BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH BESARAN AKRUAL, TINGKAT HUTANG, VOLATILITAS ARUS KAS DAN VOLATILITAS PENJUALAN TERHADAP PERSISTENSI LABA (Studi empiris pada perusahaan Property and Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan pasar modal di Indonesia semakin meningkat, hal ini

  dibuktikan dengan semakin dominannya pihak swasta dalam pembiayaan pembangunan ekonomi. Pihak swasta tersebut dikenal dengan istilah investor (Nuraini dan Purwanto, 2014). Investor merupakan salah satu pihak pengguna yang harus diperhatikan dalam penyajian laporan keuangan, hal ini karena mereka memiliki kepentingan akan hasil pengembangan dari investasi yang ditanamkan pada perusahaan. Investor akan mengevaluasi dan memprediksi kinerja perusahaan salah satunya berdasarkan laporan keuangan (Briliane, 2012).

  Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak internal dan eksternal perusahaan serta merupakan salah satu sumber informasi keuangan perusahaan yang digunakan sebagai alat pengambilan keputusan (Sanusi, 2016). Tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk menggambarkan posisi keuangan dan kinerja bisnis bagi pihak eksternal perusahaan (Rajizadeh dan Rajizadeh, 2013). Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (2015) tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  Laporan keuangan yang disusun perusahaan secara umum terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (Kasmir, 2011) dari beberapa laporan keuangan tersebut laporan yang sering digunakan investor dalam pengambilan keputusan ialah laporan laba rugi, karena laporan laba rugi dapat mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan dan menjadi dasar untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, informasi laba menjadi fokus utama investor dalam pengambilan keputusan, terutama laba yang berkualitas (Kusuma dan Sadjiarto 2014).

  Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan (Sunarto, 2010). Kualitas laba suatu perusahaan sering dikaitkan dengan persistensi laba, karena persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediktif laba dalam menentukan kualitas laba, dengan demikian laba yang berkualitas adalah laba yang persisten (Suwandika dan Astika, 2013). Menurut Dewi dan Putri (2015) persistensi laba adalah sejauh mana laba periode berjalan mencerminkan laba pada periode dimasa yang akan datang yang cenderung tidak berfluktuatif untuk periode yang lama.

  Persistensi laba menjadi bahasan yang sangat penting karena apabila laba perusahaan tidak persisten maka investor akan mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan investasi (Rahmadhani, 2016). Oleh karena itu laba yang persisten lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan daripada laba yang tidak persisten, namun dalam kenyataannya hal ini tidak sejalan dengan adanya fakta di mana beberapa perusahaan mengalami kehilangan sebagian besar labanya hanya pada waktu yang singkat.

  Salah satu fakta yang terjadi pada akhir-akhir ini mengenai penurunan laba yang terjadi di beberapa perusahaan diantaranya perusahaan tambang Bakrie (PT Bumi Resources Tbk) dan PT Aneka Tambang Tbk. PT Bumi Resources mengalami penurunan laba usaha mencapai 66,27% sejak awal tahun lalu hingga kuartal III 2014. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan PT Bumi Resources dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Senin (19/1), laba usaha perseroan per September 2014 anjlok menjadi US$ 72,79 juta dari periode yang sama 2013 sebesar US$ 215,78 juta. (CNN Indonesia). Sedangkan PT Aneka Tambang Tbk yang merupakan perusahaan tambang emas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membukukan laba turun menjadi Rp 409,94 miliar pada 2013. Angka laba itu turun 86,30% dari pencapaian tahun 2012 sebesar Rp 2,99 triliun ( Liputan6.com).

  Hal yang sama juga terjadi pada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), mengenai fakta laba bersih yang diperoleh selama kuartal tahun 2013, anak perusahaan PT Astra International Tbk (ASII) ini hanya menghasilkan laba Rp217,72 miliar. Laba bersih AALI tersebut jatuh sebesar 73,3 % dari laba pada kuartal pertama tahun 2008. Pada waktu itu AALI mampu menghasilkan laba bersih Rp 827,05 miliar. Sama halnya dengan yang terjadi pada laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk, PT XL Axiata Tbk (EXCL) juga melaporkan laba periode yang mengalami penurunan sebesar 52 % dari periode yang sama tahun sebelumnya. Fakta yang paling mencenangkan datang dari PT Indosat Tbk, laba bersih Indosat per 31 Maret 2012 turun hingga 96,5% yaitu menjadi Rp 16,7 miliar dari Rp 483,7 miiliar pada periode yang sama tahun 2011 (Kompas).

