Evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan parameter angka leukosit urin di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih - USD Repository

  EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA

PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN

HASIL KULTUR DAN TES SENSITIVITAS DENGAN PARAMETER ANGKA LEUKOSIT URIN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH PERIODE

  JANUARI - JUNI 2006

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Program Studi Farmasi

  Oleh : Vitus Pikam Yudasmoro

  NIM : 008114149 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

YOGYAKARTA

  

EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA

PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR DAN TES SENSITIVITAS DENGAN

PARAMETER ANGKA LEUKOSIT URIN DI INSTALASI

RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH PERIODE

JANUARI - JUNI 2006

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Program Studi Farmasi

  Oleh : Vitus Pikam Yudasmoro

  NIM : 008114149 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  Persetujuan Skripsi EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR DAN TES SENSITIVITAS DENGAN PARAMETER ANGKA LEUKOSIT URIN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH PERIODE JANUARI - JUNI 2006

  Oleh : Vitus Pikam Yudasmoro

  NIM : 008114149 Telah disetujui oleh :

  Pembimbing Dra. A. M. Wara Kusharwanti , M.Si., Apt Tanggal : …………………….

  Pengesahan Skripsi EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR DAN TES SENSITIVITAS DENGAN PARAMETER ANGKA LEUKOSIT URIN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH PERIODE JANUARI - JUNI 2006

  Oleh : Vitus Pikam Yudasmoro

  NIM : 008114149

  

Dipertahankan di hadapan Pantia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal : 26 september 2008

   Mengetahui

  Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan

  Rita Suhadi , M.Si., Apt Pembimbing :

  Dra. A. M. Wara Kusharwanti, M.Si., Apt ………………

  Panitia Penguji : 1. Dra. A. M. Wara Kusharwanti, M.Si., Apt …………..

  2. dr. Fenty, M. Kes.,Sp. PK ……………..

  3. Ipang Djunarko, S.Si., Apt …………..

  Karya ini kupersembahkan untuk :

  PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kemudahannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Kesesuaian Pemilihan Antibiotika Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Hasil Kultur Dan Tes Sensitivitas dengan Parameter Angka Leukosit Urin Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Periode Januari – Juni 2006 “. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

  1. Ibu. Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

  2. Bpk. dr. St. Arif Haliman, MPH selaku direktur Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

  3. Ibu. Dra. A.M. Wara Kusharwanti,M.Si.,Apt selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberi masukan pengetahuan, kritik, dan saran yang luar biasa dan selalu sabar pada penulis

  4. Bpk. Ipang Djunarko, S.Si.,Apt selaku dosen penguji yang banyak memberi pengetahuan dan saran yang berharga

  5. Ibu. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen penguji yang banyak memberi pengetahuan dan saran yang berharga

  6. Semua dosen di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang memberikan banyak ilmunya vi

  7. Almarhum bapak, ibu, dan kedua adikku yang telah memberi dukungan, kasih sayang, dan doa semoga Tuhan selalu memberkati

  8. Frater Ferry Gamgenora yang selalu setia mendampingi penulis dalam suka maupun duka dan memberi motivasi dan doa.

  9. Umat Paroki Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran yang ikut mendoakan ujub penulis khususnya dalam keberhasilan studi

  10. Gereja Ganjuran dan Gereja Salib suci gunung sempu yang menjadi tempat berdoa selama ini.

  Yogyakarta, Oktober 2008 Vitus Pikam Yudasmoro

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesunguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Oktober 2008 Penulis,

  Vitus Pikam Yudasmoro

  

INTISARI

  Infeksi saluran kemih merupakan masalah yang ditemukan pada semua umur, meskipun prevalensinya berbeda- beda. Antibiotika merupakan obat terapi utama pada pasien infeksi saluran kemih. Pemilihan antibiotika untuk terapi infeksi saluran kemih seharusnya berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas . Kultur dan tes sensitivitas menentukkan kesesuaian antibiotika yang digunakan pasien, dan kesesuaian antibiotika dengan hasil kultur dan tes sensitivitas menentukkan hasil terapi yang diharapkan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan mengunakan parameter angka leukosit urin. Pada penelitian ini juga menggunakan data status pulang pasien dan data angka leukosit urin sebagai pembanding.

  Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena tidak memberikan perlakuan secara langsung pada subjek uji. Penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif evaluatif.

  Hasil penelitian menunjukkan dari 7 pasien ISK yang memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas, 4 pasien tidak dapat diketahui kesesuaian antibiotika karena antibiotika yang diberikan tidak tercantum dalam daftar cakram antibiotika, 2 pasien tidak dapat diketahui kesesuaian antibiotika karena pulang sebelum hasil kultur dan tes sensitivitas diketahui, dan 1 pasien tidak diketahui karena hasil kultur tidak tumbuh.

  Kata kunci : Antibiotika, infeksi saluran kemih , kultur dan tes sensitivitas, angka leukosit urin

  

ABSTRACT

  Urinary tract infection represent the problem of which is found at all of age, thoudh its his diferent each other. Antibiotic represent especial therapy drug at uirnary tract infection patient. Election of antibiotic for therapy of urinary tract infection ought to pursuant to result of and culture of sensitivity test. Culture and of sensitivity determine according to used by antibiotic is patient, and according to antibiotic with result of and culture of sensitivity test determine result of therapy expected. At this research aim to evaluste according to election of antibiotic at urinary tract infection patient pursuant to result of and culture of sensitivity test by using leucocyte number parameter of urine. At this research also use statue go home leucocyte number data and patient of urine as comparator.

  This research represent research of observational because do not give treatment directly at test subject. This research use descriptive research method of evaluative.

  Result of research show from 7 patient of UTI owning data result of and culture of sensitivity test, 4 ignorable patient according to antibiotic because given antibiotic do not be contained in disk list of antibiotic, 2 ignorable patient according to antibiotic because going home before result of and culture of sensitivity test known, and 1 unknown patient result of culture barren of. Keyword: antibiotic, urinary tract infection, culture and sensitivity test ,leucocyte number of urine

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL

  …. …………………………………………….. ii

  HALAMAN PERSETUJUAN……. …………………………………….iii HALAMAN PENGESAHAN

  .………..………………………………..iv

  HALAMAN PERSEMBAHAN

  .………….……………..……………...v

  PRAKATA …………………….……………………….……………vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  …………….…………………..viii

  INTISARI

  ..…………………………………..……….…………….. ix

ABSTRACT ……...……………………………………………………x

  DAFTAR ISI

  ..……………………………………………………….xii

  DAFTAR TABEL

  …..………………………………………………. xvi

  DAFTAR GAMBAR

  ………….……………………………………..xvii

  DAFTAR LAMPIRAN………………...…………………………………….xviii

BAB I. PENGANTAR………………….…………..……………………….. 1 A. Latar Belakang………………………………………………………….. 1

  1. Rumusan masalah……………………………………………………….. 3

  2. Keaslian penelitian………………………………………………………. 4

  3. Manfaat penelitian………………………………………………………. 5

  B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 5

  1. Tujuan umum…………………………………………………………... 5

  2. Tujuan khusus………………………………………………………….. 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

  7

  …………….…..………………

A. Antibiotika………………………………………………………………… 7

  1. Definisi……………………………………………………………………. 7

  2. Mekanisme kerja ………………………………………………………… 7

  3. Pengolongan antibiotika…………………………………………………... 8

  4. Resistensi………………………………………………………………….. 8

  B. Infeksi Saluran Kemih………………………………………………….... 9

  1. Definisi …………………………………………………………………… 9

  2. Etiologi…………………………………………………………………….. 10

  3. Patogenesis………………………………………………………………… 11

  4. Gambaran klinis dan diagnosa umum………………………………………12

  5. Faktor risiko………………………………………………………………. 14

  6. Tindakan pencegahan……………………………………………………... 15

  C. Kultur Kuman…………………………………………………………….. 16

  D. Tes Sensitivitas…………………………………………………………… 19

  1. Cara cakram……………………………………………………………… .20

  2. Uji konsentrasi penghambatan minimum………………………………. 20

  E. Leukosit Urin……………………………………………………………. 20

  F. Keterangan Empiris……………………………………………………… 22

BAB III. METODE PENELITIAN…………………..………………….. 23 A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………………. 23

