UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDO

Makalah PKN

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

OLEH :
NAMA : ARDIANSYAH
NIM

: 60700112049

KELAS : B

JURUSAN IlMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR

Pertama-tama puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat

dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmu nutrisi ini.
Selanjutnya ucapan banyak terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua
yang telah menjadi sumber motivasi bagi saya, hingga dapat menyelesaikan laporan ini, serta
tak lupa kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
laporan ini, baik yang membantu secara langsung maupun membantu secara tidak langsung.

Samata, Juni 2014

Penulis

ARDIANSYAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945
memutuskan bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum

terbentuk. Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensial ("SemiParlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem
pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.
Pada periode UUDS 50 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang
sering disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti,
akibatnya pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih
memperhatikan kepentingan partai atau golongannya. Setelah negara RI dengan
UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia selama
hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem
Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD
1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta merintangi
pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur;
sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit mengenai pembubaran
Konstituante dan berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950.
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD
1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni
1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama
Pancasila. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia
Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan

menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan

kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya" maka naskah
Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal
18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan
UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang
pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada
masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).
Nama Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa
saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17
Juli 1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai UndangUndang Dasar Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Hukum Dasar Tertulis dan Hukum Dasar Tidak Tertulis
2. Konstitusi
3. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasar UUD 1945
4. Pokok Batang Tubuh UUD 1945
5. Hubungan antara Lembaga-Lembaga Negara Berdasar UUD 1945
6. Hak Asasi Manusia Berdasar UUD 1945
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Hukum Dasar Tertulis dan Hukum Dasar Tidak Tertulis

2. Untuk Mengetahui Konstitusi
3. Untuk Mengetahui Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasar UUD 1945
4. Untuk Mengetahui Pokok Batang Tubuh UUD 1945
5. Untuk Mengetahui Hubungan antara Lembaga-Lembaga Negara Berdasar UUD
1945

6. Untuk Mengetahui Hak Asasi Manusia Berdasar UUD 1945

BAB II
PEMBAHASAN

1. Hukum Dasar Tertulis dan Hukum Dasar Tidak Tertulis
A. Hukum Dasar Tertulis
Undang-Undang dasar bukanlah hukum biasa melainkan hukum dasar,
yaitu hukum dasar tertulis dengan demikian setiap produk hukum seperti
undang-undang peraturan pemerintahan, peraturan presiden atau bahkan setiap
tindaka atau kebijakan pemerintah harus berlandaskan dan bersumber pada
peraturan yang lebih tinggi yang pada akhirnya semua peraturan perundangundangan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan UUD 1945 dan muaranya adalah pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum negara.


Hukum dasar yang tertulis inilah yang disebut dengan istilah UndangUndang Dasar 1945. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar
negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember
1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950
di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR
pada tanggal 22 Juli 1959. Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945
mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembagalembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan,
Batang Tubuh 16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang
hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2
ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta
Penjelasan. Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 16 bab,
37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah,
Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.
bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang
didalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara
bagian memiliki kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya.

B. Hukum Dasar Tidak Tertulis
Yang dimaksud Hukum Dasar Tidak Tertulis yaitu aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek Penyelenggaraan negara, konvensi
ini merupakan aturan-aturan lengkap yang mengisi kekosongan yang timbul
dalam praktek kenegaraan yang tidak terdapat daam undang-undang dasar.
Walaupun demikian konvensi itu tidak bertentangan dengan ketentuanketentuan yang terdapad dalam UUD, yang dimaksud Hukum Dasar Tidak
Tertulis (Konvensi) yaitu kebiasaan-kebiasan yang dilakukan terus menerus

dilingkungan kelembgaan Negara. Contoh dapat diambil pada pidato
kenegaraan presideb RI setiap 16 Agustus dalam sidang DPR RI.
Hukum dasar yang tidak tertulis, ini disebut dengan istilah konvensi,
artinya kebiasaan-kebiasaan yang timbul dan terpelihara dalam pratek
penyelenggaraan negara.
2. Konstitusi
A. Pengertian Konstitusi
Konstitusi sering disebut sebagai Undang-Undang Dasar, meskipun
arti konstitusi itu sendiri adalah hukum dasar yang tertulis dan tidak tertulis.
Undang-Undang Dasar tergolong hukum dasar yang tertulis, sedangkan
hukum dasar yang tidak tertulis adalah aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis.

