PERAN PANTI SOSIAL ANAK ASUH PUTRI MARDHATILLAH-1 DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH SHOLAT TAHUN 2014

  

PERAN PANTI SOSIAL ANAK ASUH PUTRI MARDHATILLAH-1

DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH SHOLAT

TAHUN 2014

SKRIPSI

  Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu

  Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh:

  RIA RIZKY WIDIANING FATMAWATI NIM: G000100110

  NIRM: 10/X/02.2.1/T/4426

  

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

  

MOTTO

ٱ َوٱ

  ٱ َوٱ ٱ

  Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

  (QS. Al-Luqman 17)

  

PERSEMBAHAN

  Mengucapkan rasa syukur alhamdulillahirabbil’alamin skripsi ini penulis persembahkan kepada :  Kedua Orang tuaku yang saya cinta dan sayangi seumur hidupku, yang selalu memberikan kasih sayangnya dan senantiasa mendoakan serta memberikan dorongan semangat.  Kakakku Farah yang selalu menasehati, memberikan masukan, saran dan menyemangatiku, kedua adikku Zaky dan Zidan yang tidak pernah lelah menggangguku dan selalu menghiburku dikala susah dan senang. Dewangga yang selalu memberikan dorongan, menyemangati, memotivasi dan terima kasih untuk laptopnya selama ini sebagai sarana untuk pengerjaan skripsi.  Sahabat-sahabatku Intan, Heni, Vina, Emi, Anggit, Eka, Ririn, Zha,

  Candra dan Ega yang selalu membantu, memberikan semangat dan motivasinya.

   Teman-teman Tarbiyah angkatan 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta terima kasih motivasi dan semangat yang kalian berikan.

   Almamaterku Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  

ABSTRAK

  Peran Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1 dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Sholat Tahun 2014

  Oleh: Ria Rizky Widianing Fatmawati Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemimpin, para pengasuh Panti Mardhatillah-1 dalam meningkatkan disiplin ibadah sholat anak asuhnya. Sikap demikian itu diamati dari perilaku, ajakan, dan dorongan dari pemimpin dan para pengasuh panti. Oleh karena itu, penelitian ini menitik-beratkan pada data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif, dengan penarikan kesimpulan yaitu metode induktif.

  Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku disiplin harus dimiliki oleh setiap individu dalam menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Terutama dalam hal ibadah sholat yang mana sholat memiliki kedudukan yang penting di dalam kehidupan setiap muslim. Dan disinilah peran pemimpin dan para pengasuh sangat diperlukan untuk peningkatan sikap kedisiplinan ibadah sholat bagi anak- anak asuhnya.

  Kata Kunci: Perilaku, Kedisiplinan

KATA PENGANTAR

  

َْﲔِﻌَْﲨَا ﻪﺒﺤﺻ َو ِﻪِﻟ َا ﻰَﻠَﻋَو َْﲔِﻠَﺳْﺮُﻤْﻟاَو ِءﺎَﻴِﺒْﻧ َْﻷا ِفَﺮْﺷَا ﻰَﻠَﻋ ُم َﻼﱠﺴﻟاَو ُة َﻼﱠﺼﻟاَو َْﲔِﻤَﻟ ﺎَﻌْﻟا ِّبَر ِﷲ ُﺪْﻤَْﳊَا

ُﺪْﻌَـﺑﺎﱠﻣَا

  Alhamdulllah, segala puji dan syukur tercurahkan hanya kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peran Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1 Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah Sholat Tahun 2014 dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang dinantikan syafaatnya di hari akhir.

  Perilaku disiplin harus dimiliki oleh setiap individu dalam menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Terutama dalam hal ibadah sholat yang mana sholat memiliki kedudukan yang penting di dalam kehidupan setiap muslim.

  Penyusunan skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Program Studi Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati yang tulus dan penuh hormat, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. M.A Fattah Santoso, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  2. Drs. Ma’arif Jamuin, M.Si selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis. Drs. Zainal Abidin, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

  3. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan pelayanan administrasi dengan baik

  4. Seluruh Staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan pelayanan administrasi dengan baik.

  5. Mbak Sri Sunarti dan Mbak Muji selaku pengasuh Panti Mardhatillah-1 yang telah membantu penulis selama penelitian di Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1. Ucapan terima kasih penulis haturkan, semoga semua bantuan serta dukungan yang telah diberikan mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan kita, sehingga kita menjadi umat yang berilmu dan dimuiakan oleh Allah SWT.

  Amin Yaa Robbal ‘alamin.

  Surakarta, 12 Desember 2014 Penulis

  (Ria Rizky Widianing Fatmawati)

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL................................................................................... i HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi HALAMAN ABSTRAK............................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii DAFTAR ISI............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................

  1 B. Rumusan Masalah ....................................................................

  2 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................

  2 BAB II : LANDASAN TEORI ...................................................................

  4 A. Tinjauan Pustaka ......................................................................

  4 B. Tinjauan Teoritik......................................................................

  5 1. Teori Peran ........................................................................

  6 a. Pengertian Peran ........................................................

  6 b. Pola Pengasuhan ........................................................

  12 2. Teori Kedisiplinan.............................................................

  13 a. Pengertian Kedisiplinan .............................................

  13 b. Aspek-Aspek Kedisiplinan ........................................

  15 BAB III : METODE PENELITIAN ...........................................................

  16 A. Pendekatan Penelitian ............................................................

  16 B. Subjek dan Objek Penelitian..................................................

  17 C. Pengumpulan Data .................................................................

  19 1. Metode Observasi ...........................................................

  17 2. Metode Wawancara ........................................................

  18 3. Metode Dokumentasi......................................................

  18 D. Metode Analisis Data.............................................................

  19 BAB IV : DESKRIPSI DATA....................................................................

  20 A. Hubungan Pengasuh dan Anak Panti.....................................

  20 B. Hubungan Anak Panti dengan Pemilik Yayasan ...................

  25 C. Hubungan Anak Panti dengan Lingkungan ...........................

  26 D. Disiplin Ibadah Anak Panti....................................................

  28 BAB V : ANALISIS DATA .......................................................................

  30 BAB VI : PENUTUP ..................................................................................

  33

  B. Saran-Saran ............................................................................

  34 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  35 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pengajuan Judul Skripsi, 36.

  Lampiran 2 Surat Permohonan Pembimbing I, 37. Lampiran 3 Surat Permohonan Pembimbing II, 38. Lampiran 4 Berita Acara Konsultasi Pembimbing I, 39. Lampiran 5 Berita Acara Konsultasi Pembimbing II, 40. Lampiran 6 Surat Permohonan Riset, 41. Lampiran 7 Sejarah Berdirinya Panti Mardhatillah-1, 42. Lampiran 8 Profil Panti Mardhatillah-1, 44. Lampiran 9 Susunan Pengurus Panti Mardhatillah-1, 45. Lampiran 10 Jadwal Kegiatan Rutin Anak Asuh Mardhatillah-1, 46. Lampiran 11 Dokumentasi Foto Penelitian, 51. Lampiran 12 Guide Wawancara, 53. Lampiran 13 Daftar Riwayat hidup, 54.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting bila dibandingkan

  dengan ibadah-ibadah lain. Bahkan shalat memiliki kedudukan yang tertinggi

  1

  dalam Islam yang tidak dapat tertandingi olehibadah lain. Shalat yang ditentukan waktunya adalah Shalat wajib yang ditandai dengan adzan yang dikumandangkan sebagai tanda bahwa waktu Shalat telah tiba serta ditandai dengan iqomah sebagai tanda bahwa Shalat akan segera dimulai.

  Panti Sosial anak asuh putri Mardhatillah-1 adalah salah satu Panti Asuhan yang menerapkan kedisiplinan shalat bagi anak asuhnya. Para pengasuh panti mempunyai peranan penting dalam menanamkan kedisiplinan untuk para anakasuhnya. Salah satunya dengan menggunakan metode uswatun hasanah yaitu pemberian contoh yang baik.

  Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis di Panti Sosial anak asuh putri Mardhatillah-1, pelaksanaan Shalat wajib yang meliputi shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’, hanya ada tiga Shalat wajib yang dilaksanakan secara bersama-sama di masjid, yakni Shalat subuh, maghrib dan isya’.

  Pelaksanaan shalat di Panti Mardhatillah-1 memiliki kendala salah 1 satunya yaitu kurangnya kedisiplinan anak asuh, terutama dalam melaksanakan

  Dr. Shalih Al-Ghanim As-Sadlaan. Bimbingan Lengkap Shalat Berjama’ah (Solo : At-Tibyan, shalat subuh. Seringnya anak-anak asuh tersebut susah untuk dibangunkan. Adapun kendala yang lainya itu kurangnya dorongan dalam diri anak asuh untuk melaksanakan shalat secara tepat waktu.

  latar

  Berdasarkan belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul

  “PERAN PANTI SOSIAL ANAK ASUH PUTRI MARDHATILLAH-1 DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN

  IBADAH SHALAT (TAHUN 2014)

”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang

  dapatdirumuskanadalah

  “Apa peran Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah- 1 dalam meningkatkan disiplin ibadah shalat?” C.

   Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian Setelah memaparkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah:

  “Untuk mengetahui dan mendiskripsikan peran Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1 dalam meningkatkan disiplin ibadah shalat”.

2. Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaat yang diharapkan: a.

  Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan terutama dalam mendidik anak untuk berdisiplin diri terutama dalam ibadah shalat, dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian pada aspek masalah yang lain bagi peneliti berikutnya.

  b.

  Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, sumbangan, pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pembinaan kedisiplinan ibadah shalat bagi Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebelum penelitian ini dilakukan sudah ada penelitian yang sejenis, akan tetapi dalam hal tertentu penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan. Beberapa penelitian sebelumnya yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini

  dan penulis jadikan dasar diantaranya: 1.

  Slamet Purwanto dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Antara Pola

  Asuh Demokratis Dengan Kedisiplinan Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Ning Amriyah Soepardho Kendal, menyimpulkan ada

  hubungan antara pola asuh demokratis pengasuh dengan kedisiplinan anak asuh. Artinya pola asuh demokratis memiliki pengaruh terhadap tingkat

  2 kedisiplinan anak asuh.

2. Anisa Fitri Shofiyani dalam skripsinya yang berjudul “Peran Panti Asuhan

  Yatim Putri Aisyiyah Surakarta dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013 menyimpulkan bahwa upaya pembinaan akhlak anak asuh

  secara umum dapat terlihat dari berbagai program kegiatan yang diselenggarakan. Program kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada pembinaan yang meliputi pembinaan keagamaan dan pembinaan ketrampilan. Adapun pembinaan keagamaannya meliputi yaitu: kajian keislaman, sha 2 lat fardlu berjama’ah, membaca Al-qur’an dan hafalan juz

  Slamet Purwanto, Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Dengan Kedisiplinan Anak Asuh(

  ‘amma, puasa senin kamis, menutup aurat. Sedangkan pembinaan ketrampilan meliputi memasak, dan tapak suci. Faktor yang mendukung peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam upaya pembinaan akhlak antara lain: tersedianya tempat atau asrama, adanya pengasuh dan anak asuh, tersedianya dana yang cukup memadai, materi kajian keislaman, pembinaan keseharian. Sedangkan faktor yang menghambat dalam upaya pembinaan akhlak antara lain: berbedanya latar belakang kehidupan anak

  3 asuh dan pengaruh lingkungan.

  3. Putri Dewi Andika dalam skripsinya yang berjudul Peran dan Fungsi

  Perwalian Anak dalam Mengasuh Anak, menyimpulkan perandan fungsi

  perwalian anak dalam mengasuh anak di Panti Asuhan tetap memberikan manfaat yang sangat besar khususnya bagi anak-anak asuhnya. Dengan adanya Panti Asuhan, anak-anak tersebut tidak terlantar dan mendapatkan

  4 penghidupan yang layak untuk melanjutkan masa depannya.

  Dari beberapa penelitian di atas, penulis menyimpulkan bahwa belum ada yang membahas tentang judul yang penulis gunakan, dan ini membuat penulis menjadikan Panti Sosial Anak Asuh Mardhatillah-1 sebagai lokasi penelitian dan peran pengasuh serta pengurus Panti sebagai objek penelitian ini merupakan penelitian asli.

  3 Anisa Fitri Shofiyani, Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013 , (Surakarta, UMS: 2013), Unpublised. 4 Putri Dewi Andika, Peran dan Fungsi Perwalian Anak dalam Mengasuh Anak, (Surakarta,

B. Tinjauan Teoritik 1.

  Teori Peran

  Dalam mendidik anak yang pertama dilakukan adalah menyiapkan

lingkungan yang aman jauh dari berbagai kesyirikan dan kemaksiatan.

  ٌمذۡل لُ قَ ٱ ٱ لُ قَ قَ لُ قَ ۥ ۦ لِٱ لُو قَ ذۡ لُ قَا قَ ذۡوَإِ قَ ذۡ لِٱشِّرۡ لِٱ لًُ لُ لِٱ قَ قََلٌُقَ لِٱًلِٱيذۡ نلِٱإ لِٱ ذۡ لِٱ ذۡ

  ١٣ ٞميلِٱ قَع

  Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

  waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS. Al-Luqman : 13)

  Larangan tersebut sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud dan ke- Esaan Allah. Dalam mendidik anak hal pertama dan paling utama yang harus didahulukan adalah menanamkan nilai-nilai aqidah atau pendidikan tauhid.Pesan dari ayat tersebut yang berbentuk larangan, “jangan mempersekutukan Allah” untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang burukdan seburuk-buruknya perkara itu adalah syirik (menyekutukan Allah). Adapun hadist berikut :

  ِهِناَرِّصَنُي َو ِهِناَد ِّوَهُي ُها َوَبَأَف ِةَرْطِفْلا ُدَلوُي ىَلَع ا ٍدوُل ْوَم ْنِم اَم لَِّإ ِهِناَسِّجَمُي َو

  ) ملسم هاور (

  Artinya:

  “Setiap bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua orangtuanya lah yang akan menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”.

  5 (H.R. Muslim)

  5

  Setiap anak dilahirkan suci tanpa dosa, dan apabila anak tersebut menjadi yahudi atau nasrani, dapat dipastikan itu adalah dari orang tuanya.

  Orangtua harus mengenalkan anaknya tentang sesuatu hal yang baik yang harus dikerjakan dan mana yang buruk yang harus ditinggalkan.

  Kemudian hal kedua yang harus dilakukan dalam mendidik anak adalah mengajarkan Shalat, mengajarkan kepada anaknya untuk berbuat

  baik dan mencegah kemungkaran.

  ذۡ قَ ذۡ 

  لِٱ لِٱوقَع قَ لُ ذۡ

  

ٓ قَن ٱ قَ قَنيلُهذۡ ٱ قًَذۡى ٱ قَ لِٱو لُ ذۡ قَه ٱ أقَ قَ َقَل ل ٱ أ قَ لُ قَ

قَ قَعَل لِٱملِٱ ذۡلِٱ ذۡ لِٱ ذۡ لُ

  ١٧ ٱ أ لِٱمذۡزقَع ذۡولِٱن قَكلِٱ قَذ نلِٱإ قَكقَ قَ لِٱوَلُ

  Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang

mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh

Allah). (QS. Al-Luqman : 17)

  Dalam proses pendidikan anak ini, adakalanya orang tua bersikap keras dalam mendidik anak. Contohnya, pada umur tujuh tahun orang tua mengingatkan anaknya untuk melakukan sholat dan pada saat umur sepuluh tahun, orang tua boleh memukulnya ketika anak tersebut tidak mengerjakan sholat.

  Dari ayat Al- Qur’an dan hadist tersebut di atas terdapat beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh orang tua di antaranya dalam Al-Quran

  Surat Al-Luqman ketika Luqman berkata kepada anaknya untuk jangan mempersekutukan Allah, kemudian perintah untuk melaksanakan sholat.

  Apabila orang tua dapat melaksanakan tugasnya berarti sudah dapat melaksanakan sebagian perannya yakni dalam mendidik anak.

  Di dalam kamus besar bahasa Indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

  6 masyarakat . Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. menjadi

  Peran bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Menurut Soekanto, peranan merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya

  7 sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.

  Menurut Myers, peran adalah sekumpulan norma yang mengatur individu-individu yang berada dalam suatu posisi atau fungsi sosial tertentu

  8 memiliki keharusan untuk berperilaku tertentu.

  Menurut sistem klasifikasi dari Biddle dan Thomas, makna kata peran dapat dijelaskan lewat beberapa cara. Pertama, suatu penjelasan historis menyebutkan, konsep peran semula dipinjam dari kalangan drama atau teater yang hidup subur pada zaman Yunani kuno atau romawi.Dalam arti ini, peran menunjuk pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan

  9 oleh seorang aktor dalam sebuah pentas drama.

  Kedua, suatu penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang

  10 ketika menduduki suatu karakterisasi (posisi) dalam struktur sosial.

  6 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005) 7 Soekanto.Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.212-213. diakses 16 Juni 2014 8 9 Fattah Hanurawan.2010. Psikologi sosial. Bandung:Remaja Rosdakarya. Hlm13 Suhardono, Edy.Teori Peran Konsep Derivasi dan Implikasinya (Jakarta:PT Gramedia

  Pustaka Utama, 1994), hlm 3 10

  Dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang berhubungan harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan

  11 sosial tertentu dengan peranan yang dipegangnya.

  Contoh teori peran yaitu, seperti yang saya amati disekitar tempat tinggal saya. Seorang laki-laki yang bekerja di Sekolah sebagai

  seorang

  guru.Sebagai guru dia harus menjalankan tugasnya yakni mengajar dan mendidik siswa, menyampaikan pelajaran, selain itu tugas seorang guru juga harus memberikan evaluasi. Apabila laki-laki tersebut telah menjalankan tugas-tugasnya berarti dia telah menjalankan perannya sebagai seorang guru.

  Sedangkan asuhan adalah berbagai upaya yang diberikan kepada

  tidak

  anak yang mempunyai orang tua dan terlantar, dan anak yang mengalami masalah kelakuan, yang bersifat sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar

  12 baik secara rohani, jasmani maupun sosial.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran pengasuh adalah perangkat tingkah laku atau tindakan yang dimiliki seseorang dalam menjaga serta memberikan bimbingan menuju ke arah

  Seseorang

  kedewasaan. dikatakan menjalankan peran manakala ia 11 menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian yang tak

  David Berry. Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm 99 12 PP Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1988 bab I pasal 1 ayat 6 tentang Kesejahteraan terpisahkan dari status yang disandangnya. Dalam firman Allah QS Al- Ahzab ayat 21

   ذۡ قَ لِٱاَلُسقَو لِٱفِ ذۡملُك

  قَ قَن قَكَ ٱ لِٱ ْاَلُجذۡ قَ قَن قَكَ وقَهلِٱشِّرۡ ٞةقَي قَسقَح ٌ قََذۡس لُ أ ٱ قَ قَ ٱ قَمذَۡقَ

  ذۡ ٱ قَ لِٱلۡأٓ

  قَ قَكقَوَإِقَ ٱ قَ اٗيرلِٱث قَك ٢١

  Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

  teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21)

  Sesungguhnya apapun yang ada pada diri Rasulullah merupakan suatu kebaikan, patutlah untuk menjadikan beliau sebagai teladan bagi setiap umat muslim. Empat tahap dalam mendidik anak: a.

  Umur anak-anak 0-6 tahun. Pada masa ini, Rasulullah menyuruh kita untuk memanjakan, mengasihi dan menyayangi anak dengan kasih sayang yg tidak berbatas. Berikan mereka kasih sayang dengan bersikap adil terhadap setiap anak-anak b.

  Umur anak-anak 7-14 tahun. Pada tahap ini kita mulai menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab kepada anak-anaknya. Dengan cara memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kita.

  c.

  Umur anak-anak 15- 21 tahun. Inilah fasa remaja yang penuh sikap memberontak. Pada tahap ini, orangtua hendaknya mendekati anak-anak dengan berkawan dengan mereka. Perbanyak berbincang dengan mereka tentang perkara yang mereka hadapi.

  d.

  Umur anak 21 tahun dan ke atas. Fasa ini adalah masa orangtua untuk memberikan sepenuh kepercayaan kepada anak-anak dengan memberi kebebasan dalam membuat keputusan mereka sendiri. Orangtua hanya perlu memantau, nasihatkan dengan diiringi doa agar setiap hal yang diambil mereka adalah benar.

  13

  

  Berdasarkan tingkat kasih sayang dan tuntutan orangtua dalam pengasuhan, pola pengasuhan dibedakan atas empat jenis, yaitu otoriter,

  14 demokratis, permisif dan abai (tidak peduli).

  a.

  Pola Asuh Otoriter Adalah tipe pengasuhan dengan tuntutan yang tinggi, tidak fleksibel atau kaku, tidak responsive, mendesak anak mengikuti arahan- arahan orangtua asuh, penerapan hukum, dan menghargai kerja keras.

  b.

  Pola Asuh Demokratis Pengasuhan yang memberikan tuntutan kepada anak sekaligus responsive terhadap kemauan dan kehendak anak.

  c.

  Pola Asuh Permisif Pengasuhan yang lebih mengedepankan kasih sayang, tetapi tidak memberi batasan berupa tuntutan.Orangtua yang permisif, biasanya lembut dan tidak menuntut anak untuk berperilaku matang, mandiri atau bertanggung jawab.

  d.

  Pola Asuh Abai (Tidak Peduli) Jenis pengasuhan dengan kasih sayang dan tuntutan yang sangat sedikit/rendah terhadap anak. Kemungkinan cara pengasuhan ini

  15 diakibatkan oleh kurangnya waktu.

14 Rani Razak Noe’man. Amazing Parenting Menjadi Orangtua Asyik Membentuk Anak

  Hebat. (Jakarta : PT Mizan Publika, 2012) 15

2. Teori Kedisiplinan

  a.

  2005) 17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005) 18 Thomas Gordon. Mengajar Anak Berdisiplin Diri Di Rumah dan Di Sekolah. (Jakarta : PT

  16 Departemen Agama RI, Al

  18

  (mendisiplin) didefinisikan sebagai menciptakan keadaan tertib dan patuh dengan pelatihan dan pengawasan dan menghukum atau mengenakan denda, membetulkan, menghukum demi kebaikan.

  17 Dalam Ramdom House Dictionary, kata kerja to discipline

  Bahasa Indonesia (2007), menyatakan bahwa disiplin adalah: 1) Tata tertib (di Sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya). 2) Ketaatan dan kepatuhan pada peraturan tata tertib. 3) Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.

  Pengertian Kedisiplinan Kata kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar

  waktu dalam beribadah. Ketika sudah mendengar adzan kita segara menunaikan sholat dan meninggalkan segala urusan. Dan setelah melaksanakan sholat, segera lanjutkan urusanmu tadi.

  قٍَُّي قَ أَٰٓ قَي ٱ قَو لِٱ لِٱمذَۡقَ ولِٱن لِٱ َقَل لللِٱ قَيلِٱدَلُى اقَوَإِلِٱإ

  16 Ayat di atas menjelaskan kepada kita, agar disiplin menggunakan

  menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al- Jumu‟ah: 9)

  Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk

  ٞ ذۡيرقَلۡأٓ ذۡملُكلِٱ قَذ ٩

  ٱ لِٱ ْا لُوقَوَإِقَ ٱ قَ ذۡيقَ ذۡ قَنَلُهقَلذۡ قَت ذۡملُجيلُك نلِٱإ ذۡملُك

  ذۡ كلِٱوَإِ قَ لَلِٱإ

  ْآَلُيقَناقَء ٱ لِٱةقَ لُهلُ ذۡ قَو ٱ ْاذَۡقَ ذۡس لِٱ

  • –Qu‟an dan Terjemahan: Al-Jumanatul „Ali (Bandung: J-ART,
Menurut Djamarah, disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat 19 mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Menurut M as’udi disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan 20 penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapapun.

  Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat

  21 sebagaimana lazimnya (Prijodarminto, 1994).

  Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yangdijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang

  22 lebih baik (Budiono, 2006).

  Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa 19 kedisiplinan adalah suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan

  Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hlm.12 20 Mas’udi, Asy. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PT. Tiga Serangkai. Hlm.88 21 (diakses pada tanggal 10 September 2014) 22 ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma yang berlaku,baik tertulis maupun yang tidak tertulis.

  b.

  Aspek-Aspek Kedisiplinan Menurut Prijodarminto (1994), disiplin memiliki 3 (tiga) aspek.

23 Ketiga aspek tersebut adalah:

  1) Sikap mental (mental attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak.

  2) Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikan rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan. Norma, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses).

  3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.

  3. Ibadah Shalat a.

  Pengertian Shalat Perkataan shalat dalam pengertian Bahasa Arab ialah Doa

  24 memohon kebajikan dan pujian.

   ذۡ لُلۡأٓ نلِٱإ ذۡملِٱٍذۡي

  قَلقَع لِٱشِّرۡلقَ قَ قٍَلِٱ ملِٱٍيلِٱشِّرۡكقَزلُثقَ ذۡملٌُلُ لِٱشِّرٍۡقَطلُت ٗةقَ قَ قَ ذۡملِٱٍلِٱ قَوذۡنقَأ ذۡولِٱن ١٠٣ لُ ٱ ٞوقَكقَس قَكقَث َقَل قَ ٌميلِٱلقَع ٌ يلِٱهقَس قَ ذۡملٍُ

  Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

  zakat itu kamu membersihkandan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. At-Taubah : 103)

  Shalat dalam pengertian bahasa adalah bentuk tunggal dari Shalawat. Shalat adalah kata yang diletakkan sebagai akar kata (mashdar). Shalat kalau dari Allah berarti rahmat, kalau dari hamba 23 berarti do’a dan istigfar. Sedangkan Shalat menurut terminology Syar’I 24 Ibid adalah rangkaian dari rukun-rukun dan dzikir-dzikir tertentu dengan syarat-syarat dan waktu pelaksanaan tertentu pula. Shalat merupakan kumpulan perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan

  25 diakhiri dengan salam, disertai niat.

  b.

  Kedudukan Shalat

  مده دقف اهمده نيدلا ماقا دقف اهماقا نمف , نيدلا دامع ةلاصلا ون نيدلا

  Artinya Sholat itu adalah tiang agama maka

  : barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu.

  اقَوَإِلِٱإقَو ذۡملُ لِٱ لُنلُج ىقَاقَعقَ اٗ ٗه قَيلِٱ قَ ٱ ْا لُ لُكذۡوَإِ قَو ٱ قَ َقَل ل ٱ لُملُجذۡي قَضقَ دىُعُقَو

  اقَوَإِلِٱإقَف ذۡ قَ ذۡ

  ٗ قَتلِٱك ٱ قَ قَعَل ذۡتقَىقَكَ قَ َقَل ل ٱ ٱ ْاَلُهيلِٱق أقَف ذۡملُج قَى أقَه ذۡ ٱ قَ لِٱيلِٱنذۡ لُه قَ َقَل ل نلِٱإ ١٠٣ ٗثَلُ ذَۡ ن

  Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.

  kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa : 103)

  Shalat memilki kedudukan yang sangat penting bila dibandingkan dengan ibadah-ibadah lain. Bahkan Shalat memiliki kedudukan yang

  26

  tertinggi dalam Islam yang tidak dapat tertandingi oleh ibadah lain. Hal tersebut bisa kita lihat dari keutamaan Shalat tersebut sebagai berikut: 1)

  Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat dan merupakan rukun islam yang ke dua.

2) Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.

  3) Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali 25 dengan menegakkan Shalat.

  Shalih bin Ghanim. 2003. 26 Bimbingan Lengkap Sholat Berjama‟ah. Solo: At Tibyan. Hlm 18

  4) Shalat merupakan amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat.

  c.

  Syarat-Syarat Sah Shalat Syarat-syarat yang mendahului Shalat yang wajib diketahui dan ditinggalkan salah satu dari syarat-syarat itu, Shalatnya tidak sah ialah:

  1) Mengetahui telah masuk waktu (mengerjakan Shalat setelah diketahui bahwa waktunya telah masuk).

  2) Suci dari hadats besar dan hadats kecil. 3)

  Suci badan, pakaian dan tempat yang kita berShalat padanya dari najasah. 4) Menutup aurat.

  27

  5) Mengahadap kiblat.

  d.

  Hikmah Shalat

  1) Shalat adalah pencegah dari perbuatan buruk.

  2) Shalat adalah sumber petunjuk.

3) Shalat adalah sarana kita meminta pertolongan dari Allah SWT.

4) Shalat adalah pelipur jiwa.

  28 5) Shalat adalah sarana untuk kesehatan jasmani dan rohani.

  27 Ibid. Hlm 195 diakses 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam

  penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya pelaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan

  26 memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai peran para pengasuh Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1 dalam meningkatkan disiplin ibadah sholat anak asuhnya secara mendalam dan komprehensif.

B. Tempat dan Subjek Penelitian

  Tempat penelitian ini terletak di Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1 berada di bawah Yayasan Pengembangan Sumber Daya Wanita dan Anak Yatim terletak di jalan Sawo nomor 27 B, Gempol, Ngadirejo, Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah. Subjek penelitian ini merupakan sumber 26 data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun

  Moleong, Lexy. Metodologi Pendidikan Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

  27

  diperoleh. Subjek penelitian dalam penelitian ini meliputi Pimpinan Panti Mardhatillah, Pengurus Panti dan Pengasuh Panti Mardhatillah.

  Obyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktifitas orang-orang yang ada pada

  28

  tempat (place) tertentu. Obyek dari penelitian ini adalah Peran Panti Mardhatillah dalam meningkatkan disiplin ibadah sholat.

C. Metode Pengumpulan Data

  Metode penelitian adalah berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1.

  Metode Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden

  

29

  yang diamati tidak terlalu besar. Dengan metode observasi ini peneliti hanya mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh para 27 pengasuh dalam mendidik anak asuhnya agar bisa meningkatkan disiplin

  Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 107 28 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm 215 29 ibadah shalat yang berdasarkan pada dokumen dan wawancara, maka data akan diperoleh secara lengkap.

  2. Metode Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

  30 menggajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

  Wawancara ini dilakukan kepada para pengasuh, pengurus dan pimpinan Panti Sosial Anak Asuh Mardhatillah-1 yang dilakukan dengan cara diskusi bersama para pengasuh (round table discussion) untuk memperoleh data tentang bagaimana peran Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1, program apa yg dilakukan oleh para pengasuh untuk meningkatkan disiplin ibadah shalat.

  3. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan

  31

  sebagainya. Metode ini digunakan penulis untuk memperoleh data resmi tentang letak geografis, sejarah berdirinya, visi misi dan dokumen kebijakan.

D. Metode Analisis Data

  Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan metode 30 deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahapan. Pertama, setelah data

  Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.180 31 terkumpul maka tahap kedua adalah melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, membuang data yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan sehingga data terpilah-pilah. Ketiga, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi, kemudian keempat penarikan

  32 kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

  Penarikan kesimpulan dari hasil analisis data digunakan metode induktif. Induktif adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit kemudian digeneralisasi yang mempunyai

  33 sifat umum.

32 Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta:

  Salemba Humanika, 2012), hlm 164 33

BAB IV DESKRIPSI DATA A. Hubungan Pengasuh dan Anak Panti Ini kisah kehidupan keseharian anak yatim yang memiliki berbagai

  macam latar belakang yang berbeda-beda. Yang mana mereka semua ditempatkan disatu tempat yang sama yang disebut Panti Sosial Anak Asuh Putri Mardhatillah-1. Panti yang dipimpin oleh Drs. Siti Turat Aly, M. Pd (ketua) ini terletak di Kartasura tepatnya di Jalan Sawo Nomor 27B Gempol, Kalurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.Tempatnya cukup luas dan fasilitas yang disediakan cukup memadai.

  Panti yang didirikan pada tanggal 10 februari tahun 1994 ini telah memiliki 18 anak asuh perempuan. Kegiatan keseharian mereka semua hampir sama. Dari jam 04.00 sudah dibangunkan untuk melaksanakan shalat subuh di masjid Mardhatillah yang bertempat di belakang bangunan Panti Mardhatillah- 1 tersebut, jarak dari Panti Mardhatillah-1 ke masjid tidaklah jauh. Hanya dengan berjalan kaki tidak lebih dari 5 menit untuk sampai di Masjid tersebut.Pelaksanaan shalat subuh tersebut secara tepat waktu, setelah adzan dikumandangkan anak-anak asuh berjalan menuju ke Masjid dan setelah iqomah dikumandangkan mereka shalat secara berjama’ah.

  Namun, para pengasuh panti terkadang memiliki kendala saat akan dilaksanakan shalat subuh, yakni anak-anak asuh yang masih sulit untuk dibangunkan. Sebut saja mbak Sri, panggilan yang sering dilontarkan anak- anak kepada pengasuh yang dinilai tegas ini.Wanita kelahiran 21 maret 1991 ini sudah berada di panti Mardhatillah-1 dari tahun 2006. Wanita yang memiliki nama lengkap Sri Sunarti ini mengatakan kepada penulis: “Ya gitu mbak, anak-anak masih susah untuk dibangunkan, dan waktu shalat tiba masih harus selalu dan selalu diingatkan untuk shalat

  .” “Ya maklumlah mbak namanya juga anak-anak masih harus dilatih terus agar bisa disiplin shalat tepat waktu.”Tambah mbak Muji yang juga pengasuh panti. Mbak Muji yang juga seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan pendidikan matematika ini terkadang mengeluhkan bahwa memang tidak mudah melatih anak dalam menanamkan sikap kedisiplinan. Perlu kesabaran, ketelatenan, dan harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anak asuhnya.