Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya | Nurkhoiran | Jurnal Pemikiran Sosiologi 23634 46309 1 SM
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Mengembangkan
Kota
HAM
di
Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Oleh:
Muhammad Nurkhoiron1
Abstrak
Upaya mengembangkan kota HAM (hak
asasi manusia) merupakan respon yang
berkembang
dari
gerakan
untuk
mengembalikan kedaulatan kota pada
warganya. Negara termasuk pemerintah
yang didukung oleh Komnas HAM berusaha
mengaplikasikan gagasan tersebut di
Indonesia. Peran pemerintah daerah
menjadi sangat penting dalam mendukung
upaya pengembangan kota ramah HAM.
Tantangannya adalah seberapa jauh
terobosan dalam promosi dan penegakan
hak asasi manusia dapat dilakukan oleh
para kepala daerah seperti Bupati atau
Walikota. Artikel ini bertujuan untuk
melihat peluang dan tantangan dalam
mengkampanyekan kota ramah HAM di
Indonesia. Studi ini didasarkan pada
pengalaman langsung penulis yang terlibat
dalam promosi kota ramah HAM dan
dilakukan melalui penelitian bersifat
partisipatoris, khususnya di dua kota yaitu
di Palu, Sulawesi Tengah dan Wonosobo,
Jawa Tengah. Secara umum kajian ini
merefleksikan berbagai kendala dan
tantangan ke depan dalam upaya
mewujudkan kota ramah HAM di Indonesia.
supported by the National Human Rights
Commission (KOMNAS HAM) which seeks
to apply these ideas in Indonesia. The roles
of local governments are very crucial in
supporting the development of human
rights-friendly city. However, the challenge
is how far a breakthrough in the promotion
and enforcement of human rights can be
made by local leaders such as the regents or
the mayors. This article aims to look at the
opportunities
and
challenges
in
campaigning human rights friendly cities in
Indonesia. The study is based on the
author s experience in the promotion of
human rights friendly cities in Indonesia.
Moreover, the study was also conducted
through a participatory research, especially
by exemplifying two study cases in two
cities in Palu, Central Sulawesi and
Wonosobo, Central Java. In general, this
study reflects further constraints and
challenges in efforts to achieve human
rights-friendly cities in Indonesia.
Keywords: human rights city, government
roles, rights to the city
Latar Belakang
Gerakan HAM di Indonesia akhir akhir ini
mulai menggulirkan diskursus baru, kota
HAM (human rights cities). Salah satu minat
dalam
Kata kunci: hak asasi manusia, peran
pemerintah, hak atas kota
Abstract
Efforts to develop the city of human rights is
a response to a growing movement for
restoring the sovereignty of the city on its
citizens. It is the role of the State which is
mandated to the government and thus
kajian
isu
ini
adalah
hendak
melebarkan cakupan kewajiban negara
(state obligation) yang tidak semata-mata
dibebankan kepada pemerintah pusat, akan
tetapi
juga
lokal/daerah/federal.
pemerintahan
Kewajiban
negara
dalam meratifikasi kovenan Internasional
ke dalam hukum nasional ternyata tidak
berdampak langsung bagi pemangku hak
1
Muhammad Nurkhoiron adalah komisioner
Komnas
HAM
2012-2017,
alumni
S1
Departemen Sosiologi FISIPOL UGM dan S2
Departemen Antropologi, UI.
dalam
mendapatkan
penikmatan
kemajuan
hak-haknya.
Ia
atas
harus
120
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
program-program
daerah dimana mereka dipilih secara
pemerintah, mendapatkan alokasi anggaran
langsung oleh warganya. Seiring dengan ini
dengan kelompok sasaran yang jelas. Dalam
pula
konteks inilah peran dan posisi pemimpin
daerah/kota/kabupaten semakin mendapat
daerah sangat penting. Mereka memiliki
pujian publik. Pola pembagian kewenangan
diskresi untuk mengatur dan mengelola
pemerintah pusat dan daerah memberikan
pemerintah
peluang
dijalankan
melalui
kota
sekaligus
melakukan
tidak
sedikit
bagi
daerah
mobilisasi dan mengajak secara partisipatif
terobosan-terobosan
warga
pembangunan.
kota
terlibat
dalam
program-
pemimpin
menciptakan
program
program pembangunan. Besarnya potensi
kepala daerah (local government) seiring
meningkatnya kota-kota di dunia dalam
menyusun kebijakan berbasis HAM menjadi
Metodologi dan Kerangka Teoritik: Asal
Usul Diskursus Internasional Human
Rights Cities
sorotan agensi HAM internasional. kota
ramah HAM telah memasuki perbincangan
di PBB untuk diproses menjadi guideline
PBB bagi promosi penguatan human rights
cities. Beberapa pertemuan regional yang
dimulai di Gwangju, Korea Selatan terus
bergulir sebagai pertemuan tahunan untuk
mengembangkan diskursus kota HAM agar
semakin diterima di dunia internasional
dan menjadi fase bagi baru praktik HAM ke
Kajian
ini
pengamatan,
dan
oleh
observasi,
keterlibatan
penulis
secara partisipatoris di dalam mengkaji dan
menyebarkan wacana kota HAM melalui
pengalaman dan aktivitas yang dikerjakan
oleh Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM). Selain itu, kajian ini juga menelusuri
lebih
lanjut
pengembangan
Indonesia
beberapa negara.
didasari
gagasan
kota
baik
dan
ramah
sebagai
praktik
HAM
suatu
di
produk
kebijakan yang didorong oleh pemerintah
Indonesia
sendiri
memiliki
pekerjaan
maupun
sebagai
suatu
proses
yang
rumah yang belum terselesaikan terkait
berkembang sebagai wacana mengenai
masalah
kedaulatan
hak
asasi
manusia;
masalah
pelanggaran hak asasi manusi yang berat
atas
kota
dan
bagaimana
pemerintah mempraktikkannya.
masa lalu, masalah banyaknya pengaduan
terkait isu kriminalisasi, konflik agraria dan
perebutan sumber daya alam, konflik antar
pemeluk agama, dan lain-lain. Di sisi lain,
peran kepala daerah (bupati/walikota)
semakin disadari memiliki peran strategis.
Peran ini seiring perkembangan otonomi
Sebelum
Human
Rights
Cities
mulai
dikenalkan ke Indonesia, di Asia telah
berlangsung forum tahunan human rights
cities di Gwangju, Korea Selatan. Pertemuan
ini diprakarsai oleh tuan rumah yang
memilki sejarah pergolakan politik dan
121
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
berhasil keluar dari kemelut pergolakan ini.
pemajuan HAM dan tujuan yang lebih
Pada tahun 1980 terjadi pembantaian
luas dalam penikmatan demokrasi, HAM
besar-besaran oleh rejim militer Korea
dan perdamaian
Selatan.
Diperkirakan lebih dari 20.000
orang menjadi korban rezim militer. Namun
demikian, gerakan masyarakat sipil tidak
tinggal
diam.
Perlawanan
digerakkan
hampir seluruh warga kota yang dilakukan
b. Mendefinisikan HAM dengan tambahan
sebutan yang lebih jelas Deklarasi
Universal HAM PBB
c. Mendefiniskan
warga
negara/warga
secara militan. Bahkan mereka juga turut
kota yang meliputi
melakukan
untuk
datang bekerja ke kota Gwangju dan
meruntuhkan rezim militer. Gerakan ini
penduduk asing selama masih memiliki
berhasil menumbangkan rezim militer dan
visa resmi
sebagai
gerakan
tugu
bersejata
peringatan,
mereka
merayakan kemenangan gerakan sipil ini
sebagai kemenangan demokrasi. Sejak saat
itulah
supremasi
sipil
orang-orang yang
dalam
upaya
pelembagaan demokrasi mulai digaungkan
sebagai komitmen membangun kota yang
d. Mendorong
dengan
sepenuhnya
Walikota/kepala derah, tenaga pendidik
dan
warga
negara
mengimplementasikan
untuk
peraturan-
peraturan diatas.
melibatkan partisipatoris warga. Sekitar
e. Menekankan bahwa warga negara tidak
tahun 1980an mulai dimunculkan kebijakan
hanya orang-orang yang haknya harus
untuk melahirkan peraturan-peraturan kota
dilindungi tetapi juga orang-orang yang
yang ramah HAM.
memajukan hak asasi manusia.
Berikut
adalah
beberapa
upaya
yang
f. Mendorong formulasi oleh walikota
dilakukan membangun kota ramah HAM di
sebagai
Gwangju. Ini merupakan hasil majelis
implementasi peraturan-peraturan dan
daerah
yang
rencana
dasar
untuk
merevisi
kembali
penetapan komite warga kota sebagai
kota
dengan
badan
peraturan/kebijakan
mengadopsi prinsip dan norma hak asasi
konsultasi
dalam
rangka
implementasi.
manusia universal:
Dibawah peraturan ini juga ditentukan
a. Mengubah peraturan-peraturan lokal
komite kota yang terdiri dari tujuh belas
menjadi Peraturan tentang Pemajuan
orang yang dipilih oleh walikota. Orang-
Hak Asasi Manusia dan Pembangunan
orang yang dilibatkan dalam komite ini
Kota
meliputi praktisi hak asasi manusia dan
Demokrasi,
Pedamaian
Kota
untuk
HAM
dan
menunjukkan
wakil-wakil
dari
masyarakat
sipil.
122
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Peraturan diatas juga memberi kewenangan
merepresentasikan
kepada
demokrasi melalui mekanisme pengawasan,
walikota
untuk
menunjuk
pelembagaan
untuk
tetapi menjadi jembatan terbaik dalam
dampak
mengimplementasikan prinsip dan norma
(impact assesment system). Dibandingkan
HAM universal melalui kebijakan dan
dengan perkembangan kota-kota di Asia,
program
perkembangan
upaya
perlawanan sengit terhadap junta militer
manusia
adalah awal titik balik sejarah Gwangju.
terbilang maju. Sebagaimana kita ketahui,
Pembentukan dewan kota dan kesadaran
sampai hari ini, negara-negara Asia seperti
menjadikan Gwangju sebagai kota ramah
Cina, Singapura, Malaysia, Vietnam, apalagi
HAM dijadikan sebagai monumen bersama
Korea Utara, cenderung defensif terhadap
untuk memelihara ingatan kolektif atas
prinsip dan norma hak asasi manusia.
perlawanan
Mereka
gagasan
menjadikan Gwangju sebagai kota ramah
partikularitas Asia yang kerap digaungkan
HAM, berarti memelihara ingatan atas
sebagai Asian Values dihadapkan dengan
perlawanan
prinsip universal hak asasi manusia.
Mereka tak lagi menerima segala bentuk
organisasi
ahli
melakukan
sistem
hak
lebih
peraturan
ditegaskan
penilaian
Gwangju
mempromosikan
Dalam
independen
dalam
asasi
menyukai
kota
penggunaan
di
Gwangju
prinsip-prinsip
deklarasi HAM PBB. Hal ini menunjukkan
kebijakan kota Gwangju memahami dengan
sungguh-sungguh
HAM.
Kedua
rangka
prinsip
universalitas
adalah komitmen dalam
mengimplementasikan
universal
ini,
mereka
HAM
membentuk
komite/dewan kota. Meskipun komite ini
pemerintahan
kota.
tersebut.
terhadap
Jadi
Pendeknya,
rezim
otoriter.
kekerasan dan mengubur semua kenangan
pahit yang telah menghilangkan ribuan
nyawa saudara dan hadai taulan mereka.
Oleh karena itu, pada 18 Mei 1980,
perjuangan
rakyat
Gwangju
menumbangkan junta militer dikenal juga
sebagai kemenangan solidaritas rakyat
dalam memperjuangkan demokrasi, hak
asasi manusia dan perdamaian.
(karena
Sejarah Gwangju memperlihatkan bahwa
dipilih walikota) kehadiran dewan ini
perjuangan menuju kota ramah HAM tidak
menjadi
pengawalan
pertama-tama dimulai dari aktivis HAM.
peraturan-peraturan berbasis hak asasi
Perjalanannya dimulai dari perlawanan
manusia.
Keberadaan
massa-rakyat
meningkatkan
partisipasi
tidak
sepenuhnya
krusial
independen
dalam
mereka
warga
yang
di
jalanan
untuk
menumbangkan junta militer. Gwangju yang
terlibat dalam program pemerintahan kota
saat
ini
dikenal
sebagai
dan memperlihatkan karakter demokrasi
partisipatoris
representatif. Kerja-kerja mereka tidak saja
bagaimana nyawa orang-orang dijadikan
memiliki
kota
sejarah
yang
kelam
123
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
tumbal bagi mercusuar pembangunan kota.
Kota Gwangju berhasil mengubah trauma
kolektif
ini
menjadi
modal
untuk
8) Kelembagaan efektif dan koordinasi
kebijakan
9) Pendidikan HAM dan pelatihan
transformasi. Menolak rezim otoriter yang
10) Hak atas Pemulihan Korban.
menentukan kebijakan kota secara top
Dalam sejarahnya, prinsip hak atas kota
down, Gwangju mulai menarik partisipasi
tidak mengacu pada rumusan aktvitis hak
warga dalam menopang kebijakan kotanya.
asasi manusia. Hak dalam pengertian hak
Partisipasi
beberapa
asasi manusia berbeda dengan lahirnya hak
peraturan yang mempromosikan prinsip
atas kota yang bergulir menjelang tahun
dan nilai hak asasi manusia. Misalnya,
1970an
dalam peraturan kota sebagaimana diatas
Adalah Henri Lefebvre yang menggulirkan
menunjukkan bagaimana warga kota dan
ide tentang rights to the city melalui
pendatang
secara
karyanya berjudul, La Droit Ala Ville yang
memiliki
pertama kali diterbitkan dalam bahasa
ini
diskriminatif.
menghasilkan
tidak
dibedakan
Semua
warga
sebagai
gerakan
warga
kota.
kedudukan setara dan berhak menikmati
Perancis
demokrasi,
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
pemenuhan
hak
dan
perdamaian di Gwangju.
pada
tahun
1968
dan
pada tahun 1991 dan diterjemahkan ulang
Hak atas kota adalah salah satu prinsip yang
dideklarasikan sebagai prinsip kota ramah
HAM di Gwangju. Dikenal sebagai prinsipprinsip Panduan Gwangju untuk kota HAM
(Gwangju Guiding Principles for a Human
Rights City), selain hak atas kota prinsip
pada tahun 1996.
Gagasan ini hendak
mempertentangkan diskursus hak dengan
pembangunan
cenderung
ekonomi
kearah
memprihatinkan
politik
neoliberal.
hilangnya
yang
Lefebvre
hak
warga
dalam menentukan proses perubahan kota.
Sebaliknya, warga kota semakin kehilangan
lainnya meliputi:
perannya sebagai subyek baik di hadapan
1) Non diskriminasi dan afirmative action
hukum maupun perubahan ekonomi politik.
2) Inklusi sosial dan keragaman budaya
Sebaliknya, peran dan posisi warga kota
3) Demokrasi partisipatoris dan tata kelola
yang akuntabel
dideterminasi oleh perputaran modal yang
menentukan perkembangan kota. Kaum
skeptis berpandangan desain kota yang
4) Keadilan sosial
selama ini ada tidak akan mengubah
5) Solidaritas dan berkelanjutan
restrukturisasi ekonomi politik global.
6) Kepemimpinan
institusionaisasi
politik
dan
7) Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia,
Menurut
Lefebvre,
situasi
ini
menghilangkan fakta kota sebagai ruang
bersama warga yang membentuk identitas
124
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
mereka.
Bagi
migrasi
pertama-tama
orang,
proses
dinikmati oleh segelintir orang, selebihnya
didorong
untuk
adalah pertarungan nyata dalam merebut
beberapa
mendapatkan pekerjaan yang layak atau
sumber-sumber
kehidupan ekonomi yang lebih baik. Dalam
terbatas. Kelompok miskin kota, pekerja
konteks
sektor
makro-struktural,
urbanisasi
informal,
ekonomi
buruh
yang
serba
tenaga
kasar
invasi
menempati pemukiman kumuh, berbagi
mobilisasi
ruang dalam kesempitan di daerah-daerah
penduduk. Penduduk yang berpindah ke
yang tidak diinginkan oleh pengambil
perkotaan tidak memiliki kekuasaan untuk
kebijakan
menentukan
identitas
penggusuran.
membentuk
identitas
merupakan
kapital
upaya
yang
melebarkan
menentukan
baru,
apalagi
bersama-sama.
Identitas mereka terbentuk dalam lansekap
perkotaan yang ditentukan oleh distribusi
kapital. Ruang yang berada di perkotaan
dicptakan untuk kita bukan melalui kita.
Rights to the city adalah gerakan warga kota
yang
menolak
kapitalisasi
kota.
Ia
mengajukan hak sebagai tangisan sekaligus
tuntutan a cry and a demand warga kota
(Lefebvre, 1996). Dalam perkembangan
kapitalisme global, kota-kota terbaik di
Eropa dan Amerika telah dijadikan sebagai
kota
yang
rentan
dengan
Hak atas kota berarti mendesain ulang kota
sebagai ruang bersama. karakter perubahan
kota tidak pantas ditentukan oleh kekuatan
modal yang mensubordinasi peran warga
kota. Kota harus dibangun oleh spirit para
penghuninya secara bersama-sama, bukan
oleh sekelompok elit yang menjadikan kota
sebagai akumulasi kapital. Sebagaimana
dikatakan David Harvey (2008), sebagai
berikut:
kemewahan,
Hak atas kota lebih dari sekedar kebebasan
individu mendapatkan akses atas sumbersumber alam di perkotaan; ia adalah hak
mengubah diri kita sendiri dengan
mengubah kota. Ia, bahkan, hak bersama
bukan hak individual, sebab transformasi ini
tak terelakkan tergantung pada praktik
kekuatan kolektif untuk membentuk kembali
proses urbanisasi. Kemerdekaan membentuk
dan membentuk kembali diri kita sendiri
adalah, menurut pendapatku, salah satu dari
hak asasi manusia terpenting yang selama
ini kita abaikan. 2
menyediakan fasilitas yang serba modern
Dalam perkembangan hak asasi manusia di
dan penuh kenyamanan, namun di pihak
tingkat
lain terdapat sudut-sudut gelap kemiskinan
berkembang skeptisisme bagi globalisasi
pusat perputaran dan akumulasi modal
sementara
menjadikan
warga
sebagai
obyek yang dideterminasi oleh kapital.
Gaung Lefebvre adalah perlawanan atas
neoliberalisme kota. Dampak liberalisasi ini
telah menciptakan kehidupan paradoks di
perkotaan. Pada satu sisi terdapat ruang
yang
didesain
dengan
internasional
sebenarnya
juga
dan kelaparan, pengangguran dan keputusasaan. Kenyamanan kota hanya dapat
2 Harvey, David. 2008. The Right to the City. New
Left Review II (53) 23-40.
125
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
hak asasi manusia yang terpusat di negara
upaya mengimplementasikan diseminasi
Barat. HAM seperti ini dianggap barat
pengetahuan yang dihasilkannya untuk
sentris dan mengenyampingkan perbedan-
mengubah masyarakat. Oleh karena itu,
perbedaan kultural, norma, dan sistem
warga kota, orang-orang yang berada di
hukum
lingkungan
negara-negara
non
Barat.
tata
kelola
pemerintahan,
Skeptisisme ini berkembang di negara-
organisasi dan lembaga di masyarakat yang
negara selatan yang menuduh gerakan HAM
berkemauan baik di dorong membuat
dari Barat lebih menekankan hak-hak sipil
panduan
dan politik, sementara hak ekonomi, sosial
pembangunan komunitas.
dan budaya diabaikan. Namun jurang
perbedaan ini mulai diretas dalam forum
Vienna 1993. Negara-negara pihak yang
berkumpul
seberapa
mendudukkan
jauh
perbedaan
kembali
ini
dapat
dihilangkan dan memastikan universalitas
HAM
dapat
diterima
semua
pihak.
Hubungan antar hak, baik hak sipil, politik
maupun
ekonomi,
sosial
dan
budaya
bersifat indivisible (tidak dapat dipisahpisahkan)
dan
perbedaan-perbedaan
budaya, etnis, norma sosial dan norma
hukum masing-masing negara pihak tidak
harus
dihadap-hadapkan
dengan
universalitas HAM.
kerangka
kerja
HAM
untuk
Sejak itu gerakan kota ramah HAM menjadi
tren bagi gerakan riset lapangan yang
didasarkan pada komunitas partisipatoris
dan pendidikan kritis untuk orang dewasa
(the field of participatory community-based
research and critical pedagogy). Tahun 1997
di Rosario Argentina terjadi pertemuan
puluhan organisasi dan gerakan HAM, dari
gerakan masyarakat adat, LGBT, advokasi
kaum miskin kota, dan lain-lain. Mereka
membangun
joint
agreement
untuk
mendorong kota ramah HAM berbasis
pembangunan
komunitas
dikembangkan PDHRE.
sebagaimana
Metodologi ini
kemudian menyebar ke berbagai negara
Terkait human rights cities, deklarasi Vienna
untuk
1993 menjadi tonggak awal masuknya isu
pengorganisasian kelompok miskin kota. Di
hak asasi manusia ke dalam kebijakan kota.
tingkat global, diskursus tentang peran dan
Deklarasi ini menegaskan perpaduan antara
tanggung jawab pemerintah daerah dalam
promosi dan penegakan hak asasi manusia
perlindungan dan pemenuhan HAM juga
dalam rangka perubahan sosial. Gerakan
telah mendapatkan perhatian serius hingga
NGO terkemuka, The People’s Movement for
Dewan HAM PBB menugaskan Komite
Human Rights Learning (PDHRE) adalah
Penasihat Dewan HAM PBB untuk membuat
satu satu organisasi yang mengelaborasi
kajian mengenai Pemerintahan Daerah dan
secara serius Deklarasi Vienna dalam
HAM
rangka penguatan
September 2013. Hasil kajian ini akan
pendidikan HAM dan
dikembangkan
melalui
sebagai
resolusi
24/2
gerakan
bulan
126
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
dilaporkan dalam Sesi ke 30 Sidang Dewan
menawarkan
HAM PBB tanggal 22 September 2015
pembangunan kepada pemerintah propinsi
(Komnas HAM 2015).
DKI
Di Indonesia sendiri, sebelum dikenal kota
ramah HAM, gerakan hak atas kota sudah
dikenal sejak Romo Mangunwijaya bersama
komunitas Kali Code Yogyakarta mendesain
berbagai
Jakarta.
desain
Pengorganisasian
ini
menawarkan alternatif pembangunan yang
tidak
menggusur.
Pembangunan
yang
digerakkan dari warga kota secara bersama
untuk mendesain tata ruang kota.
ulang kampung di pinggiran sungai ini.
Pengalaman di berbagai kota di dunia,
Kelompok
teknik penggusuran rupanya menjadi tren
miskin
yang
semula
tidak
dianggap sebagai kelompok penting dan
dalam
cenderung sebagai residu kebijakan kota,
terkecuali di Jakarta. Oleh karena itu,
diberdayakan oleh Romo Mangun. Mereka
diantara sepuluh prinsip Gwangju diatas,
diajak
hak atas kota mungkin menjadi prinsip yang
secara
partisipatoris
mendasain
mengubah
setiap sudut ruang dalam suasana dialogis.
pengalaman
Hasilnya adalah yang kini masih dapat
prinsip terpenuhinya hak atas kota akan
dinikmati oleh komunitas di Kali Code.
memudahkan terpenuhinya hak-hak warga
Lingkungan yang bersih, ramah bagi semua
lainnya. Karena hak atas kota mensyaratkan
orang karena ruang-ruang interaksi sosial
pemenuhan seluruh aspirasi kolektif warga
(public sphere) diciptakan bersama-sama.
dalam mengupayakan kehidupan yang lebih
Contoh Kali Code menunjukkan partisipasi
baik di berbagai bidang. Ini merupakan
dalam pembangunan itu penting. Kelompok
tantangan paling berat. Prinsip hak atas
miskin kota yang semula dianggap sumber
kota tidak dapat dijamin keberlanjutannya
masalah,
sebagai
di tengah arus perubahan kota yang
subyek perubahan. Mereka didorong secara
semakin ditentukan oleh bisnis korporasi.
mandiri membangun lingkungan kota yang
Perubahan
sesuai
determinasi
dengan
karakter
mereka,
dan
paling
tata
di
Tidak
paling
diproyeksikan
namun
kota.
ulang lingkungan kampungnya, menata
dapat
krusial
wajah
berbagai
diabaikan.
kota
arus
Secara
yang
mengikuti
kapital
semakin
berdasarkan istilah Harvey diatas adalah
memarjinalkan kelompok miskin, penduduk
proses membentuk diri kita sendiri sebagai
berpendidikan
sentrum terjadinya perubahan kota. Warga
rentan;
secara bersama-sama dijadikan sebagai titik
disabilitas dan lain-lain. Inilah tantangan
episentrum
perubahan.
paling berat upaya menggulirkan kota
pemberdayaan
ala
Gerakan
rendah
perempuan
dan
dan
kelompok
anak-anak,
juga
ramah HAM. Hak atas kota yang berbasis
dikembangkan di kota-kota lain. Di Jakarta
pada prinsip-prinsip partisipatoris tidak
terdapat komunitas miskin kota yang aktif
saja menggunakan metode dialog dalam
Kali
Code
127
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
mencari alternatif-alternatif pembangunan.
Pertemuan ini memberi harapan bagi kedua
Namun juga seberapa jauh pembangunan
kubu. Pertama, bagi aktivis HAM, norma
yang
mampu
dan prinsip hak asasi manusia yang harus
melakukan restrukturisasi ekonomi politik
dilekatkan sebagai kewajiban negara lebih
global yang saat ini dikuasai oleh rezim
mudah
neoliberal.
langsung dapat dinikmati oleh warga kota.
didisain
bersama
ini
Gerakan hak atas kota yang diartikulasikan
kembali
ke
sebenarnya
kembali
rangka
dalam
upaya
prinsip
yang
kerja-kerja
hak
atas
Gwangju
menegaskan
komunitas
kota.
dalam
Usaha
ini
membutuhkan kerja yang tidak instan.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan
mengawal
gerakan-gerakan
pengorganisasian. Tidak ada rumus baku
bagaimana prinsip-prinsip Gwangju dapat
diukur
kinerja
hasilnya
yang
Kedua, bagi pihak-pihak yang selama ini
bekerja untuk pendampingan kaum miskin,
pemberdayaan warga kota adalah bagian
yang tak terpisahkan untuk mendorong
pemerintah
lokal
dapat
memastikan
terpenuhinya hak-hak warga: hak sipil, hak
politik, hak ekonomi sosial budaya yang
mencakup hak atas perumahan, hak atas
pekerjaan, hak atas pendidikan, hak atas
kesehatan dan lain-lain.
diterapkan sekaligus, akan tetapi ini adalah
usaha
yang
sebenarnya
berkelanjutan.
titik
krusial
Disinilah
bagi
upaya
Kerangka Konseptual dan Praktik Kota
HAM: Dari Ratifikasi ke Realisasi
memadupadankan hak atas kota yang
berbasis dari gerakan sosial dan gerakan
HAM mainstream yang sebagian besar
masih berkutat pada upaya adopsi kovenan
dan konvensi-konvensi internasional ke
Dalam kaitan untuk membingkai konsep
mengenai kota HAM sebagai suatu praktik,
gerakan pengarusutamaan kota HAM dapat
dipandang
sebagai
kelembagaan
kota
HAM
untuk
menyinergikan gerakan yang mereformasi
dalam hukum nasional.
Gerakan
upaya
menjadi
ruang
birokrasi
dan
gerakan
pengorganisasian warga kota.
Namun
pertemuan antara aktivis HAM dan aktivis
demikian,
pengorganisasian
sebenarnya masih banyak didominasi ahli-
warga/rakyat
kota3.
gerakan
mainstream
HAM
ahli hukum. Selama ini upaya menjalankan
3
Di Indonesia sendiri Urban Social Forum yang
merupakan ajang pertemuan tahunan para
aktivis pendampingan kota sudah memasukkan
khuman rights cities sebagai agenda untuk
didiskusikan. Komnas HAM pertama kali
diundang pada tahun 2015 di Surabaya. Para
aktivis pengorganisasian kota menyadari
pengambil kebijakan memegang peran penting
dalam upaya membangun kota HAM. Bupati,
prinsip dan norma hak asasi manusia
dikembangkan
ratifikasi.
melalui
Negara-negara
mekanisme
yang
telah
walikota, Gubernur adalah kelompok strategis
yang perlu dikawal untuk memastikan terbitnya
produk-produk kebijakan ramah HAM.
128
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
menandatangani deklarasi universal HAM,
bergerak dalam melakukan pengawasan
di dorong menjalankan mekanisme untuk
dan kerap memberikan penilaian atas
mengadopsi
kemajuan
berbagai
kovenan
dan
negara
dalam
melindungi,
konvensi-konvensi internasional hak asasi
menghormati dan memenuhi hak asasi
manusia. Misalnya kovenan internasional
manusia. Bergulirnya agensi hak asasi
hak sipil politik (ICCPR) dan kovenan hak
manusia di Indonesia telah menciptakan
ekonomi, sosial dan budaya diratifikasi oleh
perkembangan akademisi, praktisi HAM
Indonesia tahun 2015. Dua kovenan besar
dan
yang dapat mempengaruhi perkembangan
memperdebatkan berbagai kinerja negara,
dalam memajukan dan menegakkan hak
mendiskusikan
sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
bagaimana menafsirkan berbagai pasal
Selain dua kovenan ini, Indonesia sudah
hukum ini untuk penguatan hak asasi
banyak menandatangani berbagai konvensi
manusia.
internasional. Terakhir Indonesia berhasil
legalitas hukum belum sebanding dengan
membuat
perlindungan
kebijakan yang langsung dapat dirasakan
kelompok disabilitas sebagai komitmen
masyarakat. Pengaduan masyarakat terkait
dalam mengadopsi CRPD
pelanggaran hak asasi manusia belum
UU
tentang
(Convention
ahli-ahli
Rights of People with Disabilities). Sejak
sebanding
Indonesia
bagaimana
mensyahkan
undang-undang
hukum
HAM.
pasal-pasal
Sayangnya
dengan
KUHP,
dan
perkembangan
catatan
pengaduan
Mereka
kemajuan
ini
dapat
No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
ditindaklanjuti dan diselesaikan oleh aparat
Manusia, disusul dengan pengesaha UU
hukum. Berdasarkan data pengaduan yang
No.26
masuk ke Komnas HAM, setidaknya selama
Tahun
2000,
Indonesia
telah
memiliki instrumen legal untuk memproses
lima tahun terakhir, polisi
pelanggaran hak asasi manusia khususnya
yang paling banyak diadukan masyarakat
pelanggaran HAM yang termasuk dalam
ke komnas HAM atas dugaan pelanggaran
kategori kejahatan terhadap kemanusiaan
HAM.
dan genocide. Dalam upaya ratifikasi, kerja
pemerintah Indonesia termasuk progresif
dibandingkan dengan tetangga Malaysia,
Singapura, Vietnam. Langkah-langkah untuk
membentuk
lembaga
NHRI
(National
Human Rights Institution) juga merupakan
capaian penting bagi negara Indonesia
meningkatkan pemajuan dan penegakan
hak asasi manusia.
Aktivis-aktivis HAM
Catatan ini
adalah pihak
memperlihatkan
kepolisian
sendiri sebagai salah satu aparat hukum
yang
banyak
diadukan
masyarakat.
Meskipun tidak bisa dinyatakan bahwa
semua bentuk pengaduan ini benar-benar
merupakan kasus pelanggaran HAM, akan
tetapi besarnya pengaduan menunjukkan
banyaknya kasus di lapangan dimana polisi
banyak dikeluhkan masyarakat. Dari data
129
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
pengaduan tersebut tidak lebih dari empat
seseorang), hak berserikat/berorgansiasi
puluh persen yang diproses oleh pihak
dan hak mengutarakan pendapat secara
kepolisian sampai kasusnya selesai4.
bebas.
Ini
Apakah
pembentukan
undang-
menunjukkan institusi kepolisian masih
undang dan mekanisme peraturan dapat
merupakan
institusi
yang
potensinya
mengubah
melakukan
penyalahgunaan
kekuasaan
mendapatkan
kehidupan
warga
penikmatan
dalam
hak-haknya
sangat besar (abuse of power). Beberapa
menjadi lebih baik? Instrumen HAM telah
regulasi sebenarnya telah memberikan
menetapkan
dukungan bagi penguatan institusi yang
dapat dilihat dalam tiga hal: Pertama
dapat mempratikkan prinsip dan norma
indikator struktur. Indikator ini capaian
hak asasi manusia dalam menjalankan
HAM berdasarkan regulasi dan kebijakan-
tugas-tugas mereka. Akan tetapi, terdapat
kebijakan yang ada. Berapa jumlah undang-
kendala
undang dan peraturan di bawahnya yang
struktural
institusi
yang
kepolisian
menjadikan
belum
indikator
kemajuan
HAM
banyak
berkomitmen menjalankan pemenuhan hak
mengalami kemajuan dalam menjunjung
asasi manusia. Kedua, indikator proses.
penghormatan atas hak asasi manusia.
Indikator
Kelemahan legalitas hukum adalah sulitnya
melihat
capaian langsung
yang
dapat
dirasakan secara faktual oleh warga: tingkat
harapan
hidup,
kualitas
pendidikan,
kecukupan gizi, pekerjaan yang layak, harus
seiring
dengan
penikmatan
hak
atas
kebebasan beragama, hak mendapatkan
kartu
identitas
(apapun
4
atau
identitas
kartu
agama,
penduduk
etnis,
ras
Salah satu kasus yang menyedot perhatian
publik adalah kriminalisasi terhadap pimpinan
KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.
Kasus yang ditangani oleh polisi terhadap
pimpinan KPK tergolong janggal. Kasus ini telah
diadukan ke komnas HAM oleh jaringan
masyarakat sipil pada tanggal. 2015. Hingga
makalah ini ditulis, belum ada penyelesaian atas
status BW sebagai tersangka dan juga belum
dimasukkan ke sidang pengadilan.
Lihat
Bambang Widjojanto Lapor Komnas HAM,
Pengacara Polri Berang,
31 Januari 2015,
http://nasional.kompas.com/read/2015/01/31
/14372851/Bambang.Widjojanto.Lapor.Komnas
.HAM.Pengacara.Polri.Berang
ini
melihat
capaian
yang
dilakukan pengambil kebijakan. Apa yang
dilakukan oleh pemimpin daerah untuk
memastikan
warganya
terpenuhinya
tanpa
melewati
hak
asasi
pembuatan
regulasinya. Inidkator ini lebih melihat
faktor kepemimpinan dalam mengelola
pemerintahan.
Ketiga,
indikator
hasil.
Indikator ini melihat capaian pemenuhan
HAM berhasil atau tidak dari perhitungan
kuantitatif: berapa persen peningkatan
warga yang keluar dari garis kemiskinan.
Berapa
persen
daerah
dapat
pemerintah/pemerintah
menurunkan
angka
pengangguran, kelompok putus sekolah,
kematian ibu hamil, berapa persen korbankorban
pelanggaran
HAM
yang
berat
dimasukkan sebagai kelompok sasaran
program pemerintah, berapa persen terjadi
peningkatan hak untuk mengekspresikan
130
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
pendapat dan berserikat, khususnya di
yang
kalangan kelompok rentan seperti LGBT,
tersentuh. Padahal terselesaikannya kasus
eks Tapol Napol (PKI), dan lain-lain.
pelanggaran HAM yang berat seperti kasus
Di Indonesia tidak semua aspek-aspek
legalitas
secara
langsung
dapat
mempengaruhi peningkatan penikmatan
HAM
warga
negaranya.
Terdapat
peningkatan hak-hak warga yang bersifat
progresif, akan tetapi beberapa hak warga
menanti
proses
keadilan
belum
1965 akan mempengaruhi peningkatan
kebebasan berpendapat, berserikat dan
berkumpul.
Hingga
pandangan
yang
saat
ini
berbagai
menyangkut
isu
komunisme, masih mendapat pengawasan
yang ketat dari aparat keamanan.
negara mengalami kemunduran atau jalan
Indonesia masih menghadapi kasus-kasus
ditempat. Peningkatan dalam akses layanan
pelanggaran HAM baik yang menjadi kasus
kesehatan (BPJS) misalnya dapat dianggap
aktual
sebagai pencapaian yang baik. Di bidang
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM
akses pendidikan, sudah mulai terjadi
yang berat di masa lalu. Jadi upaya
peningkatan pendidikan gratis. Bahkan
menyelesaikan
melalui Kementrian Hukum dan HAM,
hanya diselesaikan oleh praktisi hukum
pemerintah memiliki rencana aksi nasional
HAM. Gerakan aksi jalanan, perlawanan ibu-
hak asasi manusia. Dalam departemen ini
ibu menolak pabrik semen di Gununng
juga dirumuskan program kota peduli HAM.
Kendeng, perlawanan masyarakat adat
Akan tetapi indikator penilaiannya kurang
menuntut hak atas teritorinya adalah situs
mendalami dimensi hak asasi manusia
perlawanan yang tidak bisa diabaikan.
secara menyeluruh yang meliputi hak sipil,
Menguatnya agensi HAM di Indonesia tidak
politik, ekonomi, sosial, budaya dan upaya
lepas dari keberhasiilan gerakan aksi
dalam perlindungan terhadap kelompok
massa, aksi mahasiswa menumbangkan
khusus/minoritas.
rezim Orde Baru yang diikuti penguatan
Misalnya pengesahan
maupun
Undang-Undang No.26 Tahun 2000 yang
hukum
menunjuk
pengesahan
Komnas
HAM
melakukan
hak
kebuntuan
kasus-kasus
asasi
beberapa
dalam
tidak
manusia
bisa
melalui
undang-undang.
kewenangan penyelidikan, hingga saat ini
Undang -undang HAM No.39 Tahun 1999
dokumen-dokumen hasil penyelidikannya
dan UU.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
yang sudah diserahkan ke Kejaksaan Agung
HAM tidak mungkin dapat disahkan tanpa
mengalami kebuntuan. Dari tiga belas
terjadi pendudukan gedung DPR/MPR RI
dokumen penyelidikan Komnas HAM belum
oleh gerakan aksi massa. Proses pengadilan
satupun yang diproses ke penyidikan oleh
HAM berdasarkan Undang-Undang No. 26
Kejaksaan Agung. Itu artinya ribuan warga
Tahun 2000 terhadap kasus Tanjung Priok
yang menjadi korban pelanggaran HAM
dan Timor Timur tidak mungkin terlaksana
131
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
tanpa diawali gerakan demokratisasi yang
didesain
dirintis cukup lama oleh aktivis NGO. Di
setruktur global yang tidak adil, yang
negara
menciptakan
lain
kondisinya
Keberhasilan
negara
juga
simetris.
Amerika
(USA)
sebagai
gerakan
perubahan
ketimpangan
kapitalisme.
gerakan
akibat
politik
anti
menegakkan hak-hak sipil (civil rights)
kapitalisme dapat dimulai dari mana saja.
sebagai hak paling menonjol tidak lepas
Bisa dari proses kerja, konsepsi mental,
dari gerakan anti rasial yang digalang dari
relasi dengan alam, relasi sosial, bentuk
kelompok kulit hitam. Bahkan gerakan sipil
organisasional dan teknologi revolusioner ,
di Amerika mencapai memontum paling
perilaku
fenomenal ketika aksi perlawanan kulit
kelembagaan dan struktur administrasi
hitam yang dipimpin oleh Marthin Luther
hingga tatanan kepemerintahan pada level
King, ditembak mati oleh simpatisan garis
negara.
keras pendukung gerakan superioritas kulit
bagaimana
putih. Kasus ini mencapai antiklimaks bagi
berkordinasi satu sama lain, berjejaring dan
gerakan kulit putih dan meningkatkan
saling
gerakan-gerakan di daerah lain di Amerika
pearusutamaan
bagi gerakan persamaan dan kebebasan.
bagaimana hak atas kota (rights to the city)
Peristiwa
ini
terus
membekas
dalam
memori kolektif gerakan demokrasi dan
kebebasan
mengubah
di
Amerika
berbagai
yang
kebijakan
banyak
dan
peraturan di Amerika bagi perlindungan
atas
kebebasan
diskriminasi
sipil;
rasial,
Penghapusan
meningkatnya
perlindungan kelompok Afro Amerika, dan
amandemen
undang-undang
yang
menegaskan perlindungan bagi prinsipprinsip kebebasan sipil. Jadi proses historis
sehari-hari
Kategorinya
atau
reformasi
terletak
gerakan-gerakan
ini
mendukung5.
pada
saling
Tantangan
kota
HAM
adalah
mengubah paradigma perubahan kota. Dari
pembangunan kota yang didasarkan pada
kepentingan kapital menjadi pembangunan
yang didasarkan pada pemenuhan hak
warga.
Warga
secara
keseluruhan
menikmati hak-hak nya secara progresif
yang meliputi hak sipil, politik, ekonomi,
sosial dan budaya, terutama pemenuhan ini
menyasar ke kelompok marjinal.
Pembahasan Studi Kasus: Pengalaman
Mendorong Kota HAM
menyertai masing-masing gerakan HAM.
Komisi
Gerakan aksi jalanan, menyerbu gedung
(Komnas HAM) adalah lembaga adhoc yang
parlemen sama pentingnya dengan upaya
mendapatkan
menyelasarkan
5
produk
undang-undang
yang sesuai dengan semangat hak asasi
manusia. Mengutip pendapat David Harvey,
gerakan-gerakan oleh aktivis HAM harus
Nasional
Hak
mandat
Asasi
Manusia
Undang-Undang.
Harvey, David, Mengorganisir sumpul-simpul
gerakan Kapitalisme (terJemahan). Lihat di
laman
antikapitalismeblog
https://antikapitalismeblog.wordpress.com/20
17/03/06/mengorganisir-simpul-simpulgerakan-anti-kapitalisme/
132
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Berdasarkan
UU.
