8. Cetak biru pembinaan dan pengembangan jdihn new
PENYUSUNAN
Cetak biru
pembinaan dan pengembangan jdihn
Olehbudi wihardja
Kepala pusat dokumentasi dan jaringan informasi hukum nasional
Pertemuan Integrasi Sistem JDIH Nasional
(2)
Sistematika BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Cetak Biru 1.3 Landasan Hukum
BAB II CETAK BIRU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JDIHN
2.1 Visi, Misi dan Agenda Prioritas 2.1.1 Visi dan Misi
2.1.2 Agenda Prioritas
2.1.3 Budaya Organisasional 2.2 Kondisi JDIHN Saat Ini
2.2.1 Organisasi 2.2.2 SDM
2.2.3 Dokumen Hukum 2.2.4 Teknis Pengelolaan
(3)
LANJUTAN
2.2.5 Sarana dan Prasarana 2.2.6 Pemanfaatan TIK
2.3 Analisa Permasalahan JDIHN
2.3.1 Analisis Internal (Kekuatan/Kelemahan) dan Solusinya 2.3.1 Analisis Eksternal (Peluang/Tantangan) dan Solusinya 2.4. Cetak Biru Pembinaan dan Pengembangan JDIHN
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 3.2. Saran
(4)
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Sejarah terbentuknya SJDI Hukum dan landasan hukum Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum;
1.1.2. Agenda Pemerintah dalam melaksanakan dan Implementasi kebijakan Reformasi Birokrasi Nasional yang meliputi 9 (sembilan) program mikro instansi yang terdiri dari :
1) Manajemen Perubahan;
2) Penataan Peraturan Perundang-undangan; 3) Penataan dan Penguatan Organisasi;
4) Penataan Tatalaksana;
5) Penataan Manajemen SDM Aaratur;
6) Penguatan Pengawasan;
7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja;
8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; 9) Monitoring dan Evaluasi.
(5)
LANJUTAN
1.1.3. Program Revitalisasi dan
Reformasi Hukum jilid dua tahun 2017
berdasarkan
nawacita menjadi agenda strategis untuk memulihkan kepercayaan publik dan menciptakan
kepastian hukum yang meliputi 7 (tujuh) program diantaranya penataan regulasi dengan
fokus kegiatan yaitu :
1). Penguatan pembentukan peraturan perundang-undangan;
2). Revitalisasi evaluasi peraturan perundang-undangan; dan
3).
Penataan data base peraturan perundang-undangan.
(6)
(7)
1.1.5 POTRET SISTIM INFORMASI DOKUMEN HUKUM
Instansi Web Instansi Web Jdih Integrasi
Sekretariat Lembaga Negara 7 3 3
Kementerian Negara 34 13 11
LPNK/Badan/Komisi 73 18 11
Pemerintah Provinsi 34 27 12
Pemerintah Kabupaten 416 163 19
Pemerintah Kota 98 47 8
Sekretariat Dewan Tingkat Provinsi 34
Sekretariat Dewan Tingkat Kabupaten 416
Sekretariat Dewan Tingkat Kota 98
Jumlah 1.210 270 (22%) 64
Peraturan perundang-undangan yang tersebar di berbagai instansi pemerintah pusat dan daerah sudah dikelola dan ditata dalam satu aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan standar pengelolaan yang belum seragam dan belum terintegrasi namun sudah terlink.
(8)
a). Proses pengelolaan :
Pengelompokan data, pembuatan fulltex, katalog, abstrak, hipertexlink dasar hukum dan status, penyajian di web;
b). Perlengkapan jaringan :
Pengamanan server, web server, database server, aplikasi server dan internet;
c). Aplikasi sistem Informasi
Hasil penelitian mahasiswa program S2 UGM berpandangan bahwa Evaluasi secara periodik untuk menilai tingkat efektivitas dan mengetahui kekurangan/kelebihan sistem informasi;
Sebagai umpan balik pengembangan sistem informasi agar mudah dikunjungi, mudah digunakan;
Sistim penemuan kembali terdapat hiperlink kedasar hukum peraturan terkait, lengkap, terdapat peraturan per-uu-an lainnya selain permen, terkini/update;
Dalam laman terdepan web jdih menampilkan peraturan terbaru.
(9)
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN CETAK BIRU
Perumusan/Penyusunan Cetak Biru dimaksudkan sebagai landasan operasional untuk pendayagunan,
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan serta sinergi dalam penjabaran kebijakan dan program.
Cetak Biru adalah sebuah rancangan yang dirumuskan dan disusun dengan tujuan untuk memberikan
arahan terhadap kegiatan organisasi secara berkesinambungan sehingga setiap kegiatan memiliki
kesesuaian dengan tuntutan, tantangan dan kebutuhan organisasi serta merupakan kerangka kerja
yang terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi :
1.
Penetapan tujuan dan sasaran;
2.Penyusunan strategi;
3.
Pelaksanaan program dan fokus kegiatan;
4.
Langkah-langkah atau implementasi yang harus dilakukan oleh setiap organisasi yang tugas dan
(10)
1.3. LANDASAN HUKUM
1.
Pasal 28 F UUD NRI Tahun 1945
2.UU No 14/2008 Tentang KIP;
3.
UU No 25/2009 Tentang Pelayanan Publik;
4.
UU No 12/2011 tentang PPP (Mencabut UU No 10/2004);
5.
Perpres No 20/1961 Tentang Tugas Kewajiban dan Laperdokpus Dalam Lingkungan Pemerintah;
6.
Perpres No 33/2012 Tentang JDIHN (Mencabut Keppres No 91/1999);
6.Perpres No 87/2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 12 Th 2011;
8.
Inpres No 6/2001 Tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia;
9.Permenkumham No 02/2013 Tentang Standardisasi Pengelolaan Teknis Dokin Hukum;
10.Permendagri No 2/2014 Tentang Pengelolaan JDIH Kemendagri dan Pemerintah Daerah.
(11)
BAB II. CETAK BIRU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JDIHN
2.1. Visi, Misi dan Agenda Prioritas
Prinsip dasar dalam TRISAKTI yang menjadi basis dan arah perubahan yang berlandaskan pada mandat konstitusi dan menjadi pilihan sadar dalam pengembangan daya hidup kebangsaan
Indonesia, menolak ketergantungan dan diskriminasi serta terbuka dan sederajat dalam
membangun kerjasama yang produktif dalam tataran pergaulan internasional. Untuk itu, Visi dan misi pemerintah tahun 2014 – 2019 sebagai berikut :
2.1.1. Visi dan Misi :
Visi
Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Misi :
(12)
LANJUTAN
2.1.2. Agenda Prioritas :
Sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan yang disebut dengan NAWACITA, salah satunya yaitu :
Agenda prioritas kedua :
“ Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya “.
Prioritas pada upaya untuk :
1.Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan;
2.Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan instansi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
3.Membuat laporan kinerja serta membuka akses informasi publik; 4.Menjalankan agenda reformasi birokrasi secara berkelanjutan.
(13)
LANJUTAN
2.1.3. Budaya Organisasional
Dalam rangka meningkatkan peran JDIHN dan strategi membangun kerjasama antara Pusat Jaringan dengan Anggota Jaringan dan antar sesama Anggota Jaringan berlandaskan pada
nilai-nilai budaya organisasi sebagaimana hasil penelitian mahasiswa program S2 UGM tahun 2016. dengan mengutif pandangan para ahli :
Menurut Ahmadi (2012) : keyakinan dan nilai-nilai bersama yang menyatukan semua anggota organisasi dan mengkonsolidasikan anggota organisasi pada aturan dan norma perilaku yang kuat.
Menurut Johnson, Scholas dan Whittington (2008) : budaya organisasional terdiri dari 4 (empat) lapisan yaitu :
1.Nilai-nilai (values) yang mudah diidentifikasi di dalam organisasi dan biasanya tertulis sebagai
pernyataan mengenai misi, tujuan dan strategi perusahaan;
2.Keyakinan yang lebih spesifik, yang biasanya dapat dilihat dari cara orang berbicara tentang
isu-isu yang dihadapi oleh organisasi seperti keyakinan bahwa perusahaan tidak harus berdagang dengan negara-negara tertentu atau bahwa staf profesional tidak harus memiliki tindakan
(14)
LANJUTAN
( Berkenaan dengan nilai-nilai dan keyakinan dalam kaitannya dengan budaya yang menjadi perhatian adalah nilai-nilai dan keyakinan kolektif bukan nilai-nilai dan keyakinan individu).
3. Perilaku (behaviours) adalah cara sehari-hari dimana organisasi beroperasi dan dapat dilihat oleh orang-orang, baik di dalam maupun diluar organisasi;
4. Paradigma/Asumsi yang dianggap biasa adalah inti dari budaya organisasi. (Paradigma adalah seperangkat asumsi yang dimiliki bersama dan diterima begitu saja dalam sebuah organisasi).
Nilai-nilai Budaya Organisasional
dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi
yang berkaitan dengan pengelolaan dokumen hukum :
1.Kreatif; 2.Inovatif; 3.Sinergis. 4.Responsif; 5.Akuntabel; 6.Profesional;
(15)
2.2. KONDISI JDIHN SAAT INI
2.2.1 Organisasi
Organisai JDIHN terdiri dari Pusat Jaringan dan Anggota Jaringan yang berkedudukan di setiap Biro Hukum/Bagian Hukum atau unit kerja yang berkaitan dengan dokumen hukum yang dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi :
2.2.1.a) Pengumpulan; 2.2.1.b) Pengolahan; 2.2.1.c) Pelayanan;
2.2.2 Sumber Daya Manusia
Pada umumnya dalam menyelenggarakan fungsi pengumpulan, pengolahan dan pelayanan dilaksanakan oleh beberapa Jabatan Fungsional yaitu :
2.2.2.a). Jabatan Fungsional Tertentu :
• Pustakawan;
• Pranata Komputer; • JFT Arsiparis.
2.2.2.b). Jabatan Fungsional Umum :
• Pengelola Jaringan Dokumentasi; • Pengelola Website;
• Teknisi Jaringan;
(16)
LANJUTAN
• Pengelola Bahan Informasi dan Publikasi;
• Analisa Sistem Aplikasi dan Jaringan Dokumentasi; • Dokumentalis Hukum;
• Penyusun Informasi Hukum;
• Pengolah Data Aplikasi dan database hukum;
2.2.3 Dokumen Hukum
Keberadaan dokumen hukum berupa peraturan perundang-undangan dan non peraturan per-undang2an sebagai aset informasi hukum yang berdayaguna di setiap lembaga :
2.2.3.a) Instansi pemerintah di tingkat pusat maupun di tingkat daerah; 2.2.3.b) Tertata dan terselenggara dalam suatu sistem informasi;
(17)
(18)
LANJUTAN
2.2.4 Teknis Pengelolaan
-Pengelolaan Dokumentasi dan Informasi Hukum secara off line dan on line belum sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam pedoman teknis pengelolaan;
-Pengelolaan dokumen hukum belum seragam, belum tertib dan berkesinambungan; -Belum dirumuskan/disusun SOP;
-Teknis Pengelolaan terdiri dari :
• UDC (Universal Decimal Classification);
• Tajuk Subjek Bidang Hukum;
• Aplikasi Pengelolaan Dokumen Hukum/Aplikasi Website JDIHN;
2.2.5 Sarana dan Prasarana
Sarpras pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum sangat terbatas dan belum sesuai dengan kebutuhan yang terdiri dari :
-Ruang Kerja , Ruang Koleksi dan Ruang Baca; -Koneksi Internet/Bandwidth/;
-Server (Aplikasi, Database, Web dan Pengamanan); -Website JDIH dan Layar Layanan Informasi;
(19)
LANJUTAN
- CCTV;
- PC, Laptop, Ipad, Printer dan Scanner; - Kamera Digital;
- Telepon dan Faksimili; - Lemari dan Rak Buku; - Meja dan Kursi Baca; - Meja dan Kursi Kerja; - Mesin Fotocopy.
2.2.6 Pemanfaatan TIK
- Dalam penyebarluasan dan pengolahan dokumen hukum belum semua Anggota jdihn
memanfaatkan TIK;
- Belum ada standar baku dalam memanfaatkan TIK yang mencakup :
• Otomasi Pengelolaan Dokumen Hukum terintegrasi (Online); • Pemanfaatan TIK untuk Backup data;
(20)
2.3. ANALISA PERMASALAHAN JDIHN
Menjalankan organisasi tidak dapat dilepaskan dari memikirkan strategi memajukan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Strategi dalam pencapaian tujuan organisasi dapat dirumuskan sebelumnya dengan melakukan suatu analisis terhadap keseluruhan data dan informasi yang berkaitan dengan organisasi sebagaimana yang disarankan Tim Pembina dan Pengembangan JDIHN Tahun 2017. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode SWOT sebagai alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki.
2.3.1 Pendataan Potensi Faktor Internal dan Eksternal 2.3.2 Diagram SWOT
(21)
LANJUTAN
Beberapa contoh pertanyaan sederhana yang mudah dipahami dan dapat di jawab sendiri apabila melakukan analisis SWOT yaitu :
1.Kekuatan (Strength)
• Kelebihan apa yang dimiliki JDIH ?
• Apa yang membuat JDIH lebih baik dari yang lainnya yang
serupa ?
• Keunikan apa yang dimiliki pusat atau anggota JDIH ?
• Apa yang menyebabkan JDIH berdayaguna dan berhasilguna ? • Apa yang dilihat oleh pengguna sebagai suatu kelebihan ?
2.Kelemahan (Weakness)
• Apa yang dapat ditingkatkan dalam pusat atau anggota JDIH ? • Apa yang harus dihindari olah pusat atau anggota JDIH ?
• Faktor apa yang menyebabkan JDIH belum berhasil ?
• Apa yang dapat dilihat oleh pengguna sebagai suatu kelemahan ? • Apa yang dilakukan oleh lembaga non pemerintah (swasta)
(22)
LANJUTAN
3.Peluang (Opportunities)
• Kesempatan apa yang dapat kita lihat ?
• Perkembangan tren apa yang sejalan dengan JDIH ?
4.Ancaman (Threats)
• Hambatan apa yang dihadapi JDIH saat ini ?
• Apa yang dilakukan oleh lembaga non pemerintah ?
• Perkembangan teknologi apa yang menyebabkan ancaman bagi
pusat dan anggota JDIH ?
• Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam
(23)
LANJUTAN
Faktor – faktor yang mempengaruhi Analisis SWOT
1.Faktor Internal (SW)
• Sumber daya yang dimiliki • Keuangan atau angaran
• Kelebihan atau kelemahan internal JDIHN
• Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya baik yang
berhasil maupun yang gagal
2.Faktor Eksternal (OT) • Tren
• Budaya, Sosial Politik, Ideologi dan Perekonomian • Sumber-sumber Permodalan
• Peraturan Pemerintah • Perkembangan Teknologi
• Peristiwa-peristiwa Yang Terjadi • Lingkungan
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
2.4. CETAK BIRU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JDIHN
Sebagai dokumen yang berisi perencanaan strategis pembangunan terpadu yang memuat arah kebijakan pembinaan dan pengembangan JDIHN di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 dapat memberikan kepastian hukum dan kemanfaatan JDIHN dengan tujuan :
“ Menyediakan dokumentasi dan informasi hukum yang lengkap, akurat dan mudah diakses dengan cepat ”
Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut akan ditempuh melalui program kegiatan yang disusun dan dirumuskan oleh Pusat Jaringan BPHN yang disinergikan dengan rencana kerja Anggota Jaringan yang berfungsi sebagai pusat jaringan ditingkat Kementerian/ Lembaga maupun Pusat Jaringan di tingkat ProvinsI. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan selama lima tahun dengan menggunakan metode analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Adapun program pembinaan dan pengembangan JDIHN yang telah dilakukan Pusat Jaringan dan Anggota Jaringan dalam rangka membangun kerjasama dan meningkatkan kompetensi SDM antara lain :
2.4.1. Pertemuan tahunan JDIHN secara berkala di tingkat nasional dan tingkat regional;
2.4.2. Peningkatan kompetensi pengelola DIH secara mandiri di BPHN setiap tiga bulan sekali;
(29)
LANJUTAN
2.4.3. Rapat Koordinasi JDIH Tingkat K/L
2.4.4. Rapat Koordinasi JDIH Tingkat Pemprov;
2.4.5. Rapat Koordinasi JDIH Tingkat Pemkab/Kota; 2.4.6. Rapat Konsultasi JDIH Tingkat K/L;
2.4.7. Rapat Konsultasi JDIH Tingkat Pemprov;
2.4.8. Rapat Konsultasi JDIH Tingkat Pemkab/Kota; 2.4.9. Bimbingan Teknis JDIH Tingkat K/L;
2.4.10. Bimbingan Teknis JDIH Tingkat Pemprov;
2.4.11. Bimbingan Tenis JDIH Tingkat Pemkab/Kota;
2.4.12. Bimbingan Teknis JDIH Kantor Wilayah Kemenkumham.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 3.2. Saran
(30)
Sekian dan Terima
Sekian dan Terima
Kasih
(1)
(2)
(3)
(4)
2.4. CETAK BIRU PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN JDIHN
Sebagai dokumen yang berisi perencanaan strategis pembangunan terpadu yang memuat arah kebijakan pembinaan dan pengembangan JDIHN di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012 dapat memberikan kepastian hukum dan kemanfaatan JDIHN dengan tujuan :
“ Menyediakan dokumentasi dan informasi hukum yang lengkap, akurat dan mudah diakses dengan cepat ”
Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut akan ditempuh melalui program kegiatan yang disusun dan dirumuskan oleh Pusat Jaringan BPHN yang disinergikan dengan rencana kerja Anggota Jaringan yang berfungsi sebagai pusat jaringan ditingkat Kementerian/ Lembaga maupun Pusat Jaringan di tingkat ProvinsI. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan selama lima tahun dengan menggunakan metode analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Adapun program pembinaan dan pengembangan JDIHN yang telah dilakukan Pusat Jaringan dan Anggota Jaringan dalam rangka membangun kerjasama dan meningkatkan kompetensi SDM antara lain :
2.4.1. Pertemuan tahunan JDIHN secara berkala di tingkat nasional dan tingkat regional;
2.4.2. Peningkatan kompetensi pengelola DIH secara mandiri di BPHN setiap tiga bulan sekali;
(5)
LANJUTAN
2.4.3. Rapat Koordinasi JDIH Tingkat K/L
2.4.4. Rapat Koordinasi JDIH Tingkat Pemprov;
2.4.5. Rapat Koordinasi JDIH Tingkat Pemkab/Kota; 2.4.6. Rapat Konsultasi JDIH Tingkat K/L;
2.4.7. Rapat Konsultasi JDIH Tingkat Pemprov;
2.4.8. Rapat Konsultasi JDIH Tingkat Pemkab/Kota; 2.4.9. Bimbingan Teknis JDIH Tingkat K/L;
2.4.10. Bimbingan Teknis JDIH Tingkat Pemprov;
2.4.11. Bimbingan Tenis JDIH Tingkat Pemkab/Kota;
2.4.12. Bimbingan Teknis JDIH Kantor Wilayah Kemenkumham.
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 3.2. Saran
(6)