Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Kontrol Penerangan Gedung Menggunakan Protokol Dali T1 612010802 BAB IV
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil
pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil
perancangan yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap
spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian per bagian
sistem maupun keseluruhan sistem. Percobaan dilakukan menggunakan bantuan software
proteus sebagai simulasi alat perancangan.
4.1.
Pengujian sensor PIR
Pengujian sensor arus dilakukan dengan dua kondisi yaitu pada saat adanya
perubahan suhu tubuh manusia dan tidak. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
maka didapatkan hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.1 pengujian sensor PIR
Kondisi
Tidak mendeteksi suhu manusia
Mendeteksi suhu manusia
Tegangan Keluaran
0 volt
5 volt
Logika mikrokontroler
0
1
Dengan ini apabila sensor PIR mendeteksi pergerakan dari manusia maka secara
langsung akan mengirimkan logika 1 kepada mikrokontroler untuk dieksekusi sesuai
perintah yang diinginkan.
4.2.
Pengujian zero crossing detector
Zero crossing detector merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi
mendeteksi persilangan nol yang ada pada tegangan jala-jala listrik PLN. Pada rangkaian
dimmer digunakan IC 4N25 sebagai zero crossing detector (ZCD). Prinsip kerja IC 4N25
sama halnya dengan sebuah transistor jenis NPN yang akan aktif saat basis sebuah
transistor dipicu oleh arus, namun dalam sebuah 4N25 kaki basis dipicu oleh nyala LED
yang sedang dalam kondisi ON saat diberikan arus dan tegangan pada kaki anoda dan
katoda.
Berikut simulasi dengan menggunakan software proteus :
28
A
B
C
D
+5V
R1
BR1
10k
U1
V1
1
VSINE
6
5
2
2W04G
4
OPTOCOUPLER-NPN
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian IC 4N25
Sebuah sinyal 220V dengan frekuensi 50 Hz akan dibaca titik nol (zero crossing)
oleh 4N25 dengan cara mengubah sinyal bolak-balik sumber AC menjadi sumber DC
agar dapat menyulut LED dalam kondisi bias maju. Saat gelombang sinus mengalami 1
periode maka oleh diode bridge akan diubah menjadi gelombang penuh. kemudian peak
atau puncak tegangan akan memicu phototransistor di dalam IC 4N25 aktif. Resistor pullup yang terhubung akan menghasilkan gelombang puncak yang sama besarnya saat
keadaan aktif sehingga menjadi indikator terjadi persilangan titik nol pada gelombang
sumber 220V AC.
Gambar 4.2 Gelombang keluaran diode bridge
29
Gambar diatas menampilkan hasil gelombang AC yang disearahkan oleh dioda
bridge. Proses terbentuknya gelombang DC oleh dioda bridge adalah pada saat siklus
positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B menuju beban dan kembali melalui
dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan D mengalami reverse bias
sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator.
Pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda D menuju
beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C mengalami reverse bias maka
arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan
beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Grafik
sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge)
ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
Gambar 4.3 Gambaran terbentuknya sinyal grafik tegangan searah penuh
Gambar di atas menjelaskan perubahan tegangan bolak-balik AC menjadi
tegangan searah DC yang diubah menggunakan diode bridge yang berfungsi sebagai
penyearah tegangan. Pada penyearah tegangan penuh menggunakan diode bridge terdapat
2 siklus yaitu siklus positif dan siklus negatif seperti yang sudah dijelaskan pada
penjelasan di atas.
30
Gambar 4.4 sinyal input AC dan sinyal output rectifier
Gambar diatas menjelaskan tegangan sinyal AC yang telah diubah menjadi
tegangan searah DC. Output dari sinyal penyearah kemudian dideteksi oleh rangkaian
zero crossing menggunakan IC 4n25 sebagai zero crossing detector.
Gambar 4.5 Gelombang keluaran 4N25 dengan V puncak 5VDC
Pada gambar diatas adalah tampilan gelombang keluaran IC 4N25 yang
mendeteksi titik zero crossing pada gambar 4.3 kemudian puncak tegangan searah yang
dihasilkan oleh diode bridge akan menyulut LED dan menyebabkan phototransistor
didalam 4N25 aktif, sehingga resistor pull-up atau yang terhubung ke sisi +5V akan
menghasilkan gelombang puncak yang sama besarnya dengan +5V saat keadaan aktif
31
sehingga menjadi indikator terjadinya persilangan titik nol pada gelombang sumber
220VAC/50Hz.
Nilai resistor yang digunakan pada rangkaian pull up sebesar 10 kohm. Pemilihan
nilai resistor 10 kohm ditentukan dengan melihat beberapa percobaan pendeteksian zero
crossing yang sering digunakan dan kebanyakan memakai nilai resistor sebesar 10kohm.
4.3.
Pengujian dimmer lampu
Dimmer lampu digunakan untuk mengendalikan kecerahan lampu. Dimmer dapat
mengendalikan lampu dengan daya yang dapat diatur, sehingga lampu menjadi setengah
terang, terang, padam. Berbeda dengan relay yang hanya bisa padam atau terang.
Rangkaian zero-cross detector digunakan untuk menghasilkan pulsa kotak positif. Pulsa
kotak ini dihasilkan ketika gelombang sinus 50 Hz, melalui titik nol.
Dari hasil rangkaian zero crossing dengan IC 4n25 ini akan didapatkan sinyal
PWM yang tersingkronisasi dengan sinyal jala-jala 50 Hz. Sinyal ini akan masuk ke
optotriac. Optotriac ini berguna untuk memisahkan jaringan tegangan DC dengan
jaringan tegangan AC. Hasil PWM tadi, memicu optotriac lalu optotriac memicu TRIAC
yang dihubungkan dengan beban, seperti Gambar 4.6. Sehingga penyalaan lampu dapat
dikendalikan, secara tidak langsung dari tegangan DC variabel.
Gambar 4.6 Hubungan opto triac dan triac
32
Setelah dilakukan pengujian zero crossing yang telah diuji pada percobaan diatas,
maka diterapkan pada lampu pijar yang di kendalikan melalui GUI sederhana yang ada
pada PC.
Gambar 4.7 Tampilan GUI sederhana penguji dimer
Pada pengujian dimmer dengan parameter sederhana yaitu nilai kecerahan sesuai
pada tabel dibawah
Tabel 4.2 pengujian dimmer tiap 1 slave
Kecerahan lampu %
Slave 1
Slave 2
Slave 3
Slave 4
Slave 5
0%
Padam
Padam
Padam
Padam
Padam
50%
Redup
Redup
Redup
Redup
Redup
100%
Terang
Terang
Terang
Terang
Terang
33
Gambar 4.8 Pengujian dimmer tiap 1 slave keadaan menyala
Berhubung setiap slave sama maka saya tampilkan hanya satu slave yang tertera pada
dokumentasi
4.4.
Pengujian IC max485
Pada pengujian ini menggunakan simulator software proteus untuk menyalakan
lampu pada slave 1 sampai 5 dengan perintah menyalakan lampu. Pada pengujian untuk
mendeteksi IC max485 dapat berkomunikasi dengan baik atau tidak maka diuji dengan
cara menyalakan lampu LED 3mm yang ada pada board slave dengan bantuan simulasi
proteus.
