Analisis Tingkat Kekotaan dengan Metode

TUGAS INDIVIDU
PENENTUAN KARAKTERISTIK WILAYAH BERDASARKAN HIRARKI KOTA
YANG DITINJAU DARI KELENGKAPAN FASILITAS PUBLIK
DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

TUGAS MATA KULIAH
METODE ANALISIS PERENCANAAN
Dosen Pengampu : Dr.sc.agr. Iwan Rudiarto, ST., M.Sc.

Oleh :

AFDEN MAHYEDA
21040117410029

FAKULTAS TEKNIK
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

i


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1.

Latar Belakang........................................................................................................ 1

1.2.

Rumusan Masalah................................................................................................... 2

1.3.

Tujuan dan Sasaran ................................................................................................. 2

1.4.

Ruang Lingkup ....................................................................................................... 2


1.4.1.

Ruang Lingkup Substansi................................................................................. 2

1.4.2.

Ruang Lingkup Wilayah .................................................................................. 2

BAB II RINGKASAN METODE ....................................................................................... 3
2.1. Metode Analisis Penentuan Hirarki............................................................................. 3
2.1.1.Metode Scalogram................................................................................................. 3
2.1.2. Metode Indeks Sentralitas Marshall ...................................................................... 3
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ...................................................................... 5
3.1

Letak Administratif dan Geografis .......................................................................... 5

BAB IV ANALISIS PENETUAN HIRARKI KEKOTAAN KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH............................................................................................................................. 7

4.1. Analisis Pusat Pelayanan ............................................................................................ 7
4.2. Identifikasi Hirarki Keruangan Kota Kabupaten Lampung Tengah ........................... 10
BAB V PENUTUP............................................................................................................. 15
5.1. Kesimpulan............................................................................................................... 15
5.2. Saran dan Rekomendasi ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kota adalah konsentrasi kebudayaan manusia dan tergambar sebagai puncak
peradaban dari suatu bangsa. Pontoh dan Kustiwan (2009:5) mendifinisikan kota sebagai
lokasi dengan jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan tempat lain disekitarnya
akibat dari hasil aktivitas penduduknya yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan non
pertanian. Dengan memiliki konsentrasi jumlah penduduk yang lebih besar, menyebabkan
peningkatan terhadap kebutuhan ruang di kota lebih dominan, baik ruang untuk tempat
tinggal mapun ruang untuk fungsi-fungsi lainnya.Oleh karena itu, untuk memenuhi
kebutuhan ruang tersebut perlu adanya penggunaan lahan yang sesuai dengan potensi dan

manfaatnya masing-masing.
Pada dasarnya perkembangan suatu wilayah secara faktual dapat berubah sesuai
dengan kecepatan, dinamika, atau pola perkembangan kegiatan masyarakat setempat dan atau
pengaruh perkembangan wilayah sekitarnya, yang tentunya akan memberikan kontribusi
terhadap upaya kegiatan penataan ruang. Kegiatan penataan ruang terutama pada aspek
perencanaan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan guna mengantisipasi
segala bentuk kecenderungan perkembangan kegiatan masyarakat yang telah dan akan
terjadi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, maka
rencana tata ruang di Indonesia dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum
sampai tingkatan yang rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan matra keruangan dari
rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional maka antara satu jenis
rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya mempunyai hubungan yang saling
terkait dan saling berurutan satu sama lainnya serta dijaga konsistensinya baik dari segi
substansi maupun operasionalisasinya. Pada tingkat kabupaten, umumnya produk RTRW
Kabupaten hanya mengatur struktur dan pola pemanfaatan lahan dalam skala makro
kabupaten, dan tidak cukup rinci untuk dijadikan landasan operasional pengendalian
Pemanfaatan ruang untuk pembangunan sarana dan prasarana lingkungan kota.
Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung
yang setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah penduduk serta mengalami

pertumbuhan ekonomi yang bervariasi. Meningkatnya jumlah penduduk akan mempengaruhi
kebutuhan akan fasilitas dan akan mempengaruhi keterpusatan pelayanan dalam penentuan
1

orde dalam hirarki suatu kota. Selain itu pengembangan kawasan budidaya, seperti
permukiman, perdagangan dan jasa serta kawasan yang merupakan basis dalam beraktifitas
lainnya haruslah menempati lahan yang merupakan ditetapkan sebagai kawasan budidaya.
Sehingga sektor yang bergerak diatasnya dapat berjalan dengan baik, selain itu sektor
perekonomian yang mendukung keberlangsungannya pembangunan suatu daerah juga perlu
diketahui agar pembangunan lebih berfokus pada pemanfaatan potensi daerahnya.

1.2.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dikemukakan bahwa karakteristik tingkat kekotaan

suatu wilayah dipengaruhi oleh kelengkapan fasilitas pendukung ruang aktivitas
masyarakatnya. Dimana di Kabupaten Lampung Tengah belum memiliki gambaran yang
spesifik mengenai pembagian wilayah berdasarkan kelengkapan fasilitas publik. Hal ini yang
menjadikan Kabupaten Lampung Tengah memerlukan suatu gambaran tentang bagaimana

model pembagian wilayah di Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan orde hirarki kotanya
yang ditinjau dari kelengkapan fasilitas pendukung aktivitas publiknya.

1.3.Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu memodelkan pembagian wilayah di Kabupaten
Lampung Tengah berdasarkan orde hirarki kotanya yang ditinjau dari kelengkapan fasilitas
pendukung aktivitas publiknya.

1.4.Ruang Lingkup
1.4.1. Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup substansi yang dibahas dalam paper ini yaitu tentang penentuan hirarki
kekotaan berdasarkan kelengkapan fasilitas Kabupaten Lampung Tengah menggunakan
Indeks Sentralitas Marshall yang kelayakannya diukur dengan nilai COR (Coefficient of
Reproducibility) dengan Metode Scalogram.

1.4.2. Ruang Lingkup Wilayah
Secara umum ruang lingkup wilayah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu wilayah
administrasi Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung yang terdiri dari 28 kecamatan.

2


BAB II
RINGKASAN METODE
2.1. Metode Analisis Penentuan Hirarki
Identifikasi

kawasan

perkotaan

di

Kabupaten

Lampung

Tengahditentukan

bersadarkan keterpusatan pelayanan dan interaksi keruangan. Pada analisis ini metode yang
digunakan yaitu metode skalogram dan indeks sentralitas marshall untuk menentukan

keterpusatan layanan.

2.1.1.Metode Scalogram
Digunakan untuk menilai tingkat kelengkapan fasilitas pelayanan suatu tempat,
dimana data dasar yang digunakan dapat diubah menjadi ukuran nominal. [0 untuk
menyatakan fasilitas yang tidak ada atau tidak tersedia dan 1 untuk menyatakan fasilitas
yang ada atau tersedia]. Selanjutnya adalah menarik garis pengelompokan tempat
berdasarkan kelengkapan jenis fasilitas. Hasil pengelompokan tadi diuji dengan
menggunakan COR (Coefficient of Reproducibility). Koefisien akan bernilai benar atau layak
digunakan jika > 0,9. Adapun rumus COR adalah sebagai berikut :
Error
COR = 1 Jumlah Fasilitas x Jumlah Daerah Amatan

2.1.2. Metode Indeks Sentralitas Marshall
Untuk menilai jumlah unit setiap jenis fasilitas pada suatu wilayah atau daerah
amatan dibandingkan dengan wilayah atau daerah amatan lainnya. Maka yang akan
dihasilkan nantinya adalah nilai keterpusatan fasilitas yang merupakan indikator kemampuan
pelayanan. Makin tinggi nilai keterpusatan yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi pula
kemampuan pelayanannya. Dan hal inilah yang akan menunjukkan central place dan hirarki
daerah amatan. Adapun tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut :


3



Membuat ulang tabel metode Skalogram dengan memasukkan data jumlah fasilitas
yang sebenarnya.



Memberi bobot pada masing-masing fasilitas dengan rumus :
t
t

C=
T

C = bobot dari atribut suatu fasilitas
= nilai sentralitas gabungan (100)
T = jumlah total dari atribut fasilitas




Mengalikan hasil C yang didapat dengan data jumlah fasilitas yang sebenarnya.



Memberi interval pada masing-masing wilayah atau daerah amatan, dengan rumus:
Xmax – Xmin
I=
orde
, dimana: I = Panjang interval
Xmax = nilai tertinggi
Xmin = nilai terendah
orde = jumlah interval
orde atau jarak interval dihitung dengan rumus : 1+3,3 log n
dimana : n = jumlah daerah amatan




Menyusun wilayah atau daerah amatan yang ada berdasarkan nilai keterpusatan
fasilitas. Semakin tinggi nilainya, maka semakin tinggi hirarkinya.

