Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kemitraan Petani Jahe Emprit Dengan Industri Jamu T1 522011020 BAB V

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Motivasi petani jahe emprit mitra untuk menjalin kemitraan karena adanya
kemudahan memperoleh modal uang, bimbingan teknis dan jaminan
pemasaran. Asal motivasi petani jahe emprit menjalin kemitraan berasal dari
petani lain yang merupakan pengurus Klaster Biofarmaka Kabupaten
Karanganyar.
2. Pendapatan dan keuntungan rata-rata usahatani jahe emprit petani mitra lebih
besar daripada pendapatan dan keuntungan rata-rata usahatani jahe emprit
petani non mitra. Secara statistik pendapatan rata-rata usahatani jahe emprit
tidak berbeda nyata, namun keuntungan rata-rata usahatani jahe emprit
berbeda nyata.
3. Pengalaman usahatani signifikan negatif mempengaruhi keputusan petani
menjalin kemitraan

sedangkan luas lahan dan harga jual jahe emprit


signifikan positif mempengaruhi keputusan petani menjalin kemitraan. Usia
dan pendidikan tidak signifikan mempengaruhi keputusan petani menjalin
kemitraan.

5.2. Saran
1. Bagi petani jahe emprit mitra sebaiknya dalam pelaksanaan usahatani lebih
diperhatikan dan disesuaikan dengan prosedur dan ketentuan yang disepakati
agar hasil produksi semakin baik sehinggga mengurangi dampak barang
ditolak saat pengiriman ke pabrik.
2. Bagi petani jahe emprit non mitra sebaiknya memanen jahe emprit sesuai usia
panen jahe emprit (8 bulan) sehingga menghasilkan jahe emprit yang mutunya
lebih baik agar memperoleh harga jual yang lebih tinggi.
3. Bagi perusahaan sebaiknya perlu melakukan pengawasan dan bimbingan pada
petani secara rutin sehingga hasil produksi sesuai dengan yang diharapkan.

42