Persepsi Guru Kelas Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 (Studi Kasus Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017) Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Isla

  

PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

(STUDI KASUS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

  

Di susun Oleh :

Eka Putri Fitriyani 115-13-045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

(STUDI KASUS DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

  

Di susun Oleh :

Eka Putri Fitriyani 115-13-045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” (Qs. Ar-Ra’d: 11) PERSEMBAHAN 1. Bapak (Lulus Safitri) dan Ibu (Asiyatin) yang selalu memberikan dukungan secara moral, material, maupun spiritual.

  2. Adik ku (Aditya fahrizi) yang selalu memberi tawa canda.

  3. Keluarga besar (kakek, nenek, bu lek, om).

  4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

  5. Ibu Patmi, S. Pd selaku kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

  6. Bapak ibu guru beserta karyawan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi.

  7. Teman satu angkatan 2013 di Madrasah Aliyah Sunan Prawoto (Riya Fatma, Lia, Ella, Huda).

  8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013: muthia, zera, arif, chintaro, huda, malik, tiyas, lila, dan masih banyak lagi yang tidak dapat penulis tulis satu persatu.

  9. Teman-teman satu sekolahan PPP (Praktik Pengembangan Profesi) di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga tahun 2016/2017.

  Teman-teman KKN khususnya posko 86 (Bu Umi, Pak Mansur, Bu Yanti, Ica, Triyanto dan Alfi).

  11. Semua pihak yang selalu memberi semangat dan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

12. Pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum wr.wb Dengan mengucap Alhamdulillah, sebagai rasa syukur atas limpahan rahmat serta hidayah yang telah diberikan Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.Penulisan skripsi yang berjudul “PERSEPSI GURU KELAS TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 (STUDI KASUS MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 )”.

  Mengingat kemampuan penulis masih belum sempurna, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saran- saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih terutama kepada yang terhormat :

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Peni Susapti, M. Si Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrash

  Ibtidaiyah

  4. Bapak Dr. Budiyono Saputro selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk memberikan pengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan.

  5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penuis.

  6. Ibu Patmi, S. Pd selaku kepala sekolah madrasah ibtidaiyah negeri kecandran salatiga yang telah memberikan izin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

  7. bapak ibu guru beserta karyawan madrasah ibtidaiyah negeri kecandran yang telah membantu menyelesaikan skripsi.

  8. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan secara moral, material, spiritual serta senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu.

  Akhirnya penulis hanya dapat berdoa semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis juga perndidikan. Wassalamu’alaikum wr.wb

  

ABSTRAK

  Putri, Eka. 2017. Persepsi Guru Kelas Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013

  (Studi Kasus Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017) Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M. Pd.

  Kata kunci: guru kelas, kurikulum 2013, persepsi

  Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan data yang empiris mengenai persepsi guru kelas terhadap pelakasanaan kurikulum 2013. (2) mengetahui faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan kurikulum 2013. (3) mengetahui keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitiannya adalah guru kelas Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tahapan berikut: memperoleh data dari lapangan dengan melakukan survey lapangan, wawancara, serta dokumentasi, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) persepsi guru kelas terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga adalah pengertian tentang kurikulum 2013, kesiapan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 seperti menyiapkan buku guru dan buku siswa, menganalisis silabus, membuat RPP dengan disesuaikan keadaan lingkungan, menyiapkan media dan alat pembelajaran yang sesuai dengan materi dan menyiapkan instrumen penilaian, guru kelas mendapatkan materi tentang kurikulum 2013 pada seminar ataupun pelatihan, dan strategi dalam pelaksanaan pembelajaran (2) faktor penunjang dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yakni materi yang lebih ditekankan pada praktik sehingga peserta didik lebih memahami materi apa yang disampaikan oleh gurunya, dan hasil pembelajarannya bisa langsung dilihat karena berupa produk nyata. Sedangkan faktor penghambat berupa terlambatnya buku pegangan, baik buku guru maupun buku siswa. Persiapan dalam pelaksanaan kurikulum dari berbagai pihak sendiri belum memenuhi tuntutan dari kurikulum itu sendiri, terkesan tergesa-gesa dan belum disiapkan dengan matang. Penilaian pada kurikulum 2013 sangat banyak maka guru harus bekerja lebih keras dari

  

DAFTAR ISI

SAMPUL ...................................................................................................... i

LEMBAR BERLOGO .................................................................................. ii

JUDUL .......................................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... vi

MOTTO ....................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

ABSTRAK .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Pembatasan Masalah ......................................................................... 4 C. Fokus Penelitian ................................................................................ 4 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5 F. Definisi Operasional .......................................................................... 5 G. Metode Penelitian ............................................................................. 8

  H.

  Sistematika Penulisan ........................................................................ 16

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi ............................................................................................ 18 B. Guru Kelas ....................................................................................... 26 C. Kurikulum 2013 ............................................................................... 34 D. Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 2013 ........................................ 57 E. Struktut Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah ............................. 64 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga .................... 67 B. Temuan Penelitian ............................................................................ 81 BAB IV PEMBAHASAN A. Persepsi Guru Kelas Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 ........... 88 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 91 B. Saran ................................................................................................ 92 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sruktur Kurikulum 2013 SD/MI Temuan Penelitian ........................ 64Tabel 3.1 Data Siswa Kelas I A ....................................................................... 69Tabel 3.2 Data Siswa Kelas I B ....................................................................... 70Tabel 3.3 Data Siswa Kelas I C ....................................................................... 71Tabel 3.4 Data Siswa Kelas II A ..................................................................... 72Tabel 3.5 Data Siswa Kelas II B...................................................................... 73Tabel 3.6 Data Siswa Kelas II C...................................................................... 74Tabel 3.7 Data Siswa Kelas IV A ................................................................... 75Tabel 3.8 Data Siswa Kelas IV B .................................................................... 77Tabel 3.9 Data Siswa Kelas V ......................................................................... 78Tabel 3.10 Data Guru dan Karyawan .............................................................. 80

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Lembar Pedoman Wawancara Guru Kelas Lampiran 2 Lembar Hasil Wawancara Lampiran 3 Foto Wawancara Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 6 Surat Pembimbing Skripsi Lampiran 7

  Lembar Konsultasi Skripsi

  Lampiran 8 Nilai SKK Mahasiswa Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development Goals , yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millennium Development Goals adalah era pasar bebas atau pasar globalisasi

  sebagai era persaingan mutu atau kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu pengembangan mutu sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi (Mulyasa, 2011: 2-3).

  Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat membanggakan, baik di darat, laut, bahkan di udara, hanya saja masyarakat dan generasinya belum memiliki kemampuan berpikir (thinking

  skill ) yang memadai. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa

  ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Karena kurikulum di buat secara sentralistik, setiap satuan pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis).

  Meskipun demikian, mengingat, menyadari, dan memperhatikan kondisi pendidikan beberapa tahun terakhir ini, sepertinya ada kejanggalan berkaitan dengan kurikulum. Pertanyaannya, apakah setiap satuan pendidikan, pengelola, dan penyelenggara pendidikan, serta guru dan kepala sekolah sudah menjadikan kurikulum sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya? Sampai sejauh mana pemahaman mereka terhadap kurikulum yang dikembangkan oleh pusat? Bagaimana mereka mengembangkan kemampuan kreativitasnya untuk menjabarkan kurikulum dan melaksanakannya dalam pembelajaran?

