Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Sayuran OrganikDi Kota Medan

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pangan pertanian sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia merupakan
salah satu topik yang selalu mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan
paradigma masyarakat, sebagai bentuk perubahan wacana untuk mendapatkan
produk makanan yang mereka inginkan sesuai dengan standar kesehatan dan gaya
hidup yang diinginkan. Masyarakat

yang semakin berkembang tingkat

pendidikannya semakin menuntut pasar untuk terus menerus memperbaiki
produk pertanian yang dilemparkan ke pasar, agar dapat memenuhi standar gaya
hidup mereka yang semakin berkembang sesuai dengan perkembangan
pemahaman yang mereka dapatkan. Gaya hidup yang demikian ini telah
mengalami pelembagaan secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi
perdagangan global yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian yang
dikonsumsi harus mempunyai atribut aman dikonsumsi (food safety attributes),
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi (nutritional attributes ) serta ramah
lingkungan (eco-labelling attributes).
Kesadaran konsumen global akan produk


Indonesia yang mengkonsumsi pangan organik termasuk jenis sayuran organik.
Pada tahun 2006, pertumbuhan permintaan domestik mencapai 600 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Permintaan ini setara dengan 5-6 juta
USD atau sekitar 45-56 Miliar rupiah. Jika pada tahun 2005 jumlah outlet atau
retailer organik hanya sekitar 10 buah maka pada tahun 2007 angka itu sudah
lebih dari 20 buah.Kecenderungan gaya hidup organik yang sudah mulai terlihat
dalam pola konsumsi masyarakat dapat dilihat dengan tersedianya produk-produk
organik baik dalam bentuk bahan olahan maupun makanan siap saji dengan
dibukanya supermarket, hypermarket maupun restoran khusus makanan organik,
Bahkan, beberapa restoran organik sudah berdiri di Jakarta dan Yogyakarta.
Penyebaran outlet atau toko organik ini juga sudah menyebar dari yang semula
hanya terdapat di Yogyakarta dan Jakarta, sekarang sudah menyebar ke Bogor,
Bandung, Medan, Surabaya dan kota-kota lainnya (Saragih, 2008; Briliantono,
2004).
Di Indonesia, harga produk organik yang jauh lebih tinggi dibandingkan
produk biasa dan masih menjadi kendala bagi konsumen. Di samping itu, tempat
penjualannya yang masih terbatas di tempat

konsumen mengatakan alasan mengkonsumsi pangan organik adalah untu k

memelihara kesehatan. Selain itu survey konsumen yang dilakukan The Har
tman Group pada tahun 2000 mengemukakan bahwa 66 persen konsumen
membeli pangan organik dengan alasan bahwa pangan organik lebih bergizi
dan alasan kesehatan. Begitu juga survey yang di lakukan oleh The Walnut
Acres konsumen mempercayai bahwa pangan organik lebih baik dan sehat
dibandingkan dengan pangan non-organik .
Jenis produk sayuran yang disajikan juga beragam kualitasnya baik produk
konvensional maupun non konsvensional seperti produk pangan organik,
pecticide free, minimum pesticide, dan lainnya. Aspek mutu dan keamanan pangan
merupakan masalah utama dalam produksi dan pemasaran, hal ini berkaitan
dengan semakin meningkatnya kepedulian konsumen terhadap mutu dan
kesehatan.
Sayuran organik sebagai salah satu produk yang dihasilkan dari pertanian
bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam,
sehingga mampu memberikan jaminan kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan sayuran biasa. Hal tersebut menimbulkan daya tarik tersendiri bagi
konsumen kelas tertentu yang kemudian mengubah pola konsumsi sayurannya
dari sayuran yang dibudidayakan secara anorganik ke sayuran organik,
sehingga daya tarik dan popularitas sayuran yang diusahakan secara anorganik
berkurang bagi konsumen kelas tertentu.Hal ini disebabkan dengan meningkatnya

tingkat pendapatan dan pengetahuan akan pentingnya

makanan

yang

aman

bagi kesehatan dan ramah lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

Di kota Medan, khususnya di kecamatan Medan Marelan tepatnya pada
kelurahan Terjun, petani sudah mulai tahu mengenai sistem budidaya pertanian
organik, dengan adanya penyuluhan yang disampaikan oleh Dinas Pertanian Kota
Medan. Tetapi, potensi lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk produksi
sayuran organik di Kecamatan ini masih minim yaitu tergolong pada 100-200 m2
saja, sedangkan untuk sayuran non organik> 200 m2.Hal inilah yang
mengakibatkan harga sayur organik menjadi lebih mahal, karena lahan semakin
sempit sehingga produksi juga terbatas padahal tiap tahunnya permintaan

pemenuhan kebutuhan sayuran organik semakin meningkat.
Perkembangan pasar modern seperti supermarket yang pesat, dapat
menjadi tantangan sekaligus peluang bagi petani dan pelaku usaha, sekaligus
memberikan keluasaan pilihan bagi konsumen dalam memilih produk sesuai
dengan kebutuhannya. Konsumen pasar modern diperkirakan akan lebih luas
segmentasinya jika pemasaran berjalan efisien. Namun demikian, pasar tradisional
dan pasar induk masih tetap menjadi penyerap terbesar hasil produksi petani.
Sebagaian besar konsumen juga masih menjadikan pasar tradisional untuk
berbelanja aneka produk pangan. Produk sayuran juga banyak dibutuhkan oleh
konsumen yang cukup beragam.
Di kota Medan sayuran organik kini menjadi primadona baru di pasar
modern., walaupun harganya masih tergolong mahal atau 20% di atas harga
sayuran nonorganik.Di Brastagi Supermarket misalnya, sayuran organik rata-rata
dijual dengan harga Rp 17.000 hingga Rp 70.000 per kg. Seperti tabel harga di
bawah ini

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Daftar Harga Beberapa Sayuran Organik Berdasarkan Observasi di Kota
Medan

Jenis Sayuran
Harga (Rp)
Kangkung Organik /plastik 250 gram
5.625
Bayam Merah Organik /plastik 250 gram
5.625
Kubis Organik/ wraping 1 kg
17.750
Tomat Organic/ tray + wraping 1 kg
22.000
Jagung organic/wraping 1 kg
24.688
Wortel organik /plastik 500 gram
9.750
Sawi putih Organic/wraping 1kg
23.100
Selada keriting Organic /plastik 250 gram
6.188
Pakcoy Giga Organic / plastik 250 gram
6.000

Kembang kol Organik/wraping 1 kg
30.625
Jamur Shitake Bionicfarm 1 kg
74.400
Sumber:Survei 2014
Beberapa jenis sayuran organik yang tersedia diantaranya adalah
kangkung, bayam hijau, bayam merah, kubis, tomat, jagung, wortel, sawi, selada,
dan pakchoy.Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Penelitian dan
pengembangan Pertanian ,permintaan konsumen terhadap sayuran organik di
Kotaini terus mengalami peningkatan sebesar 20 % setiap tahun sejak pertama
kali dipasarkan pada tahun 2009(Anonim, 2011).
Meskipun harganya mahal di Kota Medan, tetap saja sayuran ini diburu
masyarakat karena konsumen mengkonsumsi sayuran ini dengan tujuan kesehatan
dan rasanya lebih enak dibandingkan sayuran non organik. Tetapi yang menjadi
kendala bagi konsumen adalah dengan harga yang relatif mahal yaitu hampir 3
kali lipat dari harga sayuran non organik, sehingga konsumen harus
mempertimbangkan pengeluarannya sehari-hari. Dari itu konsumen harus
mengatur frekuensi pembelian akan sayur

organik


ini sesuai dengan

kebutuhannya.
Permasalahan utama pengembangan komoditas sayuran organik yang
menjadi peluang pasar besar malah belum diketahui bagi petani adalah belum

Universitas Sumatera Utara

terintegrasinya ragam, kualitas, kesinambungan pasokan dan kuantitas yang sesuai
dengan dinamika permintaan pasar dan preferensi konsumen. Untuk menangani
permasalahan ini, pembangunan agribisnis sayuran organik perlu dilakukan salah
satu pendekatan salah satunya adalah memperhatikan dari sisi preferensi
konsumen. Alasan pentingnya mengkonsumsi sayuran organik menunjukkan
bahwa seorang konsumen membuat keputusan menkonsumsi sayuran organik dan
mengatur frekuensi pembeliannya tidak hanya tergantung dari faktor harga
maupun tingkat pendapatan, tetapi juga disebabkan oleh faktor lainnya. Untuk
mengetahui faktor-faktor apa aja yang mempengaruhi pembeliansayuran organik
di kota Medan sebagai penelitian mengenai preferensi konsumen maka perlu
dilakukan kajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pembelian konsumen dalam menkonsumsi sayur organik di Kota Medan.
1.2. Identifikasi Masalah
Apakah rasio harga antara sayur organik dengan non organik, iklan,
kemasan, pendapatan keluarga,tingkat pendidikan responden, komposisi anggota
keluarga responden, umur responden berpengaruh terhadap pembelian sayuran
Organik di kota Medan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruhrasio harga antara sayur organik dengan non
organik, iklan, kemasan,

pendapatan keluarga,tingkat pendidikan responden,

komposisi anggota keluarga responden, umur responden terhadap pembelian
sayuran Organik di kota Medan

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi informasi dan pertimbangan bagi
pelaku usaha dalam


petani dan

mengembangkan sayur organik dan strategi

pemasaran agar dapat meningkatkan daya saing produknya yang pada
akhirnya bertujuan untuk meningkatkan angka penjualan produknya..
2. Sebagai salah satu informasi bagi pemerintah untuk tetap melakukan
sosialisasi mengenai pentingnya menghasilkan produk sayuran yang lebih
sehat tanpa bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan konsumen.
3. Sebagai gambaran untuk peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara