PENGARUH ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

PENGARUH ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

  Studi Kasus Di Dusun Grajegan Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

  Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

  Oleh : Yohanes Redana Prahastama

  NIM: 052214030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

PENGARUH ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

  Studi Kasus Di Dusun Grajegan Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

  Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

  Oleh : Yohanes Redana Prahastama

  NIM: 052214030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

         

         

  

MOTO

“Jangan Menyerah”

  Pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga, Banyaklah menimba pengalaman dan ambil hikmahnya Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua oarang

  Roma 12 : 17

SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA YANG MEMBERI KEKUATAN KEPADAKU.

  Filipi 4 : 13

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,

maka pintu akan dibukakan bagimu.

  Matius 7:7 PESEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk : Allah Bapa di Surga Atas Karunia Serta RahmantNya

  Ayahku Bpk . Anonius Kotjo Sudarno dan Ibuku Theresia Hari Astutitercinta Kakakku FX Doan Prajongko Peri Kecilku tersayang Margaretta Elly Yana Hartanti tersayang Almamaterku tercinta yang telah mengembangkan diriku menjadi manusia yang lebih berguna.

                   

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Jika penulisan skripsi ini terbukti merupakan duplikasi maupun plagiasi dari hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan / atau sanksi hukum yang berlaku.

  Yogyakarta,

  31 Mei 2011 Penulis

  Yohanes Redana Prahastama                        

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yohanes Redana Prahastama Nomor Mahasiswa : 052214030

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

PENGARUH ORIENTASI SOSIAL KINERJA PERANGKAT DESA

TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

  Studi Kasus di Dusun Gajegan Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan kata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

  Yogyakarta, 31 Mei 2011 Penulis

  Yohanes Redana Prahastama                

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah Bapa atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Orientasi Sosial Perangkat Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat” Studi Kasus di Dusun Grajegan, Seyegan, Sleman dengan baik.

  Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingi mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mengiringiku menyelesaikan skripsi ini sehingga berjalan dengan lancar.

  2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Drs. Y. P. Supardiyono, M. Si., Akt., Q. I. A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak V. Mardi Widyadmono, S. E., M. B. A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma, sekaligus dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan, membimbing dan memberi masukan bagi penulis.

  5. Bapak A. Budisusila, SE.,M.Soc.Sc. , selaku Dosen Pembimbing II, yang telah mengarahkan, membimbing dan memberi masukan bagi penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

  6. Seluruh Staf Sekertariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, terimakasih atas bantuan dan pelayanan yang telah diberikan.

  7. Bapak Slamet selaku Kepala Dukuh Dusun Grajegan atas bantuannya, terutama atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

  8. Ayahku tercinta Bapak Antonius Kotjo Sudarno atas doa dan bantuannya serta bimbingannya, serta Ibuku tercinta Theresia Hari Astuti yang selalu mengingatkan saya akan masa depan.

  9. Romo FX. Sumantoro M.S.F. yang telah memberikan dukungan dan doa.

  10. Kakakku FX. Doan Prajongko, terimakasih atas doa, dukungan dan perhatiannya hingga penulis dapat meyelesaikan studi dengan baik.

  11. Peri kecilku tercinta Margaretta Elly Yana Hartanti. Terima kasih atas bantuan, doa, cinta dan waktunya untuk menemaniku, dengan liku – liku dan halangan yang merintang namun tetap terselesaikan.

  12. Keluarga Bpk Yusuf Sudiono atas bantuan dan doanya.

  13. Sahabat dan teman-temanku di kampus dan di rumah.

  14. Si merah yang selalu mengantarkanku kemana ku pergi.

  15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

  Yogyakarta, 31 Mei 2011 Penulis Yohanes Redana Prahastama NIM: 052214030

                                       

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

  ....................................................................................... i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  ............................................ ii

  

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ vi

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ..................................................................... xv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ......................................... xvi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xvii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. xviii

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. xix

  BAB I PENDAHULUAN

  ......................................................................................... 1

  A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

  B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

  C. Tujuan Penelitiaan ............................................................................................ 6

  D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6

  BAB II KAJIAN TEORI

  ........................................................................................ 7

