Konsep Diri Wanita Juru Parkir ( Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Wanita Juru Parkir di Kota Medan )

(1)

Informan 1 :

Nama : Dina Simbolon Umur : 53 Tahun

Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006) Waktu wawancara : 29 April 2016, 16.12 WIB

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?

I : Nama Ibu Dina Simbolon, asal ibu dari sidikalang. Umur Ibu 53 tahun, Ibu tinggal di Jalan Karya Jaya, Ibu punya anak lima yang tiga udah berkeluarga, tinggal dua lagi tapi udah gak ada yang sekolah lagi dek, yang paling kecil anak ibu umur 22 tahun.

P : Kenapa Ibu memutuskan untuk pindah kemedan ?

I : ibu pindah kemedan abis nikah sama bapak, masuk islam baru pindah ke Medan

P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ?

I : dari tahun 2006. Udah sekitar sepuluh tahunanlah, dulu sebelum ada praktek dokter ini, ibu jaga parkir dulu ada ayam penyet dekat sini.

P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?

I : Ibu kerja dari jam 10 pagi sampainya gak tentu dek, paling cepat jam 6 sore paling lama jam 10 malam. Tergantung rame enggaknya tempat parkirlah. Tapi kalau hari libur ibu gak kerja juga.

P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?

I : Gimana ya dek, kita ngomong yang pahit-pahit aja ya ibu jualan gak mampu, Nyuci juga gak sanggup lagi. Ya ibu pilihlah jadi tukang parkir yang penting sama ibu bisa bantu keluarga. Yang penting bisa makanlah udah.

P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ?

I : ada yang kasih, ibu mau pekerjaan ini ? maulah saya bilang. Kata dia itu tanggung jawabnya dari dishub.

P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga tentang pekerjaan ibu ?

I : Paling anak-anak dek, kadang orang itu minta ibu jangan kerja waktu libur. Biar aja dirumah istirahat katanya.


(2)

P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ? I : Sempat juga mikir bisa apa enggak, tapi ya saya niatkan ajalah dek. Insha allah untuk keluarga, rupanya sampek sekarang hampir sepuluh tahun udah. P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?

I : Nyaman insha allah, hampir sepuluh tahun kok.

P :Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ? I : Enggak enggak saya gak malu. Yang penting halal, Ibu juga ngumpulin botot (Botol Bekas) untuk nambah uang masuk dek.

P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum menerima pekerjaan ini ?

I : ada, ibu tanyak ke keluarga juga diskusi sama orang itu, gimana tentang kerjaan ini, ya mau gimana lagi kerja ya kerjakanlah yang penting hati-hatilah markir jangan sampek ketabrak gitu kata suami dan anak ibu.

P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ?

Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ? I : Kalau malu enggak dek, katanya yaudahlah mak mau gimana lagi pokoknya halalah kerjanya, suami ibu juga tukang becak dek. Kita bukannya orang senang dek, ya Ibu perjuangkanlah untuk anak-anak ibu.

P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja sebagai juru parkir ?

I : Pernah dek, waktu tahun 2010, ibu belanggar lagi markirin mobil sampek ketengah jalan, rupanya ada kerta dari sana kencang, ditabraknya saya. Tapi untungnya dia tanggung jawab di bawaknya ibu ke rumah sakit brimob, kenaklah dua belas jahitan dikaki ibu ini.

P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang nyaman untuk ibu ?

I : enggaklah dek, saya anggap itu naasnya Ibu aja.

P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak mengenakan tersebut ?

I : Ibu ceritain kek mana kejadiannya,ibu bilang waktu aku mau bantuin keluarin mobil dari tempat parkir, ada kereta kencang dari sana, gak sempat diremnya. Kenak serempetlah aku. ya keluarga cuma bilang sekali lagi ya hati-hati, kalau mau ngapain mobil itu liat-liat dulu jangan sembarangan.


(3)

P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ? Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan

kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ? I : Kemarin itu sempat juga mobil kehilangan kaca spion tapi waktu itu bukan saya yang ada disini, kebetulan saya gak masuk, besoknya yang punya ngomong ke ibu.

P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan

kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah seorang wanita?

I : Kayaknya sih gak pernah dek, tapi mereka kayaknya ibah kasian sama saya kadang ada juga yang kasih uang parkir lebih untuk saya.

P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani profesi ini ?

I : Gak ada dek, paling yang tadi itulah belanggar tadi itu.

P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita, apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk

memilih pekerjaan ini ?

I : Pertama-tama iya dek, jadi tukang parkir ini ngeri-ngeri sedap juga. Tapi ya saya niat untuk bantu keluarga dan untuk anak-anak ibu ajalah.

P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?

I : Preman-preman itulah dek, mungkin karena ibu perempuan ya jadi suka hatinya aja minta-minta. Tapi kalau masih minta rokok dan ibu ada uangnya ya ibu kasih aja, ibu gak mau buat masalah disini dek.

P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait dengan profesi yang ibu jalani ?

I : selama ini gak ada sih dek yang gitu-gitu kalau pun ada ya gak masalah yang penting pekerjaan ibu ini halal dan gak nyuri itu aja.

P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu cerita kekeluarga ibu ?

I : Iyalah dek, apapun tentang pekerjaan ini saya cerita sama keluarga gak ada kok dek yang ibu tutup-tutupi dari mereka, gak cuma kalau ada masalah aja dek,


(4)

kalau dapat uang masuk lebih juga saya cerita. Ibu terbuka aja dek sama keluarga, orang itu juga harus tau dek.

P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita ke siapa ?

I : Lebih sering ceritasama anak ibu dek.

P : Kenapa lebih memilih cerita ke anak ibu ketimbang ke suami ?

I : Ke suami juga cerita dek, tapi lebih sering keanak ibu. Biar sama-sama mikir solusi kalau lagi ada masalah, kalau cerita kerjaan ini biar orang itu tau aja susahnya cari makan dek.

P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke anak ibu ?

I : Tentang apa aja dek, tentang ekonomi dan sering juga tentang kerjaan ibu ini, biar orang itu tau aja, gimana susahnya ibu kerja jadi tukang parkir ini.

P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?

I : Ada dek si ijal namanya supir dokter ini, enak cerita sama dia kadang dia kasih solusi juga ke ibu, kalau lagi ada masalah baik orangnya, orang

perjuangan. Masalah keluarga juga sampek ibu juga cerita tentang kerjaan ini ke dia tapi ya kita liat-liat juga kalau cerita sama orang, kalau ibu udah sering ngobrol sama dia dan dia ibu anggap baik ya baru mau ibu cerita sama dia. P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?

I : Kan niatnya untuk makan dek, buat bantu keluarga, gak pernah ada yang ngomong aneh-aneh dek, malah mereka salut kok berani perempuan kerja kayak gini, gitu lah. Kan disini nyebrang-nyebrang ini dek bukan gampang. Kalau pun ada. Ibu gak peduli kata orang, Yang penting ibu kerjaan itu halal, dan kayaknya orang juga ngertilah dek.

P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?


(5)

I : enggak saya gak malu, ada rasa bangga jugalah, gak nyangka orang bisa nilai begitu. Dan bukan itu aja dek mereka juga banyak yang kasian sama saya,

kadang dikasih lebih bayar parkirnya.

P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal tersebut ?

I : iya beda kali dek, ya pande-pande kitalah gimana bisa dekat sama orang-orang disini. Ibu ramah aja sama orang-orang yang datang. Biar orang-orang itu juga suka sama kita.

P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai seorang ibu ?

I : Sebelum kerja, ibu siapin dulu semuanya, masak dulu untuk anak sama suami baru ibu pergi kerja. Karena ibukan pulang itu malam dek. Jangan sampek orang itu kelaparan.


(6)

Informan 2 :

Nama : Rahma Sri Harahap

Umur : 45 Tahun

Lama Bekerja : 2 Tahun (2014)

Waktu Wawancara : 27 Mei 2016. 18.35 WIB

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?

I : Ibu namanya Rahma Sri, marga Ibu Harahap. Umur ibu 45 tahun Asli dari Padang Sidempuan nak. Ibu sudah nikah dua kali nak. Anak ibu ada lima orang, dari suami pertama ada empat orang dan dari suami yang sekarang ada satu nak. Paling besar anak ibu umur 24 tahun nak.

P : Kenapa ibu memutuskan pindah ke Medan ?

I : Sebenarnya ibu udah pindah ke Medan kian nak, sebelum tahun 2000-an. Sebelum nikah sama suami ibu yang inilah, ibu udah dimedan.

P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ?

I : Dari dua tahun silamlah nak. 2014 ibu kerja jadi juru parkir, ini dulu kerjaan suami ibunya, karena kalau dia kerja disini selalu ada aja kawannya yang datang minta rokoklah minta inilah jadi gak pernah bawa uang kalau pulang. Jadi disuruhnya ibu kerja disini biar bisa bawak uang. Sekarang suami ibu jadi supir angkot.

P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?

I : Ibu kerja biasanya dari jam 7 malam sampek tutuplah toko-toko ini nak, paling jam setengah 11 an lah. Tapi kadang ibu kalau pagi abis nganter anak sekolah, suka singgah kemari. Biasalah mamak-mamak nak, sepuluh ribu pun diusahakannya untuk dicari.

P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?

I : Dulu waktu ibu gak kerja, maaf cakap ya dek mau sarapan aja pun gak tau apa yang mau dimakan. Jadi ibu ambilah profesi ini, juga orang tapanuli kek ibu ini kadang gak suka diatur-atur, jadi kalau kerja nyuci atau jaga anak kan harus terikat kali sama orangnya, bagi ibu biarlah dapatnya dikit yang penting ibu gak terikat sama orang.

P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ?

I : Kayak yang ibu bilang tadi nak, kerjaan ini dulunya punya suami ibu. Adik ipar ibu juga kerjanya gini, jadi ya dapat dari keluarga jugalah nak.


(7)

P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga tentang pekerjaan ibu ?

I : Gadak sih nak, paling anak ibu yang kecillah kalau lagi sakit, suka minta mamak jangan kerja dulu gitu.

P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ?

I : Awalnya sempat ragu juga nak, tapi ya memang ingin bantu keluarga. Tambah lagi anak ibu sekolah nak. suami ibu pun nakku ya namanya supir angkot, gajinya gak tentu belum lagi setoran orang itu kan. Ekonomi kita sekarang sama yang dulu beda na, kalau dulu banyak anak banyak rezeki tapi sekarang rasaku kalau gak dibantu suami payah sekarang hidup

P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?

I : Insha allah nyaman nak, untuk bantu ekonomi keluarga. lagian suami ibu juga kadang lewat-lewat sini juga nya. Supir angkot 120 dianya.

P : Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ?

I : enggak ada nakku, karena kita susah ibu gadak malu gadak gengsi gitu yang penting kita gak nyuri dan yang kita cari halal hasil keringat kita.

P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum menerima pekerjaan ini ?

I : iya diskusilah, saya tanyak juga sama suami ibu. Ya katanya kalau kau mau kerja disitu ya kerjalah. Ibu gak asal terima aja kerjaan ini.

P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ? Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ? I : Gak tau ibu, orang anak ibu semuanya dikampung yang disini Cuma yang kecil aja nak.

P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja sebagai juru parkir ?

I : Insha Allah belum pernah nak, gak pernah ada masalah sama preman-preman ataupun belum pernah sampek terjadi kecelakaan jangan sampeklah nakku.

P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang nyaman untuk ibu ?

I : Belum pernah ngalami nak, jangan sampeklah nak. kalaupun ada ya ibu tetap kerja, untuk bantu keluarga anggap itu belum rezeki ibu.

P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak mengenakan tersebut ?


(8)

I : Gak tau dek, belum pernah ngalami kok.

P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ? Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ? I : Itu juga belum pernah nakku, ada sih kemarin pernah kehilangan handphone. Pengunjung disini, diletakkannya handphonenya di kereta, lupa dia. Hilang handphone itu, tapi ya itukan bukan tanggung jawab ibu. Untung dapat orangnya tau dari cctv sini, langsung dipenjarakan katanya.

P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah seorang wanita?

I : Ada juga nak, ibu bukan jaga katanya, Ibu kan disana. Ya gak mungkinlah kita jaga cuma satu aja nak. sementara yang kita jaga dari situ sampek situ. Tapi yauda kalau orang itu gak mau bayar ibu gak masalah ibu lepaskan aja nak. P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani profesi ini ?

I : Ya yang gak mau bayar tadi itulah nak, dikiranya gak bisa ibu jaga, tapi ya prinsip ibu kalau pun dia gak mau bayar nanti adanya itu yg datang kalau rezeki akan ada yg kasih lebih.

P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita, apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk memilih pekerjaan ini ?

I : Sempat ada juga nak, tapi karena udah diskusi sama suami tadi ya yakin ajalah.

P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?

I : Gak pernah nakku.Paling ada nanti yang parkirnya agak jauh.

P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait dengan profesi yang ibu jalani ?

I : Gak ada ya gak masalah saya ikhlas bantu suami, ibu gak mikiri pandangan orang, terserahlah orang mau ngomong apa. Memang kita pun datang dari orang susah daripada gadak kerja awak ya biarpun kayak gini seadanya bisa makan awak.


(9)

P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu cerita kekeluarga ibu ?

I : Saya belum pernah ada masalah disini nakku.

P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita ke siapa ?

I : sama suami ibu nak.

P : Kenapa lebih memilih cerita suami ?

I : Kek mana nak, anak ibu yang besar dikampung, yang disini yang kecil. Ya ceritanya sama suami ibulah

P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke suami ibu ?

I : tentang keluargalah, cemana keluarga awak. Tentang ekonomi juga tentang anak, nanyak kerjaan suami juga. Pokoknya saling terbuka dikeluarga nak.terbuka sama saling percaya itu penting dalam berkeluarga itulah nomor satu kalau rasaku ya. Gadak yang ibu tutupi kayak kerjaan ini berapapun ibu dapat ya ibu kasih tahu.

P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?

I : Ibu gak terlalu suka cerita-cerita gitu, ya abis kerja ibu langsung pulang. Ibu aja keluar rumah pun jarang, gadak banyak cerita sama siapa-siapa sama tetangga sekalipun gak pernah cerita yang pribadi, kalau pribadi gitu paling sama keluarga aja nak, kalau sama orang lain paling ya sekedarnya aja nak. P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?

I : Enggak ada nak, orang itu tau jugalah niat ibu buat bantu keluarga tadi.

P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?

I : Ada juga nak kemarin, pengunjung disini juga dia. Dibilangnya salut aku liat ibu ini, mau kerja kayak gini bantu suaminya. Katanya dia dari persatuan perempuan apa gitu. Ada pujian gitu ibu gak merasa malulah nak, bangga sedikitlah berarti ada yang perhatian sama kita.


(10)

P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal tersebut ?

I : ya kita baiklah sama orang-orang yang ada di tempat kerja ini, sama karyawan-karyawan yang ada disini, ramah sama pengunjung juga itu perlu. Ya nanti kalau dia datang, sini aja nakku kalau dia anak-anak. Sini aja pak kalau dia bapak-bapak. Kita arahkan nak.

P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai seorang ibu ?

I : Iya kerja dirumah nak, disiapkan dulu anak ibu, masak makan suami ibu biar dia gak kelaparan nanti. Biar kalaupun ibu pergi kerja tenang nakku.


(11)

Informan 3

Nama : Rosmawati br Siahaan

Umur : 50 Tahun

Lama Bekerja : 1 Tahun 8 Bulan (Sejak November 2014) Waktu Wawancara : 02 Juni 2014 10.15

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?

I : Nama ibu Rosmawati br. Siahaan, umur ibu 50 tahun, ibu tinggal di Jalan Gaperta gang Rel. Suami ibu kerja di Jakarta dek, kerjanya jadi mekanik alat berat. Ibu punya anak empat, yang paling besar umur 23 tahun.

P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ?

I : Ibu kerja jadi juru parkir itu satu tahun lebihlah dek, dari bulan november 2014

P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?

I : Ibu kerja dari jam setengah 8 pagi sampek jam 6 sore dek. P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?

I : Inilah yang gampang dikerjakan dan gak terhina kalilah dek, kalau jadi tukang cuci atau jadi pembantu rasa gimana gitu.

P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ? I : Ada dapatnya dari kawan kerja di dishub dia dek.

P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga tentang pekerjaan ibu ?

I : Kebetulan anak ibu semuanya udah besar dek, jadi gak ada sih orang itu ngeluh kalau ibu kerja.

P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ?

I : Mau gimana lagi dek, karena dorongan ekonomi dan kebutuhan sehari-hari. Ibu harus kerja. Walaupun suami ibu kerja di Jakarta bukanya bagus kali kerjanya dek. dia biayain anak ibu yang dijakarta, udah 4 tahun dia gak pulang dek. ngirim uang pun jarang dia dek, ya mau gak mau ibu cari tambahan disini. P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?


(12)

I : Nyaman dek.

P : Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ?

I : Gaklah dek, ngapain mesti malu selagi kerjaan itu halal, kita juga butuh untuk tambahan biaya hidup, gak perlu malulah dek.

P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum menerima pekerjaan ini ?

I : Gak ada diskusi-diskusi dek, ibu butuh kerja ya ibu terima aja dek P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ?

Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ? I : Keluarga ibu gak malu dek, Cuma anak ibu yang paling besar awalnya marah kalau ibu kerja jadi juru parkir ini dek. katanya ibu perempuan tapi kerjanya gitu. Tapi sekarang udah terima-terima aja mamaknya kerja gini.

P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja sebagai juru parkir ?

I : preman-preman itu dek minta setoran dia sama ibu, ya gak ibu kasihlah. Hampir ribut juga dek, tapi ibu diam aja yang belain ibu orang-orang dicafe ini. Bukan yang punya cafe tapi costumernya belain ibu. Kalau kita baik dan kerja kek mana mestinya ya jangan takut dek.

P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang nyaman untuk ibu ?

I : Tetap nyamanlah dek, orang kita gak salah kok, lagian banyak yang belain kita. Kalau kita benar dan pekerjaan kita baik ngapain takut ngelawan mereka. P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak mengenakan tersebut ?

I : Cerita juga sama keluarga dek, ya dipujinya ibu dek. mama hebat bisa ngelawan preman.

P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ? Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan

kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ? I : Gak pernah dek, janganlah sampek kejadian

P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan


(13)

kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah seorang wanita?

I : Kalau pengunjung gak ada dek, Cuma ada ibu ada masalah sama yang punya café. Mau digantinya ibu katanya gak cocok aja ibu jadi tukang parkir, tapi adek yang punya café gak kasih. Dibilangnya ke abangnya bagus si ros itu, mana ada tukang pakir yang mau nyapu-nyapu disini.

P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani profesi ini ?

I : Enggak dek, kostumer disini juga baik-baik kok. Kadang mau ngasih uang parkir lebih, untuk ibu katanya.

P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita, apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk

memilih pekerjaan ini ?

I : Yakin aja dek, kita butuh uang, dikasih kerjaan ngapain mesti ragu.

P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?

I : Paling ya preman-preman itu, dikiranya ibu perempuan bisa suka hatinya tapi untung kostumer disini baik mau belain ibu dari preman-preman itu.

