Peningkatan keterampilan mebaca intensif dengan metode kooperatif jingsaw pada siswa kelas VII Madasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011-2012

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF
DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA
KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) ALMUJAHIDIN CIKARANG TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :
Vanesa Primadiyanti
107013000725

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF
DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA
KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) ALMUJAHIDIN CIKARANG TAHUN AJARAN 2011/2012


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :
Vanesa Primadiyanti
107013000725
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011

MOTTO

Aku yakin Allah selalu memberikan umatnya yang terbaik
dari semua musibah
keyakinan, keikhlasan, dan kesabaran memberikan hikmah
yang begitu luas dan begitu indah. Yakinlah Allah selalu

bersamamu di setiap hembusan nafasmu
dan keyakinan kepada Allah memberikan kesuksesan karena
sesungguhnya hidup bukan sekadar hidup tetapi hidup untuk
yang maha hidup.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkankepada :
I budanB apaktercintayangselalumendoakan
danmendukungsetiapsaat, Suami tercinta
R ofi J umed, S.Tpyangmembuat aku semangat
menjalani kehidupanini, Sahabat-sahabat
PendidikanB ahasadanSastraI ndonesia
dalammenuntut ilmuyangselalumembantu
denganikhlasdanselalumemberikandukungan
positif untukmenyelesaikanskripsi ini.

ABSTRAK
VANESA
PRIMADIYANTI

(107013000725)
:
PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW
PADA SISWA KELAS VII MTS. AL-MUJAHIDIN CIKARANG TAHUN
AJARAN 2011/2012.

Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa
yang perlu dikembangkan. Membaca merupakan salah satu keterampilan yang
sangat penting dan harus dikuasai siswa agar dapat mengikuti seluruh kegiatan
dalam proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah serta bekerja di masyarakat.
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Mujahidin Cikarang, keterampilan membaca siswa
kelas VII perlu dikembangkan. Karena keterampilan membaca siswa masih sangat
rendah disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari siswa dan faktor
eksternal yang berasal dari teknik yang digunakan guru dalam mengajar kurang
tepat.
Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini untuk mengetahui
kemampuan membaca intensif dan peningkatan keterampilan membaca intensif
dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
membaca siswa dan peningkatan keterampilan membaca intensif siswa kelas VII

MTs. Al-Mujahidin Cikarang dengan digunakannya metode kooperatif jigsaw.
Manfaat penelitian ini. Penelitian bermanfaat untuk mengembangkan pengetahun
membaca intensif dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar siswa dan angket.
Tes hasil belajar dan angket ini diberikan kepada sampel berjumlah 80 siswa, di
mana kelas kontrol berjumlah 40 siswa dan kelas eksperimen 40 siswa.
Pengambilan sampel populasi Puposive Sampling, yakni pengambilan sampel
berdasarkan tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca
intensif setelah mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif jigsaw.
Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dan
eksperimen yang dilakukan pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
Pada tes pretest nilai rata-rata kelompok kontrol yang diperoleh sebesar 52,8 dan
kelompok eksperimen 40,95. Hal ini menunjukan bahwa nilai pretest kelompok
eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Maka, kelompok
eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw.
Hasil tes postest kelompok kontrol sebesar 72,975, dan kelompok eksperimen
sebesar 78,4. Hal ini menunjukan bahwa metode kooperatif jigsaw dapat

meningkatkan keterampilan membaca intensif.
Kata kunci: Peningkatan keterampilan membaca intensif, metode kooperatif
jigsaw.

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Dalam
skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifai, Ma, Ph,D selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3. Dra. Budi Suci Nuraini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu penulis selama menuntut ilmu.
5. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.


Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seprofesi dan sebagai pembaca pada umumnya.

Jakarta, 08 Desember 2011
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN ..................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

B. Identifikasi Masalah ..........................................................

3

C. Pembatasan Masalah .........................................................

5


D. Perumusan Masalah ..........................................................

5

E. Tujuan Penelitian ..............................................................

5

F. Manfaat Penelitian ............................................................

6

G. Hipotesis..............................................................................

7

BAB II KAJIAN TEORETIS .............................................................
A.


B.

8

Hakikat Membaca .............................................................

8

1.

Pengertian membaca...................................................

9

2.

Tujuan membaca .......................................................

11


3.

Jenis – jenis membaca ...............................................

14

4.

Pengertian membaca intensif ......................................

15

Kooperatif jigsaw ..............................................................

17

1.

Pengertian pembelajaran kooperatif ............................


17

2.

Jenis-jenis pembelajaran kooperatif ...........................

17

3.

Kooperatif jigsaw ......................................................

18

Penelitian yang Relevan ............................................................

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................

25

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................

25

B. Jenis Penelitian..................................................................

26

C. Populasi dan Sampel .........................................................

26

D. Metode Penelitian .............................................................

27

E. Desain Penelitian...............................................................

27

F. Instrumen Penelitian..........................................................

28

G.

29

C.

Variabel Penelitian............................................................

H. Teknik Analisis Data .........................................................

29

BAB IV HASIL PEMBAHASAN ........................................................