  A. MEMAHAMI WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN ........................... 7

  1. Pengertian Tentang Kewirausahaan dan Wirausaha .................................. 7

  2. Perbedaan Antara Kewirausahaan Bisnis dan Kewirausahaan Sosial ....... 9

  3. Mengubah Bangsa dengan Wirausaha sosial ............................................. 10

  4. Karakteristik dan Komponen Wirausaha Sosial ........................................ 12

  B. KUADRAN WIRAUSAHA SOSIAL .............................................................. 17

  1. Kuadran Pertama ........................................................................................ 17

  2. Kuadran Kedua .......................................................................................... 18

  3. Kuadran Ketiga .......................................................................................... 18

  4. Kuadran Keempat ....................................................................................... 19

  C. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ............................................................ 20

  1. Peran Kewirausahaan Sosial Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ........... 21

  D. SEKILAS TENTANG PERANGKAT DESA ................................................. 24

  1. Pemiihan Kepala Desa Mnurut UU No. 32/2004 ....................................... 25

  2. Stuktur Perangkat Desa .............................................................................. 29

  3. Rincian Tugas Perangkat Desa ................................................................... 30

  E. KERANGKA KONEPTUAL PENELITIAN ................................................... 37

  F. HIPOTESIS PENELITIAN .............................................................................. 38

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  .............................................................. 39

  A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 39

  B. Subyek dan objek Penelitian ............................................................................. 39

  C. Waktu dan Lokasi ............................................................................................. 39

  D. Variabel Penelitian .......................................................................................... 40

  E. Definisi Operasional ......................................................................................... 42

  F. Pengukuran Variabel ......................................................................................... 43

  G. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 44

  H. Teknik dan Pengambilan Sampel ..................................................................... 45

  I. Sumber Data ...................................................................................................... 46 J. Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 46 K. Teknik Pengujian Instrument ........................................................................... 46 L. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 48

  BAB IV GAMBARAN UMUM DESA MARGOKATON

  .................................... 53

  A. Gambaran Wilayah Penelitian Dalam Konteks Kabupaten ............................. 53

  B. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dalam Konteks Desa ........................... 54

  

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................ 58

A. Hasil Uji Instrumen .......................................................................................... 58

  1. Uji Validitas ............................................................................................... 59

  2. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 61

  B. Karakteristik Responden .................................................................................. 62

  C. Kesejahteraan Masyarakat ................................................................................ 69

  D. Kuadran Sosial Ekonomi (Scatterplot) ............................................................ 70

  E. Analisis Data ..................................................................................................... 71

  1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 71

  2. Analisis Regresi ......................................................................................... 74

  BAB VI KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN

  ............................... 79 A.Kesimpulan ........................................................................................................ 79 B.Saran .................................................................................................................. 80 C.Keterbatasan ...................................................................................................... 81

  DAFTAR PUSTAKA

  ................................................................................................. 83

  LAMPIRAN

       

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan di Desa Margokaton................................................... 55Tabel 4.2 Prasarana Kesehatan .................................................................................. 55Tabel 4.3 Mata Pencaharian Menurut Sektor ............................................................. 56Tabel 5.1 Uji Validitas ............................................................................................... 60Tabel 5.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................... 61Tabel 5.3 Analisis Deskriptif ..................................................................................... 62Tabel 5.4 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 63Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................... 64Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...................................... 66Tabel 5.7 Rata – Rata Investasi atau Tabungan Masyarakat ..................................... 67Tabel 5.8 Kesejahteraan Masyarakat ......................................................................... 69Tabel 5.9 Uji Normalitas ............................................................................................ 72Tabel 5.10 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 73Tabel 5.11 Uji Autokorelasi ....................................................................................... 74Tabel 5.12 Koefisien Regresi ..................................................................................... 75Tabel 5.13 Nilai Signifikansi ..................................................................................... 77

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Perangkat Desa ........................................................................ 29Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................................ 37

  DAFTAR BAGAN

Bagan 5.1 Kuadran Sosial Ekonomi .......................................................................... 70

  DAFTAR LAMPIRAN Nomer Lampiran

  Judul Lampiran 1 Surat Penelitian Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Lampiran 3 Print Out Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian Lampiran 4 Validitas Lampiran 5 Reliabilitas Lampiran 6 Uji Hipotesis Lampiran 7 Karakteristik Responden Lampiran 8 Tabel-tabel Statistik                                    

  

ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Studi Kasus di Dusun Grajegan Desa Margokaton

Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta

  

Yohanes Redana Prahastama

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi sosial non sosial dan profit non profit perangkat desa pada kesejahteraan baik secara parsial maupun secara simultan pada masyarakat Dusun Grajegan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif. Dalam penelitian ini, jumlah sampel sebanyak 93 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik insidental sampling. Data primer diperoleh melalui kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui data dasar profil Desa Margokaton. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis data menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara orientasi sosial non sosial dan profit non profit perangkat desa pada kesejahteraan masyarakat Dusun Grajegan.

                                 

  

ABSTRACT

THE INFLUENCES OF THE LOCAL GOVERNMENT SOCIAL

ORIENTATION TO THE PEOPLE’S PROSPERITY

A Case Study in Dusun Grajegan Desa Margokaton Kecamatan Seyegan

  

Kabupaten Sleman Yogyakarta

Yohanes Redana Prahastama

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2011

  This research was aimed to find out the influences of social and non- social orientation and profitable and non-profitable of local government to the society welfare, both partially and simultaneously to the people of Dusun Grajegan. It was an explorative research. In this research, there were 93 respondents. This research used the technique of incidental sampling. The primary data were taken by distributing questioners, while the secondary data were the basic data of Desa Margokaton profiles. The data were analyzed using multiple regression. The data analysis showed that there were not any significant influences of social and non-social orientation, and profitable and non-profitable local government to the people’s prosperity in Dusun Grajegan partially and simultaneously.  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini penduduk usia muda pengangguran jumlahnya besar. British Council mengungkapkan dari 105 juta penduduk Indonesia

  berumur 14 – 34 tahun, sebanyak 60 juta orang diserap dunia kerja, 9 juta orang masih menyelesaikan pendidikan, dan 20 juta orang tidak memiliki pekerjaan (Wartawan Bisnis Indonesia, Kamis, 19/03/2009). Tanggung jawab untuk menggerakan semua sumber daya di negeri ini ada di tangan pemerintah seperti yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu menciptakan kemakmuran sosial dan berkeadilan. Tidak mengherankan bila isu jumlah orang miskin di Indonesia pun menjadi komoditas politik di dalam pemilihan umum tahun 2009 yang lalu.

  Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (alinea 4 Pembukaan

  UUD 1945)

  Pemerintah Indonesia secara terstruktur dari pusat hingga daerah menerima mandat untuk memajukan kesejahteraan umum. Presiden harus menjadikan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia menjadi sasaran. Gubernur harus memikirkan kesejahteraan masyarakat di tingkat propinsi. Camat harus mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat di tingkat kecamatan, kepala desa/lurah mengemban amanat untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dalam lingkup yang paling kecil dalam struktur pemerintahan melalui kerjasama dengan kepala dusun.

  Peran yang harus dimainkan oleh pemerintah sebagai pengemban tugas memajukan kesejahteraan masyarakat lebih spesifik diatur dalam pasal – pasal Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 33 ayat 3: Bumi dan air

  dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

  . Pasal 34: Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara .

  Negara, dalam hal ini pemerintah, bertanggung jawab untuk memelihara mereka fakir miskin dan anak terlantar. Jaring Pengaman Sosial (JPS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKM), PNPM Mandiri, Raskin dan lain sebagainya merupakan beberapa contoh inisiatif pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Bahkan dalam sumpah pelantikan kepala desa dinyatakan bahwa kepala desa berjanji akan berusaha sekuat tenaga membantu memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan masyarakat desa pada khususnya, akan setia kepada Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (UU No 5 tahun 1979 tentang

  Pemerintahan Desa). Dengan demikian, inisiatif peningkatan kesejahteraan sebuah komunitas/ desa terletak di tangan aparat desa.

  Tidaklah salah apabila kita menyatakan kesanggupan memajukan kesejahteraan umum merupakan syarat mutlak untuk dapat menjabat sebagai kepala desa/perangkat desa. Pidato – pidato pada saat kampanye pemilihan kepala desa harus dibuktikan di lapangan. Benarkah kesejahteraan itu sudah sebagai indikator yang menunjukkan pemerintah tidak dapat memenuhi mandat yang ditetapkan.

  Beberapa publikasi seperti yang dibuat oleh Boorstein, di dalam bukunya, How to Change the World, (How to Change the World: Social

  Entrepreneurs and the Power of New Ideas

  , David Bornstein, 2nd edition, Oxford University Press, 2007.) Menunjukkan bahwa wirausaha sosial itu muncul karena kegagalan pemerintah untuk melaksanakan kewajibannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wirausaha sosial adalah individu dengan solusi inovatif kepada masyarakat dengan lebih menekankan pada kepentingan sosial. Mereka memiliki ambisi dan ketekunan untuk menangani masalah sosial utama dan menawarkan ide-ide baru untuk perubahan dalam skala besar (bill drayton, gregory dees). Pemerintah harus memiliki jiwa sosial yang bisa menawarkan ide – ide baru kepada masyarakat, karena pemerintah memiliki sumber daya yang bisa dipergunakan oleh masyarakat sebesar – besarnya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, aparat pemerintah dapat digolongkan sebagai wirausaha sosial. Boorstein lebih jauh mengidentifikasi 6 karakteristik wirausaha sosial:

  1. Mereka bersedia untuk mengoreksi diri (They are willing to self-

  correct

  ). Terbuka pada pendekatan – pendekatan lain yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai tujuan.

  2. Mereka bersedia untuk saling percaya (They are willing to share

  credit

  ). Rasa saling percaya akan menjadi ikatan bagi anggota komunitas.

  3. Mereka bersedia meninggalkan struktur yang sudah ada sehingga mendorong mereka untuk berinovasi menemukan cara – cara baru dalam melakukan sesuatu.

  4. Mereka bersedia melewati batas – batas keilmuan. Mereka berfungsi sebagai “social alchemists”, mengumpulkan gagasan, pengalaman dan sumber daya dari berbagai sumber.

  5. Mereka bersedia bekerja diam – diam (work quietly). Mereka berkomitmen untuk mencapai tujuan/misi tertentu dari pada mencari ketenaran/popularitas.

  6. Mereka memiliki motivasi etis yang kuat. Mereka memperhatikan aspek etika di dalam menentukan cara/metode untuk mencapai tujuan.

  Jika kehadiran para wirausaha sosial adalah akibat kegagalan aparat pemerintah menjalankan fungsinya, maka dapat dinyatakan bahwa karakteristik wirausaha sosial pastilah juga dimiliki oleh para pemerintah. Menarik untuk melihat lebih jauh apakah para aparat pemerintah memiliki orientasi wirausahanya. Bila mereka memiliki orientasi wirausaha sosial, maka dapat dipastikan bahwa aktivitas mereka akan memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

  B. Rumusan Masalah Guna mendalami keterkaitan antara orientasi wirausaha dengan kesejahteraan masyarakat, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Orientasi wirausaha apa yang dimiliki oleh para aparat desa dalam perspektif masyarakat?

  2. Bagaimanakah persepsi masyarakat atas kesejahteraan mereka?

  3. Apakah ada keterkaitan antara orientasi wirausaha dengan kesejahteraan masyarakat?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah:

  1. Mendeskripsikan orientasi kewirausahaan sosial perangkat desa dalam perspektif anggota masyarakat.

  2. Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dalam perspektif masyarakat.

  3. Menjelaskan hubungan antara orientasi kewirausahaan sosial perangkat desa dan kesejahteraan masyarakat.

  D. Manfaat penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Membantu perangkat desa untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

  2. Membantu masyarakat mengenali kontribusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan.

  3. Memberikan indikator calon perangkat desa yang peduli akan tingkat kesejahteraan masyarakat.

  4. Diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukkan bagi perangkat desa dalam menetapkan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  5. Dapat menjadi bahan evaluasi bagi para perangkat desa dalam menjalankan program kerja.

BAB II KAJIAN TEORI A. MEMAHAMI WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN 1. Pengertian Tentang Wirausaha dan Kewirausahaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang

  yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

  Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahaan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

  a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

  b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan

  kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

  Dalam pengertiannya, “fungsi dari wirausahawan adalah untuk mereformasi atau merevolusi pola dari produksi.” Wirausahawan menurut Schumpeter adalah “agent of change” dalam ekonomi. Dengan menyajikan pasar yang baru atau menciptakan cara-cara baru dalam melakukan banyak hal, mereka memajukan perekonomian.

  Social Entrepreneurship

  merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata, social yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan

  entrepreneurship

  untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Santosa, 2007). Gregori Dees mengidentifikasi pengusaha sosial sebagai pengusaha yang langka, dia menggambarkan satu set ciri – ciri luar biasa pengusaha sosial dengan menekankan bahwa masyarakat harus mendorong dan memberi balasan kepada orang dengan kemampuan yang sifatnya unik. Seorang jiwa wirausaha sosial (Social Entrepreneur) harus mempunyai pengelolaan risiko

  (risk management) agar dapat menuntaskan apa yang menjadi idenya

  tersebut dan kita dapat memastikan bahwa program yang ditawarkan berjalan secara berkelanjutan. (Roger L. Martin dan Sally Osberg, 2007). Pembangunan kesejahteraan sosial didefinisikan sebagai pendekatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan modal ekonomi (economic

  capital ), manusia (human capital), kemasyarakatan (societal capital), dan perlindungan (security capital) secara terintegritas dan berkesinambungan. (Edi Suharto, 2005)

2. Perbedaan Antara Kewirausahaan Bisnis Dan Kewirausahaan Sosial.

  Kewirausahaan sosial diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitasnya maupun manfaatnya. Kewirausahaan sosial lebih menitikberatkan kepada lahirnya bangunan tata nilai sosial yang dicapai melalui perubahan sosial disesuaikan dengan kebutuhan- kebutuhan sosial. Sedangkan kewirausahaan bisnis adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu terwujudnya pemerataan ekonomi.

  Perbedaan kewirausahaan bisnis dan sosial adalah terletak pada mekanismenya. Mekanisme kewirausahaan bisnis adalah mengantisipasi dan mengorganisasikan pasar agar berfungsi menghasilkan produk dan jasa sekaligus profit bagi entrepreneur.

  Sedangkan Mekanisme sosial adalah memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung menjadi lebih berkesempatan untuk mencapai kesejahteraan.

  Paulus Wirotomo memberikan definisi yang membedakan antara wirausaha dengan wirausaha sosial. Paulus Wirotomo mendefiniskan wirausaha sebagai innovator berjiwa bisnis yang akan mematenkan hasil penemuan mereka untuk kepentingan mereka sendiri. Definisi ini memperlihatkan bahwa kepentingan bisnis yang memfokuskan pada pencarian keuntungan dengan sangat menonjol. Kesejahteraan atau kegunaan bagi masyarakat luas bukanlah tujuan utama dari wirausahawan ini. Wirausaha sosial yang didefinisikan oleh Paulus Wirotomo sebagai innovator sosial yaitu orang – orang yang melakukan terobosan, serta melakukan hal-hal yang bersifat baru yang kemudian ditujukan untuk kesejahteraan bagi orang banyak. Jika wirausahawan bisnis mengukur kinerja dengan keuntungan dan pendapatan (pengembalian modal), maka wirausahawan sosial diukur keberhasilannya dari dampak aktivitasnya terhadap masyarakat.

3. Mengubah Bangsa Dengan Wirausaha Sosial

  Wirausahawan pada masa lalu selalu dipahami dalam konteks wirausahawan bisnis semata. Kewirausahaan diartikan sebagai usaha atau kegiatan dalam rangka meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitasnya maupun manfaatnya.

  Wirausahawan bisnis telah mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat menjadi lebih baik.

  Upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan pemerintah melalui ragam usaha. Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah dikemas dan dijalankan di seluruh Indonesia. Sebagian dari upaya itu telah membawa hasil, sementara sebagian lainnya tidak berdampak apa – apa. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih bertengger pada angka yang cukup tinggi. Perlu ada langkah – langkah baru yang harus dikembangkan untuk memperbaiki kondisi masyarakat Indonesia.

  Memahami kenyataan ini, maka sudah saatnya apabila kini bangsa Indonesia menoleh dan mendalami kewirausahaan sosial sebagai salah satu alternatif mengatasi kemiskinan. Masyarakat Indonesia harus mulai memperbaiki kesejahteraan masyarakat dengan menumbuhkan dan mengembangkan kewirausahaan sosial.

  Kewirausahaan sosial bukan hanya sebagai instrumen perubahan angka – angka ekonomi, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu sebagai instrumen perubahan nilai, pandangan dan jalan baru dalam kehidupan.

  Sekitar 30 tahun yang lalu, gagasan kewirausahaan sosial mulai dikembangkan. Bill Drayton, pendiri dan CEO Ashoka, memprakarsai konsep kewirausahaan sosial. Prinsip Kewirausahaan sosial menurut Drayton tidak berbeda dengan kewirausahaan bisnis, bedanya kewirausahaan sosial digunakan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Bagi Drayton ada dua hal kunci dalam kewirausahaan sosial, yang pertama adalah adanya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kedua, hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha (entrepreneurial), dan beretika di belakang gagasan inovatif tersebut. Jadi wirausaha sosial adalah individu yang bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha, dan beretika, yang mampu menciptakan inovasi sosial dan mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Wirausahawan sosial adalah orang yang mengetahui atau memahami adanya masalah sosial di masyarakat untuk selanjutnya orang tersebut dengan menggunakan prinsip- prinsip kewirausahaan mengorganisasi, mengkreasi dan mengelola sebuah entitas untuk membuat perubahan sosial.

  Jika wirausahawan bisnis mengukur kinerja dengan keuntungan dan pendapatan (pengembalian modal), maka wirausahawan sosial diukur keberhasilannya dari dampak aktivitasnya terhadap masyarakat. Fondasi dasar kewirausahaan sosial adalah :

  a. Tujuan dari entitas adalah melakukan perbaikan masyarakat atau berkontribusi dalam mengatasi masalah yang ada di masyarakat.

  b. Kepemilikan entitas adalah milik masyarakat atau komunitas, bukan dimiliki oleh seorang individu pemodal.

  c. Di dalam aktivitasnya terkandung muatan aktivitas bisnis yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

4. Karakteristik, Komponen dan Kompetensi Wirausaha Sosial

a. Karakteristik seorang wirausahawan sosial yaitu :

  1) Mengenali adanya kemacetan atau kemandegan dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan atau kemandegan itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi, memecahkan masalah dengan mengubah sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan seluruh masyarakat untuk berani melakukan perubahan.

  2) Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau mengajarkan cara “memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga “industri perikanan” pun berubah.

  b. Kewirausahaan sosial memuat tiga komponen :

  1) Mengidentifikasi system/keseimbangan yang menyebabkan kerugian atau berkurangnya kesejahteraan.

  2) Mengidentifikasi peluang perbaikan keseimbangan, dengan mengembangkan tata nilai sosial baru untuk mempengaruhi tata nilai yang ada. 3) Menyusun keseimbangan baru, untuk mencegah kerugian dan menjamin kesejahteraan masyarakat luas.

  c. Kompetensi kewirausahaan sosial

  Kompetensi kewirausahaan sosial tidak hanya di butuhkan oleh kalangan ahli, mahasiswa, dosen, perguran tinggi dan masyarakat namun lebih penting lagi bagi perangkat desa yang bersentuhan langsung dengan kesejahteraan masyarakat dari kalangan yang paling bawah atau yang menjadi dasar perubahan dan bertanggung jawab langsung terhadap kesejahteraan masyarakat dari pihak pemerintah. Beberapa keterampilan dan kompetensi juga harus dimiliki oleh seorang perangkat desa. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang perangkat desa dalam mengembangkan kompetensi kewirausahaan sosial diantaranya:

  1) Managerial skill Managerial skill

  atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha sosial.

  Seorang wirausahawan sosial harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan mengembangkan masyarakat, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, fasilitas dan seluruh sumber daya lingkungan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausahawan sosial.

  2) Conceptual skill Conceptual skill merupakan kemampuan untuk

  merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi utama menuju tercapainya kesejahteraan masyarakat. Tidak mudah memang mendapatkan kemampuan ini. Kita harus ekstra keras belajar dari berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha sosial.

  3) Human skill Human skill

  (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi). Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha.

  Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya dengan melatih diri di berbagai organisasi, bergabung dengan komunitas sosial dan melatih kepribadian kita agar bertingkah laku menenangkan bagi orang lain

  4) Decision making skill Decision making skill

  (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan). Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha sosial dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha sosial harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain pendidikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.

  5) Time managerial skill Time managerial skill

  ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu). Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha sosial harus terus belajar mengelola waktu.

  Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan. (Suryana, 2003)

B. KUADRAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

  Kuadran kewirausahaan sosial menjelaskan orientasi/cara pandang dari seorang wirausahawan sosial. Setiap kuadran menawarkan pendekatan bisnis yang berbeda. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kuadran :

1. Kuadran Pertama :

  Kuadran tradisional tanpa keuntungan. Kuadran ini mewakili organisasi - organisasi yang didasari oleh misi sosial dan tidak menghasilkan keuntungan. Organisasi - organisasi tersebut tidak dibatasi oleh pajak, dan masih harus mengumpulkan cukup dana untuk mengimbangi pengeluaran. Beberapa contoh ialah yayasan, lembaga, perkumpulan, institusi keagamaan.

  Organisasi ini bergantung pada pemberian, donasi, dan sumbangan uang untuk menyokong kegiatan sosial mereka. Hal ini juga turut disadari sebagai titik lahir dari perusahaan sosial modern, karena organisasi dalam kuadran tersebut mendapatkan sasaran sosialnya melalui rancangan organisasinya. Wirausahawan sosial menempati kuadran ini, kadangkala mereka merancang organisasi mereka untuk menyediakan barang dan jasa dimana mereka dapat memasang tarif, dalam rangka mengumpulkan dana untuk operasi mereka.

  2. Kuadran Kedua : Tipping Point Quadrant

  ( kuadran awal perubahan ) (kuadran berefek besar). Kuadran ini mewakili organisasi – organisasi yang tidak hanya didasari oleh misi sosial tapi juga berorientasi pada keuntungan. Organisasi – organisasi dan wirausahawan sosial yang berada pada kuadran ini memegang janji untuk memberikan perubahan ekonomi. Berdasarkan pada pendekatan bisnis “multi garis-bawah” telah mencapai masa yang kritis terhadap pasar, mereka dapat menetapkan tingkat agar bagaimana performa/ jalannya bisnis dapat diukur.

  3. Kuadran Ketiga : Transient Organization Quadrant

  (kuadran organisasi sementara). Kuadran ini mewakili perusahaan, yang dikendalikan oleh pasar, tapi tidak berorientasi pada keuntungan. Untuk beberapa saat, perusahaan tersebut dapat beroperasi dalam jangka waktu yang singkat.

  Menurut penuturan Dorado, motivasi dari seorang wirausahawan sosial bukanlah pendirian suatu perusahaan, tetapi penciptaan sebuah langkah yang jelas sehingga para partisipannya dapat menyelesaikan masalah sosial yang beragam, meskipun tidak relevan dengan inisiatif untuk mendapat keuntungan. Organisasi – organisasi dalam kuadran ini memiliki dukungan dari perusahaan public dan swasta, sumbangan atau dukungan dari pemerintah. Organisasi – organisasi ini mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dari pasar, dan kemudian menggunakan hasil yang didapatkan dari pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut untuk mendukung kegiatan sosial.

4. Kuadran Keempat :

  Traditional Business Quadrant (kuadran bisnis tradisional).

  Kuadran ini mewakili sebagian besar bentuk klasik dari bisnis, yang berorientasi keuntungan dan didorong oleh pasar. Mereka menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan pasar dan menggunakan keuntungan yang dihasilkan untuk membayar investor dan pajak sama halnya untuk pengembangan dan pertumbuhan perusahaan. Jika mereka gagal mendapatkan keuntungan, mereka tidak akan berfungsi atau akan dibeli oleh kompetitornya atau ditutup. Strategi pertumbuhan mereka adalah dengan mengikuti pasar dan berubah sesuai permintaan.

  Jika atau ketika pasar memutuskan bahwa masalah – masalah sosial patut diperhatikan, di kuadran ini wirausahawan sosial ditujukan untuk menyokong/ mendukung kegiatan – kegiatan yang berguna dalam meningkatkan penjualan karena mereka sadar untuk bertanggung jawab secara sosial. Biasanya perusahaan di kuadran ini, mendonasikan sebagian dari keuntungan mereka, mendirikan fasilitas – fasilitas “hijau”, menawarkan layanan gratis atau layanan berbiaya rendah kepada organisasi – organisasi sosial.

C. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

  Kesejahteraan (welfare) ialah kata benda yang dapat diartikan nasib yang baik, kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk pada keadaan yang baik, kondisi masyarakat di mana orang – orangnya dalam keadaan makmur, sehat dan damai.