IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA METRO

  IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA METRO (Jurnal Ilmiah) Oleh CINDA MARSYA DIANDARA Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM Pada Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

  

ABSTRAK

  

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM

PENGELOLAAN DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA METRO

Oleh

Cinda Marsya Diandara, Sri Sulastuti, SH., MH., Eka Deviani, SH., MH.

  

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

(Email : cindamarsya95@gmail.com)

  Sosialisasi daur ulang sampah di Kota Metro mulai aktif dilaksanakan pada tahun 2013 silam dengan menjadikan sekolah-sekolah yang berwawasan lingkungan di Kota Metro. Tahun-tahun berikutnya, Kota Metro mulai menunjukan kemajuannya dalam daur ulang sampah dengan disahkannya Peraturan Daerah Kota Metro No. 8 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: 1) Bagaimanakah implementasi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah melalui daur ulang di Kota Metro? 2) Faktor-faktor apasajakah yang menjadi penghambat dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah melalui daur ulang di Kota Metro? Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan hukum normatif dan empiris.

  Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dengan wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Prosedur pengolahan data dengan cara seleksi, klasifikasi dan penyusunan data.

  Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Implementasi kebijakan daur ulang sampah di Kota Metro adalah program Bank Sampah serta fasilitasi dan sosialisasi tentang pengelolaan sampah. 2) Faktor-faktor yang menjadi penghambat adalah masih kurangnya kesadaran

  

dan minat masyarakat untuk memilah dan memisahkan sampah rumah tangga mereka,

kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah kreatifitas, kurangnya

pembinaan, dan minimnya dana untuk penganggaran sarana dan prasarana penunjang

daur ulang sampah.

  Saran dari penelitian ini adalah: 1) Perlunya sosialisasi dan kegiatan inovatif dari pemerintah untuk meningkatkan keinginan masyarakat dalam kontribusi pengelolaan sampah 2) Perlunya pelatihan, pembinaan dan dampingan pemerintah terkait penggunaan alat-alat daur ulang sampah agar fasilitasi yang diberikan oleh pemerintah dapat digunakan secara optimal. Kata Kunci: Kebijakan, Pengelolaan Sampah, Daur Ulang Sampah

  

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF GOVERMENT PUBLIC POLICY OF

RECYCLING WASTE MANAGEMENT IN METRO CITY

By

Cinda Marsya Diandara, Sri Sulastuti, SH., MH., Eka Deviani, SH., MH.

  

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

(Email : cindamarsya95@gmail.com)

  Recycling sosialization on Metro City has been implemented in 2013 to make environmentally schools in Metro City. In the following years, Metro started to show good progress in recycling proved by the adoption of Regulation of Metro City No. 8 Year 2015 on Waste Management.

  The research problems are formulated: 1) How does the implementation of government policy in waste management through recycling in Metro City? 2) What are the factors through recycling in Metro City? The approach matter that being used in this research are normative law and empirical law approach. The data source consists of primary data and secondary data which collected through interviews and documentation. The analysis of data using qualitative analysis. Collecting the data using literature study and field study. Data processing procedures by selection, classification and compilation of data. These results of the research indicate: 1) The implementation of recycling waste management in Metro City are Garbage Bank program as well as the facilitation and socialization related to waste management. 2) Factors that become the obstacle are the lack of awareness and interest from society to sort and separate their own household garbage, lack of socialization and education on creativity waste management, lack of guidance, and lack of budgeting funds for facilities and infrastructure to support the program of waste recycling. Suggestions from this research are: 1) The need of socializating and implementing the innovative programs for the government to improve people's desire in contributing in waste management 2) The need of training, coaching and assisting the use of recycling infrastructure so that the facilitation provided by the government can be used optimally Keywords: Policy, Waste Management, Recycling

I. PENDAHULUAN

  Sampah merupakan sisa barang atau benda yang dibuang karena dianggap tidak diperlukan lagi. Sampah telah menjadi permasalahan umat manusia saat ini. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat telah menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Permasalahan sampah yang saat ini marak terjadi tentu memerlukan penanganan khusus baik dari pemerintah maupun masyarakat. Apabila pengelolaan sampah tidak sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan, dikhawatirkan akan mendapatkan dampak negatif seperti penurunan kualitas lingkungan hidup yang juga akan berdampak bagi kesehatan masyarakat.

  Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara terpadu dan konferhensif mulai dari pengumpulan sampai dengan pemrosesan sampah. Pengelolaan sampah dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila terdapat kerjasama yang baik dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah telah menggunakan wewenangnya dalam memberikan kepastian hukum serta kejelasan tanggung jawab dengan diundangkannya Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang tujuannya untuk mengurangi masalah sampah di Indonesia. Upaya pengelolaan sampah juga kerap mengalami kendala seperti masih kurangnya kesadaran beberapa masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya serta besarnya biaya pengelolaan persampahan mulai dari pengumpulan, pengangkutan sampai pada pembuangan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPS). Biaya tersebut semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk sehingga produksi sampah pun akan terus meningkat. Oleh karena itu, evektivitas pengelolaan sampah di lapangan harus selalu ditingkatkan. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di beberapa kota tahun 2012, pola pengelolaan sampah di Indonesia yang diangkut dan ditimbun di TPA sebesar (69%), dikubur (10%), dikompos dan didaur ulang (7%), dibakar (5%), dan sisanya tidak terkelola (7%). Saat ini lebih dari 90% kabupaten/kota di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping atau bahkan dibakar. Pada saat ini, upaya pemilahan dan pengolahan sampah masih sangat minim sebelum akhirnya sampah ditimbun di TPA. Jika kebijakan „do nothing‟ tetap dilaksanakan, maka meningkat menjadi 1.610 hektar pada tahun 2020. Dilema sulitnya pengadaan lahan TPA mendorong Pemerintah Indonesia (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) pada tahun 2014 untuk menggagas lahirnya komitmen “Indonesia Bersih Sampah 2020”. Upaya pengurangan timbulan sampah tanpa menghilangkan nilai guna dan nilai ekonominya menjadi tantangan pengelolaan sampah ke depan bagi Pemerintah Indonesia.

  1 Salah satu kota di Provinsi Lampung

  yang sedang gencar dalam pengelolaan sampah adalah kota Metro. Kota Metro yang memiliki luas ±64,78 Km

  2

  dengan jumlah penduduk 152 ribu jiwa saat ini masuk dalam nominasi 10 terbaik nasional sebagai kota hijau terbaik di Lampung dan se-Sumatera. Kota Metro mampu melampaui 112 kabupaten/kota lainnya di Indonesia, termasuk Bandar 1

   Lampung, Way Kanan, dan Lampung Barat. Metro menjadi duta Lampung dan satu-satunya kota di Sumatera yang berpeluang merebut tiket menuju Prancis untuk proses pembelajaran ekodistrik.

2 Pada tahun tahun 2001 volume sampah

  yang dihasilkan setiap harinya di Kota Metro telah mencapai 258,77 m³/tahun. Berdasarkan data saat ini Metro dengan jumlah penduduk ±152.000 jiwa berpotensi setiap harinya menambah jumlah (volume) sampah seiring dengan perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Diperkirakan setiap orang menghasilkan sampah (langsung maupun tidak langsung) minimal sekitar 0,5 Kg perharinya. Dengan jumlah penduduk tersebut maka diprediksi produksi sampahnya perhari sekitar 76.000 kg. Dapat dibayangkan dikelola tentu akan menimbulkan banyak masalah terutama pencemaran terhadap lingkungan.

  Metro No.8 Tahun 2015 tentang pengelolaan sampah menjadi pedoman bagi pemerintah Kota Metro untuk mencapai tujuan pengelolaan persampahan agar lebih optimal. Peraturan daerah tersebut menjamin adanya kepastian hukum, kejelasan tanggungjawab kewenangan pemerintah daerah, peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Atas dasar data sampah dan Peraturan Daerah Kota Metro No.8 Tahun 2015 Pengelolaan sampah harus dilakukan sejak dari sumbernya sesuai dengan paradigma P4 2

   3 Draff Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Metro

  yaitu pemilahan, pengolahan, pemanfaatan, dan pembuangan residu.. Hal tersebut membutuhkan perubahan perilaku masyarakat bagaimana mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah, dan mendaur ulang sampah demi terciptanya tujuan dari perda tersebut yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat, kualitas lingkungan dan sampah sebagai sumberdaya.

  4 Dalam konteks lokal, peningkatan

  jumlah sampah yang dihasilkan di Kota Metro semakin bertambah seiring dengan perbaikan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hingga saat ini, penanganan dan pengelolaan sampah tersebut masih belum optimal. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir, yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah.

3 Disahkannya Peraturan Daerah Kota

  Usaha pemerintah Kota Metro dalam pengurangan jumlah sampah khusunya sampah rumah tangga telah dilaksanakan dengan dicanangkannya program daur ulang sampah. Proses daur ulang sampah ini telah dikembangkan sejak Dinas Lingkungan Hidup masih berupa bidang dan bergabung dengan Dinas Tata Kota. Dengan menggandeng sekolah, kelompok ibu-ibu PKK dan kelompok masyarakat lainnya terciptalah Bank Sampah. Sampai saat ini di Kota Metro terdapat 13 Bank Sampah di bawah pembinaan Dinas Lingkungan Hidup dan 20 Bank Sampah lebih yang dikelola oleh masyarakat. Selain itu, 4 Penjelasan Pasal 3 Perda Kota Metro Nomor 8

  terdapat pula instalasi-instalasi pencacahan sampah plastik sebagai salah satu program Daur Ulang Sampah di Kota Metro.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana implementasi kebijakan pemerintah daerah Kota Metro melalui salah satu program pengelolaan sampahnya yaitu program daur ulang sampah.

  Studi Kepustakaan Dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara studi kepustakaan (Library Research) melalui membaca, mengutip, menyalin, dan menelaah berbagai literatur, teori-teori maupun berbagai peraturan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan di bahas.

  b.

  Studi Lapangan Dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung melalui kegiatan wawancara: Wawancara (interview) yaitu dengan cara mengumpulkan data primer dengan jalan mewawancarai narasumber dalam penelitian inidengan mengajukan bebrapa pertanayaan secara terbuka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan dapat berkembang saat penelitian.

  Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.

  Data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, karena dalam penelitian hukum normatif empiris yang dikaji adalah bahan hukum yang berisiaturan-aturan yang berifat normatif serta hasil penelitian di lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari penelitian kepustakaan (Libraray Research).

  2.2 Sumber Data

  informasi yang berhubungan dengan kenyataan di dalam praktek pelaksanaan dilapangan, dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung dengan cara melakukan wawancara (interview) dengan berbagai pihak yang berkompeten agar peneliti dapat memperoleh gamabaran dari data yang berkaitan dengan permaslahan yang akan diteliti.

  Penelitian Hukum , Jakarta: Rineka Cipta, 2003,

  penedekatan yang dilakukan dengan melihat dan mengumpulkan semua 5 Soejono dan H.Abdurahman, Metode

  dilakukan dengan cara melakukan pengkajian perundang-undangan yang berlaku dan diterapkan terhadap suatu permasalahan hukun tertentu.

  Research ) yaitu penelitian yang

  Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif yang di dukung dengan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif (Normative Legal

  Bagaimanakah implementasi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah melalui daur ulang di Kota Metro? b. Faktor-faktor apasajakah yang mengimplementasikan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah melalui daur ulang di Kota Metro?

  Berdasarkan uraian latar belakang dan memperhatikan pokok-pokok pikiran di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: a.

II. METODE PENELITIAN

2.1. Pendekatan Masalah

5 Pendekatan yuridis empiris adalah

2.4 Analisis Data

  Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Penelitian kualititif adalah cara mengkaji dan melihat gejala sosial dan kemanusian dengan memahaminya yaitu dengan cara membangun suatu gambaran yang utuh atau holistic yang kompleks, dimana gejala-gejala yang tercakup dalam kajian itu dilihat sebagai sesuatu yang terkait satu dengan yang lainnya dalam hubungan fungsional sebagai sebuah sistem, memberikan arti dari makna dari setiap data yang diperoleh dengan cara menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat yang tersusun secara sistematis dan terperinci dan selanjutnya ditulis dengan menggambarkan secara deskriptif yang kemudian ditarik kesimpulan melalui cara pikir deduktif, sehingga dapat penelitian.

  Masalah sampah baik organik maupun non organik di setaip tahun demi tahun akan menjadi masalah yang pelik di Kota Metro. Beberapa kebijakan telah dicanangkan oleh pemerintah Kota Metro untuk mengolah sampah di TPA secara efisien dan ekonomis sehingga hasil olahan sampah dapat didaur ulang berupa kompos, bahan timbunan dan beberapa output daur ulang lainnya seperti peralatan rumah tangga, mainan anak-anak dan berbagai aksesoris. Setiap bulannya, sampah yang masuk ke TPA berjumlah sekitar 200-250 kubik/hari, sedangkan jumlah timbunan perhari berjumlah rata-rata sekitar 2,5 liter/hari dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Metro. Penduduk Kota

  Metro saat ini berjumlah 152 ribu jiwa maka timbunan sampah yang dihasilkan Kota Metro mencapai sekitar 380.000 liter/hari.

  6 Selama ini dengan banyaknya sampah

  yang masuk ke TPA akan menimbulkan permasalahan tersendiri yaitu berkurangnya lahan penimbunan sampah yang pada akhirnya masa pakai TPA akan cepat habis. Padahal seperti kita ketahui untuk membuka lahan TPA baru, akan sangat sulit karena minimnya lahan di Kota metro yang hanya mencapai ±64,78 Km

  2

  dan juga harus mendapat tentangan dari masyarakat sekitar lahan yang akan dibuka menjadi TPA baru.

  UPT Kebersihan dan Dinas Lingkungan Hidup bekerjasama untuk mengurangi kelestarian lingkungan hidup. Salah satu program yang dicanangkan adalah Daur Ulang Sampah. Team dari Dinas Lingkungan Hidup pun pernah mempresentasikan skema pengelolaan sampah mereka di Jepang sebagai salah satu bentuk keseriusan mereka menjalankan program tersebut.

III. PEMBAHASAN

3.1 Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Metro dalam Daur Ulang Sampah

  UPT Kebersihan menjalankan tugasnya dalam hal pengangkatan dan pengangkutan sampah demi terciptanya kebersihan di Kota Metro. UPT Kebersihan juga bertugas sebagai orang yang bertanggungjawab dalam pengelolaan sampah di TPA. Dalam hal pengangkutan, UPT Kebersihan menyediakan gerobak, truk, dan dump truck. Sedangkan untuk pewadahan terdapat kontainer, tempat sampah terpisah, dan tempat sampah daur ulang ban karet. 6 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Supri

  selaku Kepala UPT Kebersihan Kota Metro Dinas Lingkungan Hidup bertugas melakukan sosialisasi dan fasilitasi kepada masyarakat untuk menerapkan pengelolaan sampah berbasis pada prinsip refuse, reduce, reuse, recycle,

  replace dan recovery. Sebagai

  percontohan, kota metro menjadikan beberapa kota seperti Kitakyushu di Jepang, Kota Banjar, Kota Medan, Surabaya dan Malang sebagai role model untuk program daur ulang sampah-nya.

  dilakukan Kota Metro adalah berupa daur ulang kompos, biogas, pencacah plastik, produk kreatifitas sampah dan bank sampah. Awalnya Dinas Lingkungan Hidup memulai sosialisasi daur ulang sampah dengan menjadikan sekolah-sekolah yang berwawasan lingkungan di Kota Metro pada tahun Surat Edaran Walikota ke sekolah- sekolah di Metro utuk mendukung program sekolah berwawasan lingkungan dengan berbagai kegiatan yang mendukung. Seperti halnya bank sampah yang telah dilaksanakan di beberapa sekolah merupakan terobosan terbaru dalam pengelolaan sampah. Salah satu contoh terdapat pada SMPN 6 Metro dimana disana telah terdapat tim khusus untuk pengelolaan bank sampah. Hadirnya bank sampah tersebut mengasah kemampuan siswa dalam pengelolaan sampah, baik sampah dari rumah tangga hingga yang ada di sekolah. Di Metro sendiri banyak sekolah yang sudah menjadi sekolah Adiwiyata bahkan hingga Nasional. Kini Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro juga terus mengembangkan program sejenis 7 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yeri

  selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup pada

  di kelurahan-kelurahan yang ada di Kota Metro. Setelah mendirikan Bank Sampah di beberapa sekolah di Kota Metro, sejak tahun 2014 lalu Dinas Lingkungan Hidup mulai gencar mendirikan Bank Sampah di beberapa kelurahan di Kota Metro. Sampai saat ini, sudah terdapat