P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait dengan profesi yang ibu jalani ?

I : Anjing menggonggong kafila berlalu dek, biarkan aja nanti juga dia capek sendiri. Gak peduli ibu dek, biarkanlah orang itu mau ngomong apa.

P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu cerita kekeluarga ibu ?

I : Cerita nak, biar tahu aja orang itu. kerjaan mamaknya kek mana. Mayungi orang kalau hujan, panas-panasan kerja jadi tukang parkir ini.

P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita ke siapa ?

I : Sama anaklah dek, suami ibu jauh di Jakarta.

P : Kenapa lebih memilih cerita ke anak ibu ketimbang ke suami ?

I : Suami ibu jauh dek, biar dia urusin anak ibu yang disana. Gak mau tambah beban dia ibu.


(14)

P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke anak ibu ?

I : Semuanya dek, kerjaan ya juga. Ekonomi lagi, pokoknya apa yang ibu rasainlah ibu bilangkan ke orang itu.

P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?

I : Cerita tentang apa dulu ini, kalau masalah pribadi enggaklah dek. tapi kalau masalah kerjaan disini ibu sering cerita, udah ibu anggap kayak anak ibu sendiri orang ini. Ibu orang Kristen tapi ibu berusaha untuk bisa gabung sama orang-orang ini dek.

P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?

I : Gak ada dek, yang pentingkan asal ditengok orang itu rumah kita bersih, anak kita terurus, Mau bilang apa orang itu. yang penting juga kerjaan kita ini halal dek, gadak urusan sama orang itu juga.

P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?

I : Yang muji banyak dek, apalagi kostumer cafe ini, sering kali itu. dibilangnya inang hebat, inang jempol kalau kerja. Kalau ibu gaklah malu dek, berarti kita bagus dipandang dia makanya dipujinya kita kan.

P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal tersebut ?

I : Ibu gak betah dirumah dek, selalu berantam sana anak ibu yang laki-laki. Selalu beda prinsip kami. Ibu nyaman di tempat kerja inilah. Kerja dapat uang gak perlu berantam-berantam sama orang. Disini kita baik aja sama orang ini udah enak kita kerja.

P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai seorang ibu ?

I : kalau dirumah ibu cuma masak aja dek, yang nyuci anak ibu yang laki-laki, yang beresin rumah anak ibu yang perempuan-perempuan itu gantianlah, sebelum pergi kerja jam tengah enam ibu bangun masak sarapan. Sama siapin


(15)

keperluan anak ibu yang masih sekolah itu. terus jam 7 ibu berangkat kerja perginya sama anak ibu yang masih sekolah, berangkat sama kami dia kesekolahnya di methodis ibu kemarilah kerja.


(16)

Informan 4

Nama : Teoningsih br Tinambunan Umur : 46 Tahun

Lama Bekerja : 1 Tahun 5 Bulan Waktu Wawancara : 04 Juni 2016 (15.45)

P : Coba perkenalkan diri Ibu ?

I : Nama ibu Teoningsih br. Tinambunan umur ibu 46 tahun dek, tinggal di gaperta ujung gang bakti, anak ibu tiga. Masih sekolah semua dek, yang besar SMA yang paling kecil masih SD. Kerjaan suami ibu supir angkot dek.

P : Sudah berapa lama ibu sudah menjalani profesi ini ? I : Ibu jadi juru parkir lebih dari setahunlah dek.

P : Berapa lama waktu Ibu dalam bekerja ?

I : Karena ibu kerja juga dipabrik, jadi kalau senin sampek jumat ibu pagi dipabrik, pulang dari pabrik jam 4 sampai sini jam 5 langsung kerja jadi juru parkir sampek jam 10 malam dek, tapi kalau hari sabtu dan minggu ibu kerja dari jam 1 siang sampek jam 10 malam, sabtu minggu kan pabrik gak kerja dek. P : Kenapa ibu memilih profesi ini ?

I : Sebenarnya ibu juga ada pekerjaan lain dek, ibu kalau pagi itu kerjaannya buruh pabrik di PT Jigo Agung, tapi karena biaya hidup makin mahal dan penghasilan suami ibu gak memadai, ibu ambil kerjaan ini.

P : Bagaimana ibu bisa mendapatkan pekerjaan ini ?

I : Ada marga siregar dulu dari dinas perhubungan yang datang ke daerah rumah ibu dek, dia nyari yang mau kerja jadi tukang parkir, langsung ibu bilang mau sama dia.

P : Dengan jam kerja yang cukup lama ada tidak keluhan dari keluarga tentang pekerjaan ibu ?

I : Ada dek, keluarga ngeluhlah gak bisa kita lagi ngelihat anak belajar. Bantuin anak belajar gak sempat lagi, tapi ya mau gimana lagi dek. ibu harus kerja untuk tambah penghasilan keluarga.

P : Kenapa Ibu merasa mampu untuk bekerja sebagai juru parkir ? I : Ibu sendiri yang pilih kerjaan ini dek, karena ekonomi keluarga ibu harus dibantu ya ibu harus cari kerja tambahan mau gak mau ibu harus mampu kerja jadi tukang parkir ini. Kalau kerjaan yang lainkan terikat kali dek, ibu juga kerja di pabrik kalau pagi. Jadi kerjaan inilah yang pas menurut ibu. Kalau disini mau kita masuk ya masuk, kalau enggak ya gak masalah.


(17)

P : Apakah ibu nyaman dengan pekerjaan ini ?

I : Ibu kira sejauh ini masih nyaman, dan masih ibu jalani. Kedepannya hanya tuhan yang tahu dek.

P : Apakah Ibu merasa minder atau malu dengan pekerjaan Ibu ini ? I : Memang iya, tapi kita harus perjuangkanlah untuk menghilangkan malu ini. Kadang ada pelanggan yang bilang inikan kerjaan laki-laki kenapa ibu mau kerja kayak gini. Harusnya bapak yang kerja disini buk, kadang itu yang buat ibu malu. P : Apakah ibu berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga sebelum

menerima pekerjaan ini ?

I : Diskusilah dek, biar keluarga ibu juga tahu apa kerjaan ibu.

P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai pekerjaan ibu ini ?

Mungkin dari anak atau suami ibu ? Mereka merasa malu atau seperti apa ? I : Suami ibu sebenarnya ngelarang ibu kerja jadi juru parkir. Janganlah apa adanya itu aja yang kita buat, saya yang gak mau dek. saya bilang gaklah ibu mau perjuangkan untuk anak-anak ibu. Dia ngelarang karena ini bukan tugas perempuan dan dia malu kenapa mesti istrinya yang kerja kayak gini.

P : Pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan selama bekerja sebagai juru parkir ?

I : Paling masalah preman dek, waktu itu ada preman yang datangi ibu. Dia mau minta setoran, katanya ibu gak boleh kerja jadi tukang parkir disini, ini lahan dia. Ya ibu panggil aja bos ibu, biar bos ibu aja yang ngatasi.

P : Setelah peristiwa itu, apakah ibu merasa bahwa pekerjaan ini kurang nyaman untuk ibu ?

I : Sebenarnya memang gak nyaman dek, tapi karena bos ibu yang turun tangan ya gak jadi masalah dek.

P : Bagaimana pendapat keluarga ibu mengenai peristiwa yang tidak mengenakan tersebut ?

I : Ya kata suami ibu sabar-sabar kalau nanti ada preman yang datang kau panggil aja bosmu.

P : Pernah mengalami masalah yang serius selama menjalani profesi ini ? Seperti mungkin salah satu pengguna jasa ibu yang kehilangan

kendaraannya atau sebagainya ? dan bagaimana ibu mengatasi masalah itu ? I : Sampai sekarang gak pernah ada yang kehilangan dek.


(18)

P : Profesi ini sendiri kan biasanya di lakoni oleh kaum laki-laki, apakah pernah ada para pengunjung yang datang merasa tidak yakin dengan

kemampuan ibu untuk menjadi seorang juru parkir dikarenakan ibu adalah seorang wanita?

I : Pengunjung sih yang langsung bilang ke ibu dek, katanya sanggupkah ibu parkir kayak gini, inikan kerjaan laki-laki. Bagus ibu kerja yang lain aja dari pada jadi tukang parkir

P : Masih sehubungan dengan ibu yang merupakan seorang wanita, apakah pernah ada tindakan yang kurang menyenangkan selama ibu menjalani profesi ini ?

I : Pernah dek kenak serempet kereta waktu itu, tapi untungnya gak parah Cuma kenak senggol aja waktu ngatrekkan mobil mau keluar.

P : Profesi juru parkir ini masih belum banyak di lakukan oleh kaum wanita, apakah ada rasa tidak yakin dalam diri ibu ketika memutuskan untuk

memilih pekerjaan ini ?

I : Pertamanya gak yakin karena ibu tau dek ini kerjaan laki-laki tapi ya setelah ibu jalani makin kemari makin yakinlah.

P : Orang berpandangan bahwa wanita itu lemah, pernah gak hal tersebut berpengaruh di pekerjaan ibu ? Gimana Ibu menyikapinya ?

I : Paling kenak kritik dari pelanggan tadi itu dek, ibu biarkan ajalah orang itu mau ngomong apa, ibu Cuma mau bantu ekonomi keluarga dan perjuangkan untuk anak ibu.

P : Bagaimana ibu menyikapi pandangan miring dari orang- orang terkait dengan profesi yang ibu jalani ?

I : Ya biarkan ajalah dek, yang penting apapun yang kita kerjaan ini halal. P : Selama ibu bekerja sebagai juru parkir, kalau ada masalah apakah ibu cerita kekeluarga ibu ?

I : Selalu ibu cerita dek, kayak ibu didatangi preman, ibu kenak serempat kereta semua ibu ceritakan gak ada yang ibu tutupi dek. sampek berapapun yang ibu dapat disini ya ibu ceritakan sama keluarga ibu.

P : Kalau dikeluarga ibu lebih dekat dengan siapa ? Atau lebih sering cerita ke siapa ?

I : Anak ibu masih kecil-kecil dek, jadi ibu sering cerita sama suami ibu dek. cerita tentang keuangan keluarga, cerita tentang anak-anak, kalau ibu lagi ada


(19)

masalah ya ibu cerita, saling tukar pikiranlah sama-sama cari jalan keluarnya gimana.

P : Kenapa lebih memilih cerita ke suami ?

I : Di rumahkan dia kepala keluarganya, ya biar saling tukar pikiran aja dek. biar jangan ibu aja yang cari jalan keluar kalau lagi ada masalah, istilahnya berbagi masalah sama suami ibu.

P : Apa saja yang biasanya ibu ceritakan ke suami ibu ?

I : Semuanya ibu ceritakan ke suami ibu dek, tentang kerjaan, keluarga, anak-anak. Pokoknya semuanya dek.

P : Kalau ditempat kerja sendiri, apakah ibu juga sering cerita masalah ibu ke orang-orang yang ada disekitar tempat kerja ibu ?

I : Gak dek, ibu gak suka cerita-cerita gitu. Paling seadanya aja sekedarnya kalau ngomong sama orang yang ada disini.

P : Pandangan lingkungan kita khususnya di indonesia kan kalau seorang istri sebaiknya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus suami dan anak dsb, sebaliknya ibu bekerja di luar rumah dengan pekerjaan yang tidak banyak dilakoni oleh wanita, pernah mendapatkan kritikan dari lingkungan ibu seperti mungkin tetangga atau keluarga tetang hal tersebut ?

I : Tetangga ibu dek, namanya juga tetangga dek ada yang baik ada yang jelek sifatnya, ya kadang ada yang mau ngomong kok mau kau kerja jadi tukang parkir itukan kerjaan laki-laki harusnya suamimulah yang kerja. Kadang ibu malu juga dek tapi ya kita biarkan ajalah, yang penting halal kerjaan kita gak ngerugikan orang itu.

P : Orang berpandangan wanita itu lemah, dan sepertinya tidak akan mampu melakukan pekerjaan seperti yang ibu lakukan, pernah gak mendapatkan pujian atas pekerjaan yang ibu pilih ? kalau pernah gimana ibu menyikapi pujian tersebut ? Bangga, Malu atau Senang ?

I : Ada juga dek, dari tetangga juga. Dibilangnya salut aku samamu bisa kau kerjakan kerjaan laki-laki. Ada rasa malu dan bangga juga dek, malu karena juru parkir inikan memang bukan kerjaan perempuan, ya bangganya walalupu ibu kerja siang malam tapi anak ibu tetap sekolah dan terurus dek.

P : Lingkungan keluarga atau rumah pasti berbeda dengan lingkungan pekerjaan yang ibu pilih, bagaimana ibu menyesuaikan diri untuk hal tersebut ?

I : Yang penting dek, sikap kita baik aja sama orang pasti orang nyaman, mau dirumah mau di tempat kerja sama ajalah itu.


(20)

P : Bagaimana ibu membagi waktu dalam hal bekerja dan peran sebagai seorang ibu ?

I : Sebelum berangkat kerja ya ibu siapin dulu keperluan sekolah anak ibu, keperluan suami ibu, sarapannya dan masak untuk makan siangnya juga sekalian, baru ibu berangkat kerja. Untungnya ada anak ibu yang SMA kalau pulang sekolah bisa di beresinya rumah dicucinya pakaian adeknya. Kalau pakaian ibu sama suami ibu cuci hari sabtulah dek paginya sebelum berangkat kesini.


(21)

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku :

Agustiani, Hendriati. 2009. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). Bandung : Aditama.

Ardial. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Baron, Robert dkk, 2003. Psikologi social. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama Basrowi dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi,

KebijakanPublik, Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

___________. 2008. Sosiologi Komunikasi :Teori, Paradigma, dan Diskursus. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Effendy, Onong. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Ghony, M.D. dan Almanshur, F. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Moleong, Lexy. 2007. Metodolagi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Morissan dan Andy Corry W, 2009. Teori Komunikasi, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001 .Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

_____________. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(22)

Nawawi, Hadari. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : UGM Press.

Purba, Amir. dkk. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pustaka Bangsa Pers Rakhmat, Jalaluddin. 2007, Psikologi Komunikasi edisi Revisi. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Sendjaja, Djuarsa, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelititan Survei. LP3S, Jakarta.

Strauss. A dan Corbin. J. 2003. Dasar-Dasar Pelitian Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta. Taylor, Shelly, dkk, 2009. Psikologi Sosial, Jakarta: Kencana group.

Turner H. Lynn & West Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika

Wirantha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Offset

Sumber Skripsi :

Arishayati Purba, Dewi. 2013. Konsep Diri Mahasiswa Indekos Dalam Konteks Komunikasi Antarpribadi. Medan : Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Tarigan, Kristiana. 2013. Kelompok Kecil dan Konsep Diri. Medan : Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Lubis, Riza Fadla. 2015, Psikologis Komunikasi Remaja Broken Home Terhadap Konsep Diri Dan Keterbukaan Diri. Medan : Departemen Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Mariska, Novia. 2016, Konsep Diri Wanita Bercadar. Medan : Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.


(23)

Jurnal :

Maibarokah, Susanah. 2013. Stereotip Perempuan dalam Iklan Televisi: Study Semiotika Iklan Generasi-Berencana BKKBN Versi Video Lipsync. Kalimantan Timur : Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

Yuhertiana, Indrawati. 2012.Paradigma Positivis : Sebuah Tinjauan

Epistemologi Penelitian Ekonomi.Jawa Timur : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Hajaroh, Mami. 2013. Paradigma, Pendekatan dan Metode Penelitian Fenomenologi. Yogyakarta : Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Yogya.

Puspitawati, Herien. 2013. Konsep, Teori dan Gender. Bogor : Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Zaduqisti, Esti. 2009. Stereotipe Peran Gender Bagi Pendidikan Anak. Pekalongan : Jurusan Tarbiyah, STAIN.

Sumber Lain :

akses 10 Oktober 2015 Harian Jurnal Asia, 2015

Oktober 2015

akses pada 28 Oktober 2015

elib.unikom.ac.id 2011 di akses 23 Desember 2015

Akses pada 23 Desember 2015


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Metode Kualitatif

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi dengan kata lain adalah suatu pendekatan umum, untuk mengkaji topic penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi yang lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang juga dari yang sangat kuantitatif hingga sangat kualitatif (Mulyana, 2003 : 145).

Menurut Wiratha (Wiratha 2006 : 77) Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bungin Burhan dalam bukunya yang berjudul Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya (2008). Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas, berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu. Dalam (Strauss & Corbin 2003 : 6) penelitian kualitatif bisa dilakukan oleh peneliti dibidang ilmu sosial dan perilaku, juga oleh para peneliti di bidang yang menyoroti masalah yang terkait dengan perilaku dan peranan manusia. Metode kualitatif ini digunakan karena :

1. Metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda


(25)

2. Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakikat hubungan antar peneliti dan informan

3. Metode kualitatif lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan latar penelitian dan mampu melakukan panajaman pola-pola nilai yang dihadapi peneliti (Ghony dan Almanshur, 2012:34).

Penelitian kulitatif adalah: “realitas jamak”. Oleh karena itu, tidak menggunakan sampel dari populasi. Sampelnya betul-betul mandiri-tiga orang, Sembilan orang, atau berapa saja , sesuai dengan kebutuhan. Yang penting dapat memenuhi tujuan penelitian (Ardial 2014 : 249). Bogdan dan Taylor (Moleong 2007 : 3 dalam Ardial 2014 : 249) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dan perilaku dari orang-orang yang diamati.

Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana mendeskripsikan kenyataan secara jelas yang melibatkan subjek penelitian terkait dengan penelitian ini, yaitu (Wanita yang berprofesi sebagai juru parkir). Penelitian ini bermaksud untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana konsep diri wanita yang berprofesi sebagai juru parkir.

3.2Objek Penelitian

Objek penelitian merujuk pada masalah yang diteliti. Objek penelitian pada penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara konkret tergambar dari fokus masalah (Bungin, 2008:76). Objek penelitian merujuk pada masalah yang diteliti. Objek penelitian ini adalah Konsep diri pada wanita yang berprofesi sebagai juru parkir di Kota Medan.

3.3Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah informan yang dimintai informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Adapun subjek penelitian ini adalah Wanita yang berprofesi sebagai juru parkir atau penjaga parkir di Kota Medan.


(26)

3.4Kerangka Analisis

Sumber : Hasil Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Analisis Penelitian 3.5Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umunya dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti objek penelitian.Unit analisis dalam penelitian ini meliputi tiga komponen menurut spardly (dalam Sugiyono, 2007 : 68 ) yaitu :

1. Place, tempat dimana interaksi dalam penelitian ini akan berlangsung, penelitian ini akan berlangsung di Kota Medan

2. Actor, pelaku atau orang yang sesuai dengan objek penelitian tersebut, Dalam hal ini adalah Wanita yang telah menikah atau memiliki keluarga berprofesi sebagai penjaga parkir atau juru parkir.yang telah bekerja minimal 3 (tiga) bulan dan masih bekerja.

3. Activity, Kegiatan yang dilakukan actor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. kegiatan yang akan diteliti adalah Konsep diri wanita yang berprofesi sebagai juru parkir atau pejaga parkir dalam konteks psikologi komunikasi.

JURU PARKIR WANITA

STEREOTIP GENDER

SELF DISCLOSURE

• KONSEP DIRI POSITIF • KONSEP DIRI


(27)

3.6Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian. Defenisi data sebenarnya mirip dengan definisi informasi, hanya saja informasi lebih ditonjolkan segi pelayanan, sedangkan data lebih menonjolkan aspek materi (Bungin, 2005:119 dalam Ardial 2014:356).

Dalam penelitian komunikasi ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu : 1. Data Primer

Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Ardial 2014:359).

a. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksaannya dapat dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai maupun tidak langsung. Dalam wawancara, responden dapat memengaruhi hasil wawancara. Hal ini disebabkan, mutu jawaban yang diberikan tergantung kepada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat serta bersedia menjawabnya dengan baik(Ardial 2004:372-373).

Tipe wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian keabsahan wawancara adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Metode wawancara mendalam (in-dept interview) adalah sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. Wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penyamaran dan terbuka. Penyamaran adalah pewawancara menyamar sebagai anggota


(28)

masyarakat pada umumnya dan hidup dan beraktivitas dengan wajar dengan orang yang diwawancarai. Namun apabila wawancara dilakukan secara terbuka, maka wawancara dilakukan dengan informan secara terbuka dimana informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang bertugas melakukan wawancara di lokasi penelitian (Bungin, 2008 :108-109).

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti: telinga, penciuman, mulut dan kulit. Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan panca indera mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh panca indera lainnya (Bungin, 2008: 115-117).

Menurut (Ardial 2014:467) Observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organism in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Menurut Rakhmat (Ardial 2014:369) observasi sering dilakukan untuk memperoleh data yang dapat diperoleh dengan teknik-teknik penelitian lainnya.

c. Studi kepustakaan

Dalam melakukan penelitian, peneliti juga melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mencari, mengumpulkan dan membaca literatur yang berkaitan dengan masalah yang di teliti, literatur yang digunakan peneliti adalah literature yang berkaitan dengan Konsep Diri, Komunikasi Verbal dan Non verbal, Komunikasi antarpribadi, Psikologi Komunikasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder berasal dari data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table, grafik, diagram, gambar dan


(29)

sebagainya. Data sekunder dilakukan peneliti untuk dip roses lebih lanjut, peneliti harus benar-benar dalam menggunakan data sekunder, karena dapat saja data tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan (Ardial 20014:360).

3.6.1 Keabsahan Data 1. Triangulasi data

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan dengan triangluasi sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh malalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007 : 29)

Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan apa yang dikatakan informan didepan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, serta suatu dokumen yang terkait.

Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik, begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat, sehingga substansi kebenaran apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak. Kebenaran bukan hanya muncul wacana etnik dari masyarakat yang diteliti. (Bungin:2008:253).

2. Ketekunan Mengamati

Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan pancaindra, namun justru menggunakan semua pancaindra termasuk pendengaran, perasaan dan insting peneliti. dengan melakukan pengamatan dilapangan maka derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula.

3.6.2 Penentuan Informan

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Purposive Samplingatau Sample bertujuan adalah penentuan


(30)

sampel berdasarkan tujuan tertentu dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi (Arikunto 2010:183). Inti dari teknik purposive sampling adalah peneliti menentukan sendiri sampel yang akan diteliti berdasarkan beberapa pertimbangan dan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga sampel yang diambil tidak dipilih secara acak. Penentuan informan dengan menggunakan key person maksudnya adalah apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi. Key person ini adalah tokoh formal atau tokoh informal. Kalau disebuah perusahaan, tokoh formalnya bisa kepala kantor, kepala bagian, kepala unit pemasaran dan sebagainya. Sedangkan tokoh informal bisa tokoh masyarakat disekitar kantor atau perusahaan ini yang memahami tentang objek penelitian itu (Bungin, 2008: 77). Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan merupakan wanita yang berprofesi sebagai Juru parkir yang berdomisili tinggal di Kota Medan.

2. Informan merupakan wanita yang berprofesi sebagai juru parkir minimal 3 (bulan) dan masih bekerja ini karena peneliti ingin mengetahui pengalaman informan selama menjadi juru parkir. 3. Informan merupakan wanita yang berprofesi sebagai juru parkir

yang telah menikah atau memiliki keluarga karena peneliti ingin mengetahui pandangan keluarga informan terkait pekerjaan yang dilakukan informan.

3.7Teknik Analisis Data

Berdasarkan teknik analisis data dilapangan model Miles dan Hubeman, peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagi berikut (Sugiyono, 2007 :92) :

1. Melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dalam hal ini, mereduksi artinya adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal


(31)

yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gmabaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data (Data Display) . Dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat grafik, matriks, networks (jaringan), dan chart (grafik).

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibilitas.


(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi secara singkat sesuai dengan judul penelitian yang mau diangkat yaitu Konsep Diri Wanita Berprofesi Sebagai Juru Parkir di Kota Medan, dimana peneliti mulai mencari wanita yang berprofesi sebagai juru parkir di Kota Medan. Kota Medan sendiri merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.

Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan.

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan(di akses pada 27 Mei 2016).

Kota Medan sendiri berbatasan dengan beberapa Kabupaten dan Kota yang ada di Sumatera Utara :


(33)

- Bagian Barat, Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

- Bagian Selatan, Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

- Bagian Utara, Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka

- Bagian Timur, Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Visi Kota Medan :

- Jangka Panjang (Visi 2025)Perda Nomor 8 Tahun 2009 : Kota Medan yang maju, sejahtera, religius dan berwawasan lingkungan (Indikasi : Income perkapita Rp 72 Juta / tahun)

- Jangka Menengah (Visi 2015) : Kota Medan menjadi Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera

- Jangka Pendek (Tahun 2011) : Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin dinamis dan berkualitas guna menciptakan kesempatan kerja yang luas, mengurangi kemiskinan, meningkatkan mutu pelayanan public dan kesejahteraan masyarakat (Indikasi : Income perkapita menjadi Rp 41,3 Juta dari Rp 36 Juta Tahun 2010). Misi Kota Medan :

- Melaksanakan percepatan dan perluasan pembangunan kota terutama pada 6 (enam) aspek dasar, yaitu :

- Pelayanan pendidikan baik akses, kualitas maupun manajemen pendidikan yagng semakin baik.

- Perbaikan infrastruktur, utamanya perbaikan jalan kota, jalan lingkungan, taman kota dan drainase serta penataan pasar tradisional secara simultan.

- Pelayanan kesehatan, baik akses, mutu maupun manajemen kesehatan yang semakin baik.

- Peningkatan pelayanan administrasi public terutama pelayanan KTP/KK/Akte kelahiran dan perizinan usaha.


(34)

- Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil untuk meningkatkan kapasitas dan prestasi kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

Sedangkan jumlah penduduk di Kota Medan pada 2015 semester satu sesuai dengan data dari website Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan menyatakan bahwa Jumlah Laki-Laki adalah 1.241.826 jiwa dan untuk perempuan berjumlah 1.226.603 jiwa.

Peneliti melakukan observasi terhadap beberapa wanita juru parkir yang bertemu dengan peneliti ketika melakukan pencarian informan untuk penelitian ini. Peneliti melakukan observasi dengan mencari dan melihat dimana saja terdapat tukang parkir wanita yang ada di Kota Medan.

Dalam penelitian ini selain menggunakan teknik observasi, peneliti juga menggunakan teknik wawancara mendalam. Sebelum melakukan wawancara mendalam peneliti sebelumnya bertemu sehari sebelum melakukan wawancara. Peneliti memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud dan tujuan peneliti untuk mewawancarai informan dan tujuan dari penelitian ini sendiri, serta peneliti juga menanyakan secara langsung beberapa pertanyaan untuk menyesuaikan calon informan dengan kriteria informan yang peneliti cari,yaitu wanita juru parkir yang telah bekerja minimal selama 3 (tiga) bulan dan yang telah berkeluarga atau menikah. Peneliti memilih 5 (lima) orang wanita penjaga juru parkir yang sesuai dengan kriteria informan tersebut. Serta peneliti juga menanyakan kesediaan informan untuk melakukan wawancara mendalam serta membuat janji dengan informan yang sesuai dengan kriteria penelitian untuk bertemu keesokan harinya. Keempat informan tersebut keseluruhnya bersedia untuk melakukan wawancara terkait dengan penelitian ini.

Wawancara dengan informan pertama dilakukan pada tanggal 29 April 2016 di depan Mesoclinic tempat dimana informan pertama bekerja sebagai juru parkir, peneliti memilih untuk melaksanakan wawancara di tempat informan bekerja dikarenakan peneliti tidak ingin mengganggu waktu kerja informan dan peneliti juga ingin melihat bagaimana informan bekerja dan berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya untuk menambah data penelitian. Peneliti sampai di tempat wawancara pada pukul 16.00 WIB dan sempat mencari dimana keberadaan


(35)

informan yang ternyata sedang istirahat makan siang. Tepat pada pukul 16.15 wawancara dengan informan pertama di mulai. Informan menggunakan jilbab berwarna coklat dengan motif bunga-bunga dengan kemeja pendek berwarna orange bertuliskan dinas perhubungan dan tas kecil berwarna hitam. Karena informan pertama tidak menggunakan handphone sehingga ketika ada infromasi yang kurang dan ingin di pertanyakan kembali kepada informan, peneliti harus kembali menemui informan pada 16 Mei 2016 pada pukul 13.00 WIB.

