JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN IKLAN KOMERSIAL MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN

  

IKLAN KOMERSIAL

MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

  

Disusun Oleh:

Leo Agung Nova Tri Haryanto

NIM 07 1224 057

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

JENIS-JENIS TINDAK TUTUR DAN PENANDA KESANTUNAN

  

IKLAN KOMERSIAL

MEDIA LUAR RUANGAN DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

  Disusun Oleh:

Leo Agung Nova Tri Haryanto

NIM 07 1224 057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA

  

DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN

  Terima kasih untuk  Allah Bapa dan Bunda Maria di Surga. 

  Kedua orang tuaku Fransiskus Asisi Maryanto dan Ermina Sumiasih, yang dengan penuh kesabaran, kasih sayang mendidik dan membesarkanku hingga saat ini. 

  Kedua kakakku Climentin Retno Purwaningsih & Petrus Kanisius Wiyoga dan Agnes Dwi Susanti & Yohanes Diky yang senantiasa menyayangiku dan selalu memeberikan apa yang terbaik untukku. 

  Kedua keponakanku Gabriel Posenti Widi Nugroho dan Serverinus Loresa Gunatama. 

  Teman yang selalu dihati Veronika Tuwin Rahayu yang selalu menemani disaat suka maupun duka, serta bersama-sama berjuang menempuh pendidikan ini. 

  Teman-teman yang sama-sama berjuang, yang sudah berhasil maupun yang sedang dalam proses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MOTO

  “Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku” (2 Tim 4: 17)

  Pusatkan dirimu pada hari ini Lakukan tugasmu hari ini

  Petiklah buah kebahagiaan Dan kegembiraan

  Yang diberikan Tuhan padamu hari ini

  “Langkah pertama untuk menentukan langkah berikutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

  Haryanto, Leo Agung Nova Tri. 2012. Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan Iklan Komersial Media Luar Ruangan di Yogyakarta .

  Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, sebab penelitian ini berusaha mendeskripsikan data yang berupa kata-kata. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik baca dan catat. Analisis data dilakukan dengan langkah pertama, menggolongkan data ke dalam jenis-jenis tindak tutur dan pola kesantunan. Kedua, mendeskripsikan data sesuai dengan jenis tindak tutur dan tingkat kesantunan berdasarkan kriteria kesantunan.

  Penelitian ini berusaha menjawab dua masalah, yakni: (a) Jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam tuturan iklan komersial di media luar ruangan di Yogyakarta? dan (b) Penanda-penanda kesantunan apa sajakah yang terdapat pada tindak tutur iklan komersial di media luar ruangan di Yogyakarta?

  Hasil analisis data, telah menemukan tiga jenis tindak tutur yang terdapat pada iklan komersial bermedia luar ruangan dengan jumlah data 85 iklan. Ketiga tindak tutur tersebut dapat diperinci menjadi tindak tutur langsung literal berjumlah 4 iklan, tindak tutur tidak langsung literal berjumlah 18 iklan, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal berjumlah 61 iklan. Penanda-penanda kesantunan pada iklan komersial yaitu pemakaian diksi, pemakaian keterangan modalitas, dan penggunaan gaya bahasa. Pemakaian diksi sebagai penanda tingkat kesantunan terdiri dari pemilihan kata berkonotasi halus, berkonotasi netral, dan berkonotasi kasar. Pemakaian keterangan modalitas terdiri dari modalitas pengingkaran, modalitas kepastian, modalitas larangan, dan modalitas ajakan. Gaya bahasa yang terdapat dalam iklan komersial adalah epizeuksis (repitisi), perumpamaan, dan hiperbola. Terdapat tiga tingkat kesantunan dari tuturan iklan komersial berdasarkan kriteria yang dibuat oleh penulis yaitu sangat santun, santun dan kurang santun.

