Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya | Nurkhoiran | Jurnal Pemikiran Sosiologi 23634 46309 1 SM

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017

Mengembangkan
Kota
HAM
di
Indonesia: Peluang dan Tantangannya
Oleh:
Muhammad Nurkhoiron1
Abstrak
Upaya mengembangkan kota HAM (hak
asasi manusia) merupakan respon yang
berkembang
dari
gerakan
untuk
mengembalikan kedaulatan kota pada
warganya. Negara termasuk pemerintah
yang didukung oleh Komnas HAM berusaha
mengaplikasikan gagasan tersebut di
Indonesia. Peran pemerintah daerah

menjadi sangat penting dalam mendukung
upaya pengembangan kota ramah HAM.
Tantangannya adalah seberapa jauh
terobosan dalam promosi dan penegakan
hak asasi manusia dapat dilakukan oleh
para kepala daerah seperti Bupati atau
Walikota. Artikel ini bertujuan untuk
melihat peluang dan tantangan dalam
mengkampanyekan kota ramah HAM di
Indonesia. Studi ini didasarkan pada
pengalaman langsung penulis yang terlibat
dalam promosi kota ramah HAM dan
dilakukan melalui penelitian bersifat
partisipatoris, khususnya di dua kota yaitu
di Palu, Sulawesi Tengah dan Wonosobo,
Jawa Tengah. Secara umum kajian ini
merefleksikan berbagai kendala dan
tantangan ke depan dalam upaya
mewujudkan kota ramah HAM di Indonesia.


supported by the National Human Rights
Commission (KOMNAS HAM) which seeks
to apply these ideas in Indonesia. The roles
of local governments are very crucial in
supporting the development of human
rights-friendly city. However, the challenge
is how far a breakthrough in the promotion
and enforcement of human rights can be
made by local leaders such as the regents or
the mayors. This article aims to look at the
opportunities
and
challenges
in
campaigning human rights friendly cities in
Indonesia. The study is based on the
author s experience in the promotion of
human rights friendly cities in Indonesia.
Moreover, the study was also conducted
through a participatory research, especially

by exemplifying two study cases in two
cities in Palu, Central Sulawesi and
Wonosobo, Central Java. In general, this
study reflects further constraints and
challenges in efforts to achieve human
rights-friendly cities in Indonesia.

Keywords: human rights city, government
roles, rights to the city

Latar Belakang
Gerakan HAM di Indonesia akhir akhir ini
mulai menggulirkan diskursus baru, kota
HAM (human rights cities). Salah satu minat
dalam

Kata kunci: hak asasi manusia, peran
pemerintah, hak atas kota

Abstract

Efforts to develop the city of human rights is
a response to a growing movement for
restoring the sovereignty of the city on its
citizens. It is the role of the State which is
mandated to the government and thus

kajian

isu

ini

adalah

hendak

melebarkan cakupan kewajiban negara
(state obligation) yang tidak semata-mata
dibebankan kepada pemerintah pusat, akan
tetapi


juga

lokal/daerah/federal.

pemerintahan
Kewajiban

negara

dalam meratifikasi kovenan Internasional
ke dalam hukum nasional ternyata tidak
berdampak langsung bagi pemangku hak

1

Muhammad Nurkhoiron adalah komisioner
Komnas
HAM
2012-2017,

alumni
S1
Departemen Sosiologi FISIPOL UGM dan S2
Departemen Antropologi, UI.

dalam

mendapatkan

penikmatan

kemajuan

hak-haknya.

Ia

atas
harus
120


Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

program-program

daerah dimana mereka dipilih secara

pemerintah, mendapatkan alokasi anggaran

langsung oleh warganya. Seiring dengan ini

dengan kelompok sasaran yang jelas. Dalam

pula

konteks inilah peran dan posisi pemimpin

daerah/kota/kabupaten semakin mendapat


daerah sangat penting. Mereka memiliki

pujian publik. Pola pembagian kewenangan

diskresi untuk mengatur dan mengelola

pemerintah pusat dan daerah memberikan

pemerintah

peluang

dijalankan

melalui

kota

sekaligus


melakukan

tidak

sedikit

bagi

daerah

mobilisasi dan mengajak secara partisipatif

terobosan-terobosan

warga

pembangunan.

kota


terlibat

dalam

program-

pemimpin

menciptakan
program

program pembangunan. Besarnya potensi
kepala daerah (local government) seiring
meningkatnya kota-kota di dunia dalam
menyusun kebijakan berbasis HAM menjadi

Metodologi dan Kerangka Teoritik: Asal
Usul Diskursus Internasional Human
Rights Cities


sorotan agensi HAM internasional. kota
ramah HAM telah memasuki perbincangan
di PBB untuk diproses menjadi guideline
PBB bagi promosi penguatan human rights
cities. Beberapa pertemuan regional yang
dimulai di Gwangju, Korea Selatan terus
bergulir sebagai pertemuan tahunan untuk
mengembangkan diskursus kota HAM agar
semakin diterima di dunia internasional
dan menjadi fase bagi baru praktik HAM ke

Kajian

ini

pengamatan,

dan

oleh

observasi,

keterlibatan

penulis

secara partisipatoris di dalam mengkaji dan
menyebarkan wacana kota HAM melalui
pengalaman dan aktivitas yang dikerjakan
oleh Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM). Selain itu, kajian ini juga menelusuri
lebih

lanjut

pengembangan
Indonesia

beberapa negara.

didasari

gagasan
kota

baik

dan

ramah

sebagai

praktik
HAM

suatu

di

produk

kebijakan yang didorong oleh pemerintah
Indonesia

sendiri

memiliki

pekerjaan

maupun

sebagai

suatu

proses

yang

rumah yang belum terselesaikan terkait

berkembang sebagai wacana mengenai

masalah

kedaulatan

hak

asasi

manusia;

masalah

pelanggaran hak asasi manusi yang berat

atas

kota

dan

bagaimana

pemerintah mempraktikkannya.

masa lalu, masalah banyaknya pengaduan
terkait isu kriminalisasi, konflik agraria dan
perebutan sumber daya alam, konflik antar
pemeluk agama, dan lain-lain. Di sisi lain,
peran kepala daerah (bupati/walikota)
semakin disadari memiliki peran strategis.
Peran ini seiring perkembangan otonomi

Sebelum

Human

Rights

Cities

mulai

dikenalkan ke Indonesia, di Asia telah
berlangsung forum tahunan human rights
cities di Gwangju, Korea Selatan. Pertemuan
ini diprakarsai oleh tuan rumah yang
memilki sejarah pergolakan politik dan
121

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

berhasil keluar dari kemelut pergolakan ini.

pemajuan HAM dan tujuan yang lebih

Pada tahun 1980 terjadi pembantaian

luas dalam penikmatan demokrasi, HAM

besar-besaran oleh rejim militer Korea

dan perdamaian

Selatan.

Diperkirakan lebih dari 20.000

orang menjadi korban rezim militer. Namun
demikian, gerakan masyarakat sipil tidak
tinggal

diam.

Perlawanan

digerakkan

hampir seluruh warga kota yang dilakukan

b. Mendefinisikan HAM dengan tambahan
sebutan yang lebih jelas Deklarasi
Universal HAM PBB
c. Mendefiniskan

warga

negara/warga

secara militan. Bahkan mereka juga turut

kota yang meliputi

melakukan

untuk

datang bekerja ke kota Gwangju dan

meruntuhkan rezim militer. Gerakan ini

penduduk asing selama masih memiliki

berhasil menumbangkan rezim militer dan

visa resmi

sebagai

gerakan

tugu

bersejata

peringatan,

mereka

merayakan kemenangan gerakan sipil ini
sebagai kemenangan demokrasi. Sejak saat
itulah

supremasi

sipil

orang-orang yang

dalam

upaya

pelembagaan demokrasi mulai digaungkan
sebagai komitmen membangun kota yang

d. Mendorong

dengan

sepenuhnya

Walikota/kepala derah, tenaga pendidik
dan

warga

negara

mengimplementasikan

untuk
peraturan-

peraturan diatas.

melibatkan partisipatoris warga. Sekitar

e. Menekankan bahwa warga negara tidak

tahun 1980an mulai dimunculkan kebijakan

hanya orang-orang yang haknya harus

untuk melahirkan peraturan-peraturan kota

dilindungi tetapi juga orang-orang yang

yang ramah HAM.

memajukan hak asasi manusia.

Berikut

adalah

beberapa

upaya

yang

f. Mendorong formulasi oleh walikota

dilakukan membangun kota ramah HAM di

sebagai

Gwangju. Ini merupakan hasil majelis

implementasi peraturan-peraturan dan

daerah

yang

rencana

dasar

untuk

merevisi

kembali

penetapan komite warga kota sebagai

kota

dengan

badan

peraturan/kebijakan

mengadopsi prinsip dan norma hak asasi

konsultasi

dalam

rangka

implementasi.

manusia universal:
Dibawah peraturan ini juga ditentukan
a. Mengubah peraturan-peraturan lokal

komite kota yang terdiri dari tujuh belas

menjadi Peraturan tentang Pemajuan

orang yang dipilih oleh walikota. Orang-

Hak Asasi Manusia dan Pembangunan

orang yang dilibatkan dalam komite ini

Kota

meliputi praktisi hak asasi manusia dan

Demokrasi,

Pedamaian

Kota

untuk

HAM

dan

menunjukkan

wakil-wakil

dari

masyarakat

sipil.
122

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

Peraturan diatas juga memberi kewenangan

merepresentasikan

kepada

demokrasi melalui mekanisme pengawasan,

walikota

untuk

menunjuk

pelembagaan

untuk

tetapi menjadi jembatan terbaik dalam

dampak

mengimplementasikan prinsip dan norma

(impact assesment system). Dibandingkan

HAM universal melalui kebijakan dan

dengan perkembangan kota-kota di Asia,

program

perkembangan

upaya

perlawanan sengit terhadap junta militer

manusia

adalah awal titik balik sejarah Gwangju.

terbilang maju. Sebagaimana kita ketahui,

Pembentukan dewan kota dan kesadaran

sampai hari ini, negara-negara Asia seperti

menjadikan Gwangju sebagai kota ramah

Cina, Singapura, Malaysia, Vietnam, apalagi

HAM dijadikan sebagai monumen bersama

Korea Utara, cenderung defensif terhadap

untuk memelihara ingatan kolektif atas

prinsip dan norma hak asasi manusia.

perlawanan

Mereka

gagasan

menjadikan Gwangju sebagai kota ramah

partikularitas Asia yang kerap digaungkan

HAM, berarti memelihara ingatan atas

sebagai Asian Values dihadapkan dengan

perlawanan

prinsip universal hak asasi manusia.

Mereka tak lagi menerima segala bentuk

organisasi

ahli

melakukan

sistem

hak

lebih

peraturan

ditegaskan

penilaian

Gwangju

mempromosikan

Dalam

independen

dalam
asasi

menyukai

kota

penggunaan

di

Gwangju

prinsip-prinsip

deklarasi HAM PBB. Hal ini menunjukkan
kebijakan kota Gwangju memahami dengan
sungguh-sungguh
HAM.

Kedua

rangka

prinsip

universalitas

adalah komitmen dalam

mengimplementasikan

universal

ini,

mereka

HAM

membentuk

komite/dewan kota. Meskipun komite ini

pemerintahan

kota.

tersebut.

terhadap

Jadi

Pendeknya,

rezim

otoriter.

kekerasan dan mengubur semua kenangan
pahit yang telah menghilangkan ribuan
nyawa saudara dan hadai taulan mereka.
Oleh karena itu, pada 18 Mei 1980,
perjuangan

rakyat

Gwangju

menumbangkan junta militer dikenal juga
sebagai kemenangan solidaritas rakyat
dalam memperjuangkan demokrasi, hak
asasi manusia dan perdamaian.

(karena

Sejarah Gwangju memperlihatkan bahwa

dipilih walikota) kehadiran dewan ini

perjuangan menuju kota ramah HAM tidak

menjadi

pengawalan

pertama-tama dimulai dari aktivis HAM.

peraturan-peraturan berbasis hak asasi

Perjalanannya dimulai dari perlawanan

manusia.

Keberadaan

massa-rakyat

meningkatkan

partisipasi

tidak

sepenuhnya

krusial

independen

dalam

mereka
warga

yang

di

jalanan

untuk

menumbangkan junta militer. Gwangju yang

terlibat dalam program pemerintahan kota

saat

ini

dikenal

sebagai

dan memperlihatkan karakter demokrasi

partisipatoris

representatif. Kerja-kerja mereka tidak saja

bagaimana nyawa orang-orang dijadikan

memiliki

kota

sejarah

yang
kelam

123

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

tumbal bagi mercusuar pembangunan kota.
Kota Gwangju berhasil mengubah trauma
kolektif

ini

menjadi

modal

untuk

8) Kelembagaan efektif dan koordinasi
kebijakan
9) Pendidikan HAM dan pelatihan

transformasi. Menolak rezim otoriter yang

10) Hak atas Pemulihan Korban.

menentukan kebijakan kota secara top

Dalam sejarahnya, prinsip hak atas kota

down, Gwangju mulai menarik partisipasi

tidak mengacu pada rumusan aktvitis hak

warga dalam menopang kebijakan kotanya.

asasi manusia. Hak dalam pengertian hak

Partisipasi

beberapa

asasi manusia berbeda dengan lahirnya hak

peraturan yang mempromosikan prinsip

atas kota yang bergulir menjelang tahun

dan nilai hak asasi manusia. Misalnya,

1970an

dalam peraturan kota sebagaimana diatas

Adalah Henri Lefebvre yang menggulirkan

menunjukkan bagaimana warga kota dan

ide tentang rights to the city melalui

pendatang

secara

karyanya berjudul, La Droit Ala Ville yang

memiliki

pertama kali diterbitkan dalam bahasa

ini

diskriminatif.

menghasilkan

tidak

dibedakan

Semua

warga

sebagai

gerakan

warga

kota.

kedudukan setara dan berhak menikmati

Perancis

demokrasi,

diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris

pemenuhan

hak

dan

perdamaian di Gwangju.

pada

tahun

1968

dan

pada tahun 1991 dan diterjemahkan ulang

Hak atas kota adalah salah satu prinsip yang
dideklarasikan sebagai prinsip kota ramah
HAM di Gwangju. Dikenal sebagai prinsipprinsip Panduan Gwangju untuk kota HAM
(Gwangju Guiding Principles for a Human
Rights City), selain hak atas kota prinsip

pada tahun 1996.

Gagasan ini hendak

mempertentangkan diskursus hak dengan
pembangunan
cenderung

ekonomi

kearah

memprihatinkan

politik

neoliberal.

hilangnya

yang

Lefebvre

hak

warga

dalam menentukan proses perubahan kota.
Sebaliknya, warga kota semakin kehilangan

lainnya meliputi:

perannya sebagai subyek baik di hadapan
1) Non diskriminasi dan afirmative action

hukum maupun perubahan ekonomi politik.

2) Inklusi sosial dan keragaman budaya

Sebaliknya, peran dan posisi warga kota

3) Demokrasi partisipatoris dan tata kelola
yang akuntabel

dideterminasi oleh perputaran modal yang
menentukan perkembangan kota. Kaum
skeptis berpandangan desain kota yang

4) Keadilan sosial

selama ini ada tidak akan mengubah

5) Solidaritas dan berkelanjutan

restrukturisasi ekonomi politik global.
6) Kepemimpinan
institusionaisasi

politik

dan

7) Pengarusutamaan Hak Asasi Manusia,

Menurut

Lefebvre,

situasi

ini

menghilangkan fakta kota sebagai ruang
bersama warga yang membentuk identitas
124

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

mereka.

Bagi

migrasi

pertama-tama

orang,

proses

dinikmati oleh segelintir orang, selebihnya

didorong

untuk

adalah pertarungan nyata dalam merebut

beberapa

mendapatkan pekerjaan yang layak atau

sumber-sumber

kehidupan ekonomi yang lebih baik. Dalam

terbatas. Kelompok miskin kota, pekerja

konteks

sektor

makro-struktural,

urbanisasi

informal,

ekonomi

buruh

yang

serba

tenaga

kasar

invasi

menempati pemukiman kumuh, berbagi

mobilisasi

ruang dalam kesempitan di daerah-daerah

penduduk. Penduduk yang berpindah ke

yang tidak diinginkan oleh pengambil

perkotaan tidak memiliki kekuasaan untuk

kebijakan

menentukan

identitas

penggusuran.

membentuk

identitas

merupakan
kapital

upaya

yang

melebarkan

menentukan

baru,

apalagi

bersama-sama.

Identitas mereka terbentuk dalam lansekap
perkotaan yang ditentukan oleh distribusi
kapital. Ruang yang berada di perkotaan
dicptakan untuk kita bukan melalui kita.
Rights to the city adalah gerakan warga kota
yang

menolak

kapitalisasi

kota.

Ia

mengajukan hak sebagai tangisan sekaligus
tuntutan a cry and a demand warga kota
(Lefebvre, 1996). Dalam perkembangan
kapitalisme global, kota-kota terbaik di
Eropa dan Amerika telah dijadikan sebagai

kota

yang

rentan

dengan

Hak atas kota berarti mendesain ulang kota
sebagai ruang bersama. karakter perubahan
kota tidak pantas ditentukan oleh kekuatan
modal yang mensubordinasi peran warga
kota. Kota harus dibangun oleh spirit para
penghuninya secara bersama-sama, bukan
oleh sekelompok elit yang menjadikan kota
sebagai akumulasi kapital. Sebagaimana
dikatakan David Harvey (2008), sebagai
berikut:

kemewahan,

Hak atas kota lebih dari sekedar kebebasan
individu mendapatkan akses atas sumbersumber alam di perkotaan; ia adalah hak
mengubah diri kita sendiri dengan
mengubah kota. Ia, bahkan, hak bersama
bukan hak individual, sebab transformasi ini
tak terelakkan tergantung pada praktik
kekuatan kolektif untuk membentuk kembali
proses urbanisasi. Kemerdekaan membentuk
dan membentuk kembali diri kita sendiri
adalah, menurut pendapatku, salah satu dari
hak asasi manusia terpenting yang selama
ini kita abaikan. 2

menyediakan fasilitas yang serba modern

Dalam perkembangan hak asasi manusia di

dan penuh kenyamanan, namun di pihak

tingkat

lain terdapat sudut-sudut gelap kemiskinan

berkembang skeptisisme bagi globalisasi

pusat perputaran dan akumulasi modal
sementara

menjadikan

warga

sebagai

obyek yang dideterminasi oleh kapital.
Gaung Lefebvre adalah perlawanan atas
neoliberalisme kota. Dampak liberalisasi ini
telah menciptakan kehidupan paradoks di
perkotaan. Pada satu sisi terdapat ruang
yang

didesain

dengan

internasional

sebenarnya

juga

dan kelaparan, pengangguran dan keputusasaan. Kenyamanan kota hanya dapat

2 Harvey, David. 2008. The Right to the City. New
Left Review II (53) 23-40.

125

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

hak asasi manusia yang terpusat di negara

upaya mengimplementasikan diseminasi

Barat. HAM seperti ini dianggap barat

pengetahuan yang dihasilkannya untuk

sentris dan mengenyampingkan perbedan-

mengubah masyarakat. Oleh karena itu,

perbedaan kultural, norma, dan sistem

warga kota, orang-orang yang berada di

hukum

lingkungan

negara-negara

non

Barat.

tata

kelola

pemerintahan,

Skeptisisme ini berkembang di negara-

organisasi dan lembaga di masyarakat yang

negara selatan yang menuduh gerakan HAM

berkemauan baik di dorong membuat

dari Barat lebih menekankan hak-hak sipil

panduan

dan politik, sementara hak ekonomi, sosial

pembangunan komunitas.

dan budaya diabaikan. Namun jurang
perbedaan ini mulai diretas dalam forum
Vienna 1993. Negara-negara pihak yang
berkumpul
seberapa

mendudukkan
jauh

perbedaan

kembali
ini

dapat

dihilangkan dan memastikan universalitas
HAM

dapat

diterima

semua

pihak.

Hubungan antar hak, baik hak sipil, politik
maupun

ekonomi,

sosial

dan

budaya

bersifat indivisible (tidak dapat dipisahpisahkan)

dan

perbedaan-perbedaan

budaya, etnis, norma sosial dan norma
hukum masing-masing negara pihak tidak
harus

dihadap-hadapkan

dengan

universalitas HAM.

kerangka

kerja

HAM

untuk

Sejak itu gerakan kota ramah HAM menjadi
tren bagi gerakan riset lapangan yang
didasarkan pada komunitas partisipatoris
dan pendidikan kritis untuk orang dewasa
(the field of participatory community-based
research and critical pedagogy). Tahun 1997
di Rosario Argentina terjadi pertemuan
puluhan organisasi dan gerakan HAM, dari
gerakan masyarakat adat, LGBT, advokasi
kaum miskin kota, dan lain-lain. Mereka
membangun

joint

agreement

untuk

mendorong kota ramah HAM berbasis
pembangunan

komunitas

dikembangkan PDHRE.

sebagaimana
Metodologi ini

kemudian menyebar ke berbagai negara

Terkait human rights cities, deklarasi Vienna

untuk

1993 menjadi tonggak awal masuknya isu

pengorganisasian kelompok miskin kota. Di

hak asasi manusia ke dalam kebijakan kota.