Wawancara dengan informan kedua dilakukan pada 27 Mei 2016. Sama seperti informan pertama, sebelum melakukan wawancara tepatnya pada tanggal 26 Mei 2016 peneliti bertemu dengan informan, peneliti memperkenalkan diri dan memberitahukan apa maksud penelitian ini. Wawancara dilakukan di sekitar Jalan Dr Mansur tepatnya didepan rumah makan khas Padang ZAM-ZAM pada pukul 18.35 WIB. Dengan menggunakan hijab berwarna merah marun dan baju terusan panjangan dan dengan perlengkapan rompi bertuliskan Dinas Perhubungan begitulah penampilan informan kedua ketika di wawancarai. Kegiatan wawancara sempat terhenti beberapa saat ketika informan ingin melaksanakan tugasnya sebagai juru parkir. Sambutan yang hangat sangat terlihat dari informan kedua, sejak awal pertemuan hingga wawancara berakhir senyum tidak pernah lepas menghiasi wajah informan kedua ini. Pemilihan kata-kata yang cukup sopan dan keramahan informan membuat peneliti merasa seperti telah mengenal informan cukup lama.

Wawancara dengan informan ketiga dilaksanakan pada 01 Juni 2016, informan ketiga ini menjadi juru parkir di sekitaran Bescamp Cafe di Jalan Setia Budi Kelurahan Tanjug Rejo. Sebelum melakukan wawancara dengan informan ketiga ini sempat terjadi sedikit perselisihan antar peneliti dengan informan ketiga, informan ketiga merasa bahwa peneliti telah mengambil foto dirinya secara diam-diam dan membuat informan merasa tidak nyaman, akan tetapi peneliti dapat meyakinkan ifroman dengan baik sehingga kesalahpahaman tersebut dapat terselesaikan. Setelah menyelesaikan kesalahpahaman tersebut dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini, peneliti membuat janji bertemu dengan informan keesokan harinya tepatnya pada tanggal 02 Juni 2016 di lokasi yang sama dimana tempat informan bekerja. Tepat pada tanggl 02 Juni 2016 informan


(36)

dan peneliti bertemu di tempat yang telah disepakati, informan datang lebih dulu ke lokasi karena memang sesuai dengan jam kerja informan, pukul 10.15 informan dan peneliti bertemu. Saat bertemu untuk melakukan wawancara informan menggunakan baju kaos lengan panjang berwarna kuning dengan luaran kemeja oranye bertuliskan dinas perhubungan kota Medan dan juga informan membawa tas kecil yang digunakannya untuk tempat mengumpulkan uang hasil parkir. Dengan rambut yang diikat dan diwarnai. Ketika bertemu peneliti tidak langsung melakukan wawancara dengan informan, karena ada pengunjung yang akan parkir, peneliti memberikan kesempatan kepada informan untuk melakukan tugasnya terlebih dahulu. Pada pukul 10.25 menit wawancara dengan informan ketiga pun dimulai. Karakter informan yang ramah dan lucu membuat wawancara terasa tidak membosankan, selama wawancara berlangsung tidak hanya pengunjung kafe yang sering menyapa informan, akan tetapi warga sekitar yang hanya sekedar lewat pun sering menyapa informan. Hal tersebut setidaknya membuktikan sikap ramah informan ketiga tersebut membuatnya banyak dikenal orang.

Wawancara dengan informan keempat dilaksanakan pada tanggal 04 Juni 2016. Wawancara dilakukan di tempat informan bekerja yaitu Jalan karya Medan tepatnya di depan BG Bakery. Sehari sebelum wawancara informan tepatnya pada tanggal 03 Juni 2016 peneliti menemui informan yang sedang duduk menunggu pengunjung yang datang, peneliti langsung menjelaskan apa maksud dan tujuan peneliti menemui informan. Disertai dengan senyuman informan pun menyetujui permintaan peneliti untuk diwawancarai. Keesokan harinya Tanggal 04 Juni 2016 peneliti dan informan bertemu di tempat yang sama seperti hari sebelumnya yaitu di depan BG Bakery tempat informan bekerja sebagai juru parkir. Ketika peneliti datang informan sedang melakukan tugasnya sebagai juru parkir. Ketika informan melihat peneliti datang secara spontan informan tersenyum kepada peneliti. Pada saat melakukan wawancara informan menggunakan kaos berlengan pendek berwarna merah muda yang cukup lembut dengan rambut yang digerai dan dengan rompi bertuliskan Dinas Perhubungan lengkap dengan tanda pengenalnya sebagai juru parkir. Peneliti pun duduk sembari menunggu informan selesai melaksanakan tugasnya. Tepat pada pukul 15.45 WIB wawancara dengan


(37)

informan keempat dilakukan. Di saat-saat awal melakukan wawancara informan terlihat tidak terlalu bersemangat dan terlihat tidak nyaman, akan tetapi setelah peneliti mengajukan beberapa pertanyaan informan mulai dapat menyesuaikan diri dan muai terlihat nyaman sampai wawancara berakhir dan informan dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan baik.

4.1.2 Profil Informan

Gambaran secara umum untuk kelima informan dalam penelitian ini adalah informan terdiri dari usia 40 sampai 53 tahun, masing-masing informan memiliki masa kerja menjadi juru parkir yang berbeda-beda 1 tahun sampai 10 tahun dan masih terus bekerja sampai dengan sekarang serta seluruh informan telah menikah dan memiliki keluarga sendiri.

Informan 1

Dina Simbolon (DS) atau yang akrab disapa ibu Dina adalah salah satu juru parkir wanita yang ada di Kota Medan, Dina memiliki lima orang anak yang telah beranjak dewasa, Walaupun usia Dina tidak muda lagi yaitu 53 tahun serta dengan kondisi kakinya yang sempat mengalami cedera, tidak menjadi penghalang untuk melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir. Dina berasal dari Kota Sidikalang dan merupakan seorang mualaf, Dina memutuskan memeluk agama islam dan pindah ke Medan setelah menikah dengan suaminya. Dina telah bekerja selama hampir sepuluh tahun menjadi seorang juru parkir. Alasan Dina memilih untuk bekerja sebagai juru parkir adalah untuk membantu perekonomian keluarganya. Penghasilan suaminya yang hanya bekerja sebagai penarik becak tidak dapat memenauhi kebutuhan ekonomi keluarganya, Dina sendiri melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir tepat didepan Mesoclinic di Jalan Mongonsidi Medan. Pengguna jasanya adalah orang-orang yang mengunjungi Mesoclinic tersebut.

Dina adalah orang yang ramah terbukti bagaimana cara Dina berkomunikasi dengan supir serta orang-orang yang menggunakan jasanya sebagai juru parkir, bukan hanya itu saja Dina juga menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitar tempat kerjanya seperti pedangan asongan yang


(38)

berada tepat disamping tempat kerjanya, tukang tambal ban yang juga berada tidak jauh dari tempat kerja Dina.

Informan 2

Sudah hampir dua tahun Rahma Sri Harahap (RS) atau yang dikenal dengan Ibu Rahma bekerja sebagai seorang juru parkir, Rahma memilih pekerjaan ini karena penghasilan yang didapat suaminya yang hanya seorang supir angkutan umum tidak pasti dan masih kurang mencukupi ekonomi keluarganya. Rahma berusia 45 tahun dengan mengenakan rompi bertuliskan DISHUB wanita berhijab ini melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir sudah hampir dua tahun di Jalan Dr. Mansur kampus USU. Tepatnya tidak jauh dari tempat makan khas Padang ZAM-ZAM. Pengguna jasa Rahma adalah orang-orang yang akan berkunjung kebeberapa outlet yang tidak jauh dari tempatnya.

Rahma berasal dari Padang Sidempuan, Rahma juga telah memiliki lima orang anak. Empat orang anak berasal dari pernikahan terdahulunya dan satu orang anak adalah hasil pernikahan Rahma dengan suaminya sekarang. Empat orang anak dari pernikahannya yang terdahulu menetap di kampung halamannya di Padang Sidempuan dan anak dari hasil pernikahan dengan suaminya sekarang tinggal bersama Rahma dan suaminya di Medan. Tempat tinggal Rahma tidak jauh dari tempatnya bekerja sebagai juru parkir yaitu masih di Jalan Dr Mansur medan, Sejak lima tahun yang lalu RS menetap di tempat tinggalnya yang sekarang.

Informan 3

Rosmawati br Siahaan (R) atau yang disapa Inang Ros wanita berusia 50 tahun ini telah menjadi seorang juru parkir selama satu tahun lebih delapan bulan demi membantu ekonomi keluarganya dan menghidupi dirinya serta anaknya. Suami Ros bekerja sebagai mekanik alat berat dan tinggal di Jakarta bersama anaknya yang juga sedang melanjutkan studinya disana.

Sudah kurang lebih empat tahun suami Ros tidak kembali ke kota Medan. Ros sendiri bekerja menjadi juru parkir karena ingin membantu ekonomi keluarganya dan membiayai anaknya yang masih duduk dibangku Sekolah


(39)

Menengah Atas. Tempat kerja Ros menjadi juru parkir adalah di depan Basecamp cafe tepatnya di Jalan Setia Budi pengguna jasa Ros sebagai juru parkir adalah orang-orang yang datang ke Basecamp cafe tersebut. Jarak antara tempat kerja Ros dan tempat tinggal dapat dikatakan cukup jauh, Ros tinggal di Jalan Gaperta gang Rel.

Informan 4

Teoningsih Br. Tinambunan (TT) atau yang akrab dipanggil Ningsih adalah wanita yang berusia 46 tahun memiliki tiga orang anak yang ketiganya masih duduk dibangku sekolah. Ningsih tinggal di Jalan Gaperta Ujung Gang Bakti dengan suami dan ketiga anaknya. Ningsih bekerja menjadi juru parkir di Jalan Karya tepatnya di depan BG Bakery, sedangkan suaminya hanya bekerja sebagai supir angkutan umum.

Selain menjadi seorang juru parkir demi mendapatkan penghasilan tambahan dan membantu ekonomi kelaurganya, Ningsih juga bekerja menjadi seorang buruh pabrik di PT Jigo Agung. Setelah pulang menjadi buruh pabrik Ningsih melaksanakan tugasnya menjadi seorang juru parkir. Ningsih telah melakukan pekerjaan sebagai juru parkir selama satu tahun lebih lima bukan dan pekerjaan menjadi juru parkir di dapatnya dari seseorang yang datang kedaerah tempat tinggalnya untuk mencari orang-orang yang ingin bekerja menjadi seorang juru parkir.

INFORMAN 1

Nama : Dina Simbolon (DS) Umur : 53 Tahun

Lama Bekerja : 10 Tahun (Sejak 2006)

Status : Menikah

KETERBUKAAN DIRI

Keterbukaan diri sangat memiliki kendali yang cukup besar dalam kehidupan bersosial, Keterbukaan diri ini terlihat ketika seseorang telah membagi pikirannya dan fakta tentang dirinya serta menceritakan permasalahannya dengan orang lain. Orang yang memiliki keterbukaan diri akan memiliki kepercaya diri


(40)

yang baik dan lebih percaya dengan orang lain, serta lebih mampu bersikap positif dalam kehidupan sosial. Keterbukaan diri DS terlihat ketika ia menceritakan apapun yang sedang dihadapinya terkhususnya dalam hal pekerjaan kepada orang terdekatnya. Anak menjadi tempat DS menceritakan segala sesuatu yang sedang dihadapinya. DS memiliki lima orang anak yang sudah beranjak dewasa, ketiga anaknya telah menikah, Dua anak lainnya masih tinggal bersama DS yang paling kecil seorang laki-laki berumur 22 tahun. DS sering menceritakan kepada anak-anak yang masih tinggal bersamanya terkait dengan permasalahan yang dihadapinya, Ia berharap dengan kondisi anak-anaknya yang telah beranjak dewasa ia dapat membagi dan menceritakan masalahnya dengan keluarga dapat sama-sama memikirkan solusi dari permasalahan yang dihadapinya.

Ke suami juga cerita dek, tapi lebih sering keanak ibu. Biar sama-sama mikir solusi kalau lagi ada masalah, kalau cerita kerjaan ini biar orang itu tau aja susahnya cari makan dek.

Tidak hanya pekerjaan yang dilakukannya, banyak hal yang ia ceritakan kepada anak-anaknya. Hal ini dilakukan DS agar anak-anaknya mengetahui dengan jelas bagaiman kondisi keluarganya dan apa yang sedang ia hadapi. Hal yang sama juga ia lakukan ketika DS menerima tawaran pekerjaan menjadi seorang juru parkir, ia pun tidak lupa menceritakan tentang tawaran tersebut dan berdiskusi dengan keluarganya terkait dengan pekerjaan sebagai juru parkir ini.

Ada, ibu tanya kekeluarga juga diskusi dengan orang itu, gimana tentang kerjaan ini, ya mau gimana lagi kerja. kerjakanlah yang penting hati-hatilah markir jangan sampek tertabrak, gitu kata suami dan anak ibu. apapun tentang pekerjaan ini saya cerita sama keluarga, gak ada kok dek yang ibu tutup-tutupi dari mereka, gak cuma kalau ada masalah aja dek, kalau dapat uang masuk lebih juga saya cerita. Ibu terbuka aja dek sama keluarga, orang itu juga harus tau dek.

Baginya menceritakan kepada keluarganya mengenai segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dan pekerjaanya adalah sebuah keharusan. Salah satu permasalahan yang dihadapi DS dalam pekerjaannya adalah ketika terjadi kecelakan yang ia alami dengan seorang pengendara motor, yang membuat DS harus di rawat di Rumah sakit. hal tersebut dialaminya ketika ia sedang melakukan pekerjaannya sebagai juru parkir.


(41)

Pernah dek, waktu tahun 2010, Ibu belanggar lagi markirin mobil sampai ketengah jalan, tiba-tiba ada motor dari sana kencang, ditabraknya saya. Tapi untungnya dia tanggung jawab di bawaknya ibu ke rumah sakit brimob, kenak dua belas jahitan dikaki ibu ini. Ibu ceritakan kek mana kejadiannya, Ibu bilang waktu aku mau bantuin keluarkan mobil dari tempat parkir, ada kereta kencang dari sana, gak sempat diremnya. Kenak serempetlah aku. ya keluarga cuma bilang sekali lagi ya hati-hati, kalau mau ngapain mobil itu liat-liat dulu jangan sembarangan.

Keterbukaan diri DS tidak hanya kepada keluarganya saja. DS juga sering membagi apapun mengenai dirinya dengan orang lain. Namun, tidak kepada sembarang orang DS akan terbuka mengenai dirinya. Ia hanya akan berbagi dengan orang lain yang menurut penilaiannya adalah orang yang baik dan dapat memberikan solusi dari apapun yang sedang ia hadapi, tanpa rasa malu DS akan menceritakan mengenai yang ia alami, salah satu orang yang sering menjadi tempat berbagi cerita DS selain keluarganya adalah Ijal. Ijal yang berprofesi sebagai supir pribadi dokter di klinik kecantikan tempat DS melakukan pekerjaannya.

Ada dek, si ijal namanya supir dokter ini. enak cerita sama dia kadang dia kasih solusi juga ke Ibu, kalau lagi ada masalah baik orangnya, orang perjuangan. Masalah keluarga juga, sampek juga cerita tentang kerjaan ini ke dia tapi ya kita liat-liat juga kalau cerita sama orang, kalau ibu udah sering ngobrol sama dia dan dia ibu anggap baik baru mau ibu cerita sama dia.

DS cukup selektif memilih kepada siapa ia akan terbuka selain dari keluarganya, butuh waktu lama untuk DS membuka diri dengan orang lain. Semua tergantung intensitas interaksi yang dilakukan antara DS dengan orang tersebut dan penilaian tersendiri DS mengenai orang tersebut.

STEREOTIP BERBASIS GENDER

Wanita adalah kelompok yang cukup sering mengalami stereotipe berbasis gender. Dikonstruksikan sebagai makhluk yang lemah membuat gerak kaum wanita cukup terbatas, tidak terkecuali dalam hal pekerjaan. Pekerjaan domestiklah atau pekerjaan rumah tangga yang sesuai untuk dilakukan oleh seorang wanita, banyak keraguan yang terjadi ketika wanita mencoba untuk melakukan pekerjaan public atau pekerjaan diluar pekerjaan rumah tangga dan pandangan masyarakat yang masih menganggap tabu wanita yang bekerja diluar


(42)

rumah. Hal tersebut juga dialami DS dalam pekerjaan yang dilakukannya, pekerjaan yang masih dominan dilakukan oleh kaum pria daripada kaum wanita. Stereotipe sebagai kaum yang lemah yang melekat bagi kaum wanita menimbulkan beberapa masalah yang harus di hadapi oleh DS ketika bekerja. Preman jalanan adalah sebagian kelompok yang memanfaatkan stereotipe tersebut.

Preman-preman itulah dek, mungkin karena ibu perempuan ya jadi suka hatinya aja minta-minta. Tapi kalau masih minta rokok dan ibu ada uangnya ya ibu kasih aja, ibu gak mau buat masalah disini dek.

Dalam menghadapi hal tersebut DS berusaha untuk tidak memperkeruh suasana. Menghadapi pandangan masyarakat yang masih tabu dengan wanita yang bekerja diluar pekerjaan domestik tersebut tidak menimbulkan pengaruh apapun dalam pekerjaan DS. Sehingga dalam menjalankan pekerjaannya, DS tidak pernah mendapatkan kritikan atau tanggapan miring dari masayarakat, baik masyarakat sekitar rumahnya ataupun masyarakat sekitar tempat kerjanya, DS menanamkan dalam dirinya bahwa pekerjaan yang dilakukannya semata-mata untuk keluarganya.

Kan niatnya untuk makan dek, buat bantu keluarga, gak pernah ada yang ngomong aneh-aneh dek, malah mereka salut kok berani perempuan kerja kayak gini, gitu lah. Kan disini nyebrang-nyebrang ini dek bukan gampang. Kalau pun ada. Ibu gak peduli kata orang, Yang penting ibu kerjaan itu halal, dan kayaknya orang juga ngertilah dek.

DS juga menyadari bahwa stereotipe gender memiliki pengaruh yang kuat dengan pekerjaan yang dilakukannya, oleh karena itu DS pun menyesuaikan sikapnya dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga atau lingkungan tempat kerjanya.

iya beda kali dek, ya pande-pande kitalah gimana bisa dekat sama orang-orang disini. Ibu ramah aja sama orang-orang yang datang. Biar orang-orang itu juga suka sama kita.

Penyesuaian diri yang dilakukan DS dalam pekerjaan ini tidaklah muda, perbedaan suasana lingkungan yang signifikan mengharuskan DS harus benar-benar mengerti dimana ia berada. Jam bekerja yang cukup lama, sangat membantu DS dalam hal penyesuaian diri di pekerjaannya.


(43)

Ibu kerja dari jam 10 pagi sampainya gak tentu dek, paling cepat jam 6 sore paling lama jam 10 malam. Tergantung rame enggaknya tempat parkirlah. Tapi kalau hari libur ibu gak kerja juga.

Walaupun DS bekerja kurang lebih 10 jam dalam sehari, namun DS tidak melupakan kewajibannya dan sadar akan perannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga. DS tetap melaksanakan tugasnya yang terkait dengan pekerjaan domestik. Menyiapkan sarapan menjadi kegiatan domestic yang rutin DS lakukan sebelum melaksanakan pekerjaannya.

Sebelum kerja, ibu siapin dulu semuanya, masak dulu untuk anak sama suami baru ibu pergi kerja. Karena ibukan pulang itu malam dek. Jangan sampek orang itu kelaparan.

KONSEP DIRI

Pekerjaan menjadi juru parkir bagi DS adalah pengalaman baru, sempat ragu dengan kemampuannya dalam pekerjaan ini. Namun itu tidak menyurutkan niat DS mengambil pekerjaan ini demi untuk membantu keuangan keluarganya.

Gimana ya dek, kita ngomong yang pahit-pahit aja ya ibu jualan gak mampu, nyuci juga gak sanggup lagi. Ya ibu pilihlah jadi tukang parkir yang penting sama ibu bisa bantu keluarga. Yang penting bisa makanlah udah.

Demi keluarga DS memberanikan diri untuk mengambil kesempatan dalam pekerjaan ini, walaupun DS sendiri mengetahui resiko seperti apa yang harus ditanggungnya ketika bekerja sebagai juru parkir.

Sempat juga mikir bisa apa enggak, tapi ya saya niatkan ajalah dek. Insha allah untuk keluarga, rupanya sampek sekarang hampir sepuluh tahun udah.

Seperti pekerjaan lainnya yang memiliki resiko masing-masing. Pekerjaan menjadi seorang juru parkir juga memilki resiko tersendiri, selama hampir sepuluh tahun melakukan pekerjaan ini, tidak hanya hal baik saja yang dialami DS ketika bekerja, namun hal buruk tentu saja juga pernah dialaminya, seperti kecelakaan sepeda motor yang di alaminya pada tahun 2010 silam ketika hendak membantu kendaraan untuk keluar dari tempat parkir dimana DS bekerja, lantas bukan


(44)

merasa jera dengan pekerjaannya, DS hanya menganggap hal tersebut terjadi karena Naas yang harus ia alami.

Pernah dek, waktu tahun 2010, ibu belanggar lagi markirin mobil sampek ketengah jalan, rupanya ada kerta dari sana kencang, ditabraknya saya. Tapi untungnya dia tanggung jawab di bawaknya ibu ke rumah sakit brimob, kenaklah dua belas jahitan dikaki ibu ini. saya anggap itu naas-nya Ibu aja.

Dengan pekerjaan yang banyak dilakukan oleh kaum pria dan tidak sedikit pula orang-orang yang memandang miring pekerjaan ini. Namun, tidak membuat DS merasa malu akan pekerjaan yang dilakukannya. Bahkan DS juga mencari penghasilan tambahan di sela-sela pekerjaan yang dilakukannya, tanpa rasa malu DS mengumpulkan botol bekas air mineral yang sudah tidak terpakai lagi, selagi yang dilakukannya merupakan pekerjaan yang tidak merugikan orang lain DS tidak merasa malu.

Enggak enggak saya gak malu. Yang penting halal, Ibu juga ngumpulin botot (Botol Bekas) untuk nambah uang masuk dek.

Menjadi seorang wanita dan bekerja sebagai seorang juru parkir bukanlah persoalan yang mudah, mulai dari penyesuaian diri yang harus dilakukan di lingkungan pekerjaannya sampai pengaruh stereotip yang melekat pada kaum wanita juga menjadi permasalahan yang harus dihadapi DS dalam pekerjaannya. Dengan stereotip wanita adalah makhluk yang lemah sedangkan pekerjaan menjadi seorang juru parkir dituntut untuk berani menjaga dan bertanggung jawab untuk apapun yang terjadi terhadap kendaraan pengguna jasanya. tidak menutup kemungkinan hal tersebut nantinya akan menimbulkan keraguan dari pengguna jasanya. Namun, hal tersebut tidaklah menjadi pengaruh bagi DS dalam pekerjaannya. Selama DS melakukan pekerjaan sebagai juru parkir, dirinya sama sekali tidak pernah mengalami hal tersebut.

Kayaknya sih gak pernah dek, tapi mereka kayaknya ibah kasihan sama saya kadang ada juga yang kasih uang parkir lebih untuk saya.

DS sangat menyadari seberapa besar pengaruh stereotip wanita terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya. Salah satu pengaruh yang dialaminya adalah adanya tindakan yang kurang menyenangkan yang dialaminya saat melakukan


(45)

pekerjaannya. Aksi premanisme menjadi hal yang sering dialami DS ketika bekerja. DS menganggap hal tersebut terjadi juga didasari oleh kondisinya sebagai seorang wanita yang dipandang sebagai makhluk yang lemah.

DS : Preman-preman itulah dek, mungkin karena ibu perempuan ya jadi suka hatinya aja minta-minta. Tapi kalau masih minta rokok dan ibu ada uangnya ya ibu kasih aja, ibu gak mau buat masalah disini dek.

DS merasa perbedaan yang cukup besar terkait dengan suasana yang biasa dirasakan di rumah dan suasana yang juga dirasakannya ketika bekerja sebagai juru parkir. Di Lingkungan keluarga DS hanya berinteraksi dengan anggota keluarganya saja, sedangkan ketika DS bekerja menjadi seorang juru parkir ia harus dapat berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan semua orang yang menggunakan jasanya.

iya beda kali dek, ya pande-pande kitalah gimana bisa dekat sama orang-orang disini. Ibu ramah aja sama orang-orang yang datang. Biar orang-orang itu juga suka sama kita.

Dalam bekerja DS juga berusaha untuk melakukannya dengan sebaik mungkin dan menjauhkan hal apapun yang nantinya akan berdampak negatif pada pekerjaannya. Dengan niat yang besar untuk membantu ekomoni keluarganya DS menghiraukan pandangan miring orang lain yang menimpa dirinya terkait dengan pekerjaan yang dilakukannya. Pandangan miring yang datang dari orang-orang yang masih menganggap tabuh ketika seorang wanita bekerja diluar pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan domestik.

selama ini gak ada sih dek yang gitu-gitu kalau pun ada ya gak masalah yang penting pekerjaan ibu ini halal dan gak nyuri itu aja.

Untuk menepis pandangan miring masyarakat yang masih tabuh dengan wanita bekerja di luar pekerjaan rumah. DS tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, dengan tetap mempersiapkan kebutuhan keluarganya sebelum ia berangkat bekerja.

Sebelum kerja, ibu siapin dulu semuanya, masak dulu untuk anak sama suami baru ibu pergi kerja. Karena ibu kan pulang itu malam dek. Jangan sampek orang itu kelaparan.

Namun, tidak selamanya pandangan orang lain bersifat negatif terhadap pekerjaan yang dilakukan DS, tidak sedikit pula orang-orang yang memuji pilihan


(1)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Konsep Johari Window 18


(2)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(3)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari

terbukti melakukan pelanggaran (Plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : M Haris Nasution NIM : 120904038 Tanda Tangan :


(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa karena ats berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa awal perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, akan sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu saya, memberikan semangat dan kasih saying kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Secara khusus saya sampaikan rasa terima kasih yang sangat besar kepada kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi, yang senantiasa memberikan dukungannya baik berupa moril dan materi serta memberikan semangat yang tiada henti-hentinya kepada saya dan selalu menjadi motivasi buat saya untuk terus menjadi manusia yang lebih baik lagi, Bapak Syahnen Nasution dan Ibu Paini. Dan juga saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Abang dan Kakak kandung saya, Zulkarnaen Nasution, Anita Nasution dan Hartati Nasution serta Adik kandung saya Abdul Muchlis Nasution atas perhatiannya dan dukungan semangat yang mereka berikan kepada saya.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Muriyanto Amin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

4. Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberikan dukungan, semangat dan tentunya tidak menyerah untuk membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini hingga saya dapat berada di tahap ini.


(5)

5. Ibu Dra. Rusni, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik saya selama masa perkuliahan.

6. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah memberikan saya banyak pelajaran dan ilmu pengetahuan serta pengalaman yang luar biasa di Kampus FISIP USU.

7. Para Informan yang telah bersedia terlibat dalam skripsi saya dan bersedia menyempatkan waktunya untuk berbagi ceritanya dengan saya.

8. Seluruh keluarga dan sanak saudara yang telah membantu ikut memberikan semangat dan do’a agar semuanya dapat berjalan lancar.

9. Seluruh Crew 107,3 LIPS FM Medan, Bunda May Sarah, S.Sos, Dj Poem Poem, Seluruh penyiar yang telah memberikan motivasi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk KANPER FAMILY, Bagus Prakasa, Martha Sari yana, Syarra Anissa, Ardo Khomarudin, Fathia Akhira, Disa Yumna, Fiqie Aristyo, Lazuardi Pratama, Abdul Rahman Sinaga dan Ray Gunayes atas semangat dan dukungannya untuk saling memberikan masukan terkait pengerjaan skripsi dan telah menjadi tempat bagi penulis untuk berbagi cerita sedih ataupun senang.

11. Seluruh sahabat Ilmu Komunikasi stambuk 2012, terkhusus kepada teman-teman saya terkasih Riris Tampubolon, Widya Hapsari, Yasmin Mei Sarah, Apriliyana Sinaga terima kasih untuk masa perkuliahan yang menyenangkan.

Akhir kata, saya berharap ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa akan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat pagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2016 Peneliti,


(6)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : M Haris Nasution NIM : 120904038

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Konsep Diri Wanita Juru Parkir beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis /pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di : Medan Pada Tanggal : Juni 2016 Yang Menyatakan