Model Pengembangan dan Implementasi Kuri
Model Pengembangan dan Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berbasis Dukungan Stakeholders
pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Samsudi
Dosen Universitas Negeri Semarang
Abstrak: Dibandingkan dengan penerapan kurikulum sebelumnya, penerapan KTSP
sejatinya membutuhkan peningkatan peran guru, kepala sekolah dan stakeholders dari
yang sebelumnya sebagai pelaksana, menjadi sebagai pengembang sekaligus
pelaksana. Peningkatan peran ini perlu didorong melalui pemberdayaan guru, kepala
sekolah dan stakeholders dalam pengembangan dan implementasi KTSP sehingga
dalam pelaksanaannya mencapai hasil maksimal. Peran stakeholders dalam
pengembangan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dapat
dioptimalkan melalui pendekatan ’grass-roots‟ yang pelaksanaannya mencakup lima
langkah pengembangan, sedangkan dalam implementasi KTSP dukungan
stakeholders dapat dioptimalkan melalui pendekatan ’mutual adaptation‟ dan
pelaksanaannya mencakup lima langkah implementasi.
Kata kunci: pengembangan dan implementasi KTSP, dukungan stakeholders.
A Model for Developing and Implementing School-based Curriculum with
Stakeholders’ Support for Primary and Secondary Educational Level
Samsudi
Lecturer at Semarang State University
Abstract: Compared to the implementation of the previous curriculum, the
implementation of the School-based Curriculum requires the improvement of the role
of the teachers, school principals, and stakeholders, from previously as ones who
implement to ones who both develop and implement. The improvement of this role
should be supported throught the empowerment of teachers, school principals, and
stakeholders in the development and implementation of the School-based Curriculum
to achieve the highest results. The role of the stakeholders for the development of the
School-based Curriculum in Primary and Secondary Educational Level can be
improved throught the grassroot approach that consists of five steps of development,
and in the implementation of the School-based Curriculum, the role of the
stakeholders can be improved throught the mutual adaptation approach that consists of
five steps of implementation.
Key words: the development and implementation of School-based Curriculum,
stakeholders‟ support.
1
kontekstual. Pendekatan ini berangkat
PENDAHULUAN
Kurikulum
secara
koseptual
dari asumsi bahwa pada kenyataannya
diartikan sebagai seperangkat rencana
kurikulum
dan implementasi mengenai tujuan, isi
dapat diimplementasikan sesuai rencana,
dan bahan pembelajaran serta cara yang
namun perlu diadaptasi sesuai kebutuhan
digunakan
dalam
setempat. Sedangkan Print (1993:13)
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
menyebut sebagai modifikasi kurikulum
untuk
(curriculum
sebagai
mencapai
pedoman
tujuan
pendidikan
tidak
pernah
benar-benar
modification),
sebelum
tertentu. Tujuan pendidikan tertentu ini
sebuah desain kurikulum diterapkan di
meliputi tujuan pendidikan nasional,
lapangan (kelas dan sekolah).
serta
kesesuaian
dengan
Pengalaman menunjukkan bahwa
kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan
sebelum
pendidikan dan peserta didik. Oleh
sekolah menggunakan kurikulum dan
karena
dan
GBPP yang sama, dengan petunjuk
dikelola oleh satuan pendidikan untuk
pelaksanaan (juklak) maupun petunjuk
memungkinkan
teknis (juknis) yang sama pula. Sekolah
itu
pendidikan
kurikulum
disusun
penyesuaian
dengan
program
kebutuhan
desain
semua
kurikulum dan program pembelajaran
yang akan diajarkan kepada siswanya,
operasional
pembelajaran, KTSP sudah seharusnya
kecuali
berangkat
petunjuk.
dari
diterapkan,
tidak memiliki otonomi apapun tentang
dan
potensi yang ada di daerah.
Sebagai
KTSP
kebutuhan
riil
di
hanya
melaksanakan
Padahal
sekolah
sesuai
sejatinya
lapangan. Untuk ini sudah semestinya
adalah unit yang paling tahu tentang
diberikan ruang untuk adaptasi dan
potensi
pengembangan secara kontekstual. Cara
karakteristik
ini disebut sebagai pendekatan mutual
dukungan stakeholders.
siswa,
potensi
daerah,
dan
sekolah,
potensi
adaptation (Jackson, 1991:404). Ciri
Menyadari kondisi ini, dalam
pokok pendekatan ini adalah bahwa
penerapan KTSP sejatinya membutuhkan
pelaksana kurikulum di lapangan (guru,
peningkatan peran guru, kepala sekolah
konselor, kepala sekolah) sekaligus juga
dan stakeholders dari yang semula hanya
sebagai
kurikulum,
pelaksana, menjadi sebagai pengembang
sehingga memiliki kewenangan untuk
sekaligus pelaksana. Peningkatan peran
mengadakan
penyesuaian-penyesuaian
ini dimungkinkan tidak akan mencapai
berdasarkan kondisi riil, kebutuhan, dan
hasil maksimal tanpa dibarengi dengan
tuntutan
pemberdayaan
pengembang
perkembangan
secara
2
kepada
guru,
kepala
sekolah
dan
dalam
stakeholders
pendahuluan,
pengembangan dan implementasinya di
pengembangan,
dan
validasi.
lapangan.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara
ini
bertujuan
purposive di beberapa satuan pendidikan
menemukan model pengembangan dan
dasar dan menengah di kota Semarang,
implementasi kurikulum tingkat satuan
dengan
pendidikan
kelompok pengembang kurikulum dan
(KTSP)
pada
jenjang
subyek
penelitian
adalah
pendidikan dasar dan menengah, melalui
pengelola
kegiatan:
sekolah, komite sekolah, nara sumber).
1).Studi
pendahuluan
mendeskripsikan
pengembangan
implementasi
Pada tahap studi pendahuluan,
diterapkan teknik angket. Pada tahap
dan menengah
pengembangan ditempuh dua langkah
2).Merancang
desain
pengembangan
dan
model
yang
implementasi
perangkat
menengah
pertama,
pendukungnya
(panduan).
penilaian, masukan dan koreksi terhadap
kelompok imbas.
disain model yang dikembangkan oleh
tim peneliti. Pada tahap validasi model,
METODE PENELITIAN
teknik
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini
pengembangan
dengan
dukungan
dilakukan
Gall,
tahap,
dampak
dalam
stakeholder
pengembangan dan implementasi KTSP.