4

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1

Letak Administratif dan Geografis
Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu Kabupaten yang ada pada

Provinsi Lampung. Ibu Kota dari Kabupaten Lampung Tengah adalah Gunung Sugih. Secara
geografis Kabupaten Lampung Tengah terletak pada posisi 104° 35' sampai 105° 50" Bujur
Timur, 4° 30' sampai 4° 15' Lintang Selatan Kabupaten Lampung tengah meliputi areal
daratan 4.789,82 km2, terletak di bagian tengah Propinsi Lampung yang berbatasan dengan :
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat

:
:
:
:

Lampung Utara, Kab. Tulang Bawang Barat, Kab. Tulang Bawang
Kab. Lampung Timur dan Kota Metro
Kab. Sawaran, Kab. Lampung Selatan,
Kab. Pringsewu, Kab. Tanggamus

Secara administrarif Kabupaten lampung Tengah terbagi menjadi 28 kecamatan, serta 307
kampung/kelurahan (termasuk UPT).
Tabel III.1 Gambaran Umum Wilayah Administrasi Kab. Lampung Tengah
No

Nama Kecamatan

Jumlah Kelurahan/
K ampung

Luas Wilayah
Luas Area (km2)
(%) terhadap total

1
2
3
4
5
6
7

Padang Ratu
15
Selagai Lingga
13
Pubian
20
Anak Tuha
12
Anak Ratu Aji
6
Kalirejo
16
Sendang Agung
9
8
Bangun Rejo
16
9
Gunung Sugih
15
10
Bekri
8
11
Bumi Ratu Nuban
10
12
Trimurjo
14
13
Punggur
9
14
Kota Gajah
7
15
Seputih Raman
14
16
Terbanggi Besar
10
17
Seputih Agung
9
18
Way Pengubuan
7
19
Terusan Nunyai
7
20
Seputih Mataram
12
21
Bandar Mataram
12
22
Seputih Banyak
13
23
Way Seputih
6
24
Rumbia
8
25
Bumi Nabung
6
26
Putra Rumbia
10
27
Seputih Surabaya
13
28
Bandar Surabaya
10
Kab. Lampung Tengah
307
Sumber: Lampung Tengah dalam Angka

204.44
308.52
173.88
161.64
68.39
101.31
108.89
132.63
130.12
93.51
65.14
68.43
118.45
68.05
146.65
208.65
122.27
210.72
302.05
120.01
1055.28
145.92
77.84
106.09
108.94
95.02
144.60
142.39
4789.82

5

4.27
6.44
3.63
3.37
1.43
2.12
2.27
2.77
2.72
1.95
1.36
1.43
2.47
1.42
3.06
4.36
2.55
4.40
6.31
2.51
22.03
3.05
1.63
2.21
2.27
1.98
3.02
2.97
100

Jumlah
Penduduk
49.242
32.428
42.038
36.642
15.948
65.169
37.360
57.308
64.376
26.019
29.488
50.665
37.270
32.788
47.522
111.427
47.651
38.236
46.030
47.354
74.904
43.192
17.512
34.760
31.890
17.892
45.931
33.692
1.214.734

Gambar III.1. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Tengah
6

BAB IV
ANALISIS PENETUAN HIRARKI KEKOTAAN KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH
4.1. Analisis Pusat Pelayanan
Dalam pengelompokan fasilitas Kabupaten Lampung Tengah ini akan dinilai dan
diidentifikasi kecenderungan perkembangan kekotaan yang ada di Kabupaten Lampung
Tengah. Dengan metode scalogram, maka dapat dilihat kecenderungan kekotaan yang
terjadi, sehingga dapat diuji kecenderungan tersebut apakah sudah layak untuk dilakukan
analisa keterpusatan ruang dalam rangka menunjukan pengelompokan atau hirarki
keruangan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Berikut merupakan analisa
scalogram di Kabupaten Lampung Tengah.
Berdasarkan tabel 4.1, maka dapat ditentukan interval dalam orde kota yang ada di
Kabupaten Lampung Tengah sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Penentuan Interval dan Orde Kota
Nilai
Maksimum

Nilai
Minimum

19

Interval
Kelas
5,78

Skala
Interval
1,33

≈ 6

≈ 1,3

11

Range
17,6 16,3 15,0 13,6 12,3 11,0 -

Orde
19,0
17,6
16,3
15,0
13,7
12,3

I
II
III
IV
V
VI

Sumber : Hasil Analisis, 2017
Dari interval tersebut, maka pengelompokan orde wilayah kota ditinjau dari
kelengkapan fasilitas di Kabupaten Lampung Tengah dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.2.
Pembagian Orde Wilayah Berdasarkan Karakteristik Kekotaan Yang Ditinjau Dari
Kelengkapan Fasilitas Di Kab. Lampung Tengah Dengan Metode Scalogram
Orde

I

Orde II
Orde III
Orde IV
Orde V
Orde VI

Terbanggi Besar, Padang Ratu, Kalirejo, Seputih Raman, Bandar Mataram,
Seputih Banyak, dan Way Pengubuan
Kota Gajah, Seputih Agung, Rumbia, Selagai Lingga
Bangun Rejo, Pubian, Anak Tuha, Sendang Agung, Bumi Ratu Nuban,
Punggur, Gunung Sugih, Bandar Surabaya, Trimurjo, Seputih Raman, Bekri,
dan Seputih Surabaya
Terusan Nunyai dan Bumi Nabung
Anak Ratu Aji, Putra Rumbia, dan Way Seputih

Sumber : Hasil Analisis, 2017

7

Tabel 4.3

9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
27

10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
26

11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
25

8

12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
25

13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
24

14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
23

15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
23

16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
15

17
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
19

Rumah
Bersalin

8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

Pura

7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

Klinik/Balai
Kesehatan
Apotek/Tok
o Obat

6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

SMK

KUA

5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

Raudlatul
Athfal
Madrasah
Ibtidaiyah
Madrasah
Aliyah

Pondok
Pesantren

4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

Gereja

3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

Musholla/
Langgar

2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

Masjid

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28

Puskesmas

Terbanggi Besar
Padang Ratu
Kalirejo
Seputih Raman
Bandar Mataram
Seputih Banyak
Way Pengubuan
Kota Gajah
Seputih Agung
Rumbia
Bangun Rejo
Pubian
Selagai Lingga
Anak Tuha
Sendang Agung
Bumi Ratu Nuban
Punggur
Gunung Sugih
Bandar Surabaya
Trimurjo
Seputih Mataram
Bekri
Terusan Nunyai
Seputih Surabaya
Anak Ratu Aji
Bumi Nabung
Putra Rumbia
Way Seputih
Jumlah

Posyandu

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

SMA
Negeri
Madrasah
Tsanawiyah

Kecamatan

SMP Negeri

No

SD Negeri

Analisis Scalogram

Jumlah

18
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
14

19
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1

20
19
18
18
18
18
18
18
17
17
17
16
16
17
15
16
16
16
16
16
15
16
15
14
15
12
14
12
11
446

Eror

Orde

21
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
2
1
3
2
1
1
2
3
22

22
I
I
I
I
I
I
I
II
II
II
III
III
II
III
III
III
III
III
III
III
III
III
IV
III
VI
IV
VI
VI

Gambar 4.1 Peta pembentukan orde hasil analisis scalogram
9

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa Coefficient of Reproducibility
(COR) menunjukan angka 0,9586 atau lebih dari 0,9, sehingga proses pengelompokan
keruangan tersebut bisa diterima dan boleh dilanjutkan pada tahap analisa hirarki keruangan
dengan metode indeks sentralitas marshall.
4.2. Identifikasi Hirarki Keruangan Kota Kabupaten Lampung Tengah
Metode indeks sentralitas marshall digunakan untuk menilai jumlah unit setiap jenis
fasilitas pada suatu wilayah atau daerah amatan dibandingkan dengan wilayah atau daerah
amatan lainnya, sehingga akan dihasilkan nilai keterpusatan fasilitas yang merupakan
indikator kemampuan pelayanan. Makin tinggi nilai keterpusatan yang dihasilkan, maka akan
semakin tinggi pula kemampuan pelayanannya, dan hal inilah yang akan menunjukkan
central place dan hirarki daerah amatan.
Berdasarkan data yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah, maka analisa
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