No.39
Tahun
1999
mendapat peran dominan dalam panggung
tentang Hak Asasi Manusia. Peran dan
politik karena
fungsi Komnas HAM meliputi, pemantauan,
dikenal sebagai dwifungsi ABRI. Peran
mediasi, kajian dan penelitian, penyuluhan.
politik sekaligus menjadi aparatur negara
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
yang memegang peran pertahanan dan
Pengadilan Hak Asasi Manusia, fungsi
keamanan.
Komnas HAM melakukan penyelidikan atas
selama Orde Baru tidak terlepas dari peran
dugaan
HAM.
militer. Upaya untuk memobilisasi massa
Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun
rakyat agar terlibat dalam pembangunan
2008, tentang Penghapusan Diskriminasi
digerakkan dengan todongan senjata. Sejak
Ras dan Etnis, Komnas HAM berfungsi
tahun 1970an, gerakan mahasiswa dan
melakukan pengawasan. Sejak dibentuk
gerakan masyarakat sipil sangat aktif
Undang-Undang
No.
terlibat melakukan kritik atas kebijakan
Komnas
mendapatkan
peristiwa
HAM
Pelanggaran
39
Tahun
1999
penilaian
diberi kekuasaan yang
Keberhasilan
pemerintah
Orde
Baru.
pembangunan
Gerakan
ini
dengan grade A dari dewan HAM PBB. Itu
menguat sejak awal tahun 1990an ketika
artinya, peran Komnas HAM memenuhi
gelombang
syarat sebagai lembaga National Human
berbagai negara. Sejak saat itu, tuntutan
Rights Institution (NHRI) berdasarkan Paris
untuk
Principle yang setidaknya memiliki syarat
kekerasan rezim Orde Baru disampaikan
sebagai lembaga yang independen, otonom,
berbagai pihak.
tidak partisan, transparan (bertanggung
jawab ke publik) dan mandiri (secara
finansial).
demokratisasi
membuka
menjalar
berbagai
ke
peristiwa
Mandat dari presiden yang diberikan
Komnas HAM adalah peluang terbaik untuk
membuka berbagai peristiwa kekerasan
Eksistensi Komnas HAM mulai dikenal sejak
oleh militer. Sejak saat itulah politik di
tahun 1993. Lembaga ini dibentuk melalui
Indonesia mengenal kosakata baru, yakni
Keputusan Presiden No 35 Tahun 1993
pelanggaran HAM. Kosakata yang sangat
dimana presiden Soeharto memilih tokoh-
mujarab
tokoh
posisi
kekejaman militer di berbagai daerah yang
komisioner. Dalam kiprahnya semasa Orde
mendapat dukungan publik dan dukungan
Baru, Komnas HAM menjadi penopang bagi
internasional. Kondisi terus bergulir dan
gerakan demokrasi di Indonesia (Cornelis
membantu
Lay, Pratikno, 2002). Kiprahnya yang paling
demokratisasi
dikenal
dalam
melengserkan rezim Orde Baru. Kesuksesan
mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM
gerakan HAM di Indonesia termasuk atas
oleh militer. Pada masa Orde Baru militer
dukungan Komnas HAM adalah berhasil
nasional
adalah
menduduki
keberanian
mengungkap
proses
di
kasus-kasus
penguatan
Indonesia
gerakan
untuk
133
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
mengembalikan fungsi TNI sebagai penjaga
Hingga saat ini, penanganan kasus-kasus
sektor pertahanan, dipisahkan dari fungsi
pelanggaran
keamanan dan ketertiban yang diberikan
dilakukan Komnas HAM terus mendapat
kepada polisi.
sorotan publik. Meskipun harapan publik
Namun demikian, usai dipisahkannya TNI
dari tugas keamanan dan ketertiban, sektor
ini ternyata belum banyak mengalami
perubahan. Jika pada masa Orde Baru
institusi yang paling banyak melakukan
kekerasan adalah TNI, maka hingga saat ini
polisi menempati posisi nomer wahid. Ini
merupakan tantangan tersendiri yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya serius untuk mereformasi lembaga
kepolisian agar dapat menjadi pengawal
demokrasi. Banyak nya kasus pelanggaran
HAM di kepolisian ini juga menunjukkan
rapuhnya penegakan hukum di Indonesia.
Rapuhnya
penegakan
hukum
sangat
mempengaruhi situasi penegakan HAM di
Indonesia. Di negara-negara lain yang
memiliki kematangan praktik HAM cukup
baik memiliki sejarah panjang bagaimana
merombak struktur mental dan sistem
penegakan hukum yang memiliki semangat
HAM. Komitmen negara harus meliputi
banyak bidang yang menjelaskan tujuan
pembangunan adalah pelindungi hak asasi
manusia. Komnas HAM harus meyakinkan
secara terus menerus bahwa pelaksana
kewajiban untuk menghormati, melindungi
dan memenuhi HAM
negara
yang
berada di pundak
ditegaskan
perencanaan pembangunan.
sejak
dalam
tak
pernah
hak
surut
asasi
manusia
dalam
yang
mengadukan
berbagai kasus dugaan pelanggaran HAM ke
Komnas HAM, orientasi ke penanganan
kasus-kasus juga menjadi salah satu kritik
atas kiprah Komnas HAM. Jatuhnya rezim
Orde
Baru
menuntut
pelembagaan
demokrasi, yang salah satunya adalah
melembaganya prinsip dan norma hak asasi
manusia yang dimuat di dalam programprogram pemerintah. Sayangnya salah satu
mandat Komnas HAM berdasarkan pasal 75
UU No. 39 Tahun 1999 tujuan dibentuknya
Komnas
HAM
adalah
mengembangkan
kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi manusia sesuai dengan Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Piagam
Perserikan Bangsa-Bangsa, serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia. Dalam upaya
untuk mengembangkan situasi kondusif
tersebut Komnas HAM diberi kewenangan
untuk melakukan penyebarluasan wawasan
mengenai
masyarakat
hak
asasi
manusia
Indonesia.
kepada
(pasal
89).
Sayangnya, kewenangan ini tidak dijalankan
secara maksimal karena sebagian besar
dukungan
finansial
diarahkan
ke
penanganan kasus.
Politik internal komnas HAM hingga saat ini
masih menekankan pola penanganan kasus.
Dengan cara seperti ini Komnas HAM
bertindak sebagai pemadam kebakaran,
134
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
tanpa mempertanyakan kenapa kebakaran
manusia dalam kebijakannya. Intervensi ini
itu terjadi dan bagaimana upaya untuk
tidak akan mengubah meningkatnya atau
mencegah kebakaran agar ke depan tidak
menurunnya pemerintah daerah sebagai
terulang kembali. Sejak penulis menjabat
pihak yang diadukan. Akan tetapi, ketika
sebagai komisioner Komnas HAM (2012-
pihak pemerintah daerah diadukan ke
2017), penulis kerap menyatakan pola
Komnas HAM, mereka cepat berkoordinasi
penanganan kasus yang terlalu dominan
dan bekerjasama dengan Komnas HAM
harus
untuk terlibat mencari jalan penyelesaian.
dikurangi.
mampu
Komnas
HAM
menyeimbangkan
penegakan
(penanganan
harus
mandat
kasus)
dan
penguatan program promosi HAM (kajian,
penelitian, pendidikan dan penyuluhan).
Dengan cara seperti ini, Komnas HAM dapat
mendorong penguatan pengetahuan dan
wawasan hak asasi manusia. Meningkatnya
kesadaran HAM di masyarakat dan aparatur
negara/pemerintah
upaya
sangat
penyelesaian
kasus
membantu
dugaan
pelanggaran HAM. Misalnya, berdasarkan
data pengaduan Komnas HAM, pemerintah
daerah (kabupaten/propinsi) merupakan
salah satu pihak yang paling banyak
diadukan masyarakat ke Komnas HAM.
Dalam periode komisioner sebelumnya
tidak ada upaya intervensi bagaimana
mengurangi dugaan pelanggaran HAM oleh
pemerintah
daerah.
Namun
demikian,
meningkatnya jumlah pengaduan tidak
berbanding
lurus
dengan
banyaknya
dugaan pelanggaran HAM. Intervensi dalam
upaya pencegahan dapat dilakukan Komnas
HAM.
Misalnya
dengan
melakukan
Upaya mendorong kota HAM merupakan
salah satu bentuk promosi HAM dari
Komnas HAM. Bentuk intervensi langsung
dalam
rangka
melakukan
dukungan
program kota HAM dilakukan sejak 2014.
Dimulai dari Kota Palu Sulawesi Tengah,
kemudian
Wonosobo
Jawa
Tengah,
Bojonegoro dan Jember. Namun demikian,
upaya mempromosikan kota HAM tidak
terbatas
memberikan
penyuluhan,
pelatihan atau training for trainers (TOT).
Akan tetapi juga dilakukan upaya kampanye
media, pers conference, dan diskusi publik.
Sejak
pertama
presiden
kalinya
RI,
memperingati
dalam
hari
HAM
dalam
sejarah
sambutannya
internasional,
presiden Jokowi menyampaikan pentingnya
mendorong kota ramah HAM. Hal ini
merupakan
salah
satu
langkah
maju
sekaligus capaian Komnas HAM mendorong
pemerintah
memberikan
dukungannya
secara langsung bagi program-program
yang dicanangkan Komnas HAM6.
penyuluhan dan pendampingan aparatur
pemerintah
daerah
agar
berkomitmen
menjalankan prinsip dan norma hak asasi
6
Atas dorongan Komnas HAM, untuk pertama
kalinya Presiden RI, Jokowi Widodo menyatakan
pentingnya mendorong kota ramah HAM. Ini
merupakan tonggak penting bagi pengakuan
135
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Studi Kasus 1: Pengalaman Mengelola
Kota Ramah HAM di Kota Palu
peristiwa pelanggaran HAM yang berat
Isu Kota ramah HAM menjadi ramai dalam
Orang lain tidak dapat membayangkan
perbincangan HAM di Indonesia ketika
seorang keluarga Masyumi, berkarir di
walikota Palu, Sulawesi Tengah, Rusdi
partai Golongan Karya mampu menyatakan
Masturo
berhasil
penyikapan seperti ini. Tak seorangpun
Walikota
untuk
membuat
Peraturan
upaya
yang sebelumnya dapat berpikir bahwa
rehabilitasi korban pelanggaran hak asasi
salah seorang kader Golongan Karya dapat
manusia yang berat. Latar belakang bupati
melakukan kebijakan yang sensitif sejak
Rusdi Masturo adalah dari keluarga politisi.
puluhan tahun. Kebijakan yang paling
Keluarganya banyak yang berafiliasi dengan
banyak dinantikan oleh korban-korban
partai politik Masyumi. Salah satu partai
pelanggaran
yang terlibat konfrontasi dan permusuhan
nasional, namun hingga saat ini terus
dengan Partai Komunis Indonesia sebelum
mengalami kebuntuan. Pilihan isu yang
tahun 1965. Bahkan dalam pergolakan
diambil
politik 1965, Partai Masyumi lah yang
mengagetkan, namun faktanya dia berhasil
paling
perlawanan
membuat kebijakan pada tingkat lokal.
terhadap menguatnya gerakan PKI di
Padahal bagi kalangan Golongan Karya
Indonesia. Karir politiknya dimulai dari
sendiri, membuka pandora sejarah 1965
partai Golongan Karya (Golkar), satu-
sama artinya dengan membuka polemik dan
satunya partai yang paling berkuasa pada
perpecahan.
getol
mendukung
dalam tragedi 1965 sangat fenomenal.
melakukan
oleh
HAM
1965
Walikota
pada
Rusdi
tingkat
sangat
zaman Orde Baru. Golkar bahkan memiliki
sistem kaderisasi yang sistematis untuk
menanamkan sikap anti komunisme. Sejak
dini rekrutmen di dalam partai Golongan
Karya didasarkan pada garis keturunan dan
keluarga-keluarga yang dianggap bersih
dari anasir komunis dan underbouwnya.
Sikap Rusdi Masturo yang menyatakan
sikap sebagai pemimpin daerah dalam
menyatakan pengakuan atas terjadinya
Sebaliknya, sebagian besar politisi Golongan
karya memiliki sikap pragmatis dalam
berpolitik. Mereka memiliki jaringan kuat di
daerah-daerah dalam menempatkan kaderkadernya
di
jabatan-jabatan
birokrasi.
Meskipun Orde Baru sudah tidak lagi
berkuasa, kronisme ini terus terpelihara.
Jadi, sikap politik Rusdi Masturo dalam
kasus ini adalah perkecualian. Pada zaman
Orde Baru, Golongan Karya adalah partai
pemerintah atas kerja-kerja Komnas HAM,
khususnya dalam upaya mendorong kota ramah
HAM. Presiden mengawali pidatonya dengan
mengatakan masih banyaknya kepala daerah
(walikota, bupati, gubernur) yang sering
diadukan ke Komnas HAM atas dugaan
pelanggaran HAM.
terkuat dan menjadi penopang rezim Orde
Baru. Rezim Orde Baru yang didukung
penuh oleh partai golongan karya berkuasa
lebih dari tiga puluh tahun. Kekuasaannya
136
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
yang bertahan hingga hari ini, menjadikan
hak asasi manusia yang berat. Kedekatan
kader-kader
Bupati dengan jaringan masyarakat sipil
partai
bersikap pragmatis
karena menikmati kemewahan jaringan
pendamping
yang mendatangkan keuntungan finansial.
menjadi faktor penting bagi kesuksesan
Kebijakan-kebijakan politik anti komunisme
programnya.
sejak Orde Baru masih tertanam kuat di
diwujudkan, dengan cara apa dan langkah-
kalangan kader-kader Golkar. Oleh karena
langkah seperti apa yang harus dilakukan
itu,
kasus-kasus
dibicarakan bersama jaringan ini. Gebrakan
pelanggaran HAM yang berat, khususnya
pertama adalah komitmen Bupati yang
kasus 1965 akan mendapatkan perlawanan
disampaikan
keras dari pendukung partai bergambar
dengan
beringin ini. Sementara itu, partai Masyumi,
Permintaan
meskipun sama-sama tidak disukai
Mengembangkan
Kota
HAM
di
Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Oleh:
Muhammad Nurkhoiron1
Abstrak
Upaya mengembangkan kota HAM (hak
asasi manusia) merupakan respon yang
berkembang
dari
gerakan
untuk
mengembalikan kedaulatan kota pada
warganya. Negara termasuk pemerintah
yang didukung oleh Komnas HAM berusaha
mengaplikasikan gagasan tersebut di
Indonesia. Peran pemerintah daerah
menjadi sangat penting dalam mendukung
upaya pengembangan kota ramah HAM.
Tantangannya adalah seberapa jauh
terobosan dalam promosi dan penegakan
hak asasi manusia dapat dilakukan oleh
para kepala daerah seperti Bupati atau
Walikota. Artikel ini bertujuan untuk
melihat peluang dan tantangan dalam
mengkampanyekan kota ramah HAM di
Indonesia. Studi ini didasarkan pada
pengalaman langsung penulis yang terlibat
dalam promosi kota ramah HAM dan
dilakukan melalui penelitian bersifat
partisipatoris, khususnya di dua kota yaitu
di Palu, Sulawesi Tengah dan Wonosobo,
Jawa Tengah. Secara umum kajian ini
merefleksikan berbagai kendala dan
tantangan ke depan dalam upaya
mewujudkan kota ramah HAM di Indonesia.
supported by the National Human Rights
Commission (KOMNAS HAM) which seeks
to apply these ideas in Indonesia. The roles
of local governments are very crucial in
supporting the development of human
rights-friendly city. However, the challenge
is how far a breakthrough in the promotion
and enforcement of human rights can be
made by local leaders such as the regents or
the mayors. This article aims to look at the
opportunities
and
challenges
in
campaigning human rights friendly cities in
Indonesia. The study is based on the
author s experience in the promotion of
human rights friendly cities in Indonesia.
Moreover, the study was also conducted
through a participatory research, especially
by exemplifying two study cases in two
cities in Palu, Central Sulawesi and
Wonosobo, Central Java. In general, this
study reflects further constraints and
challenges in efforts to achieve human
rights-friendly cities in Indonesia.
Keywords: human rights city, government
roles, rights to the city
Latar Belakang
Gerakan HAM di Indonesia akhir akhir ini
mulai menggulirkan diskursus baru, kota
HAM (human rights cities). Salah satu minat
dalam
Kata kunci: hak asasi manusia, peran
pemerintah, hak atas kota
Abstract
Efforts to develop the city of human rights is
a response to a growing movement for
restoring the sovereignty of the city on its
citizens. It is the role of the State which is
mandated to the government and thus
kajian
isu
ini
adalah
hendak
melebarkan cakupan kewajiban negara
(state obligation) yang tidak semata-mata
dibebankan kepada pemerintah pusat, akan
tetapi
juga
lokal/daerah/federal.
pemerintahan
Kewajiban
negara
dalam meratifikasi kovenan Internasional
ke dalam hukum nasional ternyata tidak
berdampak langsung bagi pemangku hak
1
Muhammad Nurkhoiron adalah komisioner
Komnas
HAM
2012-2017,
alumni
S1
Departemen Sosiologi FISIPOL UGM dan S2
Departemen Antropologi, UI.
dalam
mendapatkan
penikmatan
kemajuan
hak-haknya.
Ia
atas
harus
120
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
program-program
daerah dimana mereka dipilih secara
pemerintah, mendapatkan alokasi anggaran
langsung oleh warganya. Seiring dengan ini
dengan kelompok sasaran yang jelas. Dalam
pula
konteks inilah peran dan posisi pemimpin
daerah/kota/kabupaten semakin mendapat
daerah sangat penting. Mereka memiliki
pujian publik. Pola pembagian kewenangan
diskresi untuk mengatur dan mengelola
pemerintah pusat dan daerah memberikan
pemerintah
peluang
dijalankan
melalui
kota
sekaligus
melakukan
tidak
sedikit
bagi
daerah
mobilisasi dan mengajak secara partisipatif
terobosan-terobosan
warga
pembangunan.
kota
terlibat
dalam
program-
pemimpin
menciptakan
program
program pembangunan. Besarnya potensi
kepala daerah (local government) seiring
meningkatnya kota-kota di dunia dalam
menyusun kebijakan berbasis HAM menjadi
Metodologi dan Kerangka Teoritik: Asal
Usul Diskursus Internasional Human
Rights Cities
sorotan agensi HAM internasional. kota
ramah HAM telah memasuki perbincangan
di PBB untuk diproses menjadi guideline
PBB bagi promosi penguatan human rights
cities. Beberapa pertemuan regional yang
dimulai di Gwangju, Korea Selatan terus
bergulir sebagai pertemuan tahunan untuk
mengembangkan diskursus kota HAM agar
semakin diterima di dunia internasional
dan menjadi fase bagi baru praktik HAM ke
Kajian
ini
pengamatan,
dan
oleh
observasi,
keterlibatan
penulis
secara partisipatoris di dalam mengkaji dan
menyebarkan wacana kota HAM melalui
pengalaman dan aktivitas yang dikerjakan
oleh Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM). Selain itu, kajian ini juga menelusuri
lebih
lanjut
pengembangan
Indonesia
beberapa negara.
didasari
gagasan
kota
baik
dan
ramah
sebagai
praktik
HAM
suatu
di
produk
kebijakan yang didorong oleh pemerintah
Indonesia
sendiri
memiliki
pekerjaan
maupun
sebagai
suatu
proses
yang
rumah yang belum terselesaikan terkait
berkembang sebagai wacana mengenai
masalah
kedaulatan
hak
asasi
manusia;
masalah
pelanggaran hak asasi manusi yang berat
atas
kota
dan
bagaimana
pemerintah mempraktikkannya.
masa lalu, masalah banyaknya pengaduan
terkait isu kriminalisasi, konflik agraria dan
perebutan sumber daya alam, konflik antar
pemeluk agama, dan lain-lain. Di sisi lain,
peran kepala daerah (bupati/walikota)
semakin disadari memiliki peran strategis.
Peran ini seiring perkembangan otonomi
Sebelum
Human
Rights
Cities
mulai
dikenalkan ke Indonesia, di Asia telah
berlangsung forum tahunan human rights
cities di Gwangju, Korea Selatan. Pertemuan
ini diprakarsai oleh tuan rumah yang
memilki sejarah pergolakan politik dan
121
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
berhasil keluar dari kemelut pergolakan ini.
pemajuan HAM dan tujuan yang lebih
Pada tahun 1980 terjadi pembantaian
luas dalam penikmatan demokrasi, HAM
besar-besaran oleh rejim militer Korea
dan perdamaian
Selatan.
Diperkirakan lebih dari 20.000
orang menjadi korban rezim militer. Namun
demikian, gerakan masyarakat sipil tidak
tinggal
diam.
Perlawanan
digerakkan
hampir seluruh warga kota yang dilakukan
b. Mendefinisikan HAM dengan tambahan
sebutan yang lebih jelas Deklarasi
Universal HAM PBB
c. Mendefiniskan
warga
negara/warga
secara militan. Bahkan mereka juga turut
kota yang meliputi
melakukan
untuk
datang bekerja ke kota Gwangju dan
meruntuhkan rezim militer. Gerakan ini
penduduk asing selama masih memiliki
berhasil menumbangkan rezim militer dan
visa resmi
sebagai
gerakan
tugu
bersejata
peringatan,
mereka
merayakan kemenangan gerakan sipil ini
sebagai kemenangan demokrasi. Sejak saat
itulah
supremasi
sipil
orang-orang yang
dalam
upaya
pelembagaan demokrasi mulai digaungkan
sebagai komitmen membangun kota yang
d. Mendorong
dengan
sepenuhnya
Walikota/kepala derah, tenaga pendidik
dan
warga
negara
mengimplementasikan
untuk
peraturan-
peraturan diatas.
melibatkan partisipatoris warga. Sekitar
e. Menekankan bahwa warga negara tidak
tahun 1980an mulai dimunculkan kebijakan
hanya orang-orang yang haknya harus
untuk melahirkan peraturan-peraturan kota
dilindungi tetapi juga orang-orang yang
yang ramah HAM.
memajukan hak asasi manusia.
Berikut
adalah
beberapa
upaya
yang
f. Mendorong formulasi oleh walikota
dilakukan membangun kota ramah HAM di
sebagai
Gwangju. Ini merupakan hasil majelis
implementasi peraturan-peraturan dan
daerah
yang
rencana
dasar
untuk
merevisi
kembali
penetapan komite warga kota sebagai
kota
dengan
badan
peraturan/kebijakan
mengadopsi prinsip dan norma hak asasi
konsultasi
dalam
rangka
implementasi.
manusia universal:
Dibawah peraturan ini juga ditentukan
a. Mengubah peraturan-peraturan lokal
komite kota yang terdiri dari tujuh belas
menjadi Peraturan tentang Pemajuan
orang yang dipilih oleh walikota. Orang-
Hak Asasi Manusia dan Pembangunan
orang yang dilibatkan dalam komite ini
Kota
meliputi praktisi hak asasi manusia dan
Demokrasi,
Pedamaian
Kota
untuk
HAM
dan
menunjukkan
wakil-wakil
dari
masyarakat
sipil.
122
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Peraturan diatas juga memberi kewenangan
merepresentasikan
kepada
demokrasi melalui mekanisme pengawasan,
walikota
untuk
menunjuk
pelembagaan
untuk
tetapi menjadi jembatan terbaik dalam
dampak
mengimplementasikan prinsip dan norma
(impact assesment system). Dibandingkan
HAM universal melalui kebijakan dan
dengan perkembangan kota-kota di Asia,
program
perkembangan
upaya
perlawanan sengit terhadap junta militer
manusia
adalah awal titik balik sejarah Gwangju.
terbilang maju. Sebagaimana kita ketahui,
Pembentukan dewan kota dan kesadaran
sampai hari ini, negara-negara Asia seperti
menjadikan Gwangju sebagai kota ramah
Cina, Singapura, Malaysia, Vietnam, apalagi
HAM dijadikan sebagai monumen bersama
Korea Utara, cenderung defensif terhadap
untuk memelihara ingatan kolektif atas
prinsip dan norma hak asasi manusia.
perlawanan
Mereka
gagasan
menjadikan Gwangju sebagai kota ramah
partikularitas Asia yang kerap digaungkan
HAM, berarti memelihara ingatan atas
sebagai Asian Values dihadapkan dengan
perlawanan
prinsip universal hak asasi manusia.
Mereka tak lagi menerima segala bentuk
organisasi
ahli
melakukan
sistem
hak
lebih
peraturan
ditegaskan
penilaian
Gwangju
mempromosikan
Dalam
independen
dalam
asasi
menyukai
kota
penggunaan
di
Gwangju
prinsip-prinsip
deklarasi HAM PBB. Hal ini menunjukkan
kebijakan kota Gwangju memahami dengan
sungguh-sungguh
HAM.
Kedua
rangka
prinsip
universalitas
adalah komitmen dalam
mengimplementasikan
universal
ini,
mereka
HAM
membentuk
komite/dewan kota. Meskipun komite ini
pemerintahan
kota.
tersebut.
terhadap
Jadi
Pendeknya,
rezim
otoriter.
kekerasan dan mengubur semua kenangan
pahit yang telah menghilangkan ribuan
nyawa saudara dan hadai taulan mereka.
Oleh karena itu, pada 18 Mei 1980,
perjuangan
rakyat
Gwangju
menumbangkan junta militer dikenal juga
sebagai kemenangan solidaritas rakyat
dalam memperjuangkan demokrasi, hak
asasi manusia dan perdamaian.
(karena
Sejarah Gwangju memperlihatkan bahwa
dipilih walikota) kehadiran dewan ini
perjuangan menuju kota ramah HAM tidak
menjadi
pengawalan
pertama-tama dimulai dari aktivis HAM.
peraturan-peraturan berbasis hak asasi
Perjalanannya dimulai dari perlawanan
manusia.
Keberadaan
massa-rakyat
meningkatkan
partisipasi
tidak
sepenuhnya
krusial
independen
dalam
mereka
warga
yang
di
jalanan
untuk
menumbangkan junta militer. Gwangju yang
terlibat dalam program pemerintahan kota
saat
ini
dikenal
sebagai
dan memperlihatkan karakter demokrasi
partisipatoris
representatif. Kerja-kerja mereka tidak saja
bagaimana nyawa orang-orang dijadikan
memiliki
kota
sejarah
yang
kelam
123
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
tumbal bagi mercusuar pembangunan kota.
Kota Gwangju berhasil mengubah trauma
kolektif
ini
menjadi
modal
untuk
8) Kelembagaan efektif dan koordinasi
kebijakan
9) Pendidikan HAM dan pelatihan
transformasi. Menolak rezim otoriter yang
10) Hak atas Pemulihan Korban.
menentukan kebijakan kota secara top
Dalam sejarahnya, prinsip hak atas kota
down, Gwangju mulai menarik partisipasi
tidak mengacu pada rumusan aktvitis hak
warga dalam menopang kebijakan kotanya.
asasi manusia. Hak dalam pengertian hak
Partisipasi
beberapa
asasi manusia berbeda dengan lahirnya hak
peraturan yang mempromosikan prinsip
atas kota yang bergulir menjelang tahun
dan nilai hak asasi manusia. Misalnya,
1970an
dalam peraturan kota sebagaimana diatas
Adalah Henri Lefebvre yang menggulirkan
menunjukkan bagaimana warga kota dan
ide tentang rights to the city melalui
pendatang
secara
karyanya berjudul, La Droit Ala Ville yang
memiliki
pertama kali diterbitkan dalam bahasa
ini
diskriminatif.
menghasilkan
tidak
dibedakan
Semua
warga
sebagai
gerakan
warga
kota.
kedudukan setara dan berhak menikmati
Perancis
demokrasi,
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
pemenuhan
hak
dan
perdamaian di Gwangju.
pada
tahun
1968
dan
pada tahun 1991 dan diterjemahkan ulang
Hak atas kota adalah salah satu prinsip yang
dideklarasikan sebagai prinsip kota ramah
HAM di Gwangju. Dikenal sebagai prinsipprinsip Panduan Gwangju untuk kota HAM
(Gwangju Guiding Principles for a Human
Rights City), selain hak atas kota prinsip
pada tahun 1996.
Gagasan ini hendak
mempertentangkan diskursus hak dengan
pembangunan
cenderung
ekonomi
kearah
memprihatinkan
politik
neoliberal.
hilangnya
yang
Lefebvre
hak
warga
dalam menentukan proses perubahan kota.
Sebaliknya, warga kota semakin kehilangan
lainnya meliputi:
perannya sebagai subyek baik di hadapan
1) Non diskriminasi dan afirmative action
hukum maupun perubahan ekonomi politik.
2) Inklusi sosial dan keragaman budaya
Sebaliknya, peran dan posisi warga kota
3) Demokrasi partisipatoris dan tata kelola
yang akuntabel
dideterminasi oleh perputaran modal yang
menentukan perkembangan kota. Kaum
skeptis berpandangan desain kota yang
4) Keadilan sosial
selama ini ada tidak akan mengubah
5) Solidaritas dan berkelanjutan
restrukturisasi ekonomi politik global.
6) Kepemimpinan
institusionaisasi
politik
dan
7) Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia,
Menurut
Lefebvre,
situasi
ini
menghilangkan fakta kota sebagai ruang
bersama warga yang membentuk identitas
124
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
mereka.
Bagi
migrasi
pertama-tama
orang,
proses
dinikmati oleh segelintir orang, selebihnya
didorong
untuk
adalah pertarungan nyata dalam merebut
beberapa
mendapatkan pekerjaan yang layak atau
sumber-sumber
kehidupan ekonomi yang lebih baik. Dalam
terbatas. Kelompok miskin kota, pekerja
konteks
sektor
makro-struktural,
urbanisasi
informal,
ekonomi
buruh
yang
serba
tenaga
kasar
invasi
menempati pemukiman kumuh, berbagi
mobilisasi
ruang dalam kesempitan di daerah-daerah
penduduk. Penduduk yang berpindah ke
yang tidak diinginkan oleh pengambil
perkotaan tidak memiliki kekuasaan untuk
kebijakan
menentukan
identitas
penggusuran.
membentuk
identitas
merupakan
kapital
upaya
yang
melebarkan
menentukan
baru,
apalagi
bersama-sama.
Identitas mereka terbentuk dalam lansekap
perkotaan yang ditentukan oleh distribusi
kapital. Ruang yang berada di perkotaan
dicptakan untuk kita bukan melalui kita.
Rights to the city adalah gerakan warga kota
yang
menolak
kapitalisasi
kota.
Ia
mengajukan hak sebagai tangisan sekaligus
tuntutan a cry and a demand warga kota
(Lefebvre, 1996). Dalam perkembangan
kapitalisme global, kota-kota terbaik di
Eropa dan Amerika telah dijadikan sebagai
kota
yang
rentan
dengan
Hak atas kota berarti mendesain ulang kota
sebagai ruang bersama. karakter perubahan
kota tidak pantas ditentukan oleh kekuatan
modal yang mensubordinasi peran warga
kota. Kota harus dibangun oleh spirit para
penghuninya secara bersama-sama, bukan
oleh sekelompok elit yang menjadikan kota
sebagai akumulasi kapital. Sebagaimana
dikatakan David Harvey (2008), sebagai
berikut:
kemewahan,
Hak atas kota lebih dari sekedar kebebasan
individu mendapatkan akses atas sumbersumber alam di perkotaan; ia adalah hak
mengubah diri kita sendiri dengan
mengubah kota. Ia, bahkan, hak bersama
bukan hak individual, sebab transformasi ini
tak terelakkan tergantung pada praktik
kekuatan kolektif untuk membentuk kembali
proses urbanisasi. Kemerdekaan membentuk
dan membentuk kembali diri kita sendiri
adalah, menurut pendapatku, salah satu dari
hak asasi manusia terpenting yang selama
ini kita abaikan. 2
menyediakan fasilitas yang serba modern
Dalam perkembangan hak asasi manusia di
dan penuh kenyamanan, namun di pihak
tingkat
lain terdapat sudut-sudut gelap kemiskinan
berkembang skeptisisme bagi globalisasi
pusat perputaran dan akumulasi modal
sementara
menjadikan
warga
sebagai
obyek yang dideterminasi oleh kapital.
Gaung Lefebvre adalah perlawanan atas
neoliberalisme kota. Dampak liberalisasi ini
telah menciptakan kehidupan paradoks di
perkotaan. Pada satu sisi terdapat ruang
yang
didesain
dengan
internasional
sebenarnya
juga
dan kelaparan, pengangguran dan keputusasaan. Kenyamanan kota hanya dapat
2 Harvey, David. 2008. The Right to the City. New
Left Review II (53) 23-40.
125
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
hak asasi manusia yang terpusat di negara
upaya mengimplementasikan diseminasi
Barat. HAM seperti ini dianggap barat
pengetahuan yang dihasilkannya untuk
sentris dan mengenyampingkan perbedan-
mengubah masyarakat. Oleh karena itu,
perbedaan kultural, norma, dan sistem
warga kota, orang-orang yang berada di
hukum
lingkungan
negara-negara
non
Barat.
tata
kelola
pemerintahan,
Skeptisisme ini berkembang di negara-
organisasi dan lembaga di masyarakat yang
negara selatan yang menuduh gerakan HAM
berkemauan baik di dorong membuat
dari Barat lebih menekankan hak-hak sipil
panduan
dan politik, sementara hak ekonomi, sosial
pembangunan komunitas.
dan budaya diabaikan. Namun jurang
perbedaan ini mulai diretas dalam forum
Vienna 1993. Negara-negara pihak yang
berkumpul
seberapa
mendudukkan
jauh
perbedaan
kembali
ini
dapat
dihilangkan dan memastikan universalitas
HAM
dapat
diterima
semua
pihak.
Hubungan antar hak, baik hak sipil, politik
maupun
ekonomi,
sosial
dan
budaya
bersifat indivisible (tidak dapat dipisahpisahkan)
dan
perbedaan-perbedaan
budaya, etnis, norma sosial dan norma
hukum masing-masing negara pihak tidak
harus
dihadap-hadapkan
dengan
universalitas HAM.
kerangka
kerja
HAM
untuk
Sejak itu gerakan kota ramah HAM menjadi
tren bagi gerakan riset lapangan yang
didasarkan pada komunitas partisipatoris
dan pendidikan kritis untuk orang dewasa
(the field of participatory community-based
research and critical pedagogy). Tahun 1997
di Rosario Argentina terjadi pertemuan
puluhan organisasi dan gerakan HAM, dari
gerakan masyarakat adat, LGBT, advokasi
kaum miskin kota, dan lain-lain. Mereka
membangun
joint
agreement
untuk
mendorong kota ramah HAM berbasis
pembangunan
komunitas
dikembangkan PDHRE.
sebagaimana
Metodologi ini
kemudian menyebar ke berbagai negara
Terkait human rights cities, deklarasi Vienna
untuk
1993 menjadi tonggak awal masuknya isu
pengorganisasian kelompok miskin kota. Di
hak asasi manusia ke dalam kebijakan kota.
tingkat global, diskursus tentang peran dan
Deklarasi ini menegaskan perpaduan antara
tanggung jawab pemerintah daerah dalam
promosi dan penegakan hak asasi manusia
perlindungan dan pemenuhan HAM juga
dalam rangka perubahan sosial. Gerakan
telah mendapatkan perhatian serius hingga
NGO terkemuka, The People’s Movement for
Dewan HAM PBB menugaskan Komite
Human Rights Learning (PDHRE) adalah
Penasihat Dewan HAM PBB untuk membuat
satu satu organisasi yang mengelaborasi
kajian mengenai Pemerintahan Daerah dan
secara serius Deklarasi Vienna dalam
HAM
rangka penguatan
September 2013. Hasil kajian ini akan
pendidikan HAM dan
dikembangkan
melalui
sebagai
resolusi
24/2
gerakan
bulan
126
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
dilaporkan dalam Sesi ke 30 Sidang Dewan
menawarkan
HAM PBB tanggal 22 September 2015
pembangunan kepada pemerintah propinsi
(Komnas HAM 2015).
DKI
Di Indonesia sendiri, sebelum dikenal kota
ramah HAM, gerakan hak atas kota sudah
dikenal sejak Romo Mangunwijaya bersama
komunitas Kali Code Yogyakarta mendesain
berbagai
Jakarta.
desain
Pengorganisasian
ini
menawarkan alternatif pembangunan yang
tidak
menggusur.
Pembangunan
yang
digerakkan dari warga kota secara bersama
untuk mendesain tata ruang kota.
ulang kampung di pinggiran sungai ini.
Pengalaman di berbagai kota di dunia,
Kelompok
teknik penggusuran rupanya menjadi tren
miskin
yang
semula
tidak
dianggap sebagai kelompok penting dan
dalam
cenderung sebagai residu kebijakan kota,
terkecuali di Jakarta. Oleh karena itu,
diberdayakan oleh Romo Mangun. Mereka
diantara sepuluh prinsip Gwangju diatas,
diajak
hak atas kota mungkin menjadi prinsip yang
secara
partisipatoris
mendasain
mengubah
setiap sudut ruang dalam suasana dialogis.
pengalaman
Hasilnya adalah yang kini masih dapat
prinsip terpenuhinya hak atas kota akan
dinikmati oleh komunitas di Kali Code.
memudahkan terpenuhinya hak-hak warga
Lingkungan yang bersih, ramah bagi semua
lainnya. Karena hak atas kota mensyaratkan
orang karena ruang-ruang interaksi sosial
pemenuhan seluruh aspirasi kolektif warga
(public sphere) diciptakan bersama-sama.
dalam mengupayakan kehidupan yang lebih
Contoh Kali Code menunjukkan partisipasi
baik di berbagai bidang. Ini merupakan
dalam pembangunan itu penting. Kelompok
tantangan paling berat. Prinsip hak atas
miskin kota yang semula dianggap sumber
kota tidak dapat dijamin keberlanjutannya
masalah,
sebagai
di tengah arus perubahan kota yang
subyek perubahan. Mereka didorong secara
semakin ditentukan oleh bisnis korporasi.
mandiri membangun lingkungan kota yang
Perubahan
sesuai
determinasi
dengan
karakter
mereka,
dan
paling
tata
di
Tidak
paling
diproyeksikan
namun
kota.
ulang lingkungan kampungnya, menata
dapat
krusial
wajah
berbagai
diabaikan.
kota
arus
Secara
yang
mengikuti
kapital
semakin
berdasarkan istilah Harvey diatas adalah
memarjinalkan kelompok miskin, penduduk
proses membentuk diri kita sendiri sebagai
berpendidikan
sentrum terjadinya perubahan kota. Warga
rentan;
secara bersama-sama dijadikan sebagai titik
disabilitas dan lain-lain. Inilah tantangan
episentrum
perubahan.
paling berat upaya menggulirkan kota
pemberdayaan
ala
Gerakan
rendah
perempuan
dan
dan
kelompok
anak-anak,
juga
ramah HAM. Hak atas kota yang berbasis
dikembangkan di kota-kota lain. Di Jakarta
pada prinsip-prinsip partisipatoris tidak
terdapat komunitas miskin kota yang aktif
saja menggunakan metode dialog dalam
Kali
Code
127
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
mencari alternatif-alternatif pembangunan.
Pertemuan ini memberi harapan bagi kedua
Namun juga seberapa jauh pembangunan
kubu. Pertama, bagi aktivis HAM, norma
yang
mampu
dan prinsip hak asasi manusia yang harus
melakukan restrukturisasi ekonomi politik
dilekatkan sebagai kewajiban negara lebih
global yang saat ini dikuasai oleh rezim
mudah
neoliberal.
langsung dapat dinikmati oleh warga kota.
didisain
bersama
ini
Gerakan hak atas kota yang diartikulasikan
kembali
ke
sebenarnya
kembali
rangka
dalam
upaya
prinsip
yang
kerja-kerja
hak
atas
Gwangju
menegaskan
komunitas
kota.
dalam
Usaha
ini
membutuhkan kerja yang tidak instan.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan
mengawal
gerakan-gerakan
pengorganisasian. Tidak ada rumus baku
bagaimana prinsip-prinsip Gwangju dapat
diukur
kinerja
hasilnya
yang
Kedua, bagi pihak-pihak yang selama ini
bekerja untuk pendampingan kaum miskin,
pemberdayaan warga kota adalah bagian
yang tak terpisahkan untuk mendorong
pemerintah
lokal
dapat
memastikan
terpenuhinya hak-hak warga: hak sipil, hak
politik, hak ekonomi sosial budaya yang
mencakup hak atas perumahan, hak atas
pekerjaan, hak atas pendidikan, hak atas
kesehatan dan lain-lain.
diterapkan sekaligus, akan tetapi ini adalah
usaha
yang
sebenarnya
berkelanjutan.
titik
krusial
Disinilah
bagi
upaya
Kerangka Konseptual dan Praktik Kota
HAM: Dari Ratifikasi ke Realisasi
memadupadankan hak atas kota yang
berbasis dari gerakan sosial dan gerakan
HAM mainstream yang sebagian besar
masih berkutat pada upaya adopsi kovenan
dan konvensi-konvensi internasional ke
Dalam kaitan untuk membingkai konsep
mengenai kota HAM sebagai suatu praktik,
gerakan pengarusutamaan kota HAM dapat
dipandang
sebagai
kelembagaan
kota
HAM
untuk
menyinergikan gerakan yang mereformasi
dalam hukum nasional.
Gerakan
upaya
menjadi
ruang
birokrasi
dan
gerakan
pengorganisasian warga kota.
Namun
pertemuan antara aktivis HAM dan aktivis
demikian,
pengorganisasian
sebenarnya masih banyak didominasi ahli-
warga/rakyat
kota3.
gerakan
mainstream
HAM
ahli hukum. Selama ini upaya menjalankan
3
Di Indonesia sendiri Urban Social Forum yang
merupakan ajang pertemuan tahunan para
aktivis pendampingan kota sudah memasukkan
khuman rights cities sebagai agenda untuk
didiskusikan. Komnas HAM pertama kali
diundang pada tahun 2015 di Surabaya. Para
aktivis pengorganisasian kota menyadari
pengambil kebijakan memegang peran penting
dalam upaya membangun kota HAM. Bupati,
prinsip dan norma hak asasi manusia
dikembangkan
ratifikasi.
melalui
Negara-negara
mekanisme
yang
telah
walikota, Gubernur adalah kelompok strategis
yang perlu dikawal untuk memastikan terbitnya
produk-produk kebijakan ramah HAM.
128
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
menandatangani deklarasi universal HAM,
bergerak dalam melakukan pengawasan
di dorong menjalankan mekanisme untuk
dan kerap memberikan penilaian atas
mengadopsi
kemajuan
berbagai
kovenan
dan
negara
dalam
melindungi,
konvensi-konvensi internasional hak asasi
menghormati dan memenuhi hak asasi
manusia. Misalnya kovenan internasional
manusia. Bergulirnya agensi hak asasi
hak sipil politik (ICCPR) dan kovenan hak
manusia di Indonesia telah menciptakan
ekonomi, sosial dan budaya diratifikasi oleh
perkembangan akademisi, praktisi HAM
Indonesia tahun 2015. Dua kovenan besar
dan
yang dapat mempengaruhi perkembangan
memperdebatkan berbagai kinerja negara,
dalam memajukan dan menegakkan hak
mendiskusikan
sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
bagaimana menafsirkan berbagai pasal
Selain dua kovenan ini, Indonesia sudah
hukum ini untuk penguatan hak asasi
banyak menandatangani berbagai konvensi
manusia.
internasional. Terakhir Indonesia berhasil
legalitas hukum belum sebanding dengan
membuat
perlindungan
kebijakan yang langsung dapat dirasakan
kelompok disabilitas sebagai komitmen
masyarakat. Pengaduan masyarakat terkait
dalam mengadopsi CRPD
pelanggaran hak asasi manusia belum
UU
tentang
(Convention
ahli-ahli
Rights of People with Disabilities). Sejak
sebanding
Indonesia
bagaimana
mensyahkan
undang-undang
hukum
HAM.
pasal-pasal
Sayangnya
dengan
KUHP,
dan
perkembangan
catatan
pengaduan
Mereka
kemajuan
ini
dapat
No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
ditindaklanjuti dan diselesaikan oleh aparat
Manusia, disusul dengan pengesaha UU
hukum. Berdasarkan data pengaduan yang
No.26
masuk ke Komnas HAM, setidaknya selama
Tahun
2000,
Indonesia
telah
memiliki instrumen legal untuk memproses
lima tahun terakhir, polisi
pelanggaran hak asasi manusia khususnya
yang paling banyak diadukan masyarakat
pelanggaran HAM yang termasuk dalam
ke komnas HAM atas dugaan pelanggaran
kategori kejahatan terhadap kemanusiaan
HAM.
dan genocide. Dalam upaya ratifikasi, kerja
pemerintah Indonesia termasuk progresif
dibandingkan dengan tetangga Malaysia,
Singapura, Vietnam. Langkah-langkah untuk
membentuk
lembaga
NHRI
(National
Human Rights Institution) juga merupakan
capaian penting bagi negara Indonesia
meningkatkan pemajuan dan penegakan
hak asasi manusia.
Aktivis-aktivis HAM
Catatan ini
adalah pihak
memperlihatkan
kepolisian
sendiri sebagai salah satu aparat hukum
yang
banyak
diadukan
masyarakat.
Meskipun tidak bisa dinyatakan bahwa
semua bentuk pengaduan ini benar-benar
merupakan kasus pelanggaran HAM, akan
tetapi besarnya pengaduan menunjukkan
banyaknya kasus di lapangan dimana polisi
banyak dikeluhkan masyarakat. Dari data
129
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
pengaduan tersebut tidak lebih dari empat
seseorang), hak berserikat/berorgansiasi
puluh persen yang diproses oleh pihak
dan hak mengutarakan pendapat secara
kepolisian sampai kasusnya selesai4.
bebas.
Ini
Apakah
pembentukan
undang-
menunjukkan institusi kepolisian masih
undang dan mekanisme peraturan dapat
merupakan
institusi
yang
potensinya
mengubah
melakukan
penyalahgunaan
kekuasaan
mendapatkan
kehidupan
warga
penikmatan
dalam
hak-haknya
sangat besar (abuse of power). Beberapa
menjadi lebih baik? Instrumen HAM telah
regulasi sebenarnya telah memberikan
menetapkan
dukungan bagi penguatan institusi yang
dapat dilihat dalam tiga hal: Pertama
dapat mempratikkan prinsip dan norma
indikator struktur. Indikator ini capaian
hak asasi manusia dalam menjalankan
HAM berdasarkan regulasi dan kebijakan-
tugas-tugas mereka. Akan tetapi, terdapat
kebijakan yang ada. Berapa jumlah undang-
kendala
undang dan peraturan di bawahnya yang
struktural
institusi
yang
kepolisian
menjadikan
belum
indikator
kemajuan
HAM
banyak
berkomitmen menjalankan pemenuhan hak
mengalami kemajuan dalam menjunjung
asasi manusia. Kedua, indikator proses.
penghormatan atas hak asasi manusia.
Indikator
Kelemahan legalitas hukum adalah sulitnya
melihat
capaian langsung
yang
dapat
dirasakan secara faktual oleh warga: tingkat
harapan
hidup,
kualitas
pendidikan,
kecukupan gizi, pekerjaan yang layak, harus
seiring
dengan
penikmatan
hak
atas
kebebasan beragama, hak mendapatkan
kartu
identitas
(apapun
4
atau
identitas
kartu
agama,
penduduk
etnis,
ras
Salah satu kasus yang menyedot perhatian
publik adalah kriminalisasi terhadap pimpinan
KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.
Kasus yang ditangani oleh polisi terhadap
pimpinan KPK tergolong janggal. Kasus ini telah
diadukan ke komnas HAM oleh jaringan
masyarakat sipil pada tanggal. 2015. Hingga
makalah ini ditulis, belum ada penyelesaian atas
status BW sebagai tersangka dan juga belum
dimasukkan ke sidang pengadilan.
Lihat
Bambang Widjojanto Lapor Komnas HAM,
Pengacara Polri Berang,
31 Januari 2015,
http://nasional.kompas.com/read/2015/01/31
/14372851/Bambang.Widjojanto.Lapor.Komnas
.HAM.Pengacara.Polri.Berang
ini
melihat
capaian
yang
dilakukan pengambil kebijakan. Apa yang
dilakukan oleh pemimpin daerah untuk
memastikan
warganya
terpenuhinya
tanpa
melewati
hak
asasi
pembuatan
regulasinya. Inidkator ini lebih melihat
faktor kepemimpinan dalam mengelola
pemerintahan.
Ketiga,
indikator
hasil.
Indikator ini melihat capaian pemenuhan
HAM berhasil atau tidak dari perhitungan
kuantitatif: berapa persen peningkatan
warga yang keluar dari garis kemiskinan.
Berapa
persen
daerah
dapat
pemerintah/pemerintah
menurunkan
angka
pengangguran, kelompok putus sekolah,
kematian ibu hamil, berapa persen korbankorban
pelanggaran
HAM
yang
berat
dimasukkan sebagai kelompok sasaran
program pemerintah, berapa persen terjadi
peningkatan hak untuk mengekspresikan
130
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
pendapat dan berserikat, khususnya di
yang
kalangan kelompok rentan seperti LGBT,
tersentuh. Padahal terselesaikannya kasus
eks Tapol Napol (PKI), dan lain-lain.
pelanggaran HAM yang berat seperti kasus
Di Indonesia tidak semua aspek-aspek
legalitas
secara
langsung
dapat
mempengaruhi peningkatan penikmatan
HAM
warga
negaranya.
Terdapat
peningkatan hak-hak warga yang bersifat
progresif, akan tetapi beberapa hak warga
menanti
proses
keadilan
belum
1965 akan mempengaruhi peningkatan
kebebasan berpendapat, berserikat dan
berkumpul.
Hingga
pandangan
yang
saat
ini
berbagai
menyangkut
isu
komunisme, masih mendapat pengawasan
yang ketat dari aparat keamanan.
negara mengalami kemunduran atau jalan
Indonesia masih menghadapi kasus-kasus
ditempat. Peningkatan dalam akses layanan
pelanggaran HAM baik yang menjadi kasus
kesehatan (BPJS) misalnya dapat dianggap
aktual
sebagai pencapaian yang baik. Di bidang
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM
akses pendidikan, sudah mulai terjadi
yang berat di masa lalu. Jadi upaya
peningkatan pendidikan gratis. Bahkan
menyelesaikan
melalui Kementrian Hukum dan HAM,
hanya diselesaikan oleh praktisi hukum
pemerintah memiliki rencana aksi nasional
HAM. Gerakan aksi jalanan, perlawanan ibu-
hak asasi manusia. Dalam departemen ini
ibu menolak pabrik semen di Gununng
juga dirumuskan program kota peduli HAM.
Kendeng, perlawanan masyarakat adat
Akan tetapi indikator penilaiannya kurang
menuntut hak atas teritorinya adalah situs
mendalami dimensi hak asasi manusia
perlawanan yang tidak bisa diabaikan.
secara menyeluruh yang meliputi hak sipil,
Menguatnya agensi HAM di Indonesia tidak
politik, ekonomi, sosial, budaya dan upaya
lepas dari keberhasiilan gerakan aksi
dalam perlindungan terhadap kelompok
massa, aksi mahasiswa menumbangkan
khusus/minoritas.
rezim Orde Baru yang diikuti penguatan
Misalnya pengesahan
maupun
Undang-Undang No.26 Tahun 2000 yang
hukum
menunjuk
pengesahan
Komnas
HAM
melakukan
hak
kebuntuan
kasus-kasus
asasi
beberapa
dalam
tidak
manusia
bisa
melalui
undang-undang.
kewenangan penyelidikan, hingga saat ini
Undang -undang HAM No.39 Tahun 1999
dokumen-dokumen hasil penyelidikannya
dan UU.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
yang sudah diserahkan ke Kejaksaan Agung
HAM tidak mungkin dapat disahkan tanpa
mengalami kebuntuan. Dari tiga belas
terjadi pendudukan gedung DPR/MPR RI
dokumen penyelidikan Komnas HAM belum
oleh gerakan aksi massa. Proses pengadilan
satupun yang diproses ke penyidikan oleh
HAM berdasarkan Undang-Undang No. 26
Kejaksaan Agung. Itu artinya ribuan warga
Tahun 2000 terhadap kasus Tanjung Priok
yang menjadi korban pelanggaran HAM
dan Timor Timur tidak mungkin terlaksana
131
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
tanpa diawali gerakan demokratisasi yang
didesain
dirintis cukup lama oleh aktivis NGO. Di
setruktur global yang tidak adil, yang
negara
menciptakan
lain
kondisinya
Keberhasilan
negara
juga
simetris.
Amerika
(USA)
sebagai
gerakan
perubahan
ketimpangan
kapitalisme.
gerakan
akibat
politik
anti
menegakkan hak-hak sipil (civil rights)
kapitalisme dapat dimulai dari mana saja.
sebagai hak paling menonjol tidak lepas
Bisa dari proses kerja, konsepsi mental,
dari gerakan anti rasial yang digalang dari
relasi dengan alam, relasi sosial, bentuk
kelompok kulit hitam. Bahkan gerakan sipil
organisasional dan teknologi revolusioner ,
di Amerika mencapai memontum paling
perilaku
fenomenal ketika aksi perlawanan kulit
kelembagaan dan struktur administrasi
hitam yang dipimpin oleh Marthin Luther
hingga tatanan kepemerintahan pada level
King, ditembak mati oleh simpatisan garis
negara.
keras pendukung gerakan superioritas kulit
bagaimana
putih. Kasus ini mencapai antiklimaks bagi
berkordinasi satu sama lain, berjejaring dan
gerakan kulit putih dan meningkatkan
saling
gerakan-gerakan di daerah lain di Amerika
pearusutamaan
bagi gerakan persamaan dan kebebasan.
bagaimana hak atas kota (rights to the city)
Peristiwa
ini
terus
membekas
dalam
memori kolektif gerakan demokrasi dan
kebebasan
mengubah
di
Amerika
berbagai
yang
kebijakan
banyak
dan
peraturan di Amerika bagi perlindungan
atas
kebebasan
diskriminasi
sipil;
rasial,
Penghapusan
meningkatnya
perlindungan kelompok Afro Amerika, dan
amandemen
undang-undang
yang
menegaskan perlindungan bagi prinsipprinsip kebebasan sipil. Jadi proses historis
sehari-hari
Kategorinya
atau
reformasi
terletak
gerakan-gerakan
ini
mendukung5.
pada
saling
Tantangan
kota
HAM
adalah
mengubah paradigma perubahan kota. Dari
pembangunan kota yang didasarkan pada
kepentingan kapital menjadi pembangunan
yang didasarkan pada pemenuhan hak
warga.
Warga
secara
keseluruhan
menikmati hak-hak nya secara progresif
yang meliputi hak sipil, politik, ekonomi,
sosial dan budaya, terutama pemenuhan ini
menyasar ke kelompok marjinal.
Pembahasan Studi Kasus: Pengalaman
Mendorong Kota HAM
menyertai masing-masing gerakan HAM.
Komisi
Gerakan aksi jalanan, menyerbu gedung
(Komnas HAM) adalah lembaga adhoc yang
parlemen sama pentingnya dengan upaya
mendapatkan
menyelasarkan
5
produk
undang-undang
yang sesuai dengan semangat hak asasi
manusia. Mengutip pendapat David Harvey,
gerakan-gerakan oleh aktivis HAM harus
Nasional
Hak
mandat
Asasi
Manusia
Undang-Undang.
Harvey, David, Mengorganisir sumpul-simpul
gerakan Kapitalisme (terJemahan). Lihat di
laman
antikapitalismeblog
https://antikapitalismeblog.wordpress.com/20
17/03/06/mengorganisir-simpul-simpulgerakan-anti-kapitalisme/
132
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Berdasarkan
UU.
No.39
Tahun
1999
mendapat peran dominan dalam panggung
tentang Hak Asasi Manusia. Peran dan
politik karena
fungsi Komnas HAM meliputi, pemantauan,
dikenal sebagai dwifungsi ABRI. Peran
mediasi, kajian dan penelitian, penyuluhan.
politik sekaligus menjadi aparatur negara
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang
yang memegang peran pertahanan dan
Pengadilan Hak Asasi Manusia, fungsi
keamanan.
Komnas HAM melakukan penyelidikan atas
selama Orde Baru tidak terlepas dari peran
dugaan
HAM.
militer. Upaya untuk memobilisasi massa
Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun
rakyat agar terlibat dalam pembangunan
2008, tentang Penghapusan Diskriminasi
digerakkan dengan todongan senjata. Sejak
Ras dan Etnis, Komnas HAM berfungsi
tahun 1970an, gerakan mahasiswa dan
melakukan pengawasan. Sejak dibentuk
gerakan masyarakat sipil sangat aktif
Undang-Undang
No.
terlibat melakukan kritik atas kebijakan
Komnas
mendapatkan
peristiwa
HAM
Pelanggaran
39
Tahun
1999
penilaian
diberi kekuasaan yang
Keberhasilan
pemerintah
Orde
Baru.
pembangunan
Gerakan
ini
dengan grade A dari dewan HAM PBB. Itu
menguat sejak awal tahun 1990an ketika
artinya, peran Komnas HAM memenuhi
gelombang
syarat sebagai lembaga National Human
berbagai negara. Sejak saat itu, tuntutan
Rights Institution (NHRI) berdasarkan Paris
untuk
Principle yang setidaknya memiliki syarat
kekerasan rezim Orde Baru disampaikan
sebagai lembaga yang independen, otonom,
berbagai pihak.
tidak partisan, transparan (bertanggung
jawab ke publik) dan mandiri (secara
finansial).
demokratisasi
membuka
menjalar
berbagai
ke
peristiwa
Mandat dari presiden yang diberikan
Komnas HAM adalah peluang terbaik untuk
membuka berbagai peristiwa kekerasan
Eksistensi Komnas HAM mulai dikenal sejak
oleh militer. Sejak saat itulah politik di
tahun 1993. Lembaga ini dibentuk melalui
Indonesia mengenal kosakata baru, yakni
Keputusan Presiden No 35 Tahun 1993
pelanggaran HAM. Kosakata yang sangat
dimana presiden Soeharto memilih tokoh-
mujarab
tokoh
posisi
kekejaman militer di berbagai daerah yang
komisioner. Dalam kiprahnya semasa Orde
mendapat dukungan publik dan dukungan
Baru, Komnas HAM menjadi penopang bagi
internasional. Kondisi terus bergulir dan
gerakan demokrasi di Indonesia (Cornelis
membantu
Lay, Pratikno, 2002). Kiprahnya yang paling
demokratisasi
dikenal
dalam
melengserkan rezim Orde Baru. Kesuksesan
mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM
gerakan HAM di Indonesia termasuk atas
oleh militer. Pada masa Orde Baru militer
dukungan Komnas HAM adalah berhasil
nasional
adalah
menduduki
keberanian
mengungkap
proses
di
kasus-kasus
penguatan
Indonesia
gerakan
untuk
133
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
mengembalikan fungsi TNI sebagai penjaga
Hingga saat ini, penanganan kasus-kasus
sektor pertahanan, dipisahkan dari fungsi
pelanggaran
keamanan dan ketertiban yang diberikan
dilakukan Komnas HAM terus mendapat
kepada polisi.
sorotan publik. Meskipun harapan publik
Namun demikian, usai dipisahkannya TNI
dari tugas keamanan dan ketertiban, sektor
ini ternyata belum banyak mengalami
perubahan. Jika pada masa Orde Baru
institusi yang paling banyak melakukan
kekerasan adalah TNI, maka hingga saat ini
polisi menempati posisi nomer wahid. Ini
merupakan tantangan tersendiri yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya serius untuk mereformasi lembaga
kepolisian agar dapat menjadi pengawal
demokrasi. Banyak nya kasus pelanggaran
HAM di kepolisian ini juga menunjukkan
rapuhnya penegakan hukum di Indonesia.
Rapuhnya
penegakan
hukum
sangat
mempengaruhi situasi penegakan HAM di
Indonesia. Di negara-negara lain yang
memiliki kematangan praktik HAM cukup
baik memiliki sejarah panjang bagaimana
merombak struktur mental dan sistem
penegakan hukum yang memiliki semangat
HAM. Komitmen negara harus meliputi
banyak bidang yang menjelaskan tujuan
pembangunan adalah pelindungi hak asasi
manusia. Komnas HAM harus meyakinkan
secara terus menerus bahwa pelaksana
kewajiban untuk menghormati, melindungi
dan memenuhi HAM
negara
yang
berada di pundak
ditegaskan
perencanaan pembangunan.
sejak
dalam
tak
pernah
hak
surut
asasi
manusia
dalam
yang
mengadukan
berbagai kasus dugaan pelanggaran HAM ke
Komnas HAM, orientasi ke penanganan
kasus-kasus juga menjadi salah satu kritik
atas kiprah Komnas HAM. Jatuhnya rezim
Orde
Baru
menuntut
pelembagaan
demokrasi, yang salah satunya adalah
melembaganya prinsip dan norma hak asasi
manusia yang dimuat di dalam programprogram pemerintah. Sayangnya salah satu
mandat Komnas HAM berdasarkan pasal 75
UU No. 39 Tahun 1999 tujuan dibentuknya
Komnas
HAM
adalah
mengembangkan
kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi manusia sesuai dengan Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Piagam
Perserikan Bangsa-Bangsa, serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia. Dalam upaya
untuk mengembangkan situasi kondusif
tersebut Komnas HAM diberi kewenangan
untuk melakukan penyebarluasan wawasan
mengenai
masyarakat
hak
asasi
manusia
Indonesia.
kepada
(pasal
89).
Sayangnya, kewenangan ini tidak dijalankan
secara maksimal karena sebagian besar
dukungan
finansial
diarahkan
ke
penanganan kasus.
Politik internal komnas HAM hingga saat ini
masih menekankan pola penanganan kasus.
Dengan cara seperti ini Komnas HAM
bertindak sebagai pemadam kebakaran,
134
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
tanpa mempertanyakan kenapa kebakaran
manusia dalam kebijakannya. Intervensi ini
itu terjadi dan bagaimana upaya untuk
tidak akan mengubah meningkatnya atau
mencegah kebakaran agar ke depan tidak
menurunnya pemerintah daerah sebagai
terulang kembali. Sejak penulis menjabat
pihak yang diadukan. Akan tetapi, ketika
sebagai komisioner Komnas HAM (2012-
pihak pemerintah daerah diadukan ke
2017), penulis kerap menyatakan pola
Komnas HAM, mereka cepat berkoordinasi
penanganan kasus yang terlalu dominan
dan bekerjasama dengan Komnas HAM
harus
untuk terlibat mencari jalan penyelesaian.
dikurangi.
mampu
Komnas
HAM
menyeimbangkan
penegakan
(penanganan
harus
mandat
kasus)
dan
penguatan program promosi HAM (kajian,
penelitian, pendidikan dan penyuluhan).
Dengan cara seperti ini, Komnas HAM dapat
mendorong penguatan pengetahuan dan
wawasan hak asasi manusia. Meningkatnya
kesadaran HAM di masyarakat dan aparatur
negara/pemerintah
upaya
sangat
penyelesaian
kasus
membantu
dugaan
pelanggaran HAM. Misalnya, berdasarkan
data pengaduan Komnas HAM, pemerintah
daerah (kabupaten/propinsi) merupakan
salah satu pihak yang paling banyak
diadukan masyarakat ke Komnas HAM.
Dalam periode komisioner sebelumnya
tidak ada upaya intervensi bagaimana
mengurangi dugaan pelanggaran HAM oleh
pemerintah
daerah.
Namun
demikian,
meningkatnya jumlah pengaduan tidak
berbanding
lurus
dengan
banyaknya
dugaan pelanggaran HAM. Intervensi dalam
upaya pencegahan dapat dilakukan Komnas
HAM.
Misalnya
dengan
melakukan
Upaya mendorong kota HAM merupakan
salah satu bentuk promosi HAM dari
Komnas HAM. Bentuk intervensi langsung
dalam
rangka
melakukan
dukungan
program kota HAM dilakukan sejak 2014.
Dimulai dari Kota Palu Sulawesi Tengah,
kemudian
Wonosobo
Jawa
Tengah,
Bojonegoro dan Jember. Namun demikian,
upaya mempromosikan kota HAM tidak
terbatas
memberikan
penyuluhan,
pelatihan atau training for trainers (TOT).
Akan tetapi juga dilakukan upaya kampanye
media, pers conference, dan diskusi publik.
Sejak
pertama
presiden
kalinya
RI,
memperingati
dalam
hari
HAM
dalam
sejarah
sambutannya
internasional,
presiden Jokowi menyampaikan pentingnya
mendorong kota ramah HAM. Hal ini
merupakan
salah
satu
langkah
maju
sekaligus capaian Komnas HAM mendorong
pemerintah
memberikan
dukungannya
secara langsung bagi program-program
yang dicanangkan Komnas HAM6.
penyuluhan dan pendampingan aparatur
pemerintah
daerah
agar
berkomitmen
menjalankan prinsip dan norma hak asasi
6
Atas dorongan Komnas HAM, untuk pertama
kalinya Presiden RI, Jokowi Widodo menyatakan
pentingnya mendorong kota ramah HAM. Ini
merupakan tonggak penting bagi pengakuan
135
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Studi Kasus 1: Pengalaman Mengelola
Kota Ramah HAM di Kota Palu
peristiwa pelanggaran HAM yang berat
Isu Kota ramah HAM menjadi ramai dalam
Orang lain tidak dapat membayangkan
perbincangan HAM di Indonesia ketika
seorang keluarga Masyumi, berkarir di
walikota Palu, Sulawesi Tengah, Rusdi
partai Golongan Karya mampu menyatakan
Masturo
berhasil
penyikapan seperti ini. Tak seorangpun
Walikota
untuk
membuat
Peraturan
upaya
yang sebelumnya dapat berpikir bahwa
rehabilitasi korban pelanggaran hak asasi
salah seorang kader Golongan Karya dapat
manusia yang berat. Latar belakang bupati
melakukan kebijakan yang sensitif sejak
Rusdi Masturo adalah dari keluarga politisi.
puluhan tahun. Kebijakan yang paling
Keluarganya banyak yang berafiliasi dengan
banyak dinantikan oleh korban-korban
partai politik Masyumi. Salah satu partai
pelanggaran
yang terlibat konfrontasi dan permusuhan
nasional, namun hingga saat ini terus
dengan Partai Komunis Indonesia sebelum
mengalami kebuntuan. Pilihan isu yang
tahun 1965. Bahkan dalam pergolakan
diambil
politik 1965, Partai Masyumi lah yang
mengagetkan, namun faktanya dia berhasil
paling
perlawanan
membuat kebijakan pada tingkat lokal.
terhadap menguatnya gerakan PKI di
Padahal bagi kalangan Golongan Karya
Indonesia. Karir politiknya dimulai dari
sendiri, membuka pandora sejarah 1965
partai Golongan Karya (Golkar), satu-
sama artinya dengan membuka polemik dan
satunya partai yang paling berkuasa pada
perpecahan.
getol
mendukung
dalam tragedi 1965 sangat fenomenal.
melakukan
oleh
HAM
1965
Walikota
pada
Rusdi
tingkat
sangat
zaman Orde Baru. Golkar bahkan memiliki
sistem kaderisasi yang sistematis untuk
menanamkan sikap anti komunisme. Sejak
dini rekrutmen di dalam partai Golongan
Karya didasarkan pada garis keturunan dan
keluarga-keluarga yang dianggap bersih
dari anasir komunis dan underbouwnya.
Sikap Rusdi Masturo yang menyatakan
sikap sebagai pemimpin daerah dalam
menyatakan pengakuan atas terjadinya
Sebaliknya, sebagian besar politisi Golongan
karya memiliki sikap pragmatis dalam
berpolitik. Mereka memiliki jaringan kuat di
daerah-daerah dalam menempatkan kaderkadernya
di
jabatan-jabatan
birokrasi.
Meskipun Orde Baru sudah tidak lagi
berkuasa, kronisme ini terus terpelihara.
Jadi, sikap politik Rusdi Masturo dalam
kasus ini adalah perkecualian. Pada zaman
Orde Baru, Golongan Karya adalah partai
pemerintah atas kerja-kerja Komnas HAM,
khususnya dalam upaya mendorong kota ramah
HAM. Presiden mengawali pidatonya dengan
mengatakan masih banyaknya kepala daerah
(walikota, bupati, gubernur) yang sering
diadukan ke Komnas HAM atas dugaan
pelanggaran HAM.
terkuat dan menjadi penopang rezim Orde
Baru. Rezim Orde Baru yang didukung
penuh oleh partai golongan karya berkuasa
lebih dari tiga puluh tahun. Kekuasaannya
136
Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya
yang bertahan hingga hari ini, menjadikan
hak asasi manusia yang berat. Kedekatan
kader-kader
Bupati dengan jaringan masyarakat sipil
partai
bersikap pragmatis
karena menikmati kemewahan jaringan
pendamping
yang mendatangkan keuntungan finansial.
menjadi faktor penting bagi kesuksesan
Kebijakan-kebijakan politik anti komunisme
programnya.
sejak Orde Baru masih tertanam kuat di
diwujudkan, dengan cara apa dan langkah-
kalangan kader-kader Golkar. Oleh karena
langkah seperti apa yang harus dilakukan
itu,
kasus-kasus
dibicarakan bersama jaringan ini. Gebrakan
pelanggaran HAM yang berat, khususnya
pertama adalah komitmen Bupati yang
kasus 1965 akan mendapatkan perlawanan
disampaikan
keras dari pendukung partai bergambar
dengan
beringin ini. Sementara itu, partai Masyumi,
Permintaan
meskipun sama-sama tidak disukai