IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH DI KOTA TANGERANG
IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK
SAMPAH DI KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
Luluk Ardyatmoko
6661072720
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
2014
ABSTRAK
Luluk Ardyatmoko. 6661072720. Implementasi Program Gerakan 1000 Bank Sampah Di Kota Tangerang. Program Studi Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pebimbing I: Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si., Dosen Pebimbing II: Titi Stiawati, S. Sos, M.Si.
Kata kunci : Implementasi Kebijakan, Program Gerakan 1000 Bank
Sampah, Pengelolaan sampahUpaya dalam penanganaan sampah di perkotaan sampai saat ini masih menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, hal ini tentu berdampak pada meningkatnya volume sampah yang dihasilkan seperti yang terjadi di kota tangerang. Timbunan sampah masih banyak ditemui di jalanan, di saluran air, di sungai dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintah kota melalui implementasi program gerakan 1000 bank sampah guna menanggulangi permasalahan sampah di Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan teori implementasi kebijakan menurut Goerge C. Edward III yaitu direct and indirect impact on implementation yang terbagi menjadi empat faktor yang berpengaruh pada implementasi suatu kebijakan, antara lain; sumber daya, komunikasi, disposisi, dan struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, serta menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi dan member
chek. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi program gerakan 1000
bank sampah di Kota Tangerang dari aspek perencanaan dan pengawasannya sudah berjalan dengan baik. Sebaliknya pada praktek dilapangan dinilai masih belum optimal karena dipengaruhi beberapa faktor seperti masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah, sarana dan prasarana yang diberikan masih kurang memadai, serta belum adanya insentif yang diberikan. Ada beberapa saran yaitu meningkatkan sarana dan prasarana, memberikan insentif kepada pelaksana program, peran pemerintah juga harus ditingkatkan dalam sosialisasi dan pembinaan program bank sampah, terutama pada tempat atau daerah yang belum diterapkan program tersebut. Sehingga, masyarakat menjadi lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan yang hijau, bersih, dan nyaman.
ABSTRACT
Luluk Ardyatmoko. 6661072720. Implementation of 1000 Waste Bank Action
Program in Tangerang City. Program study of public administration. Faculty of
st nd
Social and Political Science. 1 Advisor: Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si., 2 Advisor:
Titi Stiawati, S. Sos, M.Si.
Keywords: Policy Implementation, 1000 Waste Bank Action Program, Waste
ManagementEffort in waste management in urban areas is still facing unsolved problem.
Increasing of citizen population causes increasing level of consumption. The
impact of this case is increasing of waste volume that happened in Tangerang
City for example. The midden which are can be found on the road, in the
drainase, along the river, etc. This study aims to determine how the city
government’s effort in implementation of 1000 waste bank action program for
handling waste problem in Tangerang City. This study used policy implemention
theory by Goerge C. Edward III which is direct and indirect impact on
implementation that divided into four factors that influence policy
implementation, such as; resources, comunication, disposition and bureaucratic
structure. This study is used qualitative method. Data obtained via personal
interview techniques, observation, and study documentation, and also using data
analysis techniques by Miles and Huberman. The data validity test using
triangulation and member checks. The result of this study indicates that the
implementation of 1000 waste bank action in Tangerang City is done well from
planning and monitoring aspect. Oderwise, the reality on assessed is still not
optimal, because it is influenced by many factors such the less of citizen
awareness of waste management, facilities still inadequate, and incetive are still
not given yet. There are some suggestions such increasing facilities quantity and
quality, giving incetive for the program implementator, government suppose to
improve their role in socializtion action and mentoring waste bank program,
espacially for areas where are not implemented of this program yet. So, the
citizen be more concerned of waste management and green enviroment, clean and
comfortable.“Hidup adalah petualangan yang asik, mencari pengetahuan, mengemban tanggung jawab, cara berbuat baik serta beribadah kepada yang maha kuasa.” Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, alam, orang tua ku tercinta, adik-adik ku yang hebat dan kamu.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta tak lupa juga kita yang senantiasa selalu istiqomah dan ikhlas untuk menjadi umatnya. Serta berkat Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya pula peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dengan judul
“IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH DI KOTA TANGERANG ”. Peneliti
menyadari selama proses menyelesaikan skripsi ini tentunya menerima banyak bantuan, bimbingan dorongan, dan petunjuk nasihat dari berbagai pihak, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik terutama kedua orangtuaku yang aku banggakan selalu mendoakan, memotivasi dan memberi dukung secara moril dan materil agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Dalam proses pembuatan skripsi ini saya mendapat bimbingan, arahan, koreksi, dan saran, dari semua pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 4. Ibu Mia Dwianna W, M.I.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.M., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
6. Ibu Rina Yulianti, S.Ip, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administarsi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa; 7. Bapak Anis Fuad, S.Sos, M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
8. Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si ., Dosen Pembimbing I skripsi. Terimakasih Bapak atas semua kebaikan dalam membimbing dan memberi arahan dalam penyusunan skripsi ini; 9.
Ibu Titi Stiawati, S.Sos, M.Si., Dosen Pembimbing II skripsi. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas kebaikan dan kesabaran dalam membimbing, serta mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada sikap dan kesalahan yang kurang berkenan dan memberi motivasi dalam penyusunan skripsi ini;
10. Bapak Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih sebesar-besarnya atas masukan dan menjadi teman diskusi dalam perkuliahan dan skripsi ini; 11. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terimakasih atas ilmu pengetahuan selama perkuliahan;
12. Eva, yang selalu memotivasi dan telah bersedia selalu diganggu waktunya dalam mengerjakan pembuatan skripsi ini;
13. Adik-adik ku yang hebat, Gamgsar Hertono, Tri Pria Septiadi, dan Ratia Wuri
Ramadhan; 14. Dinas Kebersihan dan Pertamanan bidang bina program, Bapak H. Taufik
Syahzaeni, S.T, M.Si., Ibu Leni Nuraeni, Ibu Astrini Zuniarti dan rekan-rekan dinas lainnya, yang telah membantu dan memberikan informasi terhadap pembuatan skripsi ini; 15. Teman-teman terbaikku Harry, Bancut, Iman, Rizki, Ferdian, Reza, Novan,
Ferry, Aboy, Gita, Nova dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membuat cerita dan kenangan manis serta sepenggal perjalanan kehidupan yang takkan pernah terlupakan; 16. Teman Adm. Negara 2007 dan UNTIRTA yang sukses setelah melakukan perkuliahan dengan baik;
17. Anak-anak UMC yang telah memberikan kesempatan untuk belajar tentang organisasi, “Dari Diskusi Bergerak Menuju Perubahan...”
18. Crew Villa Biru, telah melakukan banyak petualangan dan akan terus melakukan Petualangan;
19. Diky dan Via telah membantu dalam pembuatan skripsi ini dan memperbolehkan rumahnya dijadikan tempat untuk membuat skripsi;
20. Semua pihak yang telah membantu peneliti untuk membuat skripsi ini, terima kasih untuk segalanya.
Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang telah dipaparkan dan dibahas dalam skripsi ini. Maka dari itu peneliti dengan segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada bersedia menerima segala masukan baik itu saran maupun kritik yang dapat membangun peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan lebih bermanfaat lagi untuk kemudian hari.
Tangerang, Juli 2014 Peneliti
DAFTAR ISI
ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ORISINALITAS MOTTO KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 16
1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................................... 16
1.4 Perumusan Masalah .......................................................................................... 17
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 17
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 18
1.7 Sistematika Penelitian ....................................................................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR
2.1 Deskripsi Teori .................................................................................................. 24
2.1.1 Konsep Kebijakan Publik .......................................................................... 24
2.1.1.1 Pengertian Kebijakan ......................................................................... 24
2.1.1.2 Pengertian Publik ............................................................................... 26
2.1.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ............................................................. 28
2.1.2 Implementasi Kebijakan ........................................................................... 30
2.1.3 Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik ............................................ 32
2.1.4 Model-Model Implementasi Kebijakan Publik ........................................ 34
2.1.5 Faktor Penentu Pelaksanaan Kebijakan ................................................... 44
2.1.6 Pengertian Sampah .................................................................................. 45
2.1.6.1 Karakteristik Sampah ........................................................................ 47
2.1.6.2 Sumber-Sumber Sampah ................................................................... 49
2.1.6.3 Pengelolaan Sampah Padat ................................................................ 50
2.1.7 Pengertian Kota ........................................................................................ 57
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 58
2.3 Kerangka Berpikir Dan Asumsi Dasar ............................................................. 60
2.3.1 Kerangka berpikir ..................................................................................... 60
2.3.2 Asumsi Dasar ........................................................................................... 66
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metodelogi Penelitian ........................................................................................ 67
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 69
3.3 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 70
3.4 Informan Penelitian ........................................................................................... 70
3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ........................................................... 72
3.6 Member Chek ………………………………………………………………….. 80
3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................................ 81
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian …………………………………………………. 83 4.1.1. Deskripsi Kota Tangerang ...………………………………………………... 83 4.1.2. Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang …… 87 4.2. Informan Penelitian ……………………………………….………………. 111 4.3. Deskripsi Data dan Analisis Data Penelitian ………………………......….. 112 4.4. Pembahasan ...………………………………………………………...…… 133 BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………... 139
5.2. Saran ………………………………………………………………………………..... 140
DAFTAR PUSTAKA CURRICULUM VITAE LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Tangerang adalah kota yang terletak di Provinsi Banten, sebelah
barat DKI Jakarta. Kota yang dijuluki sebagai Kota Industri karena memiliki lebih dari seribu pabrik. Banyak aktifitas industri pabrik atau manufaktur berjalan di Kota Tangerang. Dalam kurun beberapa waktu perkembangan dan pembangunan Kota Tangerang terus meningkat karena Kota Tangerang merupakan gerbang menuju DKI Jakarta dan Penyangga DKI Jakarta.
Kota Tangerang memiliki fungsi sebagai kota penyangga bagi DKI Jakarta, maka perkembangan pembangunan Kota Tangerang diperkirakan berkembang pesat dalam pengembangan perumahan horizontal, perumahan vertikal, perdagangan dan jasa, industri, pergudangan, juga kawasan pengembangan bandara, hal ini memberikan konsekuensi terhadap meningkatnya timbulan dan permasalahan di berbagai sektor khususnya masalah penumpukan sampah.
Pada saat ini Kota Tangerang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.060.000 jiwa, dan dalam sehari produksi sampah masyarakat Kota Tangerang berjumlah 6.015 meter kubik. Tingginya jumlah penduduk dan timbulan sampah tersebut merupakan beban berat bagi Pemerintah Kota Tangerang, karena volume sampah dipastikan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini dapat dapat menyebabkan penumpukan sampah di TPA Rawakucing.
Komitmen Pemerintah Kota Tangerag terkait penanganan sampah antara lain : a.
Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah; b.
Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan, penanganan dan pemanfaatan sampah; c.
Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah d.
Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah.
Pengelolaan sampah yang ideal adalah tanggung jawab dari pemerintah daerah dan masyarakat. Jumlah penduduk terus meningkat, begitu pula pola konsumsi. Volume sampah pun kian meluap di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berdasarkan hal tersebut kegiatan penyusunan pengelolaan persampahan Kota Tangerang merupakan kegiatan yang penting bagi pengelolaan sampah Kota Tangerang.
Berdasarkan fakta di lapangan tumpukan sampah di saluran drainase dan sungai akan beresiko mengakibatkan pendangkalan sungai yang berujung pada banjir dan rusaknya kualitas air sungai yang masih dijadikan bahan baku air bersih bagi kebanyakan masyarakat, baik untuk keperluan rumah tangga atau sebagai bahan baku pembuatan air mineral. Penyebab umumnya adalah sampah organik, plastik, kaleng-kaleng atau sampah- sampah yang sulit terurai. Sampah-sampah tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih dalam proses penanganan yang tepat. Sampah yang tidak ditangani dengan tepat dapat menumpuk menjadi gunungan sampah di TPA atau dipinggir jalan atau di saluran air.
Berbicara mengenai timbunan sampah perkotaan di suatu negara, pastinya tidak terlepas dari tiga faktor utama yang mempengaruhinya, yaitu tingkat konsumsi, tingkat pendapatan, dan kepadatan penduduk di daerah perkotaan (World Bank 1999: 5). Tingkat konsumsi masyarakat dianggap sangat mempengaruhi timbunan sampah pada suatu wilayah atau negara. Pola hidup konsumtif yang digambarkan dalam tingginya tingkat konsumsi, mendorong orang tidak hanya memenuhi kebutuhan primer, namun juga mengejar kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersiernya. Hal ini, pada akhirnya, menambah jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan oleh individu setiap harinya.
Peningkatan sampah dipicu oleh pertumbuhan penduduk. Hampir setiap negara dan daerah mengalami problema sampah. Tapi di negara- negara maju yang masyarakatnya telah sadar lingkungan serta didukung oleh teknologi modern telah berhasil mengatasi sampah. Termasuk sampah dari sampah rumah tangga hingga limbah-limbah hasil industri.
Saat ini masih banyak masyarakat yang berperilaku buruk tentang sampah, mereka membuang sampah sembarangan. Perilaku ini tidak mengenal tingkat pendidikan maupun strata sosial. Di lingkungan perkantoran, lingkungan perumahan bahkan lingkungan pendidikan masih banyak dijumpai orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Akibatnya, sampah berserakan dimana-mana. Di selokan, di sungai, di jalanan, di pasar, di gedung atau dimana saja. Padahal sudah disediakan tempat untuk membuang sampah, namun masih saja membuang sampah di sembarang tempat.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat serta dapat menurunkan citra kota. Tidak optimalnya pengelolaan sampah di suatu daerah atau kota dicirikan dengan banyaknya tumpukan sampah terbuka di pinggir jalan maupun di lahan kosong, sungai yang dijadikan tempat pembuangan sampah, pembakaran sampah yang menimbulkan asap dan gas beracun yang membahayakan kesehatan, serta operasional penimbunan akhir sampah secara terbuka (open dumping). Sistem open dumping akan mengakibatkan pencemaran air tanah akibat lindi (limbah cair), meningkatnya populasi faktor penyakit, dan timbulnya polusi yang merusak lapisan ozon dan mengakibatkan perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian, perikanan, angkutan laut dan kegiatan ekonomi terkait.
Besarnya jumlah penduduk dan keragaman aktivitas di Kota Tangerang mengakibatkan munculnya persoalan dalam pelayanan prasarana sampah perkotaan. Diperkirakan hanya sekitar 74,1% sampah di Kota Tangerang yang dapat terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), yang operasi utamanya adalah pengurugan (landfilling). Banyaknya sampah yang tidak terangkut kemungkinan besar tidak terdata secara sistematis, karena biasanya dihitung berdasarkan ritasi truk menuju TPA.
Untuk mengatasi persoalan sampah sebenarnya telah diatur oleh pemerintah melalui UU Nomor 18 Tahun 2008 dan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2009. Di dalamnya berbunyi bahwa pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Masyarakat dan pelaku usaha sebagai penghasil sampah juga bertanggung jawab menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Pemerintah melalui kebijakan tersebut memberi ruang yang cukup banyak bagi Pemerintah Daerah untuk merencanakan dan mengelola sampah kawasannya. Kendati kewenangan itu telah didistribusikan, namun tidak serta merta penanganan sampah menjadi simpel. Kondisi pengelolaan sampah di Kota Tangerang masih tampak semerawut. Adanya kendala seperti kesulitan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), terbatasnya armada pengangkut, teknologi pengelolaan sampah yang masih sedikit, kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya hingga minimnya pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) soal penanganan sampah.
Masyarakat dan pemerintah kurang memperhatikan sampah yang berserakan dijalan serta sampah-sampah yang dibuang ke badan air atau sungai. Sampai saat ini paradigma pengelolaan sampah yang digunakan adalah kumpul, angkut dan buang, dan andalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah sampahnya adalah pemusnahan dengan landfilling pada sebuah TPA. Namun pengelola kota cenderung kurang memberikan perhatian yang serius pada TPA tersebut, sehingga muncullah kasus-kasus kegagalan TPA. Pengelola kota tampaknya beranggapan bahwa TPA yang dipunyainya dapat menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus memberikan perhatian yang proporsional terhadap sarana tersebut. Padahal pemikiran tersebut membuat TPA dapat menjadi bom waktu bagi pengelola kota.
Sistem pengelolaan sampah saat ini hanya terfokus di bagian hilir, yakni bagaimana cara mengelola sampah. Sedangkan di bagian hulu yang merupakan aspek paling penting, yaitu manusia yang menghasilkan sampah seolah-olah dibiarkan oleh pemerintah tanpa law enforcement (penegakan hukum) dan sanksi tegas. Kepedulian dan kesadaran masyarakat masih rendah dalam menjaga kebersihan. Situasi ini yang harus dibenahi terlebih dahulu agar timbul kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Penanganan sampah itu harus dimulai dari manusianya karena sampah timbul dari manusia. Kalau manusianya bisa dibina dan dibenahi, maka persoalan sampah tidak sampai krusial. Pemerintah juga harus tegas memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar peraturan tentang kebersihan.
Untuk mengatasi persoalan sampah yang ada di hulu atau di rumah tangga, Pemerintah Kota Tangerang melakukan program gerakan 1000 Bank Sampah di Kota Tangerang. Hal ini dilandasi oleh Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, peraturan menteri negara lingkungan hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse dan recycle melalui bank sampah, serta kebijakan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 mengenai pengelolaan sampah di Kota Tangerang.
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek terpenting dalam manajemen pengelolaan sampah terpadu. Mengatasi masalah sampah harus dimulai dari rumah tangga di lingkup RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan kemudian berlanjut ke skala yang lebih luas yang dikenal dengan penyelenggaraan program gerakan 1000 Bank Sampah Kota Tangerang. Esensi dari program ini adalah peran aktif warga masyarakat untuk melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah. Seperti yang diketahui, jenis sampah ada yang organik dan ada yang non organik. Masyarakat harus memilah dulu sebelum membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pemilahan bertujuan untuk memudahkan jika akan diterapkan teknologi lanjutan di TPA.
Sampah organik sebaiknya diolah sendiri oleh masyarakat menjadi pupuk kompos. Jika hal ini memberatkan maka sebaiknya ada suatu unit pengelolaan khusus yang menampung sampah organik untuk diubah menjadi kompos atau bahkan menjadi suatu energi lain. Sementara sampah non organik, seperti sampah plastik, kertas, bungkus kemasan atau logam disalurkan ke tempat penampungan khusus untuk didaur ulang.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang, Agus Sudrajat (14 Februari 2014) mengatakan program bank sampah merupakan program untuk mengurangi penumpukan sampah di TPA Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang serta mampu mengurangi angka pengangguran. "kita mencoba mengurangi timbunan (penumpukan) sampah dari sumbernya dengan membentuk bank sampah di Tingkat RT/RW, yang dikelola warga setempat, sehingga tidak perlu dibuang ke TPA," katanya.
Gerakan 1000 Bank Sampah bertujuan untuk mengoptimalkan upaya pengurangan penanganan sampah di sumbernya. Bank sampah merupakan strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat memanfaatkan ekonomi langsung dari sampah. Jadi, mekanisme Bank Sampah merupakan penerapan konsep reduce, reuse, recycle (3r) sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang hijau, bersih, nyaman dan sehat.
Selain itu, Bank Sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari sumber
2. Menjadikan sampah lebih bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis dengan pelaksanaan pengurangan, pemakaian kembali dan pendaurulangan sampah untuk menghasilkan pendapatan.
3. Mengatasi masalah timbulan sampah di zona perumahan, terutama bagi yang belum terlayani oleh dinas kebersihan dan pertamanan Mekanisme Bank Sampah meliputi proses pemilahan sampah di rumah tangga, berdasarkan jenis sampah organik, sampah anorganik dan sampah b3 (bahan berbahaya dan beracun). Setelah di pilah sampah-sampah tersebut disetorkan ke bank sampah di dekat rumah-rumah warga. Petugas dan pengurus Bank Sampah akan melakukan penimbangan sampah-sampah yang telah dibawa warga ke Bank Sampah dan sampai pada pencatatan.
Pencatatan adalah proses mendata sampah-sampah dan menulis berapa hasil dari penimbangan sampah yang nantinya akan dimasukan kedalam buku tabungan bank sampah.
Tabel 1.1 Daftar harga sampah pada bank sampah
Kode Jenis sampah Harga rata-rata rp/kg
1. Plastik botol 2.040
2. Plastik lembaran 600
3. Plastik keras 1.000
4. Kaleng 650
5. Alumunium 10.000
6. Duplek 500
7. Kardus 925
8. Koran 800
9. Kertas 1.125
10. Besi 2.000
Sumber: DKP Kota Tangerang 2012
Proses mekanisme bank sampah DKP Kota Tangerang juga turut menyediakan prasarana dan sarana untuk melakukan pemilahan sampah.
Prasarana dan saran yang disiapkan DKP Kota Tangerang berupa kotak pemilahan sampah, buku nasabah, kartu bank sampah, buku kas, alat timbang, papan petunjuk lokasi bank sampah dan pelatihan mengenai mekanisme bank sampah.
Berdasarkan pada observasi awal yang peneliti lakukan menemui beberapa kendala dalam permasalahan bank sampah antara lain.
Permasalahan pertama yang ditemui masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menangani sampah yang ada di lingkungan. Peneliti masih menemukan sampah yang berserakan di lingkungan perumahan penduduk. Ada juga penduduk yang masih buang sampah sembarangan. Di dukung dengan pendapat Ibu Nanik, seorang mentor bank sampah di wilayah Sangiang Jaya (28 Maret 2014), masih banyak warga yang belum sadar lingkungan hijau bersih dan pentingnya menjaga lingkungan dari sampah yang mereka hasilkan.
Permasalahan kedua ditemukan masih buruknya sarana prasarana bank sampah dan mekanisme program gerakan 1000 bank sampah dalam pengelolaan sampah di Kota Tangerang. Dengan di dukung hasil wawancara dengan Ibu Nanik, seorang mentor Bank Sampah di wilayah Sangiang Jaya (28 Maret 2014), sering kali Bank Central Sampah Kota Tangerang dalam mekanisme pengelolaan datangnya telat 3 hari sampai 4 hari ke lokasi Bank Sampah yang ada di lokasi RT/RW untuk mengambil hasil timbangan pemilahan sampah warga. Sehingga sampah yang telah di timbang menumpuk di lokasi. Untuk mengurangi sampah yang menumpuk kami mendatangi pengepul.
Sedangkan menurut Ewi Pratiwi (24 Maret 2014) yang tinggal di Cipondoh dekat dengan Kecamatan dan Puskesmas Cipondoh, mengatakan bahwa kotak pemilahan sampah yang ada di puskesmas diletakan tidak strategis tidak kelihatan oleh masyarakat karena posisinya ada di samping Puskesmas dan ketutupan sama pohon.
Permasalahan yang ketiga ditemui, masyarakat masih kurang terlibat dalam partisipasi pengelolaan bank sampah dalam mengatasi permasalahan sampah. Menurut pendapat, Mentor Sumardjono di daerah Larangan (25 Maret 2014) masyarakat menengah keatas kurang antusias dalam mendukung program bank sampah karena mereka sudah merasa berkecukupan ekonominya dan mengandalkan tukang sampah yang mengambil sampah. Karena sudah merasa iuran bulanan dan ada angkutan sampah yang datang mengambil perminggu serta ada tukang sampah yang ambil perharinya.
Penanganan sampah di hulu pada tahun 2012 realisasi bank sampah baru berjalan sebanyak 120 lokasi bank sampah. Berikut tabel penyebaran lokasi bank sampah pada tahun 2012.
Tabel 1.2 Penyebaran lokasi bank sampah pada tahun 2012
21 Cibodas Baru Rw. 03 Perumahan
45 Cikokol Rw. 01 Perumahan
16 Kelurahan Bugel Perkantoran 46 Cikokol Rw. 02 Perumahan
17 Cimone Jaya Rw. 08 Perumahan
47 Cikokol Rw. 03 Perumahan
18 Nusajaya Rw. 06 Perumahan
48 Cikokol Rw. 04 Perumahan
19 Nusajaya Rw. 07 Perumahan
49 Cikokol Rw. 05 Perumahan
20 SMPN 6 Tangerang Sekolah
50 Cikokol Rw. 06 Perumahan
51 Cikokol Rw. 07 Perumahan
44 Perumahan Griya Ciledug Rw. 16 Perumahan
22 Cibodas Baru Rw. 08 Perumahan
52 Cikokol Rw. 10 Perumahan
23 Kantor Kecamatan Cibodas Perkantoran 53 Cikokol Rw. 11 Perumahan
24 PKM Baja Perkantoran 54 Cikokol Rw. 13 Perumahan
25 Kecamatan Tangerang Perkantoran 55 Cikokol Rw. 14 Perumahan
26 Kantor Kecamatan Pinang Perkantoran 56 Kantor Kelurahan Cikokol Perkantoran
27 Kantor Kelurahan Kunciran Jaya Perkantoran 57 Komplek Polri Batuceper Rw. 07 Perumahan
28 Kantor Kelurahan Pinang Perkantoran 58 Kelurahan Karangsari Perkantoran
29 Sangiang Jaya Rw. 01 Perumahan
59 Kelurahan Poris Gaga Perkantoran
30 Sangiang Jaya Rw. 02 Perumahan
15 Pabuaran Tumpeng Rw. 04 Perumahan
14 Pabuaran Tumpeng Rw. 01 Perumahan
No. Lokasi Bank Sampah Jenis Lokasi No. Lokasi Bank Sampah Jenis Lokasi
7 Karawaci Baru Rw. 06 Perumahan
1 Kecamatan Karawaci Perkantoran 31 Sangiang Jaya Rw. 03 Perumahan
2 Karawaci Baru Rw. 07 Perumahan
32 Sangiang Jaya Rw. 12 Perumahan
3 Kelurahan Margasari Rw. 02 Perkantoran 33 Cimone Jaya Rw. 01 Perumahan
4 SMAN 8 Tangerang Sekolah
34 Pasar Anyar Pasar
5 Karawaci Baru Rw. 03 Perumahan
35 Pasar Malabar Pasar
6 Karawaci Baru Rw. 05 Perumahan
36 Perumahan Cimone Mas Permai 2 Perumahan
37 SDN Kunciran 2 & 5 Sekolah
43 Kelurahan Sudimara Barat Perkantoran
8 SDN Karawaci Baru 2,4,6 Sekolah
38 SMAN 9 Tangerang Sekolah
9 Bugel Rw. 01 Perumahan
39 Kantor Kecamatan Neglasari Perkantoran
10 Bugel Rw. 03 Perumahan
40 Kantor Kecamatan Mekarsari Perkantoran
11 Bugel Rw. 04 Perumahan
41 Perumahan Puri Kartika Rw. 09 Perumahan
12 Bugel Rw. 08 Perumahan
42 Kelurahan Paninggilan Utara Perkantoran
13 Bugel Rw. 07 Perumahan
60 PKM Poris Gaga Perkantoran
No. Lokasi Bank Sampah Jenis Lokasi No. Lokasi Bank Sampah Jenis Lokasi
89 Pedurenan Rw. 09 Perumahan
83 Pedurenan Rw. 03 Perumahan 116 Kantor Kecamatan Ciledug Perkantoran
84 Pedurenan Rw. 04 Perumahan 117 SMAN 5tangerang Sekolah
85 Pedurenan Rw. 05 Perumahan 118 SDN Tangerang 3 & 5 Sekolah
86 Pedurenan Rw. 06 Perumahan 119 Pasar Babakan Pasar
87 Pedurenan Rw. 07 Perumahan 120 Kecamatan Tangerang Perkantoran
88 Pedurenan Rw. 08 Perumahan Sumber: DKP Kota Tangerang
90 Pedurenan Rw. 10 Perumahan
81 Pedurenan Rw. 01 Perumahan 114 Larangan Indah Rw. 10 Perumahan
91 Pedurenan Rw. 11 Perumahan
92 Pedurenan Rw. 12 Perumahan
93 Perumahan Pondok Surya Perumahan
94 Kelurahan Karangtengah Perkantoran
95 SDN Karang Tengah 1,2,11 Sekolah
96 Puskesmas Karang Tengah Perkantoran
82 Pedurenan Rw. 02 Perumahan 115 Pkm Ciledug Perkantoran
80 Kecamatan Batu Ceper Perkantoran 113 Kecamatan Larangan Perkantoran
65 Perum P&K Cipondoh Rw. 05 Perumahan
71 Perum Poris Indah Perumahan 104 Kunciran Indah Rw. 14 Perumahan
98 Perumahan Keuangan Perumahan
66 PKM Pabuaran Tumpeng Perkantoran 99 SMPN 3 Tangerang Sekolah
67 Kelurahan Pabuaran Tumpeng Perkantoran 100 SMAN 3 Tangerang Sekolah
68 SMAN 4 Tangerang Sekolah 101 Kunciran Indah Rw. 02 Perumahan
69 Perum Taman Permata Perumahan 102 Kunciran Indah Rw. 08 Perumahan
70 Cipondoh Makmur Perumahan 103 Kunciran Indah Rw. 09 Perumahan
72 Kompleks Garuda Perumahan 105 Perum Taman Asri Cipadu Jaya Perumahan
79 Batu Ceper Rw. 08 Perumahan 112 SDN Paninggilan Sekolah
73 Kecamatan Cipondoh Perkantoran 106 SMPN 16 Tangerang Sekolah
74 Puskesmas Cipondoh Perkantoran 107 SMAN 7 Tangerang Sekolah
75 SDN Cipondoh 1,2,7 Dan 8 Sekolah 108 SMPN 13 Tangerang Sekolah
76 SMAN 10 Tangerang Sekolah 109 Larangan Selatan Rw. 02 Perumahan
77 Kantor Puspem Perkantoran 110 Perumahan Pinang Griya Perumahan
78 PKM Sukasari Perkantoran 111 Perum Buana Permai Perumahan
97 Kecamatan Karang Tengah Perkantoran
Berdasarkan sumber dari data DKP pada tahun 2013 Bank Sampah yang berdiri bertambah 180 bank sampah dengan anggaran Rp.
1.500.000.000,. Tahun 2014 ada 20 bank sampah, dari tahun 2012 sampai 2014 baru terselenggara Bank Sampah sebanyak 320 bank sampah. Masih jauh dari angka 1000, yang dimana pemerintah kota menargetkan ada 1000 bank sampah ada di Kota Tangerang.
Menurut pendapat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (14 Februari 2014) dari semua bank sampah yang telah berdiri hanya beberapa yang masih berjalan dengan optimal dikarenakan masih sangat sulit merubah perilaku masyarakat terhadap kesadaran dan partisipasi dalam menangani sampah.
Berdasarkan permasalahan pengelolaan sampah dan kendala-kendala yang telah disebutkan diatas, maka peneliti berkeinginan melakukan penelitian mengenai implementasi program gerakan 1000 Bank Sampah di Kota Tangerang dalam hal mengatasi masalah sampah di kota tangerang.
Volume sampah yang meningkat perharinya membuat Pemerintah Kota Tangerang harus terus memberikan perhatian yang serius. Menggalakkan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat yang ada di kota tangerang tentang pentingnya membangun lingkungan yang hijau, bersih, nyaman dan sehat. Dalam program gerakan 1000 bank sampah dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang tentunya sangat membutuhkan partisipasi aktif serta kesadaran dari masyarakat untuk turut menciptakan kota tangerang yang hijau, bersih, nyaman dan sehat. Salah satunya adalah meluncurkan program gerakan 1.000 bank sampah yang tersebar di 13 kecamatan, 104 kelurahan, pasar dan sekolah hingga 2014 mendatang yang dimotori oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang.
Berdasarkan paparan permasalahan diatas peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam dan dituangkan kedalam skripsi yang berjudul :
IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN 1000 BANK SAMPAH DI KOTA TANGERANG.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menangani sampah yang ada di lingkungan.
2. Masih buruknya sarana prasarana bank sampah dalam mekanisme program 1000 bank sampah dalam pengelolaan sampah di Kota Tangerang.
3. Kurangnya partisipasi masyarakat terkait pengelolaan bank sampah dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Tangerang.
1.3. Pembatasan Masalah
Peneliti menyadari bahwa perlu ada kajian mengenai kebijakan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Tangerang dan program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.
Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitiannya hanya pada pelaksanaan implementasi gerakan 1000 bank sampah yang ada di Kota Tangerang dalam menangani masalah sampah Kota Tangerang termasuk daerah yang melaksanakan program pengelolaan bank sampah dari tingkatan RT/RW, perkantoran sampai ke sekolah-sekolah.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Program
Gerakan 1000 Bank Sampah Di Kota Tangerang? 1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana implementasi Program Gerakan 1000 Bank Sampah di Kota Tangerang dalam mewujudkan Kota Tangerang yang bersih, asri, hijau, dan sejahtera, serta secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan gerakan 1000 bank sampah yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang.
2. Untuk mengetahui peranan bank sampah dalam mengelola sampah yang ada di Kota Tangerang.
3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terjadi dalam mekanisme pelaksanaan gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang konsep pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau referensi bagi aparat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang dalam hal pelaksanaan program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang.
3. Secara akademis, penelitian ini sebagai syarat menyelesaikan skripsi 1.7.
Sistematika Penulisan
Penulisan proposal penelitian ini tersusun atas sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, terdiri dari :
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup penelitian dan kedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga mendalam ke masalah yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam hal ini mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Untuk mengidentifikasi masalah peneliti biasanya melakukan observasi terlebih dahulu.
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti, sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga periode penelitian secara jelas termuat.
1.4 Rumusan Masalah
Selanjutnya dibagian rumusan masalah, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis dari diadakannya penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi per bab secara singkat dan jelas dalam melakukan penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka dan Asumsi Dasar Penelitian, terdiri dari :
2.1 Tinjauan Pustaka
Landasan teori mengkaji tentang implementasi program gerakan 1000 bank sampah di Kota Tangerang, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan dasar penelitian. Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep maka peneliti memiliki konnsep penelitian yang jelas, sehingga dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat menemukan hubungan antara variabel yang diteliti. Hasil penting kajian teori lainnya, peneliti mendapatkan kerangka konseptual.
2.2 Penelitian Terdahulu