Perilaku Ibu Yang Bersalin Secara Seksio Sesaria Terhadap Pemberian Air Susu Ibu (Colustrum) Di Rumah Sakit Fajar Medan 2013
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Perilaku
Perilaku dapat dibedakan antara perilaku tertutup (covert), maupun perilaku terbuka (overt) seperti yang telah diuraikan sebelumnya tetapi sebenarnya perilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, perilaku adalah merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal.
Menurut Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya 3 area yaitu wilayah, ranah atau domain perilaku ini yakni kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Kemudian oleh ahli pendidikan di Indonesia, ketiga domain ini diterjemahkan ke dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor), atau pericipta, perirasa, dan peritindak (Notoatmodjo, 2010).
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan kepentingan pendidikan praktis dapat di ukur dalam 3 tahap yaitu :
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Machfoedz, 2009).
Pengetahuan adalah hasil pengindaraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya mempunyai 6 tingkat, yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C
(2)
b. Memahami
Memahami suuatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tetnang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersbut pada situasi yang lain.
d. Analis
Analis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemuadian mencari hubungan antara komponen-komponen yang teradapat dalam masalah atau objek yang diketahui
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen dari pengetahuan yang dimiliki dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulir baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek. Penilaina ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
2. Sikap
Sikap adalah respon tertutup untuk seseorang terhap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senag-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak, baik dan sebagainya).
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yakni : a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya
bagaimana keyakinan. Pendapat atau pemikiran seseorang terdapat objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnya, berarti berarti bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut penyakit kusta.
(3)
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek artinya bagimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. Apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang membahayakan. c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap adalah
komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap ini mempunyai 4 tingkatan yaitu :
a. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek.
b. Menanggapi
Menanggapi artinya memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai
Menghargai artinya subjek atau seseorang atau memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.
d. Bertanggung Jawab
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diayakininya dan harus berani mengambil resiko bila ada orang lain mencemohkan atau adanya resiko lain.
3. Tindakan atau Praktik
Seperti yang disebutkan bahwa sikap adalah kecendrungan untuk bertindak praktik. Sikap belum terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
Bentuk perilaku ada praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu :
a. Praktik terpimpin
apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b. Praktik secara mekanis
apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempratikkan suatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
(4)
c. Adopsi
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang artinya, apa yang telah dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja tetapi sudah modifikasi atau tindakan perilaku yang berkualitas.
B. Pengertian Persalinan Sesar
Seksio sesar adalah pembedahan untuk melahirkan dan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2006). Dalam melakukan sesio sesarea perlu di perhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Seksio sesarea emergency
Persalinan emergency berarti sesar dilakukan ketika proses persalinan sedang berlangsung, namun karena suatu keadaan kegawatan maka operasi sesar harus segera dilakukan.
b. Seksio sesarea elektif
Seksio sesarea ini direncanakan lebih dahulu karena sudah dikethaui bahwa kehamilan harus diselesaikan dengan pembedahan itu. Keuntungannya ialah bahwa waktu pembedahan dapat ditentukan oleh dokter yang akan menolongnya dan bahwa segala persiapan dapat dilakukan dengan baik. Kerugiannya ialah oleh karena persalinan belum mulai, segmen bawah uterus belum terbentuk dengan baik sehingga menyulitkan pembedahan dan lebih mudah terjadi atonia uteri dengan perdarahan karena uterus belum mulai dengan kontraksinya, akan tetapi dapat di katakan bahwa umumnya keuntungan lebih besar daripada kerugian.
c. Anastesia
Anastesia umum mempunyai pengaruh depresif pada pusat pernapasan janin, sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan apnea yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akan tetapi bahaya terbesar adalah apabila diberi anastesia umum sedang lambung penderita tidak kosong. Pada wanita yang tidak sadar karena anestesia ada kemungkinan isi lambung masuk kedalam jalan pernafasan, hal ini merupakan peristiwa yang sangat berbahaya. Dapat diusahakan untuk mengeluarkan isi perut dengan pipa lambung sebelum anestia umum, akan tetapi biasanya tindakan ini tidak memuaskan.
Cara yang paling aman adalah anestesia lokal, akan tidak selalu dapat dilakukan berhubung sikap mental penderita.
(5)
d. Transfusi darah
Pada umumnya perdarahan pada seksio sesar lebih banyak daripada persalinan pervaginam. Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi pada uterus, ketika pelepasan plasenta, mungkin juga karena terjadinya atomia uteri postpartum, berbuhungan dengan itu pada tiap-tiap seksio sesar perlu diadakan persediaan darah.
e. Pemberian antibiotik
Walaupun pemberian antibiotik sesudah seksio sesar elektif dapat di persoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.
Jenis Seksio Sesar dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut : a. Teknik seksio sesar transperitonealis profunda
Diadakan insisi pada dinding perut pada garis tengah dari simfisi sampai beberapa sentimeter di bawah perut pusat. Setelah peritoneum dibuka, dipasang spekulum perut, dan lapangan operasi dipisahkan dari rongga perut dengan satu kain kasa panjang atau lebih, diteruskan melintang jauh ke lateral, kemudian kandung kencing dengan peritonium didepan uterus didorong kebawah dengan jari. Pada segmen bawah uterus diadakan insisi melintang selebar 10 cm dengan ujung kanan dan kiri agak melengkung untuk menghindari terbukanya cabang-cabang ateri uterina. Sekarang ketuban dipecahkan dan air ketuban yang keluar diisap.
Jika dialami kesulitan dialami kesulitan untuk melahirkan kepala janin dengan tangan dapat dipasang cunam boerma. Sesudah kepala janin, badan uterus dilahirkan, muka dan mulut dibersihkan, tali pusat dipotong dan bayi diserahkan kepada orang lain untuk diurus.
Sekarang diberikan suntikan 10 satuan oksitosin dcalam dinding uterus atau intravena untuk mengusahakan kontraksi yang baik, pinggir luka insasi dipegang dengan beberapa cunam ocum, dan pelasenta serta selaput ketuban dikeluarkan secara manual.
Tampon dimasukkan ke rongga uterus dan dimulai dengan jahitan otot uterus dilakukan dalam dua lapisan. Lapisan pertama terdiri atas jahitan simpul dneng catgurt dan dimuai dari ujung yang satu ke ujung ke ujung yang lain, jahitan ini memengang otot uterus, akan tetapi sedapat-dapatnya jangan mengikut sertakan desidua. Lapisan kedua terdiri atas jahitan menerus, sehingga luka pada miometerium tertutup rapi.
(6)
b. Teknik seksio sesar korporal
Setelah dinding perut peritoneum paretal terbuka pada garis tengah dipasang beberapa kain kasa panjang antara dinding perut dan dinding uterus untuk mencengah masuknya air ketuban dan darah kerongga perut. Diadakan insisi pada bagian tengah insisi sepanjang 10 -12 cm denga ujung bawah diatas batas plika vesiko uterina. Setelah anak lahir korpus uteri dapat di keluarkan dari trongga perut untuk memudahkan tindakan-tindakan selanjutnya. Sekarang diberikan suntikan 10 satuan oksitosin dalam dinding uterus atau intravena, dan plasenta serta selaput ketuban di kelauarkan secara manual. Kemudian dinding uterus ditutup dengan jahitan catgut yang kuat dalam dua lapisan, lapisan pertama terdiri atas jahitan simpula dan laoisan kedua atas jahitan menerus. Selajutnya diadakan jahitan menerus dengan cutgut yang lebih tipis, yang mengitkut sertakan peritoneum serta bagian luar miometrium.
Persiapan operasi kebidanan adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan operasi sehingga dapat dicapai optimalisasi ibu maupun banyinya. Dengan operasi kebidanan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Persiapan operasi kebidanan meliputi persiapan mental penderita dan persiapan fisik penderita.
1. Persiapan penderita
Penderita dan keluarganya dapat menyetujui atau menolak tindakan operasi dan menyatakannya dalam surat persetujuan yang disebut informed consent. Informed consent adalah perlindungan kedua belah pihak dari tuntutan hukum bila terjadi masalah berkaitan dengan tindakan operasi. Masalah informed consent semakin penting dengan dikeluarkannya Undang-Undang Kesehatan Nasional sebagai upaya melindungi kedua belah pihak dari tuntutan hukum
2. Persiapan Fisik Penderita
Mempersiapkan pasien secara fisik sangat penting agar dapat menurunkan penyulit operasi yang terjadi.
(7)
Persiapan fisik di mulai dengan : a. Melakukan pemerikasaan dasar
1) Kesan umum : apakah pasien tampak sakit, anemia, dehidrasi, dan terjadi perdarahan.
