Final Presentasi KEN Alih Teknologi 12Nov2015 (NXPowerLite)
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL DALAM MENDUKUNG
PERCEPATAN ALIH TEKNOLOGI SERTA SOLUSI
PEMANFAATANNYA
DEPUTI BIDANG EKONOMI
Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Technologi 2015
Bandung , 12 November 2015
KERANGKA PAPARAN
Kerangka Penyusunan Prencanaan
Pembangunan Nasional
RPJMN 2015-2015
Kebijakan Pembangunan Ekonomi Nasional
2
KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
9 Agenda Pembangunan (Nawacita)
Tujuan Pembangunan
Sasaran/Target Pembangunan
Amanat RPJP unuk
RPJMN III):
Memantapkan
pembangunan secara
menyeluruh di
berbagai bidang
dengan menekankan
pencapaian daya saing
kompetitif
perekonomian
berlandaskan
keunggulan SDA dan
SDM berkualitas, serta
kemampuan IPTEK
yang terus meningkat
Visi, Misi, dan Program
Presiden Terpilih
RPJMN
2015-2019
RPJPN
2005-2025
Perencanaan Teknokratik
Permasalahan dan Tantangan yang dihadapi
Proyeksi dan perkiraan keadaan tahun 2015-2019
Tujuan yang ingin dicapai:
o Menciptakan landasan untuk dapat memanfaatkan bonus demofrafi
secara optimal
o Keluar dari middle income trap tahun 2030an
3
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
BIDANG EKONOMI 2015-2019
PERMASALAHAN
•
•
•
•
•
Kemampuan dan
pemanfaatan teknologi
masih rendah
Ketersediaan infrastruktur
terbatas dan perlu
dipercepat peningkatannya
Kemampuan SDM perlu
ditingkatkan
Berbagai peraturan dan
kelembagaan perlu
diperbaiki
Kemampuan untuk
membiayai pembangunan
perlu ditingkatkan
•
•
Mendorong
Pertumbuhan
Ekonomi yang
berkelanjutan
Meningkatkan
pendapatan
masyarakat
untuk keluar
dari MIT
TANTANGAN EKSTERNAL:
Perekonomian dunia masih dalam masa pemulihan
Persaingan di pasar global semakin ketat yang
memerlukan peningkatan daya saing
4
ROADMAP MENGHINDARI MIT
2015
USD 12.000
2010
BONUS DEMOGRAPHIC
Threshold Middle Income Trap
2015
RPJM 2
Pertumbuhan PDB
2020
RPJM 3
2025
2035
RPJM 4
6-8%
per tahun
2013
USD 3.500
2019:
Menuju USD 7.000
Kemiskinan
2013 :
11,47%
6-8%
per tahun
Pengangguran
2013:
6,25%
PDB per kapita
2035
2025:
> USD 12.000
5
FOKUS RPJMN 2015-2019
KEBIJAKAN
MAKRO
TFP + C + L
Kebijakan Sektor
Lainnya
Kebijakan
Transformasi
Ekonomi
(Industrialisasi)
Usulan
fokus
RPJMN
2015-2019
UU RPJP 17/2007 (RPJM ke-3, 2015 – 2019): ditujukan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang terus meningkat.
Inclusive
growth
sustainability growth
Daya
saing
Growth
Growth with
Equity
Value Added
Resource based
growth
6
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2015-2019
7
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015–2019
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1.
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2.
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3.
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4.
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5.
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7.
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
8
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberi rasa aman pada seluruh WN
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah
dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
9
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
1)
2)
3)
Membangun untuk manusia dan masyarakat;
Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan
yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan
menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelakupelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan;
Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan
ekosistem
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN &
KEWILAYAHAN
Pendidikan
Kedaulatan Pangan
Antarkelompok
Pendapatan
Kedaulatan Energi &
Ketenagalistrikan
Kemaritiman dan
Kelautan
Pariwisata dan Industri
Antarwilayah: (1)
Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4)
Kawasan Timur
Kesehatan
Perumahan
Mental / Karakter
KONDISI PERLU
Kepastian dan
Penegakan Hukum
Keamanan dan
Ketertiban
Politik & Demokrasi
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
Tata Kelola & RB
10
SKENARIO PERTUMBUHAN EKONOMI
2015-2019
Perspektif 5 Tahun
Kedepan
(Kabinet Kerja)
Pertumbuhan Ekonomi
Rata Rata 7 %
(2015-2019)
Mungkinkah
Tercapai?
11
BEBERAPA SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
Indikator
2014*
(Baseline)
2015
2019
73,83
(metode lama)
69,4
(metode baru)
76,3
(metode lama)
0,55
-
Meningkat
0,41
0,40
0,36
5,1%
5,7%
8,0 %
43.403
40.785
-
72.217
10,96 % *)
10,3
7,0-8,0%
5,94%
5,6%
4,0-5,0%
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Masyarakat1
Indeks Gini
Pertumbuhan ekonomi
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2010
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2000
Tingkat Kemiskinan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
1
Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman
masyarakat
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
*Perkiraan
**Maret 2014
12
PERTUMBUHAN YANG TINGGI YANG DIDUKUNG OLEH PENINGKATAN
DAYA SAING DALAM PERIODE 2015-2019,
MEMERLUKAN PENINGKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY (TFP)
Peningkatan TFP akan dilaksanakan melalui peningkatan produktifitas dan efisiensi
SKENARIO PERTUMBUHAN 2015-2019
Y
K
L
2014
5.0
3.0
1.4
2015
5.8
3.4
1.6
2016
6.6
3.7
1.7
2017
7.1
3.9
1.7
2018
7.5
3.9
1.8
2019
8.0
4.1
1.8
Rata-Rata
2015-19
7.0
3.8
1.7
TFP
0.6
0.8
1.2
1.5
1.8
2.1
1.5
Peningkatan TFP diupayakan dengan dengan fokus kebijakan, antara lain:
o Meningkatkan ketersediaan infrastruktur
o Meningkatlkan kualitas SDM dan kualitas hidup Masyarakat
(Pendidikan, Kesehatan, Perumahan, Mental/Karakter)
o Menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
o Memperkuat sektor Industri dan jasa/jasa kreatif dan inovatif
o Meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
o Revitalisasi sarana perdagangan
o Mengefisienkan kelembagaan (meningkatkan tata kelola, menciptakan iklim usaha yang sehat
o Meningkatkan kepastian politik dan kepastian hukum, dan menegakkan kemanan dan ketertiban
o Meningkatkan konektivitas antar pulau
o Meningkatkan aglomerasi ekonomi
13
PENINGKATAN PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENDORONG
KEMAJUAN PEREKOOMIAN
14
KETERKAITAN PERTUMBUHAN EKONOMI
DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
1.