tingkat global, diskursus tentang peran dan

Deklarasi ini menegaskan perpaduan antara

tanggung jawab pemerintah daerah dalam

promosi dan penegakan hak asasi manusia

perlindungan dan pemenuhan HAM juga

dalam rangka perubahan sosial. Gerakan

telah mendapatkan perhatian serius hingga

NGO terkemuka, The People’s Movement for

Dewan HAM PBB menugaskan Komite

Human Rights Learning (PDHRE) adalah

Penasihat Dewan HAM PBB untuk membuat

satu satu organisasi yang mengelaborasi

kajian mengenai Pemerintahan Daerah dan

secara serius Deklarasi Vienna dalam

HAM

rangka penguatan

September 2013. Hasil kajian ini akan

pendidikan HAM dan

dikembangkan

melalui

sebagai

resolusi

24/2

gerakan

bulan

126

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

dilaporkan dalam Sesi ke 30 Sidang Dewan

menawarkan

HAM PBB tanggal 22 September 2015

pembangunan kepada pemerintah propinsi

(Komnas HAM 2015).

DKI

Di Indonesia sendiri, sebelum dikenal kota
ramah HAM, gerakan hak atas kota sudah
dikenal sejak Romo Mangunwijaya bersama
komunitas Kali Code Yogyakarta mendesain

berbagai

Jakarta.

desain

Pengorganisasian

ini

menawarkan alternatif pembangunan yang
tidak

menggusur.

Pembangunan

yang

digerakkan dari warga kota secara bersama
untuk mendesain tata ruang kota.

ulang kampung di pinggiran sungai ini.

Pengalaman di berbagai kota di dunia,

Kelompok

teknik penggusuran rupanya menjadi tren

miskin

yang

semula

tidak

dianggap sebagai kelompok penting dan

dalam

cenderung sebagai residu kebijakan kota,

terkecuali di Jakarta. Oleh karena itu,

diberdayakan oleh Romo Mangun. Mereka

diantara sepuluh prinsip Gwangju diatas,

diajak

hak atas kota mungkin menjadi prinsip yang

secara

partisipatoris

mendasain

mengubah

setiap sudut ruang dalam suasana dialogis.

pengalaman

Hasilnya adalah yang kini masih dapat

prinsip terpenuhinya hak atas kota akan

dinikmati oleh komunitas di Kali Code.

memudahkan terpenuhinya hak-hak warga

Lingkungan yang bersih, ramah bagi semua

lainnya. Karena hak atas kota mensyaratkan

orang karena ruang-ruang interaksi sosial

pemenuhan seluruh aspirasi kolektif warga

(public sphere) diciptakan bersama-sama.

dalam mengupayakan kehidupan yang lebih

Contoh Kali Code menunjukkan partisipasi

baik di berbagai bidang. Ini merupakan

dalam pembangunan itu penting. Kelompok

tantangan paling berat. Prinsip hak atas

miskin kota yang semula dianggap sumber

kota tidak dapat dijamin keberlanjutannya

masalah,

sebagai

di tengah arus perubahan kota yang

subyek perubahan. Mereka didorong secara

semakin ditentukan oleh bisnis korporasi.

mandiri membangun lingkungan kota yang

Perubahan

sesuai

determinasi

dengan

karakter

mereka,

dan

paling

tata

di

Tidak

paling

diproyeksikan

namun

kota.

ulang lingkungan kampungnya, menata

dapat

krusial

wajah

berbagai

diabaikan.

kota

arus

Secara

yang

mengikuti

kapital

semakin

berdasarkan istilah Harvey diatas adalah

memarjinalkan kelompok miskin, penduduk

proses membentuk diri kita sendiri sebagai

berpendidikan

sentrum terjadinya perubahan kota. Warga

rentan;

secara bersama-sama dijadikan sebagai titik

disabilitas dan lain-lain. Inilah tantangan

episentrum

perubahan.

paling berat upaya menggulirkan kota

pemberdayaan

ala

Gerakan

rendah

perempuan

dan
dan

kelompok
anak-anak,

juga

ramah HAM. Hak atas kota yang berbasis

dikembangkan di kota-kota lain. Di Jakarta

pada prinsip-prinsip partisipatoris tidak

terdapat komunitas miskin kota yang aktif

saja menggunakan metode dialog dalam

Kali

Code

127

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

mencari alternatif-alternatif pembangunan.

Pertemuan ini memberi harapan bagi kedua

Namun juga seberapa jauh pembangunan

kubu. Pertama, bagi aktivis HAM, norma

yang

mampu

dan prinsip hak asasi manusia yang harus

melakukan restrukturisasi ekonomi politik

dilekatkan sebagai kewajiban negara lebih

global yang saat ini dikuasai oleh rezim

mudah

neoliberal.

langsung dapat dinikmati oleh warga kota.

didisain

bersama

ini

Gerakan hak atas kota yang diartikulasikan
kembali

ke

sebenarnya
kembali
rangka

dalam
upaya

prinsip
yang

kerja-kerja
hak

atas

Gwangju

menegaskan

komunitas
kota.

dalam

Usaha

ini

membutuhkan kerja yang tidak instan.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan
mengawal

gerakan-gerakan

pengorganisasian. Tidak ada rumus baku
bagaimana prinsip-prinsip Gwangju dapat

diukur

kinerja

hasilnya

yang

Kedua, bagi pihak-pihak yang selama ini
bekerja untuk pendampingan kaum miskin,
pemberdayaan warga kota adalah bagian
yang tak terpisahkan untuk mendorong
pemerintah

lokal

dapat

memastikan

terpenuhinya hak-hak warga: hak sipil, hak
politik, hak ekonomi sosial budaya yang
mencakup hak atas perumahan, hak atas
pekerjaan, hak atas pendidikan, hak atas
kesehatan dan lain-lain.

diterapkan sekaligus, akan tetapi ini adalah
usaha

yang

sebenarnya

berkelanjutan.
titik

krusial

Disinilah

bagi

upaya

Kerangka Konseptual dan Praktik Kota
HAM: Dari Ratifikasi ke Realisasi

memadupadankan hak atas kota yang
berbasis dari gerakan sosial dan gerakan
HAM mainstream yang sebagian besar
masih berkutat pada upaya adopsi kovenan
dan konvensi-konvensi internasional ke

Dalam kaitan untuk membingkai konsep
mengenai kota HAM sebagai suatu praktik,
gerakan pengarusutamaan kota HAM dapat
dipandang

sebagai

kelembagaan
kota

HAM

untuk

menyinergikan gerakan yang mereformasi

dalam hukum nasional.
Gerakan

upaya

menjadi

ruang

birokrasi

dan

gerakan

pengorganisasian warga kota.