Instrumen
2003:571),
yaitu:
penilaian
yang
terhadap hasil KTSP, serta intensitas
and
penyederhanaan langkah, dari sepuluh
&
adalah
data
penerapan model yang dikembangkan
dan
(Research
pengumpulan
digunakan
menggunakan
penelitian
tiga
yaitu:
data,
workshop (FGD) untuk memberikan
ujicoba pada kelompok model dan
menjadi
teknik
Kedua, verifikasi disain melalui forum
3). Memvalidasi desain model melalui
(Borg
dengan
pengembangan desain model beserta
pada jenjang pendidikan dasar dan
langkah
berkaitan
pengumpulan
KTSP berbasis dukungan stakeholders
Development),
kepala
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
KTSP pada jenjang pendidikan dasar
pendekatan
konselor,
untuk
bentuk-bentuk
dan
(guru,
pengumpulan
data
masing-masing tahap penelitian, yaitu:
studi
(a)
3
pada
tahap
studi
pendahuluan
digunakan angket (daftar pertanyaan) dan
pada tahap validasi digunakan skala
daftar centang (check list); (b) pada tahap
penilaian untuk menilai hasil KTSP dan
pengembangan
intensitas dukungan stakeholders dalam
digunakan
daftar
pertanyaan dan daftar centang; dan (c)
pengembangan dan implementasi KTSP.
4. Desain Penelitian
TAHAP STUDI PENDAHULUAN
Studi
Literatur
Deskripsi karakteristik kelompok
model dan stakeholders yg
mendukung pengembangan dan
impelemntasi KTSP
Deskripsi dan Analisis
Temuan (Model
Faktual)
TAHAP PENGEMBANGAN
Perumusan Desain Model
Pengembangan dan
Implementasi KTSP
Verifikasi terbatas
pada kelompok model
Penyusunan Perangkat
Pendukung dan
Panduan Pengemb. dan
Implementasi KTSP
Evaluasi
Penyempurnaan
Workshop/FGD
FGD
Model (hipotetis)
Pengembangan dan
Implementasi KTSP
TAHAP VALIDASI
Model Pengemb. dan
Implementasi KTSP
berbasis dukungan
stakeholders (Final)
4
Ujicoba pada kelompok
model dan kelompok
imbas
bentuk lokakarya, dengan lama waktu
5. Teknik Analisis Data
2-3 minggu, serta perlu dilakukan
Analisis data dalam penelitian ini
supervisi
dijelaskan dalam tiga tahap (studi), yaitu
fakta-fakta
karakteristik
muatan
karakteristik
kelompok
pendidikan
tentang
lokal
dan
pengembang
menengah
komite sekolah; dan (d) orang tua
siswa.
4) Dalam
Pada tahap pengembangan dan
dukungan
validasi model, pendekatan analisis yang
deskriptif
dan
usaha/industri; (c) tokoh masyarakat/
(diinterpretasikan) secara kualitatif.
adalah
dasar
adalah: (a) dinas pendidikan; (b) dunia
KTSP, dideskripsikan dan dianalisis
digunakan
pendidikan
3) Pemangku kepentingan (stakeholders)
validasi. Pada tahap studi pendahuluan,
atau
dinas
kab/kota.
tahap pendahuluan, pengembangan dan
temuan
oleh
khususnya
dalam
muatan
bentuk sajian data; demikian juga dalam
pengembangan
stakeholders
dalam
lokal
KTSP,
diperlukan
pengembangan
dan
kegiatan
pengembangan diri, serta memberikan
ukuran keterterapan model (applicability)
masukan
dianalisis secara deskriptif kualitatif.
dalam
mengidentifikasi
rangka:
keadaan
(a)
dan
kebutuhan daerah sebagai rujukan
utama program pengembangan diri;
HASIL DAN PEMBAHASAN
(b) menentukan fungsi dan susunan
1. Deskripsi Hasil Penelitian
atau komposisi muatan lokal; (c)
Hasil penelitian dideskripsikan sebagai
mengidentifikasi bahan kajian muatan
berikut:
lokal; (d) menentukan mata pelajaran
a. Temuan hasil studi pendahuluan
1) Kelompok
pengembang
muatan
KTSP
konselor),
mekanisme
belum
yang
pengembangan
KTSP
silabus, dengan mengacu pada Standar
untuk
dan
implementasi
berbasis
dukungan
Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
5) Dalam implementasi KTSP bentuk
dukungan stakeholders yang adalah:
stakeholders;
2) Untuk
melaksanakan
(e)
(SK) dan kompetensi dasar (KD) serta
memiliki
efektif
dan
mengembangkan standar kompetensi
(guru/kelompok guru, kepala sekolah,
dan
lokal;
(a)
tugas
mendukung
terselenggaranya
kegiatan pembelajaran muatan lokal;
pengembangan, diperlukan dukungan
(b)
dokumen terkait, dilaksanakan dalam
mendukung
terselenggaranya
kegiatan pengembangan diri; dan (c)
5
menyediakan tempat untuk kegiatan
di sekolah, mencakup kepala sekolah,
praktikum/PKL.
guru, dan nara sumber.
b)
dua
model
focus
group
discussion (FGD) antara kelompok
b. Pengembangan dan Hasil Ujicoba
Model
Ada
Penyelenggaraan
pengembang dan stakeholders untuk
yang
menyusun/mengembangkan
draft
dikembangkan peneliti, yakni: (a) model
KTSP, dengan
pengembangan KTSP dengan mengacu
diknas No.22/2006; Permendiknas No.
kepada pendekatan grass roots; (b)
23/2006; dan panduan penyusunan
model
KTSP
impelentasi
KTSP
dengan
mengacu kepada pendekatan mutual
mengacu Permen-
berbasis
dukungan
stakeholders.
adaptation. Berdasarkan hasil verifikasi
c) Dalam proses pengembangan draft
desain model melalui forum workshop,
KTSP, dilakukan supervisi oleh kepala
berikutnya
sekolah atau wakil kepala sekolah,
dilakukan
ujicoba
pada
kelompok model dan imbas.
Pada
baik dalam konteks proses maupun
ujicoba
model
hasil (draft);
pengembangan, dipilih satu kelompok
d) Sebagai tindak lanjut hasil draft
model masing-masing pada jenjang SD,
KTSP, kepala sekolah atau wakil
SMP, SMA dan SMK. Pada ujicoba
bidang kurikulum perlu melakukan
model implementasi dipilih kelompok
validasi kepada komite sekolah, dan
model yang sama ditambah dengan
legalisasi
kelompok imbas pada masing-masing
pendidikan kota/kabupaten;
jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Hasil
pengembangan
dan
ujicoba
draft
kepada
dinas
e) Draft KTSP yang telah disupervisi,
model
divalidasi dan dilegalisasi, berikutnya
sebagai berikut:
menjadi
dokumen
KTSP
implementatif untuk sekolah ybs.
Model pengembangan KTSP dengan
1) Model Pengembangan KTSP
Model pengembangan KTSP berbasis
pendekatan
dukungan
sebagai berikut:
stakeholders,
disebut
sebagai pendekatan „grass-roots‟ yang
mencakup langkah-langkah sebagai
berikut:
a)
Pembentukan
dan
penetapan
kelompok model (pengembang) KTSP
6
grass-roots
dibagankan
Kelompok Model
(Pengembang) KTSP di
Sekolah
Focus Group Discussion
Kasek, guru, dan
nara sumber
Permendiknas
No. 22; No.23/
2006, Panduan
BSNP dan
lampirannya
Stakeholders
berserta
aspirasi/
masukannya
Draft KTSP hasil
pengembangan
Dinas Pendidikan
Legalisasi
Supervisi
Ka. Sekolah
Waka. Kurikulum
Masyarakat
Profesi
Komite Sekolah
Validasi
Keterangan:
Draft/konsepsi KTSP hasil
pengembangan
Hasil pengembangan KTSP
berbasis dukungan stakeholders
Kemungkinan perbaikan
pengembangan kurikulum
yang ditunjuk oleh sekolah dan
2) Model Implementasi KTSP
tergabung dalam MGMP;
Model implementasi KTSP berbasis
dukungan
stakeholders,
disebut
b) Kelompok pengembang memberi-
sebagai
pendekatan
„mutual
kan sosialisasi kepada kelompok
adaptation‟ dideskripsikan sebagai
pengimbas terkait dengan prinsip
berikut:
pengembangan dan implementasi
a) Sekolah membentuk kelompok
KTSP;
pengimbas implementasi KTSP,
c) Sekolah menyelenggarakan forum
mencakup guru-guru bidang studi
diskusi (FGD) antara kelompok
pengimbas
(MGMP)
stakeholders
untuk
dan
menyusun
silabus dan RPP sesuai dengan
7
kebutuhan dan potensi sekolah.
Dalam
FGD
ini
MGMP
menyiapkan
standar
(Permendiknas
e) Melaksanakan implementasi KTSP
kelompok
(pembelajaran) berbasis dukung-
dokumen
an stakeholders.
No.24/
Model implementasi KTSP dengan
2006);
pendekatan
d) Kepala sekolah dan/atau wakil
kepala
sekolah
mutual
adaptation
dibagankan berikut:
melakukan
supervisi baik terhadap proses
penyusunan maupun hasil silabus
dan RPP.
Kelompok
Pengembang
Focus Group Discussion (FGD)
Stakeholders
Kelompok
Pengimbas
Implementasi
Pembelajaran
di kelas
Silabus dan
RPP sesuai
potensi
lingkungan
Kelompok
guru
(PKG/KKG/
MGMP)
Supervisi
8
Model
pengembangan
implementasi
KTSP
dibagankan di
atas,
dan
utamanya pada jenjang pendidikan dasar
sebagaimana
dan menengah. Sejalan dengan semangat
empiris
penerapan kebijakan KTSP, pengem-
mengkondisikan dukungan stakeholders
bangan dan implementasi pada dasarnya
dalam pengembangan dan implementasi
memiliki dua dimensi, yakni dimensi
KTSP. Dalam pengembangan KTSP,
makro
bentuk dukungan stakeholders dalam
mencakup
pengembangan
dan
pendidikan, dan pengembangan standar
dalam
kompetesi (SK) dan kompetensi dasar
kegiatan
bentuk
secara
muatan
pengembangan
lokal
diri,
memberikan masukan dalam
(KD).
dan
mikro.
Dimensi
makro
tujuan
umum
perumusan
Dimensi
ini
menjadi
ranah
rangka: (a) mengidentifikasi keadaan dan
Kementerian
kebutuhan daerah sebagai rujukan utama
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
program
Sedangkan dimensi mikro mencakup
pengembangan
diri;
(b)
Pendidikan
menentukan fungsi dan susunan atau
pengembangan
komposisi
perangkat
muatan
lokal;
(c)
silabus,
penilaian
dan
Badan
RPP
hasil
dan
belajar.
mengidentifikasi bahan kajian muatan
Dimensi ini menjadi tanggung jawab
lokal; (d) menentukan mata pelajaran
sekolah, guru dan stakeholders terkait.
muatan lokal; dan (e) mengembangkan
Dalam dimensi mikro, sekolah dan guru
standar kompetensi (SK) dan kompetensi
memiliki
dasar
pengembangan
(KD)
mengacu
serta
pada
silabus,
Standar
Isi
dengan
yang
utama
dan
dalam
implementasi
kurikulum. Mengutip pendapat Parkay
ditetapkan oleh BSNP.
Dalam
peran
(2010:251):
implementasi
“ At the macro level, decisions about the
content of the curriculum apply to large
groups of students. National goal for
education and state-level curriculum
standards are examples of macro
curricular decisions. At the micro level,
curriculum decisions are made that apply
to groups of students in particular school
or classroom. To some extent, all
teachers are micro-level curriculum
developers-that is, they make numerous
decisions
about
the
curricular
experiences they provide students in their
classrooms”.
KTSP
bentuk dukungan stakeholders tersebut
berupa: (a) mendukung terselenggaranya
kegiatan pembelajaran muatan lokal; (b)
mendukung terselenggaranya kegiatan
pengembangan diri; dan (c) menyediakan
tempat untuk kegiatan praktikum/PKL.
2. Pembahasan
Pengembangan dan implementasi
Dalam
KTSP sejatinya merupakan fase penting
dalam
penyelenggaraan
kontek
pengembangan
kurikulum mikro, sekolah dan guru
pendidikan,
9
dituntut berperan lebih khususnya dalam
dalam pengembangan dan implementasi
menjalin sinergi dengan stakeholders.
KTSP.
Pelaksanaan
pengembangan
KTSP
Sebagaimana
juga
dijelaskan
membutuhkan peran dan partisipasi guru,
pada hasil penelitian Nasir (2009), bahwa
kepala sekolah dan stakeholders.
penerapan kebijakan Kurikulum Satuan
Hasil penelitian Halimah (2009)
Tingkat Pendidikan (KTSP) memberikan
menjelaskan bahwa proses penyusunan
suasana baru dalam pengelolaan dan
KTSP
pengembangan
kurikulum
pertama, yaitu tahap musyawarah kerja
Perubahan
tersebut
tim yang melibatkan kepala sekolah
pendelegasian tanggung jawab dalam
sebagai ketua tim, guru-guru, komite
pengambilan
sekolah, dengan melibatkan pihak terkait
pengembangan kurikulum
dari Departemen Pendidikan Nasional
bersifat terpusat oleh pemerintah menjadi
Tingkat Kecamatan, dan tenaga ahli
kewenangan yang ada pada masing-
(narasumber). Tahap kedua, yaitu tahap
masing sekolah/madrasah. Para guru dan
musyawarah kerja antara narasumber,
seluruh komponen madrasah diberikan
kepala sekolah, dan guru-guru dan
lebih banyak kebebasan dan otonomi
komite
dalam
meliputi
dua
tahap.