Teori exogenous growth model.
Solow (1950an) mengemukakan bahwa bahwa 80 persen dari peningkatan
produktivitas di Amerika Serikat disebabkan kemajuan teknologi. Di dalam
modelnya, Solow memperlakukan pertumbuhan ekonomi sebagai
exogenous.
2.
Teori exogenous growth model.
Paul Romer dari Stanford University mengembangkan teori pertumbuhan
endogenous (endogenous growth theory) yang mengatakan bahwa dalam
jangka panjang kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pada
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terjadi bilamana masyarakat
berhasil menciptakan kombinasi sumberdaya yang dimiliki sedemikian
sehingga menghasilkan barang / jasa yang bernilai lebih tinggi.
15
PERMASALAH DALAM PENGUASAAN IPTEK
Sumbangan penguasaan iptek
bagi
perekonomian
nasional
masih sangat terbatas
Kontribusi Iptek nasional untuk
pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian.
Pemanfaatan
teknologi
hasil
litbang pada industri yang ada di
Indonesia masih kecil
Penerapan Iptek
HASIL
Produktivitas hasil litbang masih
rendah (patent dan publikasi
ilmiah)
Penelitian dan
Pengembangan Iptek
PROSES
Kelembagaan, Sumber
Daya, dan Jaringan
Iptek
INPUT
Kualitas institusi riset; jumlah
dan
kualitas
SDM
iptek;
anggaran R & D perusahaan;
sarpras iptek; dan kolaborasi
riset antara lembaga litbang dan
industri masih terbatas
16
TANTANGAN PEMBANGUNAN
TERKAIT IPTEK
TANTANGAN 1: Meningkatkan dukungan nyata iptek
terhadap peningkatan daya saing sektor-sektor produksi
barang dan jasa.
TANTANGAN 2: Meningkatkan dukungan iptek untuk
keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam baik
hayati maupun nir-hayati.
TANTANGAN 3: Meningkatkan dukungan iptek untuk
penyiapan
masyarakat
Indonesia
menyongsong
kehidupan global yang maju dan modern
17
UPAYA-UPAYA DALAM PENGUASAN IPTEK
1. Komitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia diwujudkan dalam pengalokasian anggaran bagi
fungsi pendidikan sebesar 20% dari APBN. Dengan
demikian, diharapkan agar lembaga pendidikan mampu
memfasilitasi peserta didik mengembangkan talentanya.
Hal yang sama juga dilaksanakan bagi pendidikan tinggi.
2. Perhatian yang diberikan pada Lembaga penelitian
pemerintah dengan membangun berbagai laboratorium,
menyediakan
peralatan
yang
memadai,
serta
meningkatkan pendidikan para peneliti.
3. Mendorong dan membiayai berbagai paket kegiatan
penelitian
18
PERKEMBANGAN DALAM PENGUASAN
IPTEK
Sangat yakin semua upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil walau
dalam bentuk yang masih jauh dari kegiatan ekonomi. Kita yakin pengetahuan
yang tergali selama ini menumpuk di benak individu-individu peneliti dalam
bentuk pengetahuan yang tacit, dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah, atau
bahkan dalam bentuk paten.
Ini merupakan penyebab sumbangan penguasaan lmu pengetahuan dan
teknologi bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya sumbangan Total Factor Productivity (TFP)
terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat terbatas. Sebagai illustrasi, dari
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,2%, TFP hanya menyumbang
1% sementara modal (Capital) menyumbang 3,6 persen dan produktivitas
tenaga kerja menymbang 1,6 %. Jadi inilah tantangan pembangunan kita,
yaitu meningkatkan kontribusi penguasaan iptek bagi perekonomian nasional.
19
PERKEMBANGAN DALAM PENGUASAN
IPTEK
Sangat yakin semua upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil walau
dalam bentuk yang masih jauh dari kegiatan ekonomi. Kita yakin pengetahuan
yang tergali selama ini menumpuk di benak individu-individu peneliti dalam
bentuk pengetahuan yang tacit, dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah, atau
bahkan dalam bentuk paten.
Ini merupakan penyebab sumbangan penguasaan lmu pengetahuan dan
teknologi bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya sumbangan Total Factor Productivity (TFP)
terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat terbatas. Sebagai illustrasi, dari
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,2%, TFP hanya menyumbang
1% sementara modal (Capital) menyumbang 3,6 persen dan produktivitas
tenaga kerja menymbang 1,6 %. Jadi inilah tantangan pembangunan kita,
yaitu meningkatkan kontribusi penguasaan iptek bagi perekonomian nasional.
20
INOVASI SEBAGAI SUMBANGAN
PENGUASAAN IPTEK DALAM
PEREKONOMIAN
Inovasi terjadi dalam dalam bentuk produk dan jasa yang baru, proses
produksi, maupun model bisnis yang baru
Inovasi produk mendorong peningkatan diversifikasi produk sedangkan
inovasi proses memperbaiki kinerja operasional unit bisnis yang
menerapkannya dalam bentuk biaya produksi yang makin rendah, kualitas
yang makin baik, serta waktu penyerahan produk yang semakin handal
(Quality, Cost, and Delivery, QCD).
Inovasi strategi bisnis terwujud dalam bentuk terbangunnya segmen pasar
yang baru, jalur distribusi yang baru, model bisnis yang baru, panambahan
rantai nilai tambah, dll. Gojek adalah salah satu contohnya.
Inovasi yang disebut di atas sudah tersedia di lembaga-lembaga penelitian.
Yang diperlukan adalah perangkat yang tepat untuk menyalurkannnya ke
ranah ekonomi. Hal inilah yang melatarbelakangi digariskannya rencana
pembangunan Taman Sains dan Teknologi (Science and Techno Park, STP)
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019.
21
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
III. ARAH DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
22
PEMBANGUNAN EKONOMI:
ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN IPTEK
Peningkatan
Dukungan Iptek
Bagi Daya Saing
Sektor Produksi
Pembangunan
100 Techno Park
di
Kabupaten/Kota
dan Science Park
di Setiap Provinsi
Pembangunan
Bidang Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi 2015-2019
Peningkatan Dukungan
Bagi Riset dan
Pengembangan Dasar
Peningkatan
Keberlanjutan
dan
Pemanfaatan
Sumber Daya
Alam
Menyiapkan
Masyarakat
Indonesia
Menuju
Kehidupan Global
23
A. PENINGKATAN DUKUNGAN IPTEK BAGI
DAYA SAING SEKTOR PRODUKSI
a) Penyelanggaraan Litbang (Riset): dengan output teknologi /produk baru terdifusi
ke sektor produksi;
b) Layanan Perekayasaan dan Teknologi: dalam bentuk penyediaan sarana
perekayasaan, disain, dan pengujian;
c) Layanan Infrastruktur Mutu: yang mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi,
dan pengujian mutu;
d) Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir: yang mencakup pengawasan penggunaan
tenaga nuklir di industri, pertanian, kesehatan, dan energi;
e) Penguatan Kerjasama Akademisi-Swasta-Pemerintah: yang difasilitasi lewat
science
24
B. PENINGKATAN KEBERLANJUTAN DAN
PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
a) eksplorasi, konservasi dan peningkatan kemanfaatan flora, fauna, dan mikroba
Indonesia bagi kesejahteraan rakyat;
b) melindungi flora, fauna, dan mikroba Indonesia dari ancaman kepunahan akibat
perdagangan baik domestik maupun internasional.
c) Pengembangan teknologi eksplorasi sumber daya alam (SDA) utamanya akan
mengkaji produk perekayasaan teknologi eksplorasi sumber daya kebumian dengan
penerapan teknologi geofisika dan eksplorasi dasar dan bawah dasar laut
d) pengembangan dan pemanfaatan satelit inderaja,
e) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh.
f) Pengembangan Satelit
g) Pengembangan roket sipil
h) Konservasi sumber daya alam
i) pengembangan teknologi proses menuju industri hijau
j) infrastruktur hijau perkotaan
25
C. MENYIAPKAN MASYARAKAT INDONESIA
MENUJU KEHIDUPAN GLOBAL
a) memperkuat kapasitas dan jejaring penelitian sosial kemanusian untuk mengukur
indeks kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi dan merespon fenomena global
village
26
D. PENINGKATAN DUKUNGAN BAGI RISET
DAN PENGEMBANGAN DASAR
a) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek
b) pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek
c) pembangunan repositori dan diseminasi informasi iptek
d) peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset.
27
E. PEMBANGUNAN 100 TECHNO PARK DI
KABUPATEN/KOTA DAN SCIENCE PARK
DI SETIAP PROVINSI
Sasaran: Terbangunnya 100 Techno Park di daerah-daerah Kabupaten/Kota,
dan Science Park di setiap Provinsi.
Arah Kebijakan:
I.
Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science Techno Park, N–STP)
diarahkan berfungsi sebagai:
1) Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;
2) Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju;
3) Pusat layanan teknologi maju ke dunia usaha dan industri.
II.
Pembangunan Taman Sains (Science Park) di Provinsi diarahkan berfungsi sebagai
1) Penyedia pengetahuan teknologi terkini kepada masyarakat;
2) Penyedia solusi–solusi teknologi yang tidak terselesaikan di techno park;
3) Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
III. Pembangunan Taman Tekno (Techno Park) di Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai:
1) Pusat penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di Kabupaten/Kota;
2) Tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis
ke masyarakat luas;
28
PEMBANGUNAN TEKNO PARK (2)
Strategi Pembangunan:
Pembangunan N–STP dengan:
1. Revitalisasi Kawasan Penelitian menuju N–STP yang maju dan modern.
2. Pembangunan N–STP baru di sektor–sektor unggulan.
3. Pembangunan N–STP berbasis Perguruan Tinggi
Pembangunan Taman Sains – Provinsi melalui:
1. Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi untuk Taman Sains yang
berafiliasi dengan Universitas
2. Kementerian/Lembaga untuk Taman Sains yang sesuai dengan kompetensi
K/L yang sudah terbangun.
Pembangunan Taman Tekno – Kabupaten/Kota melalui K/L sesuai dengan
kompetensi, dengan berafiliasi dengan universitas/politeknik terdekat.
29
KEBIJAKAN UNTUK ALIH TEKNOLOGI
Kebijakan ekonomi nasional untuk mendukung percepatan alih
teknologi serta solusi pemanfaatannya secara umum dapat dibagi dua
yaitu pemberian insentif fiskal dan fasilitas pemanfaatan produk baru
hasil pengembangan dalam negeri.
Peningkatan kontribusi iptek dalam mendorong kemajuan ekonomi
tidak terlepas dari keberhasilan dalam percepatan alih teknologi serta
pemanfaatannya. Perlunya kebijakan ekonomi untuk mendukung alih
teknologi ini sudah disadari sejak lama.
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing, pasal 12 telah ditetapkan bahwa “Perusahaan modal
asing berkewajiban menyelenggarakan dan/atau menyediakan fasilitas
latihan dan pendidikan di dalam dan di luar negeri secara teratur dan
terarah bagi warga negara Indonesia agar berangsur-angsur warga
negara asing dapat diganti oleh tenaga-tenaga warga negara
Indonesia” (mekanisme technical assistance).
30
KEBIJAKAN FISKAL UNTUK ALIH
TEKNOLOGI
Kebijakan fiskal diberikan kepada usaha dunia usaha yang memberikan sumbangan
kepada lembaga penelitian dan pengembangan yang berada di wilayah NKRI dalam
rangka penyelenggaraan
kegiatan penelitian dan pengambangan. Kebijakan ini
tertuangan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 yang tatacara
pemberiannya diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) no.76 Tahun 2010.
Impor barang-barang untuk tujuan penelitian dan ilmu pengetahuan yang termasuk
dalam barang-barang kena pajak dibebaskan dari retribusi impor dan tidak akan
dikenakan PPN serta pajak Penjualan barang mewah sesuai dengan ketentuan berlaku
(Diatur dalam Permenkeu 231/2001).
Fasilitas yang lain adalah Permenkeu 143/1997 and Permenkeu 51/2007. Dalam
fasilitas ini disebutkan bahwa barang-barang yang diperlukan untuk R&D harus
digunakan dengan sebenar-benarnya untuk pengembangan tingkat pengetahuan
termasuk yang digunakan untuk penelitian harus dibebaskan dari retribusi impor.
Institusi dan badan yang terkena TPO, pembebasan dari retribusi impor dan
pelaksanaannya ditetapkan oleh menteri keuangan.
31
KEBIJAKAN NON FISKAL
UNTUK ALIH TEKNOLOGI
Akses wirausaha baru berbasis inovasi kepada sumber
pembiayaan diperluas melalui perbaikan skema Kredit
Usaha Rakyat, dimana tingkat bunga senantiasa
diupayakan untuk diturunkan serta plafon tanpa agunan
diupayakan untuk ditingkatkan.
Sesuai dengan rencana yang digariskan dalam RPJMN
2015-2019,
pembentukan
Lembaga
Pembiayaan
Pembangunan Indonesia (LPPI) sedang dirancang dengan
menyusun RUU LPPI yang akan disampaikan ke DPR
tahun 2016. Dengan adanya lembaga pembiayaan ini
akses usaha ke permodalan akan lebih baik.
32
INTERVENSI PEMERINTAH DALAM
MENDORONG INOVASI
Inovasi terjadi kalau penemu mengetahui dengan tepat apa yang dibutuhkan
masyarakat dan pada saat yang sama mampu menemukan solusi teknologi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Bila produk baru telah berhasil dikembangkan, tahap
berikutnya adalah membawa produk ini ke pengguna.
Salah satu persoalan utamanya adalah harga, yang pasti akan mahal karena proses
pembelajaran teknologi (technological learning curve) belum terjadi.
Di negara maju, masyarakat sendiri sudah mampu membiayai produk yang baru
dikembangkan. Sebagai contoh, pada awalnya kamera digital dengan resolusi 2
megapixel di pasar AS dijual dengan harga US$ 500 yang saat ini sekitar US$ 100.
Mengandalkan masyarakat membiayai pembelajaran teknologi bagi produk yang baru
dikembangkan tidak akan berjalan di negara berkembang seperti Indonesia.
Masyarakat kita belum mampu. Untuk itu pemerintah turun tangan. Caranya adalah
dengan menjadikan pemerintah sebagai pasar bagi teknologi/produk yang baru
dikembangkan yang mendapat perlakuan khusus dalam pengadaan barang dan jasa
Pemerintah.
Pengadaan barang oleh pemerintah juga memberi insentif bagi produk-produk yang
tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang sudah cukup tinggi. Hal ini mendorong
tumbuhnya pemasok-pemasok domestik bagi produsen produk akhir.
33
HARAPAN KEPADA
PESERTA SEMINAR
1. Perkuat penguasaan sains dan teknologi maju;
2. Bangun kemampuan menerapkan sains dan
teknologi untuk meningkatkan nilai tambah
(mengolah) sumber daya alam yang kita miliki;
3. Wujudkan kemampuan tersebut dalam bentuk
alih dan inovasi teknologi;
4. Menumbuhkan wirausaha baru berbasis
inovasi;
5. Bersinergi dengan program pemerintah seperti
pembangunan Taman Sains dan Teman Tekno
(Science and Techno Park).
34
TERIMAKASIH
35
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL DALAM MENDUKUNG
PERCEPATAN ALIH TEKNOLOGI SERTA SOLUSI
PEMANFAATANNYA
DEPUTI BIDANG EKONOMI
Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Technologi 2015
Bandung , 12 November 2015
KERANGKA PAPARAN
Kerangka Penyusunan Prencanaan
Pembangunan Nasional
RPJMN 2015-2015
Kebijakan Pembangunan Ekonomi Nasional
2
KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA
PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL
9 Agenda Pembangunan (Nawacita)
Tujuan Pembangunan
Sasaran/Target Pembangunan
Amanat RPJP unuk
RPJMN III):
Memantapkan
pembangunan secara
menyeluruh di
berbagai bidang
dengan menekankan
pencapaian daya saing
kompetitif
perekonomian
berlandaskan
keunggulan SDA dan
SDM berkualitas, serta
kemampuan IPTEK
yang terus meningkat
Visi, Misi, dan Program
Presiden Terpilih
RPJMN
2015-2019
RPJPN
2005-2025
Perencanaan Teknokratik
Permasalahan dan Tantangan yang dihadapi
Proyeksi dan perkiraan keadaan tahun 2015-2019
Tujuan yang ingin dicapai:
o Menciptakan landasan untuk dapat memanfaatkan bonus demofrafi
secara optimal
o Keluar dari middle income trap tahun 2030an
3
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
BIDANG EKONOMI 2015-2019
PERMASALAHAN
•
•
•
•
•
Kemampuan dan
pemanfaatan teknologi
masih rendah
Ketersediaan infrastruktur
terbatas dan perlu
dipercepat peningkatannya
Kemampuan SDM perlu
ditingkatkan
Berbagai peraturan dan
kelembagaan perlu
diperbaiki
Kemampuan untuk
membiayai pembangunan
perlu ditingkatkan
•
•
Mendorong
Pertumbuhan
Ekonomi yang
berkelanjutan
Meningkatkan
pendapatan
masyarakat
untuk keluar
dari MIT
TANTANGAN EKSTERNAL:
Perekonomian dunia masih dalam masa pemulihan
Persaingan di pasar global semakin ketat yang
memerlukan peningkatan daya saing
4
ROADMAP MENGHINDARI MIT
2015
USD 12.000
2010
BONUS DEMOGRAPHIC
Threshold Middle Income Trap
2015
RPJM 2
Pertumbuhan PDB
2020
RPJM 3
2025
2035
RPJM 4
6-8%
per tahun
2013
USD 3.500
2019:
Menuju USD 7.000
Kemiskinan
2013 :
11,47%
6-8%
per tahun
Pengangguran
2013:
6,25%
PDB per kapita
2035
2025:
> USD 12.000
5
FOKUS RPJMN 2015-2019
KEBIJAKAN
MAKRO
TFP + C + L
Kebijakan Sektor
Lainnya
Kebijakan
Transformasi
Ekonomi
(Industrialisasi)
Usulan
fokus
RPJMN
2015-2019
UU RPJP 17/2007 (RPJM ke-3, 2015 – 2019): ditujukan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang terus meningkat.
Inclusive
growth
sustainability growth
Daya
saing
Growth
Growth with
Equity
Value Added
Resource based
growth
6
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN 2015-2019
7
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015–2019
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1.
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2.
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3.
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4.
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5.
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7.
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
8
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberi rasa aman pada seluruh WN
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah
dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
9
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
1)
2)
3)
Membangun untuk manusia dan masyarakat;
Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan
yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan
menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelakupelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan;
Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan
ekosistem
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN &
KEWILAYAHAN
Pendidikan
Kedaulatan Pangan
Antarkelompok
Pendapatan
Kedaulatan Energi &
Ketenagalistrikan
Kemaritiman dan
Kelautan
Pariwisata dan Industri
Antarwilayah: (1)
Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4)
Kawasan Timur
Kesehatan
Perumahan
Mental / Karakter
KONDISI PERLU
Kepastian dan
Penegakan Hukum
Keamanan dan
Ketertiban
Politik & Demokrasi
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
Tata Kelola & RB
10
SKENARIO PERTUMBUHAN EKONOMI
2015-2019
Perspektif 5 Tahun
Kedepan
(Kabinet Kerja)
Pertumbuhan Ekonomi
Rata Rata 7 %
(2015-2019)
Mungkinkah
Tercapai?
11
BEBERAPA SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
Indikator
2014*
(Baseline)
2015
2019
73,83
(metode lama)
69,4
(metode baru)
76,3
(metode lama)
0,55
-
Meningkat
0,41
0,40
0,36
5,1%
5,7%
8,0 %
43.403
40.785
-
72.217
10,96 % *)
10,3
7,0-8,0%
5,94%
5,6%
4,0-5,0%
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Masyarakat1
Indeks Gini
Pertumbuhan ekonomi
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2010
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2000
Tingkat Kemiskinan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
1
Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman
masyarakat
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
*Perkiraan
**Maret 2014
12
PERTUMBUHAN YANG TINGGI YANG DIDUKUNG OLEH PENINGKATAN
DAYA SAING DALAM PERIODE 2015-2019,
MEMERLUKAN PENINGKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY (TFP)
Peningkatan TFP akan dilaksanakan melalui peningkatan produktifitas dan efisiensi
SKENARIO PERTUMBUHAN 2015-2019
Y
K
L
2014
5.0
3.0
1.4
2015
5.8
3.4
1.6
2016
6.6
3.7
1.7
2017
7.1
3.9
1.7
2018
7.5
3.9
1.8
2019
8.0
4.1
1.8
Rata-Rata
2015-19
7.0
3.8
1.7
TFP
0.6
0.8
1.2
1.5
1.8
2.1
1.5
Peningkatan TFP diupayakan dengan dengan fokus kebijakan, antara lain:
o Meningkatkan ketersediaan infrastruktur
o Meningkatlkan kualitas SDM dan kualitas hidup Masyarakat
(Pendidikan, Kesehatan, Perumahan, Mental/Karakter)
o Menyebarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
o Memperkuat sektor Industri dan jasa/jasa kreatif dan inovatif
o Meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
o Revitalisasi sarana perdagangan
o Mengefisienkan kelembagaan (meningkatkan tata kelola, menciptakan iklim usaha yang sehat
o Meningkatkan kepastian politik dan kepastian hukum, dan menegakkan kemanan dan ketertiban
o Meningkatkan konektivitas antar pulau
o Meningkatkan aglomerasi ekonomi
13
PENINGKATAN PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENDORONG
KEMAJUAN PEREKOOMIAN
14
KETERKAITAN PERTUMBUHAN EKONOMI
DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
1.
Teori exogenous growth model.
Solow (1950an) mengemukakan bahwa bahwa 80 persen dari peningkatan
produktivitas di Amerika Serikat disebabkan kemajuan teknologi. Di dalam
modelnya, Solow memperlakukan pertumbuhan ekonomi sebagai
exogenous.
2.
Teori exogenous growth model.
Paul Romer dari Stanford University mengembangkan teori pertumbuhan
endogenous (endogenous growth theory) yang mengatakan bahwa dalam
jangka panjang kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pada
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi terjadi bilamana masyarakat
berhasil menciptakan kombinasi sumberdaya yang dimiliki sedemikian
sehingga menghasilkan barang / jasa yang bernilai lebih tinggi.
15
PERMASALAH DALAM PENGUASAAN IPTEK
Sumbangan penguasaan iptek
bagi
perekonomian
nasional
masih sangat terbatas
Kontribusi Iptek nasional untuk
pembangunan keunggulan
kompetitif perekonomian.
Pemanfaatan
teknologi
hasil
litbang pada industri yang ada di
Indonesia masih kecil
Penerapan Iptek
HASIL
Produktivitas hasil litbang masih
rendah (patent dan publikasi
ilmiah)
Penelitian dan
Pengembangan Iptek
PROSES
Kelembagaan, Sumber
Daya, dan Jaringan
Iptek
INPUT
Kualitas institusi riset; jumlah
dan
kualitas
SDM
iptek;
anggaran R & D perusahaan;
sarpras iptek; dan kolaborasi
riset antara lembaga litbang dan
industri masih terbatas
16
TANTANGAN PEMBANGUNAN
TERKAIT IPTEK
TANTANGAN 1: Meningkatkan dukungan nyata iptek
terhadap peningkatan daya saing sektor-sektor produksi
barang dan jasa.
TANTANGAN 2: Meningkatkan dukungan iptek untuk
keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam baik
hayati maupun nir-hayati.
TANTANGAN 3: Meningkatkan dukungan iptek untuk
penyiapan
masyarakat
Indonesia
menyongsong
kehidupan global yang maju dan modern
17
UPAYA-UPAYA DALAM PENGUASAN IPTEK
1. Komitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia diwujudkan dalam pengalokasian anggaran bagi
fungsi pendidikan sebesar 20% dari APBN. Dengan
demikian, diharapkan agar lembaga pendidikan mampu
memfasilitasi peserta didik mengembangkan talentanya.
Hal yang sama juga dilaksanakan bagi pendidikan tinggi.
2. Perhatian yang diberikan pada Lembaga penelitian
pemerintah dengan membangun berbagai laboratorium,
menyediakan
peralatan
yang
memadai,
serta
meningkatkan pendidikan para peneliti.
3. Mendorong dan membiayai berbagai paket kegiatan
penelitian
18
PERKEMBANGAN DALAM PENGUASAN
IPTEK
Sangat yakin semua upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil walau
dalam bentuk yang masih jauh dari kegiatan ekonomi. Kita yakin pengetahuan
yang tergali selama ini menumpuk di benak individu-individu peneliti dalam
bentuk pengetahuan yang tacit, dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah, atau
bahkan dalam bentuk paten.
Ini merupakan penyebab sumbangan penguasaan lmu pengetahuan dan
teknologi bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya sumbangan Total Factor Productivity (TFP)
terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat terbatas. Sebagai illustrasi, dari
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,2%, TFP hanya menyumbang
1% sementara modal (Capital) menyumbang 3,6 persen dan produktivitas
tenaga kerja menymbang 1,6 %. Jadi inilah tantangan pembangunan kita,
yaitu meningkatkan kontribusi penguasaan iptek bagi perekonomian nasional.
19
PERKEMBANGAN DALAM PENGUASAN
IPTEK
Sangat yakin semua upaya yang dilakukan telah membuahkan hasil walau
dalam bentuk yang masih jauh dari kegiatan ekonomi. Kita yakin pengetahuan
yang tergali selama ini menumpuk di benak individu-individu peneliti dalam
bentuk pengetahuan yang tacit, dalam bentuk laporan, publikasi ilmiah, atau
bahkan dalam bentuk paten.
Ini merupakan penyebab sumbangan penguasaan lmu pengetahuan dan
teknologi bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya sumbangan Total Factor Productivity (TFP)
terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat terbatas. Sebagai illustrasi, dari
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 sebesar 6,2%, TFP hanya menyumbang
1% sementara modal (Capital) menyumbang 3,6 persen dan produktivitas
tenaga kerja menymbang 1,6 %. Jadi inilah tantangan pembangunan kita,
yaitu meningkatkan kontribusi penguasaan iptek bagi perekonomian nasional.
20
INOVASI SEBAGAI SUMBANGAN
PENGUASAAN IPTEK DALAM
PEREKONOMIAN
Inovasi terjadi dalam dalam bentuk produk dan jasa yang baru, proses
produksi, maupun model bisnis yang baru
Inovasi produk mendorong peningkatan diversifikasi produk sedangkan
inovasi proses memperbaiki kinerja operasional unit bisnis yang
menerapkannya dalam bentuk biaya produksi yang makin rendah, kualitas
yang makin baik, serta waktu penyerahan produk yang semakin handal
(Quality, Cost, and Delivery, QCD).
Inovasi strategi bisnis terwujud dalam bentuk terbangunnya segmen pasar
yang baru, jalur distribusi yang baru, model bisnis yang baru, panambahan
rantai nilai tambah, dll. Gojek adalah salah satu contohnya.
Inovasi yang disebut di atas sudah tersedia di lembaga-lembaga penelitian.
Yang diperlukan adalah perangkat yang tepat untuk menyalurkannnya ke
ranah ekonomi. Hal inilah yang melatarbelakangi digariskannya rencana
pembangunan Taman Sains dan Teknologi (Science and Techno Park, STP)
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019.
21
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
III. ARAH DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
22
PEMBANGUNAN EKONOMI:
ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN IPTEK
Peningkatan
Dukungan Iptek
Bagi Daya Saing
Sektor Produksi
Pembangunan
100 Techno Park
di
Kabupaten/Kota
dan Science Park
di Setiap Provinsi
Pembangunan
Bidang Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi 2015-2019
Peningkatan Dukungan
Bagi Riset dan
Pengembangan Dasar
Peningkatan
Keberlanjutan
dan
Pemanfaatan
Sumber Daya
Alam
Menyiapkan
Masyarakat
Indonesia
Menuju
Kehidupan Global
23
A. PENINGKATAN DUKUNGAN IPTEK BAGI
DAYA SAING SEKTOR PRODUKSI
a) Penyelanggaraan Litbang (Riset): dengan output teknologi /produk baru terdifusi
ke sektor produksi;
b) Layanan Perekayasaan dan Teknologi: dalam bentuk penyediaan sarana
perekayasaan, disain, dan pengujian;
c) Layanan Infrastruktur Mutu: yang mencakup standardisasi, metrologi, kalibrasi,
dan pengujian mutu;
d) Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir: yang mencakup pengawasan penggunaan
tenaga nuklir di industri, pertanian, kesehatan, dan energi;
e) Penguatan Kerjasama Akademisi-Swasta-Pemerintah: yang difasilitasi lewat
science
24
B. PENINGKATAN KEBERLANJUTAN DAN
PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
a) eksplorasi, konservasi dan peningkatan kemanfaatan flora, fauna, dan mikroba
Indonesia bagi kesejahteraan rakyat;
b) melindungi flora, fauna, dan mikroba Indonesia dari ancaman kepunahan akibat
perdagangan baik domestik maupun internasional.
c) Pengembangan teknologi eksplorasi sumber daya alam (SDA) utamanya akan
mengkaji produk perekayasaan teknologi eksplorasi sumber daya kebumian dengan
penerapan teknologi geofisika dan eksplorasi dasar dan bawah dasar laut
d) pengembangan dan pemanfaatan satelit inderaja,
e) Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh.
f) Pengembangan Satelit
g) Pengembangan roket sipil
h) Konservasi sumber daya alam
i) pengembangan teknologi proses menuju industri hijau
j) infrastruktur hijau perkotaan
25
C. MENYIAPKAN MASYARAKAT INDONESIA
MENUJU KEHIDUPAN GLOBAL
a) memperkuat kapasitas dan jejaring penelitian sosial kemanusian untuk mengukur
indeks kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi dan merespon fenomena global
village
26
D. PENINGKATAN DUKUNGAN BAGI RISET
DAN PENGEMBANGAN DASAR
a) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek
b) pembangunan sarana dan prasarana iptek antara lain revitalisasi Puspiptek
c) pembangunan repositori dan diseminasi informasi iptek
d) peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset.
27
E. PEMBANGUNAN 100 TECHNO PARK DI
KABUPATEN/KOTA DAN SCIENCE PARK
DI SETIAP PROVINSI
Sasaran: Terbangunnya 100 Techno Park di daerah-daerah Kabupaten/Kota,
dan Science Park di setiap Provinsi.
Arah Kebijakan:
I.
Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science Techno Park, N–STP)
diarahkan berfungsi sebagai:
1) Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;
2) Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju;
3) Pusat layanan teknologi maju ke dunia usaha dan industri.
II.
Pembangunan Taman Sains (Science Park) di Provinsi diarahkan berfungsi sebagai
1) Penyedia pengetahuan teknologi terkini kepada masyarakat;
2) Penyedia solusi–solusi teknologi yang tidak terselesaikan di techno park;
3) Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
III. Pembangunan Taman Tekno (Techno Park) di Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai:
1) Pusat penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di Kabupaten/Kota;
2) Tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis
ke masyarakat luas;
28
PEMBANGUNAN TEKNO PARK (2)
Strategi Pembangunan:
Pembangunan N–STP dengan:
1. Revitalisasi Kawasan Penelitian menuju N–STP yang maju dan modern.
2. Pembangunan N–STP baru di sektor–sektor unggulan.
3. Pembangunan N–STP berbasis Perguruan Tinggi
Pembangunan Taman Sains – Provinsi melalui:
1. Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi untuk Taman Sains yang
berafiliasi dengan Universitas
2. Kementerian/Lembaga untuk Taman Sains yang sesuai dengan kompetensi
K/L yang sudah terbangun.
Pembangunan Taman Tekno – Kabupaten/Kota melalui K/L sesuai dengan
kompetensi, dengan berafiliasi dengan universitas/politeknik terdekat.
29
KEBIJAKAN UNTUK ALIH TEKNOLOGI
Kebijakan ekonomi nasional untuk mendukung percepatan alih
teknologi serta solusi pemanfaatannya secara umum dapat dibagi dua
yaitu pemberian insentif fiskal dan fasilitas pemanfaatan produk baru
hasil pengembangan dalam negeri.
Peningkatan kontribusi iptek dalam mendorong kemajuan ekonomi
tidak terlepas dari keberhasilan dalam percepatan alih teknologi serta
pemanfaatannya. Perlunya kebijakan ekonomi untuk mendukung alih
teknologi ini sudah disadari sejak lama.
Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing, pasal 12 telah ditetapkan bahwa “Perusahaan modal
asing berkewajiban menyelenggarakan dan/atau menyediakan fasilitas
latihan dan pendidikan di dalam dan di luar negeri secara teratur dan
terarah bagi warga negara Indonesia agar berangsur-angsur warga
negara asing dapat diganti oleh tenaga-tenaga warga negara
Indonesia” (mekanisme technical assistance).
30
KEBIJAKAN FISKAL UNTUK ALIH
TEKNOLOGI
Kebijakan fiskal diberikan kepada usaha dunia usaha yang memberikan sumbangan
kepada lembaga penelitian dan pengembangan yang berada di wilayah NKRI dalam
rangka penyelenggaraan
kegiatan penelitian dan pengambangan. Kebijakan ini
tertuangan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2010 yang tatacara
pemberiannya diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) no.76 Tahun 2010.
Impor barang-barang untuk tujuan penelitian dan ilmu pengetahuan yang termasuk
dalam barang-barang kena pajak dibebaskan dari retribusi impor dan tidak akan
dikenakan PPN serta pajak Penjualan barang mewah sesuai dengan ketentuan berlaku
(Diatur dalam Permenkeu 231/2001).
Fasilitas yang lain adalah Permenkeu 143/1997 and Permenkeu 51/2007. Dalam
fasilitas ini disebutkan bahwa barang-barang yang diperlukan untuk R&D harus
digunakan dengan sebenar-benarnya untuk pengembangan tingkat pengetahuan
termasuk yang digunakan untuk penelitian harus dibebaskan dari retribusi impor.
Institusi dan badan yang terkena TPO, pembebasan dari retribusi impor dan
pelaksanaannya ditetapkan oleh menteri keuangan.
31
KEBIJAKAN NON FISKAL
UNTUK ALIH TEKNOLOGI
Akses wirausaha baru berbasis inovasi kepada sumber
pembiayaan diperluas melalui perbaikan skema Kredit
Usaha Rakyat, dimana tingkat bunga senantiasa
diupayakan untuk diturunkan serta plafon tanpa agunan
diupayakan untuk ditingkatkan.
Sesuai dengan rencana yang digariskan dalam RPJMN
2015-2019,
pembentukan
Lembaga
Pembiayaan
Pembangunan Indonesia (LPPI) sedang dirancang dengan
menyusun RUU LPPI yang akan disampaikan ke DPR
tahun 2016. Dengan adanya lembaga pembiayaan ini
akses usaha ke permodalan akan lebih baik.
32
INTERVENSI PEMERINTAH DALAM
MENDORONG INOVASI
Inovasi terjadi kalau penemu mengetahui dengan tepat apa yang dibutuhkan
masyarakat dan pada saat yang sama mampu menemukan solusi teknologi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Bila produk baru telah berhasil dikembangkan, tahap
berikutnya adalah membawa produk ini ke pengguna.
Salah satu persoalan utamanya adalah harga, yang pasti akan mahal karena proses
pembelajaran teknologi (technological learning curve) belum terjadi.
Di negara maju, masyarakat sendiri sudah mampu membiayai produk yang baru
dikembangkan. Sebagai contoh, pada awalnya kamera digital dengan resolusi 2
megapixel di pasar AS dijual dengan harga US$ 500 yang saat ini sekitar US$ 100.
Mengandalkan masyarakat membiayai pembelajaran teknologi bagi produk yang baru
dikembangkan tidak akan berjalan di negara berkembang seperti Indonesia.
Masyarakat kita belum mampu. Untuk itu pemerintah turun tangan. Caranya adalah
dengan menjadikan pemerintah sebagai pasar bagi teknologi/produk yang baru
dikembangkan yang mendapat perlakuan khusus dalam pengadaan barang dan jasa
Pemerintah.
Pengadaan barang oleh pemerintah juga memberi insentif bagi produk-produk yang
tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang sudah cukup tinggi. Hal ini mendorong
tumbuhnya pemasok-pemasok domestik bagi produsen produk akhir.
33
HARAPAN KEPADA
PESERTA SEMINAR
1. Perkuat penguasaan sains dan teknologi maju;
2. Bangun kemampuan menerapkan sains dan
teknologi untuk meningkatkan nilai tambah
(mengolah) sumber daya alam yang kita miliki;
3. Wujudkan kemampuan tersebut dalam bentuk
alih dan inovasi teknologi;
4. Menumbuhkan wirausaha baru berbasis
inovasi;
5. Bersinergi dengan program pemerintah seperti
pembangunan Taman Sains dan Teman Tekno
(Science and Techno Park).
34
TERIMAKASIH
35