  16 Bank Sampah di Kota Metro. Bank Sampah tersebut dikelola oleh beberapa kalangan masyarakat seperti Karang Taruna, komunitas pecinta lingkungan, PKK dan ada pula yang dikelola secara mandiri. Dinas Lingkungan Hidup bersama UPT Kebersihan dalam melaksanakan program kerja ini juga berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanan Reduce, Reuse,

7 Program Daur Ulang sampah yang

  Recycle melalui Bank Sampah.

  Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/ 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah.

  Bank Sampah ini merupakan program unggulan Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro. Beberapa Bank Sampah di Kota Metro didampingi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan sebagian lainnya dikelola secara mandiri.

  Bank sampah adalah sebuah yayasan yang awalnya dibina di daerah Yogyakarta dan kini sudah diadopsi di kota-kota seluruh Indonesia.

  8 Bank

  sampah adalah strategi untuk 8 Bambang Wintoko. Panduan Praktis

  Mendirikan Bank Sampah . Yogyakarta: membangun kepedulian masyarakat agar dapat “berkawan” dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.

  Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan.

  lingkungan, sisanya agar masyarakat menjadi sesuatu yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya lebih pada sampah di sekitar masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang.

  adalah untuk mengubah barang bekas menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang. Namun tidak hanya sekedar itu saja, adanya bank sampah juga untuk menjaga lingkungan agar lebih bersih, rapi, dan indah. Bank sampah tidak hanya mengubah sampah menjadi uang saja, namun lebih jauh dari itu, bank sampah memberdayakan mayarakat agar lebih mandiri dan dapat mengembangkan ide dan kreativitas dalam mengolah dan mendaur ulang sampah. Program ini tentu sesuai dengan semangat Perda Kota Metro No.8 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah yaitu melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. 9 Ibid hlm.69 10

  3.2 Faktor yang Menjadi Penghambat dalam Pengimple- mentasian Kebijakan Daur Ulang Sampah di Kota Metro

  Permasalahan sampah di kota Metro tidak bisa dipandang dengan sebelah mata apabila tidak dilakukan pengelolaan yang baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Daur ulang sampah menjadi solusi untuk pengurangan jumlah timbunan sampah di Kota Metro karena memang tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang tidak luas. TPA di kota Metro hanya ada satu yaitu TPA Karang Rejo. Memahami terbatasnya lahan tersebut dan demi menciptakan lingkungan yang bersih, Dinas Lingkungan Hidup mencanangkan beberapa kebijakan terkait daur ulang sampah yaitu dengan didirikannya Bank Sampah. Hal ini mencerminkan bahwa Kota Metro mentasikan Peraturan Daerah Kota Metro No.8 tahun 2015 tentang pengelolaan sampah.

9 Bank sampah bertujuan menjaga

10 Tujuan didirikannya bank sampah

  Daur ulang sampah yang dilakukan ini mempunyai beberapa faktor penghambat yaitu: 1.

  Masih kurangnya kesadaran dan minat masyarakat untuk memilah dan memisahkan sampah rumah tangga mereka sehingga sampah mereka akan terus berujung ke TPA. Pola pikir masyarakat bahwa hal yang berhubungan dengan sampah seperti mengelola dan memakai produk daur ulang sampah merupakan pekerjaan yang kotor dan tidak sehat juga menjadi kendala dalam berjalannya progam ini. Kurangnya kepedulian dan keingin tahuan tentang daur ulang sampah inilah yang membuat masyarakat enggan mempelajarinya, walau kenyataan di lapangan mengatakan bahwa bisnis sampah merupakan pekerjaan yang menjanjikan. Padahal, cita-cita pemerintah Kota Metro dalam pendaur ulangan sampah adalah peran serta masyarakat yang tertuang dalam

  pasal 33 Peraturan Daerah Kota Metro No.8 Tahun 2015.