2) Pemeriksaan fisik umum : tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan 3) Pemeriksaan fisik khusus : pemeriksaaan kebidanan, pemeriksaan
dalam
4) Pemeriksaan penunjang : laboratorium, ultrasonografi, foto rotgen (abdomen, toraks).
b. Persiapan menjelang tindakan operasi. Setelah melakukan pemeriksaan lengkap, persiapan menjelang operasi dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Pemasangan infus. Tujuan pemasangan infus untuk rehidrasi carian
yang hilang, dan memudahkan pemberian pramedikasi narkosa, memberikan tranfusi darah dan memasukkan obat yang diperlukan. 2) Persiapan narkosa. Pemilihan narkosa dapat diserahkan kepada ahli
narkosa untuk keamanan tindakan operasi dengan premedikasi, narkosa (narkosa umum, narkosa lumbat, atau pati rasa lokal), dan obatan-obatan narkosa diserahkan kepada dokter ahli narkosa.
3) Persiapan tempat operasi. Kebersihan dan suci hama di daerah tempat operasi bertujuan untuk menghindari infeksi. Kulit dibersihkan dan dicuci dengan sabun dan didesinfektan dengan yodium, alkohol, betadin.
4) Persiapan alat operasi bergantung pada jenis tindakan sebagai berikut: a) Berdasarkan indikasi
b) Berdasarkan kondisi penderita
c) Tidnakan yang paling ringan dan aman d) Pengalaman pelaksana operasi
e) Penyulit operasi
c. Perisapan untuk bayi lahir hidup sebagai berikut :
1) Alat resusitasi pernapasan (alat pengsisap lendir, laringoskop) 2) Pemberian oksigen
3) Obat perangsang pernafasan, jantung dan lainnya 4) Alat bantu penghangat
(8)
C. Ibu Melahirkan Dengan Sesar
Meskipun seorang ibu menjalani persalinan sesar tetapi ada juga yang mempunyai keingan kuat untuk tetap memberikan ASI pada bayinya. Namun demikian, ada beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi ASI baik langsung maupun tidak langsung antara lain: pengaruh pembiusan saat operasi, dan faktor pskikologi ibu.
Ibu tetap juga dapat memberikan ASI dengan pasca persalinan sesar. Hal yang perlu diperhatikan pada kondisi ini adalah :
1. Mintalah segera mungkin untuk dapat menyusui 2. Cari posisi yang nyaman untuk menyusui. 3. Mintalah dukungan dari keluarga
4. Berdoa dan yakinlah bahwa ibu dapat memberi
Semestinya ibu yang telah menjalani bedah sesar tidak menglami kesulitan saat menyusui bayinya. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam penyusuan setelah mengalami bedah sesar hal-hal tersebut yaitu :
a. Tengang waktu sebelum menyesui b. Memosisikan bayi senyaman mungkin
c. Ketika dibius toal saat menjalani bedah sesar, kemungkinan ada tengang waktu sebelum ibu pulih
d. Suami harus mengetahui bahwa bayi tidak boleh diberi susu formula e. Bayi di letakkan didada ibu agar ia segera menyusu kepada ibu. Semakin
cepat ibu dapat menyusui, maka semakin baik pula pertumbuhan dan pekembangan bayi
f. Ibu boleh meminta tolong kepada orang lain untuk meletakkan bayinya diatas dada ibu. Ibu mungkin merasa sangat sulit untuk mengangkat bayi tanpa bantuan orang lain. Hali ini dikarenakan otot-otot perut telah dibelah sat operasi. Sesungguhnya, menyusui sambil duduk dan membaringkan bayi di pangkuan ibu dapat membuatnya tidak nyaman< terutama setelah bedah sesar.
g. Ibu meminta bantuan kepada orang lain menggunakan bel pemanggil. h. Ibu bisa memosisikan bayi dibawah lengan saat kedua lengan dan kaki
ibu tertekuk keadlaam bila ia merasa tidak nyaman memangku bayi i. Apapun posisi menyusui yang dipilih ibu hendaknya ia menggunakan
(9)
j. Ibu meminta bidan atau ahli fisioterapi obstetri untuk menunjukkan cara duduk dan berbalik dari satu sisi ke sisi lainya
k. Ibu mengonsumsi obat penahan sakit yang diberikan oleh dokter.
