TINDAK TUTUR DALAM IKLAN ROKOK

TINDAK TUTUR DALAM IKLAN ROKOK “A MILD”

Oleh: Wahyudi
A. Pengantar
Sebagaimana diketahui bersama bahwa dalam memasarkan suatu barang atau jasa, maka
perusahan memerlukan suatu usaha promosi. Salah satu alat dari promosi yang dapat digunakan
perusahaan tersebut adalah iklan. Tujuan iklanadalah untuk memperkenalkan, mengingatkan
dan mempengaruhi publik agar mau membeli barang dan jasa yang di tawarkan perusahaan.
Tanpa adanya usaha promosi dengan melalui iklan, perusahaan tidak akan dapat secara
maksimal dapat memperkenalkan, mengingatkan dan mempengaruhi publik untuk membeli
barang atau jasanya. Iklan dilakukan melalui media massa atau komunikasi baik lisan maupun
tulis yang dimaksudkan untuk menginterpretasikan kualitas produk jasa dan ide berdasarkan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Industri saat ini tidak lepas dari sebuah iklan. Dengan iklan, produk yang dihasilkan bisa
dikenal oleh konsumen. Bahkan, acara di sebuah televisi tidak bisa berjalan apabila tidak
didukung oleh iklan. Karena itu, iklan memiliki peran strategis di tengah persaingan industri saat
ini.
Iklan saat ini sangat variatif. Bentuknya pun inovatif. Orang-orang yang berada di balik
pembuatan iklan adalah orang professional di bidangnya. Karena itu, kualitas sajian iklan cukup
berbobot.
Salah satu iklan yang menarik adalah iklan rokok A Mild. A mild merupakan produk

rokok keluaran sampoerna yang mempunyai pangsa pasar besar di Indonesia khususnya
konsumen para remaja. Kompetisi persaingan semakin ketat antara perusahaan rokok dalam
berebut pangsa pasar rokok mild baik dari segi rasa,kemasan sertai klannya dibuat semenarik
mungkin. Sampoerna tidak hanya bergerak di bidang rokok saja tetapi sudah bergerak dalam
bisnis sponsor, tujuannya untuk mengenalkan produk di international serta untuk memperluas
pasar, serta ada tujuan lain yang berkaitan dengan kasino, lain di Indonesia melalui produk
mildnya sampoerna cukup dengan mempertahan kan image produk A milddalam benak
konsumen melalui iklannya. Iklannya tidak lagi gencar membujuk konsumen untuk membeli
produknya tetapi cenderung hanya mengingatkan produknya kepada konsumen tentunya dengan
kata-kata yang mudah diingat konsumen khususnya para perokok setia A mild.

Slogan iklan dalam pengiklanan rokok sangat penting. Slogan tersebut menjadi media
persuasi yang efektif karena dalam mengiklankan pun perusahaan rokok tidak boleh
menampilkan wujud rokok serta aktivitas merokok baik itu dalam visualisasi berupa gambar atau
film pada media televisi, internet dan reklame ataupun suara pada media radio. Waktu pemasaran
pun dibatasi, yaitu di atas jam setengah sepuluh malam sampai jam lima pagi, dengan asumsi
anak-anak pada waktu tersebut tidak menggunakan media elektronik yang informatif (Peraturan
Pemerintah No.38 Th.2000). Dan rokok pun dalam pemasarannya “wajib” menyertakan
peringatan pemerintah bahwa merokok dapat merusak kesehatan. Kebijakan tersebut ada karena
secara mendasar orang tahu bahwa rokok merupakan produk yang merusak kesehatan. dalam

aturan penyiaran iklan tidak boleh menampilkan aktifitas merokok. Itu artinya slogan iklan
menjadi perhatian utama.
Dalam praktiknya, slogan iklan A Mild telah membuka kemungkinan multi-interpretasi
dengan sangat terbuka. Teks tersebut, iklan A-Mild, menekankan pada ketidakstabilan maknamakna. Tentunya slogan iklan tersebut akan menarik jika ditinjau dari segi pragmatik khususnya
implikatur. Kajian ini membatasi iklan A Mild yang berada di pinggir jalan dan di televisi.
B. Implikatur
Implikatur merupakan salah satu bagian dalam pragmatik. Berkaitan dengan pengertian,
berikut beberapa pengertian tentang implikatur yang dikemukakan oleh ahli-ahli bahasa.
Menurut Brown dan Yule (1996: 31) istilah implikatur dipakai untuk menerangkan apa yang
mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksud oleh penutur yang berbeda dengan apa yang
sebenarnya yang dikatakan oleh penutur. Pendapat itu bertumpu pada suatu makna yang berbeda
dengan makna tuturan secara harfiah.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa Grice (dalam Suyono, 1990: 30) mengemukakan bahwa
implikatur adalah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya
diucapkan. Sesuatu yang berbeda ”yang berbeda” tersebut adalah maksud pembicara yang
dikemukakan secara eksplisit. Dengan kata lain, implikatur adalah maksud, keinginan, atau
ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi.
Sedangkan di dalam bukunya, Levinson (1983 : 97) mengungkapkan bahwa implikatur
(implicature) yang disebut juga implikatur percakapan (conversational implicature) merupakan
konsep yang cukup penting dalam pragmatik karena empat hal, yaitu:


1. Konsep implikatur memungkinkan penjelasan fakta-fakta kebahasaan yang tidak terjangkau oleh
teori linguistik.
2. Konsep implikatur memberikan penjelasan tentang makna berbeda dengan yang dikatakan
secara lahiriah. Sebagai contoh, pertanyaan tentang waktu dapat dijawab tidak dengan
menyebutkan waktunya secara langsung, tetapi dengan penyebutan peristiwa yang biasa terjadi
pada waktu tertentu. Contoh:
A : Jam berapa sekarang?
B : Korannya sudah datang
Tampaknya kedua kalimat itu tidak berkaitan secara konvensional. Namun pembicara kedua
sudah mengetahui jawaban yang disampaikannya sudah cukup untuk menjawab pertayaan
pembicara pertama, sebab dia sudah mengetahui jam berapa koran diantarkan.
3. Konsep implikatur dapat menyederhanakan struktur dan isi deskripsi semantik. Perhatikan dua
kalimat di bawah ini:
(a) Mungkin ada kehidupan di planet mars.
(b) Mungkin ada kehidupan di planet mars dan mungkin pula tidak ada kehidupan di planet
mars.
Dari kajian implikatur, kalimat (a) mengandung pengertian seperti terkandung di kalimat (b)
selain strukturnya, isi dalam kalimat (b) itu dapat dinyatakan secara lebih sederhana.
4. Konsep implikatur dapat menjelaskan beberapa fakta bahasa secara tepat. Sebagai contoh, ujaran

‘dia jelek’ yang berarti kebalikannya, cara kerja metafora dan peribahasa dapat dijelaskan oleh
konsep implikatur.
Implikatur percakapan
Implikatur percakapan dikemukakan oleh Paul Grice (1975) dalam artikelnya yang
berjudul “logic and Conversation”, Grice (1975) sebagaimana dikutip Brown dan Yule (1983:31)
menyatakan bahwa istilah implikatur digunakan bahwa dalam peristiwa pertuturan, seseorang
penutur mungkin memaparkan sesuatu yang diartikan, disiratkan atau dimaksudkan yang
berbeda dengan yang dituturkan.
Implikatur percakapan adalah implikasi pragmatis yang terdapat di dalam percakapan
yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan (Rustono 1999: 82). Istilah
implikatur muncul berdasarkan fenomena bahwa dalam pertuturan, penutur dan mitra tutur
disarankan untuk mematuhi kaidah-kaidah prinsip percakapan, namun demikian, peserta

pertuturan baik sengaja atau tidak, mungkin melanggar prinsip percakapan tersebut. Implikatur
merupakan implikasi pragmatis yang diakibatkan oleh pelanggaran prinsip kerja sama (Leech
1993: 64). Pelanggaran kerja sama ini yang menimbulkan terjadinya implikatur percakapan
(Brown dan Yule 1985: 31). Implikatur percakapan merupakan proses interpretasi makna
berdasarkan situasi dan konteks, dengan menggunakan teori implikatur percakapan, kita dapat
memahami makna yang tersirat dalam tuturan.
Implikatur percakapan terjadi karena adanya kenyataan bahwa sebuah ujaran yang

mempunyai implikasi berupa proposisi yang sebenarnya bukan bagian dari tuturan itu (Rustono
1999: 85). Grice mengatakan implikatur percakapan sebagai salah satu aspek kajian pragmatik
yang perhatian utamanya adalah mempelajari maksud suatu ucapan sesuai dengan konteksnya
(Suyono: 1990: 14). Implikatur percakapan dipakai untuk menerangkan makna implisit dibalik
“apa yang diucapkan atau dituliskan” sebagai sesuatu yang diimplikasikan”.
Didalam implikatur, hubungan antara tuturan yang sesungguhnya dengan maksud
tertentu yang tidak dituturkan bersifat tidak mutlak (Rahardi 2003 :85). Pembahasan tentang
implikatur mencakupi pengembangan teori hubungan antara ekspresi, makna, makna penutur,
dan implikasi suatu tuturan. Di dalam teorinya itu, ia membedakan tiga jenis implikatur, yaitu
implikatur konvensional, implikatur nonkonvensional, dan praanggapan. Selanjutnya implikatur
nonkonvensional dikenal dengan nama implikatur percakapan. Selain ketiga macam implikatur
itu, ia pun membedakan dua macam implikatur percakapan, yaitu implikatur pecakapan khusus
dan implikatur percakapan umum. (Grice 1975:43-45 dalam Rustono 1999:83)
Ada beberapa jenis implikatur percakapan. Menurut Grice (Mudjiono, 1996: 32-33) ada
tiga jenis implikatur percakapan yakni:
a) Implikatur konvensional
Implikatur konvensional lebih mengacu pada makna kata secara konvensional, makna
percakapan ditentukan oleh ”arti kovensional” kata-kata yang digunakan.
Contoh:
a.


Lia orang Tegal, karena itu kalau bicara ceplas-ceplos.

b. Poltak orang Batak, jadi raut mukanya terkesan galak.
Implikasi tuturan (a) adalah bahwa bicara ceplas-ceplos Lia merupakan konsekuensi karena ia
orang Tegal. Jika Lia bukan orang Tegal, tentu tuturan itu tidak berimplikasi bahwa bicara
ceplas-ceplos Lia karena ia orang Tegal. Implikasi tuturan (b) adalah bahwa raut muka galak

Poltak merupakan konsekuensi karena ia orang Batak. Jika Poltak bukan orang Batak, tentu
tuturan itu tidak berimplikasi bahwa raut muka galak Poltak karena ia orang Batak.
b) Pranggapan
Implikatur praanggapan, lebih mengacu pada suatu pengetahuan bersama antara penutur dan
mitra tutur.
Stphen C. Levinson mengatakan hanya ada dua jenis implikatur percakapan yaitu:
a) Implikatur percakapan umum (implikatur yang munculnya di dalam percakapan dan tidak
memerlukan konteks khusus). Contoh:
1) Saya menemukan uang.
2) Uang itu bukan milik saya.
Implikatur (1) sebagai akibat adanya tuturan (2) merupakan implikatur percakapan umum.
b) Implikatur percakapan khusus (suatu mimplikatur yang kemunculannya memerlukan konteks

khusus). Contoh:
(1) Langit semakin mendung, sebentar lagi hujan datang
(2) (Ibu belom pulang dari pasar)
(3) A: mengapa ibu belom pulang?
B : Langit semakin mendung, sebentar lagi hujan datang.
Tuturan (1) hanya berimplikasi (2) jika berada di dalam konteks khusus seperti pada percakapan
(3)

C. Iklan

Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan
oleh perusahaan. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan
untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual
suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan
dukungan   publik   untuk   berpikir   atau   bertindak   sesuai   dengan   keinginan   si
pemasang   iklan.   Selain   itu,   semua   iklan   dibuat   dengan   tujuan   yang   sama
yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk mencoba
atau   mengikuti   apa   yang   ada   di   iklan   tersebut,   dapat   berupa   aktivitas
mengkonsumsi produk dan jasa yang ditawarkan.


Iklan   adalah   pesan   yang   menawarkan   suatu   produk   yang   ditujukan
kepada masyarakat lewat suatu media. Dimana iklan adalah sebuah seni dari
persuasi   dan   dapat   didefinisikan   sebagai   desain   komunikasi   yang   dibiayai
untuk   menginformasikan   dan   atau   membujuk.   Dari   beberapa   pengertian
diatas, pada dasarnya iklan merupakan sarana komunikasi yang digunakan
komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen untuk menyampaikan
informasi tentang barang atau jasa kepada publik, khususnya pelanggannya
melalui suatu media massa.
Menurut   Suyanto   (2005:3)   periklanan   merupakan   penggunaan   media
bayaran oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif
tentang produk (ide, barang, jasa) ataupun organisasi sebagai alat promosi
yang   kuat.   Iklan   mempunyai   berbagai   macam   bentuk   (industri,   konsumen,
merek,   produk,   lokal   dan   sebagainya)   yang   dirancang   untuk   mencapai
berbagai   macam  tujuan   (penjualan   seketika,   pengenalan   merek,   preferensi
dan sebagainya).

Periklanan adalah segala bentuk penyajian bukan pribadi dan promosi
tentang gagasan, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan
yang   ditayangkan   di   media   TV   diharapkan   mendapat   tempat   di   hati   atau
disukai   oleh   pemirsa.   Sikap   pemirsa   terhadap   iklan   dapat   diteliti   melalui

perasaan suka atau tidak suka terhadap stimuli­stimuli yang ditampilkan pada
iklan.   Sikap   terhadap   iklan   bekerja   melalui   sebuah   proses   tanggapan   atau
reaksi   pemirsa   terhadap   elemen­elemen   (stimuli­stimuli)   dari   periklanan.
Tanggapan dan reaksi ini dapat diartikan pada saat pemirsa sedang melihat,
mendengar, atau berpikir tentang suatu iklan.
Keputusan dalam mengembangkan program periklanan yaitu:
1. Menetapkan Tujuan, tujuan periklanan adalah menginformasikan, membujuk
dan mengingatkan konsumen tentang produk yang di iklankan tersebuk baik
diliat dari segi merek maupun kualitasnya.
2. Menetapkan Anggaran Iklan, anggaran iklan yang ditetapkan harus sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan agar mencapai sasaran penjualan.
3. Keputusan Pesan, terbagi 2(dua) yaitu strategi iklan dan pelaksanaan iklan
harus   diramu   secara   seimbang   untuk   menciptakan   usaha   periklanan
keseluruhan yang efektif.
4. Keputusan   Media,   memilih   jangkauan,   frekuensi,   dan   dampak   media,
pemasang iklan harus memutuskan seberapa jauh jangkauan dan frekuensi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan periklanan.
5. Evaluasi   Periklanan,   program   periklanan   harus   dievaluasi   secara   regular
pengaruh   komunikasi   dan   pengaruh   penjualan.   Mengukur   pengaruh
komunikasi   dari   suatu   iklan   pengujian   isi   iklan   member   tahu   apakah

komunikasi iklan cukup baik. Pengujian isi iklan dapat dilakukan sebelum atau
sesudah iklan dicetak atau disiarkan. Sedangkan cara mengukur pengaruh
penjualan   adalah   membandingkan   penjualan   di   masa   lalu   dengan
pengeluaran biaya iklan masa lalu.
 Jenis – jenis Iklan
Berdasarkan tujuannya iklan dibagi menjadi :
a. Comercial Advertising,

Iklan jenis ini bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu
produk atau jasa. Iklan ini juga terbagi menjadi 2(dua) bagian yaitu:
1. Iklan strategis, digunakan untuk membangun merek hal ini dilakukan dengan
mengkonsumsikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dalam
jangka   panjang   adalah   memposisikan   merek   serta   membangun   pangsa
pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati
hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para
pengguna.
2.   Iklan   Taktis,   memiliki   tujuan   yang   mendesak.   Iklan   ini   dirancang   untuk
mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek
b. Corporate Advertising tertentu
Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek

yang   memacu   konsumen   memberikan   respon   pada   hari   yang   sama.   Iklan
yang   bertujuan   membangun   citra   suatu   perusahaan   yang   pada   akhirnya
diharapkan   juga   membangun   citra   positif   produk­produk   atau   jasa   yang
diproduksi   oleh   perusahaan   tersebut.   Iklan   Corporate   akan   efektif   bila
didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai
nilai berita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi
pada kepentingan masyarakat.
c. Public Service Advertising
Iklan   Layanan   Masyarakat   merupakan   bagian   dari   kampanye   sosial
marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau
pelayanan   masyarakat.   Biasanya   pesan   Iklan   Layanan   Masyarakat   berupa
ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau
tidak   melakukan   suatu   tindakan   demi   kepentingan   umum   atau   merubah
perilaku   yang   “tidak   baik”   supaya   menjadi   lebih   baik,   misalnya   masalah
kebersihan   lingkungan,   mendorong   penghargaan   terhadap   perbedaan
pendapat, anti narkoba dan sebagainya.
Berdasarkan pendanaannya iklan dibagi menjadi 2(dua) macam yakni :
a. Iklan Gratis

Iklan gratis adalah iklan yang dalam pemasangannya tidak memerlukan
biaya.

b. Iklan berbayar
Iklan berbayar adalah iklan yang dalam pemasangannya memerlukan
biaya. Contoh iklan berbayar sangat banyak. Iklan di TV, di Radio, di koran,
poster, reklame dan billboard memerlukan biaya dalam pemasangannya.
Suyanto   (2005:53)   mengemukakan   tujuan   periklanan   televisi   dapat
digolongkan menurut sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Iklan   informatif   bertujuan   untuk   membentuk   permintaan   pertama.   Caranya
dengan memberitahukan pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan
baru   suatu   produk,   memberitahukan   pasar   tentang   perubahan   harga,
menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia,
mengoreksi   kesan   yang   salah,   mengurangi   kecemasan   pembeli,   dan
membangun citra perusahaan (biasanya dilakukan besar­besaran pada tahap
awal peluncuran suatu jenis produk).
b. Iklan persuasif bertujuan untuk membentuk permintaan selektif suatu merek
tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi
merek,   mendorong   alih   merek,   mengubah   persepsi   pembelitentang   atribut
produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli
menerima dan mencoba penggunaan produk.
c. Iklan pengingat bertujuan mengingatkan pembeli pada produk yang sudah
mapan   bahwa   produk   tersebut   mungkin   akan   dibutuhkan   kemudian,
mengingatkan pembeli di mana mereka dapat membelinya, membuat pembeli
tetap   mengingat   produk   tersebut   meskipun   sedang   tidak   musim,   dan
memertahankan kesadaran puncak.
d. Iklan penambah nilai bertujuan untuk menambah nilai merek pada persepsi
konsumen   dengan   melakukan   inovasi,   perbaikan   kualitas,   dan   penguatan
persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan menyebabkan merek dipandang
lebih elegan, lebih bergaya, dan mungkin super dalam persaingan.
e. Iklan bantuan aktivitas lain bertujuan membantu memfasilitasi aktivitas lain
perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Misalnya iklan membantu
dalam   pelepasan   promosi   penjualan   (kupon),   membantu   wiraniaga
(pengenalan   produk),   menyempurnakan   hasil   komunikasi   pemasaran   yang

lain (komunikasi dapat mengidentifikasi paket produk di toko dan mengenal
nilai produk lebih mudah setelah melihat iklan).
D. Pembahasan
Keinovatifan dan keprogresan iklan A Mild menyebabkan banyak slogan yang muncul.
Dalam tulisan ini, beberapa slogan yang dianalisis implikaturnya adalah sebagai berikut.
1. Siang Dipendam Malam Balas Dendam