10

Tabel 4.4

Posyandu

Puskesmas

Masjid

Musholla/
Langgar

Gereja

Pondok
Pesantren

KUA

Raudlatul
Athfal

Madrasah
Ibtidaiyah

Madrasah
Aliyah

SMK

Klinik/Bal
ai
Kesehatan

Apotek/To
ko Obat

Pura

Rumah
Bersalin

Terbanggi Besar
Padang Ratu
Kalirejo
Seputih Raman
Bandar Mataram
Seputih Banyak
Way Pengubuan
Kota Gajah
Seputih Agung
Rumbia
Bangun Rejo
Pubian
Selagai Lingga
Anak Tuha
Sendang Agung
Bumi Ratu Nuban
Punggur
Gunung Sugih
Bandar Surabaya
Trimurjo
Seputih Mataram
Bekri
Terusan Nunyai
Seputih Surabaya
Anak Ratu Aji
Bumi Nabung
Putra Rumbia
Way Seputih
Jumlah
C

Madrasah
Tsanawiya
h

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

SMA
Negeri

Kecamatan

SMP
Negeri

No

SD Negeri

Analisis Pembobotan Indeks Sentralitas Marshall

1
45
26
41
29
27
35
18
23
24
24
37
31
26
24
24
13
25
35
15
42
31
16
19
30
12
22
9
15
718
0.139

2
14
9
8
6
13
7
7
9
9
6
10
11
10
5
7
5
6
9
3
6
7
5
6
4
4
3
2
2
193
0.518

3
4
3
3
2
3
4
2
3
2
2
4
1
1
2
2
1
2
3
1
3
3
2
1
3
2
2
1
1
63
1.587

4
4
3
5
5
5
4
4
2
6
4
2
4
3
3
4
5
3
2
3
4
3
2
1
5
1
6
1
2
96
1.042

5
10
15
16
14
12
13
7
7
9
8
15
12
13
20
9
10
9
16
10
14
12
8
7
13
6
10
6
6
307
0.326

6
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
38
2.632

7
75
59
88
59
62
59
41
41
44
33
94
81
49
63
47
38
43
81
48
60
57
38
32
68
28
47
27
12
1474
0.068

8
164
117
160
99
40
152
60
85
142
28
131
99
60
91
97
80
108
172
92
115
59
69
46
111
32
64
45
30
2548
0.039

9
23
9
10
8
9
8
4
6
11
6
5
3
4
2
4
7
5
11
6
6
6
5
22
8
1
2
1
0
192
0.521

10
5
5
8
4
6
5
4
5
6
5
4
5
1
4
5
3
5
4
7
3
2
3
4
5
2
0
0
2
112
0.893

11
6
2
4
3
2
3
3
4
2
3
4
1
2
1
3
4
3
6
2
5
3
3
1
3
0
2
0
0
75
1.333

12
3
5
1
11
9
11
2
3
5
7
4
10
2
1
4
1
2
3
3
2
5
2
0
0
0
5
2
6
109
0.917

13
1
5
4
1
6
1
3
1
3
2
5
9
4
1
8
4
3
1
4
2
0
0
2
0
1
4
1
0
76
1.316

14
3
2
5
2
2
4
1
2
3
2
1
2
1
2
1
4
1
3
1
0
1
0
0
2
1
1
0
0
47
2.128

15
8
3
6
2
3
3
1
3
1
3
3
1
2
2
2
3
3
0
0
0
3
1
2
3
0
1
1
0
60
1.667

16
4
3
3
2
3
2
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
26
3.846

17
26
2
5
2
4
5
1
8
4
3
0
0
0
0
0
1
5
2
1
1
1
2
1
2
0
0
0
0
76
1.316

18
5
7
5
108
11
11
6
0
0
0
0
0
6
0
3
0
0
0
6
4
53
0
0
2
0
0
0
8
235
0.426

19
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
100

Sumber : Hasil Analisis, 2017

11

Tabel 4.5
Analisis Penentuan Hirarki Indeks Sentralitas Marshall
Madrasah
Tsanawiy
ah