34
+5V
DI
6
A
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
19
XTAL1
18
XTAL2
9
RESET
U4
MAX487
U3
ATMEGA8
PB0/T0/OC0
PB1/T1/OC2
PB2/AIN0/RXD1
PB3/AIN1/TXD1
PB4/OC3B/SS
PB5/MOSI
PB6/MISO
PB7/SCK
4
PD0/RXD0
PD1/TXD0
PD2/XCK1/INT0
PD3/ICP3/INT1
PD4/OC3A/XCK0/TOSC1
PD5/TOSC2/OC1A
PD6/WR
PD7/RD
DE
U13
7
B
RE
PA0/AD0/PCINT0
PA1/AD1/PCINT1
PA2/AD2/PCINT2
PA3/AD3/PCINT3
PA4/AD4/PCINT4
PA5/AD5/PCINT5
PA6/AD6/PCINT6
PA7/AD7/PCINT7
RO
3
PC0/A8/PCINT8
PC1/A9/PCINT9
PC2/A10/PCINT10
PC3/A11/PCINT11
PC4/A12/TCK/PCINT12
PC5/A13/TMS/PCINT13
PC6/A14/TDO/PCINT14
PC7/A15/TDI/PCINT15
1
2
21
22
23
24
25
26
27
28
AREF
AVCC
ATMEGA162
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
31
PE0/ICP1/INT2
30
PE1/ALE
29
PE2/OC1B
21
20
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
39
D1 3738
36
35
LED-RED 34
33
32
+5V
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
D2
LED-RED
Slave #1
+5V
RO
B
7
7
B
RE
3
DE
4
DI
6
A
U6
MAX487
U5
ATMEGA8
FT232RL
R2
120R
RO
U2
6
1
2
1
2
RE
A
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
AREF
AVCC
DE
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
DI
21
20
MAX487
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
3
4
14
15
16
17
18
19
9
10
D3
LED-RED
Slave #2
+5V
1
RO
2
7
B
RE
3
DE
4
DI
6
A
U8
MAX487
U7
ATMEGA8
+5V
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
21
20
AREF
AVCC
D5
LED-RED
Slave #4
14
15
16
17
18
19
9
10
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
1
RO
2
7
B
RE
3
DE
4
DI
6
A
U10
MAX487
U9
ATMEGA8
+5V
21
20
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
AREF
AVCC
D6
LED-RED
Slave #5
14
15
16
17
18
19
9
10
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
23
24
25
26
27
28
1
2
3
4
5
6
11
12
13
1
2
3
4
RO
B
7
RE
DE
DI
A
6
J1
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
1
VCC
3
D+
2
D4
GND
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
AREF
AVCC
USBCONN
21
20
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
D4
LED-RED
14
15
16
17
18
19
9
10
Slave #3
Gambar 4.9 Skema simulasi keseluruhan pengujian master - slave
35
U12
MAX487
U11
ATMEGA8
Hasil dari percobaan mendeteksi IC max485 dapat diketahui dengan hasil yang tertera
pada tabel dibawah
14
15
16
17
18
19
9
10
Gambar 4.10 Bagian slave pada simulasi
Gambar 4.10 adalah gambar bagian slave pada simulasi. Keluaran ic max485 kaki
RE dan DE digabung masuk kaki int0 pada ic Atmega8 dan kaki 1, 4 dari Max485 masuk
kaki Rx dan Tx mikrokontroler Atmega8. Sedangkan kaki 7 dan 8 dari Max485 pada
slave terhubung dengan kaki yang sama pada Max485 pada modul master dan modul
slave lainya seperti yang ditunjukan pada gambar keseluruhan gambar 4.9.
Hasil dari percobaan mendeteksi IC max485 dapat diketahui dengan hasil yang tertera
pada tabel dibawah.
Tabel 4.3 Hasil pengujian slave
Keadaan lampu
Slave 1
Slave 2
Slave 3
Slave 4
Slave 5
Lampu menyala
ya
ya
ya
ya
Ya
Pada tabel 4.3 menujukan perintah menyalakan lampu dengan metode masterslave dengan menggunakan ic max485 sudah dapat dijalankan.
Berikut tampilan alat saat pengujian master - slave:
36
Gambar 4.11 Tampilan alat saat keadaan lampu mati
Gambar 4.12 Tampilan lampu saat keadaan menyala
Pada saat percobaan menyalakan lampu slave terakhir mengalami masalah
sehingga tidak dapat ditampilkan pada dokumentasi gambar.
37
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil
pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil
perancangan yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap
spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian per bagian
sistem maupun keseluruhan sistem. Percobaan dilakukan menggunakan bantuan software
proteus sebagai simulasi alat perancangan.
4.1.
Pengujian sensor PIR
Pengujian sensor arus dilakukan dengan dua kondisi yaitu pada saat adanya
perubahan suhu tubuh manusia dan tidak. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
maka didapatkan hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.1 pengujian sensor PIR
Kondisi
Tidak mendeteksi suhu manusia
Mendeteksi suhu manusia
Tegangan Keluaran
0 volt
5 volt
Logika mikrokontroler
0
1
Dengan ini apabila sensor PIR mendeteksi pergerakan dari manusia maka secara
langsung akan mengirimkan logika 1 kepada mikrokontroler untuk dieksekusi sesuai
perintah yang diinginkan.
4.2.
Pengujian zero crossing detector
Zero crossing detector merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi
mendeteksi persilangan nol yang ada pada tegangan jala-jala listrik PLN. Pada rangkaian
dimmer digunakan IC 4N25 sebagai zero crossing detector (ZCD). Prinsip kerja IC 4N25
sama halnya dengan sebuah transistor jenis NPN yang akan aktif saat basis sebuah
transistor dipicu oleh arus, namun dalam sebuah 4N25 kaki basis dipicu oleh nyala LED
yang sedang dalam kondisi ON saat diberikan arus dan tegangan pada kaki anoda dan
katoda.
Berikut simulasi dengan menggunakan software proteus :
28
A
B
C
D
+5V
R1
BR1
10k
U1
V1
1
VSINE
6
5
2
2W04G
4
OPTOCOUPLER-NPN
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian IC 4N25
Sebuah sinyal 220V dengan frekuensi 50 Hz akan dibaca titik nol (zero crossing)
oleh 4N25 dengan cara mengubah sinyal bolak-balik sumber AC menjadi sumber DC
agar dapat menyulut LED dalam kondisi bias maju. Saat gelombang sinus mengalami 1
periode maka oleh diode bridge akan diubah menjadi gelombang penuh. kemudian peak
atau puncak tegangan akan memicu phototransistor di dalam IC 4N25 aktif. Resistor pullup yang terhubung akan menghasilkan gelombang puncak yang sama besarnya saat
keadaan aktif sehingga menjadi indikator terjadi persilangan titik nol pada gelombang
sumber 220V AC.
Gambar 4.2 Gelombang keluaran diode bridge
29
Gambar diatas menampilkan hasil gelombang AC yang disearahkan oleh dioda
bridge. Proses terbentuknya gelombang DC oleh dioda bridge adalah pada saat siklus
positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B menuju beban dan kembali melalui
dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan D mengalami reverse bias
sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator.
Pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda D menuju
beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C mengalami reverse bias maka
arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan
beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Grafik
sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge)
ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
Gambar 4.3 Gambaran terbentuknya sinyal grafik tegangan searah penuh
Gambar di atas menjelaskan perubahan tegangan bolak-balik AC menjadi
tegangan searah DC yang diubah menggunakan diode bridge yang berfungsi sebagai
penyearah tegangan. Pada penyearah tegangan penuh menggunakan diode bridge terdapat
2 siklus yaitu siklus positif dan siklus negatif seperti yang sudah dijelaskan pada
penjelasan di atas.
30
Gambar 4.4 sinyal input AC dan sinyal output rectifier
Gambar diatas menjelaskan tegangan sinyal AC yang telah diubah menjadi
tegangan searah DC. Output dari sinyal penyearah kemudian dideteksi oleh rangkaian
zero crossing menggunakan IC 4n25 sebagai zero crossing detector.
Gambar 4.5 Gelombang keluaran 4N25 dengan V puncak 5VDC
Pada gambar diatas adalah tampilan gelombang keluaran IC 4N25 yang
mendeteksi titik zero crossing pada gambar 4.3 kemudian puncak tegangan searah yang
dihasilkan oleh diode bridge akan menyulut LED dan menyebabkan phototransistor
didalam 4N25 aktif, sehingga resistor pull-up atau yang terhubung ke sisi +5V akan
menghasilkan gelombang puncak yang sama besarnya dengan +5V saat keadaan aktif
31
sehingga menjadi indikator terjadinya persilangan titik nol pada gelombang sumber
220VAC/50Hz.
Nilai resistor yang digunakan pada rangkaian pull up sebesar 10 kohm. Pemilihan
nilai resistor 10 kohm ditentukan dengan melihat beberapa percobaan pendeteksian zero
crossing yang sering digunakan dan kebanyakan memakai nilai resistor sebesar 10kohm.
4.3.
Pengujian dimmer lampu
Dimmer lampu digunakan untuk mengendalikan kecerahan lampu. Dimmer dapat
mengendalikan lampu dengan daya yang dapat diatur, sehingga lampu menjadi setengah
terang, terang, padam. Berbeda dengan relay yang hanya bisa padam atau terang.
Rangkaian zero-cross detector digunakan untuk menghasilkan pulsa kotak positif. Pulsa
kotak ini dihasilkan ketika gelombang sinus 50 Hz, melalui titik nol.
Dari hasil rangkaian zero crossing dengan IC 4n25 ini akan didapatkan sinyal
PWM yang tersingkronisasi dengan sinyal jala-jala 50 Hz. Sinyal ini akan masuk ke
optotriac. Optotriac ini berguna untuk memisahkan jaringan tegangan DC dengan
jaringan tegangan AC. Hasil PWM tadi, memicu optotriac lalu optotriac memicu TRIAC
yang dihubungkan dengan beban, seperti Gambar 4.6. Sehingga penyalaan lampu dapat
dikendalikan, secara tidak langsung dari tegangan DC variabel.
Gambar 4.6 Hubungan opto triac dan triac
32
Setelah dilakukan pengujian zero crossing yang telah diuji pada percobaan diatas,
maka diterapkan pada lampu pijar yang di kendalikan melalui GUI sederhana yang ada
pada PC.
Gambar 4.7 Tampilan GUI sederhana penguji dimer
Pada pengujian dimmer dengan parameter sederhana yaitu nilai kecerahan sesuai
pada tabel dibawah
Tabel 4.2 pengujian dimmer tiap 1 slave
Kecerahan lampu %
Slave 1
Slave 2
Slave 3
Slave 4
Slave 5
0%
Padam
Padam
Padam
Padam
Padam
50%
Redup
Redup
Redup
Redup
Redup
100%
Terang
Terang
Terang
Terang
Terang
33
Gambar 4.8 Pengujian dimmer tiap 1 slave keadaan menyala
Berhubung setiap slave sama maka saya tampilkan hanya satu slave yang tertera pada
dokumentasi
4.4.
Pengujian IC max485
Pada pengujian ini menggunakan simulator software proteus untuk menyalakan
lampu pada slave 1 sampai 5 dengan perintah menyalakan lampu. Pada pengujian untuk
mendeteksi IC max485 dapat berkomunikasi dengan baik atau tidak maka diuji dengan
cara menyalakan lampu LED 3mm yang ada pada board slave dengan bantuan simulasi
proteus.