30

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah ..........................

30

B. Deskripsi Data...................................................................

40

1.

Deskripsi Data Hasil Pretest .......................................

40

2. Deskripsi Data Hasil Posstest ....................................

47

3. Data Hasil Angket ......................................................

55

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................

59

1.

Uji Hipotesis ..............................................................

59

2.

Analisis Data Angket..................................................

66

C. Interpetasi Data .................................................................

66

D. Pembahasan ......................................................................

66

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................

68

A. Simpulan ...........................................................................

68

B. Saran .................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.3 : Daftar Guru MTs. Al-Mujahidin........................................ 30
Tabel 3.4 : Profil Madrasah ................................................................. 32
Tabel 4.1 : Daftar Nilai Pretest Kontrol............................................... 41
Tabel 4.2 : Daftar Nilai Pretest Eksperimen ....................................... 42
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Kontrol ............................................. 44
Tabel 4.4 : Daftar Frekuensi Kontrol................................................... 45
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Eksperimen ....................................... 47
Tabel 4.6 : Daftar Frekuensi Eksperimen ............................................ 48
Tabel 4.7 : Daftar Nilai Postest Kelompok Kontrol .............................

49

Tabel 4.8 : Daftar Nilai postest Kelompok Eksperimen .......................

50

Tabel 4.9 : Tabel Distribusi Frekuensi Eksperimen .............................

51

Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi ..........................................................

52

Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Eksperimen ....................................... 54
Tabel 4.12 : Daftar Distribusi Eksperimen ............................................ 55
Tabel 4.13 : Tabel Hasil Angket ...........................................................

56

Tabel 4.14 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest (S1) ................ 59
Tabel 4.15 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Postest (S2) ................ 62

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 : Gedung MTs. Al-Mujahidin ..............................................

26

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi............................................................

29

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest .................................... 40
Lampiran 2 : Hasil Pretes Kelas Kontrol

........................................... 40

Lampiran 3 : Hasil Pretest Kelas Eksperimen ....................................... 41
Lampiran 4 : Hasil Postest Kelas Kontrol ............................................. 47
Lampiran 5 : Hasil Postest Kelas Eksperimen ....................................... 48
Lampiran 6 : Tabel Chi-Kuadrat ........................................................... 47
Lampiran 7 : Angket Siswa .................................................................. 55
Lampiran 8 : Tabel T ............................................................................ 59
Lampiran 9 : Hasil Angket .................................................................. 66

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah suatu hal yang sangat penting bagi seseorang
sebagai anggota masyarakat. Bahasa digunakan oleh seseorang untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tanpa adanya bahasa,
seseorang tidak mungkin bisa komunikasi dengan orang lain di sekitarnya.
Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan bagi semua
orang, serta dikembangkan sejak dini agar seseorang dapat berkomunikasi
dan berinteraksi di masyarakat dengan baik.
Bahasa sangat penting sebagai alat komunikasi, maka di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pembelajaran berbahasa dengan
baik serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Adapun tujuan pembelajaran bahasa

Indonesia

dimaksudkan agar siswa lebih mahir dalam menggunakan keterampilan
berbahasa dengan baik, sehingga ketika siswa sudah menamatkan jenjang
pendidikan di sekolah, mereka akan lebih terampil menggunakan bahasa
baik secara lisan maupun tertulis.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya sistem
pendidikan dan proses belajar mengajar yang baik. Sehubungan dengan
itu, dalam proses kegiatan belajar mengajar, khususnya seorang guru
dituntut agar mengajar dengan baik.
Hal yang harus dilakukan seorang guru agar mengajar dengan baik
yaitu merencanakan program pembelajaran, menguasai materi yang akan
disampaikan, mampu mengorganisir kelas, mampu memilih serta
menggunakan media, dan memilih pendekatan yang tepat. Semua itu
bertujuan untuk membuat siswa aktif dan aktif untuk belajar.

1

2

Standar Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia mempunyai
empat keterampilan yaitu berbicara, membaca, menulis, dan menyimak.
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa.

2

Keempat

keterampilan berbahasa itu dalam pembelajarannya harus dilaksanakan
secara seimbang dan terpadu. Sebab, keterampilan berbahasa tersebut
dalam pembelajaran saling berkaitan erat satu sama lain. Di antaranya
pengajaran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis saling erat
berkaitan. Segala usaha untuk meningkatkan salah satu segi bahasa
tersebut jelas akan berpengaruh kepada ketiga segi lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan salah satu
keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan di MTs. Al-Mujahidin
Cikarang yakni keterampilan membaca intensif. Siswa MTs. AlMujahidin termasuk fase remaja yang mempunyai masalah dalam
membaca intensif, dengan usia remajanya membuat mereka malas untuk
membaca intensif di dalam atau di luar kelas. Keterampilan membaca
sebagai keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh manusia sebelum
keterampilan

mendengarkan,

berbicara,

dan

menulis,

merupakan

keterampilan berbahasa yang paling dasar. Akan tetapi dalam kenyataanya
sebagian besar siswa MTs. Al-Mujahidin kurang berminat pada
keterampilan membaca di sekolah.
Persoalan membaca tidak terlepas dari pengaruh keyakinan
seseorang dalam membaca, bahwa dengan membaca seseorang mampu
mendapatkan perbendaharaan kata dari bahan wacana yang telah
dibacanya. Pengalaman belajar membaca dan kegiatan membaca di
sekolah maupun keluarga, sangat berpengaruh dalam membentuk
kebiasaan membaca. Membaca bukan kebiasaan siswa ketika di sekolah
dan di rumah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membuat siswa
2

Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 74

3

gemar membaca, khususnya membaca intensif. Pada materi membaca
intensif diperlukan metode yang tepat agar mampu membuat siswa senang
dengan membaca intensif.
Peneliti melihat guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VII di
dalam menyampaikan materi membaca intensif menggunakan metode
ceramah. Peneliti merasa dengan menggunakan metode ceramah dalam
menyampaikan materi membaca intensif kurang tepat. Sebab siswa akan
lebih pasif dan guru yang lebih aktif.
Semoga dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat untuk
sekolah, guru, siswa, dan penulis. Terutama pada permasalahan membaca
intensif kelas VII yang terjadi di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Peneliti
hendak berupaya memecahkan permasalahan tersebut dengan penelitian
eksperimen dan mencoba mengubah metode ceramah dengan metode
kooperatif jigsaw pada penyampaian materi membaca intensif di kelas VII
MTs. Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.

B. Identifikasi Masalah
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang perlu dikembangkan. Membaca merupakan salah satu
keterampilan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa sejak dini,
agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran dan
pendidikan di sekolah juga dapat berguna di masyarakat. Berdasarkan
observasi awal bulan Agustus 2011, peneliti mengamati keterampilan
membaca pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang, hampir
seluruhnya belum memahami, terutama dalam membaca intensif.
Ternyata membaca intensif di MTs. Al-Mujahidin masih sangat
sulit dipahami dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilihat dari
rendahnya minat membaca di kalangan siswa MTs. Al-Mujahidin
Cikarang, dan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi membaca
intensif di kelas VII mengalami kesulitan.

4

Peneliti mengetahui kesulitan siswa dalam memahami membaca
intensif ketika observasi ke MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Hal itu
disebabkan faktor internal dari siswa dan eksternal dari guru bahasa
Indonesia.
Pada faktor internal yang berasal dari siswa yakni:
1. Faktor

yang mempengaruhi rendahnya keterampilan membaca

intensif adalah siswa kurang termotivasi dan berminat mengikuti
pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan tersebut terdapat di
dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang monoton dan
membosankan. Untuk mengatasi hal itu, guru harus mengubah
pembelajaran bahasa Indonesia

agar

lebih

bervariasi dan

menyenangkan siswa.
2. Faktor kedua adalah keseluruhan siswa kurang memahami makna
dengan intensif. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan penanganan
oleh guru untuk banyak memberikan latihan-latihan membaca
intensif, agar siswa mampu memahami isi bacaan tersebut.
3. Faktor ketiga adalah rendahnya minat membaca siswa secara
keseluruhan. Untuk mengatasi hal itu, guru dan orang tua harus
bekerja sama untuk mengontrol siswa agar gemar membaca.
Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari guru yakni:
1.

Faktor

pertama ialah

ketidaktepatan pemilihan pendekatan

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
ceramah. Untuk memecahkan masalah ini, guru harus mengubah
metode ceramah dengan metode yang lain. Contohnya dengan
metode kooperatif jigsaw.
2.

Faktor kedua adalah teknik mengajar dalam pembelajaran kurang
menarik dan membosankan. Untuk mengatasi permasalahan itu,
maka guru harus mengubah teknik pembelajaran yang bervariasi
agar siswa merasa tertarik. Adapun salah satu teknik yang
digunakan adalah teknik diskusi kelompok dan memperbanyak
latihan.

5

3.

Faktor ketiga adalah guru yang mengajar bidang studi bahasa
Indonesia berasal dari bidang studi lain. Hal ini yang menyebabkan
penyampaian materi bahasa Indonesia khususnya membaca intensif
kurang dipahami oleh siswa.

C. Pembatasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, permasalahan utama
yang dihadapi yaitu rendahnya keterampilan membaca intensif siswa yang
disebabkan kurang tepatnya metode saat pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya materi membaca intensif. Permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah peningkatan keterampilan membaca intensif dengan
metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin
Cikarang tahun ajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas,
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan membaca intensif pada siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca intensif dengan metode
kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin tahun ajaran
2011/2012?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.

6

1. Mendeskripsikan kemampuan membaca intensif siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca intensif setelah
menggunakan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. AlMujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penenelitian
Hasil Penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu secara teoretis dan
praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini adalah menambah pengembangan
pengetahuan membaca intensif dan untuk mengembangkan teori
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif dengan
menggunakan metode kooperatif jigsaw.

