BAB II KONDISI UMUM KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA A. Letak Geografis Kecamatan Bobotsari - PERKEMBANGAN PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH CABANG BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2006 - 2016 - repository perpustakaan

BAB II KONDISI UMUM KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA A. Letak Geografis Kecamatan Bobotsari Kecamatan Bobotsari merupakan suatu kecamatan di Kabupaten Purbalingga, kecamatan Bobotsari, dimana kecamatan Bobotsari yang

  merupakan sasaran dalam penelitian ini berada di wilayah tersebut. Kecamatan Bobotsari terletak arah utara dari ibu kota kabupaten kurang lebih 15 Km.

  Sebagian besar wilayah Kecamataan Bobotsari merupakan daerah perbukitan laindai dan berjajar.

  Apa bila ditinjau dari letak geografis Kecamatan Bobotsari merupakan wilayah administrasi, Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah bagian Tengah. Batas administrasi Kecamatan menurut data geografis kecamatan Bobotsari, meliputi :

  Sebelah Utara : Kecamatan Karangreja Sebelah Timur : Kecamatan Karanganyar Sebelah Selatan : Kecamatan Mrebet Sebelah Barat : Kecamatan Mrebet Letak kecamatan Bobotsari yang strategis berada di tengah-tengah antara kecamatan Mrebet, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Karangreja sehingga untuk memasuki Kecamatan Bobotsari dapat dengan mudah melalui

  27 beberapa jalur,, antara lain dari arah arah utara melawati Kecamatan Karangreja ke selatan, sedangkan dari arah selatan melalui Kecamatan Mrebet ke utara.

  Kecamatan Bobotsari adalah salah satu kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga. Terletak arah utara dari ibu kota kabupaten dengan jarak kurang lebih 12 km dari Kabupaten Purbalingga, sedangkan jarak desa ke kota kabupaten kurang lebih 15 km. Terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi tanah pegunungan kelir di sebelah utara sebagai tempat pariwisata yang sedang berkembang di Kabupaten Purbalingga.

  Luas wilayah Kecamatan Bobotsari sekitar 3.227,89 ha atau sekitar 3,19% dari luas Kabupaten Purbalingga. Luas wilayah tersebut terdiri atas relief yang datar dari lembah sungai klawing yan subur. Selain itu juga terdiri dari wilayah dengan relief yang curam berada di wilayah utara merupakan dari pegunungan kelir (Data Kecamatan Bobotsari dalam angka 2015).

  Sedangkan banyaknya desa yang ada di Kecamatan Bobotsari yaitu sebanyak 16 desa yang tersebar di seluruh Kecamatan. Rincian dari desa-desa tersebut antara lain :

Tabel 1.1 Data Potensi Desa di Kecamatan Bobotsari

  Jumlah No Desa Luas

  Penduduk

  1 Gandasuli 81,913 2.954

  2 Kalapacung 114,930 2.452

  3 Karangmalang 240,922 3.504

  4 Banjarsari 243,362 4.080

  5 Majapura 136,503 4.827

  6 Bobotsari 145,312 6.475

  7 Karangduren 122,510 3.521

  8 Pakuncen 160,005 3.263

  9 Karangtalun 171,509 4.367

  Jumlah No Desa Luas

  Penduduk

  10 Gunungkarang 131,884 2.134

  11 Talagening 195,750 3.768

  12 Tlagayasa 173,059 5.123

  13 Dagan 160,265 4.116

  14 Palumbungan 181,474 2.149

  15 Limbasari 221,179 3.839

  16 Palumbungan Wetan 124,639 1.480 jumlah 3.227,89 55.342

  Sumber : Data Statistik Kecamatan Bobotsari dalam Angka Tahun 2016.

  Jumlah penduduk paling banyak adalah di desa Bobotsari dengan jumlah 6.475 jiwa. Sedangkan untuk jumlah paling sedikit berada di desa Palumbungan Wetan dengan jumlah 1.480 jiwa dari total jumlah penduduk se- Kecamatan Bobotsari. Sementara desa dengan luas wilayah terbesar adalah desa Banjarsari sebesar 243.362 ha. Kemudian untuk luas tersempit adalah desa Gandasuli dengan luas wilayah 81.913 ha se-kecamatan Bobotsari.

  Luasnya wilayah yang dimiliki oleh kecamatan Bobotsari tersebut pengunaan tanahnya dibai menjadi tanah sawah, perumahan, kebun/tegalan, kolam ikan dan lain-lain. Rincian pembagian tersebut antara lain:

Table 1.2 Data Luas Pengunaan Tanah Kecamatan Bobotsari

  Pekarangan/ Kebun/ Kolam Sawah Lain-lain

  No Desa Bangunan Tegalan ikan (Ha) (Ha)

  (Ha) (Ha) (Ha)

  1 Gandasuli 45,83 19,90 25,01 10,01 17,01

  2 Kalapacung 61,16 19,21 48,10 9,57 12,74

  3 Karangmalang 178,83 58,71 37,52 9,90 20,24

  4 Banjarsari 112,93 22,16 120,31 9,83 14,98

  5 Majapura 75,31 35,32 34,64 10,61 16,46

  6 Bobotsari 55,93 36,43 41,38 12,42 29,41

  7 Karangduren 49,93 18,84 60,67 9,91 16,85

  8 Pakuncen 129,60 19,81 17,48 10,94 18,02

  9 Karangtalun 124,44 20,64 29,16 16,23 16,34

  10 Gunungkarang 57,93 23,26 68,02 9,59 12,03 No Desa Sawah

  (Ha) Pekarangan/

  Penggunaan Tanah Luas Tanah Tanah Sawah:

  Sumber : Data Geografis Kecamatan Bobotsari Melihat hasil data tata guna tanah desa yang dimiliki oleh Kecamatan

  1.002,57 Ha 174,54 Ha 281,22 Ha

  62,54 Ha 483,67 Ha

  496,04 Ha 294,76 Ha 432,67 Ha

  4. Lain-lain 1.286,00 Ha

  3. Kolam

  2. Tegalan

  1. Pekarangan dan Bangunan

  4. Tadah Hujan Tanah kering:

  3. Sederhana

  1. Irigasi 2. ½ Irigasi

Table 1.3 Tata guna tanah Kecamatan Bobotsari

  Bangunan (Ha)

  Bobotsari di atas dapat diketahui bahwa penggunaan tanah sebgai sawah terluas dimiliki oleh desa karangmalang sebasar 178,83 ha dari luas sawah se- Kecamatan Bobotsari. Penggunaan tanah di Kecamatan Bobotsari dibagi menjadi tanah kering dan tanah sawah. Pembagian penggunaan tanah adalah sebagai berikut :

  Sumber : Data Statistik Kecamatan Bobotsari dalam angka Tahun 2016 Di lihat dari data penggunaan tanah yang dimiliki oleh Kecamatan

  16 Palumbungan Wetan 41,83 28,53 61,08 9,52 17,18 Jumlah 1.286,00 483,67 1.002,57 174,54 281,22

  15 Limbasari 68,50 70,85 80,06 11,72 25,98

  14 Palumbungan kulon 73,93 37,98 96,29 9,78 22,14

  13 Dagan 107,18 24,05 34,27 11,72 18,88

  12 Tlagayasa 66,93 20,42 102,25 11,29 12,18

  11 Talagening 35,69 27,57 146,33 11,52 10,77

  (Ha)

  (Ha) Lain-lain

  (Ha) Kolam ikan

  Kebun/ Tegalan

  Bobotsari, bahwa kebanyakan tanah yang digunakan oleh masyarakat dalah sebagai tanah sawah. Dengan rincian tanah yang digunakan sebagai irigasi sebanyak 496,04 Ha, sedangkan tanah setengah irigasi 294,76 Ha. Dengan jumlah selian itu juga terdapat tanah sederhana yang digunakan oleh masyarakat, tanah sederhana seluas 432,67 Ha dan juga tanah tadah hujan seluas 62,54 Ha. Terdapat juga tanah kering yang digunakan oleh masyarakat sebagai pekarangan rumah, tegalan maupun kolam ikan.

  Sementara untuk penggunaan tanah dalam hal lain-lain di Kecamatan Bobotsari dimanfaatkan sebagai lapangan sepakbola, sekolah, kantor pemerintahan, pabrik, pasar, gudang, dan fasilitas umum lainnya. Desa Bobotsari adalah desa dengan penggunaan tanah lain-lain terluas sebesar 29,41 Ha dan tersempit adalah Desa Gunungkarang dengan luas 12,03 Ha se- Kecamatan Bobotsari.

B. Perkembangan Keagamaan di Kecamatan Bobotsari

  Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Bobotsari memeluk agama Islam, tetapi terdapat beberapa ragam pengamalan dalam ajaran Islam tersebut.

  Mereka dapat dibedakan antara para santri, yaitu orang-orang muslim yang taat menjalankan syariat Islam dengan sungguh-sungguh dan para abangan yang tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan syariat Islam.Sementara cara hidup mereka masih dipengaruhi oleh tradisi Jawa pra-Islam.

  Tradisi-tradisi yang ada tersebut antara lain seperti Kejawen, dan bahkan perkembangan Islam di Kecamatan Bobotsari sudah semakin beragam.

  Perkembangan Organisasi Islam di Kecamatan Bobotsari juga tidak hanya oraganisasi NU dan Muhammadiyah saja tetapi juga ada yang lain seperti

  LDII,dan Salafi yang tersebar di desa-desa sekitaran Kecamatan Bobotsari. Selain agama Islam di Kecamatan Bobotsari juga terdapat agama Kristen namun tidak terlalu banyak yang memeluk agama tersebut. (Muslih, wawancara

  24 November 2017).

  Perkembangan agama Islam di wilayah kecamatan Bobotsari paling banyak berada di desa Bobotsari. Hal itu dikarenakan di desa Bobotsari tinggal seorang tokoh agama Islam atau ulama besar yang saat itu sangat disegani, dihormati karena kedalaman ilmu agama yang dimilikinya dan kesahajaan beliau dalam kehidupannya, sehingga beliau memiliki kepribadian yang menarik sebagai sosok ulama panutan masyarakat khususnya kecamatan Bobotsari sacara umum. Sosok tersebut bernama KH. Ahmad Salimi, beliau tinggal di desa Bobotsari bersama keluarganya. Beliau sangat aktif dalam berdakwah dan juga aktif mengajar santrinya yang datang dari desa-desa kawasan Kecamatan Bobotsari. (Abu tolchah, wawancara 25 Desember 2017).

  Atas ketelatenan beliau dalam berdakwah dan mengajarkan Islam di wilayah Kecamatan Bobotsari dan sekitarnya membuat fondasi keyakinan beragama masyarakat Kecamatan Bobotsari semakin kuat. Kondisi tersebut mendorong masyarakat semakin bersemangat dalam hal beribadah, termasuk juga dalam hal menimba ilmu dan beramal jariyah. Bahkan bagi orang tua yang mampu untuk menyekolahkan anaknya, mereka akan mengirim anak-anaknya untuk bersekolah di Purwokerto bahkan Yogyakarta. Sedangkan bagi orang tua yang kurang mampu namun putra-putranya bersemangat dalam menuntut ilmu, mereka dititipkan kepada para pengusaha muslim di Yogyakarta untuk bekerja sambil sekolah.

  Melihat hal tersebut saat itu banyak dari masyarakat yang pendidikannya masih rendah namun dengan datangnya Islam di wilayah Kecamatan Bobotsari telah sedikit demi sedikit merubah pola piker masyarakat. Mereka menjadi lebih terbuka dengan pendidikan terutama juga pendidikan yang Islami. Terbukti dengan tidak segan-segannya para orang tua menyekolahkan anak-anaknya ke Purwokerto hingga Yogyakarta untuk menuntut ilmu dan menambah ilmu Agama Islam untuk nantinya disebarkan dan diajarkan lagi kepada masyarakat di desa-desa kawasan Kecamatan Bobotsar dan sekitarnya. Selain agama Islam di Kecamatan Bobotsari juga terdapat agama Kristen. Perkembangan agama Kristen di Kecamatan Bobotsari tidak sepesat agama Islam karena pemeluk agama Kristen ini kebanyakan warga keturunan Cina yang sudah berdomisili di Kecamatan Bobotsari. (Abu tolchah, wawancara 25 Desember 2017).

  Melihat kondisi keagamaan khususnya agama Islam, para ulama di Kecamatan Bobotsari menjadi rujukan bagi para pemeluk Islam didesa-desa sekitarnya di wilayah Kecamatan Bobotsari, sehingga dengan tidak terasa Kecamatan Bobotsari menjadi acuan dalam bidang Agama, maupun yang lainnya. Namun dari sisi kondisi keagamaan masyarakatnya kultur jawa-hindu masih lekat dipertahankan sebagian besar penduduknya, disamping mereka seorang muslim.

  Saat ini di era globalisasi, perkembangan pemikiran dan perkembangan ajaran Islam di Kecamatan Bobotsari muncul organisasi keagamaan, antara lain:

  1. Muhammadiyah 2.

  Nahdlatul’Ulama

  3. Kelompok Salafi 4. Ikhwanul Muslimin walaupun tidak secara transparan.

  Walaupun saat ini telah berkembang paham-paham lain selain Muhammadiyah di Kecamatan Bobotsari, namun paham Muhammadiyah masih mendominasi. Karenanya Muhammadiyah telah berkembang terlebih dahulu dan lebih banyak diikuti oleh masyarakat Kecamatan Bobotsari pada umumnya. Sehinga sampai saat inipun Muhammadiyah masih tetap eksis dan mendominasi di Kecamatan Bobotsari.

C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Bobotsari

  Salah satu kebijakan pemerintah untuk mempersempit kesenjangan antar daerah adalah diterapkannya kebijakan perkembangan daerah melalui konsep kawasan andalan, yang berdasarkan potensi yang dimiliki daerah. Melalui kebijakan tersebut diharapkan dapat terjadi keseimbangan tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapat per kapita antara wilayah, sehingga dapat menutup atau minimal mempersempit gap antara perkembangan ekonomi daerah pulau Jawa dan luar Jawa (Kuncoro, 2002: 14).

  Pengelompokan atau pembagian wilayah dalam suatu kawasan bertujuan agar pembangunan di sesuaikan dengan kondisi dan potensi wilayah dan saling berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pembangunan. Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan wilayah adalah dengan menetapkan kota atau wilayah tertentu menjadi pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu cara untuk menggerakan dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi ketika diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki potensi dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya kemajuan ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih baik di daerahnya.

  Begitu pula yang dilakukan oleh Kecamatan Bobotsari uang menjadi pusat pertumbuhan pada hairarki II di Kabupaten Purbalingga. Kecamatan Bobotsari ini juga banyak berkembang usaha dan aktivitas perekonomian masyarakat, seperti perdagangan, budi daya ikan, ataupun usaha mandiri. Salah satu keunggulan dan potensi di Kecamatan Bobotsari adalah besarnya aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Kecamatan Bobotsari (Data Perekonomian Kecamatan Bobotsari Tahun 2015).

  Sedangkan untuk distribusi penduduk Kecamatan Bobotsari menurut jenis pekerjaan adalah sebagi berikut :

  1. Buruh tani, memiliki jumlah terbesar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya yang berada di Kecamatan Bobotsari yaitu berjumlah sekitar 6560 orang se-Kecamatan Bobotsari.

  2. Petani, petani juga banyak diminati masyarakat di Kecamatan Bobotsari dengan jumlah sekitar 5405 orang se-Kecamatan Bobotsari.

  3. Buruh industri, jenis industry yang ada di Kecamatan Bobotsari antara lain : industri pengolahan kayu lapis, pabrik kayu, pabrik bulu mata. Banyaknya masyarakat yang memiliki pekerjaan ini yaitu sebanyak 5310 orang se- Kecamatan Bobotsari.

  4. Buruh bangunan, selain mempunyai pekerjaan tetap sebagai petani atau buruh tani banyak juga buruh bangunan mesiman di saat bukan musim tanam atau panen. Namun juga ada beberapa yang hanya menjadi buruh bangunan, namun biasanya mereka bekerja di kota besar seperti Jakarta.

  Banyaknya buruh bangunan menurut data statistic Kecamatan Bobortsari yaitu sekitar 2866 orang .

  5. Pedagang, terdiri dari pedagang sembako yang berjualan di pasar, mendirikan warung dekat rumah, pedagang hewan ternak dan lain sebagainya. Banyaknya pedagang tersebut menurut data statistic Kecamatan Bobotsari yaitu 3789 orang.

  6. Angkutan, terdiri dari angkutan pedesaan dengan bak terbuka/tertutup, angkutan kota, bus umum maupun bus pariwisata. Banyaknya pekerjaan ankutan menurut data statistic Kecamatan Bobotsari yaitu sekitar 1412 orang.

  7. PNS/TNI/POLRI, yang masih aktif bekerja sejumlah 1399 orang se- Kecamatan Bobotsari

  8. Pesiunan, terdiri dari pensiunan PNS, Purnawirawan TNI/POLRI, Veteran 45 dan sebagainya yang banyak terdapat di Kecamatan Bobotsari dan sekitarnya. Banyaknya pensiunan menurut data statistik Kecamatan Bobotsari yaitu 562 orang.

  9. Pengusaha, terdiri dari pengusaha kayu glonggonan, mebelair, kerajinan, rumah makan, percetakan, rongsok, dan lain sebagainya. Benyaknya pengusaha menurut data statistik Kecamatan Bobotsari yaitu sekitar 291 orang.

  10. Lain-lain, meliputi pengangguran, ibu rumah tangga, pengamen, TKI, tukang parkir,. Banyaknya pekerjaan lain-lain tersebut menurut data statistik Kecamatan Bobotsari yaitu 12.437 orang (Data Kecamatan Bobotsari dalam angka tahun 2016).

  Melihat data statistik pekerjaan para penduduk Kecamatan Bobotsari diatas maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan paling dominan yang dimiliki warga masyarakat Kecamatan Bobotsari adalah sebgai Buruh tani dan petani. Kemudian di susul oleh pekerjaan sebagai buruh industri yang mana saat ini banyak di wilayah Kecamatan Bobotsari dan kota Purbalingga berdiri pabrik- pabrik. Selain itu juga terdapat pekerjaan sebagai buruh bangunan yang kadang dijadikan sebagai pekerjaan sambilan oleh masyarakat petani. Terdapat juga pekerjaan dalam jabatan yaitu PNS/TNI/POLRI yang juga sudah banyak yang dilirik dan dimiliki warga masyarakat Kecamatan Bobotsari. Kemudian juga ada para pedagang yang telah meramaikan pasar sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan mencari kebutuhan pokok. Selain itu juga terdapat pensiunan dan pengangguran. Namun banyak juga terdapat penduduk yang bekerja sebagi TKI, pengamen dan lain sebagainya, dikarenakan keterbatasan mereka dan kemiskinan yang dialami meraka.

  Dari data diatas dapat dilihat bahwa warga Kecamatan Bobotsari sebanyak 26.741 aktif bekerja dibidangnya masing-masing, 562 warga sebagai pensiuanan, dan 12.437 warga sebagai pengangguran dan lain-lain. kemungkinan besar dari banyaknya warga Bobotsari yang masih produktif dalam bekerja mereka kurang mementingkan untuk berorganisasi Muhammadiyah karena adanya kesibukan mereka, meskipun masih ada beberapa dari mereka yang tetap memilih aktif berMuhammadiyah dengan mengimbangi urusan pekerjaan dan Muhammadiyah. Sedangkan untuk sebagian besar warga yang masih produktif memiliki kesibukan dalam bekerja tetapi ada kemungkinan apabila ada waktu luang untuk mengikuti kegiatan Muhammadiyah seperti pengajian dan lain-lain.

  Sedangkan bagi warga pensiunan, biasanya mereka sudah tidak lagi aktif di Muhammadiyah akan tetapi mereka dijadikan tokoh bagi pengurus Mumammadiyah yang saat ini menjabat dan lebih sering dimintai saran mengenai Muhammadiyah di Bobotsari. Dan bagi yang pengangguran dan Ibu rumah tangga biasanya bagi Ibu rumah tangga yang mempunyai waktu luang dan aktif mengikuti pengajian Muhammadiyah mereka akan masuk ke Aisyiyah dan menjadi pengurus Aisyiyah baik Cabang maupun Ranting. Pada dasarnya tidak smeua warga Bobotsari mau untuk berMuhammadiyah karena selain karena kesibukan mereka dalam bekerja di Bobotsari tidak semua warganya merupakan warga Muhammadiyah.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

8 61 310

View of KAITAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) PARU DI PUSKESMAS BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 8

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI KEBERLANGSUNGAN USAHA KERAJINAN BATOK KELAPA DI KELURAHAN PURBALINGGA WETAN, KECAMATAN PURBALINGGA, KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KABUPATEN PURBALINGGA - INFORMASI TEMPAT WISATA KABUPATEN PURBALINGGA BERBASIS ANDROID - repository perpustakaan

0 10 18

HUBUNGAN FREKUENSI BERMAIN GAME ONLINE TERHADAPKEMAMPUAN INTERAKSISOSIAL PADAREMAJA DI KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 15

ANALISIS PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY WAJIK KETAN DI KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 1 15

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA GUNUNG KARANG KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

0 0 15

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN APOTEK DI KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

2 3 17

EFEK KONDISI RUANG PENYIMPANAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PURBALINGGA DAN KONDISI SIMULASI 6 HARI PENGGUNAAN TERHADAP KADAR SIRUP PARASETAMOL - repository perpustakaan

0 0 16

GAMBARAN MEKANISME KOPING DAN KEMAMPUAN ADAPTASI PADA SANTRI DI PESANTREN AL-IKHLAS DESA MAJAPURA KECAMATAN BOBOTSARI - repository perpustakaan

0 1 15