(stakeholders),
menghasilkan
Tahap
untuk
dokumen
yang
siap
madrasah.
meliputi
keputusan
menentukan
atas
dari
kurikulum
yang
di
madrasah.
diterapkan dalam pembelajaran.
Hasil studi yang dilakukan Law
Sekolah dan guru juga dapat
(2010) menyimpulkan adanya kondisi
memperkaya konten pembelajaran agar
spesifik dalam pengembangan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan siswa dan
berbasis sekolah. Disebutkan bahwa di
potensi
China, pengembangan kurikulum sekolah
lingkungan.
Berdasarkan
pandangan tersebut, maka pendekatan
yang tanggung jawabnya
grass-roots dalam pengembangan dan
kepada
pendekatan mutual adaptation dalam
partisipasi guru terhambat oleh gaya
implementasi kurikulum sejatinya sangat
kepemimpinan dan kedudukan pemimpin
relevan
yang terlibat dalam tim pengembang.
untuk
pengembangan
diterapkan
dan
dalam
implementasi
Para
guru
dan
pengambil
diserahkan
sekolah,
ternyata
kebijakan
dan
kurikulum pada tingkat mikro. Sekolah
manajemen sekolah pada akhirnya harus
dan
memikirkan
kembali
dampak
pengembangan
kurikulum
berbasis
sekolah
tanggung
jawabnya
guru
pada
dasarnya
diberikan
keleluasaan dan keluwesan yang besar
10
yang
diserahkan kapada guru dan sekolah
sekolah, dan legalisasi draft kepada
terhadap peningkatan dan mengembang-
dinas pendidikan kota/kabupaten; (5)
kan kualitas pembelajaran guru.
dokumen KTSP implementatif.
Dalam konteks pengembangan
dan implementasi KTSP, mengandung
b.Model implementasi KTSP berbasis
semangat untuk memberikan otonomi
dukungan stakeholders disebut sebagai
kepada
dalam
pendekatan „mutual adaptation‟ yang
implementasi
meliputi langkah-langkah: (1) sekolah
satuan
pendidikan
pengembangan
kurikulum
dan
sesuai
dengan
kebutuhan
membentuk
kelompok
pengimbas
siswa dan potensi lingkungan. Untuk
implementasi KTSP, mencakup guru-
mencapai kondisi tersebut, sekolah, guru
guru bidang studi yang ditunjuk oleh
dan stakeholders perlu didorong dan
sekolah dan tergabung dalam MGMP;
diberikan ruang
(2) sosialisasi kelompok pengembang
yang cukup untuk
bersinergi.
kepada kelompok pengimbas terkait
dengan prinsip pengembangan dan
KESIMPULAN DAN SARAN
implementasi KTSP; (3) pelaksanaan
1. Kesimpulan
FGD
Berdasarkan hasil penelitian dapat
antara
(MGMP)
dan
kelompok
pengimbas
stakeholders
untuk
disimpulkan sebagai berikut:
menyusun silabus dan RPP sesuai
a. Model pengembangan KTSP berbasis
dengan kebutuhan dan potensi sekolah;
dukungan stakeholders disebut sebagai
(4) supervisi oleh kepala sekolah
pendekatan ’grass-roots‟ yang meliputi
dan/atau wakil kepala sekolah baik
langkah-langkah: (1) pembentukan dan
terhadap proses penyusunan maupun
penetapan
kelompok
hasil
(pengembang)
KTSP
model
di
sekolah,
silabus
implementasi
mencakup kepala sekolah, guru, dan
dan
KTSP
RPP;
(5)
(pembelajaran)
berbasis dukungan stakeholders.
nara sumber; (2) penyelenggaraan FGD
antara kelompok pengembang dan
2. Saran
stakeholders
a. Untuk
mengembangkan
untuk
draft
menyusun/
KTSP;
(3)
meningkatkan
stakeholders
dalam
dukungan
pengembangan
supervisi oleh kepala sekolah dan/atau
dan implementasi
wakil kepala sekolah, baik dalam
perlu secara proaktif mengundang dan
proses
menghadirkan stakeholders di sekolah
maupun
hasil
(draft);
(4)
validasi draft KTSP kepada komite
11
KTSP, sekolah
Parkay, Forrest W; Hass, Glen J; Anctil,
Eric J. 2010. Curriculum Leadership:
Reading for Developing Quality
Educational
Programs.
(Ninth
Edition). Boston: Pearson.
dalam forum diskusi atau dalam
kegiatan open house;
b. Kelompok
pengembang
dan
pengimbas KTSP perlu secara intensif
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi. Dekdiknas,
Jakarta
melakukan pertemuan dan komunikasi
dengan stakeholders, utamanya dalam
rangka penyusunan kurikulum, silabus
Permendiknas Nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Depdiknas, Jakarta
dan RPP.
DAFTAR PUSTAKA
Permendiknas Nomor 24 tahun 2006
tentang Pelaksanaan Permendiknas
No. 22 dan No. 23 tahun 2007
Borg, Walter R.; Joyce P Gall; and Gall,
Meredith D. 2003. Educational
Research: An Introduction. (Seventh
Edition). Boston, New York and
London; Longman.
Print, Murray. 1993. Curriculum
Development and Design. 2nd. NSW
Australia: Allen & Unwin Pty.Ltd.
Samsudi. 2010. Model Pengembangan
dan Implementasi KTSP Berbasis
Dukungan Stakeholders pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Laporan
Penelitian
Hibah
Kompetensi. Jakarta: DP2M-Ditjen
Dikti Depdiknas.
Halimah, Lely; Rosita, Deti R; Sudirjo,
Encep. 2009. Pengembangan Model
Penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang
Mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
Jurnal
Penelitian
Pendidikan. Vol. 9 No. 2 Oktober.
Bandung: UPI.
Jackson, Philip W. 1991. Handbook of
Research on Curriculum. New York:
MacMilllan Publishing Company.
Law, Edmon H.F; Wan, Sally W.Y;
Galton, Maurice; Lee, John C.K.
2010.
Managing
school-based
curriculum innovations: a Hong Kong
case study. Curriculum Journal.
Volume
21,
Issue
3,
2010.
http://www.tandf.co.uk/journals/titles.
(Online 5 Oktober 2011)
Nasir, Muhammad. 2009. Pengembangan kurikulum berbasis madrasah.
Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 9
No. 2 Oktober. Bandung: UPI.
12
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berbasis Dukungan Stakeholders
pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Samsudi
Dosen Universitas Negeri Semarang
Abstrak: Dibandingkan dengan penerapan kurikulum sebelumnya, penerapan KTSP
sejatinya membutuhkan peningkatan peran guru, kepala sekolah dan stakeholders dari
yang sebelumnya sebagai pelaksana, menjadi sebagai pengembang sekaligus
pelaksana. Peningkatan peran ini perlu didorong melalui pemberdayaan guru, kepala
sekolah dan stakeholders dalam pengembangan dan implementasi KTSP sehingga
dalam pelaksanaannya mencapai hasil maksimal. Peran stakeholders dalam
pengembangan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dapat
dioptimalkan melalui pendekatan ’grass-roots‟ yang pelaksanaannya mencakup lima
langkah pengembangan, sedangkan dalam implementasi KTSP dukungan
stakeholders dapat dioptimalkan melalui pendekatan ’mutual adaptation‟ dan
pelaksanaannya mencakup lima langkah implementasi.
Kata kunci: pengembangan dan implementasi KTSP, dukungan stakeholders.
A Model for Developing and Implementing School-based Curriculum with
Stakeholders’ Support for Primary and Secondary Educational Level
Samsudi
Lecturer at Semarang State University
Abstract: Compared to the implementation of the previous curriculum, the
implementation of the School-based Curriculum requires the improvement of the role
of the teachers, school principals, and stakeholders, from previously as ones who
implement to ones who both develop and implement. The improvement of this role
should be supported throught the empowerment of teachers, school principals, and
stakeholders in the development and implementation of the School-based Curriculum
to achieve the highest results. The role of the stakeholders for the development of the
School-based Curriculum in Primary and Secondary Educational Level can be
improved throught the grassroot approach that consists of five steps of development,
and in the implementation of the School-based Curriculum, the role of the
stakeholders can be improved throught the mutual adaptation approach that consists of
five steps of implementation.
Key words: the development and implementation of School-based Curriculum,
stakeholders‟ support.
1
kontekstual. Pendekatan ini berangkat
PENDAHULUAN
Kurikulum
secara
koseptual
dari asumsi bahwa pada kenyataannya
diartikan sebagai seperangkat rencana
kurikulum
dan implementasi mengenai tujuan, isi
dapat diimplementasikan sesuai rencana,
dan bahan pembelajaran serta cara yang
namun perlu diadaptasi sesuai kebutuhan
digunakan
dalam
setempat. Sedangkan Print (1993:13)
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
menyebut sebagai modifikasi kurikulum
untuk
(curriculum
sebagai
mencapai
pedoman
tujuan
pendidikan
tidak
pernah
benar-benar
modification),
sebelum
tertentu. Tujuan pendidikan tertentu ini
sebuah desain kurikulum diterapkan di
meliputi tujuan pendidikan nasional,
lapangan (kelas dan sekolah).
serta
kesesuaian
dengan
Pengalaman menunjukkan bahwa
kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan
sebelum
pendidikan dan peserta didik. Oleh
sekolah menggunakan kurikulum dan
karena
dan
GBPP yang sama, dengan petunjuk
dikelola oleh satuan pendidikan untuk
pelaksanaan (juklak) maupun petunjuk
memungkinkan
teknis (juknis) yang sama pula. Sekolah
itu
pendidikan
kurikulum
disusun
penyesuaian
dengan
program
kebutuhan
desain
semua
kurikulum dan program pembelajaran
yang akan diajarkan kepada siswanya,
operasional
pembelajaran, KTSP sudah seharusnya
kecuali
berangkat
petunjuk.
dari
diterapkan,
tidak memiliki otonomi apapun tentang
dan
potensi yang ada di daerah.
Sebagai
KTSP
kebutuhan
riil
di
hanya
melaksanakan
Padahal
sekolah
sesuai
sejatinya
lapangan. Untuk ini sudah semestinya
adalah unit yang paling tahu tentang
diberikan ruang untuk adaptasi dan
potensi
pengembangan secara kontekstual. Cara
karakteristik
ini disebut sebagai pendekatan mutual
dukungan stakeholders.
siswa,
potensi
daerah,
dan
sekolah,
potensi
adaptation (Jackson, 1991:404). Ciri
Menyadari kondisi ini, dalam
pokok pendekatan ini adalah bahwa
penerapan KTSP sejatinya membutuhkan
pelaksana kurikulum di lapangan (guru,
peningkatan peran guru, kepala sekolah
konselor, kepala sekolah) sekaligus juga
dan stakeholders dari yang semula hanya
sebagai
kurikulum,
pelaksana, menjadi sebagai pengembang
sehingga memiliki kewenangan untuk
sekaligus pelaksana. Peningkatan peran
mengadakan
penyesuaian-penyesuaian
ini dimungkinkan tidak akan mencapai
berdasarkan kondisi riil, kebutuhan, dan
hasil maksimal tanpa dibarengi dengan
tuntutan
pemberdayaan
pengembang
perkembangan
secara
2
kepada
guru,
kepala
sekolah
dan
dalam
stakeholders
pendahuluan,
pengembangan dan implementasinya di
pengembangan,
dan
validasi.
lapangan.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara
ini
bertujuan
purposive di beberapa satuan pendidikan
menemukan model pengembangan dan
dasar dan menengah di kota Semarang,
implementasi kurikulum tingkat satuan
dengan
pendidikan
kelompok pengembang kurikulum dan
(KTSP)
pada
jenjang
subyek
penelitian
adalah
pendidikan dasar dan menengah, melalui
pengelola
kegiatan:
sekolah, komite sekolah, nara sumber).
1).Studi
pendahuluan
mendeskripsikan
pengembangan
implementasi
Pada tahap studi pendahuluan,
diterapkan teknik angket. Pada tahap
dan menengah
pengembangan ditempuh dua langkah
2).Merancang
desain
pengembangan
dan
model
yang
implementasi
perangkat
menengah
pertama,
pendukungnya
(panduan).
penilaian, masukan dan koreksi terhadap
kelompok imbas.
disain model yang dikembangkan oleh
tim peneliti. Pada tahap validasi model,
METODE PENELITIAN
teknik
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini
pengembangan
dengan
dukungan
dilakukan
Gall,
tahap,
dampak
dalam
stakeholder
pengembangan dan implementasi KTSP.
Instrumen
2003:571),
yaitu:
penilaian
yang
terhadap hasil KTSP, serta intensitas
and
penyederhanaan langkah, dari sepuluh
&
adalah
data
penerapan model yang dikembangkan
dan
(Research
pengumpulan
digunakan
menggunakan
penelitian
tiga
yaitu:
data,
workshop (FGD) untuk memberikan
ujicoba pada kelompok model dan
menjadi
teknik
Kedua, verifikasi disain melalui forum
3). Memvalidasi desain model melalui
(Borg
dengan
pengembangan desain model beserta
pada jenjang pendidikan dasar dan
langkah
berkaitan
pengumpulan
KTSP berbasis dukungan stakeholders
Development),
kepala
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
KTSP pada jenjang pendidikan dasar
pendekatan
konselor,
untuk
bentuk-bentuk
dan
(guru,
pengumpulan
data
masing-masing tahap penelitian, yaitu:
studi
(a)
3
pada
tahap
studi
pendahuluan
digunakan angket (daftar pertanyaan) dan
pada tahap validasi digunakan skala
daftar centang (check list); (b) pada tahap
penilaian untuk menilai hasil KTSP dan
pengembangan
intensitas dukungan stakeholders dalam
digunakan
daftar
pertanyaan dan daftar centang; dan (c)
pengembangan dan implementasi KTSP.
4. Desain Penelitian
TAHAP STUDI PENDAHULUAN
Studi
Literatur
Deskripsi karakteristik kelompok
model dan stakeholders yg
mendukung pengembangan dan
impelemntasi KTSP
Deskripsi dan Analisis
Temuan (Model
Faktual)
TAHAP PENGEMBANGAN
Perumusan Desain Model
Pengembangan dan
Implementasi KTSP
Verifikasi terbatas
pada kelompok model
Penyusunan Perangkat
Pendukung dan
Panduan Pengemb. dan
Implementasi KTSP
Evaluasi
Penyempurnaan
Workshop/FGD
FGD
Model (hipotetis)
Pengembangan dan
Implementasi KTSP
TAHAP VALIDASI
Model Pengemb. dan
Implementasi KTSP
berbasis dukungan
stakeholders (Final)
4
Ujicoba pada kelompok
model dan kelompok
imbas
bentuk lokakarya, dengan lama waktu
5. Teknik Analisis Data
2-3 minggu, serta perlu dilakukan
Analisis data dalam penelitian ini
supervisi
dijelaskan dalam tiga tahap (studi), yaitu
fakta-fakta
karakteristik
muatan
karakteristik
kelompok
pendidikan
tentang
lokal
dan
pengembang
menengah
komite sekolah; dan (d) orang tua
siswa.
4) Dalam
Pada tahap pengembangan dan
dukungan
validasi model, pendekatan analisis yang
deskriptif
dan
usaha/industri; (c) tokoh masyarakat/
(diinterpretasikan) secara kualitatif.
adalah
dasar
adalah: (a) dinas pendidikan; (b) dunia
KTSP, dideskripsikan dan dianalisis
digunakan
pendidikan
3) Pemangku kepentingan (stakeholders)
validasi. Pada tahap studi pendahuluan,
atau
dinas
kab/kota.
tahap pendahuluan, pengembangan dan
temuan
oleh
khususnya
dalam
muatan
bentuk sajian data; demikian juga dalam
pengembangan
stakeholders
dalam
lokal
KTSP,
diperlukan
pengembangan
dan
kegiatan
pengembangan diri, serta memberikan
ukuran keterterapan model (applicability)
masukan
dianalisis secara deskriptif kualitatif.
dalam
mengidentifikasi
rangka:
keadaan
(a)
dan
kebutuhan daerah sebagai rujukan
utama program pengembangan diri;
HASIL DAN PEMBAHASAN
(b) menentukan fungsi dan susunan
1. Deskripsi Hasil Penelitian
atau komposisi muatan lokal; (c)
Hasil penelitian dideskripsikan sebagai
mengidentifikasi bahan kajian muatan
berikut:
lokal; (d) menentukan mata pelajaran
a. Temuan hasil studi pendahuluan
1) Kelompok
pengembang
muatan
KTSP
konselor),
mekanisme
belum
yang
pengembangan
KTSP
silabus, dengan mengacu pada Standar
untuk
dan
implementasi
berbasis
dukungan
Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
5) Dalam implementasi KTSP bentuk
dukungan stakeholders yang adalah:
stakeholders;
2) Untuk
melaksanakan
(e)
(SK) dan kompetensi dasar (KD) serta
memiliki
efektif
dan
mengembangkan standar kompetensi
(guru/kelompok guru, kepala sekolah,
dan
lokal;
(a)
tugas
mendukung
terselenggaranya
kegiatan pembelajaran muatan lokal;
pengembangan, diperlukan dukungan
(b)
dokumen terkait, dilaksanakan dalam
mendukung
terselenggaranya
kegiatan pengembangan diri; dan (c)
5
menyediakan tempat untuk kegiatan
di sekolah, mencakup kepala sekolah,
praktikum/PKL.
guru, dan nara sumber.
b)
dua
model
focus
group
discussion (FGD) antara kelompok
b. Pengembangan dan Hasil Ujicoba
Model
Ada
Penyelenggaraan
pengembang dan stakeholders untuk
yang
menyusun/mengembangkan
draft
dikembangkan peneliti, yakni: (a) model
KTSP, dengan
pengembangan KTSP dengan mengacu
diknas No.22/2006; Permendiknas No.
kepada pendekatan grass roots; (b)
23/2006; dan panduan penyusunan
model
KTSP
impelentasi
KTSP
dengan
mengacu kepada pendekatan mutual
mengacu Permen-
berbasis
dukungan
stakeholders.
adaptation. Berdasarkan hasil verifikasi
c) Dalam proses pengembangan draft
desain model melalui forum workshop,
KTSP, dilakukan supervisi oleh kepala
berikutnya
sekolah atau wakil kepala sekolah,
dilakukan
ujicoba
pada
kelompok model dan imbas.
Pada
baik dalam konteks proses maupun
ujicoba
model
hasil (draft);
pengembangan, dipilih satu kelompok
d) Sebagai tindak lanjut hasil draft
model masing-masing pada jenjang SD,
KTSP, kepala sekolah atau wakil
SMP, SMA dan SMK. Pada ujicoba
bidang kurikulum perlu melakukan
model implementasi dipilih kelompok
validasi kepada komite sekolah, dan
model yang sama ditambah dengan
legalisasi
kelompok imbas pada masing-masing
pendidikan kota/kabupaten;
jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Hasil
pengembangan
dan
ujicoba
draft
kepada
dinas
e) Draft KTSP yang telah disupervisi,
model
divalidasi dan dilegalisasi, berikutnya
sebagai berikut:
menjadi
dokumen
KTSP
implementatif untuk sekolah ybs.
Model pengembangan KTSP dengan
1) Model Pengembangan KTSP
Model pengembangan KTSP berbasis
pendekatan
dukungan
sebagai berikut:
stakeholders,
disebut
sebagai pendekatan „grass-roots‟ yang
mencakup langkah-langkah sebagai
berikut:
a)
Pembentukan
dan
penetapan
kelompok model (pengembang) KTSP
6
grass-roots
dibagankan
Kelompok Model
(Pengembang) KTSP di
Sekolah
Focus Group Discussion
Kasek, guru, dan
nara sumber
Permendiknas
No. 22; No.23/
2006, Panduan
BSNP dan
lampirannya
Stakeholders
berserta
aspirasi/
masukannya
Draft KTSP hasil
pengembangan
Dinas Pendidikan
Legalisasi
Supervisi
Ka. Sekolah
Waka. Kurikulum
Masyarakat
Profesi
Komite Sekolah
Validasi
Keterangan:
Draft/konsepsi KTSP hasil
pengembangan
Hasil pengembangan KTSP
berbasis dukungan stakeholders
Kemungkinan perbaikan
pengembangan kurikulum
yang ditunjuk oleh sekolah dan
2) Model Implementasi KTSP
tergabung dalam MGMP;
Model implementasi KTSP berbasis
dukungan
stakeholders,
disebut
b) Kelompok pengembang memberi-
sebagai
pendekatan
„mutual
kan sosialisasi kepada kelompok
adaptation‟ dideskripsikan sebagai
pengimbas terkait dengan prinsip
berikut:
pengembangan dan implementasi
a) Sekolah membentuk kelompok
KTSP;
pengimbas implementasi KTSP,
c) Sekolah menyelenggarakan forum
mencakup guru-guru bidang studi
diskusi (FGD) antara kelompok
pengimbas
(MGMP)
stakeholders
untuk
dan
menyusun
silabus dan RPP sesuai dengan
7
kebutuhan dan potensi sekolah.
Dalam
FGD
ini
MGMP
menyiapkan
standar
(Permendiknas
e) Melaksanakan implementasi KTSP
kelompok
(pembelajaran) berbasis dukung-
dokumen
an stakeholders.
No.24/
Model implementasi KTSP dengan
2006);
pendekatan
d) Kepala sekolah dan/atau wakil
kepala
sekolah
mutual
adaptation
dibagankan berikut:
melakukan
supervisi baik terhadap proses
penyusunan maupun hasil silabus
dan RPP.
Kelompok
Pengembang
Focus Group Discussion (FGD)
Stakeholders
Kelompok
Pengimbas
Implementasi
Pembelajaran
di kelas
Silabus dan
RPP sesuai
potensi
lingkungan
Kelompok
guru
(PKG/KKG/
MGMP)
Supervisi
8
Model
pengembangan
implementasi
KTSP
dibagankan di
atas,
dan
utamanya pada jenjang pendidikan dasar
sebagaimana
dan menengah. Sejalan dengan semangat
empiris
penerapan kebijakan KTSP, pengem-
mengkondisikan dukungan stakeholders
bangan dan implementasi pada dasarnya
dalam pengembangan dan implementasi
memiliki dua dimensi, yakni dimensi
KTSP. Dalam pengembangan KTSP,
makro
bentuk dukungan stakeholders dalam
mencakup
pengembangan
dan
pendidikan, dan pengembangan standar
dalam
kompetesi (SK) dan kompetensi dasar
kegiatan
bentuk
secara
muatan
pengembangan
lokal
diri,
memberikan masukan dalam
(KD).
dan
mikro.
Dimensi
makro
tujuan
umum
perumusan
Dimensi
ini
menjadi
ranah
rangka: (a) mengidentifikasi keadaan dan
Kementerian
kebutuhan daerah sebagai rujukan utama
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
program
Sedangkan dimensi mikro mencakup
pengembangan
diri;
(b)
Pendidikan
menentukan fungsi dan susunan atau
pengembangan
komposisi
perangkat
muatan
lokal;
(c)
silabus,
penilaian
dan
Badan
RPP
hasil
dan
belajar.
mengidentifikasi bahan kajian muatan
Dimensi ini menjadi tanggung jawab
lokal; (d) menentukan mata pelajaran
sekolah, guru dan stakeholders terkait.
muatan lokal; dan (e) mengembangkan
Dalam dimensi mikro, sekolah dan guru
standar kompetensi (SK) dan kompetensi
memiliki
dasar
pengembangan
(KD)
mengacu
serta
pada
silabus,
Standar
Isi
dengan
yang
utama
dan
dalam
implementasi
kurikulum. Mengutip pendapat Parkay
ditetapkan oleh BSNP.
Dalam
peran
(2010:251):
implementasi
“ At the macro level, decisions about the
content of the curriculum apply to large
groups of students. National goal for
education and state-level curriculum
standards are examples of macro
curricular decisions. At the micro level,
curriculum decisions are made that apply
to groups of students in particular school
or classroom. To some extent, all
teachers are micro-level curriculum
developers-that is, they make numerous
decisions
about
the
curricular
experiences they provide students in their
classrooms”.
KTSP
bentuk dukungan stakeholders tersebut
berupa: (a) mendukung terselenggaranya
kegiatan pembelajaran muatan lokal; (b)
mendukung terselenggaranya kegiatan
pengembangan diri; dan (c) menyediakan
tempat untuk kegiatan praktikum/PKL.
2. Pembahasan
Pengembangan dan implementasi
Dalam
KTSP sejatinya merupakan fase penting
dalam
penyelenggaraan
kontek
pengembangan
kurikulum mikro, sekolah dan guru
pendidikan,
9
dituntut berperan lebih khususnya dalam
dalam pengembangan dan implementasi
menjalin sinergi dengan stakeholders.
KTSP.
Pelaksanaan
pengembangan
KTSP
Sebagaimana
juga
dijelaskan
membutuhkan peran dan partisipasi guru,
pada hasil penelitian Nasir (2009), bahwa
kepala sekolah dan stakeholders.
penerapan kebijakan Kurikulum Satuan
Hasil penelitian Halimah (2009)
Tingkat Pendidikan (KTSP) memberikan
menjelaskan bahwa proses penyusunan
suasana baru dalam pengelolaan dan
KTSP
pengembangan
kurikulum
pertama, yaitu tahap musyawarah kerja
Perubahan
tersebut
tim yang melibatkan kepala sekolah
pendelegasian tanggung jawab dalam
sebagai ketua tim, guru-guru, komite
pengambilan
sekolah, dengan melibatkan pihak terkait
pengembangan kurikulum
dari Departemen Pendidikan Nasional
bersifat terpusat oleh pemerintah menjadi
Tingkat Kecamatan, dan tenaga ahli
kewenangan yang ada pada masing-
(narasumber). Tahap kedua, yaitu tahap
masing sekolah/madrasah. Para guru dan
musyawarah kerja antara narasumber,
seluruh komponen madrasah diberikan
kepala sekolah, dan guru-guru dan
lebih banyak kebebasan dan otonomi
komite
dalam
meliputi
dua
tahap.
(stakeholders),
menghasilkan
Tahap
untuk
dokumen
yang
siap
madrasah.
meliputi
keputusan
menentukan
atas
dari
kurikulum
yang
di
madrasah.
diterapkan dalam pembelajaran.
Hasil studi yang dilakukan Law
Sekolah dan guru juga dapat
(2010) menyimpulkan adanya kondisi
memperkaya konten pembelajaran agar
spesifik dalam pengembangan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan siswa dan
berbasis sekolah. Disebutkan bahwa di
potensi
China, pengembangan kurikulum sekolah
lingkungan.
Berdasarkan
pandangan tersebut, maka pendekatan
yang tanggung jawabnya
grass-roots dalam pengembangan dan
kepada
pendekatan mutual adaptation dalam
partisipasi guru terhambat oleh gaya
implementasi kurikulum sejatinya sangat
kepemimpinan dan kedudukan pemimpin
relevan
yang terlibat dalam tim pengembang.
untuk
pengembangan
diterapkan
dan
dalam
implementasi
Para
guru
dan
pengambil
diserahkan
sekolah,
ternyata
kebijakan
dan
kurikulum pada tingkat mikro. Sekolah
manajemen sekolah pada akhirnya harus
dan
memikirkan
kembali
dampak
pengembangan
kurikulum
berbasis
sekolah
tanggung
jawabnya
guru
pada
dasarnya
diberikan
keleluasaan dan keluwesan yang besar
10
yang
diserahkan kapada guru dan sekolah
sekolah, dan legalisasi draft kepada
terhadap peningkatan dan mengembang-
dinas pendidikan kota/kabupaten; (5)
kan kualitas pembelajaran guru.
dokumen KTSP implementatif.
Dalam konteks pengembangan
dan implementasi KTSP, mengandung
b.Model implementasi KTSP berbasis
semangat untuk memberikan otonomi
dukungan stakeholders disebut sebagai
kepada
dalam
pendekatan „mutual adaptation‟ yang
implementasi
meliputi langkah-langkah: (1) sekolah
satuan
pendidikan
pengembangan
kurikulum
dan
sesuai
dengan
kebutuhan
membentuk
kelompok
pengimbas
siswa dan potensi lingkungan. Untuk
implementasi KTSP, mencakup guru-
mencapai kondisi tersebut, sekolah, guru
guru bidang studi yang ditunjuk oleh
dan stakeholders perlu didorong dan
sekolah dan tergabung dalam MGMP;
diberikan ruang
(2) sosialisasi kelompok pengembang
yang cukup untuk
bersinergi.
kepada kelompok pengimbas terkait
dengan prinsip pengembangan dan
KESIMPULAN DAN SARAN
implementasi KTSP; (3) pelaksanaan
1. Kesimpulan
FGD
Berdasarkan hasil penelitian dapat
antara
(MGMP)
dan
kelompok
pengimbas
stakeholders
untuk
disimpulkan sebagai berikut:
menyusun silabus dan RPP sesuai
a. Model pengembangan KTSP berbasis
dengan kebutuhan dan potensi sekolah;
dukungan stakeholders disebut sebagai
(4) supervisi oleh kepala sekolah
pendekatan ’grass-roots‟ yang meliputi
dan/atau wakil kepala sekolah baik
langkah-langkah: (1) pembentukan dan
terhadap proses penyusunan maupun
penetapan
kelompok
hasil
(pengembang)
KTSP
model
di
sekolah,
silabus
implementasi
mencakup kepala sekolah, guru, dan
dan
KTSP
RPP;
(5)
(pembelajaran)
berbasis dukungan stakeholders.
nara sumber; (2) penyelenggaraan FGD
antara kelompok pengembang dan
2. Saran
stakeholders
a. Untuk
mengembangkan
untuk
draft
menyusun/
KTSP;
(3)
meningkatkan
stakeholders
dalam
dukungan
pengembangan
supervisi oleh kepala sekolah dan/atau
dan implementasi
wakil kepala sekolah, baik dalam
perlu secara proaktif mengundang dan
proses
menghadirkan stakeholders di sekolah
maupun
hasil
(draft);
(4)
validasi draft KTSP kepada komite
11
KTSP, sekolah
Parkay, Forrest W; Hass, Glen J; Anctil,
Eric J. 2010. Curriculum Leadership:
Reading for Developing Quality
Educational
Programs.
(Ninth
Edition). Boston: Pearson.
dalam forum diskusi atau dalam
kegiatan open house;
b. Kelompok
pengembang
dan
pengimbas KTSP perlu secara intensif
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi. Dekdiknas,
Jakarta
melakukan pertemuan dan komunikasi
dengan stakeholders, utamanya dalam
rangka penyusunan kurikulum, silabus
Permendiknas Nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Depdiknas, Jakarta
dan RPP.
DAFTAR PUSTAKA
Permendiknas Nomor 24 tahun 2006
tentang Pelaksanaan Permendiknas
No. 22 dan No. 23 tahun 2007
Borg, Walter R.; Joyce P Gall; and Gall,
Meredith D. 2003. Educational
Research: An Introduction. (Seventh
Edition). Boston, New York and
London; Longman.
Print, Murray. 1993. Curriculum
Development and Design. 2nd. NSW
Australia: Allen & Unwin Pty.Ltd.
Samsudi. 2010. Model Pengembangan
dan Implementasi KTSP Berbasis
Dukungan Stakeholders pada Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Laporan
Penelitian
Hibah
Kompetensi. Jakarta: DP2M-Ditjen
Dikti Depdiknas.
Halimah, Lely; Rosita, Deti R; Sudirjo,
Encep. 2009. Pengembangan Model
Penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang
Mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
Jurnal
Penelitian
Pendidikan. Vol. 9 No. 2 Oktober.
Bandung: UPI.
Jackson, Philip W. 1991. Handbook of
Research on Curriculum. New York:
MacMilllan Publishing Company.
Law, Edmon H.F; Wan, Sally W.Y;
Galton, Maurice; Lee, John C.K.
2010.
Managing
school-based
curriculum innovations: a Hong Kong
case study. Curriculum Journal.
Volume
21,
Issue
3,
2010.
http://www.tandf.co.uk/journals/titles.
(Online 5 Oktober 2011)
Nasir, Muhammad. 2009. Pengembangan kurikulum berbasis madrasah.
Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 9
No. 2 Oktober. Bandung: UPI.
12