  Naik turunnya laba suatu perusahaan dengan tingkat perubahan yang signifikan bahkan curam menyebabkan persistensi laba mulai dipertanyakan, padahal laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor (Fanani, 2010). Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persistensi laba diantaranya besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus kas dan volatilitas penjualan.

  Besaran akrual mempengaruhi persistensi laba, jika semakin banyak akrual maka semakin banyak estimasi. Laba yang persisten adalah laba yang memiliki sedikit atau tidak mengandung akrual dan dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya (Qoriza, 2016). Penelitian Rahmadhani (2016) menunjukkan bahwa besaran akrual berpengaruh negatif terhadap persistensi laba, namun penelitian Kasiono dan Fachrurrozie (2016) menunjukkan bahwa besaran akrual berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sedangkan penelitian Asih (2016) menunjukkan bahwa besaran akrual tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

  Faktor lain yang mempengaruhi persistensi laba yaitu tingkat hutang, hutang akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan akan berusaha meningkatkan persistensi laba dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik dimata kreditor (Hayati, 2014), hal ini sejalan dengan penelitian Fitriana dan Fadhlia (2016), Rajizadeh dan Rajizadeh (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba, namun penelitian Rahmadhani (2016), menunjukakkan bahwa tingkat hutang berpengaruh negatif terhadap persistensi laba, sedangkan penelitian Nurochman dan Solikhah (2015) menunjukkan bahwa tingkat hutang tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

  Volatilitas arus kas juga berpengaruh terhadap prsistensi laba. Volatilitas arus kas mengindikasikan adanya ketidakpastian tinggi dalam lingkungan operasi. Jika arus kas berfluktuasi tajam maka persistensi laba akan semakin rendah (Indra, 2014). Penelitian Valipour (2011) dan Rahmadani (2016) menunjukkan bahwa volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi laba, hal ini berbeda dengan penelitian Indra (2014) yang menunjukkan bahwa volatilitas arus kas berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sedangkan penelitian Lestari dan Juniarti (2016) menunjukkan bahwa volatilitas arus kas tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

  Selain besaran akrual, tingkat hutang, dan volatilitas arus kas, volatilitas penjualan juga dapat mempengaruhi persistensi laba. Semakin besar volatilitas penjualan menunjukkan semakin besar fluktuasi atau ketidakstabilan dalam penjualan sehingga kemampuan perusahaan untuk mempertahankan persistensi laba juga semakin rendah. Penelitian Rahmadiani (2016) menunjukkan bahwa volatilitas penjualan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba, hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nina dkk (2014) yang menunjukkan bahwa volatilitas penjualan berpengaruh positif terhadap persistensi laba, sedangkan penelitian Sulastri (2014) menunjukkan bahwa volatilitas penjualan tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.

  Uraian diatas menunjukkan hasil penelitian mengenai persistensi laba masih beragam, sehingga mendorong peneliti untuk menguji kembali mengenai faktor- faktor yang berpengaruh terhadap persistensi laba. Penelitian ini mereplikasi pada penelitian Nina dkk (2014) yang menguji pengaruh besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus kas, dan volatilitas penjualan terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian Nina dkk (2014) memiliki keterbatasan yaitu periode pengamatan hanya empat tahun, sedangkan dalam pengukuran persistensi laba dibutuhkan periode pengamatan minimal lima tahun, oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan kembali, namun terdapat dua perbedaan.

  Perbedaan pertama yaitu objek penelitian, penelitian sebelumnya menggunakan objek perusahaan manufaktur sedangkan pada penelitian ini menggunakan perusahaan property dan real estate. Alasan mengganti perusahaan manufaktur menjadi perusahaan property dan real estate karena beberapa penelitian terdahulu berfokus pada perusahaan manufaktur, sementara perusahaan property dan real estate masih jarang diteliti. Adapun alasan memilih perusahaan property dan real estatate karena perusahaan property dan real estate mempunyai perkembangan ekonomi yang sangat pesat dengan dibuktikannya semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI, selain itu adanya kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan diluncurkannya fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Kontruksi (KILK) pada tanggal 22 Februari 2016 (BKM.go.id ) dengan adanya fasilitas ini menarik para investor dalam dan luar negeri untuk menginvestasikan dana milik mereka pada perusahaan property dan real estate, karena memiliki prospek yang cerah dimasa yang akan datang dengan melihat jumlah penduduk yang semakin bertambah, para investor meyakini jika perusahaan mengalami perkembangan ekonomi yang pesat maka akan menghasilkan laba yang tinggi, dengan adanya laba yang tinggi maka akan menguntungkan investor.

  Perbedaan kedua yaitu periode penelitian, pada penelitian sebelumnya periode yang digunakan adalah 2009-2012, sedangkan penelitian ini pada periode 2011-2015. Adapun alasan menggunakan periode 2011-2015 karena untuk membandingkan hasil penelitian dari tahun ketahun, sedangkan pemilihan periode selama 5 tahun karena penilaian terhadap persistensi laba dibutuhkan periode penelitian minimal 5 tahun (Subraayam dan Wild, 2010). Penelitian ini penting dilakukan karena hasil penelitian terdahulu masih beragam, serta menarik untuk diteliti kembali karena fenomena terkini menunjukkan beberapa perusahaan mengalami perubahan laba yang sangat signifikan, sehingga persistensi laba mulai dipertanyakan.

  Penelitian ini memiliki implikasi yaitu : pertama untuk mengkaji peranan laba bagi investor sebagai dasar pengambilan keputusan. Kedua, kontruksi persistensi laba tidak dapat diobservasi secara langsung namun dapat diukur dan diobservasi melalui proksi yang melekat didalam laba itu sendiri. Ketiga, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan tambahan wawasan serta bukti empiris mengenai pengaruh besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas penjualan dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah besaran akrual berpengaruh negatif terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015 ?

  2. Apakah tingkat hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015 ?

  3. Apakan volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persitensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015 ?

  4. Apakah volatilitas penjualan berpengaruh negatif terhadap persstensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015 ? C.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mendapatkan bukti empiris besaran akrual berpengaruh negatif terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

  2. Untuk mendapatkan bukti empiris tingkat hutang berpengaruh positif terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

  3. Untuk mendapatkan bukti empiris volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

  4. Untuk mendapatkan bukti empiris volatilitas penjualan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015.

2. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa pihak, yaitu : a. Bagi Penulis

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh besaran akrual, tingkat hutang, volatilitas arus kas, dan volatilitas penjualan terhadap persistensi laba.

  b. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan landasan untuk penelitian selanjutnya mengenai persistensi laba.

  c. Bagi Investor Memberikan gambaran mengenai persistensi laba, sehingga dapat menjadi pertimbangan kepada investor dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih baik. d. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk merencanakan pengelolaan keuangan dalam meningkatkan laba yang persisten pada periode mendatang dan meningkatkan kinerja keuangan yang lebih baik.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals pada perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 109

PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, VOLATILITAS PENJUALAN, BESARAN AKRUAL, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

3 5 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

0 0 10

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) ARTIKEL

0 0 17

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, VOLATILITAS PENJUALAN, TINGKAT HUTANG, BOOK TAX DIFFERENCE, SIKLUS OPERASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA - Perbanas Institutional Repository

2 1 14

PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, VOLATILITAS PENJUALAN, TINGKAT HUTANG, BOOK TAX DIFFERENCE, SIKLUS OPERASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA - Perbanas Institutional Repository

1 2 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh faktor financial dan non financial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016 - Repository Universitas Bangka Bel

0 0 8