Evaluasi kesesuaian pemilihan antimikrobial pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur, tes sensitivitas dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011 - USD Repository
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR, TES
SENSITIVITAS, DAN URINALISIS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIMIKROBIAL PADA
PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR,
TES SENSITIVITAS, DAN URINALISIS DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“All your dreams can come true if you have the courage to pursue them” —Walt
DisneyKarya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Bapak-Ibu tercinta sebagai ungkapan rasa hormat dan
baktiku
Nenek, kakak, dan keponakan-keponakan ku tersayang
Honeybee ku tercinta
PUBLIKASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan kasih karunia yang telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“ Evaluasi Kesesuaian Pemilihan Antimikrobial Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Hasil Kultur, Tes Sensitivitas, dan Urinalisis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Moewardi Tahun 2011 dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ” gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung baik
berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis menghaturkan banyak
terima kasih kepada :PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
dengan sabar membimbing dan mengarahkan serta memberikan dukungan kepada penulis selama proses perkuliahan di S1 Farmasi.
6. Bapak dan ibu tersayang atas kasih sayang, doa, dukungan semangat, pengertian
serta bantuan finansial hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Nenek, kakak, dan keponakan-keponakanku yang telah memberikan doa,
semangat, dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi.
8. Edison Telaumbanua yang selalu memberikan doa, dukungan semangat, kasih
sayang, kesabaran, serta banyak bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
9. Teman skripsi dan sahabatku yaitu Rizma, Alfi, Sari, dan Novi yang telah saling
menguatkan, memberikan semangat dan bantuan kepada peneliti serta bersama- sama menjalani suka dan duka selama menjalankan penelitian ini.
10. Teman-teman KKN ku yaitu Baskoro, Sepsi, Tito, Lana, Lusi, Nofa, Ari, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dorongan semangat yang telah diberikan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.
13. Teman-teman dari angkatan 2006-2011 yang penulis kenal yang telah
memberikan perhatian dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan naskah.
14. Dan seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu disini, baik
secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini.Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini
dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................. vi
PRAKATA........................................................................................ vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................... xi
DAFTAR TABEL………………………………............................. xvi
DAFTAR GAMBAR......................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xxi
INTISARI.......................................................................................... xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………….............8 A. Infeksi Saluran Kemih………………..........................................
8
1. Definisi………………………………………………………
8 2. Epidemiologi………………………………………………...
9
3. Etiologi………………………………………………………
9 4. Patogenesis…………………………………………………..
10 5. Klasifikasi…………………………………………………...
11
6. Gambaran klinis dan diagnosis umum………………………
12
7. Faktor risiko…………………………………………………
13 8. Komplikasi…………………………………………………..
14 9. Tindakan pencegahan……………………………………….
14 B. Antimikrobial................................................................................
15
1. Definisi………………………………………………………
15 2. Mekanisme kerja…………………………………………….
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Variabel……………………………………………………...
24 2. Definisi Operasional………………………………………...
25 C. Bahan Penelitian...........................................................................
26 D. Lokasi Penelitian………………………………………………...
26 E. Tata Cara Penelitian......................................................................
26 1. Tahap perencanaan.................................................................
26 2. Tahap pengumpulan bahan penelitian...................................
27 3. Tahap pengumpulan data.......................................................
27 4. Tahap pengolahan data……………………………………..
27 F. Analisis Hasil................................................................................
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................
29 A. Profil pasien ISK berdasarkan data pemeriksaan kultur, tes sensitivitas, dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Moewardi tahun 2011………………….......................................
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Sefalosporin ………………………………………...43 3) Beta laktam lainnya………………………………… 44 4) Kuinolon…………………………………………….
45 5) Aminoglikosida……………………………………...
46 6) Sulfonamida………………………………………...
47 7) Antimikotika………………………………………...
48 8) Antimikrobial lainnya……………………………….
49 B. Kesesuaian pemilihan antimikrobial pada pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011…………
50
1. Hasil kesesuaian pemilihan antimikrobial pada pasien ISK yang memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas………………......
50
2. Hasil kesesuaian pemilihan antimikrobial empirik pada pasien ISK yang memiliki data kuman tidak tumbuh…………………..
52 3. Efektivitas terapi pasien ISK…………………………………….
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan...................................................................................62 B. Saran.............................................................................................
63 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
64 LAMPIRAN........................................................................................
68 BIOGRAFI PENULIS........................................................................ 163
DAFTAR TABEL Tabel I. Kriteria diagnostik bakteriuria.……………………………… Tabel II. Profil karakteristik pasien ISK berdasarkan jenis kelamin di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011………………………………………………………..
Tabel III. Profil karakteristik pasien ISK berdasarkan umur di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011……………………………………………………….. Tabel IV. Tabel hasil pemeriksaan kultur urine di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun
2011……………………………………………………….. Tabel V. Profil angka kuman pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011 ……...…………………..
13
30
31
34
35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IX. Jenis dan jumlah antimikrobial golongan kuinolon yang digunakan untuk pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011…………………………………..
45 Tabel X. Jenis dan jumlah antimikrobial golongan aminoglikosida yang digunakan untuk pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011…………………………..
47 Tabel XI. Jenis dan jumlah antimikrobial golongan sulfonamida yang digunakan untuk pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011…………………………..
47 Tabel XII. Jenis dan jumlah antimikrobial golongan antimikotika yang digunakan untuk pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011…………………………..
48 Tabel XIII. Jenis dan jumlah antimikrobial golongan antimikrobial lainnya yang digunakan untuk pasien ISK di Instalasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XVI. Efektivitas terapi antimikrobial dengan melihat status pulang pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.
Moewardi tahun 2011……………………………………...
54 Tabel XVII. Kesesuaian penggunaan antimikrobial empirik pada pasien ISK dengan status pulang sembuh di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011..................................
55 Tabel XVIII. Kesesuaian penggunaan antimikrobial absolut pada pasien ISK dengan status pulang sembuh di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011..................................
56 Tabel XIX. Kesesuaian penggunaan antimikrobial empirik pada pasien ISK dengan status pulang membaik di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011.......................
56 Tabel XX. Kesesuaian penggunaan antimikrobial absolut pada pasien
ISK dengan status pulang membaik di Instalasi Rawat Inap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XXIII. Kesesuaian penggunaan antimikrobial empirik pada pasien ISK dengan status pulang meninggal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011.......................
60 Tabel XXIV. Kesesuaian penggunaan antimikrobial absolut pada pasien ISK dengan status pulang meninggal di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011.......................
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih................................................................................
10 Gambar 2. Distribusi pasien ISK berdasarkan jenis kelamin................
30 Gambar 3. Diagram golongan bakteri hasil kultur urine pada pasien
ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011……………………………………………………..
33 Gambar 4. Hasil laboratorium makroskopis urinalisis pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011..................................................................................
37 Gambar 5. Hasil laboratorium kimia urinalisis pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011..................................................................................
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian……………………………………….. 68
Lampiran 2. Antimikrobial yang digunakan pada pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011...................................................................................Lampiran 3. Pembahasan kasus……………………………………….
70
74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah masalah kesehatan serius yang ditemukanpada semua umur dengan prevalensi yang berbeda-beda. Prevalensi di Indonesia
masih cukup tinggi dengan angka mortalitas 25-60%. Antimikrobial merupakan
terapi utama pasien ISK. Pemilihan antimikrobial seharusnya berdasarkan hasil kultur
dan tes sensitivitas sehingga dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian
penggunaan antimikrobial yang akan menentukan hasil terapi yang diharapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan antimikrobial pada
pasien ISK berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas.Penelitian observasional ini menggunakan rancangan deskriptif evaluatif
bersifat retrospektif. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien ISK rawat inap
yang memiliki data pemeriksaan kultur, tes sensitivitas serta hasil uji urinalisis dan
kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien ISK yang tidak memiliki data
pemeriksaan kultur, tes sensitivitas serta hasil uji urinalisis. Jumlah pasien yang
diteliti sebanyak 59 pasien.Hasil penelitian menujukkan perbandingan pasien ISK perempuan dan laki-
laki 36:23 dan golongan umur terbanyak 25-65 tahun. Kuman penyebab ISK
terbanyak adalah Escherichia coli (47,2%) dan Enterobacter cloacae (11,1%).
Pemeriksaan urinalisis menunjukkan adanya infeksi. Antimikrobial terbanyak adalah
golongan sefalosporin (49%) dan golongan antibiotika lainnya (14%). Kesesuaian
antimikrobial dengan hasil kultur dan tes sensitivitas (50%), ketidaksesuaian
(41,67%), dan (8,33%) tidak diketahui karena tidak tercantum dalam cakram. Status
pulang pasien terbanyak dalam kondisi mulai sembuh (67,80%).Kata kunci : Infeksi Saluran Kemih, antimikrobial, kultur dan tes sensitivitas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Urinary Tract Infection (UTI) is a serious health problem found in all ageswith different prevalence. Prevalence in Indonesia remains high with mortality rate
25-60%. Antimicrobial is main therapy for UTI patients. The selection of
antimicrobial should be based on culture and sensitivity tests so it can be used to
determine the appropriateness of antimicrobial usage that will determine expected
therapy result. This research aimed at evaluating the appropriateness of antimicrobial
selection on UTI patients based on culture and sensitivity tests result.This observational research used descriptive, evaluative design, and has
retrospective in nature. Inclusion criteria are UTI inpatients who have culture
examination data, sensitivity test and urinalysis test result and exclusion criteria are
UTI patients who have no culture examination data, sensitivity test and urinalysis test
result. This research took 59 patients as the participants.As results, it has been shown that the comparison between female and male
UTI patients are 36:23, and largest age group is 25-65 years. Microbe causing UTI
are Escherichia coli (47,2%) and Enterobacter cloacae (11,1%). Urinalysis
examination showed infection. Largest antimicrobials are cephalosporin group (49%)
and other antibiotics group (14%). The appropriateness of antimicrobial with culture
and sensitivity tests are (50%), inappropriateness is (41,67%), and (8,33%) remaining
is unknown due to it is not included in disk. Largest outpatient status in cured
condition is (67,80%).PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Infeksi saluran kemih ( ISK ) adalah keadaan klinik yang ditandai oleh
berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih ( Tessy, Ardaya,
dan Suwanto, 2001). Mikroorganisme yang paling banyak menyebabkan Infeksi
Saluran Kemih adalah bakteri. Penyebab lain meskipun jarang ditemukan adalah
jamur, virus, klamidia, parasit, mikobakterium (Samirah, Darwati, Windarwati,
dan Hardjoeno, 2006). Kejadian ISK tidak dapat diabaikan begitu saja karena
insidensinya masih cukup tinggi yaitu sekitar 5,2% lebih banyak daripada laki-
laki maupun anak-anak. Komplikasi ISK yang paling berat adalah urosepsis
dengan angka kematian yang masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 25-60%
(Boekitwetan, 2000).Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat mengenai laki-laki atau perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sangat berpengaruh pada kesehatan sosial (Herfindal dan Gourley, 2000). Di
Indonesia, RSCM pernah melaporkan kejadian ISK pada 104 penderita yang
berhasil dikumpulkan selama periode enam bulan adalah 35,6% (Soejono, 2005).
Pada penelitian Wirawan (2005), jumlah pasien ISK di unit rawat inap RS Panti
Rapih Yogyakarta pada periode bulan Juli-Desember 2004 sebanyak 120 pasien.
Epidemiologi ISK terbagi dalam kelompok nosokomial dan kelompok
masyarakat dimana gejalanya dapat berupa asimptomatik maupun simptomatik.
Penggunaan kateter adalah penyebab terbanyak ISK nosokomial. Pada penderita
diatas 60 tahun dijumpai lebih banyak laki-laki dibanding perempuan
kemungkinannya pada laki-laki usia tua akibat penggunaan instrument seperti
uretral chateter, terutama jika disertai kelainan struktur maupun fungsi (Dewi cit.,
Anonim, 2009).Pemilihan antimikroba untuk penatalaksanaan penyakit infeksi termasuk
ISK seharusnya berdasarkan hasil kultur spesimen dan hasil tes sensitivitas kuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menimbulkan masalah pada gambaran klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya
(Ariwijaya dan Suwitra, 2007).Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan
secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak
memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai
bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada
indikasi (Menteri Kesehatan RI, 2011).Berdasarkan penelitian Agustina (2008) menyatakan bahwa efektivitas
penggunaan antibiotika pada pasien wanita dengan ISK tanpa komplikasi di
Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten selama tahun 2006-
2008 sebesar 77,36%, begitu juga dengan penelitian Maritha (2008) yang
menyatakan bahwa efektivitas penggunaan antibiotika pada pasien infeksi saluran
kemih yang menjalani rawat inap di RSUP dr. Soedono Madiun tahun 2006-2007
sebesar 73,88%.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Seperti apa profil pasien ISK yang memiliki data pemeriksaan kultur, tes
sensitivitas, dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011?
b. Apakah ada kesesuaian pemilihan antimikrobial pada pasien ISK dengan
data hasil kultur dan tes sensitivitas?2. Keaslian penelitian Berbagai macam penelitian mengenai penggunaan antimikrobial pada
pasien infeksi saluran kemih pernah diteliti, antara lain: “Evaluasi Kesesuaian
Pemilihan Antibiotika Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Hasil
Kultur dan Tes Sensitivitas Dengan Parameter Angka Leukosit Urin di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Periode Januari-Juni 2006” (Yudasmoro,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Moewardi Surakarta tahun 2009” (Nofriaty, 2010). Penelitian yang dilakukan
penulis berbeda dengan penelitian Nofriaty (2010) dalam hal tujuan penelitian dan
periode. Hasil penelitian Nofriaty (2010) adalah pada 100 pasien ISK dengan 114
peresepan antibiotik diketahui jenis antibiotik yang digunakan adalah seftriakson
(65%), sefotaksim (11%), sefadroksil (1%), seftazidim (5%), siprofloksasin
(16%), asam nalidiksat (1%), ampisilin (7%), amoksisilin (3%), gentamisin (1%),
kotrimoksazol (2%). Tepat indikasi sebanyak 100% (114 peresepan), tepat obat
96,49% (110 peresepan), tepat pasien 92,10% (105 peresepan), dan tepat dosis
58,77% (67 peresepan). Penggunaan antibiotik yang rasional sebanyak 63,16%
(72 peresepan)n dalam penelitian ini, hanya 26,85% pasien yang terapi
antibiotikanya efektif. “Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi
Saluran Kemih Pada Bangsal Penyakit Dalam Di RSUP Dr.Kariadi Semarang
Tahun 2008” (Wilianti, 2009). Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan
penelitian Wilianti (2009) karena penelitian penulis lebih menekankan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam hal tujuan dan lokasi penelitian. Hasil penelitian Faatimah (2008)
menunjukkan antibiotika yang paling banyak digunakan pada awal terapi selama
tahun 2004-2006 adalah ceftriaxone (43,2%) dan ciprofloxacin (25%), tingkat
kesesuaian terapi antibiotika dengan standar pelayanan medis RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta atau guideline IDSA sangat rendah, dan 39,81%
pasien yang terapi antibiotikanya efektif.3. Manfaat penelitian
a. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan peran aktif bagi tenaga kesehatan agar dapat bersama-sama melakukan pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, selain itu dapat digunakan sebagai dasar evaluasi farmasis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi dalam memberikan pertimbangan kepada dokter dalam hal pemberian terapi antimikrobial kepada pasien infeksi saluran kemih sehingga penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan
antimikrobial berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan urinalisis pada
pasien ISK di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011.2. Tujuan khusus
a. Mengetahui profil pasien ISK yang memiliki data pemeriksaan kultur, tes sensitivitas, dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi tahun 2011
b. Mengetahui ada tidaknya kesesuaian pemilihan antimikrobial berdasarkan dengan hasil kultur dan tes sensitivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Kemih
1. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lain. Infeksi Saluran
Kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua
jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita infeksi daripada pria.
Berdasarkan hasil pemeriksaan biakan air kemih kebanyakan ISK disebabkan oleh
bakteri negatif Gram aerob yang biasa ditemukan di saluran pencernaan
(Enterobacteriaceae) dan jarang disebabkan oleh bakteri anaerob (Samirah et al.,
2006).Infeksi Saluran Kemih adalah terdapatnya mikroorganisme dalam urine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Epidemiologi Infeksi saluran kemih kebanyakan didapatkan pada wanita, yaitu dengan
rasio sebesar 8:1 antara wanita dan laki – laki. Masyarakat umumnya, 2% pasien
yang dirawat di Rumah Sakit didapatkan menderita infeksi saluran kemih,
terhitung lebih dari 500.000 infeksi nosokomial per tahunnya (Rahn, 2008).Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar
dari anak-anak dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan 3,3% laki-
laki pada satu tahun pertama kehidupannya, serta biasanya terjadi refluks vesika
urinari yang mana memperlihatkan 30% sampai 40% dari anak - anak dengan
infeksi saluran kemih yang dapat menjelaskan resiko untuk infeksi berulang dan
pembentukan jaringan parut pada ginjal (Cohen, Rivara, dan Davis, 2005).3. Etiologi Mikroorganisme seperti Chlamydia dan Mycoplasma dapat menyerang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
uretra, immobilitas, kurang masukan cairan, dan kateterisasi urine (Chamberlain,
2010).4. Patogenesis Secara umum mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih dengan tiga cara yaitu :
1) Ascending yaitu jika masuknya mikroorganisme adalah melalui uretra dan
cara inilah yang paling sering terjadi.
2) Descending (hematogen) disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi
pada ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui
peredaran darah.3) Jalur limfatik jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik yang
menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yang terakhir ini jarang
terjadi (Coyle dan Prince, 2008).Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra – prostate – vas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
5. Klasifikasi infeksi saluran kemih Berdasarkan gejala infeksi saluran kemih dibagi menjadi dua yaitu infeksi
saluran kemih simptomatik dan infeksi saluran kemih asimptomatik. Disebut
simtomatik bila dijumpai bakteriuria bermakna disertai gejala klinis seperti sakit
pada saat buang air kecil, sering buang air kecil dan rasa ingin miksi (kencing)
terus menerus dengan atau tanpa demam dan nyeri pinggang. Disebut infeksi
saluran kemih asimtomatik adalah apabila dijumpai bakteriuria bermakna pada
anak maupun dewasa yang kelihatannya sehat tanpa gejala yang mengarah ke
infeksi saluran kemih (Lumbanbatu, 2003).Berdasarkan lokasinya infeksi saluran kemih terbagi dua yaitu infeksi
saluran kemih bawah dan infeksi saluran kemih atas. Infeksi saluran kemih bawah
biasanya presentasi kliniknya tergantung dari gender yaitu :1. Perempuan berupa :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 Infeksi saluran kemih atas presentasi kliniknya bisa berupa :
a. Pielonefritis Akut (PNA), yaitu proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri.
b. Pielonefritis Kronik (PNK), yaitu akibat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria sering diikuti dengan pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai piolonefritis kronik yang spesifik (Sudoyo, Setiyohadi, dan Alwi, 2007).6. Gambaran klinis dan diagnosis umum Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah adalah disuria (nyeri dan sulit
buang air kemih), urgensi (selalu ingin buang air kecil), frekuensi (sering
berkemih tanpa peningkatan volume cairan), hematuria (darah pada urine), nyeri
punggung, nyeri pada daerah suprapubik dan noktiuria (berkemih pada malam
hari) (Fish, 2009).PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 Tabel I. Kriteria diagnostik bakteriuria signifikan (Coyle and Prince, 2008)
2
5 CFU coliforms/ml atau CFU noncoliforms/ml pada wanita dengan
≥ 10 ≥ 10 simptomatik
3 CFU bakteria/ml pada laki-laki dengan simptomatik ≥ 10
5 CFU bakteria/ml pada individu dengan asimptomatik dalam 2 spesimen ≥ 10 berurutan Setiap pertumbuhan bakteria pada kateterisasi suprapubik pada pasien simptomatik
2 CFU bakteria/ml pada pasien kateterisasi
≥ 10
7. Faktor risiko
Terdapat beberapa faktor penting yang mempermudah timbulnya infeksi yakni :
a. Jarang berkemih. Pengeluaran urine (mictio) merupakan mekanisme
ketahanan penting dari kandung kemih, bila mictio normal terhambat karena misalnya obstruksi, ISK dapat lebih mudah terjadi.b. Gangguan pengosongan kandung kemih akibat obstruksi (batu ginjal),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Penderita diabetes lebih peka untuk ISK karena meningkatnya daya melekat
bakteri pada epitel saluran kemih akibat beberapa sebab tertentu (Tjay danRahardja, 2007).
8. Komplikasi Komplikasi yang terjadi pada ISK antara lain bakteremia dan syok septik,
abses ginjal, perinefrik, metastasis, kerusakan ginjal dan gagal ginjal akut/kronis,
pielonefritis kronis dan xantogranulomatosa (Grace dan Borley, 2006).Komplikasi ISK yang berupa gagal ginjal dan sepsis biasanya hanya
mempengaruhi orang dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya,
seperti diabetes atau sistem kekebalan tubuh yang lemah (pertahanan alami tubuh
terhadap infeksi) (Anonim, 2010).9. Tindakan pencegahan Tindakan pencegahan terjadinya infeksi saluran kemih dan agar tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 Menurut Tjay dan Rahardja (2007), tindakan pertama adalah menjauhi re-
infeksi dengan memperhatikan faktor-faktor diatas. Sebagai tindakan pencegahan
penting adalah minum air lebih banyak dan berkemih lebih sering terutama bagi
pasien diabetes dan manula.B. Antimikrobial
1. Definisi
Antimikroba (AM) ialah obat-obat yang digunakan untuk memberantas
infeksi mikroba pada manusia. Selain antimikroba, terdapat juga beberapa istilah
yang digunakan dalam memberantas infeksi, diantaranya ialah antiseptik,
desinfektan, sanitizer, sterilisasi, germisid, kemoterapeutika, dan antibiotika
(Nattadiputra, 2004).Antibiotik mewakili kelompok terbesar dari zat antimikroba. Antibiotik
adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang dalam jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Mekanisme kerja antimikrobial
Berbagai jenis antimikroba telah tersedia untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme. Zat antimikroba yang digunakan dalam
pengobatan bertujuan untuk mengeliminasi mikroorganisme infektif atau
mencegah terjadinya infeksi. Zat antimikroba yang berguna untuk terapi harus
menghambat mikroorganisme infektif dan bersifat toksik hanya terhadap patogen
infektif, tetapi tidak terhadap inangnya (Harmita dan Radji, 2006).Mekanisme kerja antimikroba dapat bersifat bakterisida bila membunuh bakteri. Cara kerja antimikroba adalah sebagai berikut : a. Menghambat metabolisme sel mikroba
b. Menghambat sintesis dinding sel mikroba
c. Merusak keutuhan membran sel mikroba
d. Menghambat sintesis protein mikroba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Penggolongan antimikrobial
Antimikroba dapat bersifat:
a. Bakteriostatik, yaitu menghambat atau menghentikan pertumbuhan bakteri.
Dalam keadaan ini jumlah bakteri menjadi stasioner, tidak terdapat lagi multiplikasi atau perkembangbiakan, yang termasuk AM bakteriostatik diantaranya adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan novobiosin (dalam konsentrasi rendah, PAS ( para amino salicylic acid), linkomisin dan klindamisin, serta nitrofurantoin (dalam lingkungan basa atau dalam konsentrasi rendah).
b. Bakterisid, yaitu bersifat membunuh bakteri. Dalam hal ini jumlah bakteri
akan berkurang atau habis, tidak terdapat lagi multiplikasi atau perkembangbiakan mikroba, yang termasuk AM bakterisid diantaranya ialah penisilin, sefalosporin, streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin, kotrimoksazol, polimiksin, kolistin, konsentrasi tinggi eritromisin danPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Antibiotik dengan kerja luas yaitu antibiotik yang mempunyai spektrum luas
karena aktif membunuh banyak bakteri. Antibiotik dengan kerja luas misalnyaTetrasiklin dan Kloramfenikol (Sumardjo dan Damin, 2006).
Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang diberikan ketika terjadi
potensi terinfeksi. Antibiotik profilaksis juga diberikan pada pasien pra operasi
dan immunocompromized. Potensi terinfeksi ditandai dengan penurunan jumlah
leukosit dari batas normal yakni≤2000 sel/ml, oleh karena itu untuk
pengobatannya digunakan antibiotika dengan spektrum luas yakni antibiotik yang
sensitif terhadap bakteri gram negatif maupun positif (Guiliano, 2001).Antibiotika kuratif adalah antibiotika yang diberikan ketika terjadi infeksi.
Positif terinfeksi ditandai dengan peningkatan jumlah leukosit dari batas normal
yakni >12.000 sel/ml. Antibiotika empirik dan absolut merupakan bagian dari
antibiotika kuratif, yang membedakan kedua antibiotika ini adalah dilakukan atau
tidaknya tes kultur kuman. Penggunaan antibiotika empirik didasarkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek sinergis) dan
memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resisten. Hal-hal yang
perlu diperhatikan :