Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asetaldol dari Asetaldehida Menggunakan Metode Alheritiere dan Gobron dengan Kapasitas 30.000 Ton Tahun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman, pengembangan di segala bidang haruslah
semakin diperhatikan, salah satu cara agar taraf hidup bangsa dapat ditingkatkan
adalah dengan pembangunan industri. Industri kimia merupakan salah satu industri
vital dan strategis. Hampir setiap negara di dunia, tak terkecuali Indonesia banyak
memberikan perhatian pada pengembangan industri kimia, mengingat industri ini
banyak
mempunyai
keterkaitan
dengan
pengembangan
industri
lainnya.
Pengembangan industri kimia di Indonesia mulai dikembangkan terbukti
dengan banyaknya industri kimia yang berdiri serta dibukanya kesempatan untuk
penanaman modal asing, baik itu industri kimia yang merupakan industri hulu, yaitu
menghasilkan produk yang merupakan bahan baku bagi industri lain maupun industri
hilir, yaitu pemakai produk industri hulu. Salah satu industri hulu yang perlu
didirikan di Indonesia adalah pabrik Asetaldol.
Asetaldol merupakan senyawa antara yang penting pada sintesis butiraldehida
dan 1-butanol melalui crotonaldehyde, dan juga pada sintesis 1,3-butanediol
(Weissermel and Arpe, 2003). Produk-produk yang menggunakan bahan baku
asetaldol antara lain poliester, urethane coating, adipate plasticizer, tinta printer,
akselerator karet, 2-etil heksanol, n-butil alkohol, n-butil asetat, dibutil ftalat,
selulosa asetat butirat dan gliserol tributirat. Proses pembuatan asetaldol adalah
dengan reaksi kondensasi aldol dari asetaldehida menggunakan katalis basa. Tidak
ditemukan bahan baku lain selain asetaldehida untuk memproduksi asetaldol
(Mcketta, 1976).
Berdasarkan data di Biro Pusat Statistik (2012), di Indonesia belum terdapat
pabrik yang memproduksi asetaldol, tapi kebutuhan asetaldol di Indonesia adalah
cukup banyak. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan bahan tersebut dilakukan
dengan jalan mengimpor dari luar negeri yaitu negara Jepang, USA dan Jerman. Hal
ini dapat di lihat pada Tabel 1.1 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Impor Asetaldol di Indonesia
Impor
Tahun
Berat Bersih (ton)
2006
7982,4
2007
11858,2
2008
15423,2
2009
19193,0
2010
22913,0
2011
26633,0
(Sumber: Biro Pusat Statistik, 2012)
Tabel 1.2 Impor Asetaldol Beberapa Negara Regional Asia
Berat Bersih (ton)
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
1.2
Korea
Malaysia
Taiwan
Thailand
689,4
4975,5
4905,8
849,7
4521,1
6478,6
986,5
2431,1
7073,1
1068,7
5069,9
6222,9
1198,6
5135,2
11604,9
(Sumber: Statistics Worldwide, 2012)
7685,2
11879,7
14675,8
14997,5
15239,2
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol yaitu
bagaimana membuat suatu pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol dari
asetaldehida dengan menerapkan disiplin ilmu teknik kimia dan bagaimana
kelayakan pra rancangan pabrik ini untuk dilanjutkan ke tahap perancangan yang
lebih terperinci berdasarkan hasil analisa ekonominya.
1.3
Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Tujuan pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol dari asetaldehida adalah
untuk mengaplikasikan disiplin ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa,
neraca energi, perancangan proses, operasi teknik kimia, utilitas, juga untuk
mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik, sehingga akan memberikan
gambaran kelayakan pendirian pabrik pembuatan asetaldol dari asetaldehida.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol adalah untuk memberikan
informasi awal tentang kelayakan pendirian pabrik asetaldol dari asetaldehida dan
diharapkan Indonesia dapat membangun pabrik pembuatan asetaldol sehingga
kebutuhan asetaldol dalam negeri dapat terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman, pengembangan di segala bidang haruslah
semakin diperhatikan, salah satu cara agar taraf hidup bangsa dapat ditingkatkan
adalah dengan pembangunan industri. Industri kimia merupakan salah satu industri
vital dan strategis. Hampir setiap negara di dunia, tak terkecuali Indonesia banyak
memberikan perhatian pada pengembangan industri kimia, mengingat industri ini
banyak
mempunyai
keterkaitan
dengan
pengembangan
industri
lainnya.
Pengembangan industri kimia di Indonesia mulai dikembangkan terbukti
dengan banyaknya industri kimia yang berdiri serta dibukanya kesempatan untuk
penanaman modal asing, baik itu industri kimia yang merupakan industri hulu, yaitu
menghasilkan produk yang merupakan bahan baku bagi industri lain maupun industri
hilir, yaitu pemakai produk industri hulu. Salah satu industri hulu yang perlu
didirikan di Indonesia adalah pabrik Asetaldol.
Asetaldol merupakan senyawa antara yang penting pada sintesis butiraldehida
dan 1-butanol melalui crotonaldehyde, dan juga pada sintesis 1,3-butanediol
(Weissermel and Arpe, 2003). Produk-produk yang menggunakan bahan baku
asetaldol antara lain poliester, urethane coating, adipate plasticizer, tinta printer,
akselerator karet, 2-etil heksanol, n-butil alkohol, n-butil asetat, dibutil ftalat,
selulosa asetat butirat dan gliserol tributirat. Proses pembuatan asetaldol adalah
dengan reaksi kondensasi aldol dari asetaldehida menggunakan katalis basa. Tidak
ditemukan bahan baku lain selain asetaldehida untuk memproduksi asetaldol
(Mcketta, 1976).
Berdasarkan data di Biro Pusat Statistik (2012), di Indonesia belum terdapat
pabrik yang memproduksi asetaldol, tapi kebutuhan asetaldol di Indonesia adalah
cukup banyak. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan bahan tersebut dilakukan
dengan jalan mengimpor dari luar negeri yaitu negara Jepang, USA dan Jerman. Hal
ini dapat di lihat pada Tabel 1.1 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Impor Asetaldol di Indonesia
Impor
Tahun
Berat Bersih (ton)
2006
7982,4
2007
11858,2
2008
15423,2
2009
19193,0
2010
22913,0
2011
26633,0
(Sumber: Biro Pusat Statistik, 2012)
Tabel 1.2 Impor Asetaldol Beberapa Negara Regional Asia
Berat Bersih (ton)
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
1.2
Korea
Malaysia
Taiwan
Thailand
689,4
4975,5
4905,8
849,7
4521,1
6478,6
986,5
2431,1
7073,1
1068,7
5069,9
6222,9
1198,6
5135,2
11604,9
(Sumber: Statistics Worldwide, 2012)
7685,2
11879,7
14675,8
14997,5
15239,2
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol yaitu
bagaimana membuat suatu pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol dari
asetaldehida dengan menerapkan disiplin ilmu teknik kimia dan bagaimana
kelayakan pra rancangan pabrik ini untuk dilanjutkan ke tahap perancangan yang
lebih terperinci berdasarkan hasil analisa ekonominya.
1.3
Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Tujuan pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol dari asetaldehida adalah
untuk mengaplikasikan disiplin ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa,
neraca energi, perancangan proses, operasi teknik kimia, utilitas, juga untuk
mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik, sehingga akan memberikan
gambaran kelayakan pendirian pabrik pembuatan asetaldol dari asetaldehida.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan asetaldol adalah untuk memberikan
informasi awal tentang kelayakan pendirian pabrik asetaldol dari asetaldehida dan
diharapkan Indonesia dapat membangun pabrik pembuatan asetaldol sehingga
kebutuhan asetaldol dalam negeri dapat terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara