Evaluasi penghitungan pajak penghasilan terutang bagi wajib pajak badan : studi kasus pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta - USD Repository

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN

  Studi Kasus pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  Aurelia Puspa Nadya Estika NIM : 062114064

  PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN

  Studi Kasus pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  Aurelia Puspa Nadya Estika NIM : 062114064

  PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Ketika aku mohon kekuatan, Tuhan memberikan kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika aku mohon kebijaksanaan, Tuhan memberiku banyak masalah agar aku belajar memecahkannya. Ketika aku mohon kesejahteraan, Tuhan memberiku jalan pikiran agar aku dapat mengusahakannya. Ketika aku mohon keberanian, Tuhan memberiku bahaya agar aku dapat mengatasinya. Ketika aku membutuhkan cinta Allah, Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan agar aku dapat menolong. Ketika aku memohon bantuan, Tuhan memberiku halangan agar aku dapat menggunakan kesempatan.

  Aku memang tidak menerima apa yang aku minta,

tetapi Tuhan memberikan apa yang sesungguhnya aku

butuhkan.

  

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,

tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada

Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4 : 6)

  Karya ini kupersembahkan untuk :

  Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menopang dan menguatkanku Bapak dan Ibuku, terima kasih atas doa dan perhatian kalian yang luar biasa

  Kakakku Mbak Pipiet,Mas Niko dan adikku Danu,kalian warna dalam hidupku Keponakanku dek Rangga, kamu mengajariku untuk lebih bersabar

  Mbah Putri dan Lek Supri terima kasih atas doa dan dukungan kalian Sahabatku Dinda, Lia, Lina, Rifki, Mbak Dita, Mbak Dian, Vero, Theo, Bruder

  Yosef, Nia, Devi, Molen, Rindha, Ayu, Duwex, Mas Adit, Gundhul, Boris, Kris, Agnes, Desi, Mas Anang, Mas Sigit, Mas Gugus, Uyik, Kuncoro, Lilik terima kasih kalian telah memberiku semangat, dukukgan serta berbagi suka dan duka bersamaku

  Sahabatku yang telah bersama Yesus, Thomas Christian Dwi Handono,terima kasih karena kamu telah mengajariku untuk tetap tersenyum dan kuat Seseorang yang selalu memberiku semangat serta keceriaan dihidupku

  Teman-temanku Prodi Akuntansi angkatan 2006, terima kasih kalian telah berjuang bersamaku Mudika Santo Carolus Borromeus, tempatku berproses dan melayani

  Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang Bagi Wajib Pajak Badan”.

  Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : a.

  Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  b.

  Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  c.

  Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA selaku Kaprodi Jurusan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  d.

  Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt, selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan memberi bimbingan, pengarahan, dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  e.

  Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu kepada penulis, serta seluruh karyawan

  Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah melayani semua kebutuhan akademis selama duduk di bangku perkuliahan.

  f.

  Keluarga besar Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta, Pak Dasuki, Bu Hastarini, Pak Agus yang telah membantu dan mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian.

  g.

  Bapak dan Ibuku yang selalu peduli padaku, mendoakan dan mendukungku hingga skripsi ini dapat selesai.

  h.

  Sahabat, teman-teman serta semua pihak yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan hingga skripsi ini dapat selesai.

  Akhir kata, penulis menyadari karena adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka, segala kritik maupun saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ....................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi ABSTRAK ..................................................................................................... xvii ABSTRACT ................................................................................................... xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 4 C. Batasan Masalah ................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................ 5 F. Sistematika Penulisan ............................................................ 6

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pajak Penghasilan ..................................................... 8 1. Definisi Pajak ...................................................................

  8 2. Penghasilan ......................................................................

  10

  3. Pengertian Pajak Penghasilan .......................................... 11 B. Subjek dan Objek Pajak penghasilan, Penghasilan yang

  Dikenai Pajak Final, dan yang Bukan Objek Pajak ............... 12 1.

  Subjek Pajak Penghasilan ................................................ 12 2. Objek Pajak Penghasilan .................................................. 14 3. Penghasilan Yang Dikenai Pajak Final ............................ 17 4. Penghasilan Yang Dikecualikan Dari Objek Pajak .......... 18 C. Kompensasi Kerugian ............................................................ 21 D. Penghasilan Kena Pajak ......................................................... 23 1.

  Biaya-Biaya Yang Boleh Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto ................................................................................. 24 2. Biaya-Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan Dari

  Penghasilan Bruto ............................................................ 27 E. Tarif Pajak Penghasilan.......................................................... 34 F.

  Pajak Penghasilan terutang .................................................... 35 G.

  Surat Pemberitahuan (SPT) .................................................... 36 1.

  Pengertian SPT ................................................................. 36 2. .................................................................. 36

  Jenis SPT

  H.

  Koperasi .............................................................................. 37 1.

  Pengertian .................................................................. 37 2. Landasan, Asas, Tujuan .................................................. 38 3. Fungsi dan Peran ............................................................. 38 4. Prinsip Koperasi .............................................................. 39 5. Anggaran Dasar dan Perangkat ....................................... 39 6. Modal Koperasi ............................................................... 40 7. Sisa Hasil Usaha .............................................................. 43 8. Jenis-Jenis Koperasi ........................................................ 43 I. Pendapatan atau Penerimaan dan Beban Koperasi ............... 44 J.

  Penyesuaian Fiskal ................................................................. 46 K.

  Keputusan-keputusan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jendral Pajak, Surat Edaran Direktur Jendral Pajak yang Berkaitan dengan Penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan ............................................................... 49 L. Perlakuan Pajak Penghasilan Usaha Koperasi secara

  Umum .............................................................................. 54

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................... 56 B. Waktu Penelitian ................................................................... 56 C. Tempat Penelitian ................................................................. 56

  E.

  Data Penelitian ...................................................................... 57 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 58 G.

  Teknik Analisis Data ............................................................. 58

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru ...... 62 B. Modal Koperasi ..................................................................... 64 C. Sisa Hasil Usaha Koperasi .................................................... 64 D. Bidang Usaha Koperasi ......................................................... 66 E. Sruktur Organisasi Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru ..... 68 F. Keanggotaan Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru .............. 71 G. Kebijakan Akuntansi Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru .. 71 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ....................................................................... 75 B. Perbedaan Perlakuan Penghasilan dan Biaya Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru Menurut Standart Akuntansi Keuangan dengan Undang-Undang RI No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan .................................................... 94 C. Penyesuaian Fiskal atas Penghasilan dan Biaya yang Ditemukan pada Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru ....................................................................... 107 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 114

  C.

  Saran ....................................................................................... 115 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 117 LAMPIRAN .................................................................................................. 119

  DAFTAR TABEL

  Tabel II.1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud ............................................. 31 Tabel II.2 Tarif Amortisasi Harta Tak Berwujud ...................................... 33 Tabel IV.1 Keanggotaan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ................. 71 Tabel V.1 Penjualan Tahun 2009 ............................................................... 92 Tabel V.2 Harga Pokok Penjualan Tahun 2009 ......................................... 92 Tabel V.3 Pendapatan Jasa Tahun 2009 .................................................... 93 Tabel V.4 Biaya Usaha Tahun 2009 .......................................................... 93 Tabel V.5 Pendapatan Lain-Lain Tahun 2009 ........................................... 94 Tabel V.6 Pengelompokan Penghasilan dan Biaya Menurut

  Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru berdasarkan Laporan Rugi Laba Per 31 Desember 2009 .................. 95

  Tabel V.7 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. madu Baru dengan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun ................................... 102

  Tabel V.7 (Lanjutan) Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. madu Baru dengan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun ...................... 103

  Tabel V.8 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru yang Ada dalam Lampiran Khusus SPT dengan Metode Saldo Menurun yang digunakan dalam Kepentingan Perpajakan ..................................................................... 104

  Tabel V.9 Laporan Harga Pokok Penjualan Koperasi Bina Usaha PT. madu Baru Per 31 Desember 2009 setelah Penyesuaian Fiskal ........................................................ 108

  Tabel V.10 Laporan Rugi Laba Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Per 31 Desember 2009 setelah Penyesuaian Fiskal ...... 108

  Tabel V.11 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru yang ada dalam Lampiran Khusus SPT dengan Hasil Hitungan Peneliti untuk Kepentingan Perpajakan ........................ 112

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak ..................................... 24Gambar 2.2 Formula Umum Penghitungan Pajak Penghasilan .................... 36Gambar 2.3 Proses Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dengan

  Laporan Keuangan Fiskal ............................................. 47

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ....... 68Gambar 5.1 Neraca Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ........................... 77Gambar 5.2 Laporan Rugi Laba Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ....... 90Gambar 5.2 (Lanjutan) Laporan Rugi Laba Koperasi Bina Usaha

  PT. Madu Baru .............................................................. 91

Gambar 5.3 Penghitungan PPh Setelah Pajak Koperasi Bina Usaha

  PT. Madu Baru .............................................................. 91

Gambar 5.4 Ringkasan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan Koperasi

  Bina Usaha PT. Madu Baru berdasarkan Hitungan Peneliti .......................................................................... 113

  

ABSTRAK

  EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN Studi Kasus Pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta

  Aurelia Puspa Nadya Estika NIM: 062114064

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2011 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penghitungan besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2009 bagi Wajib Pajak Badan Koperasi Bina

  Usaha PT. Madu Baru sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Latar belakang penelitian ini adalah koperasi merupakan badan usaha ekonomi yang dinyatakan menjadi wajib pajak. Koperasi harus melaporkan jumlah pajak penghasilan terutangnya kepada negara, namun dalam menghitung jumlah pajak penghasilan terutang kadang terjadi kesalahan. UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan sebagai acuan dalam menentukan jumlah pajak penghasilan terutang.

  Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya menurut Standar Akuntansi Keuangan dan UU RI. No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Selanjutnya dilakukan penyesuaian fiskal atas Laporan Rugi Laba Koperasi sehingga ditemukan jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP), kemudian PKP dikalikan dengan tarif Wajib Pajak Badan Pasal 17 dan 31 E UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghitungan pajak penghasilan terutang yang dilakukan oleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru pada tahun 2009 kurang sesuai dengan UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dalam mengelompokkan penghasilan dan biaya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yaitu UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, namun khusus untuk biaya penyusutan aktiva tetap koperasi kurang sesuai dengan peraturan yang ada. Hal ini disebabkan karena Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tidak melakukan penyesuaian fiskal untuk biaya penyusutan aktiva tetap.

  

ABSTRACT

  AN EVALUATION OF THE CALCULATION OF INCOME TAX PAYABLE FOR INSTITUTIONAL TAX PAYER A Case Study at Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta

  Aurelia Puspa Nadya Estika Student Number : 062114064

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2011 The Objective of this research was to know whether the calculation of the amount of income tax payable for the cooperative was in line with the tax regulation. The background of the research is that cooperative is an economic business entity which is stated as tax payer. Cooperative must report the amount of its income tax payable to the government, but in calculating the amount of the income tax payable, sometimes cooperative makes mistake. UU RI No.36 year 2008 about income tax is used as the standard to decide the amount of income tax payable. The research wase case study. The data were obtained through interview and documentation. The data analysis technique was done by analysing the different treatment in income and cost between the one based on Financial Accounting Standard and UU RI No.36 year 2008 about tax income. Next, fiscal adjustment was done on the cooperative’s income statement, so it was found the amount of Taxable Income, and then the Taxable Income was multiplied with the Institutional Tax Payer tariff of articlel 17 and 31 E UU RI No.36 year 2008 about income tax. The result of the research showed that the calculation of income tax payable which was done by Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru in 2009 was not suitable with UU RI No.36 year 2008 about income tax. Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru had grouped income and cost according to tax rules UU RI No.36 year 2008 about income tax, but for the depreciation of fixed assets, it was not suitable with the existing rules. It happened because Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru did not do fiscal adjustment for the depreciation expense of fixed assets.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan lembaga ekonomi rakyat yang menggerakan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Pertumbuhan bisnis koperasi dari waktu ke waktu perlu ditingkatkan. Tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

  pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi menyelenggarakan berbagai macam usaha yang bermanfaat dan menguntungkan bagi para anggotanya. Sebagai badan usaha, koperasi harus dikelola dengan baik seperti layaknya bentuk badan usaha lainnya. Koperasi sebagai badan usaha ekonomi berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dinyatakan menjadi Wajib Pajak. Penetapan ini sudah sesuai dengan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yang menyebutkan bahwa :

  ”dalam hal pajak penghasilan, koperasi adalah badan usaha ekonomi, yang sama dengan badan usaha yang lain seperti Perseroan Terbatas, yang dinyatakan sebagai wajib pajak ”. Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan atas laba atau penghasilan yang diterima oleh subjek pajak dalam tahun pajak. Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008. yang sebelumnya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.17 tahun 2000.

  Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008 mulai berlaku 1 Januari 2009. Perubahan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan lagi keamanan penerimaan negara, menciptakan sistem perpajakan yang lebih sederhana, lebih adil, dan lebih transparansi khususnya pada pajak penghasilan.

  Perusahaan atau koperasi biasanya menghitung jumlah laba sebelum pajak pada laporan laba/rugi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Penghitungan jumlah laba tersebut tidaklah sama dengan peraturan perpajakan khususnya pajak penghasilan. Perbedaan penghitungan jumlah laba sebelum pajak disebabkan karena ada pengakuan yang berbeda terhadap penghasilan dan biaya menurut SAK dan peraturan pajak penghasilan. Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya akan mempengaruhi besar laba sebelum pajak yang nantinya akan dikenakan tarif pajak penghasilan. Hal ini menyebabkan besar pajak penghasilan yang akan dilaporkan kepada fiskus bukan jumlah yang sebenarnya.

  Selain adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, besar pajak penghasilan yang dilaporkan bukan jumlah yang sebenarnya juga disebabkan kelalaian wajib pajak. Kelalaian yang dimaksud dapat berupa penghitungan data yang salah, kealpaan wajib pajak untuk menyimpan buku dan bukti-bukti secara lengkap serta penafsiran ketentuan peraturan

  Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, dan Surat Edaran yang berhubungan dengan pajak penghasilan.

  Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, diharapkan lebih mencerminkan keadilan dan memberi kepastian hukum melalui perluasan basis pengenaan pajak dan sistem perpajakan. Meskipun pemerintah sudah berusaha menyederhanakan sistem perpajakan, tetapi masih banyak masyarakat wajib pajak pada umumnya dan wajib pajak badan koperasi khususnya, sulit memahami Undang-Undang Perpajakan.

  Evaluasi penghitungan pajak penghasilan yang terutang bagi wajib pajak badan pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya salah hitung, salah tulis, atau pun salah dalam menentukan mana yang dapat diakui sebagai pendapatan dan biaya menurut peraturan perpajakan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) harus diperhatikan oleh wajib pajak seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang KUP No.16 tahun 2009 tentang sanksi administrasi denda menyebutkan apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan maka akan dikenai sanksi administrasi berupa denda.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penghitungan besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2009 bagi Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan?

  C. Batasan Masalah

  Pada evaluasi terhadap penghitungan pajak penghasilan terutang ini, penulis membatasi masalah pada :

  1. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

  2. Undang-Undang RI No.16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.

  3. Peraturan Menteri Keuangan No.96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan.

  D. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis yaitu untuk mengetahui apakah penghitungan besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2009 bagi Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

  E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan kebijakan khususnya dalam penentuan masalah perpajakannya.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bahan kepustakaan bagi Universitas Sanata Dharma dan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

  3. Bagi Penulis Dengan mengadakan penelitian, penulis memperoleh kesempatan untuk menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuan yang didapat di bangku kuliah untuk diterapkan dalam praktik sesungguhnya.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk mengolah data yang berasal dari Koperasi.

  Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

  Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi uraian tentang sejarah, sistem pembagian Sisa Hasil Usaha, usaha yang dijalankan, struktur organisasi, sifat keanggotaan dan modal Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru serta data-data lain yang diperoleh saat penelitian.

  Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi dan analisis data-data yang diperoleh dari Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru serta pembahasan sesuai dengan rumusan masalah.

  Bab VI : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan deskripsi dan analisis serta pembahasan data yang dilakukan oleh penulis, mengungkapkan keterbatasan dari penelitian yang dilakukan, dan memberikan saran yang diharapkan penting bagi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dan peneliti berikutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pajak Penghasilan

1. Definisi Pajak

  Definisi pajak menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku

  Manajemen Perpajakan, Zain (2008:10) menyatakan: “Pajak adalah

  iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang- undang), dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.” Definisi pajak menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. Dalam buku Manajemen Perpajakan, Zain (2008:11) menyatakan: “Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal-balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Definisi tersebut kemudian dikoreksi kembali oleh Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH dalam buku

  Manajemen Perpajakan , Zain (2008:11) sebagai berikut: “Pajak adalah

  peralihan kekayaan dari pihak rakyat ke kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.” Definisi pajak menurut S.I. Djajadiningrat yang dikutip oleh Resmi (2005:1) sebagai berikut: ”Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara umum.” Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a.

  Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

  b.

  Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

  c.

  Pembayaran pajak tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan tugas negara.

  d.

  Pajak dialokasikan untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

2. Penghasilan

  Definisi penghasilan berdasarkan PSAK No.23 (Reformat 2007) penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

  Penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal degan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalty dan sewa.

  Definisi penghasilan menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008

  pasal 4 ayat (1) tentang Pajak Penghasilan menyatakan: “Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.” Berdasarkan kedua definisi di atas terdapat perbedaan pengertian penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan. Menurut akuntansi penghasilan hanya meliputi pendapatan dan keuntungan saja. Menurut perpajakan semua penghasilan yang berasal dari sumber apapun yang tahun dikelompokkan dalam penghasilan yang akan dikenakan pajak. Dengan demikian, cakupan pengertian penghasilan menurut perpajakan lebih luas daripada akuntansi.

3. Pengertian Pajak Penghasilan

  Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak (Resmi, 2005:74). Definisi pajak penghasilan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2007, No. 46) adalah: pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak perusahaan. Berdasarkan dua definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: a.

  Dikenakan kepada subjek pajak yang mendapatkan penghasilan.

  b.

  Pajak dikenakan terhadap penghasilan masyarakat dalam satu tahun pajak.

  c.

  Ada peraturan yang mengatur tentang perhitungan pajak khususnya pajak penghasilan.

  B.

  

Subjek Dan Objek Pajak Penghasilan, Penghasilan Yang Dikenai Pajak

Final Dan Yang Bukan Objek Pajak

1. Subjek Pajak Penghasilan

  Subjek pajak penghasilan merupakan wajib pajak yang diwajibkan membayar pajak atas penghasilan yang diterima dalam satu tahun pajak.

  Pasal 2 ayat (1) UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan mengelompokkan subjek pajak menjadi beberapa bagian, yaitu: a. 1) Orang Pribadi;

  2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak; Berdasarkan penjelasan atas UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, orang pribadi yang dimaksud dalam hal ini adalah subjek pajak yang dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari waisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.

  b.

  Badan Penjelasan atas UU RI No.17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan menjelaskan badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. BUMN/BUMD merupakan subjek pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknya sehingga setiap unit tertentu dari badan Pemerintah, misalnya lembaga badan, dan sebagainya yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak. Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.

  c.

  Bentuk Usaha Tetap.

  Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia. Penjelasan atas UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak pengertian adanya suatu tempat usaha yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk juga mesin-mesin dan peralatan, gudang dan komputer atau agen elektronik atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan aktivitas usaha melalui internet. Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan untuk menjalankan usaha atau kegiatan dari orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia. Selain itu bentuk usaha tetap mencakup pula orang pribadi atau badan selaku agen yang kedudukannya tidak bebas yakni yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau badan yang tidak bertempat tinggal atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia.

2. Objek Pajak Penghasilan

  Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk: a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang- undang ini; b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c. laba usaha; d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :

  1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan,dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

  2) keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;

  3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;

  4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan

  5) keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan; e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak; f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak; i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. q. penghasilan dari usaha berbasis syariah; r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan s. surplus Bank Indonesia.

3. Penghasilan Yang Dikenai Pajak Final

  Pasal 4 ayat (2) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi; penghasilan berupa hadiah undian; penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura; penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan bangunan; dan penghasilan tertentu lainnya; yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

  Penghasilan-penghasilan yang disebutkan diatas akan dikenakan pajak yang sifat pemungutannya final. Pajak Penghasilan Final menurut PSAK, 2007 No. 46 yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi atau usaha tertentu.

4. Penghasilan Yang Dikecualikan Dari Objek Pajak

  Pasal 4 ayat (3) UU No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa yang dikecualikan dari objek pajak adalah: a.

  1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;

  2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan social atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan; b. warisan; c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari

  Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan wajib pajak, wajib pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam pasal 15; e. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa; f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

  1) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan 2) bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor; g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai; h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif; j. dihapus; k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:

  1) merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan

  2) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

  Keuangan; m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara

  Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

C. Kompensasi Kerugian

  Keuntungan dan kerugian adalah dua hal yang biasa terjadi dalam suatu usaha bisnis. Ada kalanya sebuah usaha mengalami keuntungan dan ada

  Penghasilan, keuntungan yang diperoleh Wajib Pajak akan dikenai pajak penghasilan, sedangkan kerugian yang diderita Wajib Pajak tidak akan dikenai pajak penghasilan. Bahkan kerugian yang didapatkan dalam satu tahun pajak dapat digunakan untuk menutupi keuntungan pada tahun-tahun berikutnya sehingga pada tahun-tahun tersebut pajak penghasilan menjadi lebih kecil atau tidak terutang sama sekali. Proses membawa kerugian dalam satu tahun pajak ke tahun-tahun pajak berikutnya ini dinamakan sebagai Kompensasi Kerugian (Carrying Loss).

  Berdasarkan Surat Edaran SE-03/PJ.31/2004 tentang kompensasi kerugian fiskal dalam penghitungan pajak penghasilan menyebutkan:

  1. Kerugian yang dimaksud adalah kerugian fiskal berdasarkan pada ketetapan pajak yang telah diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak maupun kerugian fiskal berdasarkan SPT Tahunan Wajib Pajak (self

  assessment ) dalam hal tidak ada atau belum diterbitkan ketetapan pajak oleh Direktur Jenderal Pajak.

  2. Apabila setelah pemeriksaan terhadap SPT Tahunan yang menyatakan rugi tidak lebih bayar maupun rugi lebih bayar tidak meniadakan hak kompensasi kerugian fiskal. Namun apabila ditemukan jumlah kerugian fiskal yang berbeda dari SPT Tahunan atau menjadi tidak rugi maka kompensasi kerugian fiskal menurut SPT Tahuanan tersebut harus segera dibetulkan.

  3. Kerugian fiskal dari penghasilan yang bersumber di luar negeri hanya dapat dikompensasikan dengan penghasilan dari sumber yang sama di luar negeri.

  4. Kerugian fiskal dari penghasilan yang dikenakan PPh final atau penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak, tidak dapat dikompensasikan dengan penghasilan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan umum.

  Berdasarkan penjelasan Pasal 6 ayat (2) atas UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan kerugian fiskal dapat dikompensasikan dengan penghasilan neto atau laba fiskal selama lima tahun berturut-turut dimulai sejak tahun berikutnya sesudah tahun didapatnya kerugian tersebut.

D. Penghasilan Kena Pajak

  PSAK 2007, No.46 menyebutkan bahwa Penghasilan Kena Pajak (PKP) atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan. Pasal 6 ayat (1) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa Penghasilan Kena Pajak untuk wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Rumusan penghasilan

  Pajak Penghasilan sama halnya dengan menentukan penghasilan neto fiskal wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap.

  Penghasilan bruto yang dimaksud merupakan semua penghasilan yang menjadi objek pajak (pasal 4 ayat (1)) yang diperoleh dalam tahun pajak.

  Penghasilan neto fiskal yang dimaksud adalah penghasilan neto komersial dikurangi dengan penghasilan yang dikenakan PPh final dan yang tidak termasuk objek pajak dalam tahun pajak yang telah ditambah dengan biaya- biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (penyesuaian koreksi positif) dan dikurangi dengan biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (penyesuaian koreksi negatif). Perhitungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Penghitungan Penghasilan Kena pajak

  1 Penghasilan Neto Fiskal xxx