Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008 dan suatu usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository
MASALAH-MASALAH YANG SECARA INTENS DIALAMI
OLEH SISWA-SISWI KELAS VII SMP SANTA MARIA BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN SUATU USULAN TOPIK -TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik an (S1)
Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh
Nama : Maria Sri Hastuti NIM : 031114037
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DANILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Kongregasi Suster-suster Fransisikus Dina (SFD) yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan diri
Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu Bapak-Ibu, kakak-kakak, dan adik-adikku yang telah, sedang dan akan selalu mengasihiku
SMP Santa Maria Banjarmasin
MOTTO
Saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh dalam berbagai percobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu pun (Yak. 1: 2-4 ).
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Oktober 2007 Penulis
Maria Sri Hastuti
ABSTRAK
MASALAH-MASALAH YANG SECARA INTENS DIALAMI
OLEH SISWA-SISWI KELAS VII SMP SANTA MARIA BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN SUATU USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
M ARIA SRI HASTUTI
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008. Hasil penelitian ini dijadikan dasar atau titik tolak untuk membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk siswa-siswi kelas
VII sekolah tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 128 siswa. Instrumen yang digunakan adalah “Kuesioner Masalah- masalah yang Dialami oleh Siswa SMP.” Item- item dalam kuesioner berjumlah 121 item.
Teknik pengolahan data yang digunakan adalah membuat tabulasi skor dari masing- masing item, menghitung skor total dari masing- masing item, dan menentukan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008 berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I yaitu M + 0,75 S.
Masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 22 item, antara lain: merasa gugup sewaktu berbicara di muka umum (item 30), mudah tersinggung dan sakit hati (item 59), khawatir memperoleh nilai rendah dalam ulangan/ujian atau PR (item 91), dan mengalami masalah karena kurang mampu mengelola (menggunakan) uang dengan baik (item 111).
Berdasarkan hasil penelitian, disusunlah suatu usulan topik -topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi siswa-siswi kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin.
ABSTRACT
THE PROBLEMS INTENSELY FACED B Y THE SEVEN
GRADE STUDENS OF SANTA MARIA BANJARMASIN JUNIOR
HIGH SCHOOL IN ACADEMIC YEAR OF 2007/2008 AND
THE CLASSICAL GUIDANCE TOPICS PROPOSAL
M ARIA SRI HASTUTI
2007
This research was aimed at descriping the problems intensely faced by the seven grade students of Santa Maria Banjarmasin Junior High School (JHS) during the academic year of 2007/2008. The result of this research was used as the reference in develop ing the suitable classical topics guidance proposal for the seven grade students of the school.
This research was descriptive in nature by using a survey method. The population of the research covered the entire seven grade students of Santa Maria Banjarmasin Junior High School (JHS) during the academic year of 2007/2008 with consisted of 128 students. The researchs instrument was a “Questionnaire asking for the problems the JHS students dealt with.” That instrument consisted of 121 items.
The techniques of data processing were the score tabulation for each item, calculation the total score, and determination of the intensely faced problems by seven grade students of Santa Maria Banjarmasin Junior High School (JHS) during the academic year of 2007/2008 based on the criteria of the Norm’s Reference Assessment (NRA) type I, i.e: M + 0,75
The problems that intensely faced by the seven grade students of Santa Maria Banjarmasin Junior High School (JHS) during the academic year of 2007/2008 were 22 items, such as: being nervous while speaking before public (30 item), easily offended and hurt (59), being worry for lower point for exams or homework (91), less capability for managing money (111).
Based on the results of the research, a suitable classical guidance topics proposal for the seven grade students of Santa Maria Banjarmasin Junior High School (JHS) can be well arranged.
KATA PENGANTAR
Syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Mahabaik karena kasih-Nya yang besar, telah mendampingi, membimbing, dan menerangi hati, budi, dan pikiran penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak, yang dengan kesetiaan, kesabaran, dan penuh kasih mendukung penulis melalui doa, pemberian motivasi, dan sumbangan ide- ide yang baik.
Untuk itu semua, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus dan dalam, khusus nya kepada:
1. Bapak Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A., pembimbing utama yang dengan penuh kesungguhan dan kesabaran telah memberikan motivasi, bimbingan, arahan, dan ide-ide yang baik demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A. dan Ibu Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., penguji II dan III yang berkenan mendampingi dan membimbing penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.
3. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal yang berharga kepada penulis selama menjalani studi.
5. Suster Pimpinan Kongregasi SFD beserta Dewan, dan para suster SFD yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan serta dukungan yang besar kepada penulis untuk mengembangkan diri melalui studi.
6. Ibu Bertha Iberahim, Kepala Sekolah SMP Santa Maria Banjarmasin, yang telah memberikan ijin kepada penulis dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
7. Para guru wali kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin yang dengan penuh pengertian memberikan waktu dan tenaga untuk membantu penulis dalam mengumpulkan data.
8. Siswa-siswi kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin yang telah dengan rela memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk me mbantu penulis sehingga penulis memperoleh data penelitan.
9. Kepala sekolah SMP Budi Mulia Minggir, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan uji coba alat penelitian.
10. Siswa- siswi kelas VII SMP Budi Mulia Minggir, yang telah merelakan waktu, tenaga, pikirannya dalam rangka uji coba penelitian.
11. Saudari-saudariku komunitas SFD “Fonte Colombo” dan novisiat “Santo Yosef” (Sr. Rosalia, Sr. Gratiana, Sr. Renata, Sr. Sesilia, Sr. Bonaventura, Sr. Theresita) yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
12. Rm. Martosudjito Pr, Rm. Sigit SVD, Rm. Sugiarto SCJ, Rm. Agus Pr, yang mendukung dan mendoakan penulis dalam menyusun skripsi ini.
13. Teman-teman mahasiswa angkatan 2003/2004 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, yang turut mendukung penulis dalam studi dan atas kerjasama yang baik selama menjalani masa studi.
14. Sahabat-sahabatku yang baik (Br. Philipus BM, Br. Siprianus OFM, Fr. Frans HHK, Br. Yulius CSA, Sr. Eme PBHK, Ema, Gugun, Putri, Heny, Ida, Hayu, Yesi, Vera, Tutus, Bertus) yang memberikan dukungan dan perhatian khusus kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang dengan caranya masing- masing ikut mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
Semoga Tuhan yang penuh kasih membalas budi baik mereka semua dengan berkat yang melimpah. Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya yang menaruh perhatian pada bidang bimbingan dan konseling.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................vi
ABSTRAK ................................................................................................................vii
ABSTRACT..............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................1 B. Perumusan Masalah..............................................................................4 C. Tujuan Penelitian...................................................................................4 D. Manfaat Penelitian ...............................................................................4 E. Definisi Operasional.............................................................................5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Remaja ...............................................................................7 B. Ciri-ciri Remaja Awal..........................................................................8 C. Tugas Perkembangan Remaja Awal ...................................................15 D. Kebutuhan Remaja Awal.....................................................................19 E. Masalah-masalah Remaja SMP ...........................................................23 F. Bimbingan Klasikal di SMP ................................................................29 G. Pihak yang Berperan dalam Membantu Perkembangan Remaja.........38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian.....................................................................................41 B. Populasi Penelitian...............................................................................41 C. Instrumen Penelitian............................................................................43 D. Prosedur Pengumpulan Data................................................................49 E. Teknik Analisis Data............................................................................52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Masalah- masalah yang secara Intens Dialami oleh Siswa-siswi Kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin Tahun Ajaran
2007/2008 ...........................................................................................54
B. Pembaha san.........................................................................................57
BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL BAGI SISWA - SISWI KELAS VII SMP SANTA MARIA BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2007/2008 A. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal bagi Siswa -siswi Kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin Tahun Ajaran 2007/2008 ..................................................................95 B. Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) ...................................100 BAB VI PENUTUP A Ringkasan.........................................................................................110 B. Kesimpulan.......................................................................................112 C. Saran ................................................................................................113
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................115
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Table 1 : Komposisi Kuesioner Masalah-masalah Siswa Table 2 : Data Penelitian Masalah- masalah yang secara
Intens Dialami oleh Siswa-siswi Kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin Tahun Ajaran 2007/2008. Table 3 : Masalah-masalah yang secara Intens Dialami oleh Siswa-siswi
Kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin Tahun Ajaran 2007/2008. Tabel 4 : Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal bagi Siswa-siswi Kelas
VII SMP Santa Maria Banjarmasin Tahun Ajaran 2007/2008.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Masalah- masalah Siswa Lampiaran 2 : Data Penelitian Masalah- masalah yang secara Intens Dia lami oleh
Siswa-siswi Kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin Tahun Ajaran 2007/2008.
Lampiran 3 : Surat Ijin Uji Coba Penelitian dari Universitas Sanata Dharma Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma Lampiran 5 : Surat Keterangan Penelitian dari SMP Santa Maria Banjarmasin
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
dewasa ini mempengar uhi kehidupan setiap orang. Pengaruhnya tampak dalam perubahan yang sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan setiap orang, dalam segala aspeknya, seperti aspek fisiknya, aspek psikisnya, aspek sosialnya, aspek religiusnya, dan sebagainya.
Perubahan tersebut juga dialami oleh para remaja. Remaja berada dalam masa transisi atau masa peralihan, yaitu beralih dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam- macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan antara yang satu dengan yang lain (Panuju dan Umami, 1999: 116). Karena perubahan-perubahan yang dialami remaja, remaja mengalami berbagai kesulitan yang kadang- kadang sulit mereka atasi sendiri.
Pada saat mengalami masalahnya, remaja membutuhkan orang lain yang dapat memahami dan membantu dirinya. Dalam hal inilah sangat penting paranan orang tua, teman-teman, dan para guru di sekolah. Orang tua hendaknya bersikap dan bertindak bijaksana dalam mendampingi para remaja, memberikan perhatian yang cukup kepada mereka, sehingga mereka tidak merasa ditelantarkan atau diabaikan orang tuanya. Teman-teman sebaya atau kelompok yang dimasuki sangat berpengar uh bagi para remaja. Penerimaan teman-teman sebaya membuat remaja diakui keberadaannya. Para guru di sekolah, termasuk konselor sekolah berperanan besar dalam membantu siswa untuk menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
Winkel (1997: 68) mengatakan bahwa tujuan pelayanan bimbingan di sekolah adalah agar orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar membebek pendapat orang lain, mengusahakan perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasan secara dewasa, berani mengambil keputusan, dan menggunakan semua potensi yang dimilikinya serta menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupannya secara memuaskan. Tujuan ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdikbud, 2003).
Sekolah bukan hanya sekedar memberikan pelajaran kepada siswa, tetapi juga membimbing dan membantu para siswa dalam mengatasi masalah- masalah yang dihadapinya. Agar dapat memberikan bimbingan yang tepat, para pendidik perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang diri siswa dan masalah-masalah yang dihadapi. Sebagai tenaga profesional, pembimbing diharapkan dapat membantu siswa untuk menemukan cara yang paling baik dan tepat dalam mengatasi masalahnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, guru pembimbing perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan atau masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa. Dengan demikian pembimb ing dapat menyusun suatu program bimbingan yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan para siswa. Program bimbingan yang dimaksudkan di sini adalah rangkaian topik yang direncanakan untuk bahan bimbingan secara klasikal.
Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui masalah- masalah yang dihadapi oleh siswa-siswi kelas Vll Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008. Penulis melakukan penelitian pada kelas tersebut dengan pertimbangan bahwa siswa-siswi tersebut merupakan remaja awal yang tentunya banyak mengalami masalah-masalah dalam perkembangan dirinya. Melalui penelitian ini pula, penulis dapat mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh para siswa. Berdasarkan masalah- masalah tersebut, penulis akan memberikan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai dengan masalah siswa.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masalah- masalah apakah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas Vll SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008?
2. Topik-topik bimbingan klasikal yang manakah yang sesuai untuk siswa- siswi kelas Vll SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas Vll SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008.
2. Mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk siswa- siswi kelas Vll SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Kepala Sekolah SMP Santa Maria Banjarmasin.
Melalui hasil penelitian ini Kepala Sekolah memperoleh informasi mengenai masalah- masalah yang dialami oleh siswa-siswi kelas Vll.
Dengan mengetahui hasil penelitian ini Kepala Sekola h dapat semakin menyadari pentingnya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Guru-guru SMP Santa Maria Banjarmasin Guru-guru memperoleh informasi mengenai masalah-masalah yang dialami oleh siswa-siswi kelas Vll. Dengan mengetahui masalah-masalah siswa, para guru diharapkan mendukung perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan.
3. Siswa-siswi SMP Santa Maria Banjarmasin Siswa- siswi dapat menerima pelayanan bimbingan klasikal yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dialaminya.
4. Peneliti Penelitian ini membekali peneliti untuk mengungkap masalah-masalah siswa sebagai dasar penyusunan program bimbingan seperti bimbingan klasikal.
E. Batasan Istilah
Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang perlu untuk memperjelas pemahaman tentang penelitian ini.
1. Masalah yang intens adalah masalah-masalah yang sangat dirasakan/dialami oleh siswa.
2. Siswa-siswi adalah peserta didik yang dijadikan subyek penelitian yaitu kelas VII SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008.
3. SMP Santa Maria Banjarmasin adalah tempat atau lokasi penelitian.
SMP ini merupakan salah satu sekolah swasta Katolik yang dikelola oleh Yayasan Santa Maria, dan beralamat di jalan Rantauan Timur I/21 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
4. Topik bimbingan klasikal adalah pokok bahasan tertentu yang direncanakan akan diberikan kepada siswa secara kelompok dengan tujuan untuk membantu siswa mengatasi masalah yang terkait. Pokok bahasan yang dimaksudkan sesuai dengan masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas Vll SMP Santa Maria Banjarmasin tahun ajaran 2007/2008, seperti yang terungkap dalam penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan pengertian ramaja, ciri-ciri remaja awal, tugas
perkembangan remaja awal, kebutuhan remaja awal, masalah- masalah remaja SMP, bimbingan klasikal d i SMP, dan pihak-pihak yang berperan dalam membantu perkembangan remaja.
A. Pengertian Remaja
Remaja adalah individu yang berada pada tahap peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa. Masa remaja merupakan perpanjangan dari masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa (Mulyono, 1984: 16). Pada tahap ini remaja memasuki masa yang cukup sulit, karena pada masa ini remaja mengalami banyak perubahan dalam dirinya, baik secara fisik maupun psikis. Pada masa ini individu tidak disebut anak kecil lagi, tetapi juga belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Dengan kata lain pada masa ini kepribadian remaja belum terbentuk secara stabil dan matang. Hurlock (Panuju & Umami, 1999: 4), berpendapat bahwa rentangan hidup manusia dibagi dalam 11 bagian, yaitu : prenatal: dari konsepsi sampai lahir; masa neonatus: dari lahir sampai usia dua minggu; masa bayi: akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua; masa kanak-kanak awal 2 - 6 tahun;
masa kanak -kanak akhir
6 -10/11 tahun; masa pubertas 10/11 – 13/14 tahun;
masa remaja awal
13/14 -17 tahun; remaja akhir 17-21 tahun; dewasa awal 21 - 40 tahun; setengah baya 40 - 60 tahun; tua 60 tahun ke atas.
Berdasarkan rentangan usia di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa SMP berada pada rentangan usia antara 12 - 17 tahun. Siswa SMP termasuk remaja awal.
B. Ciri-ciri Perkembangan Remaja Awal
Kata “ciri” dalam kamus Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995: 169) berarti tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain, sedangkan kata perkembangan menunjuk pada serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Pertumbuhan dan perkembangan remaja terjadi dengan pesat. Ciri-ciri perkembangan remaja penting untuk dibahas atau diketahui oleh remaja dan oleh orang dewasa yang berhubungan dengannya. Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga seringkali mencoba-coba, menghayal, dan merasa gelisah serta berani melakukan pertentangan-pertentangan jika mereka merasa disepelekan (Ali dan Asrori, 2004: 18). Remaja sangat memerlukan keteladanan, konsistensi serta sikap yang empatik dari orang dewasa. Seringkali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri karena mereka menyaksikan banyak orang dewasa melakukan tindakan-tindakan yang tidak konsisten.
Masalah yang dialami oleh remaja bisa sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Mappiare (1999: 101), remaja awal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja awal Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat.
Pertumbuhan fisik ini berhubungan dengan pertumbuhan badan dan kematangan seksual. Pertumbuhan fisik ramaja meliputi tinggi badan, berat badan, dan perkembangan ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.
Ciri-ciri kelamin primer pria antara lain: pertumbuhan testis, bertambah panjangnya penis, semakin membesarnya pembuluh mani dan kelenjar prostat, dan terjadinya mimpi basah. Ciri-ciri kelamin primer wanita, antara lain: tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium (indung telur) secara cepat, terjadinya menstruasi atau haid.
Ciri-ciri kelamin sekunder pria, antara lain: tubuh, dada, lengan, paha, dan kaki tumbuh kuat, suara berubah (suara menjadi lebih besar dan pecah), tumbuh rambut atau bulu-bulu di daerah alat kelamin, betis, dan dada. Ciri-ciri kelamin sekunder wanita, antara lain: mulai tampak bentuk kewanitaannya (pinggul membesar dan membulat), payudara dan anggota badan menjadi lebih montok, tumbuh rambut di daerah kemaluan, ketiak, lengan, dan kaki, suara menjadi lebih merdu (melankolis). Perubahan fisik pada remaja sering tidak seimbang, sehingga mereka merasa canggung dan kaku dalam pergaulan (Hurlock, 1996: 189; Mappiare, 1982: 29; Yusuf, 2002: 194). Kesadaran akan adanya perubahan fisik, menyebabkan remaja tidak tahu pasti tentang status sosialnya. Ia menuntut orang dewasa tidak memperlakukan mereka seperti anak-anak, sementara mereka sendiri belum mampu untuk mandiri dan masih memerlukan bantuan dari orang dewasa.
2. Perkembangan kemampuan berpikir remaja awal
Jean Piaget (Mappiare, 1982: 55) merumuskan teori tentang perkembangan kemampuan berpikir anak. Ada empat periode perkembangan berpikir anak yaitu periode sensori motorik (0-2 tahun), periode pra-operasional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-11 tahun), dan periode operasional formal (11-14 tahun). Remaja awal berada pada periode operasional formal. Ciri-ciri berpikir pada periode ini antara lain : adanya kesanggupan berpikir secara abstrak. Remaja awal mulai dapat menilai benar dan salah pendapat-pendapat orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau menyerah begitu saja terhadap perintah atau peraturan-peraturan yang ada. Mereka mulai bertanya tentang alasan-alasan tertentu dan juga mulai ragu-ragu terhadap banyak hal termasuk Tuhan. Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide kritis, yang seringkali berlawanan dengan pandangan orangtua atau para guru di sekolah, sehingga dapat timbul konflik dengan mereka. Kemampuan untuk berpikir abstrak menjadikan remaja sering merasa tidak puas dengan diri sendiri dan cenderung menyalahkan kejadian yang dihadapi. Pengaruh dari kuatnya perasaan
“ego sentris”
menyebabkan remaja sering tidak mempertimbangkan perasaan orang lain, membantah terang-terangan pendapat orang lain yang dipikirnya tidak masuk akal.
3. Perkembangan emosi remaja awal
Pertumbuhan fisik dan organ-organ seksual pada masa remaja mempengaruhi perkembangan emosi remaja. Emosi remaja seringkali sangat kuat, sangat irasional, cenderung “meledak” misalnya mudah marah, dan mudah terangsang. Seringkali remaja belum mampu untuk mengendalikannya (Hurlock, 1996: 213).
Banyak faktor yang mempengaruhi kematangan emosi remaja, antara lain: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya. Lingkungan keluarga yang mampu menciptakan hubungan yang baik antar anggota keluarga, misalnya adanya saling percaya, saling mengharga i, dan penuh tanggungjawab, dapat membantu remaja untuk mencapai kematangan emosionalnya. Suasana sekolah yang mendukung, hubungan antara guru dan siswa yang hangat dan akrab, akan membantu perkembangan emosional remaja. Penerimaan yang hangat dan penghargaan yang diterima dari teman sebaya juga mempengaruhi emosi remaja. Remaja mencapai kematangan emosional apabila mereka tidak meledakkan emosinya di hadapan orang lain, tetapi menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara yang lebih diterima oleh orang lain (Harlock, 1996: 213). Remaja yang tidak mampu mengendalikan emosinya akan mengalami masalah dalam kehidupan. Mereka dapat terjerumus dalam pengaruh-pengaruh yang kurang baik dari lingkungan sekitarnya.
4. Perkembangan minat remaja awal
Beberapa minat yang penting dan menonjol pada remaja awal adalah sebagai berikut: a.
Minat terhadap rekreasi Bagi remaja awal berolahraga merupakan kegiatan rekreatif.
Mereka juga meminati cerita-cerita film, buku-buku cerita yang menarik (novel dan komik), mendengarkan sandiwara radio, menonton film, dan lain- lain. Apa yang dilihat dan didengarnya seringkali dihubung-hubungkan dengan dirinya sendiri (Mappiare, 1982: 64).
b.
Minat terhadap agama Pada remaja awal minat agama dapat dikatakan melemah.
Ajaran-ajaran atau dogma-dogma agama mulai dipersoalkan secara kritis, dan tidak diterima begitu saja. Para remaja mulai mempertanyakan soal kebenaran, pahala dan surga, dosa, dan neraka, dan meragukan doa. Hal ini mengakibatkan minat remaja terhadap agama melemah, dan mereka sering meninggalkan kegiatan-kegiatan keagamaan (Mappiare, 1982: 65).
c. Minat terhadap sekolah dan jabatan.
Minat terhadap sekolah atau jabatan para remaja awal sering berubah-ubah. Ini terjadi karena minat remaja sangat dipengaruhi oleh minat orang tua dan kelompoknya. Setelah memasuki remaja akhir, minat pada sekolah atau jabatan/pekerjaan dapat lebih jelas.
Para rema ja dapat menentukan dan mengarahkan minatnya pada pendidikan dan jabatan (Mappiare, 1982: 65).
5. Perkembangan sosial remaja awal.
Minat remaja terhadap kehidupan sosial muncul karena beberapa alasan, antara lain: (1) Remaja menyadari bahwa penerimaan sosial (terutama kelompoknya) sangat dipengaruhi oleh kesan keseluruhan yang dinampakkan oleh si remaja itu kepada sekitarnya, (2) Adanya kesadaran para remaja bahwa lingkungan sosial menilai dirinya dengan melihat miliknya, sekolahnya, keuangannya, benda-benda lain yang dimilikinya, dan teman-teman sepergaulannya. Apa yang ada pada diri remaja dapat mengangkat atau memerosotkan pandangan orang lain terhadap dirinya, terutama pandangan dari teman-teman sebayanya.
Pada masa ini, remaja awal mulai menyesuaikan diri dengan keadaan sosial dan orang dewasa di luar keluarga dan sekolah. Mereka juga menjalin hubungan yang baik di luar rumah bersama dengan teman- teman sebaya sebagai kelompok. Remaja mulai menyadari sifat-sifat yang baik dan yang buruk dalam dirinya dan membandingkan sifat-sifat itu dengan sifat teman-temannya. Mereka akan berusaha untuk memperbaiki kekurangan yang ada padanya dengan harapan untuk meningkatkan dukungan sosial. Banyak remaja menggunakan standar kelompok sebagai dasar konsep mereka mengenai kepribadian yang “ideal” untuk menilai kepribadian mereka sendiri (Hurlock, 1996: 224).
Remaja ingin diterima oleh temen-teman kelompoknya. Mereka akan merasa sedih bila dikucilkan dan dihindari oleh teman-temannya.
Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi remaja bahkan lebih besar dari orang tua, misalnya dalam perilaku dan penampilan. Hal ini yang sering menimbulkan konflik antara remaja dan orang dewasa.
6. Perkembangan moral remaja awal Perkembangan moral remaja dipengaruhi juga oleh tempat mereka tinggal. Pada masa ini remaja perlu mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari dirinya dan mampu berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, tanpa harus selalu dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami sewaktu masih anak-anak. Remaja memiliki kecenderungan untuk membentuk prinsip moral yang otonom, yang berlaku untuk dirinya sendiri, walaupun seringkali tidak sesuai dengan prinsip kelompok dan lingkungan sekitarnya. Hal ini sering menyebabkan konflik dengan orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja harus mampu mengendalikan perilakunya sendiri, dan tidak selalu bergantung pada orang tua dan para guru (Hurlock, 1996: 225).
C. Tugas Perkembangan Remaja Awal
Menurut Havighurst (Prayitno, 1999: 161) tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang.
Tugas perkembangan muncul karena adanya kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, kematangan fisik, tekanan-tekanan sosial dari masyarakat, nilai- nilai yang ingin diperjuangkan dalam hidup, dan aspirasi-aspirasi yang muncul dari dalam diri sendiri. Apabila tugas perkembangan pada periode tertentu dapat diselesaikan, akan timbul rasa bahagia dan individu akan lebih mudah untuk melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya. Sebaliknya apabila gagal, dapat timbul rasa tidak bahagia dan penolakan dari masyarakat, serta terhambat dapat dalam melaksanakan tugas perkembangan berikutnya.
Orang dewasa dan remaja perlu mengetahui dan memahami tugas perkembanganya. Dengan mengetahui tugas perkembangan remaja, orang dewasa dapat mengetahui hal- hal apa yang harus diajarkan kepada anak-anak atau hal-hal apa yang perlu ditanamkan dalam diri anak-anak sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Sedangkan bagi para remaja, mereka dapat mengetahui apa yang diharapkan oleh masyarakat pada masa remajanya, dapat termotivasi untuk melakukan apa yang diharapkan oleh masyarakatnya, dan dapat mengetahui apa yang akan dihadapi atau tindakan apa yang diharapkan pada tingkat berikutnya (Hurlock, 1996: 91). Winkel (1997: 163) menyebutkan tugas perkembangan remaja SMP sebagai berikut: Menerima perannya sebagai pria dan wanita yang sedang berkembang, memperjuangkan taraf kebebasan yang wajar dari orang tua dan orang dewasa lain, menambah bekal pengetahuan dan pemahaman sebagai dasar untuk pendidikan lebih lanjut, mengembangkan kata hati berdasarkan penghayatan nilai-nilai kehidupan.
Sedangkan menurut Havighurst (Panuju & Umami, 1999: 23; Mappiare, 1984: 99; Prayitno, 1999: 162) tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
1. Mancapai hubungan sosial yang matang dengan teman-teman sebayanya.
Remaja berkewajiban meningkatkan kemampuannya untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman sejenis maupun dengan lawan jenis.
2. Dapat menjalankan peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing.
Ini berarti remaja sebagai pria atau wanita perlu berlatih menjalankan perannya sesuai de ngan ketentuan yang ada pada masyarakat.
3. Menerima kenyataan jasmaniah dan menggunakannya seefektif mungkin.
Remaja perlu menerima perubahan fisik yang terjadi sebagai sesuatu yang wajar bagi perkembangannya.
4. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain.
Remaja belajar untuk hidup mandiri, tidak selalu tergantung kepada orang tuanya atau orang dewasa lain.
5. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan ekonomis.
Remaja perlu belajar untuk mampu berpenghasilan sendiri dan mengatur keuangannya sendiri.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk memasuki suatu pekerjaan/ jabatan.
Remaja mulai mempersiapkan diri untuk memilih suatu pekerjaan/ jabatan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
7. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pernikahan dan kehidupan berkeluarga.
Remaja mulai memikirkan pasangan hidupnya dan mengembangkan sikap dan keterampilan-keterampilan yang perlu untuk kehidupan berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelektual yang diperlukan dalam hidup sebagai warga negara yang terpuji. Remaja perlu sadar bahwa untuk menjadi warga negara yang baik perlu dimiliki pengetahuan yang cukup tentang ekonomi, hukum, lembaga- lembaga kemasyarakat dan sebagainya.
9. Mengembangkan hasrat dan mencapai kemampuan bertingkah laku yang dapat dipertimbangkan secara sosial. Remaja diharapkan mampu berperan sebagai orang dewasa dan dapat bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
10. Menguasai seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman.
Remaja perlu menemukan dan mengembangkan nilai- nilai hidup sebagai pedomannya dalam bertingkahlaku dan sebagai pandangan hidup.
Sedangkan Nurihson dan Sudianto (2005: 2) menyebutkan tugas- tugas perkembangan peserta didik SMP sebagai berikut:
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk mencapai kehidupan yang sehat.
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria dan wanita.
4. Memantapkan nilai-nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.
5. Mengenal kemampuan, bakat, minat, arah kecenderungan karir, dan apresiasi seni.
6. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
7. Mengenal gambaran diri dan mengembangkan sikap untuk hidup mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
8. Mengenal sistem etika dan nilai- nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan umat manusia.
Guru pembimbing/konselor sekolah perlu mengetahui dan memahami tugas perkembangan remaja. Dengan mengetahui dan memahami tugas perkembangan tersebut, guru pembimbing/konselor dapat menemukan masalah- masalah yang dialami oleh remaja, antara lain masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik/jasmani, hubungan dengan orang tua, pergaulan dengan teman sebaya, nilai- nilai kehidupan, pendidikan, dan lain- lain. Permas alahan yang ditemukan tersebut dapat dijadikan salah satu sumber acuan dalam menentukan dan menyusun topik-topik bimbingan klasikal yang relevan bagi anak didik.
D. Kebutuhan Remaja Awal
Situmorang (2002: 4) mengatakan bahwa kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Setiap individu, tak terkecuali remaja, bertingkah laku karena terdorong untuk memenuhi kebutuhannya. Apabila kebutuhan dasar remaja dapat terpenuhi, remaja akan merasa bahagia.
Sebaliknya, apabila kebutuhan dasar tidak terpenuhi, remaja dapat merasa tidak bahagia.
Remaja mengalami banyak perubahan dalam dirinya baik secara fisik maupun psikis, dan merasakan berbagai kebutuhan. Apabila kebutuhannya tidak terpenuhi, mereka mengalami masalah. Remaja sangat membutuhkan bantuan dari orang tua dan orang dewasa lain untuk membantu mengatasi masalahnya. Berikut ini disajikan beberapa pandangan mengenai kebutuhan siswa SMP.
Menurut Maslow (Schultz, 1991: 91-93) kebutuhan manusia, termasuk remaja tersusun dalam hirarki tertentu, yaitu:
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia, misalnya makan, tidur, seks, dan lain- lain.
2. Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan akan rasa aman mendorong individu untuk selalu berusaha mencari rezeki dan meningkatkan nilai- nilai kehidupan. Kebutuhan akan rasa aman meliputi kebutuhan akan jaminan untuk masa depan (misalnya gaji, asuransi, tabungan bank, dll.), stabilitas (misalnya pekerjaan, tempat tinggal, dll.), perlindungan, ketertiban, kebebasan dari rasa ketakutan dan kecemasan.
3. Kebutuhan akan memiliki dan cinta Kebutuhan akan memiliki dan cinta dapat terpuaskan apabila individu mampu membangun hubungan yang akrab dan penuh pengertian dengan orang lain, dapat saling memberi dan menerima cinta sehingga merasa puas dan tidak mengalami kesepian dalam hidup.
4. Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan akan penghargaan dapat berasal dari diri sendiri dan orang lain. Penghargaan terhadap diri sendiri dapat membuat individu merasa yakin dan aman dengan diri sendiri. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghargai diri sendiri adalah dengan menyadari dan menerima kelebihan dan kekurangan dalam diri sendiri. Individu yang mampu menerima kekurangan dan kelebihanya tidak akan mengalami tekanan atau goncangan berat dalam hidup. Penghargaan dari orang lain dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemandirian setiap individu.
Penghargaan dari orang lain itu dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, dan lain- lain.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri Kebutuan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuan diri.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi manusia. Selain Maslow, Goble (1999: 77) menambahkan tingkat kebutuhan manusia, yaitu:
6. Kebutuhan akan hasrat untuk tahu dan memahami Maslow (Goble, 1987: 78) berkeyakinan bahwa salah satu ciri mental yang sehat adalah adanya rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat disebut pencarian makna, yaitu adanya hasrat untuk memahami, mengatur, menganalisis, menemukan makna , dan membangun suatu sistem nilai.
7. Kebutuhan estetik Kebutuhan estetik merupakan kebutuhan akan keindahan. Maslow
(Goble, 1987: 79) mengatakan bahwa kebutuhan estetik berhubungan dengan gambaran diri seseorang, misalnya: orang yang terbiasa dengan pola hidup bersih, akan merasa jijik apabila berada di tempat yang kotor/jorok.
Winkel (1997: 163) menyebutkan kebutuhan remaja SMP pada rentangan umur lebih kurang 12-15 tahun, terutama yang bersifat psikologis, sebagai berikut: mendapat kasih sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri, memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh orang dewasa dan teman sebaya, merasa aman dengan perubahan dala m kejasmaniannya sendiri.
Menurut Garrison (Mappiare. 1984: 152-153) ada 7 kebutuhan khas remaja yaitu: Kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, kebutuhan untuk berdiri sendiri, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan pengakuan dari orang lain, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh.
Guru pembimbing atau konselor sekolah perlu mengetahui dan memahami kebutuhan para ramaja. Dengan mengetahui dan memahami masalah- masalah yang muncul berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan remaja, antara lain masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik/jasmani, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua, pergaulan dengan teman sebaya, dan lain- lain. Permasala han yang muncul berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan remaja dapat memberikan inspirasi penting bagi guru pembimbing/konselor sekolah dalam penyusuanan topik- topik bimbingan klasikal yang sesuai dengan kebutuhan anak didik.
E. Masalah-Masalah Remaja SMP
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdibud, 1988: 562) masalah dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah remaja adalah segala kesulitan/tantangan yang dialami oleh remaja karena adanya tugas perkembangan yang belum terselesaikan, atau adanya dorongan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, atau adanya tujuan yang belum tercapai.
Remaja dalam berusaha untuk memenuhi kebutuhan, seringkali mengalami aneka kesulitan dan tantangan yang menimbulkan tuntutan untuk menyesuaikan diri. Tuntutan penyesuaian diri tersebut biasanya disertai ketegangan batin. Semakin berat tuntutan penyesuaian diri, semakin tinggi pula ketegangan yang dialami. Ketegangan yang dialami oleh remaja dapat menimbulkan masalah dalam kehidupannya. Panuju & Umami (1999: 142) menyebutkan secara garis besar masalah- masalah yang dihadapi oleh remaja dalam enam bidang masalah, yaitu: (1)
Masalah yang menyangkut jasmani, (2) Masalah yang berhubungan dengan orang tua, (3) Masalah agama, (4) Masalah hari depan, (5) Masalah sosial, (6) Masalah akhlak.
Sementara itu Winkel (1997: 807) mengelompokkan bidang masalah siswa menjadi delapan bidang permasalahan, yaitu: (1) Hubungan sosial, (2) Kesehatan/pertumbuhan jasmani, (3) Kepribadian yang menyangkut sifat dan sikap, (4) Pengisian waktu luang, (5) Kehidupan keluarga/tempat tinggal, (6) studi/belajar, (7) Masa depan, (8) Moral/agama. Rita Noviana (2000) dalam penelitiannya mengungkap masalah yang dialami oleh siswa kelas 1 SLTP Santo Aloysius Turi Sleman, sebagai berikut: 1.
Masalah pribadi, antara lain: sukar membedakan hal yang baik dan buruk, takut berdosa karena melanggar aturan agama, dan sering merasa lelah atau tidak sehat.