Namun

pertemuan antara aktivis HAM dan aktivis

demikian,

pengorganisasian

sebenarnya masih banyak didominasi ahli-

warga/rakyat

kota3.

gerakan

mainstream

HAM

ahli hukum. Selama ini upaya menjalankan
3

Di Indonesia sendiri Urban Social Forum yang
merupakan ajang pertemuan tahunan para
aktivis pendampingan kota sudah memasukkan
khuman rights cities sebagai agenda untuk
didiskusikan. Komnas HAM pertama kali
diundang pada tahun 2015 di Surabaya. Para
aktivis pengorganisasian kota menyadari
pengambil kebijakan memegang peran penting
dalam upaya membangun kota HAM. Bupati,

prinsip dan norma hak asasi manusia
dikembangkan
ratifikasi.

melalui

Negara-negara

mekanisme
yang

telah

walikota, Gubernur adalah kelompok strategis
yang perlu dikawal untuk memastikan terbitnya
produk-produk kebijakan ramah HAM.

128

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

menandatangani deklarasi universal HAM,

bergerak dalam melakukan pengawasan

di dorong menjalankan mekanisme untuk

dan kerap memberikan penilaian atas

mengadopsi

kemajuan

berbagai

kovenan

dan

negara

dalam

melindungi,

konvensi-konvensi internasional hak asasi

menghormati dan memenuhi hak asasi

manusia. Misalnya kovenan internasional

manusia. Bergulirnya agensi hak asasi

hak sipil politik (ICCPR) dan kovenan hak

manusia di Indonesia telah menciptakan

ekonomi, sosial dan budaya diratifikasi oleh

perkembangan akademisi, praktisi HAM

Indonesia tahun 2015. Dua kovenan besar

dan

yang dapat mempengaruhi perkembangan

memperdebatkan berbagai kinerja negara,

dalam memajukan dan menegakkan hak

mendiskusikan

sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya.

bagaimana menafsirkan berbagai pasal

Selain dua kovenan ini, Indonesia sudah

hukum ini untuk penguatan hak asasi

banyak menandatangani berbagai konvensi

manusia.

internasional. Terakhir Indonesia berhasil

legalitas hukum belum sebanding dengan

membuat

perlindungan

kebijakan yang langsung dapat dirasakan

kelompok disabilitas sebagai komitmen

masyarakat. Pengaduan masyarakat terkait

dalam mengadopsi CRPD

pelanggaran hak asasi manusia belum

UU

tentang

(Convention

ahli-ahli

Rights of People with Disabilities). Sejak

sebanding

Indonesia

bagaimana

mensyahkan

undang-undang

hukum

HAM.

pasal-pasal

Sayangnya

dengan

KUHP,

dan

perkembangan

catatan

pengaduan

Mereka

kemajuan
ini

dapat

No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

ditindaklanjuti dan diselesaikan oleh aparat

Manusia, disusul dengan pengesaha UU

hukum. Berdasarkan data pengaduan yang

No.26

masuk ke Komnas HAM, setidaknya selama

Tahun

2000,

Indonesia

telah

memiliki instrumen legal untuk memproses

lima tahun terakhir, polisi

pelanggaran hak asasi manusia khususnya

yang paling banyak diadukan masyarakat

pelanggaran HAM yang termasuk dalam

ke komnas HAM atas dugaan pelanggaran

kategori kejahatan terhadap kemanusiaan

HAM.

dan genocide. Dalam upaya ratifikasi, kerja
pemerintah Indonesia termasuk progresif
dibandingkan dengan tetangga Malaysia,
Singapura, Vietnam. Langkah-langkah untuk
membentuk

lembaga

NHRI

(National

Human Rights Institution) juga merupakan
capaian penting bagi negara Indonesia
meningkatkan pemajuan dan penegakan
hak asasi manusia.

Aktivis-aktivis HAM

Catatan ini

adalah pihak

memperlihatkan

kepolisian

sendiri sebagai salah satu aparat hukum
yang

banyak

diadukan

masyarakat.

Meskipun tidak bisa dinyatakan bahwa
semua bentuk pengaduan ini benar-benar
merupakan kasus pelanggaran HAM, akan
tetapi besarnya pengaduan menunjukkan
banyaknya kasus di lapangan dimana polisi
banyak dikeluhkan masyarakat. Dari data
129

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

pengaduan tersebut tidak lebih dari empat

seseorang), hak berserikat/berorgansiasi

puluh persen yang diproses oleh pihak

dan hak mengutarakan pendapat secara

kepolisian sampai kasusnya selesai4.

bebas.

Ini

Apakah

pembentukan

undang-

menunjukkan institusi kepolisian masih

undang dan mekanisme peraturan dapat

merupakan

institusi

yang

potensinya

mengubah

melakukan

penyalahgunaan

kekuasaan

mendapatkan

kehidupan

warga

penikmatan

dalam

hak-haknya

sangat besar (abuse of power). Beberapa

menjadi lebih baik? Instrumen HAM telah

regulasi sebenarnya telah memberikan

menetapkan

dukungan bagi penguatan institusi yang

dapat dilihat dalam tiga hal: Pertama

dapat mempratikkan prinsip dan norma

indikator struktur. Indikator ini capaian

hak asasi manusia dalam menjalankan

HAM berdasarkan regulasi dan kebijakan-

tugas-tugas mereka. Akan tetapi, terdapat

kebijakan yang ada. Berapa jumlah undang-

kendala

undang dan peraturan di bawahnya yang

struktural

institusi

yang

kepolisian

menjadikan

belum

indikator

kemajuan

HAM

banyak

berkomitmen menjalankan pemenuhan hak

mengalami kemajuan dalam menjunjung

asasi manusia. Kedua, indikator proses.

penghormatan atas hak asasi manusia.

Indikator

Kelemahan legalitas hukum adalah sulitnya
melihat

capaian langsung

yang

dapat

dirasakan secara faktual oleh warga: tingkat
harapan

hidup,

kualitas

pendidikan,

kecukupan gizi, pekerjaan yang layak, harus
seiring

dengan

penikmatan

hak

atas

kebebasan beragama, hak mendapatkan
kartu

identitas

(apapun
4

atau

identitas

kartu

agama,

penduduk
etnis,

ras

Salah satu kasus yang menyedot perhatian
publik adalah kriminalisasi terhadap pimpinan
KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.
Kasus yang ditangani oleh polisi terhadap
pimpinan KPK tergolong janggal. Kasus ini telah
diadukan ke komnas HAM oleh jaringan
masyarakat sipil pada tanggal. 2015. Hingga
makalah ini ditulis, belum ada penyelesaian atas
status BW sebagai tersangka dan juga belum
dimasukkan ke sidang pengadilan.
Lihat
Bambang Widjojanto Lapor Komnas HAM,
Pengacara Polri Berang,
31 Januari 2015,
http://nasional.kompas.com/read/2015/01/31
/14372851/Bambang.Widjojanto.Lapor.Komnas
.HAM.Pengacara.Polri.Berang

ini

melihat

capaian

yang

dilakukan pengambil kebijakan. Apa yang
dilakukan oleh pemimpin daerah untuk
memastikan
warganya

terpenuhinya
tanpa

melewati

hak

asasi

pembuatan

regulasinya. Inidkator ini lebih melihat
faktor kepemimpinan dalam mengelola
pemerintahan.

Ketiga,

indikator

hasil.

Indikator ini melihat capaian pemenuhan
HAM berhasil atau tidak dari perhitungan
kuantitatif: berapa persen peningkatan
warga yang keluar dari garis kemiskinan.
Berapa

persen

daerah

dapat

pemerintah/pemerintah
menurunkan

angka

pengangguran, kelompok putus sekolah,
kematian ibu hamil, berapa persen korbankorban

pelanggaran

HAM

yang

berat

dimasukkan sebagai kelompok sasaran
program pemerintah, berapa persen terjadi
peningkatan hak untuk mengekspresikan

130

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

pendapat dan berserikat, khususnya di

yang

kalangan kelompok rentan seperti LGBT,

tersentuh. Padahal terselesaikannya kasus

eks Tapol Napol (PKI), dan lain-lain.

pelanggaran HAM yang berat seperti kasus

Di Indonesia tidak semua aspek-aspek
legalitas

secara

langsung

dapat

mempengaruhi peningkatan penikmatan
HAM

warga

negaranya.

Terdapat

peningkatan hak-hak warga yang bersifat
progresif, akan tetapi beberapa hak warga

menanti

proses

keadilan

belum

1965 akan mempengaruhi peningkatan
kebebasan berpendapat, berserikat dan
berkumpul.

Hingga

pandangan

yang

saat

ini

berbagai

menyangkut

isu

komunisme, masih mendapat pengawasan
yang ketat dari aparat keamanan.

negara mengalami kemunduran atau jalan

Indonesia masih menghadapi kasus-kasus

ditempat. Peningkatan dalam akses layanan

pelanggaran HAM baik yang menjadi kasus

kesehatan (BPJS) misalnya dapat dianggap

aktual

sebagai pencapaian yang baik. Di bidang

menyelesaikan kasus pelanggaran HAM

akses pendidikan, sudah mulai terjadi

yang berat di masa lalu. Jadi upaya

peningkatan pendidikan gratis. Bahkan

menyelesaikan

melalui Kementrian Hukum dan HAM,

hanya diselesaikan oleh praktisi hukum

pemerintah memiliki rencana aksi nasional

HAM. Gerakan aksi jalanan, perlawanan ibu-

hak asasi manusia. Dalam departemen ini

ibu menolak pabrik semen di Gununng

juga dirumuskan program kota peduli HAM.

Kendeng, perlawanan masyarakat adat

Akan tetapi indikator penilaiannya kurang

menuntut hak atas teritorinya adalah situs

mendalami dimensi hak asasi manusia

perlawanan yang tidak bisa diabaikan.

secara menyeluruh yang meliputi hak sipil,

Menguatnya agensi HAM di Indonesia tidak

politik, ekonomi, sosial, budaya dan upaya

lepas dari keberhasiilan gerakan aksi

dalam perlindungan terhadap kelompok

massa, aksi mahasiswa menumbangkan

khusus/minoritas.

rezim Orde Baru yang diikuti penguatan

Misalnya pengesahan

maupun

Undang-Undang No.26 Tahun 2000 yang

hukum

menunjuk

pengesahan

Komnas

HAM

melakukan

hak

kebuntuan

kasus-kasus

asasi
beberapa

dalam

tidak

manusia

bisa

melalui

undang-undang.

kewenangan penyelidikan, hingga saat ini

Undang -undang HAM No.39 Tahun 1999

dokumen-dokumen hasil penyelidikannya

dan UU.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan

yang sudah diserahkan ke Kejaksaan Agung

HAM tidak mungkin dapat disahkan tanpa

mengalami kebuntuan. Dari tiga belas

terjadi pendudukan gedung DPR/MPR RI

dokumen penyelidikan Komnas HAM belum

oleh gerakan aksi massa. Proses pengadilan

satupun yang diproses ke penyidikan oleh

HAM berdasarkan Undang-Undang No. 26

Kejaksaan Agung. Itu artinya ribuan warga

Tahun 2000 terhadap kasus Tanjung Priok

yang menjadi korban pelanggaran HAM

dan Timor Timur tidak mungkin terlaksana
131

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

tanpa diawali gerakan demokratisasi yang

didesain

dirintis cukup lama oleh aktivis NGO. Di

setruktur global yang tidak adil, yang

negara

menciptakan

lain

kondisinya

Keberhasilan

negara

juga

simetris.

Amerika

(USA)

sebagai

gerakan

perubahan

ketimpangan

kapitalisme.

gerakan

akibat

politik

anti

menegakkan hak-hak sipil (civil rights)

kapitalisme dapat dimulai dari mana saja.

sebagai hak paling menonjol tidak lepas

Bisa dari proses kerja, konsepsi mental,

dari gerakan anti rasial yang digalang dari

relasi dengan alam, relasi sosial, bentuk

kelompok kulit hitam. Bahkan gerakan sipil

organisasional dan teknologi revolusioner ,

di Amerika mencapai memontum paling

perilaku

fenomenal ketika aksi perlawanan kulit

kelembagaan dan struktur administrasi

hitam yang dipimpin oleh Marthin Luther

hingga tatanan kepemerintahan pada level

King, ditembak mati oleh simpatisan garis

negara.

keras pendukung gerakan superioritas kulit

bagaimana

putih. Kasus ini mencapai antiklimaks bagi

berkordinasi satu sama lain, berjejaring dan

gerakan kulit putih dan meningkatkan

saling

gerakan-gerakan di daerah lain di Amerika

pearusutamaan

bagi gerakan persamaan dan kebebasan.

bagaimana hak atas kota (rights to the city)

Peristiwa

ini

terus

membekas

dalam

memori kolektif gerakan demokrasi dan
kebebasan
mengubah

di

Amerika

berbagai

yang
kebijakan

banyak
dan

peraturan di Amerika bagi perlindungan
atas

kebebasan

diskriminasi

sipil;

rasial,

Penghapusan
meningkatnya

perlindungan kelompok Afro Amerika, dan
amandemen

undang-undang

yang

menegaskan perlindungan bagi prinsipprinsip kebebasan sipil. Jadi proses historis

sehari-hari

Kategorinya

atau

reformasi

terletak

gerakan-gerakan

ini

mendukung5.

pada
saling

Tantangan

kota

HAM

adalah

mengubah paradigma perubahan kota. Dari
pembangunan kota yang didasarkan pada
kepentingan kapital menjadi pembangunan
yang didasarkan pada pemenuhan hak
warga.

Warga

secara

keseluruhan

menikmati hak-hak nya secara progresif
yang meliputi hak sipil, politik, ekonomi,
sosial dan budaya, terutama pemenuhan ini
menyasar ke kelompok marjinal.
Pembahasan Studi Kasus: Pengalaman
Mendorong Kota HAM

menyertai masing-masing gerakan HAM.

Komisi

Gerakan aksi jalanan, menyerbu gedung

(Komnas HAM) adalah lembaga adhoc yang

parlemen sama pentingnya dengan upaya

mendapatkan

menyelasarkan

5

produk

undang-undang

yang sesuai dengan semangat hak asasi
manusia. Mengutip pendapat David Harvey,
gerakan-gerakan oleh aktivis HAM harus

Nasional

Hak

mandat

Asasi

Manusia

Undang-Undang.

Harvey, David, Mengorganisir sumpul-simpul
gerakan Kapitalisme (terJemahan). Lihat di
laman
antikapitalismeblog
https://antikapitalismeblog.wordpress.com/20
17/03/06/mengorganisir-simpul-simpulgerakan-anti-kapitalisme/

132

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

Berdasarkan

UU.

No.39

Tahun

1999

mendapat peran dominan dalam panggung

tentang Hak Asasi Manusia. Peran dan

politik karena

fungsi Komnas HAM meliputi, pemantauan,

dikenal sebagai dwifungsi ABRI. Peran

mediasi, kajian dan penelitian, penyuluhan.

politik sekaligus menjadi aparatur negara

Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang

yang memegang peran pertahanan dan

Pengadilan Hak Asasi Manusia, fungsi

keamanan.

Komnas HAM melakukan penyelidikan atas

selama Orde Baru tidak terlepas dari peran

dugaan

HAM.

militer. Upaya untuk memobilisasi massa

Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun

rakyat agar terlibat dalam pembangunan

2008, tentang Penghapusan Diskriminasi

digerakkan dengan todongan senjata. Sejak

Ras dan Etnis, Komnas HAM berfungsi

tahun 1970an, gerakan mahasiswa dan

melakukan pengawasan. Sejak dibentuk

gerakan masyarakat sipil sangat aktif

Undang-Undang

No.

terlibat melakukan kritik atas kebijakan

Komnas

mendapatkan

peristiwa

HAM

Pelanggaran

39

Tahun

1999

penilaian

diberi kekuasaan yang

Keberhasilan

pemerintah

Orde

Baru.

pembangunan

Gerakan

ini

dengan grade A dari dewan HAM PBB. Itu

menguat sejak awal tahun 1990an ketika

artinya, peran Komnas HAM memenuhi

gelombang

syarat sebagai lembaga National Human

berbagai negara. Sejak saat itu, tuntutan

Rights Institution (NHRI) berdasarkan Paris

untuk

Principle yang setidaknya memiliki syarat

kekerasan rezim Orde Baru disampaikan

sebagai lembaga yang independen, otonom,

berbagai pihak.

tidak partisan, transparan (bertanggung
jawab ke publik) dan mandiri (secara
finansial).

demokratisasi

membuka

menjalar

berbagai

ke

peristiwa

Mandat dari presiden yang diberikan
Komnas HAM adalah peluang terbaik untuk
membuka berbagai peristiwa kekerasan

Eksistensi Komnas HAM mulai dikenal sejak

oleh militer. Sejak saat itulah politik di

tahun 1993. Lembaga ini dibentuk melalui

Indonesia mengenal kosakata baru, yakni

Keputusan Presiden No 35 Tahun 1993

pelanggaran HAM. Kosakata yang sangat

dimana presiden Soeharto memilih tokoh-

mujarab

tokoh

posisi

kekejaman militer di berbagai daerah yang

komisioner. Dalam kiprahnya semasa Orde

mendapat dukungan publik dan dukungan

Baru, Komnas HAM menjadi penopang bagi

internasional. Kondisi terus bergulir dan

gerakan demokrasi di Indonesia (Cornelis

membantu

Lay, Pratikno, 2002). Kiprahnya yang paling

demokratisasi

dikenal

dalam

melengserkan rezim Orde Baru. Kesuksesan

mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM

gerakan HAM di Indonesia termasuk atas

oleh militer. Pada masa Orde Baru militer

dukungan Komnas HAM adalah berhasil

nasional

adalah

menduduki

keberanian

mengungkap

proses
di

kasus-kasus

penguatan
Indonesia

gerakan
untuk

133

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

mengembalikan fungsi TNI sebagai penjaga

Hingga saat ini, penanganan kasus-kasus

sektor pertahanan, dipisahkan dari fungsi

pelanggaran

keamanan dan ketertiban yang diberikan

dilakukan Komnas HAM terus mendapat

kepada polisi.

sorotan publik. Meskipun harapan publik

Namun demikian, usai dipisahkannya TNI
dari tugas keamanan dan ketertiban, sektor
ini ternyata belum banyak mengalami
perubahan. Jika pada masa Orde Baru
institusi yang paling banyak melakukan
kekerasan adalah TNI, maka hingga saat ini
polisi menempati posisi nomer wahid. Ini
merupakan tantangan tersendiri yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya serius untuk mereformasi lembaga
kepolisian agar dapat menjadi pengawal
demokrasi. Banyak nya kasus pelanggaran
HAM di kepolisian ini juga menunjukkan
rapuhnya penegakan hukum di Indonesia.
Rapuhnya

penegakan

hukum

sangat

mempengaruhi situasi penegakan HAM di
Indonesia. Di negara-negara lain yang
memiliki kematangan praktik HAM cukup
baik memiliki sejarah panjang bagaimana
merombak struktur mental dan sistem
penegakan hukum yang memiliki semangat
HAM. Komitmen negara harus meliputi
banyak bidang yang menjelaskan tujuan
pembangunan adalah pelindungi hak asasi
manusia. Komnas HAM harus meyakinkan
secara terus menerus bahwa pelaksana
kewajiban untuk menghormati, melindungi
dan memenuhi HAM
negara

yang

berada di pundak

ditegaskan

perencanaan pembangunan.

sejak

dalam

tak

pernah

hak

surut

asasi

manusia

dalam

yang

mengadukan

berbagai kasus dugaan pelanggaran HAM ke
Komnas HAM, orientasi ke penanganan
kasus-kasus juga menjadi salah satu kritik
atas kiprah Komnas HAM. Jatuhnya rezim
Orde

Baru

menuntut

pelembagaan

demokrasi, yang salah satunya adalah
melembaganya prinsip dan norma hak asasi
manusia yang dimuat di dalam programprogram pemerintah. Sayangnya salah satu
mandat Komnas HAM berdasarkan pasal 75
UU No. 39 Tahun 1999 tujuan dibentuknya
Komnas

HAM

adalah

mengembangkan

kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak
asasi manusia sesuai dengan Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Piagam
Perserikan Bangsa-Bangsa, serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia. Dalam upaya
untuk mengembangkan situasi kondusif
tersebut Komnas HAM diberi kewenangan
untuk melakukan penyebarluasan wawasan
mengenai
masyarakat

hak

asasi

manusia

Indonesia.

kepada

(pasal

89).

Sayangnya, kewenangan ini tidak dijalankan
secara maksimal karena sebagian besar
dukungan

finansial

diarahkan

ke

penanganan kasus.
Politik internal komnas HAM hingga saat ini
masih menekankan pola penanganan kasus.
Dengan cara seperti ini Komnas HAM
bertindak sebagai pemadam kebakaran,
134

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

tanpa mempertanyakan kenapa kebakaran

manusia dalam kebijakannya. Intervensi ini

itu terjadi dan bagaimana upaya untuk

tidak akan mengubah meningkatnya atau

mencegah kebakaran agar ke depan tidak

menurunnya pemerintah daerah sebagai

terulang kembali. Sejak penulis menjabat

pihak yang diadukan. Akan tetapi, ketika

sebagai komisioner Komnas HAM (2012-

pihak pemerintah daerah diadukan ke

2017), penulis kerap menyatakan pola

Komnas HAM, mereka cepat berkoordinasi

penanganan kasus yang terlalu dominan

dan bekerjasama dengan Komnas HAM

harus

untuk terlibat mencari jalan penyelesaian.

dikurangi.

mampu

Komnas

HAM

menyeimbangkan

penegakan

(penanganan

harus
mandat

kasus)

dan

penguatan program promosi HAM (kajian,
penelitian, pendidikan dan penyuluhan).
Dengan cara seperti ini, Komnas HAM dapat
mendorong penguatan pengetahuan dan
wawasan hak asasi manusia. Meningkatnya
kesadaran HAM di masyarakat dan aparatur
negara/pemerintah
upaya

sangat

penyelesaian

kasus

membantu
dugaan

pelanggaran HAM. Misalnya, berdasarkan
data pengaduan Komnas HAM, pemerintah
daerah (kabupaten/propinsi) merupakan
salah satu pihak yang paling banyak
diadukan masyarakat ke Komnas HAM.
Dalam periode komisioner sebelumnya
tidak ada upaya intervensi bagaimana
mengurangi dugaan pelanggaran HAM oleh
pemerintah

daerah.

Namun

demikian,

meningkatnya jumlah pengaduan tidak
berbanding

lurus

dengan

banyaknya

dugaan pelanggaran HAM. Intervensi dalam
upaya pencegahan dapat dilakukan Komnas
HAM.

Misalnya

dengan

melakukan

Upaya mendorong kota HAM merupakan
salah satu bentuk promosi HAM dari
Komnas HAM. Bentuk intervensi langsung
dalam

rangka

melakukan

dukungan

program kota HAM dilakukan sejak 2014.
Dimulai dari Kota Palu Sulawesi Tengah,
kemudian

Wonosobo

Jawa

Tengah,

Bojonegoro dan Jember. Namun demikian,
upaya mempromosikan kota HAM tidak
terbatas

memberikan

penyuluhan,

pelatihan atau training for trainers (TOT).
Akan tetapi juga dilakukan upaya kampanye
media, pers conference, dan diskusi publik.
Sejak

pertama

presiden

kalinya

RI,

memperingati

dalam
hari

HAM

dalam

sejarah

sambutannya
internasional,

presiden Jokowi menyampaikan pentingnya
mendorong kota ramah HAM. Hal ini
merupakan

salah

satu

langkah

maju

sekaligus capaian Komnas HAM mendorong
pemerintah

memberikan

dukungannya

secara langsung bagi program-program
yang dicanangkan Komnas HAM6.

penyuluhan dan pendampingan aparatur
pemerintah

daerah

agar

berkomitmen

menjalankan prinsip dan norma hak asasi

6

Atas dorongan Komnas HAM, untuk pertama
kalinya Presiden RI, Jokowi Widodo menyatakan
pentingnya mendorong kota ramah HAM. Ini
merupakan tonggak penting bagi pengakuan

135

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

Studi Kasus 1: Pengalaman Mengelola
Kota Ramah HAM di Kota Palu

peristiwa pelanggaran HAM yang berat

Isu Kota ramah HAM menjadi ramai dalam

Orang lain tidak dapat membayangkan

perbincangan HAM di Indonesia ketika

seorang keluarga Masyumi, berkarir di

walikota Palu, Sulawesi Tengah, Rusdi

partai Golongan Karya mampu menyatakan

Masturo

berhasil

penyikapan seperti ini. Tak seorangpun

Walikota

untuk

membuat

Peraturan
upaya

yang sebelumnya dapat berpikir bahwa

rehabilitasi korban pelanggaran hak asasi

salah seorang kader Golongan Karya dapat

manusia yang berat. Latar belakang bupati

melakukan kebijakan yang sensitif sejak

Rusdi Masturo adalah dari keluarga politisi.

puluhan tahun. Kebijakan yang paling

Keluarganya banyak yang berafiliasi dengan

banyak dinantikan oleh korban-korban

partai politik Masyumi. Salah satu partai

pelanggaran

yang terlibat konfrontasi dan permusuhan

nasional, namun hingga saat ini terus

dengan Partai Komunis Indonesia sebelum

mengalami kebuntuan. Pilihan isu yang

tahun 1965. Bahkan dalam pergolakan

diambil

politik 1965, Partai Masyumi lah yang

mengagetkan, namun faktanya dia berhasil

paling

perlawanan

membuat kebijakan pada tingkat lokal.

terhadap menguatnya gerakan PKI di

Padahal bagi kalangan Golongan Karya

Indonesia. Karir politiknya dimulai dari

sendiri, membuka pandora sejarah 1965

partai Golongan Karya (Golkar), satu-

sama artinya dengan membuka polemik dan

satunya partai yang paling berkuasa pada

perpecahan.

getol

mendukung

dalam tragedi 1965 sangat fenomenal.

melakukan

oleh

HAM

1965

Walikota

pada

Rusdi

tingkat

sangat

zaman Orde Baru. Golkar bahkan memiliki
sistem kaderisasi yang sistematis untuk
menanamkan sikap anti komunisme. Sejak
dini rekrutmen di dalam partai Golongan
Karya didasarkan pada garis keturunan dan
keluarga-keluarga yang dianggap bersih
dari anasir komunis dan underbouwnya.
Sikap Rusdi Masturo yang menyatakan
sikap sebagai pemimpin daerah dalam
menyatakan pengakuan atas terjadinya

Sebaliknya, sebagian besar politisi Golongan
karya memiliki sikap pragmatis dalam
berpolitik. Mereka memiliki jaringan kuat di
daerah-daerah dalam menempatkan kaderkadernya

di

jabatan-jabatan

birokrasi.

Meskipun Orde Baru sudah tidak lagi
berkuasa, kronisme ini terus terpelihara.
Jadi, sikap politik Rusdi Masturo dalam
kasus ini adalah perkecualian. Pada zaman
Orde Baru, Golongan Karya adalah partai

pemerintah atas kerja-kerja Komnas HAM,
khususnya dalam upaya mendorong kota ramah
HAM. Presiden mengawali pidatonya dengan
mengatakan masih banyaknya kepala daerah
(walikota, bupati, gubernur) yang sering
diadukan ke Komnas HAM atas dugaan
pelanggaran HAM.

terkuat dan menjadi penopang rezim Orde
Baru. Rezim Orde Baru yang didukung
penuh oleh partai golongan karya berkuasa
lebih dari tiga puluh tahun. Kekuasaannya
136

Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 4 No. 1, Januari 2017
Muhammad Nurkhoiron
Mengembangkan Kota HAM di Indonesia: Peluang dan Tantangannya

yang bertahan hingga hari ini, menjadikan

hak asasi manusia yang berat. Kedekatan

kader-kader

Bupati dengan jaringan masyarakat sipil

partai

bersikap pragmatis

karena menikmati kemewahan jaringan

pendamping

yang mendatangkan keuntungan finansial.

menjadi faktor penting bagi kesuksesan

Kebijakan-kebijakan politik anti komunisme

programnya.

sejak Orde Baru masih tertanam kuat di

diwujudkan, dengan cara apa dan langkah-

kalangan kader-kader Golkar. Oleh karena

langkah seperti apa yang harus dilakukan

itu,

kasus-kasus

dibicarakan bersama jaringan ini. Gebrakan

pelanggaran HAM yang berat, khususnya

pertama adalah komitmen Bupati yang

kasus 1965 akan mendapatkan perlawanan

disampaikan

keras dari pendukung partai bergambar

dengan

beringin ini. Sementara itu, partai Masyumi,

Permintaan

meskipun sama-sama tidak disukai