  C. Bahan Penelitian………………………………………………………… . 24

  D. Lokasi Penelitian………………………………………………………… 24

E. Jalannya Penelitian……………………………………………………… 25

  1. Tahap perencanaan……………………………………………………… 25

  2. Tahap pengumpulan bahan…………………………………………….. .25

  3. Tahap pengumpulan data………………………………………………. 25

  4. Tahap pengolahan data…………………………………………………. 25

  5. Tahap analisis data……………………………………………………... 26

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………... 27 A. Karakteristik Pasien……………………………………………………. 27 B. Gambaran Kultur dan Tes Sensitivitas………………………………. 29

  1. Lama pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas……………………….. 29

  2. Gambaran hasil kultur…………………………………………………. 30

  3. Gambaran tes sensitivitas……………………………………………… 32

  C. Profil Antibiotika yang Digunakan…………………………………… 33

  D. Evaluasi Kesesuaian Pemilihan Antibiotika Berdasarkan Hasil Kultur dan Tes Sensitivitas…………………………………………… 35

  1. Kasus 1………………………………………………………………... 35

  2. Kasus 2……………………………………………………………….. 37

  3. Kasus 3……………………………………………………………….. 39

  4. Kasus 4………………………………………………………………… 40

  5. Kasus 5…………………………………………………………………. 41

7. Kasus 7………………………………………………………………… 43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

  44 ………………..….………..

A. Kesimpulan …………………………………………………….………. 44

  B. Saran………………………………………………………………….…...45

  

DAFTAR PUSTAKA……………….………………………………………46

LAMPIRAN………………………………………………………………… 48

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………..…… 49

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Kriteria bakteriuria………………………………………………. 13 Tabel 2. Pengolongan pasien ISK berdasarkan umur…………………… 29 Tabel 3. Lama pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas………………… 30 Tabel 4. Hasil pemeriksaan kultur…………………………………………31 Tabel 5. Hasil tes sensitivitas…………………………………………….. 32 Tabel 6. Kesesuaian antibiotika yang digunakan dengan cakram antibiotika di laboratorium………………………………………..32 Tabel 7. Kesesuaian pemilihan antibiotika dengan hasil kultur dan tes sensitivitas …………………………………………………. . 33 Tabel 8. Golongan dan jenis antibiotika…………………………………. 34 Tabel 9. Kasus 1…………………………..……………………………….. 36 Tabel 10. Kasus 2……………………….…………………………………. 38 Tabel 11. Kasus 3…………………………………………………………… 39 Tabel 12. Kasus 4……………………………………………………………. 40 Tabel 13. Kasus 5……………………………………………………………. 41 Tabel 14. Kasus 6……………………………………………………………. 42 Tabel 15. Kasus 7……………………………………………………………. 43

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Anatomi saluran kemih……………………………………… 10 Gambar 2. Alogaritma diagnosis ISK…………………………………… 14 Gambar 3. Distribusi pasien ISK berdasarkan jenis kelamin…………. . 28

  DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Ijin penelitian……………………………………………48

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan masalah yang ditemukan

  pada semua umur, meskipun prevalensinya berbeda – beda. Pada bayi berumur sampai enam bulan prevalensi ISK adalah dua kasus tiap seribu.

  Dan biasannya lebih umum menyerang bayi laki- laki dibanding dengan bayi perempuan. Pada anak- anak pra sekolah, ISK menjadi lebih umum terjadi akan tetapi prevalensi bakteriuria pada anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak laki- laki yaitu 4,5 % pada anak perempuan dan 0,5 % pada anak laki- laki. Pada anak- anak yang usiannya lebih tua, prevalensi bakteriuria adalah 1, 2 % pada anak perempuan dan 0,03 % pada anak laki- laki . Sedikitnya 8 % anak perempuan dan 2 % anak laki- laki akan mengalami ISK selama masa kanak- kanak. Pada anak perempuan, sekitar dua pertiga dari kasus ISK adalah asimtomatik. Kejadian selama masa kanak- kanak tampaknya akan mendorong terjadinnya insidensi bakteriuria yang lebih tinggi pada masa dewasa (Bint and Berrington, 2003).

  Tiap tahun, di United States terdapat lebih dari 7 juta pasien rawat jalan dan 1 juta pasien rawat inap karena infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih sangat berpengaruh pada kesehatan sosial (Herfindal and Gourley, 2000). Infeksi saluran kemih masih merupakan problem di Indonesia , meskipun belakangan ini penyakit - penyakit degenerasi dan keganasan mulai meningkat, tetapi infeksi saluran kemih masih tetap banyak (Achmad,2004).

  Antibiotika merupakan obat terapi utama pada pasien infeksi saluran kemih (ISK). Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroorganisme jenis lain. Banyak antibiotika dewasa ini dibuat secara sintetik atau semisintetik. Antibiotika diartikan sebagai obat yang digunakan membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia, dan ditentukan haruslah bersifat sangat toksik bagi mikroba dan relatif tidak toksik bagi manusia (Setiabudi, 2007).

  Pemilihan antibiotika untuk penatalaksanaan penyakit infeksi termasuk infeksi saluran kemih seharusnya berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas kuman terhadap antibiotika. Setelah hasil kultur dan tes sensitivitas diketahui maka dilakukan evaluasi terhadap antibiotika empirik yang diberikan apakah sudah sesuai atau belum sesuai. Pengantian antibiotika dapat dilakukan apabila antibiotika yang digunakan tidak sesuai (Anonim,2003).

  Evaluasi kesesuaian pemilihan antibotika pada pasien ISK berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Janauri - Juni 2006 ini dilakukan karena pada penelitian Wirawan (2004) disimpulkan bahwa sebagian besar pasien mendapatkan antibiotika yang tidak sesuai dengan hasil kultur dan tes sensitivitas namun kondisi pasien setelah terapi sembuh.

  ISK periode Januari – Juni 2006 menempati peringkat ke-13 dalam kasus penyakit terbanyak di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wirawan (2004), infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih pada tahun 2004 masuk dalam sepuluh besar kasus penyakit terbanyak dan sepanjang tahun 2006 infeksi saluran kemih menempati peringkat kesebelas.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas pada pasien infeksi saluran kemih periode Januari- Juni 2006 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih. Kultur dan tes sensitivitas adalah metode untuk menentukan jenis kuman dan kepekaanya terhadap antibiotika. Hasil dari kultur dan tes sensitivitas untuk menentukan pemilihan antibiotika yang sesuai. Kesesuaian pemilihan antibiotika sangat menentukan hasil terapi yang diharapkan (Wirawan,2004).

1. Rumusan masalah

  Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yang ada pada kesesuaian pemilihan antibiotika pasien ISK di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari-Juni 2006.

  a. Seperti apakah karakteristik pasien ISK yang memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas antibiotika di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari- Juni 2006 ? b. Seperti apakah gambaran hasil kultur dan tes sensitivitas yang dilakukan pada pasien ISK di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih ? c. Seperti apakah gambaran pemilihan antibiotika pada pasien ISK yang memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas meliputi golongan dan jenis antibiotika ?

  d. Bagaimana evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien ISK yamg memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas ?

2. Keaslian penelitian

  Penelitian tentang evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien ISK berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas belum pernah dilakukan. Penelitian tentang Infeksi Saluran Kemih pernah dilakukan oleh Wirawan (2004) mengenai kajian pengunaan antibiotika pada pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Periode Juni- Desember 2004. Penelitian ini lebih menekankan pada pasien infeksi saluran kemih yang memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas dan melakukan evaluasi mengenai kesesuaian pemilihan antibiotika berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan mengunakan parameter angka leukosit urin. Penelitian lain mengenai pola peresepan pada pasien Infeksi Saluran Kemih pernah dilakukan oleh Purwaningsih (2000) dan Matfuah (2002).

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas pada pasien ISK berdasarkan parameter angka leukosit urin di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih.

  Manfaat praktis b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjaga atau meningkatkan kerasionalan terapi kasus infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih untuk tahun selanjutnya.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan parameter angka leukosit urin pada pasien ISK di unit Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari- Juni 2006.

  2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

  a. Mengetahui karakteristik pasien ISK yang memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Januari –Juni 2006;

b. Mengetahui gambaran hasil kultur dan tes sensitivitas antibiotika pada

  pasien ISK;

  c. Mengetahui gambaran pemilihan antibiotika untuk pasien ISK yang memiliki data hasil kultur dan tes sensitivitas meliputi golongan dan jenis antibiotika;

  d. Mengevaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan mengunakan parameter angka leukosit urin.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Antibiotika

  1. Definisi

  Antibiotika berasal dari kata anti yang artinya lawan dan bios yang artinya hidup. Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh ragi dari bakteri yang memiliki khasiat mematikan dan menghambat mikroorganisme, dengan toksisitas relatif kecil bagi manusia (Tjay dan Rahardja,2002).

  Pengertian lain diberikan oleh Widjajanti (2001), yaitu antibiotika adalah suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh jasad renik hasil sintetik atau semisintetik yang mempunyai struktur sama dan zat ini memusnahkan jasad renik lainnya.

  2. Mekanisme kerja antibiotika

  Cara kerja terpenting adalah perintangan sintesa protein, sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi, misalnya kloramfenikol, tetrasiklin bekerja terhadap dinding sel seperti penisilin dan sefalosporin atau membran sel (polimiksin, zat- zat polyen, dan imidazol) (Tjay dan Rahardja,2002).

  Antibiotika tidak aktif terhadap kebanyakan virus kecil, mungkin karena virus tidak memiliki proses metabolisme sesunguhnya melainkan tergantung seluruhnya dari proses tuan rumah (Tjay dan Rahardja,2002).

  2. Pengolongan antibiotika

  Berdasarkan aktivitasnya antibiotika dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : a. Antibiotika berspekturm luas (Broad Spectrum) yaitu antibiotika yang dapat mematikan bakteri gram positif maupun gram negatif. Antibiotika golongan ini diharapkan dapat mematikan sebagian besar bakteri, termasuk virus tertentu dan protozoa. Antibiotika Broad Spectrum misalnya penisilin dan derivatnya, kloramfenikol dan derivatnya.

  b. Antibiotika yang berspektrum sempit (Narrow Spectrum) yaitu antibiotika yang hanya aktif pada beberapa jenis bakteri. Termasuk golongan ini adalah streptomisin dan neomisin (Widjajanti,2001).

  4. Resistensi

  Resistensi sel adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel oleh antibiotika. Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan pengaruh dari mikrobia, obat antimikroba, lingkungan, penderita. Peristiwa ini dapat terjadi terpisah atau sebagai interaksi bersama, hal ini menjadi sangat penting proses transmisi mikroba yang resisten terhadap obat. Mikroba resisten dapat dianggap keberhasilan mekanisme pertahanan mikroba untuk tetap hidup dan berkembang, karena tidak lagi dihambat atau dipengaruhi oleh antibiotika. Dipercayai bahwa mikroba menghasilkan antibiotika sebagai mekanisme mempertahankan hidup dari serangan mikroba lain dan gen pembawa sifat resistensi pada antibiotika merupakan mekanisme murni

  Menurut Warsa (2004) kejadian mikroba resisten terhadap khemoterapi telah terjadi pada bakteri, jamur, virus, maupun parasit. Menurutnya, hasil penelitian para ahli penyakit infeksi menyebutkan ada penderita penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri resisten terhadap antibiotika. Akibatnya penyakit makin berat, makin lama di rumah sakit dan biaya makin mahal.

B. Infeksi Saluran Kemih

1. Definisi

  Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang banyak dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.

  Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki- laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak, remaja, maupun lanjut usia. Akan tetapi perempuan lebih sering terinfeksi daripada laki-laki. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Mikroorganisme yang paling sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah bakteri aerob (Tessy,Ardaya,Suwanto,2001).

  Infeksi saluran kemih dapat didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme pada saluran kemih yang tidak disebabkan oleh kontaminasi dan hal tersebut kadang-kadang terjadi pada pasien yang memiliki tanda dan gejala khusus (Foster and Marshall,2004).

  Infeksi saluran kemih adalah terdapatnya mikroorganisme dalam urin yang tidak dapat dihitung dari kontaminasi dan potensial untuk invasi ke jaringan saluran kemih dan struktur lain yang berdekatan (Dipiro et al.,2005). aorta kidney ureter bladder sphincters urethra

  Gambar 1. anatomi sistem saluran kemih ( Anonim, 2003 )

2. Etiologi

  Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) biasannya berasal dari flora tinja usus bawah. Penyebab utama infeksi saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi adalah Escherichia coli yang bertanggungjawab terhadap 85 % pasien yang menderita infeksi saluran kemih. Organisme lain penyebab infeksi saluran kemih tanpa komplikasi adalah Staphylococcus

  saprophyticus (5%-10%), Klebsiella sp, Proteus sp, Pseudomonas aeuroginosa, Enterococcus (5%-10%) (Coyle dan Prince,2002).

  Organisme yang diisolasi dari pasien penderita infeksi saluran kemih dengan komplikasi ternyata lebih bervariasi dan lebih resisten dibandingkan dengan organisme yang ditemukan pada infeksi saluran kemih tanpa komplikasi. Escherichia coli bertangungjawab terhadap 50 % infeksi saluran kemih dengan kompilkasi. Organisme lain yang juga sering

  aeruginosa, Streptococcus, dan Enterococcus (Coyle dan Prince,2002).

3. Patogenesis

  Pada sebagian besar kasus ISK bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra kemudian diikuti naiknya bakteri dari kandung kemih yang merupakan jalur umum kebanyakan infeksi parenkim renal. Pada keadaan normal, bakteri yang ada dalam kandung kemih dapat segera hilang karena efek pengenceran dan pembilasan selama buang air kecil tapi juga akibat daya antibakteri urin dalam kandung kemih. Kebanyakan pada orang normal, urin dalam kandung kemih dapat menghambat atau membunuh bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas yang tinggi.

  Patogenesis ISK dapat dipengaruhi oleh berbagai macam keadaan yaitu jenis kelamin, aktivitas seksual, sumbatan, disfungsi neurogenik kandung kemih, dan refluks vesio uretral. Infeksi saluran kemih (ISK) lebih mudah terjadi pada perempuan, karena letak uretra di atas anus dan jaraknya dekat yaitu kira- kira 4 cm serta berakhir di bawah labia. Laki-laki yang tidak disirkumsisi lebih berisiko terkena ISK baik pada neonatus maupun pada laki-laki muda. Sedangkan kecenderungan ISK bagian atas selama kehamilan disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter, dan inkompensasi sementara katup vesiko uretral yang terjadi selama kehamilan, Imunosupresi, diabetes, obstruksi saluran kemih, dan penyakit granulamatosa kronis adalah faktor lain yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Bila infeksi dapat menggambarkan virulensi bakteri dan faktor antomik seperti refluks vesiko uretral, obstruksi, stasis urin, dan kalkali. Infeksi saluran kemih pada umumnya disebabkan oleh bakteri yang berasal dari daerah kemaluan wanita, hal ini dapat terjadi karena terbilasnya mulut uretra oleh air kencing di samping itu trauma, instrumentasi, dan tekanan dapat pula menjadi penyebab masuknya bakteri ke kandung kencing (Anonim,2001).

  4. Gambaran klinis dan diagnosa umum

  Gejala umum infeksi saluran kemih bagian bawah meliputi : disuria (nyeri dan sukar buang air kemih), frekuen (sering kemih tanpa peningkatan volume cairan), urgensi (selalu ingin buang air kecil) , nyeri pada daerah suprapubik, dan nokturia. Gejala infeksi saluran kemih bagian atas, meliputi : nyeri panggul, demam, mual, muntah, dan rasa tidak enak pada badan.

  Pemeriksaan fisik pada ISK bagian atas adalah Costovetebral tenderness.

  3 Hasil pemriksaan laboratorium meliputi : piuria (lekosit> 10/mm ), proteinuria

  positif, lekosit esterase urin positif, dan antibody-coated bacteria (ISK bagian atas) (Dipiro et al.,2005).

  Kunci diagnosa infeksi saluran kemih adalah kemampuan untuk menunjukkan jumlah bakteri yang signifikan pada spesimen urin dengan tepat yang dapat dilihat dalam tabel 1. Pasien dengan infeksi biasannya

  5

  mempunyai > 10 bakteria / ml urin, walaupun 1-3 pasien perempuan dengan

  5 infeksi simptomatik mempunyai < 10 bakteria/ml (Wells et al.,2000). Tabel 1. Kriteria bakteriuria secara signifikan (Wells et al.,2000)

  2

  >- 10 CFU coliforms /ml atau > bukan coliforms/ ml pada perempuan dengan simptomatik

  3

  >- 10 CFU bakteria/ml pada laki-laki dengan simptomatik

  5

  >- 10 CFU bakteria/ml pada individu dengan asimptomatis dalam 2 spesimen berurutan Banyak pertumbuhan bakteria pada kateterisasi suprapubik pada pasien Dengan simptomatik

  3

  >- 10 CFU bakteria/ml pada pasien katerisasi Uji urinalisis ditunjukkan untuk diagnosis dugaan pasien infeksi saluran kemih. Uji urinalisis meliputi : warna urin, berat jenis urin, pH urin, glukosa, protein, keton, darah, dan bilirubin. Pemeriksaan mikroskopis untuk melihat dan menghitung lekosit, eritrosit, sel epitel, kristal, dan bakteri (biasannya lebih dari 20 per lapang pandang). Pasien dengan piuria (lekosit dalam urin) dapat sedang/ tidak sedang mengalami infeksi. Selanjutnya ditegakkan dengan tes kultur untuk mengetahui spesies bakteri penyebab infeksi saluran kemih, serta dilakukan tes sensitivitas bakteri untuk penentuan terapi (Young and Koda-kimble,1996). Suatu metode untuk mendeteksi ISK atas mengunakan antibody-coated bacteria (ACB) test yaitu suatu metode imunofluroresen yang mendeteksi bakteri yang dilapisi immunoglobulin dalam sampel urin segar (Wells et al., 2000). Diagnosis infeksi saluran kemih

  Pasien dengan gejala infeksi saluran kemih ? Ya Tidak

  Faktor komplikasi ? Asimptomatik bakteriuria Ya Tidak

  Complicated UTI’s Episode kambuhan

  Ya Tidak

  

Recurent UTI’s Gejala infeksi bagian atas

  Ya Tidak Pielonefritis Pertimbangkan sistitis

  Uretritis,atau vaginitis

  Gambar 2. alogaritma diagnosa infeksi saluran kemih

5. Faktor risiko

  Ada beberapa faktor penting yang mempermudah timbulnya infeksi yaitu : a. Jarang berkemih Pengeluaran urin (mictio) merupakan mekanisme ketahanan penting dari kandung kemih. Bila mictio normal terhambat karena misalnya obstruksi saluran kemih, ISK dapat lebih mudah terjadi.

b. Ganguan pengosongan kandung kemih

  Akibat obstruksi (batu ginjal), disfungsi atau hipertrofi prostat bisa mengakibatkan tertinggalnya residu, sehingga kuman-kuman lebih mudah berpoliferasi.

  c. Higenitas pribadi kurang baik Hal ini bisa menyebabkan kolonisasi kuman-kuman uropatogen di sekitar ujung uretra, misalnya pengunaan pembalut wanita. Kuman-kuman lalu menjalar ke atas menuju uretra, kemudian masuk ke kandung kemih dan menyebar melalui ureter ke ginjal (ISK bagian atas).

  d. Adanya penyakit diabetes Penyakit diabetes lebih peka untuk infeksi saluran kemih karena meningkatnya daya melekat bakteri pada epitel saluran kemih akibat beberapa sebab tertentu (Tjay dan Rahardja,2002).

6. Tindakan pencegahan

  Tindakan pertama adalah menjauhi terjadinya infeksi berulang dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di atas. Sebagai tindakan pencegahan- pencegahan penting adalah minum air lebih banyak dan berkemih lebih sering, terutama pada pasien diabetes dan orang-orang lanjut usia (Tjay dan Rahardja,2002).

  Menurut Tessy, dkk(2001), tindakan pencegahan terjadinya infeksi saluran kemih dan agar tidak terulang kembali dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :