Evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien infeksi saluran kemih berdasarkan hasil kultur, tes sensitivitas, dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2011 - USD Repository
EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Alfiari Novita Dhian Andityas
NIM : 088114113
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
Persetujuan Pembimbing
EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA PADA PASIENINFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR, TES SENSITIVITAS, DAN URINALISIS DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
TAHUN 2011
Skripsi yang diajukan oleh:
Alfiari Novita Dhian Andityas
NIM : 088114113
telah disetujui oleh :
Pembimbing (dr. Fenty, M. Kes, Sp. PK) Tanggal …………………..
Pengesahan Skripsi
EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA PADA PASIENINFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR, TES SENSITIVITAS, DAN URINALISIS DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
TAHUN 2011
Oleh :
Alfiari Novita Dhian Andityas
NIM : 088114113
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : ………………….
Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan
Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.
Panitia Penguji Skripsi : Tanda Tangan 1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK ……………..
2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. …………….
3. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. ……………..
Halaman Persembahan
“Jangan seorangpun menganggap rendah karena engkau
muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu.”
(Timotius 4:12)
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah
Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu.”
(Amsal 3:5-6)
Skripsi ini kuselesaikan dan kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus Ungkapan rasa syukurku dan cintaku atas kebaikan-Nya
Bapak dan ibuku tercinta Ungkapan rasa hormatku Suami dan anakku Ungkapan rasa sayangku
Adik dan Sahabat- sahabatku Ungkapan rasa kasihku Almamaterku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Alfiari Novita Dhian AndityasNomor Mahasiswa : 088114113
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul:EVALUASI KESESUAIAN PEMILIHAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN
INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HASIL KULTUR,
TES SENSITIVITAS, DAN URINALISIS DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
TAHUN 2011
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasinya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademik tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Mei 2012 Yang menyatakan (Alfiari Novita Dhian Andityas)
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atasberkat, rahmat dan kasih karunia yang telah diberikanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Kesesuaian Pemilihan
Antibiotika Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Berdasarkan Hasil Kultur,
Tes Sensitivitas, dan Urinalisis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta Tahun 2011 dengan baik sebagai salah satu syarat untuk
”
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Sanata
Dharma Yogyakarta.Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung
baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Oleh sebab itu, penulis menghaturkan
banyak terima kasih kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di RS Bethesda.
2. Seluruh Apoteker, praktisi laboratorium, dan petugas rekam medis di RS
Bethesda Yogyakarta yang telah membantu selama proses pengambilan data.
3. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian ini. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK.
4. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
membimbing dan memberikan arahan, saran, kritikan serta dukungan kepada penulis selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
5. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. dan Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku penguji yang
memberikan saran dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.
6. Bapak dan ibu tersayang atas kasih sayang, doa, dukungan semangat, pengertian
serta bantuan finansial hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.7. Suami, anak, mertua, dan adik-adikku yang selalu memberikan doa, dorongan, serta banyak bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
8. Teman-teman seperjuangan, yaitu Rizma dan Ani yang telah saling menguatkan,
memberikan semangat dan bantuan kepada peneliti serta bersama-sama menjalani suka dan duka selama menjalankan penelitian ini.
9. Teman-teman kelas FKK B 2008, khususnya Memo dan Novia, terima kasih atas
kebersamaannya dan pengalaman yang tak terlupakan selama menjalani kuliah dan praktikum serta dorongan semangat yang telah diberikan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini.
10. Dan seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu disini, baik
secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini.Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini
dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.Penulis
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.Yogyakarta, 26 Mei 2012 Penulis, (Alfiari Novita Dhian Andityas)
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................. v PRAKATA........................................................................................ vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................... viii DAFTAR ISI..................................................................................... ix DAFTAR TABEL………………………………............................. xiii DAFTAR GAMBAR......................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xv
INTISARI.......................................................................................... xvi ABSTRACT........................................................................................ xvii BAB I PENGANTAR.......................................................................
1 A. Latar Belakang.............................................................................
1 1. Rumusan masalah...................................................................
3 2. Keaslian penelitian..................................................................
4 3. Manfaat penelitian..................................................................
5 B. Tujuan Penelitian..........................................................................
5 1. Tujuan umum.........................................................................
5 2. Tujuan khusus........................................................................
6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………….............
7 A. Infeksi Saluran Kemih……………..............................................
7
1. Definisi………………………………………………………
7
2. Etiologi………………………………………………………
8 3. Epidemiologi………………………………………………...
8 4. Patogenesis…………………………………………………..
8 5. Gambaran klinis dan Diagnosa umum……………………..
9 6. Faktor risiko………………………………………………...
11 7. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih………………………….
11 8. Tindakan pencegahan……………………………………….
12 B. Antibiotika....................................................................................
13
1. Definisi………………………………………………………
13 2. Mekanisme kerja antibiotika……………………………….
13 3. Penggolongan antibiotika…………………………………..
14
4. Resistensi……………………………………………………
15 C. Kultur Kuman………………………...........................................
16 D. Tes Sensitivitas……………….....................................................
17 E. Uji Urinalisis…………………………….....................................
18 F. Keterangan Empiris.......................................................................
19 BAB III METODE PENELITIAN.....................................................
20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................
20 B. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian...............................
20 C. Bahan Penelitian...........................................................................
22
D. Lokasi Penelitian...........................................................................
22 E. Tata Cara Penelitian......................................................................
23 1. Tahap perencanaan..................................................................
23 2. Tahap pengumpulan bahan penelitian….................................
23 3. Tahap pengumpulan data........................................................
23
4. Tahap pengolahan data………………………………………
23 5. Tahap analisis data…………………………………………..
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................
25 A. Profil pasien ISK yang memiliki data pemeriksaan kultur, tes sensitivitas, dan urinalisis………………………........................
25
1. Profil karakteristik pasien ISK berdasarkan jenis kelamin dan umur…………………………………………………….
25
2. Profil pengobatan pasien ISK berdasarkan antibiotik yang digunakan…………………………………………………...
27
a. Golongan antibiotika yang digunakan pada pasien
ISK....................................................................................
28 b. Jenis antibiotika yang digunakan pada pasien ISK……..
29
1) Antibiotik golongan Sefalosporin…………………...
29
2) Antibiotik golongan Kuinolon……………………....
30
3) Antibiotik golongan Aminoglikosida…………….…
304) Antibiotik golongan Sulfonamida...…………………
315) Antibiotik golongan Beta Laktam lainnya………….
31
6) Golongan antibiotik lainnya…………………………
32
3. Profil karakteristik hasil urinalisis pasien ISK………………
32 4. Profil pasien ISK berdasarkan hasil kultur kuman…………..
33 5. Profil angka kuman hasil kultur pasien ISK…………….......
36 6. Profil karakteristik pasien ISK terkomplikasi……………….
37 B. Kesesuaian Pemilihan Antibiotik pada Pasien ISK Berdasarkan Hasil Kultur dan Tes Sensitivitas……………………..................
38
1. Efektivitas terapi pada pasien ISK…………………………
42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................
46 A. Kesimpulan...................................................................................
46 B. Saran.............................................................................................
47 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
48 LAMPIRAN........................................................................................
51 BIOGRAFI PENULIS........................................................................ 131
DAFTAR TABEL Tabel I. Kriteria diagnostik bakteriuria signifikan…………………….
30
41
40
39
36
35
33
32
31
31
30
Tabel II. Penggolongan pasien ISK menurut umur…………………... Tabel III. Golongan antibiotika yang digunakan pasien ISK………… Tabel IV. Jenis antibiotika Golongan Sefalosporin....………………...
29
29
26
10
Tabel XVI. Efektivitas terapi antibiotika berdasarkan status pulang
pasien ISK………………………………………………..…
Tabel XV. Kesesuaian pemilihan antibiotik empirik dengan kultur
kuman tidak tumbuh……………………………………......
Tabel XIV. Kesesuaian pemilihan antibiotika empirik berdasarkan
Pharmcotherapy : A Pathophysiologic Approach………….
Tabel X. Gambaran hasil pemeriksaan urinalisis…………………….. Tabel XI. Jenis kuman yang tumbuh pada pasien ISK……………….. Tabel XII. Angka kuman hasil kultur kuman tumbuh………………... Tabel XIII. Kesesuaian pemilihan antibiotika berdasarkan hasil kultur
dan tes sensitivitas………………………………………….
Tabel V. Jenis antibiotika Golongan Kuinolon.......………………….. Tabel VI. Jenis antibiotika Golongan Aminoglikosida…….……….... Tabel VII. Jenis antibiotika Golongan Sulfonamida……..…………... Tabel VIII. Jenis antibiotika Golongan Beta Laktam lainnya…...…… Tabel IX. Jenis antibiotika Golongan Antibiotik lainnya…………......
43
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Anatomi saluran kemih…....................................................
Gambar 2. Alogaritma diagnosis ISK………….................................... Gambar 3. Distribusi pasien ISK berdasarkan jenis kelamin………… Gambar 4. Diagram golongan bakteri…................................................
Gambar 5. Diagram pasien ISK berdasarkan komplikasi....…...……... Gambar 6. Diagram ISK terkomplikasi pasien ISK………………….. Gambar 7. Diagram penggunaan antibiotik pasien ISK sembuh…....... Gambar 8. Diagram penggunaan antibiotik pasien ISK perbaikan…...
7
10
26
34
37
38
43
44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pembahasan evaluasi perkasus pasien ISK di Rumah Sakit Bethesda………………………………...................
Lampiran 2. Tabel range cakram antibiotika di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Bethesda…..........................
Lampiran 3. Surat ijin penelitian Rumah Sakit Bethesda……..............
51 129 130
INTISARI
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di saluran kemihyang dikarenakan adanya mikroorganisme. Antibiotik merupakan obat terapi
utama pasien ISK. Pemilihan antibiotik harus didasarkan pada hasil kultur dan tes
sensitivitas yang berguna untuk menentukan kesesuaian antibiotik yang digunakan
pasien serta untuk menentukan hasil terapi. Pasien ISK rawat inap di RS Bethesda
tahun 2011 sebanyak 384 pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien ISK berdasarkan hasil kultur dan tes
sensitivitas.Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan
deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif dengan menggunakan data rekam
medik pasien ISK di RS Bethesda tahun 2011. Kriteria inklusinya adalah pasien
ISK rawat inap yang memiliki data pemeriksaan kultur, tes sensitivitas serta
urinalisis, sedangkan kriteria eksklusinya adalah pasien ISK yang tidak memiliki
data pemeriksaan kultur, tes sensitivitas serta urinalisis (269 pasien) dan juga
pasien ISK yang tidak mendapat antibiotik.Hasil penelitian menunjukkan, dari 36 pasien dengan kultur kuman
tumbuh, 25 pasiennya sebanyak 36% sesuai dengan hasil kultur dan tes
sensitivitas, 12% tidak sesuai, dan 52% tidak dapat ditentukan kesesuaiannya,
sedangkan 11 pasien lain antibiotik empiriknya sudah sesuai dengan standar
Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach. Dari 25 pasien dengan kultur
kuman tidak tumbuh, antibiotik empirik yang digunakan 100% sudah sesuai
dengan standar.Kata kunci : Antibiotika, ISK, kultur, tes sensitivitas, urinalisis.
ABSTRACT
Urinary tract infection (UTI) is one kind of infections attacking the urinarytract. It is caused by the existence of microorganism. Antibiotic is a primary
therapy given to the patient with UTI. To choose the most suitable antibiotic,
there are two considerations. They are culture result and sensitivity test. Culture
result and sensitivity test are used to decide which therapy is best used to
determine the outcome of therapy. The patients with UTI for in-patient Bethesda
Hospital in 2011 are 384 patients. This research was conducted to evaluate the
suitability of antibiotics selection in patients with urinary infections based on the
result of culture and sensitivity test.This research is a non experimental research with retrospective descriptive
evaluative design. The data gathered from the medical record of UTI patients in
Bethesda Hospital in 2011. Inclusion criteria of this research were patients with
UTI who had the data of culture result, sensitivity test and the result of urinalysis
checking. While the exclusion criteria were patients who didn’t have the data of
culture test, sensitivity test, the result of urinalysis checking (269 patients) and
also patients who didn’t get antibiotics therapy.The results showed, from 36 patients with growing bacteria culture reseult,
25 patients were 36% accordance to the result of culture and sensitivity test, 12%
are not in accordance, and 52% could not be determined how closely they match,
while 11 other patients the empirical therapy is in according to standard. Of the 25
patients who did not grow bacteria culture, as much as 100% is in comformity
with the standard of Pharmacotherapy: A pathophysiologic Approach.
Key words: antibiotics, urinary tract infection, culture, sensitivity test, urinalysis
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang paling sering
terjadi dan menjangkit 8 juta pasien per tahun (Coyle dan Prince, 2008). Infeksi
saluran kemih didefinisikan sebagai keberadaan mikroorganisme pada saluran
kemih yang tidak disebabkan oleh kontaminasi dan kadang-kadang terjadi pada
pasien yang memiliki tanda dan gejala khusus (Foster dan Marshall, 2004).Penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh
dunia. Infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang paling sering terjadi kedua
setelah infeksi saluran nafas atas yang terjadi pada populasi dengan rata-rata 9,3%
pada wanita diatas 65 tahun dan 2,5-11% pada pria diatas 65 tahun (Smyth dan
O'Connell, 2008). Infeksi saluran kemih merupakan infeksi nosokomial yang
paling sering terjadi dengan persentase mencapai kira-kira 40-60% (Naber dan
Carson, 2004).Sekitar 40% wanita dilaporkan pernah menderita ISK minimal pada satu
waktu tertentu dalam hidupnya. Suatu penelitian di Amerika Serikat
menyimpulkan bahwa terdapat setidaknya 6 juta pasien datang ke dokter karena
ISK setiap tahunnya (Artana, 2004). Pasien di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta
pada tahun 2006 dalam kurun waktu 7 bulan didapat 50 anak dengan diagnosis
ISK, sedangkan di Yogyakarta, pasien ISK di RS Dr. Sardjito pada tahun 2003
mencapai 907 pasien (Maharani, 2005).Antibiotik merupakan obat terapi utama pada ISK. Infeksi saluran kemih
bisa sembuh dengan pengobatan antibiotik yang adekuat. Apabila antibiotik yang
digunakan untuk pengobatan tidak adekuat maka akan membuat bakteri
memberikan perlawanan terhadap kerja antibiotik sehingga antibiotik tidak
berkhasiat. Pemilihan antimikroba untuk penatalaksanaan penyakit infeksi
termasuk ISK seharusnya berdasarkan hasil kultur spesimen dan hasil tes
sensitivitas kuman terhadap antimikroba (Rybak dan Aeschlimann, 2009). Hasil
uji kultur dan tes sensitivitas sangat membantu dalam pemilihan antibiotika yang
tepat. Jika untuk terapi awal dokter memberikan antibiotik empirik, maka setelah
hasil kultur dan tes sensitivitas diketahui dokter akan menyesuaikan dengan
antibiotik yang hasilnya sensitif terhadap kuman. Penggunaan antibiotika yang
tidak tepat dapat menimbulkan dampak negatif yang cukup serius, antara lain
terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotika, efek samping yang
membahayakan penderita dan pemborosan biaya. Berdasarkan penelitian Agustina
(2008), dinyatakan bahwa efektivitas penggunaan antibiotika pada pasien wanita
dengan ISK tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten selama tahun 2006-2008 sebesar 77,36%. Pada penelitian
yang dilakukan oleh Maritha (2008) dinyatakan bahwa efektivitas penggunaan
antibiotik pada pasien ISK yang dirawat inap di RSUP dr. Soedono Madiun tahun
2006-2007 sebesar 82,88%. Dengan demikian, masih terdapat penggunaan
antibiotika yang tidak efektif untuk pengobatan ISK. Untuk itu, perlu dilakukan
penelitian mengenai evaluasi pemilihan antibiotik pada pasien ISK.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan
antibiotika berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas pada pasien ISK tahun
2011 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda. Penulis memilih melakukan
penelitian di Rumah Sakit Bethesda karena Rumah Sakit Bethesda merupakan
salah satu rumah sakit swasta besar di Yogyakarta yang memiliki banyak pasien
dan mempunyai fasilitas yang lengkap. Prevalensi pasien ISK yang menjalani
rawat inap di Rumah Sakit Bethesda pada tahun 2010 sebanyak 351 pasien dan
pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 384 pasien. Penelitian
mengenai kesesuaian pemilihan antibiotik belum pernah dilakukan di Rumah
Sakit Bethesda sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam pemilihan
antibiotika untuk pasien ISK yang dapat menyebabkan pengobatan menjadi tidak
efektif.1. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang
ada pada kesesuaian pemilihan antibiotika pasien ISK di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2011 :
a. Seperti apa profil pasien ISK yang memiliki data pemeriksaan kultur, tes
sensitivitas, dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda tahun 2011?
b. Apakah ada kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien ISK dengan
hasil kultur dan tes sensitivitas?2. Keaslian penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian tentang ISK pernah dilakukan
oleh Wirawan (2004) mengenai kajian kerasionalan penggunaan antibiotika pada
pasien ISK di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih periode Juni-
Desember 2004 dengan hasil yang didapatkan adalah tepat indikasi 100%, tepat
pasien 99,19%, tepat dosis dan frekuensi pemberian 69,39%, sesuai dengan kultur
dan sensitivitas 50%, serta efektivitas terapi 95,92% pasien pulang sembuh.
Penelitian tentang evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika pada pasien ISK
berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas dengan parameter angka leukosit
urine pernah dilakukan oleh Yudasmoro (2008) di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih periode Januari-Juni 2006 dengan hasil dari 7 pasien ISK, 4
pasien tidak diketahui kesesuaiannya karena antibiotik yang digunakan tidak
tercantum dalam cakram, 2 pasien pulang sebelum hasil kultur dan tes sensitivitas
diketahui, dan 1 pasien tidak diketahui kesesuaiannya karena kuman tidak
tumbuh. Penelitian tentang rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien ISK
pada bangsal penyakit dalam di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008 pernah
dilakukan oleh Wilianti (2009) yang hasilnya penggunaan antibiotika selama
tahun 2008 tidak rasional dengan nilai 27,03% (10 kasus dari 37 kasus). Penelitian
tentang evaluasi dosis antibiotik pada pasien ISK di Instalasi Kesehatan Anak
RSUP Sardjito periode 2008 pernah dilakukan oleh Sari (2009) yang didapatkan
hasil yaitu ketepatan dosis antibiotik pasien sebesar 76,43%. Penelitian yang
dilakukan penulis berbeda dengan penelitian Wirawan (2004), Yudasmoro (2008),
Wilianti (2009) dan Sari (2009) karena penelitian penulis lebih menekankan pada
evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotik berdasarkan hasil kultur, tes sensitivitas,
dan urinalisis serta berbeda dalam hal lokasi dan subyek penelitian.3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
informasi evaluasi kesesuaian pemilihan antibiotika berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas pada pasien ISK di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan bagi tenaga kesehatan seperti dokter, farmasis, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya, sehingga dimasa mendatang secara bersama- sama dalam seluruh proses terapi, dapat mengupayakan penggunaan antibiotik yang tepat pada pasien ISK.B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan
antibiotika berdasarkan hasil kultur dan tes sensitivitas pada pasien ISK di unit
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2011.2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui profil pasien ISK yang memiliki data pemeriksaan kultur, tes
sensitivitas, dan urinalisis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta tahun 2011.b. Mengetahui ada tidaknya kesesuaian pemilihan antibiotika berdasarkan dengan hasil kultur dan tes sensitivitas.
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Kemih
1. Definisi
Infeksi saluran kemih adalah terdapatnya mikroorganisme dalam urine
yang tidak dapat dihitung dari kontaminasi dan potensial untuk invasi ke jaringan
saluran kemih dan struktur lain yang berdekatan (Coyle dan Prince, 2008). Infeksi
saluran kemih dapat didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme pada saluran
kemih yang tidak disebabkan oleh kontaminasi dan hal tersebut kadang-kadang
terjadi pada pasien yang memiliki tanda dan gejala khusus (Foster dan Marshall,
2004).Gambar 1. Anatomi Saluran Kemih (Pearce, 2009)
2. Etiologi Bakteri penyebab ISK biasanya berasal dari flora normal usus penderita
sendiri. Penyebab utama dari ISK tanpa komplikasi Escherichia coli yang
mempengaruhi 85% pasien penderita ISK. Sedangkan organisme lain penyebab
ISK tanpa komplikasi adalah Staphylococcus saprophyticus (5-15%), Klebsiella
pneumonia, Proteus spp, Pseudomonas aeruginosa, dan Enterococcus spp (Coyle
dan Prince, 2008).3. Epidemiologi Infeksi saluran kemih tergantung banyak faktor, seperti usia, jenis kelamin,
prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal. Pada bayi perempuan yang baru berusia
beberapa bulan dan wanita lansia yang berumur lebih dari 65 tahun cenderung
menderita ISK dibandingkan laki-laki. Infeksi saluran kemih berulang pada laki-
laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi. Prevalensi selama
periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif
secara seksual. Prevalensi infeksi asimptomatik meningkat mencapai 30%, baik
laki-laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi (Sukandar, 2008).4. Patogenesis Secara umum mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih dengan tiga cara yaitu :
1) Ascending, yaitu jika masuknya mikroorganisme adalah melalui uretra dan
cara inilah yang paling sering terjadi.
2) Descending (hematogen), disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi
pada ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran darah.3) Jalur limfatik, jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik
yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yang terakhir ini jarang terjadi (Coyle dan Prince, 2008).5. Gambaran klinis dan diagnosa umum Gambaran klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut :
a. Pasien ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau
rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
b. Pasien ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2004). Dari segi klinis dibagi menjadi dua yaitu :
a. Infeksi tanpa komplikasi terjadi pada individu yang tidak memiliki
kelainan struktural atau fungsional dari saluran kemih yang mengganggu mekanisme aliran normal urine atau berkemih. Infeksi ini terjadi pada wanita usia subur (15 sampai 45 tahun) yang sebetulnya normal, orang sehat.
b. Infeksi dengan komplikasi adalah hasil dari predisposisi lesi pada saluran kemih, seperti kelainan bawaan atau distorsi dari saluran kemih, batu, kateter, hipertrofi prostat, obstruksi, atau defisit neurologis yang mengganggu aliran normal urine dan pertahanan saluran kemih (Coyle dan Prince, 2008).
3 Hasil pemeriksaan laboratorium meliputi : piuria (lekosit> 10/mm ),
proteinuria positif, lekosit esterase urine positif, dan antibody-coated bacteria
(ISK bagian atas) (Coyle dan Prince, 2008).
Tabel I. Kriteria diagnostik bakteriuria signifikan (Coyle dan Prince, 2008)
2
5 CFU coliforms/ml atau CFU noncoliforms/ml pada wanita dengan
≥ 10 ≥ 10 simptomatik
3 CFU bakteria/ml pada laki-laki dengan simptomatik ≥ 10
5 CFU bakteria/ml pada individu dengan asimptomatik dalam 2 spesimen ≥ 10 berurutan Setiap pertumbuhan bakteria pada kateterisasi suprapubik pada pasien simptomatik
2 CFU bakteria/ml pada pasien kateterisasi
≥ 10 Pasien dengan gejala infeksi saluran kemih? Ya Tidak
Faktor komplikasi ? Asimptomatik bakteriuria
Ya TidakEpisode kekambuhan
Complicated UTI’s Ya Tidak
Recurent UTI’s Gejala infeksi bagian atas
Ya Tidak Pielonefritis Pertimbangan sistitis
Uretritis, atau vaginitis
Gambar 2. Alogaritma diagnosis ISK (Well, DiPiro, Schwinghammer,
Hamilton 2000).
6. Faktor risiko Ada beberapa faktor penting yang mempermudah timbulnya infeksi yaitu :
a. Jarang berkemih Pengeluaran urine (mictio) merupakan mekanisme ketahanan penting dari kandung kemih. Bila mictio normal terhambat karena misalnya obstruksi saluran kemih, ISK dapat lebih mudah terjadi.
b. Gangguan pengosongan kandung kemih Akibat obstruksi (batu ginjal), disfungsi atau hipertrofi prostat bisa mengakibatkan tertinggalnya residu, sehingga kuman-kuman lebih mudah berpoliferasi.
c. Higenitas pribadi kurang baik Hal ini bisa menyebabkan kolonisasi kuman-kuman uropatogen di sekitar ujung uretra, misalnya penggunaan pembalut wanita. Kuman-kuman lalu menjalar ke atas menuju uretra, kemudian masuk ke kandung kemih dan menyebar melalui ureter ke ginjal (ISK bagian atas).
d. Adanya penyakit diabetes Penyakit diabetes lebih peka untuk ISK karena meningkatnya daya melekat bakteri pada epitel saluran kemih akibat beberapa sebab tertentu (Tjay dan Rahardja, 2007).
7. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih Komplikasi ISK tergantung dari dua tipe, yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated). a. ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu non-obstruksi dan bukan wanita hamil merupakan penyakit ringan (self limited disease) dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
b. ISK tipe berkomplikasi (complicated) i.
ISK selama kehamilan dari usia kehamilan trimester 3 ii.
ISK pada diabetes melitus (Sukandar, 2008).
8. Tindakan pencegahan
Tindakan pencegahan terjadinya ISK dan agar tidak terulang kembali dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mengosongkan kandung kemih dengan buang air kemih setiap 3 jam
sekali.b. Selalu menjaga kebersihan pakaian dalam setiap hari.
c. Jangan menunda buang air seni karena merupakan penyebab terbesar
terjadinya ISK.
d. Mempraktekkan kebersihan secara baik, setiap buang air seni
membersihkan dari depan ke belakang. Tindakan ini akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk dari rektum ke saluran kemih (Tessy dkk, 2004).