  Guru itulah faktor penting yang perlu diperhatikan dalam perubahan kurikulum dan implementsinya dalam pembelajaran. Sebab bagaimanapun suatu kurikulum jika tidak ditunjang oleh pemahaman kompetensi guru maka dalam implementasinya di sekolah akan menemukan kegagalan bahkan kurikulum tersebut akan “layu sebelum berkembang”. Oleh karena itu, untuk

  Kurikulum 2013 di resmikan pada 15 Juli 2013. Guru dan sekolah diberikan otonomi untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi sekolah, permasalahan sekolah, dan kebutuhan sekolah. Kurikulum 2013 merupakan turunan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006) yang disempurnakan lagi yang salah satu strategi pembelajarannya meliputi student

  

centered (berpusat pada siswa). Setelah diresmikan semua jenjang pendidikan

  dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi dari berbagai pihak masih ada yang merasa kesulitan ataupun ketidakpahaman mengenai pelaksanaan kurikulum 2013. Dilaksanakanlah revisi-revisi mengenai kurikulum 2013 tersebut. Dari masing-masing satuan pendidikan yang masih merasa kesulitan kembalilah mereka menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), akan tetapi ada beberapa satuan pendidikan yang masih menggunakan kurikulum 2013 sebagai sekolahan rintisan yang menggunakan kurikulum 2013.

  Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga merupakan salah satu sekolah dasar yang sudah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun 2014 untuk kelas satu dan kelas empat, dengan adanya kebijakan maka di pending dan kembali pada kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 digunakan lagi pada tahun 2015/2016 dengan produk yang lama dan sampai sekarang yang menggunakan kurikulum 2013 yakni kelas satu, dua, empat, dan lima.

  Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat masalah mengenai pelaksanaan kurikulum di sekolah dan peneliti mengambil judul tentang “Persepsi Guru Kelas Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga”.

B. Pembatasan Masalah 1.

  Persepsi guru kelas terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga tahun ajaran 2016/2017.

2. Kendala pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah Negeri Salatiga tahun ajaran 2016/2017.

C. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana persepsi guru kelas terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga terhadap Permendikbud tahun ajaran 2016/2017?

2. Apa kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah Negeri

  Salatiga tahun ajaran 20162017? D.

   Tujuan Penelitian

  Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru kelas terhadap pelaksanaan kurikulum 2013. Namun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1.

  Mendapatkan data yang empiris mengenai persepsi guru kelas tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga tahun ajaran 20162017.

2. Mengetahui kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di Madrasah

E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi guru Sebagai koreksi agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Mengajar bukan hanya masuk kelas kemudian peserta didik diberikan tugas lalu mengoreksinya, akan tetapi pendidik harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh masing-masing kurikulum agar terlaksana tujuan dari kurikulum tersebut.

  2. Bagi peneliti Untuk memperluas wawasan mengenai kurikulum dan mengetahui persepsi guru kelas tentang pelaksanaan kurikulum 2013.

  3. Bagi IAIN Salatiga Untuk menambah hasil-hasil penelitian kualitatif, karena dari tahun-tahun sebelumnya jurusan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) hanya melakukan penelitian tindakan kelas (PTK).

F. Definisi Operasional

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan istilah yang menjadi kunci, yaitu:

1. Persepsi

  Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.

  Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh inderanya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu rangsangan yang diterima oleh individu. Jadi persepsi guru dalam penelitian ini adalah tanggapan yang diberikan oleh guru kelas Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga terhadap pelaksanaan kurikulum 2013.

2. Kurikulum 2013

  Kurikulum dipandang sebagi suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (S.nasution, 1989:5). Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat direncanakan melainkan juga peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang non formal.

  Dari penjelasan beberapa ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana pengajaran yang digunakan guru sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kurikulum seorang pendidik dapat mengatur strategi dalam pembelajaran dan dapat mengevaluasi program pengembangan pengajarannya.

  Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas, mau dibawa kemana system pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut. Sejak wacana perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 digulirkan, telah muncul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik pro maupun kontra (Mulyasa, 2011: 59).

  Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan global. Hal ini di mungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter (Mulyasa, 2013: 7).

G. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan Field research. Disini penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penelitian secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang relevansinya dengan penelitian ini (Moleong, 2009:3). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Slameto, 2015:72). Dari sinilah penelitian kualitatif bersifat generating

  theory bukan hypothesis testing, sehingga teori yang dihasilkan berupa

  teori substantif. Oleh karena itu, analisi isi pada penelitian kualitatif memerlukan analisis, objektivitas, sistematik, dan sistemik sehingga akan diperoleh ketepatan dalam menginterpretasikannya.

  Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena beberapa alasan. Pertama untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang, seperti tersebut atau konsep yang ada dalam data dapat diungkap. Kedua, untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang diungakap sesuai dengan masalah dan hipotesis yang disusun sebelumnya. Ketiga, untuk menanggulangi kecenderungn menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis.

  2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer, dimana peneliti melakukan survey langsung ke tempat lokasi dan meneliti keadaan di dalam kelas yang menggunakan kurikulum 2013, karena tidak semua kelas menggunakan kurikulum 2013.

  3. Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

  Kecandran yang terletak di Dusun Gamol RT 04/06 Desa Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Madrasah Ibtidaiyah negeri Kecandran letaknya di dalam desa namun memiliki letak yang strategis dan mudah dijangkau dari seluruh penjuru Salatiga khususnya desa gamol. Di samping itu Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran merupakan satu-satunya Madrasah negeri yang ada di kota Salatiga yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuan pendidikan.

  4. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber tempat peneliti memperoleh keterangan atau data penelitian (Abdullah Idi, 2013: 54), dimana guru tersebut menjadi objek dari penelitian. Untuk menentukan subyek penelitian supaya dapat menjaring informasi yang memadai agar dapat menemukan suatu pendapat mengenai pelaksanaan kurikulum, maka semua informasi akan digali langsung dari guru kelas dengan menggunakan metode interview atau wawancara dan dokumentasi. Dengan cara sebagai berikut: setelah syarat administratif terpenuhi untuk melakukan penelitian, peneliti akan menghubungi kepala sekolah sebagai key informant. Selanjutnya akan dihubungi beberapa guru yang menjadi guru kelas. Perubahan selama ada di lapangan sangat dimungkinkan selaras dengan perkembangan permasalahan yang terjadi.

5. Sumber Data

  Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data dengan cara sebagai berikut: a.

  Buku referensi Buku referensi digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini, sebagai bukti bahwa dalam penelitian, peneliti menggunakan kaidah penelitian, tanpa plagiat dari hasil karya orang lain.

  b.

  Observasi Observasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh kejelasan data tentang kondisi sekolahan yang telah menerapkan kurikulum 2013.

  c.

  Wawancara yang valid dari narasumber.

  Adapun jenis data yang didapat merupakan data deskriptif dimana peneliti melakukan penelitian tentang persepsi guru, sehingga model penelitian kualitatif dengan deskripsi dirasa lebih tepat untuk menggambarkan keadaan suatu masyarakat atau suatu keadaan.

6. Metode Pengumpulan Data

  Metode dalam penelitian sangat penting,untuk sampai pada tujuan yang akan dicapai. Metode adalah suatu cara yang dapat dipakai sebagai alat untuk memperoleh data yang benar-benar valid. Pengumpulan data merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari pengumpulan data baik metode wawancara, pengamatan dan dokumentasi, data yang terkumpul masih berupa data mentah yang belum di olah, sehingga masih perlu dipillih data yang penting dan tidak. Dalam penelitian ini yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian adalah: a.

  Observasi non partisipan Dalam observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat langsung dengan orang yang sedang diamati, dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis, dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang obyek yang diteliti (Sugiyono, 2011:145).

  b.

  Wawancara Wawancara berhadap-hadapan face-to-face interview dengan seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstuktur (unstructured) dan bersifat terbuka

  (open ended) yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari narasumber (Slameto, 2015: 239-240).

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yakni mencari data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara meengumpulak data yang berupa catatan tertulis dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran Salatiga.

7. Metode Analisis Data

  Untuk memperoleh hasil penelitian yang tepat dan benar, maka diperlukan metode yang tepat untuk menganalisis data. Adapun analisi yang digunakan untuk menganalisa data kuantitatif diperlukan langkah-langkah: a.

  Memperoleh data dari lapangan dengan melakukan survey lapangan, wawancara, serta dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukur. Kalau alat pengambilan data cukup reliable dan valid, maka datanya juga cukup reliable dan valid (Isni Ariyanti, 2010). Reduksi Data

  Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006: 277-278).

  c.

  Penyajian Data (Data Display) Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya. Tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006: 280).

  d.

  Kesimpulan dan verifikasi Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukan data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal.

8. Pengecekan Keabsahan Data

  Uji keabsahan data dalam penelitian ini ada beberapa bentuk, meliputi: a.

  Credibility Pengujian ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Adapun teknik yang digunakan yaitu memperpanjang masa observasi, menganalisi kasus yang belum ada, menggunakan bahan referensi, membicarakan dengan orang lain.

  b.

  Transferability Transferability marupakan validitas eksternal yang menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkan hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini bergantung pada pemakai hingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain (Sugiyono, 2006:310).

  c.

  Dependability Dalam penelitian ini disebut juga reliabelitas, uji dependenbility dilakukan dengan melakukan proses penelitian ke lapangan atau audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Apabila peneliti tidak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan. d.

  Confirmability Pengujian ini disebut juga dengan uji objektivitas penelitian.

  Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah desepakati banyak orang. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan (Sugiyono, 2006: 310-311).

9. Tahap-tahap Penelitian

  Ada beberapa tahap yang digunakan peneliti ini, yaitu: a.

  Tahap peneliti pra lapangan Ada beberapa kegiatan dalam tahap ini, yaitu: 1) Mengajukan judul. 2) Konsultasi dan revisi judul. 3) Menyusun proposal penelitian. 4) Konsultasi proposal ke pembimbing.

  b.

  Tahap kegiatan lapangan Dalam kegiatan lapangan ini meliputi: 1) Persiapan diri dengan data yang diperlukan. 2)

  Pengumpulan data dari responden berupa survey lapangan, wawancara, serta pengumpulan dokumentasi yang berkaitan dengan c.

  Tahap analisi data Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang sudah diperoleh dalam pengumpulan data yang ada di lapangan. d.

  Tahap penulisan Dalam tahap ini ada tiga tahap penulisan, yaitu: 1) Penulisan hasil penelitian. 2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing. 3)

  Persiapan mengikuti ujian munaqosah H.

   Sistematika Penulisan

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uaraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kajian pustaka memuat tentang: a. Persepsi guru, dimana didalamnya memuat tentang pengertian, proses persepsi.

  b.

  Guru kelas, dimana didalamnya memuat tentang pengertian guru kelas dan persyaratan guru kelas.

  c.

  Kurikulum 2013, yang didalamnya memuat tentang pengertian kurikulum, landasan pengembangan kurikulum, dan lain sebagainya.

  Manajemen pelaksanaan kurikulum 2013 e. Struktur kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Dalam

  bab ini memuat tentang gambaran umum tentang Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga serta penyajian data hasil dari penelitian. BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini membahas hasil dari penelitian tentang persepsi guru kelas terhadap pelaksanan kurikulum 2013. BAB V PENUTUP Dalam bab ini dibahas tentang kesimpulan dari penelitian, serta saran dari peneliti untuk guru Madrasah Negeri Salatiga.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Kata persepsi mungkin terasa asing bagi orang awam. Akan tetapi, sebenarnya mereka dapat merasakan dalam kehidupan sehari-harinya. Menurut beberapa sumber, pengertian persepsi adalah: a. Persepsi adalah tanggapan langsung atas segala sesuatu (Fajri dan Senja, 2001: 470).

  b.

  Persepsi merupakan jenis aktivitas pengelolaan informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya (Fattah Hanurawan, 2012: 34).

  c.

  Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaluddin Rakhmat, 2003: 51).

  Menurut Mangal dalam (Lilik Sriyanti, 2013: 109-110) persepsi menyangkut masuknya atau peristiwa atau perangsang ke dalam otak atau kesadaran. Melalui indera manusia menyerap berbagai informasi atau informasi dari lingkungan merupakan perangsang bagi individu sehingga seseorang akan memberi respons atau reaksi dengan cara tertentu. Beberapa prinsip persepsi yang perlu diketahui guru sebagi bekal mengajar adalah:

  1) Persepsi relatif tidak absolut. Manusia tidak bisa menyerap persis sama dengan keadaan sesuatu, melainkan mendekati sama. Demikian pula dengan guru atau pendidik, tidak mungkin menyerap keseluruhan materi yang didapatkan dari berbagai informasi yang mereka dapatkan namun mendekati sama. Karena itu tidaklah tepat bila seseorang menuntut untuk menguasai, menguraikan meteri sama persis yang terdapat dalam buku.

  Hal ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengadakan evaluasi atau tes. 2)

  Persepsi bersifat selektif. Tidak semua rangsang yang masuk mendapat perhatian atau tidak semua perangsang, obyek, informasi bisa diserap oleh otak. Sesuatu yang lebih menarik, yang menonjol, yang lebih bergerak dari pada yang diam yang lain dari pada yang lain atau unik biasanya akan mendapat perhatian. Karena itu pendidik perlu memberikan tekanan pada bahan yang dianggap penting, membuat kesimpulan. 3)

  Persepsi mempunyai tatanan. Seseorang akan mudah menerima rangsang atau informasi yang kondisinya teratur, bukan acak-acakan. Karena itu bahan yang disampaikan harus mempunyai hubungan satu sama lain yang dipersiapkan dengan baik, agar berkaitan satu sama lainnya. lebih mudah dipahami, sehingga semua pendidik membuat hubungan diantaranya.

  4) Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan. Harapan dan kesiapan seorang pendidik atau apa yang terdapat dalam pikiran seorang guru akan menentukan pesan mana yang akan disimpan, bagaimana seorang guru membuat hubungan dan bagaimana menafsirkan pesan tersebut.

  Menurut Slameto (2010:102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu yang satu dengan yang lain.

  Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.

  Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh inderanya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu rangsangan yang diterima oleh individu melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.

2. Faktor yang mempengaruhi persepsi

  Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi. Menurut Slameto, faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain; a.

  Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

  Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

  b.

  Alat indera, syaraf, dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang. c.

  Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sekumpulan objek.

3. Proses persepsi

  Darwis menuturkan, bahwa persepsi merupakan tindak lanjut dari esensi. Tahap awal dalam proses penerimaan informasi adalah sensasi. Jika alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf dengan “bahasa” yang dipahami oleh “komputer” otak, maka terjadilah proses sensasi. “Apa saja yang menyentuh alat-alat indera disebut stimulus (stimuli, jika banyak). Stimuli ini oleh alat indera akan diubah menjadi energi syaraf lalu di transmigrasikan ke otak untuk dianalisi lebih lanjut. Tidak ada persepsi tanpa sensasi, kerena persepsi sebenarnya hanyalah pemberian makna pada stimulan yang ditangkap oleh alat-alat indera. Persepsi seperti halnya sensasi, amat tergantung pada faktor personal dan situsional (faktor fungsional dan struktural) (Darwis Hude, 2006: 120).

  Persepsi membantu manusia bertindak dan memahami dunia rangkaian peristiwa yang saling terkait. Mata rantai itu dimulai dari objek eksternal yang ditangkap oleh organ-organ indera, selanjutnya dikirim dan diproses didalam otak untuk mendapat kopian arsip yang telah tersimpan (darwis Hude, 2006: 121).

  Jadi, dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan pandangan seseorang dalam menafsirkan suatu keadaan atau aktifitas yang dialami di lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu perhatian, faktor fungsional, dan faktor struktural. Adapun proses persepsi terjadi jika alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls- impuls syaraf dengan “bahasa” yang dipahami oleh “komputer” otak selanjutnya akan ditransmigrasikan ke otak untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil dari analisi otak manusia inilah yang sering disebut dengan persepsi. Oleh sebab itu, wajar jika persepsi antar individu manusia yang satu dengan yang lain sering bahkan selalu berbeda.

4. Indikator-indikator persepsi

  Adapun indikator-indikator persepsi adalah sebagai berikut: a. Tanggapan

  Tangapan merupakan gambaran tentang sesuatu yang ditinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan atau setelah berfantasi. Tanggapan disebut pula kesan, bekas atau kenangan. Tanggapan kebanyakan berada dalam ruang bawah sadar atau pra sadar, dan sesuatu sebab. Tanggapa yang berada pada ruang bawah sadar disebut

  talent (tersembunyi) sedang yang berada dalam kesadaran disebut actueel (sungguh-sungguh). (Ahmadi, 1982: 43).

  Tanggapan adalah kesan yang dialami apabila perangsangnya sudah tidak ada dan proses pengamatan sudah berhenti; tinggal kesa- kesannya saja, sehubungan dengan pengamatan dan tanggapan tersebut, orang lalu mempunyai opini atau pendapat tertentu mengenai suatu aspek dari realita dunia ini, dengan bagaimana orang yang mengadakan kontrak secara teratur atau secara sparadis. Memang dalam tanggapan tidak hanya dapat menghadapkan kemballi apa yang telah diamati (masa lampau) akan tetap juga dapat mengantisipasi yang akan datang, ataau mewakili yang sekarang (Suryabrata, 1998: 36).

  b.

  Pendapat Dalam bahasa harian disebut sebagai: dugaan, perkiraan, sangkaan, anggapan, pendapat subjektif “perasaan” (Kartono, 1991:

  304). Secara luas pendapat didefinisikan sebagai hasil pekerjaan fikir meletakkan hubungan antar tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain, antar pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, yang dinyatakan dalamsuatu kalimat. Untuk menyebutkan sebuah pengertian atau tanggapan biasanya cukup menggunakan satu kata, sedangkan untuk menyatakan suatu pendapat menggunakan satu kalimat. Adapun proses pembentukan pendapat adalah sebagai berikut:

  Menyadari adanya tanggapan atau pengertian karena tidak mungkin kita membentuk pendapat tanpa menggunakan pengertian atau tanggapan.

  2) Menguraikan tanggapan atau pengertian, misalnya: kepada seorang anak diberikan sepotong karton berbentuk persegi empat. Dari tanggapan majemuk itu (sepotong, karton, kuning, kuning, persegi empat) dianalisa. Kalau anak tersebut ditanya apakah yang kamu terima? Mungkin jawabannya hanya “karton kuning”, itu adalah suatu pendapat.

  3) Menentukan hubungan logis antara bagian-bagian setelah sifat-sifat dianalisa, berbagai sifat dipisahkan tinggal dua pengertian saja kemudian satu sama lain dihubungkan, misalnya menjadi : “karton kuning”. Beberapa pengertian dibentuk menjadi suatu pendapat yang dihubungkan dengan sembarangan tidak akan menghasilkan suatu hubungan logis dan tidak dapat dinyatkn dalam suatu kalimat yang benar. Suatu kalimat dinyatakan dengan benar dengan ciri sebagai berikut: a) Adanya pokok (subjek)

  b) Adanya sebutan (predikat) Dan selamanya pokok selalu diterangkan (D) oleh sebutan, atau sebutan selalu menerangkan (M) pokkok (Ahmadi, 1982: 120).

  c.

  Penilaian Berasal dari kata “nilai” yang mendapat imbuhan awalan “pe” dan akhiran “an”. Nilai merupakan sifat yang melekat pada suatu sistem

  (sistem kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi arti (yakni manusia yang meyakini). Pengertian ini menunjukkan bahwa hubungan antara subjek dengan objek memiliki arti penting dalam kehidupan. Bila mempersepsikan sesuatu maka kita memilih pandangan tertentu tentang hal yang dipersepsikan. Sebagaimana yang dikutip oleh Renato tagulisi dalam bukunya Alo Liliweri dalam bukunya yang berjudul Persepsi Teoritis, Komunikasi

  Antar Pribadi, menyatakan bahwa persepsi seseorang mengacu pada