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahasa yang digunakan dalam pembuatan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta masih memperhatikan kesantunan dalam berbahasa. Karena dari hasil analisis data, hanya ditemukan tiga iklan komersial yang kurang santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Haryanto, Leo Agung Nova Tri. 2012. Types of Speech Act and Politeness Makers on The Outdoor Media Commercial Advertisement in Yogyakarta. Skripsi.

  Yogyakarta : PBSID, FKIP, USD. This study belongs to descriptive research because the data in this research are presented in the form of words. The data gathering method used in this research is note taking and library research. The first step of data analysis technique is done by classifying the data into types of speech act and pattern of politeness. The second step is to describe the data in accordance with the type of speech act and degree of politeness based on the politeness criteria.

  This research is aimed at answering two problems, namely: (a) what kind of speech act is used in the outdoor media commercial advertisement in Yogyakarta? And (b) what politeness device is used in the outdoor media commercial advertisement in Yogyakarta?

  The data finding found three types of speech act used in eighty-five outdoor media commercial advertisement. Those three speech act were classified in the following: four advertisements use literal direct speech act, eighteen advertisements use literal indirect speech act, and 61 advertisements use non-literal indirect speech act. The politeness devices used in the commercial advertisements are the use of diction, modal information, and the style of language. The use of diction as the politeness degree device consists of the choosing of polite connotation words, neutral connotation words, and impolite connotation words. The use of modal information consist of denial modal, certainty modal, prohibition modal, and invitation modal. The language styles found in the advertisement are repetitions, parables, hyperboles. There are three politeness degrees found, which are very polite, polite, and less polite.

  Based on the study, the language used in the making of the outdoor media commercial advertisement in Yogyakarta still pays attention to the language politeness. From the data analysis there are only three less polite commercial advertisement found.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat, pertolongan, dan pendampingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan

  Iklan Komersial Media Luar Ruangan Di Yogyakarta

  . Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Penulis ucapkan terima kasih kepada:

  1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi PBSID, dan Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi PBSID Universitas Sanata Dharma.

  3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama dan Drs. J.

  Prapta Diharja, S.J., M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua yang dengan penuh kesabaran membimbing dan selalu memberi semangat kepada penulis.

  4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan para dosen PBSID yang dengan sabar, semangat, dan setia mendidik penulis selama belajar di Program Studi PBSID.

  5. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat Program Studi PBSID yang ikut membantu kelancaran skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Keluarga terkasih yang senantiasa memberi kasih sayang, Ayah dan ibuku tercinta Fransiskus Asisi Maryanto dan Ermina Sumiasih, kakak-kakakku tersayang Climentin Retno Purwaningsih dan Agnes Dwi Susanti yang selalu memberi dukungan besar untuk menyelesaikan skripsi ini.

  7. Teman setiaku yang juga menjadi teman berbagi suka dan duka, Veronika Tuwin Rahayu, yang selalu juga memberi kesabaran, kasih sayang serta semangat, kritik dan saran agar skripsi ini baik adanya.

  8. Teman-teman PBSID angkatan 2007 Yakubus Didit Setiawan, Boniferson Ndoen, Yohanes Angga, Endarto Yudho, dan Evensius Dimas. Serta teman- teman yang lain yang sudah mendukung dan membatu saya.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIHAN KARYA ....................................................... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT

  ....................................................................................................... ix

  

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 D. Ruang Lingkup ....................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6 F. Batasan Istilah ........................................................................................ 7 G. Sistematika Penelitian ............................................................................ 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 10 B. Kajian Pustaka ....................................................................................... 12 1. Tindak Ujar ...................................................................................... 12 2. Jenis-Jenis Tindak Tutur .................................................................. 15 a. Tindak tutur langsung ................................................................ 15 b. Tindak tutur tidak langsung ........................................................ 16 c. Tindak tutur literal ...................................................................... 18

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d.

  Tindak tutur ltidak literal ............................................................ 18 3. Interaksi Berbagai Tindak Tutur....................................................... 19 a.

  Tindak tutur langsung literal ...................................................... 19 b.

  Tindak tutur tidak langsung literal.............................................. 20 c. Tindak tutur langsung tidak literal ............................................. 20 d.

  Tindak tutur tidak langsung tidak literal..................................... 20 4. Teori Kesantunan .............................................................................. 21 a.

  Prinsip kerja sama Grice ............................................................. 23 b.

  Prinsip kesantunan Leech ........................................................... 24 c. Penentu kesantunan faktor kebahasaan ...................................... 26

  1) Pemakaian diksi .................................................................... 26

  2) Keterangan modalitas ........................................................... 29

  3) Gaya bahasa .......................................................................... 30 d.

  Kriteria kesantunan berbahasa .................................................... 32 5. Teori Periklanan ............................................................................... 34 a.

  Pengertian iklan .......................................................................... 34 b.

  Media iklan ................................................................................. 35 c. Jenis-jenis iklan ......................................................................... 36 d.

  Fungsi iklan ................................................................................ 39 C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 41

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 42 B. Data dan Sumber Data ........................................................................... 42 C. Instrumen Penelitian .............................................................................. 43 D. Objek Penelitian .................................................................................... 44 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 44 F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 45

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ........................................................................................ 47 B. Hasil Analisis Data ................................................................................ 47 1. Jenis-Jenis Tindak Tutur pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ............................................................................................ 48 a. Tindak Tutur Langsung Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan .......................................................................... 48 b. Tindak Tutur Tidak Langsung Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ................................................................. 51

  1) Modus kalimat berita sebagai persuasi ................................. 52

  2) Modus kalimat saran sebagai persuasi.................................. 56

  3) Modus kalimat tanya sebagai persuasi ................................. 59 c.

  Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ...................................... 60 2. Jenis-Jenis Penanda Kesantunan pada Iklan Komersial

  Media Luar Ruangan ....................................................................... 65 a.

  Pemakaian Diksi sebagai Penanda Tingkat Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan .............................. 65 1)

  Pilihan kata konotatif bermakna halus ................................ 66 2)

  Pilihan kata konotatif bermakna netral ................................ 68 3)

  Pilihan kata konotatif kasar ................................................. 70 b. Pemakaian Modalitas pada Iklan Komersial

  Media Luar Ruangan................................................................... 71 1)

  Pemakaian modalitas deontik .............................................. 71 2)

  Pemakaian modalitas intenasional ........................................ 72 c. Pemakaian Gaya Bahasa sebagai Penanda Tingkat

  Kesantunan pada Iklan Komersial Media Luar Ruangan ........... 73 1)

  Epizeuksis ............................................................................. 74 2)

  Hiperbola ............................................................................. 75 3)

  Perumpamaan ....................................................................... 76

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C.

  Pembahasan ........................................................................................... 77

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 98 B. Saran ...................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100

LAMPIRAN ..................................................................................................... 102

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sering menjumpai berbagai iklan di media cetak, tv, radio, dan di

  luar ruangan. Dalam pengemasan iklan sangat bervariasi, sehingga iklan terkesan menarik. Bahasa dan pemilihan gambar pada iklan dibuat sebagus mungkin.

  Kebebasan dalam pembuatan iklan tersebut memiliki nilai positif dan negatif. Nilai positif dari kebebasan pembuatan iklan, antara lain untuk memberikan informasi, menghibur bagi para pendengar atau pembaca, menambah kreatifitas dalam berimajinasi, menambah pengetahuan, dan menjadikan suatu inspirasi. Nilai negatif dari kebebasan beriklan antara lain dapat menjatuhkan perusahaan lain dengan persaingan yang tidak sehat, misalnya dalam iklan komersial yang menjelek-jelekan atau menjatuhkan produk lain dengan menggunakan bahasa yang tidak santun.

  Iklan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui media iklan. Sedangkan iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi atau mendidik khalayak dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tujuan akhir untuk mendapatkan keuntungan sosial bukan ekonomi (Rendra Widyatama, 2005: 104).

  Fungsi sesungguhnya dari iklan adalah mempengaruhi pembaca atau pendengar. Iklan termasuk persuaif (Keraf, 1985: 118), artinya bentuk pengungkapan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan seperti yang dikehendaki pembicara pada waktu ini dan akan mendatang. Iklan yang dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar tidak lepas dari pemilihan kata atau bahasa yang digunakan. Dalam dunia pendidikan, iklan adalah salah satu materi pembelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa, khususnya pada jenjang SMP/MTS dalam kompetensi menulis. Iklan memiliki kesamaan dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak umum.

  Peneliti sering menemukan iklan yang masih munggunakan bahasa yang kurang santun, sehingga dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti iklan komersial. Iklan komersial dapat dikatakan salah satu bentuk komunikasi masyarakat yang secara tidak langsung memiliki tujuan komersil . Pemilihan kata dalam iklan sebaiknya diperhatikan. Selain menggunakan kata-kata yang memikat pembaca sebaiknya menggunakan kata-kata yang santun sehingga terjalin hubungan yang baik dalam berkomunikasi. Seperti contoh di bawah ini merupakan salah satu iklan yang kurang tepat dalam memilih kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  (Jl. Colombo Depok Seleman Yogyakarta depan gedung Rektorat UNY)

  Contoh iklan di atas merupakan salah satu dari sekian banyak iklan komersial yang masih kurang santun dalam pemilihan kata. Pada kalimat “esia

  

MELEK TARIF SADAR SINYAL”, terdapat kata “MELEK” sehingga terdengar

  kurang santun. Di bawah ini merupakan salah satu dari tindak tutur dalam iklan komersial.

  (Jl. Colombo Depok Seleman Yogyakarta depan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY) Contoh iklan di atas terdapat kalimat

  “SATU KLIK KE BANYAK

  APLIKASI

  ”. Tinda tutur dari kalimat ini termasuk tindak tutur tidak langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan tindak tutur tidak literal. Tuturan tersebut tidak langsung karena tuturan tersebut menggunakan modus kalimat berita dengan maksud memerintah atau persuasi. Tuturan tersebut tidak literal karena hanya dengan menuliskan klik pembaca tahu apa yang dimaksud yaitu facebook, twitter, chating, dan email.

  Tindak tutur dari kalimat iklan tersebut merupakan kalimat berita sebagai lokusi (berupa ujaran yang dihasilkan seorang penutur) dan ilokusi (maksud yang terkandung dalam ujaran) dari iklan komersial tersebut adalah persuasi.

  Dari kedua contoh di atas peneliti tertarik untuk mencermati jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam iklan komersial dan penanda kesantunan bahasa yang dipakai. Penelitian yang berjudul “Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan Iklan Komersial Media Luar Ruangan di Yogyakarta

  ” didasarkan atas beberapa alasan. Pertama, peneliti ingin mengetahui seberapa banyak iklan komersial yang santun dalam berbahasa. Kedua, data iklan komersial belum ada yang meneliti. Ketiga, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat kompetensi dasar yang membahas periklanan. Keempat, peneliti menggunakan obyek penelitian iklan komersial karena iklan tersebut mudah dijumpai di setiap tempat. Selain itu, iklan komersial sering menggunakann bahasa-bahasa yang manarik perhatian pembaca, juga iklan komersial dekat dengan kehidupan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Rumusan Masalah

  Bertolak dari tindak tutur dan penanda kesantunan iklan komersial yang telah dijelaskan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

  1. Jenis-jenis tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam tuturan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta?

  2. Penanda-penanda kesantunan apa sajakah yang terdapat pada tindak tutur iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta?

  C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua tujuan yang harus dicapai yaitu.

  1. Mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam tuturan iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta.

  2. Mendeskripsikan penanda-penanda kesantunan yang terdapat pada tindak tutur iklan komersial bermedia luar ruangan di Yogyakarta.

D. Ruang Lingkup

  Penelitian ini memiliki lima ruang lingkup di antaranya: 1.

