POLA ASUH ORANG TUA PENGRAJIN BAMBU DALAM MENDIDIK ANAK DI DUSUN NGABLAK PULUTAN SIDOREJO SALATIGA

  

POLA ASUH ORANG TUA PENGRAJIN

BAMBU DALAM MENDIDIK ANAK

DI DUSUN NGABLAK PULUTAN SIDOREJO

SALATIGA

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

  

Oleh:

  

IMANIA NAJMUNA

NIM: 11112193

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  MOTTO  

  

           

     

   

  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahriim/66 : 6)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tuaku, ayahanda tercinta Muhsinun (almarhum) dan ibunda Murtafiah atas perjuangannya banting tulang, kalimah do`a dan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala asa, cita dan harapan membimbing dan mendidik dengan penuh kesabaran serta memberikan segalanya baik moral maupun spiritual bagi kelancaran studyku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

  2. Kakak-kakakku tersayang (Agus Indriyatno, Aini Nur Faizah, Muhammad Wahab Habibi, Dewi Mufidah, Ernawati, Sujoro, Tri Handayani, Andreas Susanto) yang selalu memberikan dorongan semangat untuk selalu optimis dan dukungan serta pengertian kepada penulis.

  3. Kepada bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini

  4. Kepada seluruh sahabat-sahabatku Intan, Nindy, Silvi, Milkha, Kumi, dan Royyan yang selalu memberikan semangat dan bantuan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  5. Kawan-kawan seperjuangan angkatan 2012 khususnya kelas PAI F, Teman-teman PPL MTs Al-Islam Bringin, dan Kelompok KKN posko 36 yang telah memberikan motivasi dan pengalaman hidup yang luar biasa

  6. Warga dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga khususnya pengrajin bambu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “POLA ASUH ORANG TUA

PENGRAJIN BAMBU DALAM MENDIDIK ANAK DI DUSUN NGABLAK

PULUTAN SIDOREJO SALATIGA

  

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Warga dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga khususnya pengrajin bambu yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian.

  8. Ibu, keluarga, sahabat dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 25 Agustus 2016 Penulis

  Imania Najmuna NIM. 111-12-193

  

ABSTRAK

Najmuna, Imania. 2016.

  “Pola Asuh Orang Tua Pengrajin Bambu dalam Mendidik Anak di Dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga” Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si.

  Kata kunci: Pola Asuh Orang Tua, Pengrajin Bambu, Pendidikan Anak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak, Pulutan, Sidorejo, Salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga. 2) Faktor yang menentukan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga 3) Upaya orang tua pengrajin bambu dalam meningkatkan pendidikan anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga.

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti masuk ke lapangan dan bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Prosedur pengumpulan data adalah dengan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Subyek penelitian adalah orang tua pengrajin bambu.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) Pola asuh orang tua pengrajin bambu di dusun Ngablak dalam mendidik anak yaitu dengan tipe pola asuh

  

Authoritative atau demokratis. Orang tua memberikan bimbingan yang tegas

  dalam mendidik anak agar anak tetap belajar dan berkembang dalam pendidikannya sehingga dapat menjalankan kewajibannya sebagai anak dan peserta didik serta dengan memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat menggali potensi yang dimiliki dan mendapatkan haknya sebagai seorang anak. 2) Faktor yang menentukan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak yaitu dipengaruhi oleh karakteristik struktur keluarga, profesi orang tua, kompetensi orang tua, karakteristik struktur anak dan interaksi orang tua-anak. Faktor tersebut terbagi menjadi dua yaitu faktor penghambat antara lain kondisi keluarga, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor lingkungan dan profesi orang tua. Serta faktor pendukung antara lain berasal dari perhatian dan rasa kasih sayang orang tua terhadap anaknya yaitu berupa perhatian orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak, potensi yang dimiliki anak dan karakter dari masing-masing anak serta hubungan interaksi antara orang tua dengan anak. 3) Upaya orang tua pengrajin bambu dalam meningkatkan pendidikan anak di dusun Ngablak yaitu dengan tetap berada disamping anak seperti membantu dan memberikan bimbingan kepada anak dalam mengerjakan tugas ketika anak mendapatkan pekerjaan rumah dari sekolah, mendampingi anak ketika belajar dan memberikan simpati kepada anaknya. Selain itu juga dengan memberikan kasih sayang kepada anak dengan memberikan reward kepada anak jika anak berhasil membuat orang tua bangga dan membesarkan anak dengan penuh tanggung jawab, tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO............................................................................................................ vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 7 D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 8 F. Metode Penelitian .......................................................................... 11 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 20 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 23 A. Pola Asuh Orang Tua ..................................................................... 23 B. Pengrajin Bambu ............................................................................ 36

  C.

  Pendidikan ...................................................................................... 36

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 50 A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ................................................ 50 B. Temuan Penelitian ......................................................................... 56 1. Pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga .................. 63

  2. Faktor yang menentukan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga ........................................................ 68 3. Upaya orang tua pengrajin bambu dalam meningkatkan pendidikan anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo

  Salatiga ................................................................................... 79

  BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 93 A. Pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga ........................ 93 B.

  Faktor yang menentukan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga ........................................................................... 97 C. Upaya orang tua pengrajin bambu dalam meningkatkan pendidikan anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga...... 106

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 112 A. Kesimpulan.................................................................................... 112 B. Saran .............................................................................................. 114

  DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 115 RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ 117 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ........................................................................................................... 51Tabel 3.2 ........................................................................................................... 51Tabel 3.3 ........................................................................................................... 52Tabel 3.4 ........................................................................................................... 53Tabel 3.5 ........................................................................................................... 54Tabel 3.6 ........................................................................................................... 55Tabel 3.7 ........................................................................................................... 56Tabel 3.8 ........................................................................................................... 57Tabel 3.9 ........................................................................................................... 59Tabel 3.10 ......................................................................................................... 60Tabel 3.11 ......................................................................................................... 61Tabel 3.12 ......................................................................................................... 62Tabel 3.13 ......................................................................................................... 72

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi 6. Instrumen Pengumpulan Data 7. Hasil Wawancara 8. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moh Menurut . Sochib (2010:2) dalam bukunya Pola Asuh Orang Tua,

  pendidikan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, keluarga merupakan salah satu lembaga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan.

  Pendidikan dalam lingkungan keluarga berlangsung di dalam rumah tempat di mana anggota keluarga tinggal. Baik anggota keluarga seperti Bapak, Ibu, maupun anak memiliki peran masing-masing dalam berlangsungnya pendidikan di lingkungan keluarga hingga tercapai tujuan pendidikan. Peran tersebut yaitu peran sebagai pendidik dan peran sebagai peserta didik.

  Keluarga merupakan lembaga pendidikan informal yang menempatkan bapak dan ibu (orang tua) sebagai pendidik kodrati (Fatchurrahman, 2006:7). Jadi, sudah menjadi kodrat bahwa orang tua merupakan pendidik yang utama dan berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya.

  Jika pendidikan dilakukan oleh orang dewasa yang memberikan bantuan berupa pengajaran dan didikan kepada peserta didik, maka pendidikan di lingkungan keluarga dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Orang tua berperan sebagai pendidik, sedangkan anak berperan sebagai peserta didik. Namun, peran tersebut tidak hanya menjadikan anak sebagai objek pendidikan saja, akan tetapi memerankan anak sebagai subjek pendidikan agar anak senantiasa berperan aktif dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh orang tua.

  Pendidikan di dalam rumah merupakan pendidikan awal dan utama yang diterima oleh seorang anak sejak dilahirkan. Karena anak mulai belajar berbagai macam hal terutama nilai-nilai, keyakinan, akhlak, dan bersosialisasi. Anak belajar dari kedua orang tuanya, dan mereka menirukan seperti apa yang dilakukan oleh orang tuanya ( Helmawati, 2014: 48). Jadi, pendidikan di dalam rumah bertujuan untuk membentuk karakter dalam diri anak itu sendiri, karena perilaku anak dapat terbentuk oleh perilaku yang diajarkan orang tuanya dan selain itu, pendidikan di dalam rumah juga memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pendidikan anak di sekolah. Orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan pendidikan bagi anaknya karena dari proses mendidik orang tua, seorang anak dapat tertanam sebuah perilaku dan mendapatkan pendidikan serta ajaran yang berasal dari orang tuanya. Selain itu, sudah menjadi tanggung jawab bagi orang tua baik bapak dan ibu untuk memberikan pendidikan bagi anaknya demi proses pendewasan sang anak.

  Orang tua juga sangat memberikan peran dalam proses pendidikan anak baik dalam keluarga maupun sekolah, karena hal ini mencerminkan keterlibatan orang tua sebagai pendidik terhadap anak didik, sehingga pendidikan anak berada di tangan kedua orang tuanya (Conny, 2002:8).

  Maka dari itu, orang tua selalu dituntut untuk melakukan yang terbaik bagi anaknya, terlebih dalam hal pendidikan. Dari pendidikan orang tua yang diberikan kepada anaknya dapat menjadikan penentu keberhasilan pendidikan anak.

  Orang tua yang sadar akan pentingnya pendidikan di dalam rumah, dapat memberikan pengaruh yang positif bagi anak terhadap berlangsungnya pendidikan di sekolah sehingga anak memiliki semangat yang lebih dalam melaksanakan pendidikan di sekolah dibandingkan dengan orang tua yang tidak sadar akan pentingnya pendidikan di dalam rumah, maka akan menghambat berlangsungnya pendidikan anak di sekolah dan anak merasa tidak peduli akan pentingnya pendidikan. Orang tua yang tidak sadar akan pentingnya pendidikan di dalam rumah biasanya orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan merupakan hanya urusan guru di sekolah, jadi hanya guru yang bertanggung jawab atas proses pendidikan anak dan orang tua melimpahkan tanggung jawab penuh dalam mendidik anaknya kepada para pendidik formal (guru) ( Helmawati, 2014: 50).

  Ada beberapa masalah yang dialami oleh seorang anak yang tidak mendapatkan pendidikan secara penuh di dalam rumah dikarenakan kondisi orang tua yang memiliki kesibukan terutama dipengaruhi oleh pekerjaan atau profesi dari orang tua dan cara mengasuh orang tua yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak. Pekerjaan yang menuntut banyak waktu, banyak tenaga, sehingga kebanyakan dari orang tua lalai akan pentingnya pendidikan anak di dalam rumah. Banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan pendidikan yang penuh untuk anak- anaknya. Selain itu, pengerahuan yang kurang serta tingkat pendidikan yang rendah menjadi kendala bagi orang tua untuk memberikan pola asuhnya kepada anak dalam mendidik anak.

  Dari sekian banyak pekerjaan atau profesi, ada beberapa pekerjaan atau profesi orang tua yang menyita waktu, namun hal tersebut tergantung dari manajemen waktu yang dikelola oleh orang tua. Apabila orang tua dapat membagi waktu dengan mencurahkan perhatian terhadap anak terutama dalam hal pendidikan, maka orang tua tersebut dapat secara penuh melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai orang tua dan pendidik.

  Seperti halnya, pekerjaan pengrajin bambu yang sama dengan pekerjaan yang lain juga membutuhkan waktu kerja yang tidak sedikit. Tidak hanya Guru, Dosen, Pegawai Pabrik, Wiraswasta, Pegawai kantor, Nelayan, Petani, Tukang Becak dan berbagai jenis pekerjaan yang lain, yang memiliki kesibukan di dunia pekerjaan tersebut. Pengrajin bambu juga merupakan salah satu pekerjaan yang menyita banyak waktu karena dituntut untuk giat dan teliti merajinkan bambu agar kerajinan bambu yang dihasilkan sesuai dengan pesanan konsumen.

  Tidak menjadi masalah bagi orang tua pengrajin bambu yang bekerja namun tetap memperhatikan pendidikan anaknya. Dengan pola asuh yang diberikan kepada anaknya, nilai pendidikan seorang anak dapat tertanam dan menjadi bagian yang membentuk pendidikan anak baik di dalam rumah, masyarakat dan terlebih di sekolah, meskipun kesibukan yang dimiliki oleh orang tua pengrajin bambu.

  Setiap pengrajin bambu memiliki karakter masing-masing dalam hal mendidik anak. Ada sebagian pengrajin bambu yang memprioritaskan pendidikan anak sehingga dapat membagi waktunya untuk mendidik anak dan ada sebagian pengrajin bambu lain yang lebih memprioritaskan pekerjaannya merajinkan bambu sehingga tidak memiliki waktu yang banyak untuk mendidik anak.

  Keberhasilan pendidikan anak baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat tergantung dari pola asuh orang tua yang diberikan terhadap anak dalam rangka memberikan pendidikan anak khususnya di lingkungan keluarga atau di dalam rumah. Dengan pola asuh orang tua pengrajin bambu yang memiliki karakteristik berbeda-beda dapat diketahui faktor yang menentukan pola asuh dari orang tua sehingga hasil pendidikan anak dapat terlihat dari cara mendidik orang tua terhadap anak dan upaya orang tua yang diberikan bagi anak dalam rangka meningkatkan pendidikan anak baik di dalam keluarga, masyarakat dan sekolah.

  Terdapat satu wilayah di Kelurahan Pulutan yaitu dusun Ngablak, yang kurang lebih 38,75 % penduduknya bekerja sebagai pengrajin bambu (Hasil wawancara dengan Ketua Paguyuban Pengrajin Bambu, 29 Juni 2016 jam 15.20). Pekerjaan tersebut muncul sebagai mata pencaharian warga dusun Ngablak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka memilih profesi tersebut sebagai pr0fesi sehari-hari disebabkan sulitnya mencari lapangan pekerjaan karena tingkat pendidikan yang dimiliki tergolong rendah. Dengan peluang kreativitas yang dimiliki oleh warga dan hasil bambu yang cukup melimpah di lingkungan sekitar dusun Ngablak, warga dusun Ngablak memilih pekerjaan pengrajin bambu sebagai mata pencaharian sehari-hari.

  Selain itu, pekerjaan tersebut juga dilakukan secara turun temurun dari zaman dahulu hingga sekarang.

  Berbeda dengan daerah yang lain, dusun Ngablak merupakan dusun yang sebagian besar warganya memilih pekerjaan yang dilakukan di rumah.

  Meskipun tidak hanya merajinkan bambu yang menjadi pekerjaan oleh semua warga dusun Ngablak, mereka memilih pekerjaan pengrajin bambu untuk digunakan sebagai kegiatan sehari-hari yang dapat mengahasilkan uang. Dan hal itu menjadi sebuah karakter dari dusun tersebut bahwa dusun Ngablak merupakan kawasan pengrajin bambu.

  Faktor tingkat pendidikan yang rendah menjadi alasan bagi warga dusun Ngablak untuk memilih profesi sebagai pengrajin bambu, karena profesi tersebut tidak menuntut tingkat pendidikan yang tinggi. Dari tingkat pendidikan yang rendah dan profesi sebagai pengrajin bambu, menjadi daya tarik peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya sebagai bahan untuk menyusun skripsi dengan judul

  “POLA ASUH

ORANG TUA PENGRAJIN BAMBU DALAM MENDIDIK ANAK DI

DUSUN NGABLAK P ULUTAN SIDOREJO SALATIGA”.

  B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat dikemukakan suatu fokus penelitian dalam penelitian sebagai berikut:

  1. Bagaimana pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga?

  2. Apa faktor yang menentukan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga?

  3. Bagaimana upaya orang tua pengrajin bambu dalam meningkatkan pendidikan anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arahan yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1.

  Untuk mengetahui pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga.

  2. Untuk mengetahui faktor yang menentukan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga.

3. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam meningkatkan pendidikan anak di dusun Ngablak Pulutan Sidorejo Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memiliki 2 kegunaan, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu sebagai sarana memperluas khazanah pengetahuan tentang pendidikan pada umumnya dan pola asuh orang tua terhadap anak pada khususnya.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Orang tua, untuk dapat memberikan gambaran, pemahaman dan masukan bagi orang tua dalam mengasuh anak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak serta dapat meningkatkan pengajaran dan pendidikan bagi anak.

  b.

  Bagi Peneliti, untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh orang tua terhadap anak dan untuk bekal peneliti di dunia pendidikan dan kemasyarakatan.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah persepsi dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah pokok antara lain adalah: 1.

  Pola Asuh Pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Pola artinya sistem atau cara kerja (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005:271). Sedangkan asuh artinya menjaga atau merawat dan mendidik anak kecil (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005:73). Jadi, dapat disimpulkan bahawa pengertian dari pola asuh adalah sistem atau cara kerja dalam menjaga dan mendidik anak.

  2. Orang Tua Orang tua dapat diartikan sebagai orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Tim

  Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005: 802).

  Menurut penulis sendiri, orang tua adalah orang yang bertanggung jawab atas perkembangan anak dan mengemban tugas terhadap keberhasilan anaka dengan segala upaya, usaha, didikan, dan bimbingan yang dilakukan agar nantinya dapat tercapai keinganan dan cita-cita orang tua terhadap anak dimasa depan.

  3. Pengrajin Bambu Pengrajin bambu terdiri dari kata pengrajin dan bambu. Pengrajin artinya orang yang pekerjaannya (profesinya) membuat kerajinan (Tim

  Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005:922). Dan bambu artinya tumbuhan yang tumbuh berumpun, berakar serabut yang batangnya bulat berongga, beruas-ruas, keras dan tinggi, dipakai sebagai bahan bangunan rumah dan perabot rumah tangga (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005:98).

  Dari dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pengrajin bambu yaitu orang yang pekerjaannya membuat kerajinan yang berbahan dasar tumbuhan yaitu bambu yang hasil olahan kerajinan tersebut dapat digunakan sebagai perabot rumah tangga.

4. Pendidikan

  Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:263) Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

  Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat (Roqib, 2009:15-16).

  Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan pengertian pendidikan yaitu usaha seseorang untuk melakukan pembelajaran dan pengajaran dengan mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang sekaligus pembinaan kepribadian seseorang agar memiliki pengetahuan yang lebih serta kemampuannya dalam menghadapi lingkungan sekitarnya.

5. Anak

  Anak adalah manusia yang masih kecil (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005:41). Individu yang membutuhkan bimbingan, didikan, ajaran dan asuhan oleh orang tua agar dapat membentuk pribadi seutuhnya dan dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

  Dari beberapa uraian pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan Pola Asuh Orang Tua Pengrajin Bambu dalam Mendidik Anak di Dusun Ngablak, Pulutan, Sidorejo, Salatiga adalah cara orang tua yang berprofesi membuat kerajinan yang berasal dari bambu dalam mendidik dan mengasuh anaknya sehingga anak dapat memiliki pengetahuan yang lebih serta kemampuannya dalam menghadapi lingkungan sekitarnya dari orang tuanya.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail (Sugiyono, 2011:14). Oleh karena itu, penulis akan mengambil penelitian lapangan yaitu dengan cara memperoleh data melalui penyelidikan berdasarkan obyek lapangan, daerah atau lokasi di dusun Ngablak guna memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

  Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2011:3). Maka dari itu, selain melalui penyelidikan berdasarkan obyek lapangan, daerah atau lokasi, peneliti juga melakukan wawancara dan mengamati hal-hal yang diteliti dalam lapangan khususnya pola asuh orang tua pengrajin bambu terhadap pendidikan anak.

  Penelitian kualitatif menyituasikan aktifitas pengamatan di lokasi tempat berbagai fakta, data, bukti, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian, dan hal-hal yang terjadi (Sentana, 2010:5). Jadi, penelitian juga dilakukan berdasarkan fakta dan bukti yang berkaitan dengan hal-hal yang terjadi dalam pengamatan di lapangan.

2. Kehadiran Peneliti

  Peneliti Kualitatif akan masuk ke lapangan untuk memunculkan sekumpulan representasi, yang didapat dari catatan lapangan, wawancara, pembicaraan, fotografi, rekaman dan catatan pribadi (Sentana, 2010:5). Maka dari itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Karena kehadiran peneliti secara langsung di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan, sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya.

  3. Lokasi Penelitian Peneliti akan memilih lokasi penelitian di Dusun Ngablak,

  Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena lokasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dari dusun lain yaitu sebagian dari penduduk lokasi tersebut bermata pencaharian atau berprofesi sebagai pengrajin bambu.

  Maka dari itu, peneliti akan melakukan penelitian tentang pengrajin bambu yang berhubungan dengan pola asuh orang tua pengrajin bambu terhadap pendidikan anak.

  4. Sumber Data Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu: a.

  Data Primer Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari informan-informan yang ada di Dusun Ngablak Pulutan, diantaranya orang tua yang berprofesi sebagai pengrajin bambu.

  b.

  Data Sekunder

  Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010:22). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah data dari foto, data dari paguyuban pengrajin bambu dusun Ngablak dan data dari kelurahan.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa adanya prosedur pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang diinginkan.

  Pengumpulan data melibatkan terutama melalui pengamatan dan wawancara (Moleong, 2011:237). Oleh karena itu, untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan dengan menggunakan metode sebagai berikut: a.

  Metode observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lainnya (Sugiyono, 2011:145).

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi pengrajin bambu dalam memberikan pendidikan bagi anak serta hal-hal yang ada hubungannya dengan data yang penulis butuhkan, karena itu penulis kemukakan bahwa pelaksanan dari metode ini juga didukung oleh metode lain.

  b.

  Metode interview atau wawancara

  Interview digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang

  mana peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, atau bahkan juga untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam mengenai Pola Asuh Orang Tua Pengrajin Bambu terhadap Pendidikan Anak atau juga faktor-faktor yang menentukan pola asuh orang tua.

  Wawancara adalah suatu alat pengumpulan data atau informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula (Margono, 2000:165). Adapun metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang Pola Asuh Orang Tua Pengrajin Bambu terhadap Pendidikan Anak.

  c.

  Metode dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental (Sugiyono, 2011:240).

  Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan meramalkan (Moleong, 2011:217). Dokumen-dokumen bisa diperoleh melalui gambar-gambar dalam penelitian.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011:244).

  Menurut Moleong (2011:248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

  Menurut pemahaman analisis data diatas dapat dikemukakan tahapan analisis data antara lain: a.

  Mempelajari data dengan merumuskan masalah yang akan diteliti b.

  Menyusun temuan-temuan data kata kunci berdasarkan data yang telah terkumpul c.

  Menuliskan model perencanaan selanjutnya berdasarkan temuan- temuan data sebelumnya d. pertanyaan-pertanyaan analitik guna

  Mengembangkan mengumpulkan data selanjutnya e.

  Perencanaan pengumpulan data berikutnya Setelah semua data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data. Agar mudah ditarik kesimpulan maka diolah dalam bentuk analisis deskriptif yaitu suatu upayamenggambarkan atau melukiskan keadaan atau obyek penelitian dengan mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki, agar jelas keadaan atau kondisinya pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1995:63).

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), kepastian (confirmability) (Moleong, 2011:324).

  Keabsahan data yang akan peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan berfungsi untuk melakukan penelaahan data seara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti melakukan pengamatan secara detail mengenai orang tua pengrajin bambu dalam melakukan observasi sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Dalam menerapkan teknik pemeriksaan data peneliti melakukan dengan cara sebagai berikut: a.

  Ketekunan/keajegan pengamatan Dalam hal ini bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam teknik ini menuntut peneliti agar mampu menguraikan secara rinci bagaimana dapat melakukan pengamatan secara detail dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan (.

  b.

  Trianggulasi Teknik adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Pada penelitian ini peneliti melakukan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sedangkan triangulasi dengan metode berarti dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moloeng, 2011:331). Dengan triangulasi sumber, peneliti membandingkan data hasil wawancara antar narasumber pengrajin bambu dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen. Dengan triangulasi metode, peneliti membandingkan data hasil pengamatan di lapangan dengan data hasil wawancara dengan pengrajin bambu di dusun Ngablak.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian yang akan penulis lakukan ada empat tahap yaitu: tahap sebelum pelaksanaan penelitian lapangan, tahap pelaksanaan penelitian lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan.

  Tahap-tahap pelaksanaan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut: a.

  Tahap Sebelum pelaksanaan penelitian Tahap ini meliputi kegiatan: 1)

  Mengajukan judul penelitian 2)

  Menyusun proposal penelitian 3)

  Konsultasi kepada pembimbing b. Tahap pelaksanaan penelitian

  Tahap ini meliputi kegiatan: 1)

  Melaksanakan penelitian di tempat yang telah ditentukan 2)

  Mengumpulkan data yang sesuai dengan fokus penelitian 3)

  Pencatatan data yang sudah terkumpul 4)

  Mengembangkan data yang terkumpul c.

  Tahap analisis data Tahap ini meliputi kegiatan: 1)

  Mencoding data 2)

  Menganalisis dengan analisis diskriptif 3)

  Penemuan hal-hal penting dalam penelitian 4)

  Mengecek keabsahan data d. Tahap penulisan laporan

  Tahap ini meliputi kegiatan: 1)

  Melaporkan hasil penelitian 2)

  Konsultasi kepada pembimbing G.

   Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, peneliti akan membagi dalam beberapa bab. Dengan harapan agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan dapat memenuhi standar penulisan sebagai karya ilmiah.

  Adapun sistematika pembagian bab adalah sebagai berikut: 1.

  Bab I Pendahuluan Bab Pendahuluan menjelaskan secara umum tentang arah dan maksud penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pola asuh orang tua pengrajin bambu terhadap pendidikan anak, sehingga pembaca dapat mengetahui mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  2. Bab II Kajian Pustaka Bab Kajian pustaka menjelaskan mengenai teori-teori yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan di lapangan mengenai pola asuh orang tua pengrajin bambu terhadap pendidikan anak, yaitu teori tentang pola asuh orang tua, macam-macam pola asuh orang tua, faktor yang menentukan pola asuh, upaya pola asuh orang tua, penjelasan tentang pengrajin bambu, pengertian pendidikan, komponen- komponen pendidikan, dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak. Dengan teori tersebut pembaca dapat mengetahui pengertian yang berkaitan dengan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak.

  3. Bab III Pembahasan Pembahasan menjelaskan tentang uraian data dan temuan yang diperolah dari hasil dalam penelitian yang dilakukan di lapangan melalui observasi, wawancara atau interview, dan dokumen berupa gambar tentang pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak, Pulutan, Sidorejo, Salatiga.

  4. Bab IV Analisis Data

  Bab ini memuat tentang gagasan peneliti, posisi temuan/teori terhadap teori dan temuan-temuan yang dilakukan sebelumnya, serta penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan mengenai pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak di dusun Ngablak, Pulutan, Sidorejo, Salatiga.

5. Bab V Penutup

  Bab penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan dari beberapa bab terdahulu beradasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Selain itu peneliti juga akan memberikan tindak lanjut serta mengemukakan saran-saran yang berkaitan dengan pola asuh orang tua pengrajin bambu dalam mendidik anak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Pola Asuh Menurut Baumrind dalam Muallifah (2009:42), pola asuh orang

  tua pada prinsipnya merupakan parental control, yaitu bagaimana orang tua mengontrol, membimbing dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan.

  Sedangkan menurut Kohn dalam Muallifah ( 2009:42-43), pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian serta tanggapan orang tua terhadap setiap perilaku anak.

  Lebih jelasnya, pola asuh menurut Kohn merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap kenginan anak. Maka dari itu, pada intinya pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak baik secara langsung maupun tidak langsung (Thoha, 1996:110).

  Pola asuh adalah suatu cara yang ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Dimana tanggung jawab mendidik untuk mendidik anak adalah merupakan tanggung jawab primer (Thoha, 1996:109).

  Sedangkan menurut Theresia Indria Shanti, P.Si, M.Si dalam Mualifah (2009:43) pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak. Lebih jelasnya yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dapat dijadikan sebagai contoh atau panutan bagi anaknya.