
merokok .Waktu itu dia masih menjadi mahasiswi di perguruan tinggi di
Kota Malang. Setelah lulus kuliah Rahma kembali ke Surabaya ke rumah
orang tuanya dan memutuskan mencari kerja di Surabaya. Sekarang dia
menikah dan tinggal di Surabaya bersama suaminya. Keputusan dia untuk
berjilbab karena permintaan dari suaminya, sehingga sekarang Rahma
menggunakan jilbab dalam kegiatan sehari-harinya.
2.

Adi
Adi adalah adik laki-laki dari Rahma tepatnya saudara kandung.
Laki-laki ini berusia 26 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan swasta di
Surabaya.

Adi

mempunyai postur tubuh

yang

tinggi,

bertubuh

proporsional, berambut cepak dan berkulit putih. Adi merupakan adik
yang sangat pengertian dan memahami keinginan kakaknya. Adi juga
seorang perokok, dalam pengakuannya dia tidak melarang kakaknya
karena itu merupakan privasi nya. Menurutnya memang kurang pantas
kalau seorang wanita yang berjilbab seperti kakaknya merokok. Tapi Adi
berusaha mengerti dan menerima keputusan kakak nya itu. Namun dibalik
sepengetahuan dia kalau kakaknya seorang perokok Adi memiliki harapan
yang besar untuk kakak tersayangnya untuk berhenti merokok karena
baginya rokok kurang baik untuk kesehatan apalagi untuk wanita sangat
rentan dengan gangguan kesehatan yang berdampak dari rokok.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

60

3.

Ayu
Ayu adalah seorang wanita yang bekerja di suatu perusahaan yang
bergerak di bidang design interior di daerah Surabaya. Wanita ini berusia
25 tahun berparas manis, bertubuh tinggi, berkulit sawo matang dan
berambut pendek. Ayu merupakan teman dekat Rahma, mereka berteman
sudah hampir 10 tahun. Mereka berteman dekat ketika Ayu pindah ke
Surabaya mengikuti orang tuanya yang dinas di kota tersebut. Ayu sering
sekali berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti orang tuanya. Tapi sejak
di Surabaya Ayu tidak mau pindah mengikuti orang tuanya, dia ingin
menetap disini. Sehingga orang tuanya memenuhi keinginan Ayu untuk
tetap tinggal di Surabaya dan papa Ayu masih tetap pergi ke luar kota dan
tiap satu dua bulan sekali kembali pulang ke Surabaya untuk menengok
Ayu dan mama nya. Rahma dan Ayu sangat dekat sekali, meskipun usia
mereka terpaut 3 tahun tetapi diantara mereka tidak merasa risih bahkan
Ayu menganggap Rahma seperti kakak nya. Ayu bukan seorang perokok
tapi dia bisa menerima memiliki sahabat seperti Rahma karena menurut
pernyataan dia sabahatnya tidak pernah mempengaruhinya untuk mencoba
rokok.

4.

Nonik
Nonik (bukan nama sebenarnya) adalah seorang pemilik butik di
Surabaya dia berusia 26 tahun dan bertempat tinggal di Surabaya tepatnya
di daerah Surabaya Barat. Nonik adalah orang yang supel dan mudah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

61

bergaul sehingga dia memiliki banyak teman. Meskipun berkrudung
Nonik juga tidak pernah merasa risih untuk bergaul dan masuk ke tempattempat dugem. Selain dari pergaulan yang sangat kuat untuk membuatnya
menjadi seorang