Pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals pada perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP

MANAJEMEN LABA DISCRETIONARY ACCRUALS

PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL

ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH

VESTRY ARTA SEMBIRING 130522099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Audit tenure, Independensi auditor, Rasio Hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals pada Perusahaan Property dan Real estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, adalah benar hasil karya tulis saya sendiri

yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 18 Juni 2015

(Vestry Arta Sembiring) NIM: 130522099


(3)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP

MANAJEMEN LABA DISCRETIONARY ACCRUALS

PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals pada perusahaan

Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor- faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals adalah Audit tenure, Independensi auditor yang diproksikan dengan variabel dummy, Rasio Hutang , Pertumbuhan Penjualan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sampel laporan keuangan perusahaan sebanyak 90 perusahaan. Untuk menganalisis pengaruh Pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan digunakan analisis regresi linear berganda. Sebelum uji regresi, data terlebih dahulu diuji menggunakan uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan, berpengaruh signifikan dalam Manajemen Laba Discretionary accruals. Sedangkan variabel Audit tenure, Independensi auditor, dan Rasio hutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals

Kata kunci: Manajemen Laba Discretiona ry a ccrua ls, Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDIT TENURE, AUDITOR INDEPENDENCE, DEBT, AND GROWTH ON PROP ERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to examine the factors that may affect the determination of the Earning Management Discreationary Accruals on property and real estate

companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Factors that affect the determination of Earning Management Discreationary Accruals are Audit Tenure, Auditor Independence Measured by using a dummy , Debt, And Growth

The population of this study is a property and real estate company that is listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2011-2013. By using purposive sampling method samples obtained financial reports at least 90 companies. To analyze the effect of audit tenure, auditor independence, debt, and growth used multiple linear regression analysis. Prior to regression test, the data must first be tested using classical assumption test.

The results showed that growth have a significant effect in the determination of Earning Management Discreationary Accruals. While the variable of audit tenure, auditor independence, and debt, does not have a significant effect on earning management discreationary accruals .

Keywords: Earning Management, Discreationary Accruals, Audit Tenure, Auditor Independence, Debt And Growth.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Berkat dan AnugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals pada perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” berjalan dengan baik. Adapun skripsi ini disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, SE, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. M.Utama, Nasution MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Kepada orangtua penulis yang tercinta Drs. Jadi Sembiring dan Gloria br. Ginting serta saudara penulis Lucy Amena Sembiring, James Ratur Sembiring, Olivia Hagaina Sembiring, terima kasih untuk doa, kasih sayang, masukan, dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada penulis. 7. Kepada sahabat penulis, khususnya terlebih dahulu Saya ucapan spesial

terima kasih, pake banget buat Ayu dan Mora, yang slalu setia dan selalu ada untuk saya dalam menyelesaikan Skripsi ini. Dan Terima Kasih juga untuk doa,dukungan dan Bantuan yang diberikan Tia, Ilma, dalam seperjuangan menyelesaikan Skripsi dan Perkuliahan penulis, dan juga Icha, Asti, Cici, Rizka,Leily, Inggit. Jangan putus komunikasi ya teman- teman. We Are Foolish Girls! :)

8. Kepada teman-teman seperjuangan ( Hadi, Kak Indah, kak Novita, kak Citra, Healty, Nanda, Fuad, Erwin, Alif, Rizky, Jahri, Gito, Arfah, Robert, Mudan, Pian) terima kasih telah memberi masukan, bantuan, dukungan serta doa.


(7)

9. Segenap teman-teman Prodi Akuntansi Ekstensi Stambuk 2013 yang telah memberikan banyak pengalaman yang indah, semangat, bantuan, dan dukungan.

10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat Penulis sebut satu per satu.

Akhir kata dengan segala keterbukaan, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 18 Juni 2015


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN.... ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 12

2.1.1. Teori Agensi ... 12

2.1.2. Manajemen Laba ... 14

2.1.3. Discretionary accruals ... 17

2.1.4. Audit tenure ... 19

2.1.5. Independensi auditor ... 20

2.1.6. Rasio hutang ... 22

2.1.7. Pertumbuhan penjualan... 23

2.2. Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 28

2.4. Hipotesis Penelitian ... 28

2.4.1. Pengaruh Audit tenure terhadap Manajemen laba ... 28

2.4.2. Pengaruh Independensi terhadap Manajemen laba ... 29

2.4.3. Pengaruh Rasio hutang terhadap Manajemen laba ... 30

2.4.4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 32

3.2. Lokasi Penelitian ... 32

3.3. Batasan Penelitian ... 32

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.5. Jenis, dan Sumber Data ... 36

3.6. Metode Pengupulan Data ... 36

3.6.1 Defenisi Operasional Variabel ... 37

3.6.2 Variabel Dependen Manajemen Laba Discretionary accruals ... 37


(9)

3.6.3 Variabel Independen ... 39

3.6.3.1. Audit tenure ... 39

3.6.3.2. Independensi Auditor ... 40

3.6.3.3. Rasio hutang ... 41

3.6.3.4 Pertumbuhan penjualan ... 41

3.7. Metode Analisis Data ... 42

3.7.1. Pengujian data ... 43

3.7.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 43

3.7.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 43

3.7.1.2.1. Uji Normalitas ... 44

3.7.1.2.2. Uji Multikolinearitas ... 44

3.7.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.7.1.2.4. Uji Autokorelasi ... 45

3.7.2. Analisis Regresi Berganda ... 46

3.7.3. Hipotesis ... 47

3.7.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 47

3.7.3.2. Uji Statistik F ... 47

3.7.3.3. Uji statistik T ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif ... 49

4.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 50

4.2.1. Hasil Uji Normalitas Data ... 50

4.2.2. Hasil Uji Multikolinieritas ... 53

4.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 54

4.2.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 55

4.3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 56

4.3.1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 56

4.3.2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 57

4.3.3. Hasil Uji T ... 59

4.3.4. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 62

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Keterbatasan ... 69

5.3. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(10)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26

3.1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 35

3.2. Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 35

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 42

4.1. Hasil Statistik Deskriptif ... 49

4.2. Hasil Uji Normalitas Data ... 50

4.3. Hasil Uji Multikolinieritas... 53

4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas (uji park) ... 54

4.5. Hasil Uji Autokorelasi ... 55

4.6. Hasil Uji koefisien Determinasi (R2) ... 56

4.7. Hasil Uji Statistik F ... 57

4.8. Hasil Uji statistik T... 59


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual... 28

4.1. Hasil Uji Normalitas Histogram ... 51

4.2. Hasil Uji Normal P -Plot ... 52


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1. Data Sampel Penelitian ... 75

2. Hasil Statistik Deskriptif ... 89

3. Hasil Uji Normalitas Data ... 90

4. Hasil Uji Multikolonieritas ... 91

5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 92

6. Hasil Uji Autokorelasi... 93

7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 94

8. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 94


(13)

ABSTRAK

PENGARUH AUDIT TENURE, INDEPENDENSI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP

MANAJEMEN LABA DISCRETIONARY ACCRUALS

PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals pada perusahaan

Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor- faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba Discretionary accruals adalah Audit tenure, Independensi auditor yang diproksikan dengan variabel dummy, Rasio Hutang , Pertumbuhan Penjualan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sampel laporan keuangan perusahaan sebanyak 90 perusahaan. Untuk menganalisis pengaruh Pengaruh Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan digunakan analisis regresi linear berganda. Sebelum uji regresi, data terlebih dahulu diuji menggunakan uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertumbuhan penjualan, berpengaruh signifikan dalam Manajemen Laba Discretionary accruals. Sedangkan variabel Audit tenure, Independensi auditor, dan Rasio hutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals

Kata kunci: Manajemen Laba Discretiona ry a ccrua ls, Audit Tenure, Independensi Auditor, Rasio Hutang, dan Pertumbuhan Penjualan


(14)

ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDIT TENURE, AUDITOR INDEPENDENCE, DEBT, AND GROWTH ON PROP ERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to examine the factors that may affect the determination of the Earning Management Discreationary Accruals on property and real estate

companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). Factors that affect the determination of Earning Management Discreationary Accruals are Audit Tenure, Auditor Independence Measured by using a dummy , Debt, And Growth

The population of this study is a property and real estate company that is listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2011-2013. By using purposive sampling method samples obtained financial reports at least 90 companies. To analyze the effect of audit tenure, auditor independence, debt, and growth used multiple linear regression analysis. Prior to regression test, the data must first be tested using classical assumption test.

The results showed that growth have a significant effect in the determination of Earning Management Discreationary Accruals. While the variable of audit tenure, auditor independence, and debt, does not have a significant effect on earning management discreationary accruals .

Keywords: Earning Management, Discreationary Accruals, Audit Tenure, Auditor Independence, Debt And Growth.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pihak-pihak eksternal seperti investor, kreditor, pelanggan dan masyarakat luas. Laporan ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu seluruh informasi yang terdapat laporan keuangan harus relevan, reliable dan tidak terdapat kesalahan material sehingga tidak menyesatkan pengguna dalam menginterpretasikannya.

Laporan keuangan yang relevan artinya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat membantu pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan memprediksi peristiwa masa depan. Salah satu informasi laporan keuangan yang menjadi pusat perhatian pemakai laporan keuangan adalah informasi laba (Beattie et al., 1994). Laba dapat digunakan untuk menaksir resiko dalam investasi dan dasar pembagian deviden, akibatnya pemakai laporan


(16)

(2012) menguatkan bahwa pasar memberikan respon positif terhadap informasi laba perusahaan.

Pemakai laporan keuangan melihat laba perusahaan sebagai salah satu indikator pengukuran kinerja manajemen (Suranta dan Merdistusi, 2004). Laba yang meningkat merupakan indikasi meningkatnya kinerja manajemen, dan sebaliknya. Manajemen menyadari bahwa pemakai laporan keuangan cenderung memperhatikan laba, khususnya manajemen yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi laba perusahaan. Hal ini mendorong manajemen melakukan manajemen laba. Konsep manajemen laba dapat menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory), yang isinya menyatakan bahwa pratik manajemen laba dipengaruhi antara kepentingan manajemen dengan principal yang timbul karena setiap pihak berusaha mencapai keinginan masing-masing (Salno dan Baridwan, 2000). Manajemen melakukan manajemen laba karena mengharapkan adanya manfaat dari tindakan tersebut dan mengantisipasi kejadian tidak terduga.

Motivasi manajemen melakukan manajemen adalah adanya program bonus, perusahaan akan go public, motivasi perjanjian utang, pergantian CEO, meningkatkan kepercayaan kreditor dan investor, ataupun menghindari pajak dan kebijakaan pemerintah (Scoot, 2006). Menurut Scoot (2006), manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka atau nilai pasar perusahaan. Manajemen memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar


(17)

akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk modifikasi laba yang dilaporkan (Halim et al., 2005) dalam Kono (2012). Laporan keuangan berdasarkan akuntansi akrual memberi kesempatan bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pelaporan laba. Manajemen laba dapat terjadi dengan cara pemanfaatan transaksi akrual, perubahan metode akuntansi, menggeser periode biaya atau pendapatan dan penerapan suatu kebijakan.

Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam pe- nyusunan laporan keuangan. Manajemen laba timbul sebagai dampak dari penggunaan akuntansi sebagai salah satu alat komunikasi antara pihak-pihak yang berkepentingan dan kelemahan inheren yang ada pada akuntansi yang menyebabkan adanya judgement (Setiawati, 2002).

Discretionary accruals adalah komponen akrual yang memungkinkan manajer untuk melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan, sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak mencerminkan nilai atau kondisi perusahaan yang sesunggguhnya. De Angelo (1986) yang dikutip dalam I Guna (2009) menyatakan Komponen discretionary accruals merupakan bagian dari akrual yang memungkinkan manajer melakukan intervensinya dalam memanipulasi laba perusahaan. Hal ini disebabkan karena manajer memiliki kemampuan untuk mengontrolnya dalam jangka pendek. Komponen


(18)

biaya garansi (future warranty expense) dan asset modal (capitalization assets).

Auditor independen sebagai pihak internal yang bersikap netral terhadap manajemen dan investor, sebaiknya memiliki kualitas auditor yang baik agar dapat mengungkap kesalahan saji materi pada laporan keuangan. Akhir-akhir ini kualitas auditor sering dipertanyakan kemampuannya karena terjadinya kasus-kasus kegagalan audit. Kegagalan audit pada perusahaan terkemuka seperti Enron,Worldcom, dan Xerox yang melibatkan banyak pihak, seperti: CEO, Komisaris, Komite audit, bahkan auditor internal dan eksternal. Kejadian ini menyebabkan profesi akuntan publik mendapat kritikan dan menyebabkan kualitas audit seorang auditor dipertanyakan. Investor menjadi mempertanyakan kemampuan auditor dalam mengungkap manajemen laba.

Kegagalan audit tersebut menimbulkan banyak penelitian tentang pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba. Pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor memiliki kualitas yang berbeda-beda. Indriani (2010) dalam Kono (2012) mengatakan bahwa audit yang berkualitas tinggi bertindak sebagai pencegah manajemen laba yang efektif, karena reputasi manajemen akan hancur dan nilai perusahaan akan turun bila pelaporan yang salah ini terdeteksi dan terungkap. Ratmono (2010) dalam Kono (2012) juga berpendapat bahwa auditor yang berkualitas mampu mendeteksi tindakan manajemen laba yang dilakukan klien,


(19)

sehingga manajemen akan cenderung melakukan pembatasan terhadap besarnya manajemen laba.

Melihat variabel independen Pertama, Salah satu pengukuran kualitas audit yang masih hangat dibicarakan adalah Audit tenure. Sejak terjadi kegagalan audit pada perusahaan Enron (2000) di Amerika Serikat sempat mengejutkan banyak pihak dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas auditor. Hal ini terjadi karena keterlibatan kantor akuntan publik internasional Arthur Andersen dalam kasus Enron. KAP Arthur Andersen melakukan tugas pengauditan keuangan Enron selama hampir 20 tahun. Hal ini mendorong munculnya sebuah undang- undang yang dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act 2002. Sarbanes-Oxley Act 2002 yang biasa disebut SOX, SOA atau SarbOx bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.

Kualitas auditor yang baik sebaiknya memiliki sikap independensi. Independensi artinya adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2001). Jika auditor memiliki sikap independensi, maka diharapkan bisa menemukan salah saji dalam laporan keuangan manajemen termasuk manajemen laba.

Rasio Hutang beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan Hutang. Dengan semakin tinggi rasio hutang


(20)

perusahaan menunjukkan bahwa tingginya hutang perusahaan yang dibiayai oleh modal saham yang ditanamkan pemegang saham (investor) akan memberikan beban tersendiri karena investor merasa terbebani dengan besarnya hutang yang dimiliki perusahaan. Investor tidak ingin mengambil resiko yang besar dalam berinvestasi dengan harapan bahwa investor nantinya memperoleh pengembalian (return) saham yang menguntungkan bagi mereka. Dengan rasio hutang yang tinggi menunjukkan tingkat hutang perusahaan yang tinggi pula, sehingga mengakibatkan sebagian investor takut dalam berspekulasi dalam penanaman sahamnya ke perusahaan tersebut.