  Penelitian ini hanya mendeskripsikan tindak tutur dan penanda kesantunan berbahasa dalam iklan komersial di luar ruangan.

2. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Iklan yang diteliti hanya iklan komersial di luar ruangan dan berbahasa Indonesia.

  4. Tempat sasaran yang diteliti oleh peneliti adalah dekat pusat perbelanjaan, di jalan-jalan utama, dan perempatan jalan.

  5. Iklan yang diteliti hanya di Propinsi Yogyakarta yang meliputi kota Madya Yogyakarta, Wates, Sleman, Bantul, dan Wonosari.

E. Manfaat

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi para pembaca. Beberapa manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.

  1. Memberikan sumbangan bagi penelitian pragmatik, khususnya dalam bentuk jenis-jenis tindak tutur dan tingkat kesantunan berbahasa pada iklan komersial.

  2. Menambah wawasan bagi pembaca mengenai tindak tutur dan kesantunan berbahasa.

  3. Hasil dari penelitian ini jika ditinjau dari dunia pendidikan, diharapkan sebagai acuan guru bahasa Indonesia dalam pelajaran ketrampilan menulis khususnya dalam menulis kalimat dengan menggunakan kalimat yang santun khususnya pada saat pembuatan iklan.

  4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi perbandingan, dan informasi untuk penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Batasan Istilah 1.

  Tindak tutur Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan atau ujaran (Yule, 2006: 82).

  2. Tindak tutur langsung Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang terbentuk dari suatu kalimat yang difungsikan secara konvensional (Putu Wijaya dan Rohmadi, 2009: 28)

  3. Tindak tutur tidak langsung Tindak tutur tidak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya (Nadar, 2009: 19).

  4. Tindak tutur literal Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya (Wijaya, 2009: 31).

  5. Tindak tutur tidak literal Tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya (Wijaya, 2009: 31).

  6. Kesantunan Kesantunan berasal dari kata dasar santun. Dalam KBBI (2007: 997) santun berarti halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang; sopan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  7. Kesantunan berbahasa Santun berbahasa adalah struktur bahasa yang disusun oleh penutur atau penulis agar tidak menyinggung perasaan pendengar atau pembaca (Pranowo, 2009: 4). Kesantunan berbahasa dalam penelitian adalah kegiatan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan halus dalam iklan komersial bermedia luar ruangan.

  8. Iklan komersial Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa (Madjadikara, 2004: 17)

  9. Media luar ruangan (outdoor media) Media periklanan yang berupa spanduk (banner), papan reklame (billboard), poster, neon sign, umbul-umbul, baliho dan sebagainya yang terdapat di luar ruangan (Madjadikara, 2004: 12).

G. Sistematika Penyajian

  Sistematika penyajian skripsi dijabarkan menjadi 5 (lima) hal, yaitu (1) Pendahuluan, (2) Landasan Teori, (3) Metodologi Penelitian, (4) Hasil Penelitian dan Pembahasan, (5) Penutup.

  Bab I adalah pendahuluan, yang berisi beberapa sub bab, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) ruang lingkup, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) pembatasan istilah, dan (7) sistematika penyajian. Ketujuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Tindak Tutur dan Penanda Kesantunan Iklan Komersial Di Media Luar Ruangan”.

  Bab II adalah landasan teori, yang berisi tiga pokok bahasan, yaitu (1) penelitian terdahulu yang relevan, (2) kajian pustaka , dan (3) kerangka teori. Kajian hasil penelitian yang terdahulu haruslah memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan. Semua teori berkaitan dan menjadi landasan penelitian.

  Bab III metodologi penelitian, yang berisi enam hal yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) instrumen penelitian, (4) objek penelitian, (5) teknik pengumpulan data, dan (6) teknik analisis data.

  Bab IV hasil dan pembahasan, yang berisi tiga hal yaitu (1) deskripsi data, (2) hasil analisis data, dan (3) pembahasan. Bab V penutup, yang berisi dua hal yaitu (1) kesimpulan dan (2) saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Terdapat dua penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Yoani Juita Sumarsini (2010) dalam

  skripsinya yang berjudul

  “Analisis Tindak Tutur dalam Iklan Kosmetik Di Televisi . Penelitian ini mengkaji tuturan pada iklan kecantikan yang ditayangkan

  di stasiun televisi SCTV selama bulan Januari sampai Februari 2010. Penelitian bersifat kualitatif.

  Ada tiga masalah yang dipecahkan dari penelitian Yoani Juita Sumarsini antara lain. Pertama, bagaimanakah lokusi dalam iklan kosmetik di televisi? Kedua, bagaimanakah ilokusi dalam iklan kosmetik di televisi? Ketiga, bagaimanakah perlokusi dalam iklan kosmetik di televisi?

  Dalam penelitian ini terdapat kemiripan dalam pendekatan yang digunakan. Penelitian Yoani Juita Sumarsini (2010) menggunakan pendekatan pragmatik dan menganalisis tindak tutur. Analisis data dilakukan dengan mentode refrensial dan pragmatis.

  Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Beata Prima Equatoria Panantun (2011) yang berjudul

  “Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Pola Kesantunan dalam Novel “9 Matahari””. Penelitian ini berusaha menjawab dari dua masalah antar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  lain. Pertama, tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam novel “9 Matahari”? dan kedua, pola kesantunan apa sajakah yang terdapat dalam novel “9 Matahari”? Data dalam penelitian ini terdapat dalam novel “9 Matahari”. Sumber data dari penelitian ini berupa tuturan yang ada dalam novel “9 Matahari”.

  Relevansi dari penelitian pertama skripsi Yoani Juita Sumarsini (2010) dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama bersifat penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti sebuah iklan. Penelitian tersebut menggunakan teknik yang sama dengan penelitian yang sedang dilakukan yakni teknik catat.

  Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis wacana iklan, sehingga penelitian tersebut masih memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini. Perbedaan dalam penelitian yang sedang dilakukan adalah objek yang diteliti. Dalam penelitian yang sedang dilakukan, peneliti mengkaji semua iklan komersial tidak sebatas iklan kosmetik, sedangkan penelitian Yoani Juita Sumarsini (2010) meneliti iklan kosmetik yang ada di stasiun televisi SCTV.

  Perbedaan lain dalam penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti adalah media yang digunakan pada iklan.

  Relevansi dari penelitian kedua, skripsi Beata Prima Equatoria Panantun (2011) dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah keduanya bersifat penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti tindak tutur dan kesantunan berbahasa. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mendapatkan inspirasi untuk mencoba melakukan penelitian yang sejenis, untuk menganalisis tindak tutur dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kesantunan berbahasa dalam iklan yang berbahasa Indonesia bermedia luar ruangan. Perbedaan dari penelitian Beata Prima Equatoria Panantun (2011) dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti adalah data yang diteliti. Dalam penelitian ini, iklan yang digunakan adalah iklan komersil sedangkan pada penelitian Beata Prima Equatoria Panantun (2011) menggunakan novel yang berjudul 9 Matahari.

B. Kajian Pustaka

  Mulyana (2005: 79) membagi kajian pragmatik menjadi empat hal, yaitu dieksis, tindak ujar, praanggapan, dan implikatur. Tindak ujar atau tindak tutur merupakan salah satu dari kajian pragmatik.

1. Tindak Ujar

  Pragmatik merupakan salah satu cabang yang mempelajari tentang ujaran atau daya ujar untuk apa ujaran dibuat atau dilakukan (Gunarwan, 1994: 84). Pragmatik adalah studi yang mendasarkan analisisnya pada konteks. Konteks yang dimaksud adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang menyertai dan mewadahi sebuah penuturan (Rahardi, 2005: 50). Konteks tuturan adalah konteks dalam semua aspek fisik atau seting sosial yang relevan dari tuturabersangkutan (Wijana, 1996: 11). Konteks dapat berupa tempat, waktu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  suasana, dan lawan tutur. Dalam iklan omersial konteks dapat berupa tempat, gambar, dan warna yang digunakan.

  Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan atau ujaran (Yule, 2006: 82). Austin (1962) menyebutkan bahwa pada dasarnya pada saat orang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu (via Nadar, 2009: 11). Sorang guru bertanya “Wah kelas ini panas gak sih?” kepada muridnya di kelas dengan suasana kelas pengap. Pertanyaan tersebut bukan semata-mata untuk dimintai pendapat atau bertanya, tetapi merupakan suatu perintah untuk membuka jendela.

  Menurut Austin 1962 (via Gunarwan, 1994: 84) membedakan tiga jenis tindakan yang berkaitan dalam ujaran. Ketiga jenis tersebut adalah tindak lokusioner, tindak ilokusioner, dan tindak perlokusioner. Tindak lokusioner berupa ujaran yang dihasilkan seorang penutur. Tindak ilokusioner berupa maksud yang terkandung dalam ujaran. Tindak perlokusioner berupa efek yang ditimbulkan dari ujaran tersebut. Berikut di bawah ini adalah penerapan lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner berdasarkan iklan layanan masyarakat.

  (Perempatan Jl. Ring Road Barat Concong Catur Depok Sleman Yogyakarta)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Contoh : “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat

  Lokusioner : Kata Castrol Power 1 dalam tuturan di atas merupakan kata benda, kata melesat pada tuturan di atas merupakan kata kerja, kata lebih merupakan kata keterangan, dan kata cepat merupakan kata sifat.

  Ilokusioner : Ujaran di atas memiliki makna tersirat yaitu dengan menggunakan oli Castrol Power 1 kendaraan akan lebih bertenaga. Perlokusioner

  : Efek dari tuturan “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat” terhadap mitra tutur adalah pembaca membeli dan mengganti oli kendaraannya dengan oli Castrol Power 1. Searle 1975 (via Gunarwan, 1994: 84) mengategorikan tindak ujar berdasarkan pengertian tindak ujar atau tindak tutur menjadi lima. Kelima jenis tindak ujar tersebut adalah: a.

  Representatif (asertif) Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Contoh ujarannya dapat berbentuk

  menyatakan, menyebutkan, melaporkan, menunjukkan , dan menyebutkan.

  b.

  Derektif Derektif adalah tindak ujaran yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  itu. Contoh ujarannya dapat berbentuk menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan , dan menantang.

  c.

  Ekspresif Ekspresif adalah tindak ujaran yang dilakukan dengan maksud agar ujaran diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran itu. Contoh ujarannya dapat berbentuk memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik , dan mengeluh.

  d.

  Komisif Komisif adalah tindak ujaran yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebut di dalam ujarannya. Contoh ujarannya dapat berbentuk berjanji, bersumpah, mengancam, dan menolak.

  e.

  Deklarasi Deklarasi adalah tindak ujaran yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal atau keadaan yang baru. Contoh ujarannya dapat berbentuk memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan meminta maaf .

2. Jenis-Jenis Tindak Tutur

  Yule (2006: 159) membagi tindak tutur berdasarkan strukturnya menjadi dua yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berikut di bawah ini penjelasan dari pembagian tindak tutur berdasarkan strukturnya.

  a. Tindak tutur langsung

  Yule (2006: 95) menyatakan bahwa tindak tutur langsung akan terbentuk apabila ada hubungan langsung antara bentuk struktural (deklaratif, introgratif, imperatif) dengan fungsi komunikasi umum (pernyataan, pertanyaan, perintah atau permohonan). Nadar juga sependapat dengan Putu Wijana dan Rohmadi. Menurut Putu Wijana dan Rohmadi (via Nadar, 2009: 18) menyatakan bahwa tindak tutur langsung merupakan tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya, misalnya kalimat berita untuk memberitakan, kalimat perintah untuk menyuruh, kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu.

  b. Tindak tutur tidak langsung

  Menurut Yule (2006: 96) jika suatu tuturan ada hubungannya dengan struktur (deklaratif, interogratif, dan imperatif) dengan komunikasi umum (menanyakan, pertanyaan, dan perintah atau permohonan), maka terdapat suatu tindak tutur tidak langsung. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan tersebut, Yule menyatakan bahwa bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat suatu permohonan disebut tindak tutur tidak langsung. Menurut Nadar (2009: 19) tindak tutur tidak langsung adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya. Maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan tergantung pada konteksnya.

  Menurut Wijana (2009: 29-30), tuturan yang diutarakan secara tidak langsung biasanya tidak dapat dijawab secara langsung, tetapi segera harus dilaksanakan maksud yang terimplikasikan di dalamnya. Misalnya pada iklan komersial dibawah ini.

  (Perempatan Jl. Ring Road Barat Concong Catur Depok Sleman

  Yogyakarta)

  Pada iklan komersial di atas terdapat kalimat “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat”. Kalimat tersebut secara tidak langsung digunakan untuk mempengaruhi pembaca supaya menggunakan oli mesin Castrol power 1 dengan modus kalimat berita.

  Dari uraian di atas skema penggunaan modus kalimat dalam kaitannya dengan kelangsungan tindak tutur menurut Wijana (2009: 30) dapat digambarkan sebagai berikut. Di bawah ini merupakan skema penggunaan modus kalimat.

  Tindak Tutur Modus Langsung Tidak langsung

  Berita Memberitakan Menyuruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tanya Bertanya Menyuruh Perinta Memerintah -

  Skema di atas menunjukan bahwa kalimat perintah tidak dapat digunakan untuk mengutarakan secara tidak langsung. Di samping itu, menurut Nadar (2009: 19) ada tindak tutur yang mempunyai makna sesuai dan tidak sesuai dengan kata-kata yang menyusunnya, yakni tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal.

1) Tindak tutur literal

  Menurut Wijana (2009: 31), tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Bila ada tuturan “Penyayi itu suaranya bagus” memang diutarakan untuk memuji penyanyi yang dibicarakan, oleh karena itu tuturan tersebut tindak tutur literal.

  Nadar (2009: 31) memberikan contoh lain. Misalnya ada seorang yang telah makan tiga piring nasi dengan lauknya dan orang tersebut mengatakan “Saya kenyang”. Dapat dikatakan orang tersebut benar-benar mengatakan demikian. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur literal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Tindak tutur tidak literal

  Menurut Wijana (2009: 31) tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tindak tutur tidak literal mempunyai maksud menyindir, memerintah, mengkritik ataupun memohon kepada lawan tuturnya.

  Mengenai tindak tutur tidak literal, Nadar (2009:20) memberikan contoh. Tuturan “Saya senang sekali dengan ujian bahasa In ggris tadi” tuturan tersebut diucapkan oleh mahasiswa yang tidak pernah lulus ujian bahasa Inggris dan lemah sekali dalam perkuliahan. Tuturan tersebut bukan tuturan yang sesuai dengan yang dimaksudkan penuturnya sehingga tuturan tersebut termasuk tindak tutur tidak literal.

3. Interaksi Berbagai Jenis Tindak Tutur

  Menurut Wijana terdapat dua tindak tutur yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung, sedangkan menurut Nandar terdapat tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal. Dari dua pendapat tersebut tersebut jika diinteraksikan maka akan menjadi tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a. Tindak tutur langsung literal

  Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang dituturkan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaranya (Wijana, 2009: 32). Maksud memerintah disampaikan dengan kalimat perintah, memberitakan dengan kalimat berita, menanyakan sesuatu dengan kalimat tanya.

  b. Tindak tutur tidak langsung literal

  Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna kata-katanya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur (Wijana, 2009: 32). Dalam tindak tutur ini maksud memerintah diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya.

  c. Tindak tutur langsung tidak literal