Posyandu

Puskesma
s

Masjid

Musholla/
Langgar

Gereja

Pondok
Pesantren

KUA

Raudlatul
Athfal

Madrasah
Ibtidaiyah

Madrasah
Aliyah

SMK

Klinik/Bal
ai
Kesehatan

Apotek/T
oko Obat

Pura

Rumah
Bersalin

Jumlah

Orde

Terbanggi Besar
Padang Ratu
Kalirejo
Seputih Raman
Bandar Mataram
Seputih Banyak
Way Pengubuan
Kota Gajah
Seputih Agung
Rumbia
Bangun Rejo
Pubian
Selagai Lingga
Anak Tuha
Sendang Agung
Bumi Ratu Nuban
Punggur
Gunung Sugih
Bandar Surabaya
Trimurjo
Seputih Mataram
Bekri
Terusan Nunyai
Seputih Surabaya
Anak Ratu Aji
Bumi Nabung
Putra Rumbia
Way Seputih
Jumlah

SMA
Negeri

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

SMP
Negeri

Kecamatan

SD Negeri

No

1
6.27
3.62
5.71
4.04
3.76
4.87
2.51
3.20
3.34
3.34
5.15
4.32
3.62
3.34
3.34
1.81
3.48
4.87
2.09
5.85
4.32
2.23
2.65
4.18
1.67
3.06
1.25
2.09
100.00

2
7.25
4.66
4.15
3.11
6.74
3.63
3.63
4.66
4.66
3.11
5.18
5.70
5.18
2.59
3.63
2.59
3.11
4.66
1.55
3.11
3.63
2.59
3.11
2.07
2.07
1.55
1.04
1.04
100.00

3
6.35
4.76
4.76
3.17
4.76
6.35
3.17
4.76
3.17
3.17
6.35
1.59
1.59
3.17
3.17
1.59
3.17
4.76
1.59
4.76
4.76
3.17
1.59
4.76
3.17
3.17
1.59
1.59
100.00

4
4.17
3.13
5.21
5.21
5.21
4.17
4.17
2.08
6.25
4.17
2.08
4.17
3.13
3.13
4.17
5.21
3.13
2.08
3.13
4.17
3.13
2.08
1.04
5.21
1.04
6.25
1.04
2.08
100.00

5
3.26
4.89
5.21
4.56
3.91
4.23
2.28
2.28
2.93
2.61
4.89
3.91
4.23
6.51
2.93
3.26
2.93
5.21
3.26
4.56
3.91
2.61
2.28
4.23
1.95
3.26
1.95
1.95
100.00

6
5.26
5.26
5.26
5.26
5.26
2.63
2.63
5.26
2.63
2.63
5.26
5.26
2.63
2.63
2.63
2.63
2.63
5.26
2.63
5.26
2.63
2.63
2.63
2.63
2.63
2.63
2.63
2.63
100.00

7
5.09
4.00
5.97
4.00
4.21
4.00
2.78
2.78
2.99
2.24
6.38
5.50
3.32
4.27
3.19
2.58
2.92
5.50
3.26
4.07
3.87
2.58
2.17
4.61
1.90
3.19
1.83
0.81
100.00

8
6.44
4.59
6.28
3.89
1.57
5.97
2.35
3.34
5.57
1.10
5.14
3.89
2.35
3.57
3.81
3.14
4.24
6.75
3.61
4.51
2.32
2.71
1.81
4.36
1.26
2.51
1.77
1.18
100.00

9
11.98
4.69
5.21
4.17
4.69
4.17
2.08
3.13
5.73
3.13
2.60
1.56
2.08
1.04
2.08
3.65
2.60
5.73
3.13
3.13
3.13
2.60
11.46
4.17
0.52
1.04
0.52
0.00
100.00

10
4.46
4.46
7.14
3.57
5.36
4.46
3.57
4.46
5.36
4.46
3.57
4.46
0.89
3.57
4.46
2.68
4.46
3.57
6.25
2.68
1.79
2.68
3.57
4.46
1.79
0.00
0.00
1.79
100.00

11
8.00
2.67
5.33
4.00
2.67
4.00
4.00
5.33
2.67
4.00
5.33
1.33
2.67
1.33
4.00
5.33
4.00
8.00
2.67
6.67
4.00
4.00
1.33
4.00
0.00
2.67
0.00
0.00
100.00

12
2.75
4.59
0.92
10.09
8.26
10.09
1.83
2.75
4.59
6.42
3.67
9.17
1.83
0.92
3.67
0.92
1.83
2.75
2.75
1.83
4.59
1.83
0.00
0.00
0.00
4.59
1.83
5.50
100.00

13
1.32
6.58
5.26
1.32
7.89
1.32
3.95
1.32
3.95
2.63
6.58
11.84
5.26
1.32
10.53
5.26
3.95
1.32
5.26
2.63
0.00
0.00
2.63
0.00
1.32
5.26
1.32
0.00
100.00

14
6.38
4.26
10.64
4.26
4.26
8.51
2.13
4.26
6.38
4.26
2.13
4.26
2.13
4.26
2.13
8.51
2.13
6.38
2.13
0.00
2.13
0.00
0.00
4.26
2.13
2.13
0.00
0.00
100.00

15
13.33
5.00
10.00
3.33
5.00
5.00
1.67
5.00
1.67
5.00
5.00
1.67
3.33
3.33
3.33
5.00
5.00
0.00
0.00
0.00
5.00
1.67
3.33
5.00
0.00
1.67
1.67
0.00
100.00

16
15.38
11.54
11.54
7.69
11.54
7.69
3.85
3.85
3.85
3.85
3.85
3.85
3.85
0.00
0.00
0.00
0.00
3.85
0.00
0.00
0.00
3.85
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00

17
34.21
2.63
6.58
2.63
5.26
6.58
1.32
10.53
5.26
3.95
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.32
6.58
2.63
1.32
1.32
1.32
2.63
1.32
2.63
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00

18
2.13
2.98
2.13
45.96
4.68
4.68
2.55
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2.55
0.00
1.28
0.00
0.00
0.00
2.55
1.70
22.55
0.00
0.00
0.85
0.00
0.00
0.00
3.40
100.00

19
100.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100.00

20
244.03
84.30
107.30
120.26
95.02
92.35
50.47
68.99
71.00
60.06
73.17
72.47
50.66
44.99
58.35
55.47
56.17
73.33
47.17
56.25
73.05
39.86
40.92
57.43
21.45
42.99
18.44
24.07

21
I
V
IV
IV
IV
V
VI
V
V
V
V
V
VI
VI
V
VI
V
V
VI
V
V
VI
VI
V
VI
VI
VI
VI

Sumber : Hasil Analisis, 2017

12

Gambar 4.2 Peta pembentukan orde hasil analisis indeks sentralitas marshall
13

Berdasarkan tabel analisa tersebut di atas, maka dapat ditentukan interval dalam
hirarki keruangan yang ada di Kabupaten Lampung Tengah sebagai berikut.
Tabel 4.6.
Penentuan Interval Hirarki Kota
Nilai
Nilai
Maksimum Minimum

244,03

Interval
Kelas
5,78

18,44

≈ 6

Skala
Range
Interval
37,60 206,43 - 244,03
168,83 - 206,43
≈ 37,60 131,23 - 168,83
93,64 - 131,23
56,04 - 93,64
18,44 - 56,04

Orde/Hirarki
I
II
III
IV
V
VI

Sumber : Hasil Analisis, 2017
Dari interval tersebut, maka pengelompokan orde/hirarki keruangan kawasan Kota di
Kabupaten Lampung Tengahdapat dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 4.7.
Pembagian Orde/ Hirarki Kota Berdasarkan Karakteristik Kekotaan Yang Ditinjau Dari
Kelengkapan Fasilitas di Kab. Lampung Tengah Dengan Metode Indeks Sentralitas Marshall
: Hirarki I

Terbanggi Besar

: Hirarki II

-

: Hirarki III

-

: Hirarki IV

Kalirejo, Seputih Raman, dan Bandar mataram
Padang Ratu, Seputih Banyak, Kota Gajah, Seputih Agung, Rumbia, Bangun

: Hirarki V

Rejo, Pubian, Sendang Agung, Punggur, Gunung Sugih, Trimurjo, Seputih
Mataram, dan Seputih Surabaya
Way Pengubuan, Selagai Lingga, Anak Tuha, Bumi Ratu Nuban, Bandar

: Hirarki VI

Surabaya, Bekri, Terusan Nunyai, Anak Ratu Aji, Bumi Nabung, Putra
Rumbia, dan Way Seputih

Sumber : Hasil Analisis, 2017

Dari hasil tabel orde di atas menunjukan pengelompokan wilayah di Kabupaten
Lampung Tengah terbagi dalam enam orde/hirarki. Terkait dengan hiraki yang terbentuk
tersebut, maka pembagian orde/hierarki kota berdasarkan kelengkapan fasilitas penunjang
aktivitas masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah mengacu pada teori central place.

14

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan
wilayah Kabupaten Lampung Tengah dengan mempertimbangkan aspek hirarki kota, dapat
dilihat bahwa Kabupaten Lampung Tengah terbagi atas 6 orde/hierarki.
1. Untuk metode Scalogram, pembentukan orde wilayah 28 administrasi kecamatan
berdasarkan karakteristik kekotaan yang ditinjau dari 19 fasilitas penunjang aktivitas
masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah didapatkan hasil sebagai berikut:
Orde/Hierarki
I
II
III
IV
V
VI

Kecamatan
Terbanggi Besar, Padang Ratu, Kalirejo, Seputih Raman, Bandar Mataram,
Seputih Banyak, dan Way Pengubuan
Kota Gajah, Seputih Agung, Rumbia, Selagai Lingga
Bangun Rejo, Pubian, Anak Tuha, Sendang Agung, Bumi Ratu Nuban,
Punggur, Gunung Sugih, Bandar Surabaya, Trimurjo, Seputih Raman, Bekri,
dan Seputih Surabaya
Terusan Nunyai dan Bumi Nabung
Anak Ratu Aji, Putra Rumbia, dan Way Seputih

2. Untuk metode Indeks Sentralitas Marshall, pembentukan orde wilayah 28 administrasi
kecamatan berdasarkan karakteristik kekotaan yang ditinjau dari 19 fasilitas penunjang
aktivitas masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah didapatkan hasil sebagai berikut:
Orde/Hierarki
I
II
III
IV
V

VI

Kecamatan
Terbanggi Besar
Kalirejo, Seputih Raman, dan Bandar mataram
Padang Ratu, Seputih Banyak, Kota Gajah, Seputih Agung, Rumbia, Bangun
Rejo, Pubian, Sendang Agung, Punggur, Gunung Sugih, Trimurjo, Seputih
Mataram, dan Seputih Surabaya
Way Pengubuan, Selagai Lingga, Anak Tuha, Bumi Ratu Nuban, Bandar
Surabaya, Bekri, Terusan Nunyai, Anak Ratu Aji, Bumi Nabung, Putra
Rumbia, dan Way Seputih

3. Jika dilihat dari hasil pembentukan orde wilayah dari metode analisis indeks sentralitas
marshall, terdapat kesenjangan spasial yang nyata terlihat. Pembangunan wilayah dengan
ditinjau dari kelengkapan fasilitas pendukung aktivitas masyarakat distribusinya
terkonsentrasi pada satu kecamatan Terbanggi Besar.

15

5.2. Saran dan Rekomendasi
Sebaiknya pemerintah Kabupaten Lampung Tengah lebih memperhatikan hirarki
kotanya dalam pengembangan wilayahnya sehingga tidak terjadi ketimpangan spasial dan
pembangunan di wilayah Kabupaten Lampung Tengah akan lebih merata. Sebagai
Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam tentang analisis sektor
basis dan potensial untuk pengembangan wilayah dan juga mengkaji bagaimana kesesuaian
lahan terhadap rencana tata ruang di pusat-pusat pengembangan wilayah.
Selain itu karena keterbatasannya data dan waktu pengerjaan pada penelitian
berikutnya disarankan menggunakan metode regresi dalam prediksi jumlah penduduk
sehingga prediksi jumlah penduduk akan lebih baik karena memperhatikan banyak aspek,
karena metode dengan dengan cara geometrik seperti pada penelitian ini belum dapat
menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci
yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.

16

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo, 2008, konsep dan teori Pengembangan Wilayah. Yogyakarta :Graha
Ilmu
Badan Pusat Statistik.2017.Kabupaten Lampung TengahDalam Angka 2017.BPS:Lampung
Tengah
Ernan Rustiadi dkk, 2011, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah,Cet 2- Jakarta :
Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Muta’ali, Lutfi, 2015, Teknik Analisis Regional untuk perencanaan wilayah, tata ruang dan
lingkungan,Cet 1.- Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG)
Nugroho, I. dan Dahuri, R., 2004: Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan. Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

17

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5