Hukum dasar yang tidak tertulis ini sering disebut konvensi.
Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu
konstitusi sebagaituntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin
oleh penguasa dankonstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil
(konstitusi dapat berupatertulis) dan konstitusi dalam arti materiil (konstitusi
yang dilihat dari segi isinya), dalam arti positif adalah sebagai sebuah
keputusan politik yangtertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan
kenegaraan, konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya
jaminan atas hak asasi serta perlindungannya.

B. Tujuan Konstitusi
Tujuan konstitusi yaitu membatasi kekuasaan penguasa agar tidak
bertindak sewenang-wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa
konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan
merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak, melindungi HAM maksudnya

setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain danhak memperoleh
perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya, Pedoman penyelenggaraan
negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negarakita tidak akan berdiri
dengan kokoh.

Perubahan konstitusi/UUD yaitu: Secara revolusi, pemerintahan baru
terbentuk sebagai hasil revolusi ini yang kadang- kadang membuat sesuatu UUD
yang kemudian mendapat persetujuan rakyat. Secara evolusi,UUD/konstitusi
berubah secara berangsur-angsur yang dapat menimbulkan suatu UUD,
secaraotomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi. Keterkaitan antara dasar
negara dengan konstitusi yaitu: Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi
nampak pada gagasan dasar, cita-cita dantujuan negara yang tertuang dalam
pembukaan UUD suatu negara.
Dasar negara sebagai pedoaman penyelenggaraan negara secara tertulis
termuat dalam konstitusi suatu negara. Keterkaitan konstitusi dengan UUD
yaitu:Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak ter tulis sedangkan UUD
adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin
elastik sifatnya aturan itui makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu
pemerintahan diselenggarakan.
3. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasar UUD 1945
A. Pengertian
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam
mengatur pemerintahannya. Sistem pemerintahan mempunyai sistem yang
tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara
sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap

memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan
mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah john menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut
maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum
minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti pengertian sistem
pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum
mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem
pemerintahan yang kontinu john demokrasi dimana seharusnya masyarakat
bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.

Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem
pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit, Sistem pemerintahan
hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna
menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama john mencegah adanya
perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
B. Sistem Presidensial
Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem
kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana
kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan

legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur
yaitu: Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat
pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait. Presiden dengan dewan perwakilan
memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan. Tidak ada
status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik.
Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden
melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan
terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Bila ia
diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang
wakil presiden akan menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika
Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin
dan Amerika Tengah.
C. Sistem Pemerintahan Indonesia
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal

itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,
sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian
dari sistem pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem

pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa
sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah sistem pemerintahan
yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari
sejarahnya,

Indonesia

mengalami

beberapa

kali

perubahan

sistem

pemerintahan. Indonesia pernah menganut sistem kabinet parlementer pada
tahun 1945 - 1949. kemudian pada rentang waktu tahun 1949 - 1950,
Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun
1950 - 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer
dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Sedangkan pada tahun
1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan secara demokrasi
terpimpin. Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti sampai
disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan
menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah terjadi
amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini adalah perbedaan
sistem pemerintahan sebelum terjadi amandemen dan setelah terjadi
amandemen pada UUD 1945:
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan
UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945
tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai
berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi
dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem
pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan
presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde

Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan
masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil
rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka
kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun
adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak
positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan
pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan
solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik
dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik
perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar
dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada
keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk
menciptakan sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun
pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada
konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu
berisi:
1.

adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,

2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan
perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD
1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk
sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas
UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun
1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen
itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.
b. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 setelah
diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa
transisi. Sebelum diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan
UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem pemerintahan
Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan

seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru.
Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah
dilakukannya Pemilu 2004.
4. Pokok Batang Tubuh UUD 1945
Dalam PembukaanUUD 1945 terkandung pokok-pokok pikiran yang tidak
lain adalah cita-cita bangsaIndonesia berdasarkan Pancasila. Pokok-pokok pikiran
itu lalu dijabarkan lebihlanjut dalam pasal-pasal Batang Tubuh dan Penjelasan
UUD 1945. inilah yang dimaksud oleh kalimat kunci dalam Penjelasan UUD 1945;
"Undang-undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaandalampasal-pasalnya".
Pembukaan UUD1945 terdiri dari empat alinea dan empat pokok pikiran.
Walaupun jumlahsama-sama empat, pengertian alinea di sini tidak identik dengan
pokok pikiran.Jadi, tidak berarti Alinea I mengandung Pokok Pikiran I, Alinea II
mengandungPokok Pikiran II, dan seterusnya. Pokok-pokok pikiran tersebut
terkandung

dalamkeseluruhan

alinea

Pembukaan

UUD

1945.

Alinea I memua tdasar/motivasi pernyataan kemerdekaan Indonesia. Di dalamnya
(secara obyektif) dinyatakan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia ini tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikedilan. Untuk itu (secara subyektif)
bangsa Indonesia memiliki aspirasi untuk membebaskan diri dari penjajahan itu
guna

membangunmasa

depan

bersama

yang

lebih

baik.

Alinea II memuat cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan pernyataan
kemerdekaan Indonesiaitu berarti perjuangan pergerakan kemerdekaan telah
sampai pada saat yang berbahagia. Pernyataan kemerdekaan itu sendiri barulah
awal dari proses pembangunan bangsa ini menuju kepada negara yang bersatu,
berdaulat,

adil

dan

makmur.

Alinea III memuat pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia. Di situ ditegaskan
bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia itu selain upaya manusia, juga tidak terlepas
dari berkatrahmat Allah Yang Mahakuasa. Dengan demikian tampak jelas ada
keseimbangan antara motivasi material dan spiritual dari pernyataan kemerdekaan
bangsa Indonesia itu. Keseimbangan ini pula yang selalu eksis dalam pernjuangan
mengisi kemerdekaan berupa pembangunan nasional sebagai pengalaman
Pancasila.
Alinea IV memuat tujuan nasional, penyusunan negara hukum, benttuk negara

Republik Indonesia,negara berkedaulatan rakyat, dan lima dasar negara (yang
kemudian dikenal dengan Pancasila). Fungsi dan tujuan negara Indonesia secara
gamblang ditegaskan dalam alinea ini, yakni untuk melindungi segenap bangsa
Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan dunia
yang berdasarkan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketrtiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk
menjalankan

fungsi

dan

mencapai

tujuan

yang

mulia

tersebut,

maka

disusunlahkemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang
dasar (UUD1945). Di situ juga ditegaskan bahwa bentuk negara yang dipilih
adalahrepublik, yang berkedaulatan rakyat berdasar Pancasila.
Semua alineaPembukaan UUD 1945 di atas, apabila ditelaah secara
mendalam, ternyata diilhami oleh empat pokok pikiran.
Pokok Pikiran I menyatakan, bahwa negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia berdasarkan atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini sekaligus berarti,
dalam Pembukaan UUD 1945diterima aliran pengertian (paham) negara persatuan,
negara yang melindungi danmeliputi segenap bangsa seluruhnya, mengatasi
asegala paham golongan dan perseorangan. Aliran inilah yang kemudian dikenal
sebagai paham negara persatuan (integralistik atau kekeluargaan). Tampak di sini,
bahwa pokokpikiran ini identik dengan Sila ke-3 dari Pancasila.
Pokok Pikiran II menyatakan, bahwa negara hendak mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyatIndonesia. Pokok pikiran ini identik dengan Sila ke-5 dari
Pancasila.
Pokok Pikiran III menyatakan, bahwa negara berkedaulatan rakyat, berdasar
atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu, sistem negara
yang terbentuk dalamUndang-Undang Dasar harus berdasarkan kedaulatan dan
berdasar atas permusyawaratan perwakilam. Di sini secara jelas tampak bahwa
pokok pikiran iniidentik dengan Sila ke-4 dari Pancasila.
Pokok Pikiran IVmenyatakan, bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu,
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintahan dan
lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Pokok pikiran ini
identik dengan Sila ke-1 dan ke-2 dari Pancasila.
5.Hubungan Antara Lembaga-Lembaga Negara Berdasarkan UUD 1945