  2. Kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah kreatifitas. Produk hasil daur ulang kreatifitas sampah dinilai masih belum maksimal. Dikatakan belum maksimal karena Kota Metro sudah tidak lagi memproduksi kerajinan tangan dari sampah karena kurangnya kreatifitas dan pemasaran produk. Produk yang kurang menarik membuat orang enggan membeli produk kreatifitas sampah tersebut.

  3. Kurangnya pembinaan oleh pemerintah sehingga alat-alat daur ulang sampah yang difasilitasi dipergunakan secara optimal. Berdasarkan kunjungan peneliti ke TPA Karangrejo, satu diantara dua mesin pencacah plastik jarang dioperasikan. Menurut keterangan dari salah satu pekerja, akhir-akhir ini harga jual plastik sedang menurun maka dari itu proses produksi daur ulang sampah plastik dihentikan sementara. Mesin pengelola kompos juga belum dipergunakan secara optimal. Hal tersebut dikarenakan jumlah pekerja yang sedikit untuk bisa mengelola mesin pembuat kompos tersebut. Alat insenator juga masih belum bisa digunakan karena terkait perizinan operasi yang belum dikeluarkan.

  4. Minimnya dana untuk penganggaran sarana dan prasarana penunjang daur ulang sampah. Berdasarkan keterangan dari Bapak Yeri selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup, fasilitas daur ulang sampah di Kota Metro masih kalah dengan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah

  Lampung Selatan.

  IV. PENUTUP

  4.1 Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.

  Pemerintah Kota Metro telah mengimplementasikan kebijakan tentang daur ulang sampah dengan diresmikannya Peraturan Daerah Kota Metro No.8 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah. Program Daur Ulang Sampah dilaksanakan oleh kerjasama dari Dinas LingkunganHidup dan UPT Kebersihan Kota Metro. Implementasi kebijakan daur ulang sampah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Metro adalah sosialisasi mengenai daur ulang sampah, adanya Bank Sampah yang dikelola oleh masyarakat, pengelolaan kompos, biodigester, pencacah plastik dan produk kreatifitas sampah.

  2. Program daur ulang sampah Kota Metro sudah berjalan sejak tahun 2013 dan mengalami proses yang signifikan, namun masih terdapat beberapa kendala dan faktor-faktor penghambat seperti kurangnya kesadaran dan minat masyarakat untuk memilah dan memisahkan sampah rumah tangga mereka, kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah kreatifitas, kurangnya pembinaan oleh pemerintah, dan minimnya dana untuk penganggaran sarana dan prasarana penunjang daur ulang sampah.

5.2 Saran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

  Berdasarkan kesimpulan dari hasil

  33 Tahun 2010 Tentang Pedoman penelitian dan pembahasan yang telah Pengelolaan Sampah. ditemukan, maka beberapa saran dari penelitian ini adalah: Peraturan Menteri Negara Lingkungan

  1. Hidup Republik Indonesia No.13 Pemerintah Kota Metro harus terus gencar memberikan sosialisasi yang Tahun 2012 tentang Pedoman lebih menarik agar masyarakat Pelaksanan Reduce, Reuse, Recycle tergerak untuk berpartisipasi dalam melalui Bank Sampah pengelolaan daur ulang sampah.

  Pemerintah dapat mencanangkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum kegiatan-kegiatan inovatif yang Republik Indonesia Nomor bisa menarik masyarakat agar terus 03/PRT/M/2013 Tentang berkontribusi dalam pengelolaan Penyelenggaraan Prasarana dan daur ulang sampah. Sarana Persampahan dalam 2.

  Penanganan Sampah Rumah Pemerintah harus memberikan dorongan untuk menghidupkan Tangga dan Sampah Sejenis kembali program daur ulang Sampah Rumah Tangga. sampah kreatifitas. Dampingan dan pembinaan terkait penggunaan alat- Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 8 alat daur ulang sampah juga harus Tahun 2015 Tentang Pengelolaan terus dilaksanakan agar fasilitasi Sampah dapat digunakan secara optimal.

  

DAFTAR PUSTAKA

   Soejono dan H.Abdurahman. 2003.

  Metode Penelitian Hukum , Jakarta: Rineka Cipta.

  Wintoko, Bambang. Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah .

  Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Draff Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota

  Metro hlm 4 Penjelasan Pasal 3 Perda Kota Metro

  Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah

  Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

  Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah