Asas Keserasian dan Keseimbangan Hukum L

ASAS KESERASIAN
DAN KESEIMBANGAN
Tugas

Pada Mata Kuliah
Hukum Lingkungan

Oleh :

SYAHZEVIANDA
NPM. 1509200030032

MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2016

ASAS KESERASIAN DAN KESEIMBANGAN

Syahzevianda1
Menurut Prof. Dr. Emil Salim Lingkungan Hidup adalah segala benda

dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi
hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan salah satu regulasi yang
membatasi akan terjadinya kerusakan-kerusakan lingkungan, atau dapat
menjadi pedoman terhadap “tertib administrasi” dibidang lingkungan.
Oleh karena Negara sangat menjamin akan keberlangsungan ruang yang
ditempati (dihuni) makhluk yang ada didalamnya, agar terciptanya
ekosistem dan keanekaragaman hayati tetap lestari.
Fokus pembahasan kali ini yakni terkait dengan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sesuai dengan pengertian UU no. 32
Tahun 2009, perlindungan dan pengelolaan adalah upaya sistematis dan
terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan dan penegakan hokum.
Namun halnya, dalam pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan
juga harus memperhatikan asas-asa yang berlaku. Yakni salah satunya
adalah Asas Keserasian dan Keseimbangan.2 Adapun muatan dari asas
keserasian dan keseimbangan ini berdasarkan UU nomor 32 Tahun 2009

adalah sebagai berikut:3
1.
2.
3.
4.
5.

Kepentingan Ekonomi;
Sosial
Budaya
Perlindungan, dan
Pelestarian Ekosistem.

1. Kepentingan Ekonomi
Setiap kegiatan pemanfaatan lingkungan, seperti yang paling
sering melibatkan langsung dengan alam adalah pembangunan
1   Syahzevianda, NPM. 1509200030032, Tugas: Hukum Lingkungan, Dosen Pengasuh: Dr.
Efendi, S.H. M.Si., Magister IlmuHukumUnsyiah
2   Pasal 2 UU nomor 32 tahun 2009.
3  Penjelasan UU nomor 32 tahun 2009, Huruf c “Yang dimaksud dengan “asas keserasian

dan keseimbangan” adalah bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan
berbagai   aspek   seperti   kepentingan   ekonomi,   sosial,   budaya,   dan   perlindungan   serta
pelestarian ekosistem.”

berkelanjutan. Artinya setiap yang berkaitan dengan pemanfaatan
lingkungan sesuai dengan asas keserasian dan keseimbangan ini juga
harus memperhatikan kepentingan ekonomi.
Ekonomi adalah ilmu yang berusaha mengelola sumber alam
yang langka untuk memperoleh tujuan yang paling optimal dintara
tujuan yang bersaingan. Maka pembangunan dengan pengembangan
lingkungan hidup adalah usaha mengelola sumber alam yang langka
dengan cara yang sekaligus memelihara kelestariannya, untuk
memperoleh tujuan meningkatkan pendapatan rakyat dan mengurangi
kemiskinan. Untuk mengelola sumber alam yang langka mengejar
tujuan pembangunan maka mekanisme pasar dapat memberi petunjuk
mengenai sumber alam mana dan cara bagaimana dapat diolah agar
tercapai tujuan yang optimal
Pembangunan didefinisikan sebagai ”upaya untuk meningkatkan
kualitas hidup secara bertahap dengan memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki negara secara bijaksana”. Sekilas dari definisi diatas

dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan-kegiatan yang ada
hubungannya dengan pemanfaatan lahan.
Keserasian antara upaya pemenuhan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat yang sebaiknya dengan keterbatasan kemampuan
teknologi dan organisasi sosial dalam upaya memanfaatkan
kemampuan dan fungsi sumber alam dan lingkungan hidup. Artinya
setiap pemanfaatan lingkungan hidup yang dikelola Negara atau
Negara sebagai penanggungjawab, harus memperhatikan aspek
ekonomi demi terwujudnya kesejahteraan sekitar.
Baik ekonomi yang berdampak langsung bagi Negara, maupun
ekonomi local terhadap hadirnya sebuah kegiatan pemanfaatan
lingkungan hidup, sumber daya alam, dan ekosistem. Nilai ekonomis
yang timbul bukan juga sebagai “pengganti” kerusakan yang
ditimbulkan dari proses-proses berlangsungnya kegiatan pembangunan
berkelanjutan, melainkan keseimbangan antara yang di manfaatkan
dengan taraf hidup masyarakat akhirnya. Maka itu Asas ini
menekankan pemanfaatan lingkungan haruslah “serasi dan seimbang”
salah satunya melaui aspek ekonomisnya.
2. Sosial
Aspek social menjadi amatan penting yang harus diperhatikan

dalam menjalankan kegiatan yang berhadapan langsung dengan
lingkungan. Jangan sampai kehadiran dari pembangunan berkelanjutan
ini justru malah menimbulkan problem social yang jauh lebih parah dari
sebelumnya. Pranata social hendaknya harus dijadikan panutan dalam

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah selaku penyelenggara Negara
dalam menjamin hajat hidup orang banyak dalam menjawab persoalan
kelestarian, keseimbangan, dan keserasian dalam tata kelola
lingkungan yang kelak akan memberikan kontribusi besar bagi
stratifikasi social.
Peran pemerintah dalam menyeimbangkan dan menserasikan
social masyarakat merupakan bahagian penting yang tidak dapat
dipisahkan, pemanfaatan lingkungan oleh pembangunan berkelanjutan
bukan malah memberikan kesenjangan-kesenjangan, ketidakadilan,
bahkan dianggap sebagai bentuk penindasan-penindasan.
Begitupun sebaliknya, proses pembangunan berkelanjutan,
masyarakat hendaknya dapat menjadi control social yang baik bagi
keberlangsungan, agar keseimbangan/keserasian itu saling menutupi
kekurangan satu sama lain jika nantinya terdapat dampak dari
kerusakan lingkungan.

3. Budaya
Hadirnya sebuah kegiatan yang bahkan menguntungkan bagi
Negara dan masyarakat,Negara melalui UU nomor 32 tahun 2000
menerapkan upaya-upaya pencegahan terhadap kerusakan lingkungan
bahkan sampai memperhatikan nilai-nilai budaya sekalipun. Kegiatan
pemanfaatan lingkungan seperti pembangunan nasional, eksploitasi,
eksplorasi dan lain sebagainya harus juga memperhatikan kaidahkaidah nilai yang hidup ditengah masyarakat. UU ini menjamin bahwa
nilai-nilai kultur, budaya, kemajemukan yang sudah dibingkai secara
konstitusi harus dapat diseimbangkan dan serasi dengan seraya proses
berjalannya kegiatan pemanfaatan tersebut,
Upaya mempertahankan nilai-nilai kultur, budaya multi dimensi
Indonesia bukanlah tanggung jawab Negara semata, minimal nilai yang
tumbuh dan hidup tersebut harus dipertahankan keberadaannya. Agar
tidak terkesan akulturasi oleh nilai-nilai eksternal yang hadir dari
kegiatan/upaya pemanfaatan lingkungan hidup tersebut. Kearifan local
juga harus dihormati agar keseraisan dan keseimbangan tetap terjaga
dengan nilai-nilai luhur setempat, itu yang harus dipertahankan dan
tetap dijaga.
4. Pengendalian
Pemerintah dan masyarakat sebagai (social control) merupakan

satu kesatuan yang saling berkaitan dalam mempertahankan
keserasian dan keseimbangan terhadap sumber daya alam, lingkungan
dan ekosistem. Jika kedua instrument ini tidak memiliki daya dukung
yang baik, maka sama sekali tidak terdapat keserasian dan

keseimbanganantara “Pencipta, Alamsemesta/lingkungan, masyarakat,
dan Negara”. Hal ini senada dengan tujuan Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) yakni: Bangsa Indonesia menghendaki keselarasan
hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara sesama
manusia serta lingkungan alam sekitarnya, karena kehidupan
manusiadan masyarakat yang serba selaras adalah tujuan akhir
pembangunan nasional”.
Pemerintah melalui regulasi yang ada dapat melakukan secara
penuh fungsi pengawasan dan pengendalian atas antisipasi kerusakan
alam dan pencemaran-pencamaran yang terjadi, yang berujung pada
petaka dan bencana. Begitupun dengan elemen sipil, sebagai control
social melalui kegiatan-kegiatan pengawasan oleh pegiat lingkungan,
swadaya masyarakat dan halpositif lainnya yang dianggap
menguntungkan bagi keserasian dan keseimbangan alam.


5. Kelestarian Ekosistem
Dalam
ekosistem
berlangsung
perubahan
yang
terusmenerus.Manusia dan lingkungan memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dalam batasan
tertentu. Perubahan pada unsur ekosistem yang satu akan
menimbulkan penyesuaian pada unsur ekosistem yang lain, sehingga
secara menyeluruh maka keseimbangan ekosistem akan terpelihara
secara dinamis
Problematika dampak pembangunan, perkembangan sebuah
Negara maju termasuk industrialisasi merupakan. Dalam suatu
ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan homeostatis,
yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan
dalam system secara keseluruhan. Keseimbangan itu diatur oleh
berbagai faktor yang sangat rumit. Dalam mekanisme keseimbangan
ini, termasuk mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan bahan ,
perlepasan hara makanan , pertumbuhan organisme dan produksi ,

serta dekomposisi bahan bahan organik. Sama halnya akan
keserasian/harmonis yang dibangun antara alam dengan manusia,
sesame manusia dan manusia dengan pencipta.
Ekosistem mempunyai daya tahan yang sangat besar sekali
terhadap perubahan ,tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis,
dengam mudah dapat diterobos oleh kagiatan manusia. Sebagai missal
, sebuah sungai yang dikotori oleh pembungan sampah yang tidak
terlalu banyak ,sungai itu dapat dijernihkan kembali airnya secara
alami, sehingga secara keseluruhan sungai itu dianggap tidak tercemar.
Tetapi bila sampah yang masuk itu terlalu banyak, apalagi bila

mangandung zat zat racun, maka batas homeostatis alami sungai itu
akan terlampaui. Mmungkinsaja system dalam sungai itu tidak
mempunyai lagi mekanisme homeostatis alami, sehingga airnya secara
permanen berubah atau bahkan telah rusak sama sekali.

Kesimpulan
Kita ingin membangun manusia Indonesia seutuhnya, tidak hanya
maju dalm segi materil, tetapi juga kaya dalm segi spiritual.Kita ingin
membangun masyarakat pancasila, yang memuat ciri-ciri keselarasan

(harmony) hubungan antar sesama manusia, antara manusia dengan
alam, antara manusia dengan TUHAN. Cita-cita ideal ini memerlukan
pengembangan lingkungan hidup yang bisa menampung manusia
Indonesia
yang
utuh
ini.
Pembangunan
Nasional
dengan
pengembangan lingkungan hidup yang mengejar cita-cita ini harus
mampu menumbuhkan serba keragaman dalam berbagai kegiatan
manusia dan serba keanekawarnaan dalam system lingkungan
hidup.Demi pelangi kewarnaan hidup ini, maka perikehidupan manusia
Indonesia memiliki makna yang lebih berarti