Dalam kaitan hubungan antar lembaga negara itu, akan ditinjau
perkembangan lembaga negara setelah adanya perubahan UUD 1945 dengan melihat
prinsip kekuasaan penyelenggaraan negara, pembagian kekuasaan negara, tugas dan
fungsi MPR RI, dan hubungan antar lembaga negara. Pemahaman akan masalah itu
penting bagi semua penyelenggara negara agar dapat dicapai Visi Indonesia 2020
dan Visi Indonesia Masa Depan, yaitu cita-cita luhur bangsa sebagaimana termaktub
dalam Pembukaan UUD 1945.
A. Kekuasaan Penyelenggaraan Negara
Lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan negara yang
berkedudukan di pusat yang fungsi, tugas, dan kewenangannya diatur secara
tegas dalam UUD. Secara keseluruhan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) sebelum perubahan mengenal
enam lembaga tertinggi dan tinggi negara, yaitu: MPR sebagai lembaga
tertinggi negara; DPR, Presiden, MA, BPK, dan DPA sebagai lembaga tinggi
negara. Namun setelah amandemen, UUD NRI tahun 1945 menyebutkan
bahwa lembaga negara adalah MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, MK,
dan KY tanpa mengenal istilah lembaga tinggi atau tertinggi negara.
Di samping mengatur mengenai proses pembagian kekuasaan, UUD
NRI tahun 1945 juga mengatur mengenai hubungan kewenangan dan
mekanisme kerja antar lembaga negara dalam penyelenggaraan negara. Untuk
dapat menelaah tentang hubungan antar lembaga negara tersebut, kita perlu
mencermati konsep kunci yang dipakai dalam sistem pemikiran kenegaraan
Indonesia.

B. Pembagian Kekuasan Negara
Perkembangan sejarah penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia
dalam kurun waktu 60 tahun Indonesia merdeka mengalami pasang surut
sejalan dengan perkembangan kehidupan konstitusional dan politik yang
selama ini telah tiga kali hidup dalam konstitusi dan sistem politik yang
berbeda. Perkembangan sistem politik di Indonesia secara umum dapat
dikatagorikan

pada

empat

masa

dengan

ciri-ciri

yang

mewarnai

penyelenggaraan negara, yaitu Sistem Politik Demokrasi Liberal-Parlementer
(1945-1959), walaupun pada tahun 1945-1949 menganut UUD 1945 dengan
prinsip Pemerintahan Presidensial, Terpimpin (1959-1966) [Orde lama], dan
Demokrasi Pancasila (1966-1998) [Orde Baru], dan Demokrasi berdasarkan
UUD [Orde Reformasi].
Pergeseran prinsip pembagian ke pemisahan kekuasaan yang dianut
dalam UUD NRI tahun 1945 telah membawa implikasi pada pergeseran
kedudukan dan hubungan tata kerja antar lembaga negara dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara, baik dalam kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Perubahan prinsip yang mendasari bangunan
pemisahan kekuasaan antar lembaga negara adalah adanya pergeseran
kedudukan lembaga pemegang kedaulatan rakyat yang semula ditangan MPR
dirubah menjadi dilaksanakan menurut UUD (Pasal 1 ayat [2]).
6.Hak Asasi Manusia (HAM) Berdasarkan UUD 1945
HAM adalah hak-hak yang secarainheren melekat dalam diri
manusia,dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. HAM
merupakan Seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk TuhanYang Maha Esa dan merupakaan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dandilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. (Pasal 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia).
Karakteristik HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri
setiap manusia sejak ia dilahirkan ke dunia.• HAM merupakan instrumen untuk
menjaga harkat dan martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiaannya
yang luhur.
Prinsip-prinsip HAM Pelaksanaan HAM berlaku bagi semua
mempertimbangkan orang, apa pun jenis kekhususan nasional dan kelaminnya,
statusnya, regional serta berbagai latar agamanya, suku bangsabelakang sejarah,
budaya dan Partikularisme Universal atau kebangsaannya agama siapa pun,
denganada keseimbangan alas apa pun, tidakdan keselarasan di dapat dan tidak
Tidak

dapat

antara

Hak

Asasi

Keseimbangan

boleh

mencerabut

dilepaskandengan kewajiban/ atau mengambil hak asasi tanggung jawab
seseorang asasi Saling Tidak dapat tergantung dipisahkan Ketiga kategori HAM

tidak HAM saling tergantung satu dapat dipisah-pisahkan, baik sama lainnya,
sehingga dalam pemenuhan hak asasi yang penerapan, pemenuhan, pe satu akan
mempengaruhi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan hubungan
antar lembaga negara dapat ditempuh dengan jalan menyempurnakan peraturanperaturan perundangan dengan berdasar pada semangat penyelenggaraan negara
yang menghayati jiwa, pandangan, dan aspirasi rakyat banyak.
B. Kritik dan Saran

Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik

dan

saran

yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.