D. Pengertian Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki ASI dibandingkan dengan susu botol :
a. ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah dicerna dan palling mudah diserap.
b. ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi
c. ASI bisa mengubah keasaman tinja dan flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare karena bakteri (Ronald, 2011)
ASI bersifat khas untuk bayi karena sususna kimianya, mempnyai nilai biologis tertentu, dan mengandung substansi yang spesifik. Ketiga sifat itulah membedakan ASI dengan susu formula. Pengeluaran ASI bergantung pada umur kehamilan sehingga ASI yang keluar dari ibu dengan kelahiran prematur akan berbeda dengan ibu yang bayi cukup bulan.
Perbedaan keluaran ASI yaitu : a. Colustrum
1. Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
2. Mengandung : imunoglobulin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe), vitamin A, D, E dan K) lemakdan rendah laktosa
3. Penguluaran colustrum berlangsung sekitar 2 – 3 hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih.
b. ASI transisi (antara)
ASI antara mulai berwarna putih bening dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus bayi
c. Asi Sempurna
Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan pekermbangan usus bayi, sehigga dapat menerima ASI sempurna
(10)
E. Jenis ASI berdasarkan faktor produksi ASI dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : a. Colostrum
Colostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang menggandung tissue debris dan redual material, yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan sesudah melahirkan anak. Kolosturm disekresikan oleh kelenjar mamare pada hari pertama hinga ketiga atau keempat sejak laktasi.
Menurut Anton Baskoro, beberapa ciri penting yang menyertai produksi kolostrum adalah sebagai berikut :
1. Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-angsur setelah bayi lahir.
2. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan dan lebih kuning ketimbang ASI mature.
3. Kolostrum bertindak sebagai laksatif yang berfungsi membersihkan dan melapisi mekonium usus bayi yang baru lahir, serta mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya,
4. Kolostrum lebih bayak mengandung protein (sekitar 10% protein) dibandingkan dengan ASI mature (kira-kira 1 % protein).
5. Pada kolostrum terdapat beberapa protein, yakni imunoglobulin A (IgA), laktoferin, dan sel-sel darah putih.
6. Total energi (lemak dan lakotasa) berjumlah sekitar 58 kalori/100 ml kolostrum.
7. Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A, mineral natrium (Na) dan Seng (Zn)
8. Lemak dalam kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lecithin dibandingkan ASI mature.
9. Pada kolostrum terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrrolisis protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, yang menyebabkan peningkatan kadar antibodi pada bayi
(11)
Tabel 2.1. Kandungan dan Manfaat Colostrum Kandungan kolostrum Manfaat kolostrum
Kaya antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi
Banyak sel darah putih Melindungi bayi terhadap infeksi
Pencahar Membersihkan air ketuban dan
membantu mencegah bayi kuning
Faktor- faktor pertumbuhan
Membantu usus bayi berkembang lebih matang, serta mencengah alergi dan keadaan tidak tahan
Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi dan
mencegah penyakit mata pada bayi (Khamzah, 2012)
b. Air Susu Masa Peralihan (masa transisi)
ASI masa transisi merupakan peralihan dari ASI kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI transisi diproduksi pada hari keempat hingga keempat belas. Pada masa ini, kadar protein berkurang, sedangkan karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin meningkat (Khamzah, 2012).
c. Air Susu Matang (Mature)
1. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang menyatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5)
2. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk banyinya sampai umur 6 bulan.
3. Merupakan suatu cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna garam Ca-caseinat, riboflavin, dan kariten yang terdapat di dalamnya (Arini, 2012).
(12)
F. Pemberian ASI
Pemberian ASI dipercepat segera setelah lahir di isapkan pada puting susu ibu dengan keuntungan sebagai berikut :
a. Rangsangan puting susu ibu, memberikan refleks pengeluaran oksitosin kelenjar hipofisis, sehingga pelepasan plasenta akan dapat dipercepat
b. Pemberian ASI mempercepat involusi uterus menuju keadaan normal. c. Rangsangan puting susu ibu mempercepat pengeluaran ASI, karena oktisin
bekerja sama dengan hormon prolaktin.
Persiapan pemberian ASI mulai sejak pemeriksaan payudara terutama bagi ibu, dengan kehamilan pertama. Terdapat beberapa bentuk puting susu, yang memerlukan peratawan khusus, yaitu puting susu yang kecil, puting susu yang datar dan puting susu yang tertarik ke dalam.
Pemberian ASI dianjurkan Call Feeding dengan penilaian bayi menagis kemungkinan lapat atau pokoknya basah karena buyang air kecil atau besar. Bila ternyata tidak basa buang air kecil atau besar kemungkinan bayi lapar sehigga perlu minum ASI (Manuaba, dkk, 2010).
Cara membantu Ibu mengawali menyusui a. Hindari ketergesa-gesaan dan keributan
b. Tanyakan pada ibu perasaan dan bagaimana proses menyusui berlangsung c. Amati proses menyusui
d. Bantu mengatur posisi bayi, bila perlu e. Beri informasi yang relavan
f. Jawab pertanyaan ibu (Depkes RI, 2010)
G. Keuntungan Psikologi
Menyusui membantu ibu dan bayi membentuk hubungan yang erat dan penuh kasih sayang yang mmbuat ibu merasa sangat puas secara emosional, kontak kulit anatara ibu dan bayi segera setelah persalinan mengembangkan hubungan tersebut. Proses ini disebut bonding (Depkes RI, 2010)
H. Dukungan Bidan dalam pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencengah masalah-masalah umum terjadi.
(13)
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah:
1. Menyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai memyusu sendiri segera setelah lahir disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencengah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan.
Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalm sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI semakin lancar. Hal ini disebabkan, hisapan bayi akan memberikan ranfsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan : a. Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
(14)
b. Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada / sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya.
c. Tidur telentang
Posisi bayi berada diatas dada ibu diantara payudara ibu.
4. Menempatkan bayi di dekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
Rawat gabung merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh.
Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat sebagai berikut: a. Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal. Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
b. Aspek fisiologis
Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipicu oleh proses prolaktin.
c. Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi.
d. Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan.
e. Aspek ekomomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah.
f. Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat.
(15)
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. 6. Memberikan kolostrum dan ASI saja
ASI dan kolostrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.
Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan bayi cukup bulan juga.
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang bayi. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda (Yanti, 2011)
.
I. Dahsyatnya Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
Manusia minum air susu manusia, sapi minum air susu sapi, ini merupakan prinsip yang tak dapat diubah. Namun masyarakat umumnya mempunyai pemikiran yang salah, yakni susu sapi adalah yang terbaik, baru kemudian air susu ibu (ASI). Pada kenyataannya tiap pabriksusu bubuk dengan segala upaya memperbaiki susunan gizi dalam susu bubuk. Tujuannya adalah supaya kualitas susu bubuknya sebisa mungkin mirip dengan kualitas ASI. Maka, ASI adalah pilihan paling tepat bagi bayi, sebagai berikut:
1. Bayi cerdas, sehat, dan memiliki IQ yang baik
ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu sehingga memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi, yakni dengan otomatis merubah komposisinya untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi.
ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi. Uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQnya (intellengencia quontient).
(16)
2. Ibu sehat, cantik, ceria
Ibu yang menyususi setelah melahirkan zat oxytoxinnya akan bertambah sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan.
Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang dan mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause. Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause.
3. Meringankan beban pengeluaran keluarga
ASI tersedia secara alamiah. Minum ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu, dan alat untuk mensterilkan. Bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat dan jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh sehingga jarang sakit dan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan.
4. Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam
ASI bersuhu alami, segar, dan bebas bakteri, sehingga tak perlu dipanaskan dan disteril serta bisa mengurangi pemborosan bahan bakar. Meninggalkan susu bubuk dan menggunakan ASI bisa menghemat banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang. Selain itu jika setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 1 tahun, tentunya akan menghemat banyak pembalut wanita.
J. Hal – hal penting saat merawat bayi dengan ASI
Ada beberapa hal yang bisa dicermati orangtua berkaitan dengan upaya merawat bayi agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal, yaitu :
1. Letakkan bayi di dada saat lahir
Bayi akan mencari puting ibu sesaat lahir dan diletakkan di dada. Pada waktu itu pula bayi akan menyedot ASI meski ASI belum keluar. Bayi yang tidak menyedot ASI dalam 30 menit pertama setelah lahir kapasitas menyusunnya akan turun.
2. Tidak membuang ASI pertama yang keluar
Warna kuning yang keluar dari ASI pertama kali tidak boleh dibuang. ASI yang disebut kolostrum ini mengandung protein dan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang akan melindungi bayi sehingga lebih kuat menghadapi penyakit.
(17)
3. Tidak ada ASI basi
Tak seperti susu formula, ASI tidak pernah basi. Ibu yang karena sesuatu hal tidak bisa menyusui bayinya dalam beberapa waktu, tak perlu ragu untuk menyusui bayinya lagi. Kualitas ASI yang diberikan pada saat itu sama baiknya seperti yang keluar pertama kali.
4. Bayi yang diberi ASI lebih mudah lapar
Sifat ASI yang mudah dicerna membuat bayi lebih cepat lapar. Bayi yang mendapat ASI akan minum lebih sering sekitar 1-3 jam sekali. Jangan memberikan makanan padat sebelum waktunya menimbulkan sumbatan pada usus yang bisa berakibaat fatal. Sistem pencernaan bayi belum sempurna hingga ia berusia 4 bulan. 5. Tidak merebus ASI yang disimpan
ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer bisa bertahan antara 2 minggu hingga 4 bulan. Pada suhu kamar, ASI bertahan selama 4-8 jam, sedangkan dalam lemari pendingin bertahan sekitar 24-48 jam.
Pemberian ASI dilakukan dengan metode first in first out. ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer terlebih dulu, dan ASI jangan dipanaskan dengan pemanas atau microwave karena zat yang terkandung dalam ASI bisa rusak.
6. Bayi Menangis
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Bayi menangis tak melulu karena lapar, bisa jadi karena popoknya basah akibat pipis atau buang air besar, bisa juga karena posisi saat menyusu yang tidak benar sehingga tidak memperoleh ASI dalam jumlah yang tepat.
Tangisan bayi juga bisa menjadi pertanda ia sakit. Pada bulan 2-3 bulan pertama, misalnya : bayi sering menderita kolik atau sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya. Biasanya gejala itu berkurang setelah usia 3 bulan. Bisa pula tangisan itu karena demam. Kalau itu terjadi, segera bawa bayi ke dokter (Ronald, 2011).
K. Volume Produksi ASI
Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml sehari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500 ml pada minggu kedua. Dan produksi ASI semakin efektif dan terus-menerus meningkat pada 10-14 hari setelah melahirkan.
(18)
Kondisi tersebut berlangsung hingga beberapa bulan kedepan. Bayi yaang sehat mengonsumsi 700-800 ml ASI setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan, volume pengeluaran air susu mulai menurun.
Volume ASI yang diproduksi dipengaruhi oleh kondisi psikis seorang ibu dan makanan yang dikonsumsinya. Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-700 ml setiap hari selama 6 bulan pertama, 400-600 ml 6 bulan kedua, serta 300-500 ml pada tahun kedua kehidupan bayi. Kekurangan gizi di dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada masa kehamilan tidak mencukupi kebutuhan, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sumber energi selama menyusui (Prasetyono, 2009).
(1)
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah:
1. Menyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai memyusu sendiri segera setelah lahir disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencengah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.
Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan.
Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalm sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI semakin lancar. Hal ini disebabkan, hisapan bayi akan memberikan ranfsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan : a. Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
(2)
b. Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada / sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya.
c. Tidur telentang
Posisi bayi berada diatas dada ibu diantara payudara ibu.
4. Menempatkan bayi di dekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
Rawat gabung merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh.
Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat sebagai berikut: a. Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal. Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
b. Aspek fisiologis
Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipicu oleh proses prolaktin.
c. Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi.
d. Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan.
e. Aspek ekomomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah.
f. Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang
(3)
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. 6. Memberikan kolostrum dan ASI saja
ASI dan kolostrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi.
Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan bayi cukup bulan juga.
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”
Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang bayi. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda (Yanti, 2011)
.
I. Dahsyatnya Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
Manusia minum air susu manusia, sapi minum air susu sapi, ini merupakan prinsip yang tak dapat diubah. Namun masyarakat umumnya mempunyai pemikiran yang salah, yakni susu sapi adalah yang terbaik, baru kemudian air susu ibu (ASI). Pada kenyataannya tiap pabriksusu bubuk dengan segala upaya memperbaiki susunan gizi dalam susu bubuk. Tujuannya adalah supaya kualitas susu bubuknya sebisa mungkin mirip dengan kualitas ASI. Maka, ASI adalah pilihan paling tepat bagi bayi, sebagai berikut:
1. Bayi cerdas, sehat, dan memiliki IQ yang baik
ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu sehingga memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi, yakni dengan otomatis merubah komposisinya untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi.
ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi. Uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQnya (intellengencia quontient).
(4)
2. Ibu sehat, cantik, ceria
Ibu yang menyususi setelah melahirkan zat oxytoxinnya akan bertambah sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan.
Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang dan mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause. Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause.
3. Meringankan beban pengeluaran keluarga
ASI tersedia secara alamiah. Minum ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu, dan alat untuk mensterilkan. Bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat dan jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh sehingga jarang sakit dan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan.
4. Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam
ASI bersuhu alami, segar, dan bebas bakteri, sehingga tak perlu dipanaskan dan disteril serta bisa mengurangi pemborosan bahan bakar. Meninggalkan susu bubuk dan menggunakan ASI bisa menghemat banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang. Selain itu jika setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 1 tahun, tentunya akan menghemat banyak pembalut wanita.
J. Hal – hal penting saat merawat bayi dengan ASI
Ada beberapa hal yang bisa dicermati orangtua berkaitan dengan upaya merawat bayi agar proses tumbuh kembangnya berjalan optimal, yaitu :
1. Letakkan bayi di dada saat lahir
Bayi akan mencari puting ibu sesaat lahir dan diletakkan di dada. Pada waktu itu pula bayi akan menyedot ASI meski ASI belum keluar. Bayi yang tidak menyedot ASI dalam 30 menit pertama setelah lahir kapasitas menyusunnya akan turun.
2. Tidak membuang ASI pertama yang keluar
Warna kuning yang keluar dari ASI pertama kali tidak boleh dibuang. ASI yang disebut kolostrum ini mengandung protein dan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang akan melindungi bayi sehingga lebih kuat menghadapi penyakit.
(5)
3. Tidak ada ASI basi
Tak seperti susu formula, ASI tidak pernah basi. Ibu yang karena sesuatu hal tidak bisa menyusui bayinya dalam beberapa waktu, tak perlu ragu untuk menyusui bayinya lagi. Kualitas ASI yang diberikan pada saat itu sama baiknya seperti yang keluar pertama kali.
4. Bayi yang diberi ASI lebih mudah lapar
Sifat ASI yang mudah dicerna membuat bayi lebih cepat lapar. Bayi yang mendapat ASI akan minum lebih sering sekitar 1-3 jam sekali. Jangan memberikan makanan padat sebelum waktunya menimbulkan sumbatan pada usus yang bisa berakibaat fatal. Sistem pencernaan bayi belum sempurna hingga ia berusia 4 bulan. 5. Tidak merebus ASI yang disimpan
ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer bisa bertahan antara 2 minggu hingga 4 bulan. Pada suhu kamar, ASI bertahan selama 4-8 jam, sedangkan dalam lemari pendingin bertahan sekitar 24-48 jam.
Pemberian ASI dilakukan dengan metode first in first out. ASI yang masuk lemari pendingin atau freezer terlebih dulu, dan ASI jangan dipanaskan dengan pemanas atau microwave karena zat yang terkandung dalam ASI bisa rusak.
6. Bayi Menangis
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Bayi menangis tak melulu karena lapar, bisa jadi karena popoknya basah akibat pipis atau buang air besar, bisa juga karena posisi saat menyusu yang tidak benar sehingga tidak memperoleh ASI dalam jumlah yang tepat.
Tangisan bayi juga bisa menjadi pertanda ia sakit. Pada bulan 2-3 bulan pertama, misalnya : bayi sering menderita kolik atau sakit perut yang tidak diketahui penyebabnya. Biasanya gejala itu berkurang setelah usia 3 bulan. Bisa pula tangisan itu karena demam. Kalau itu terjadi, segera bawa bayi ke dokter (Ronald, 2011).
K. Volume Produksi ASI
Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100 ml sehari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500 ml pada minggu kedua. Dan produksi ASI semakin efektif dan terus-menerus meningkat pada 10-14 hari setelah melahirkan.
(6)
Kondisi tersebut berlangsung hingga beberapa bulan kedepan. Bayi yaang sehat mengonsumsi 700-800 ml ASI setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan, volume pengeluaran air susu mulai menurun.
Volume ASI yang diproduksi dipengaruhi oleh kondisi psikis seorang ibu dan makanan yang dikonsumsinya. Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-700 ml setiap hari selama 6 bulan pertama, 400-600 ml 6 bulan kedua, serta 300-500 ml pada tahun kedua kehidupan bayi. Kekurangan gizi di dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam tubuh ibu pada masa kehamilan tidak mencukupi kebutuhan, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sumber energi selama menyusui (Prasetyono, 2009).