2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti. Manfaat bagi guru, adanya
penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan pendekatan
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif. Manfaat
bagi siswa, adanya penelitian ini siswa dapat meningkatkan keterampilan
membaca intensif dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi siswa dengan metode kooperatif jigsaw. Manfaat bagi peneliti sendiri,
adanya penelitian ini dapat memperkaya wawasan mengenai penggunaan
metode kooperatif jigsaw. Manfaat bagi sekolah, adanya penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan kualitas guru dan
siswa, sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat ke arah yang
lebih baik dan maju.

7

G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca
intensif pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang akan
meningkat jika menggunakan metode kooperatif jigsaw.

BAB II
KAJIAN TEORETIS
A.

Hakikat Membaca

1.

Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa tulis,
yang bersifat reseptif.1 Membaca memang bersifat menerima sebab
dengan membaca, seseorang akan mendapatkan ilmu dan pengalaman dari
bahan bacaan tersebut.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dengan demikian,
membaca merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari teks (bahasa tulis)
yang dibaca.2Artinya, dengan kegiatan membaca seorang pembaca akan
bertambah pengetahuan, ilmu, pengalaman, dan peka terhadap informasi
yang ada. Oleh karena itu, dengan memperbanyak membaca maka dapat
memperluas wawasan si pembaca.
Membaca merupakan proses merekonstruksi makna dari bahanbahan cetak. 3 Definisi ini memberikan kita pemahaman bahwa membaca
bukan sekadar dilafalkan saja bunyinya, namun harus dipahami makna
yang terkandung di dalamnya. Sedangkan komunikasi antara pembaca dan
penulis akan semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang
lebih baik dalam memahami teksnya. Hal itu dapat menunjukkan bahwa
membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu
proses yang tergabung ke dalam suatu sikap, yaitu sikap pembaca yang
aktif dan interaktif.

1

Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007).
h.97
2
Henry Guntur Tarigan, Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008). h.7
3
Mulyati dkk, Bahasa Indonesia,(Jakarta: Universitas Terbuka, 2009). h.4.5

8

9

Reading that is Most practical management of the world about us.4
Bahwa memmbaca adalah manajemen praktis dari dunia kami. Artinya
membaca merupakan kegiatan yang sangat mudah sekali untuk dilakukan.
Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa
yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. 5 Membaca memang
kegiatan yang dilakukan pembaca untuk memahami teks bacaan yang
telah ditulis oleh penulis.
Membaca

merupakan proses

yang

kompleks. 6

Maksudnya

membaca merupakan suatu kemampuan yang kompleks dan memerlukan
suatu latihan agar berhasil dalam membaca secara maksimal.
Selanjutnya pengertian tentang membaca yang dipaparkan oleh Sri
Hartati yaitu, membaca berguna untuk mendapatkan informasi, sehingga
perlu pemahaman terhadap isi bacaan. 7 Maka dari itu, seseorang yang
membaca harus berusaha memahami teks bacaan agar informasi yang ada
di dalam teks bacaan tersebut dapat dipahami.
Membaca adalah suatu aktivitas yang rumit atau komplek karena
bergantung

pada

keterampilan

berbahasa

siswa

berikut

tingkat

pembelajarannya. 8 Di dalam membaca, seseorang harus menyesuaikan
bahan bacaannya terlebih dahulu sebelum memulai proses membaca.
Dari pendapat tokoh-tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah suatu keterampilan yang sangat kompleks, menuntut
kemampuan pemahaman pembacanya secara aktif dan interaktif, dan
berlatih secara terus-menerus agar mendapatkan hasil yang maksimal.
4

Jennings Frank G, This Is Reading, (New York: Teacher College Pr ess, 1965). h.3
Nur giyant oro Burhan, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sast ra, (Yogyakart a: BPFE,
2001). h.73
6
Yunus M ohamad dkk, Bahasa Indonesia, (Jakart a: Universitas Terbuka, 2007).h.1.20
7
Hart ati Sri, Bahasa Indonesia Unt uk SM P/ M Ts. Kelas VII . (Solo: CV Dino M andiri, 2011). h.27
8
Subana dan Sunart i, St rat egi Belajar M engajar Bahasa Indonesia , (Bandung: Pust aka Set ia).
h.222

5

10

2.

Tujuan Membaca
Setiap yang kita lakukan, pada dasarnya mengandung tujuan.
Dengan adanya tujuan, maka kita tidak salah melangkah atau tersesat
dalam melakukan kegiataan. Begitu juga dengan kegiatan keterampilan
membaca. Apabila dalam kegiatan membaca kita mengetahui tujuan yang
pasti, maka kita tidak akan salah memilih metode untuk membaca secara
baik dan benar.
Berkaitan dengan tujuan membaca, di bawah ini beberapa tujuan
membaca yaitu:
a.

b.

c.

d.

e.

membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh seorang tokoh, apa-apa
yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi
pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalahmasalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk memperoleh perincian – perincian
atau fakta-fakta (readingfor details of facts).
membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan
topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam
cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang
tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang
tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading
for main ideas).
membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula
pertama, kedua, dan seterusnya, setiap tahap dibuat untuk
memecahkan suatu masalah, adegan – adegan dan kejadian,
kejadian buat dramatisasi. Membaca ini disebut membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita
(reading for sequence or organization).
membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa
para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang
hendak diperhatikan oleh sang pengarang kepada para
pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitaskualitas
yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil
atau gagal. Membaca ini disebut membaca untuk
menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang
tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang
lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak
benar.
Membaca
ini
disebut
membaca
untuk

11

f.

g.

mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan
(reading to classify).
membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil
atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin
berbuat seperti yang dibuat oleh sang tokoh, atau bekerja
seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Membaca
ini disebut membaca untuk menilai, membaca mengevaluasi
(reading to evaluate).
membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang
kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan,
bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Membaca ini
disebut membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan (reading to compare or contrast).

Tujuan membaca yang dipaparkan oleh Tarigan di atas adalah
untuk memperoleh informasi dari teks cerita yang dibaca. Dalam
memaparkan tujuan membaca tersebut, Tarigan mengelompokkan tujuantujuan membaca

berdasarkan beberapa kegiatan

yang dilakukan

pembacanya, sehingga tujuannya berbeda-beda antara kegiatan membaca
yang satu dengan membaca lainnya tergantung pada konteksnya.
Dalam kegiatan pembelajaran membaca, siswa harus dilatih secara
bertahap, sehingga siswa bisa menguasai keterampilan khusus dalam
membaca secara baik.
Tujuan orang membaca ialah:9
1. untuk mengerti atau memahami isi/pesan yang terkandung dalam satu
bacaan seefisien mungkin; dan
2. Morrow dalam Subyakto dan Nababan mengatakan bahwa tujuan
membaca ialah untuk mencari informasi yang
a. kognitif dan intelektual, yakni yang digunakan seseorang untuk
menambah keilmiahannya sendiri;
b. teferensial dan faktual, yakni yang digunakan seseorang untuk
mengetahui fakta-fakta yang nyata di dunia ini; dan
c. afektif dan emosional, yakni yang digunakan seseorang untuk
mencari kenikmatan dalam membaca.
Selanjutnya tujuan membaca menurut Cahyani dan Hodijah
mengungkapkan tujuan membaca di antaranya. 10
9

Subyakt o dan Nababan, M et odologi Pengajaran Bahasa , (Jakart a: Pust aka Ut ama, 1993). h. 164

10

Ibid, h.99

12

a. membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuanpenemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang
telah dibuat oleh sang tokkoh; apa yang telah terjadi pada tokoh
khusus atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh
sang tokoh. Membaca seperti ini membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
b. membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa
yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkum halhal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
Membaca seperti ini disebut membaca untuk ide-ide utama
(reading main for ideas).
c. membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua,
dan ketiga/seterusnya-setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu
masalah, adegan-adegan, dan kejadian, kejadian buat dramatisasi.
Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita (reading for sequence or organization).
d. membaca untuk menemukan serta mengtahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh
berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat
mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk
menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
e. membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar untuk seorang tokoh, apa yang benar. Ini disebut
membaca
untuk
mengkelompokan,
membaca
untuk
mengklafikasikan (reading to classifiy).
f. membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup
dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti
yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang
tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai,
membaca evaluasi (reading evaluate).
g. membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita
kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaiman
sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk
memperbandingkan atau unutk mempertentangkan (reading to
compare or contrast).

13

Pendapat selanjutnya mengenai tujuan membaca setiap individu dalam
kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan, pengetahuan bahasa, minat,
serta kebutuhan bahasa.11
Dari beberapa tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki
tujuan yang sangat penting bagi semua pembaca. Tujuan membaca tersebut antara
lain untuk mencari informasi tentang suatu hal, mengetahui secara menyeluruh isi
bacaan, serta menilai kebenaran suatu gagasan isi bacaan yang ditulis oleh
pengarang dalam bentuk teks.

3.

Jenis-jenis Membaca
Berkaitan dengan jenis-jenis membaca ditinjau dari bersuara atau tidaknya

si pembaca ketika dia membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring
dan membaca dalam hati. Penjelasan ini didasarkan pada perbedaan tujuan yang
hendak dicapai. 12

→ membaca nyaring
→ membaca survei
→ membaca ekstensif→ membaca sekilas
→ membaca dangkal

membaca

→membaca dalam hati

→ membaca telaah isi

→ membaca teliti
→ membaca pemahaman
→ membaca kritis
→ membaca ide-ide

→ membaca intensif
→ membaca telaah
bahasa

3.1

Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan

alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan
seorang pengarang.
11

Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 84
Henry Guntur Tarigan, Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
1990). h. 13
12

14

3.2

Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual (visual

memory), yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca dalam
hati adalah secara umum untuk memperoleh informasi. Secara garis besar
membaca dalam hati terbagi atas membaca intensif dan membaca ekstensif.
a.

Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Tujuan
membaca ekstensif adalah untuk memahami isi bacaan dengan
cepat.
Membaca ekstensif ini meliputi pula :
1) Membaca survei
Sebelum membaca biasanya kita meneliti terlebih
dahulu apa yang hendak kita telaah. Bahkan kita mensurvei
bahan bacaan yang akan dipelajari.
2) Membaca sekilas
Membaca sekilas atau skiming adalah sejenis
membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat
melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mendapatkan
informasi.
3) Membaca dangkal
Membaca

dangkal

atau

superficial

reading

bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal
dan tidak bersifat mendalaminya pada suatu bacaan.

b.

Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca
dengan penuh kesungguhan agar memperoleh pemahaman pada
suatu bacaan.
Membaca intensif mempunyai beberapa kelompok.

15

1) Membaca telaah isi
Membaca

telaah

isi

merupakan

kegiatan

pemahaman yang dilakukan setelah mendapatkan bahan
bacaan yang menarik. Membaca telaah isi juga menuntut
ketelitian,

pemahaman,

kekritisan

berpikir,

serta

keterampilan menagkap suatu ide pada bahan bacaan
tersebut.
2) Membaca telaah bahasa
Membaca

telaah

bahasa

merupakan

kegiatan

membaca yang menuntut adanya suatu pemahaman yang
sangat mendalam pada bahasa yang membangun bacaan
yang terdiri dari isi dan bahasa.

4.

Pengertian Membaca Intensif

Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama,
telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas
terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman
setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah
kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca
intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini
haruslah dipilih oleh sang guru, baik dari segi bentuk maupun dari segi
isinya. Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam tahap ini secara
langsung akan berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan
bacaan tersebut. (Brook dalam Tarigan)13
Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara
cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat
diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. 14 Di dalam
membaca intensif, seorang pembaca hendaklah teliti dan cermat pada teks
yang dibacanya agar informasi dapat dipahami oleh pembaca tersebut.

13
14

Ibid h. 35
Asep dan Sudarmawat i, Berbahasa dan Bersast ra Indonesia 2, (Jakarta: Pusat Pembukuan,

2008). h. 131

16

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
secara sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk memahami makna yang
terkandung dalam teks bacaan. 15 Dengan kesungguhan serta terus-menerus
di dalam membaca intensif dapat membuat pembaca memahami makna
yang terdapat dalam teks bacaan.
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
secara seksama, teliti, dan mendalam tentang segala sesuatu yang tertulis
pada teks dengan tujuan memahami isi bacaan secara utuh.16 Ketika
seseorang membaca intensif, yang dibutuhkan bukan hanya seksama dan
teliti saja, namun mendalami teks bacaan secara utuh membuat si pembaca
mendapatkan informasi.
Membaca pemahaman guna merujuk kepada jenis kegiatan
membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang
sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang
lebih luas tentang sesuatu yang dibaca.17 Membaca intensif merupakan
jenis membaca dalam hati, maksudnya membaca yang tidak dilafalkan
agar memperoleh wawasan yang luas dari membaca tersebut.
Membaca pemahaman adalah membaca intensif. Tujuan membaca
pemahaman adalah memahami bacaan secara tepat dan cepat. 18 Membaca
intensif merupakan membaca pemahaman yang mempunyai tujuan
memahami bacaan dengan kecepatan dan kecermatan untuk mendapatkan
pemahaman dari sebuah teks bacaan.
Membaca intensif adalah membaca untuk memahami dan
menganalisis bahan bacaan secara teliti dan mendalami. 19 Di dalam
membaca intensif berbeda dengan membaca jenis lainnya, sebab membaca

15

Sukini dan Iskandar,Bahasa dan Sast ra Indonesia 2, (Surakart a: PT Widya Dut a Grafika, 2005).
h. 75
16
Sunart i dan M aryani, Int isari Bahasa dan Sast ra Indonesia Unt uk SM P, (Bandung: CV Pust aka
Set ia, 2007). h.85
17
M ulyani Yet i, Ket erampilan Berbahasa Indonesia SD,(Jakart a: Universit as Terbuka,2007). h.4.8
18
Suryandaru Anindit a, Bahasa dan Sast ra Indonesia 3, (Semarang: CV Aneka Ilmu, 2007). h.4
19
Rat na dan Rindi, Bahasa dan Sast ra Indonesia 2, (Solo: CV Dino M andiri, 2006). h. 43

17

intensif

membutuhkan

ketelitian

yang

sangat

mendalam

untuk

mendapatkan informasi dari sebuah teks bacaan.

B.

Kooperatif Jigsaw

1.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran
kelompok yang mempunyai peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa.
Pembelajaran kooperatif ini dapat membantu siswa yang kurang pandai
untuk mengerti sebuah materi yang diajarkan oleh siswa yang pandai
dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama
antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas,
tujuan, dan penghargaan. 20
Pembelajaran

kooperatif

merupakan

pembelajaran

yang

berkelompok, dengan belajar berkelompok membuat siswa yang pandai
dan siswa yang kurang pandai dapat bekerjasama untuk

menerima

pembelajaran.

2.

Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa jenis, yaitu:
a.

Student Teams Achivement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan
salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

b.

Team Games Tournamen (TGT)
Model kooperatif Team Games Tournamen (TGT)
dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath
Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan

20

Triant o, M endesain M odel Pembelajaran Inovat if -Progresif , (Jakart a: Kencana, 2010) h. 66

18

permainan

dengan

anggota-anggota

tim

lain

untuk

memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

c.

Tim Ahli (Jigsaw)
Model jigsaw merupakan model yang menerapakan
metode diskusi dalam dua tahap pada pembelajaran, yaitu
tiap tahap disebut kelompok asal dan kelompok ahli.

d.

Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok merupakan model kooperatif
yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan model ini
dikembangkan pertama oleh Thelan.

e.

Think Pair Share (TPS)
Strategi
berpasangan

think-pair-share

berbagi

merupakan

(TPS)
jenis

atau

berpikir

pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa.

f.

Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran
berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempegaruhi pola interaksi siswa
dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

3.

Kooperatif Jigsaw

3.1

Pengertian Jigsaw
Di dalam pembelajaran, seorang guru membutuhkan beberapa

model untuk mempermudah penyampaian materi, salah satunya model
jigsaw.

19

Model jigsaw merupakan model yang menerapakan metode diskusi
dalam dua tahap. Diskusi tahap pertama, siswa dibentuk kelompok sesui
karakteristik materi. Kelompok ini disebut kelompok asal yang pada
awalnya masing-masing anggota kelompoknya bekerja individual sesuai
tugas yang diberikan. Diskusi kedua dibentuk kelompok ahli. Setiap siswa
dari kelompok asal yang membahas materi yang sama berkumpul dalam
satu kelompok untuk merumuskan materi yang ditugaskan. Kelompok ahli
bertugas memberi penjelasan pada kelompok asal.21
Kooperatif jigsaw merupakan belajar kelompok yang begitu
menyenangkan. Pada kooperatif jigsaw terdapat dua kelompok yang
bernama kelompok asal dan ahli. Pada kelompok asal, terdapat beberapa
siswa yang telah mendapatkan materi. Sedangkan pada kelompok ahli,
kumpulan dari beberapa siswa dari kelompok asal yang akan membahas
materi yang mereka dapatkan pada kelompok asal.
Selanjutnya pengertian tentang kooperatif jigsaw adalah salah satu
dari metode-metode kooperatif yang

paling fleksibel. Beberapa

modifikasi dapat membuatnya tetap pada model dasarnya tetapi mengubah
beberapa detail implementasinya:
1. Agar tidak membuat para siswa merujuk kepada materi
naratif untuk mengumpulkan informasi mengenai topik
mereka, Anda juga bisa menyuruh mereka mencari
serangkaian materi-materi kepustakaan atau kelas untuk
mendapatkan informasi tersebut.
2. Setelah para ahli menyampaikan laporan, mintalah siswa
menulis esai atau memberikan laporan lisan.
3. Anda juga bisa memberikan tiap tim topik yang unik untuk
dipelajari

bersama

dan

memberikan

masing-masing

anggota tim sebuah subtopik Tim kemudian dapat
mempersiapkan dan membuat sebuah presentasi lisan dari
hadapan kelas.22

21

Berdiat i, Ika, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem , (Bandung: Sega Arsy, 2010)
hal.99
22
Slavin, Robert E, Cooperat ive Learning , (Bandung: Pust aka Set ia, 2009). h.246

20

3.2

Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw, di antaranya:
1. Guru

membuka

pembelajaran

dengan

yel-yel

sebagai

penyemangat.
2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang akan dicapai.
3. Guru menentukan topik.
4. Guru membentuk kelompok siswa yang jumlah anggotanya
sesuai dengan sub topik yang akan dibahas. Kelompok ini
disebut kelompok asal. Bila sub topik ada 4 maka kelompok
asal terdiri dari 4 orang.
5. Guru meminta meminta masing-masing siswa dalam kelompok
asal mempelajari teks bacaan sesuai dengan sub topik.
6. Setelah batas waktu yang ditentukan, guru meminta siswa
membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
7. Pada

sesi

ini

masing-masing

kelompok

ahli

boleh

mempersentasikan hasil diskusinya.
8. Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok ahli
kembali ke kelompok asal.
9. Guru meminta masing-masing kelompok asal merumuskan
keseluruhan topik.
10. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.

21

Contoh Pengaturan Kelas

A

B

A

B

C

D

C

D

A

B

A

B

C

D

C

D

A

B

A

B

C

D

C

D

A

B

A

B

C

D

C

D

Pengaturan Kelas Saat Diskusi
Kelompok Asal

22

A

A

A

A

A

A

A

A

C

C

C

C

C

C

C

C

B

B

D

D

B

B

D

D

B

B

D

D

B

B

D

D

Pengaturan Kelas Saat Diskusi
Kelompok Ahli

23

Pada

langkah-langkah pembelajaran

jigsaw

yang telah

dipaparkan oleh Ika Berdiati, sama halnya dengan yang dipaparkan
Trianto di bawah ini.
Jigsaw telah dikembangkan oleh Elliot Aroson dan teman-teman
dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins.
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw







23

Ibid, h. 73

Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok
anggotanya 5-6 orang).
Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk
teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang
ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub
bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli
untuk mendiskusikannya.
Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke
kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya.
Pada pertemuan dan diskusi asal, siswa-siswa dikenai
tagihan berupa kuis individu.23

24

C. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian
sebelumnya, yang dilakukan oleh Sari Ratna Virta, dengan judul
Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Buku Biografi Tokoh
dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VII E
SMPN 2 Kudus.dari Universitas Negeri Semarang, pada tahun 2007. Hasil
dari penelitian menunjukkan keterampilan membaca intensif buku biografi
tokoh dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII SMPN 2
Kudus, mengalami peningkatan setelah menggunakan metode kooperatif
jigsaw.
Penelitan yang dilakukan oleh Munawaroh, dengan judul
Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry Pada Siswa Kelas VII B
SMPN 10 Semarang, pada tahun 2005. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keterampilan membaca intensif teks profil tokoh kelas VII B
SMPN 10

Semarang, mengalami peningkatan setelah mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Siti Hidayatul
Mukaromah, dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif
melalui Metode SQ3R di Kelas V MI Riyadlul Ulum Bangil Pasuruan,
pada tahun 2010. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan
membaca intensif melalui metode SQ3R di kelas V Riyadlul Ulum Bangil
Pasuruan dapat meningkat setelah menggunakan metode SQ3R.
Dari ketiga penelitian yang relevan di atas, dapat disimpulkan ada
peningkatan yang signifikan karena adanya relevansi antara membaca
intensif dengan metode kooperatif dan hasil belajar siswa.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian
1.

Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di sebuah sekolah Madrasah Tsnawiyah

yang ada di Cikarang Utara yaitu MTs. Al-Mujahidin, walaupun
merupakan sekolah swasta tetapi MTs. Al-Mujahidin terakreditasi A.
Kedisiplinannya dalam belajar dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam,
sangat diakui oleh masyarakat Cikarang.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian, pada bulan Agustus
sampai bulan Oktober tahun 2011, bertepatan dengan tahun ajaran
2011/2012. Pada tahun ajaran baru ini merupakan waktu yang sangat baik
untuk peneliti dalam mengadakan penelitian pada pembelajaran bahasa
Indonesia pada siswa kelas VII A sampai VII F MTs. Al-Mujahidin
Cikarang.
Pada tanggal 09 - 13 Agustus 2011 peneliti mengadakan observasi
di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Observasi perdana bertepatan dengan
hari Rabu pukul 07.40, peneliti melakukan observasi tentang membaca
intensif di kelas VII A sampai VII B, untuk kelas VII berikutnya dilakukan
pada esok hari, observasi ini berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 09
hingga tanggal 13 Agustus 2011.
Setelah selesai observasi pada tanggal 13 Agustus 2011, peneliti
melanjutkan penelitian kepada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin tentang
peningkatan keterampilan membaca intensif dengan menggunakan metode
kooperatif jigsaw. Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus sampai
bulan Oktober 2011.

25

26

B. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca
Intensif dengan Metode Kooperatif Jigsaw pada Siswa Kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang Tahun Ajaran 2011/2012” merupakan jenis
penelitian lapangan.

Penelitian lapangan yakni peneliti memahami

hasil observasi, hasil observasi ini terdiri dari catatan lapangan yang
dibuat oleh peneliti sendiri. Peneliti juga mendokumentasikan foto pada
saat observasi di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Adapun pendekatan
penelitian yang dilakukan yakni menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan
instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.1

C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 2
Dalam populasi pada penelitian ini, adalah seluruh siswa kelasVII
MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah “Puposive Sampling”,

yakni pengambilan sampel

berdasarkan tujuan penelitian. Dengan perlakuan menggunakan
metode kooperatif jigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang atau yang dirumuskan (A).

1
2

Sugiyono, M et ode Penelit ian Pendidikan , (Bandung: Alf abet a, 2010) h. 14
Ibid h. 117

27

Pada kelas VII F (eksperimen) berjumlah siswa 40 siswa yang
diberikan (A). Sedangkan kelas E (kontrol) dengan jumlah siswa 40
sebagai kelas kontrol tidak diberikan (A). Kelas ini dipilih sebagai
sampel penelitian karena kelas ini dinilai lebih baik dan kondusif di
antara kelas lainnya.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu dengan
menggunakan metode eksperimen. Pengertian eksperimen dapat diartikan
sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk
meprediksi atau mengontrol fenomena. 3
Metode eksperimen mempunyai beberapa jenis, namun yang
digunakan oleh peneliti jenis true eksperimen (eksperimen yang betulbetul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel
luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
interna

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Peningkatan Keterampilan Berbicara Tematik dengan Metode Komunikatif pada Siswa Kelas XA MAN Kendal Tahun Ajaran 2010 2011

2 14 138

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

1 3 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Pancasila 5 Slogohimo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 16

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Pancasila 5 Slogohimo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 8

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA ARAB : Penelitian Deskriptif Korelatif Terhadap Siswa Kelas VII MTs Al-Hasan Cikampek Karawang Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 39