Iklan A Mild Siang Dipendam Malam Balas Dendam ini adalah iklan pada waktu bulan
Ramadan. Iklan tersebut sungguh menarik. Tulisan berada di atas, sebuah gambar sejumlah
mangkuk, piring, gelas yang terbuat dari kaca tampak kosong. Tampak jelas gambar tersebut
tampak seperti itu jika dilihat pada waktu siang hari. Jika dilihat pada malam hari, ada yang
berbeda. Berbagai mangkok dan piring tersebut penuh dengan berbagai makanan yang
menggiurkan. Teknik iklan seperti itu dimungkinkan dengan penggunaan dua poster dalam satu
iklan tersebut. Poster yang berisi makanan berada di dalamnya akan menampilkan makanan
apabila tersorot oleh lampu neon dari dalam. Ketika siang hari, dimana intensitas cahaya
matahari tinggi, dan otomatis lampu neon di dalam iklan tersebut dimatikan, poster yang akan
tampil adalah poster luar yang ditampilkan hanyalah piring-piring kosong saja. Begitu
Implikatur dalam iklan tersebut adalah kondisi riil umat Islam yang sedang menjalani
puasa ramadhan. Iklan tersebut menyindir umat muslim yang sedang berpuasa di siang hari tapi
sering malah berpesta pora di malam harinya dengan alasan balas dendam. Itu memberi pesan

bahwa selayaknya penahanan nafsu oleh orang berpuasa tidak hanya dilakukan pada siang hari
saja. Pada malam hari, juga perlu dilakukan.
2. Harusnya gampang kok dibikin susah

Iklan Harusnya gampang kok dibikin susah adalah iklan A Mild dalam televisi. Dalam
iklan tersebut diceritakan ada seorang warga yang datang ke kantor kecamatan untuk mengurus
administrasi. Ketika dia bertemu dengan staf kantor, warga tersebut menyodorkan berkas
administrasi untuk disahkan. Paras muka sang staf tersebut menunjukkan ekspresi yang tidak
ramah. Yang terjadi adalah staf tersebut tidak langsung melayani permohonan tersebut, tetapi
malah menunda dengan alasan yang tidak jelas. Karena terlalu lama menunggu, warga tersebut
tertidur. Di gambarkan staf kantor kecamatan melakukan kegiatan yang memperlambat proses
administrasi tersebut, seperti makan, minum, baca koran, sampai di tinggal tidur. Padahal hanya
dengan memberikan stempel, proses tersebut tidak memakan waktu yang lama, mungkin hanya
beberapa menit saja proses tersebut dapat terselesaikan.
Implikatur dalam dalam iklan tersebut adalah ada hal yang unik dan menarik. Iklan
tersebut mengkritisi realitas sosial dalam masyarakat. pelayananan pemerintah disektor
pelayanan publik jauh dari kata memuaskan. Pelayanan yang tidak maksimal itu tidak
disebabkan oleh faktor teknis. Namun, itu dikarenakan oknum di lemabaga pemerintahan yang
kurang memiliki kepeduliansosial. Selain itu, iklan tersebut memberikan gambaran tentang
penindasan dan dominasi kekuasaan yang teradi di masyarakat. Penindasan dapat kita lihat dari
adanya adegan seorang warga yang dipersulit saat meminta pengesahan dari staf kantor camat

tersebut. Sedangkan dominasi kekuasaan dapat dilihat dari adanya staf yang merasa memiliki
kewenangan dan kekuasaan dalam memberikan pelayanan kepada warga, sehingga warga
dianggap tidak memiliki eksistensi. Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, kita sering
menemukan kejadian-kejadian seperti kasus di atas. Banyak instansi-instansi pemerintah yang
sangat buruk terhadap pelayanan masyarakat, contoh halnya di kantor polisi, kantor kecamatan,
dsb. Masyarakat cenderung harus melalui prosedur yang berbelit-belit, sehingga menyusahkan
warga.
3. Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat

Iklan rokok A Mild versi Taat Cuma Kalo Ada Yang Liat menceritakan
tentang seorang gadis yang membawa mobil Honda Jazz. Sekilas gadis itu
tampak   ragu   apakah   akan   berbelok   atau   tidak,   sementara   di   depannya
terpampang  dengan  jelas  rambu  lalu  lintas   “dilarang   berputar“.  Akhirnya   si
gadis tersebut dengan beberapa pertimbangan yang dibuatnya, dia pun nekat
berputar

 

arah. 

Setelah berputar, tiba­tiba saja dari balik semak­semak ada suara peluit polisi
lalu   lintas.   muncullah   sosok   polisi   tersebut.   Memang   sikapnya   baik   seperti
kebanyakan   polisi   yang   menegur   pengendara   yang   “nakal”.   Polisi
menegurnya.   Namun,   reaksi   perempuan   tersebut   cukup   menggelitik.   Ia
melanggar

 

karena

 

tidak

 

ada

 

yang

 

jaga. 

             Iklan   tersebut   memiliki   implikatur   bahwa   telah   terjadi   banyak
pelangaran   yang   dilakukan   oleh   masyarakat   Indonesia   khususnya   dari
kalangan kelas sosial yang tinggi beserta pelanggaran yang dilakukan oleh
aparat penegak hukum itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang untuk
kepentingan pribadi. Itu bisa dilihat dari tanda yang terdapat pada iklan saat
aparat dengan sengaja menjebak seseorang untuk melakukan pelanggaran

sementara   dia   penegak   hukum   itu   sendiri   bukannya   mencegah   terjadinya
pelanggaran melainkan membuat seseorang untuk melakukan pelanggaran.
Sementara si pelanggar sendiri melakukan pelanggaran jika tidak ada saksi.
Dari   pembahasan   di   atas,   iklan A   Mild tidak   hanya   berupa   promosi
produknya, tetapi juga pesan­pesan sosial cukup mengedukasi masyarakat.
itu atinya iklan tersebut cukup bagus dan kreatif.

E. Simpulan 
              Berdasarkan   pembahasan   di   atas,   iklan   A­Mild   memperlihatkan
suatu   fenomena   bahwa   makna   itu   sudah   mati   karena   iklan   A­Mild
menawarkan   interpretasi   yang   sangat   terbuka   bagi   siapa   saja   yang   akan
menikmatinya.   Ada   tiga   iklan   yang   dianalisis.   Pertama   adalah iklan Siang
Dipendam   Malam   Balas   Dendam.   Implikatur   dalam   iklan   tersebut   adalah
kondisi riil umat Islam yang sedang menjalani puasa ramadhan. Iklan tersebut
menuntut   untuk   menyeimbangkan   pola   hidup   dan   ibadahnya   dalam   puasa
Ramadan.   Kedua   adalah   iklan Harusnya   gampang   kok   dibikin   susah. Iklan
tersebut   mengkritisi   realitas   sosial   dalam   masyarakat.   Pelayananan
pemerintah di sektor pelayanan publik jauh dari kata memuaskan. Pelayanan
yang   tidak   maksimal   itu   tidak   disebabkan   oleh   faktor   teknis.   Namun,   itu
dikarenakan   oknum   di   lemabaga   pemerintahan   yang   kurang   memiliki
kepeduliansosial.  Ketiga   adalah   iklan Cuma   Kalo   Ada   Yang   Liat. Iklan
tersebut   memiliki   implikatur   bahwa   telah   terjadi   banyak   pelangaran   yang
dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya dari kalangan kelas sosial
yang tinggi beserta pelanggaran yang dilakukan oleh aparat penegak hukum
itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
Daftar Pustaka
Brown, Gilian dan George Yule. 1983. Discours Analysis. Cambridge: Cambridge University Press
Levinson, C. Stephen. 1997. Pragmatics. Great Britain: Cambridge University Press.
Leech, Geoffrey.1983. Linguistic Meaning (Vol1). London: Routledge & Kegan Paul.
Peraturan Pemerintah No.38 Th.2000
Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma.
Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Suyanto, Bagong. 1995. Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Wijana press.
Suyono. 1990. Pragmatik Dasar-dasar dan Pengajaran. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://karyawahyudi.blogspot.com/2014/02/tindak-tutur-dalam-iklan-rokok-mild.html