34
+5V
DI
6
A
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
19
XTAL1
18
XTAL2
9
RESET
U4
MAX487
U3
ATMEGA8
PB0/T0/OC0
PB1/T1/OC2
PB2/AIN0/RXD1
PB3/AIN1/TXD1
PB4/OC3B/SS
PB5/MOSI
PB6/MISO
PB7/SCK
4
PD0/RXD0
PD1/TXD0
PD2/XCK1/INT0
PD3/ICP3/INT1
PD4/OC3A/XCK0/TOSC1
PD5/TOSC2/OC1A
PD6/WR
PD7/RD
DE
U13
7
B
RE
PA0/AD0/PCINT0
PA1/AD1/PCINT1
PA2/AD2/PCINT2
PA3/AD3/PCINT3
PA4/AD4/PCINT4
PA5/AD5/PCINT5
PA6/AD6/PCINT6
PA7/AD7/PCINT7
RO
3
PC0/A8/PCINT8
PC1/A9/PCINT9
PC2/A10/PCINT10
PC3/A11/PCINT11
PC4/A12/TCK/PCINT12
PC5/A13/TMS/PCINT13
PC6/A14/TDO/PCINT14
PC7/A15/TDI/PCINT15
1
2
21
22
23
24
25
26
27
28
AREF
AVCC
ATMEGA162
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
31
PE0/ICP1/INT2
30
PE1/ALE
29
PE2/OC1B
21
20
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
39
D1 3738
36
35
LED-RED 34
33
32
+5V
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
D2
LED-RED
Slave #1
+5V
RO
B
7
7
B
RE
3
DE
4
DI
6
A
U6
MAX487
U5
ATMEGA8
FT232RL
R2
120R
RO
U2
6
1
2
1
2
RE
A
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
AREF
AVCC
DE
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
DI
21
20
MAX487
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
3
4
14
15
16
17
18
19
9
10
D3
LED-RED
Slave #2
+5V
1
RO
2
7
B
RE
3
DE
4
DI
6
A
U8
MAX487
U7
ATMEGA8
+5V
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
21
20
AREF
AVCC
D5
LED-RED
Slave #4
14
15
16
17
18
19
9
10
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
1
RO
2
7
B
RE
3
DE
4
DI
6
A
U10
MAX487
U9
ATMEGA8
+5V
21
20
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
AREF
AVCC
D6
LED-RED
Slave #5
14
15
16
17
18
19
9
10
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
23
24
25
26
27
28
1
2
3
4
5
6
11
12
13
1
2
3
4
RO
B
7
RE
DE
DI
A
6
J1
2
3
4
5
6
11
12
13
PD0/RXD
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
PD5/T1
PD6/AIN0
PD7/AIN1
1
VCC
3
D+
2
D4
GND
23
24
25
26
27
28
1
PC0/ADC0
PC1/ADC1
PC2/ADC2
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
PC5/ADC5/SCL
PC6/RESET
AREF
AVCC
USBCONN
21
20
PB0/ICP1
PB1/OC1A
PB2/SS/OC1B
PB3/MOSI/OC2
PB4/MISO
PB5/SCK
PB6/TOSC1/XTAL1
PB7/TOSC2/XTAL2
D4
LED-RED
14
15
16
17
18
19
9
10
Slave #3
Gambar 4.9 Skema simulasi keseluruhan pengujian master - slave
35
U12
MAX487
U11
ATMEGA8
Hasil dari percobaan mendeteksi IC max485 dapat diketahui dengan hasil yang tertera
pada tabel dibawah
14
15
16
17
18
19
9
10
Gambar 4.10 Bagian slave pada simulasi
Gambar 4.10 adalah gambar bagian slave pada simulasi. Keluaran ic max485 kaki
RE dan DE digabung masuk kaki int0 pada ic Atmega8 dan kaki 1, 4 dari Max485 masuk
kaki Rx dan Tx mikrokontroler Atmega8. Sedangkan kaki 7 dan 8 dari Max485 pada
slave terhubung dengan kaki yang sama pada Max485 pada modul master dan modul
slave lainya seperti yang ditunjukan pada gambar keseluruhan gambar 4.9.
Hasil dari percobaan mendeteksi IC max485 dapat diketahui dengan hasil yang tertera
pada tabel dibawah.
Tabel 4.3 Hasil pengujian slave
Keadaan lampu
Slave 1
Slave 2
Slave 3
Slave 4
Slave 5
Lampu menyala
ya
ya
ya
ya
Ya
Pada tabel 4.3 menujukan perintah menyalakan lampu dengan metode masterslave dengan menggunakan ic max485 sudah dapat dijalankan.
Berikut tampilan alat saat pengujian master - slave:
36
Gambar 4.11 Tampilan alat saat keadaan lampu mati
Gambar 4.12 Tampilan lampu saat keadaan menyala
Pada saat percobaan menyalakan lampu slave terakhir mengalami masalah
sehingga tidak dapat ditampilkan pada dokumentasi gambar.
37