Pertumbuhan Penjualan dilihat dari Kim et al., 2003 dalam Nayiroh (2012) bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi, kemungkinan termotivasi dalam melakukan tindakan manipulasi laba untuk melaporkan laba. Sebaliknya jika perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan yang rendah, maka akan memiliki kecenderungan untuk menyesatkan laporan laba atau perubahan laba melalui tindakan manipulasi laba.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat adanya research gap yaitu hasil dari penelitian terdahulu yang saling bertentang. Menurut penelitian yang dilakukan Aditya (2013) membuktikan bahwa debt (rasio hutang) berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba sedangkan penelitian yang lain yang dilakukan oleh Nayiroh (2012) menyimpulkan bahwa debt (rasio hutang) tidak terbukti


(21)

berpengaruh terhadap manajemen laba. Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya ini menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh Audit tenure, Independensi Auditor, debt

(rasio hutang), dan growth (pertumbuhan penjualan) terhadap manajemen laba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh koneksi Audit tenure, Independensi auditor, Rasio Hutang, Pertumbuhan Penjualan, terhadap besarnya penetapan Manajemen Laba Discretionary Accruals. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah ada dengan menerapkannya pada perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Aditya (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Auditor yang Mempengaruhi Penetapan Manajemen Laba dengan pemakaian variabel independen: Kualitas auditor, Debt to asset, ukuran perusahaan dan variabel dependen Manajemen Laba. Persamaan dengan penelitian Aditya (2013) yaitu penggunaan variabel independen Rasio hutang (Debt) dan variabel dependen Manajemen Laba.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aditya (2013), yaitu penggunaan variabel koneksi Audit tenure, Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel independen. Penambahan variabel berupa Audit tenure, Independensi Auditor dan pertumbuhan penjualan bertujuan untuk mengetahui apakah ada


(22)

tenure, Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan dengan perusahaan yang tidak memliki variabel Audit tenure, Independensi auditor dan pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba diterima auditor. Penelitian perusahaan yang diteliti berbeda dengan peneliti terdahulu.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi perusahaan Property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. Peneliti memilih perusahaan Property dan real estate karena Perusahaan ini banyak dilirik oleh para investor untuk menginvestasikan dana milik mereka. Perkembangan industri property, real estate saat ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan maraknya pembangunan perumahan, apartemen, perkantoran dan perhotelan. Perusahaan yag bergerak di bidang property, real estate

membutuhkan dana yang cukup besar, memiliki tingkat risiko yang relatif tinggi, namun tidak begitu terpengaruh oleh kondisi perekonomian dan lebih cenderung stabil di bandingkan dengan perusahaan bidang lainnya sehingga diharapkan peneliti ini lebih akurat. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals pada Perusahaan Property dan


(23)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, Penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan antara Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Audit tenure berpengaruh terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals?

2. Apakah Independensi auditor berpengaruh terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals?

3. Apakah Rasio hutang berpengaruh terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals?

4. Apakah Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals?

5. Apakah Audit tenure, Independensi auditor, rasio hutang, Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris :

1. Untuk mengetahui pengaruh Audit tenure terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals.


(24)

2. Untuk mengetahui pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals

3. Untuk mengetahui pengaruh Rasio hutang terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals.

4. Untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba Discretionary accruals.

5. Untuk mengetahui pengaruh Audit tenure, Independensi auditor, rasio hutang, Pertumbuhan penjualan terhadap Manajemen Laba

Discretionary accruals? 1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pengalaman untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai Manajemen Laba Discretionary accruals.

2. Bagi bidang akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendapat dan wawasan terkini terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai Manajemen Laba Discretionary accruals.


(25)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai mengenai Manajemen Laba Discretionary accruals


(26)

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Agensi

Teori keagenan timbul ketika pemilik perusahaan tidak mampu mengelola perusahaan sendiri, sehingga pemilik harus melakukan kontrak dengan agent untuk menjalankan perusahaan. Jensen dan Mackling (1976) mengemukakan teori yang menjelaskan tentang konflik kepentingan antara agent dan principal sering disebut teori keagenan (agency theory). Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan (manajemen) dan kepemilikian (principal) akan rentan terhadap masalah agensi (agency problem) (Kono, 2012).

Masalah agensi adalah masalah yang timbul karena konflik kepentingan antara agent dan principal. Manajemen menjalankan semua aktivitas bisnis perusahaan, sehingga perlu membuat laporan untuk mempertanggungjawabkan kinerja dan bisnis yang dijalankan kepada principal. Di sisi lain manajemen berkeinginan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka. Widyaningdyah (2001) dalam Kono (2012) mengatakan agency theory memiliki asumsi bahwa sifat dasar manusia semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.


(27)

Manajemen laba dapat menyebabkan penurunan kualitas pelaporan keuangan karena manajemen laba cenderung untuk menyediakan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan keuangan (Hearly dan Wahlen,2009). Oleh karena itu proses pengauditan diharapkan dapat mengurangkan ketidaksesuaian informasi yang wujud diantara manajemen dan pemegang saham dengan menggunakan pihak lain adalah auditor untuk mengesahkan laporan keuangan (DeAngelo, 1981). Adanya proses pengauditan oleh pihak ketiga yang independen sebagai mediator hubungan antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajemen agar bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal.

Auditor merupakan pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dan manajer dalam mengelolaan keuangan perusahaan. Auditor dapat menjadi mekanisme pengendalian terhadap manajemen agar manajemen menyajikan informasi keuangan secara andal, dan terbebas dari praktik kecurangan akuntansi (Nuryaman,2008) (Kono, 2012). Tugas auditor adalah memberikan penilaian secara independen dan profesional atas kehandalan dan kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan. Dalam usahanya untuk mengesahkan laporan keuangan klien, auditor diharapkan dapat mempertahankan kualitas audit dari pengaruh apapun yang dapat mempengaruhi penilaiannya.

Teori keagenan menjelaskan bahwa seorang auditor dengan kualitas audit yang tinggi akan memiliki kemampuan dalam mendeteksi adanya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan


(28)

(Beckeret al., 2010). Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor diharapkan dapat dipercaya dan digunakan oleh pihak principal.

2.1.2 Manajemen Laba

Defond (1997) menyatakan manajemen laba merupakan suatu upaya yang dipraktikan bagi perataan pendapatan. Pendapatan yang dilaporkan dalam laporan keuangan tersebut bukanlah pendapatan yang diperoleh pada periode itu saja akan tetapi merupakan perataan pendapatan baik bagi periode sekarang maupun periode akan datang. Sedangkan Scoot (2006) mengatakan manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimalkan utilitas mereka atau nilai pasar perusahaan. Laporan keuangan berdasarkan akuntansi akrual memberi kesempatan bagi manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pelaporan laba.

Menurut Hearly (dalam Kono, 2012 ) manajemen laba merupakan upaya yang dipraktikan oleh manajemen dengan menggunakan penilaian dan penyesuaian-penyesuaian dalam proses pembuatan laporan keuangan. Penilaian dan penyesuaian dapat berupa mengubah (memanipulasi) laporan keuangan untuk menyesatkan pengguna. Laporan keuangan yang ada menjadi tidak lagi mencerminkan keadaan yang sebenarnya.


(29)

Berdasarkan definisi yang diungkapkan diatas, manajemen laba merupakan upaya manajemen memanipulasikan laporan keuangan dengan memanfaatkan sistem akuntansi akrual. Manajemen pasti memiliki alasan mengapa melakukan manajemen laba. Watt dan Zimmerman (dalam Akhmad, 2011) (Kono, 2012) mengungkapkan teori akuntansi positif yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba:

(1) Hipotesis Program bonus (the bonus plan hypotesis)

Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitas yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan earnings lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.

(2) Debt to Equity Hypothesis

Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal

(3) Political cost Hypothesis

Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarekan laba yang tinggi akan segera mengambil tindakan, misalnya:


(30)

mengenakan peraturan anti trust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan dan lain-lain.

Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dapat dilakukan dengan cara:

1. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa mendatang.

2. Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

3. Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menrun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.

4. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.


(31)

2.1.3. Discretionary Accruals

Manajemen laba dapat terjadi karena penyusunan laporan keuangan menggunakan akuntansi akrual, Deteksi atas memungkinkan dilakukannya manajemen laba dalam laporan keuangan karena secara umum diteliti melalui penggunaan komponen akrual yang merupakan suatu komponen utama pembentuk laba. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas yang diterima atau dibayarkan.

Manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen- komponen akrual dalam laporan keuangan, sebab pada komponen akrual dapat dilakukan permainan angka melalui metode akuntansi yang digunakan sesuai dengan keinginan orang yang melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Komponan akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan.

Akuntansi berbasis akrual menggunakan prosedur akrual, deferral, pengalokasian yang tujuannya untuk menghubungkan pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian, yang menggambarkan kinerja perusahaan selama periode berjalan, meski kas belum diterima dan dikeluarkan (Sulistyanto,


(32)

2008) dalam (Nuraini 2012). Hal ini sesuai dengan definisi akutansi berbasis akrual yang dikeluarkan oleh F inancial Accounting Board Standard (FASB), yaitu:

Metode akrual membuat perusahaan dapat menunda pendapatan periode berjalan menjadi pendapatan periode berikutnya, meskipun kas telah diterima. Artinya perusahaan dapat mengakui pendapatan pada periode tertentu walaupun kas akan baru diterima pada periode yang akan datang. Hal ini mengakibatkan munculnya akun akrual dalam laporan keuangan, misalnya piutang dagang, pendapatan diterima dimuka, hutang biaya, biaya depresiasi, dan biaya yang dikeluarkan dimuka, biaya cadangan dan lain- lain.

Menurut De Angelo (dalam Muhammad Dahlan, 2009) sistem akuntansi akrual memberi kesempatan bagi manajemen untuk memanipulasikan laba akuntansi. Konsep akrual Discretionary accrual

merupakan komponen akrual yang dapat dimanipulasi oleh manajemen dan biasanya untuk mencapai tingkat pendapatan yang diinginkan. Manajer dapat merekayasa discretionary accruals, misalnya kebebasan menentukan estimasi dan memilih depresiasi aset tetap, menentukan estimasi presentase jumlah piutang tak tertagih, memilih metode penentuan jumlah persediaan, karena manajemen memilki kemampuan pengawasan dan tindakan. Semakin besar manajemen laba dalam perusahaan, semakin tinggi tingkat


(33)

Komponen discretionary accruals diantaranya terdiri dari penilaian piutang, pengakuan biaya garansi (future warranty expense) dan aset modal

(capitalization assets). Sedangkan komponen non-discretionary accruals ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat diawasi oleh manajer.

2.1.4. Audit tenure

Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Di Indonesia, Menteri Keuangan kemudian menetapkan Keputusan Menteri Keuangan nomor: 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik yang direvisi dengan Keputusan Menteri Keuangan nomor 359/KMK.06/2003 tanggal 21 Agustus 2003 mewajibkan perusahaan untuk membatasi masa penugasan KAP selama lima tahun dan akuntan publik selama tiga tahun.

Pada tahun 2008, Menteri Keuangan merevisi kembali tentang Audit tenure yaitu Peraturan Menteri Keuangan No 17 Tahun 2008, isi peraturan ini disebutkan batasan masa pemberian jasa audit selama tiga tahun untuk auditor dan enam tahun untuk KAP (Kementerian Keuangan RI, 2008). Hal ini kemudian membuka pertanyaan mengenai pengaruh Audit Tenure terhadap kualitas laba di perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.

Regulator memperlihatkan adanya hubungan positif antara tenur auditor dengan pengurangan kualitas laba (Myers et al., 2003).


(34)

Alasannya adalah sebagai berikut : 1) Jika seorang Auditor mengaudit perusahaan yang sama dari tahun ke tahun akan menjadi kurang kreatif dalam merancang prosedur audit; 2) Terjadi peningkatan kompetisi antara KAP didasarkan pada kualitas jasa audit; 3) Auditor tidak akan tergantung secara ekonomi kepada klien, dan4) Rotasi auditor akan memampukan KAP untuk saling mengawasi dengan yang lain (Holye,1978).

Giri (2010) dalam Kono (2012) menyebutkan bahwa menurut pendapat pendukung rotasi mandotori auditor, hubungan dalam waktu yang lama dengan manajer perusahaan merupakan alasan utama yang mengancam dan merusak independensi auditor. Ada dua dasar argumentasi rotasi yang bersifat mandatory umumnya dikelompokan menjadi dua hal: (1) kualitas dan kompetensi pekerjaan audit cenderung menurun secara signifikan dari waktu kewaktu, (2) independensi auditor dapat rusak oleh panjangnya hubungan dengan manajemen (Kono,2012).

2.1.5. Independensi Auditor

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan objektif yang tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2001). Independensi auditor merupakan suatu hal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan menjadi salah satu faktor untuk menilai mutu jasa audit.


(35)

Hal ini dikarenakan pendapat yang sering diberikan oleh auditor berkaitan dengan kepentingan banyak pihak.

Kepercayaan yang diberikan untuk verifikasi auditor terhadap laporan keuangan kliennya cenderung tergantung kepada kompetensi dan independensi. Dalam melaksanakan proses audit, auditor memperoleh kepercayaan dari klien dan pemakai laporan keuangan apabila seorang auditor memiliki sikap independen terhadap kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan. Penilaian masyarakat terhadap independensi auditor bukan hanya individunya tapi secara keseluruhan. Apabila sebuah Kantor Akuntan Publik lalai atau gagal mempertahankan sikap independensinya, maka kemungkinan besar anggapan masyarakat bahwa semua auditor di KAP tersebut tidak independen.

Independensi auditor akan berdampak terhadap pendeteksian mana- jemen laba. Auditor yang independen merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Independensi auditor dinilai dari lamanya penugasan auditor tersebut di perusahaan yang sama. Semakin lama auditor melaksanakan audit pada suatu perusahaan, maka auditor dianggap tidak independen.

Independensi auditor akan berdampak terhadap pendeteksian mana- jemen laba. Auditor yang independen merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Independensi auditor dinilai dari lamanya penugasan auditor tersebut di perusahaan yang sama. Semakin


(36)

lama auditor melaksanakan audit pada suatu perusahaan, maka auditor dianggap tidak independen. Seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM No Kep.17/PM/2002. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk dapat bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya. Hal ini telah diatur melalui keputusan Menteri Keuangan no. 423/KMK- 06/2002 yang mengatur mengenai rotasi wajib bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik tidak diperbolehkan memberikan jasa nonaudit di samping jasa audit itu sendiri karena dapat mengganggu independensi auditor.

2.1.6. Rasio Hutang

Rasio Hutang beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan Hutang. Dengan semakin tinggi rasio hutang perusahaan menunjukkan bahwa tingginya hutang perusahaan yang dibiayai oleh modal saham yang ditanamkan pemegang saham (investor) akan memberikan beban tersendiri karena investor merasa terbebani dengan besarnya hutang yang dimiliki perusahaan. Investor tidak ingin mengambil resiko yang besar dalam berinvestasi dengan harapan bahwa investor nantinya memperoleh pengembalian (return) saham yang menguntungkan bagi mereka. Dengan rasio hutang yang tinggi menunjukkan tingkat hutang


(37)

perusahaan yang tinggi pula, sehingga mengakibatkan sebagian investor takut dalam berspekulasi dalam penanaman sahamnya ke perusahaan tersebut.

2.1.7. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan Penjualan dilihat dari Kim et al., 2003 dalam (Handayani dan Rachadi, 2009) bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi, kemungkinan termotivasi dalam melakukan tindakan manipulasi laba untuk melaporkan laba. Sebaliknya jika perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan yang rendah, maka akan memiliki kecenderungan untuk menyesatkan laporan laba atau perubahan laba melalui tindakan manipulasi laba. Namun demikian, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi juga memiliki motivasi dalam melakukan manajemen laba dalam memperoleh laba, manakala mereka dihadapkan pada permasalahan untuk tetap mempertahankan trend laba dan trend penjualan. Myers dan Skinner (2000) (Handayani dan Rachadi, 2009) menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan memiliki kencendrungan untuk mengontrol angka pertumbuhan penjualan yang dapat berdampak pada pengukuran besar kecilnya perusahaan.

2.2 . Penelitian Terdahulu

Tinjauan umum dari beberapa literatur yang relevan mengindikasikan bahwa telah terdapat penelitian-penelitian mengenai


(38)

penelitian menunjukan yang dilakukan pada Perusahaan Sektor aneka Indusrty yang terdaftar di BEI dengan populasi pada penelitian 44 perusahaan selama 2 tahun dari tahun 2010-2012 menyimpulkan bahwa kualitas audit dengan proksi ukuran KAP dan kualitas audit dengan proksi auditor spesialis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan Debt to Assets berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.

Novitara Dwi Putri ( 2012 ) meneliti apakah Independensi auditor mempengaruhi discretionary accrual dengan melakukan penelitian terhadap laporan keuangan 39 perusahaan selama 3 tahun dari tahun 2009-2011. Populasi penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan Manufaktur yang tercatat di BEI. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Semakin besar kepemilikan manajerial akan semakin rendahnya manajemen laba. Variabel Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sebuah perusahaan yang menggunakan KAP

bigfour lebih mampu dalam meminimalisir praktik manajemen laba dibanding KAP non big four. Variabel Independensi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dan yang terakhir variabel auditor spesialisasi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.


(39)

Nuryana (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Leverage, Likuiditas, dan Profitabilitas terhadap manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2012-2013 menunjukkan bahwa secara simultan, Leverage (DEBT), Likuiditas (CR) dan Profitabiliatas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial, Laverage

(DEBT) dan Likuiditas (CR) berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012- 2013, namun Profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh signifikan sedangkan besarnya sumbangan pengaruh Leverage (DEBT), Likuiditas (CR) dan Profitabiliatas (ROE) terhadap Manajemen Laba sebesar 0,24 atau 24%. Sedangkan sisanya 76% dijelaskan oleh variabel lain.

Siti Nayroh ( 2012 ) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI kecuali perusahaan dalam industri keuangan, real estate dan

property, serta telekomunikasi, selama tahun 2007 – 2011. Berdasarkan hasil pengujian disimpulkan Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, Komite audit tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, Kualitas audit terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap praktik manajemen laba, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, Debt tidak terbukti


(40)

berpengaruh terhadap praktik manajemen laba dan Growth tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO NAMA PENELITI

JUDUL VARIABEL HASIL

1. Naufal Aditya (2012)

Pengaruh Kualitas auditor, Debt to Asset dan Ukuran

perusahaan Terhadap Manajemen Laba

Kualitas auditor, Debt to Asset, Ukuran Perusahaan

Kualitas audit dengan proksi ukuran KAP dan kualitas audit dengan proksi auditor spesialis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan Debt to Assets berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. 2. Novitara Dwi

Putri (2012)

Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

Kepemilikan Institusi, Kepemilikan

Manajerial, Ukuran KAP,Independensi Auditor, Auditor Spesialisasi Industri

Kepemilikan institusi dan Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan manajerial dan Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

3. Nuryana (2013) Pengaruh Leverage, Likuiditas, profitabilitas terhadap Manajemen Laba

Leverage, Likuiditas, profitabilitas

Secara simultan, Leverage (DEBT), Likuiditas (CR) dan Profitabiliatas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan secara parsial, Laverage (DEBT) dan Likuiditas (CR) berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba pada


(41)

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2013 , namun

Profitabilitas(ROE) tidak berpengaruh signifikan, dan Besarnya sumbangan pengaruh Leverage (DEBT), Likuiditas

(CR) dan Profitabiliatas (ROE) terhadap Manajemen Laba sebesar 0,24 atau 24%. Sedangkan sisanya 76% dijelaskan oleh variabel lain.

4. Siti Nayroh(2012) Analisis Faktor– Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Manajemen Laba. Kepemilikan Institusional, Komisaris

Independen, Komite audit, Kualitas audit, Ukuran perusahaan, Debt, dan Growth.

Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap praktik

manajemen laba, Komite audit tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, Kualitas audit terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap praktik manajemen laba, Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, Debt tidak terbukti berpengaruh terhadap praktik manajemen laba dan Growth tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sebuah gambar atau bagan yang menggambarkan keseluruhan variabel dan hipotesis suatu penelitian. Dari


(42)

seluruh variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka bentuk krangka konsep penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Audit tenure (X1) H1

Independensi auditor H2

(X2)

Rasio hutang (X3)

Pertumbuhan penjualan (X4)

Manajemen Laba Discretionary

H3 accruals (Y)

H4

H5

2.4. Hipotesis Penelitian

Dari gambar kerangka konseptual diatas, dapat dijelaskan melalui hipotesis penelitian ini:

2.4.1 Pengaruh Audit tenure terhadap Manajemen laba

Audit tenure diharapkan dapat menjaga kualitas auditor dan menjaga agar hubungan klien dan auditor tidak semakin akrab yang dapat mendorong


(43)

tindakan melanggar independensi auditor. Auditor diharapkan mampu mengungkap asimetri informasi dengan lama masa penugasan KAP yang telah ditetapkan.

Myers et al., (2003) dalam (Kono, 2012) memberikan bukti bahwa manajemen laba diperhatikan auditor dalam tenur KAP yang lama. Al Thuneibat et al., (2010) menguji menunjukkan audit tenure berpengaruh positif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Lama hubungan auditor-klien memiliki potensi menciptakan kedekatan antara auditor dan klien sehingga dapat mengurangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit ( Al Thuneibat et.al., 2010). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Audit Tenure berpengaruh terhadap manajemen laba

2.4.2 Pengaruh Independensi terhadap Manajemen laba

Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur akuntansi yang harus dimilikioleh auditor. Independensi auditor diharapkan mampu mengungkapkan informasi yang sebenarnya atas laporan yang telah dibuat oleh manajemen.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gul et al. (2005) dalam I guna (2009) ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba. Salah satu indikator tersebut adalah ukuran KAP tempat auditor bekerja. Pada KAP yang lebih besar diasumsikan audit yang


(44)

karena adanya kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk menjalankan prosedur-prosedur audit yang baku

Independensi auditor akan berdampak terhadap pendeteksian mana- jemen laba. Auditor yang independen merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi terjadinya manajemen laba. Independensi auditor dinilai dari lamanya penugasan auditor tersebut di perusahaan yang sama. Semakin lama auditor melaksanakan audit pada suatu perusahaan, maka auditor dianggap tidak independen. Penelitian I Guna dan Herawaty (2010) juga menyatakan bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H2 : Independensi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba

2.4.3 Rasio hutang berpengaruh terhadap Manajemen laba

Trisnawati (2009) (Naufal Aditya, 2013) berpendapat bahwa perusahaan yang mempunyai rasio hutang tinggi akibat besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aset yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan praktik manajemen laba karena perusahaan terancam default

yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya.

Pernyataan ini juga sesuai dengan pendapat Indriani (2010) (Naufal Aditya, 2013) yang menyatakan bahwa semakin besarnya rasio hutang (Debt to Asset) mengakibatkan risiko yang ditanggung oleh pemilik modal


(45)

memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan labanya demi keberlangsungan perusahaan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio hutang maka akan semakin besar manajemen laba yang dilakukan. Penelitian Naufal Aditya (2013) juga menemukan bahwa Debt to Assets berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan :

H3 : Rasio hutang berpengaruh terhadap manajemen laba

2.4.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen laba

Kim et al., 2003 dalam Handayani dan Rachadi (2009) bahwa perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi, kemungkinan termotivasi dalam melakukan tindakan manipulasi laba untuk melaporkan laba. Sebaliknya jika perusahaan memiliki pertumbuhan penjualan yang rendah, maka akan memiliki kecenderungan untuk menyesatkan laporan laba atau perubahan laba melalui tindakan manipulasi laba. Penelitian Siti Nayiroh (2012) juga menemukan bahwa pertumbuhan penjualan menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan antara pertumbuhan penjualan perusahaan dengan praktik manajemen laba.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan, terhadap Manajemen laba discretionary accruals dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di BEI dengan periode 2011-2013.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data sekunder yang diakses dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan objek penelitian dimulai dari bulan Februari 2015 sampai dengan penelitian skripsi ini diselesaikan.

3.3 Batasan Penelitian

1 Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dari tahun 2011-2013. Penggunaan data pada tahun 2011-2013


(47)

berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan yang ditelah diaudit (audited) dan dipublikasikan.

2 Perusahaan yang diteliti adalah manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak mengalami delisting.

3 Faktor-faktor yang diteliti adalah Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, dan pertumbuhan penjualan.

4 Hubungan diukur berdasarkan variabel-variabel independen dan dependen yang selanjutnya diuji untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel tersebut.

5 Data yang diperlukan tersedia.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan objek yang ditentukan oleh peneliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut setelah mengalami proses seleksi dari batasan dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, yang kemudian sampel tersebut dianalisis oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada periode waktu 2011-2013. Alasan penggunaan sampel pada tahun 2011-2013 adalah untuk memberikan gambaran keuangan terkini dari setiap perusahaan. Dasar penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yang merupakan metode


(48)

pengumpulan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria sampel yang digunakan adalah:

1. Persahaan Property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013.

2. Laporan keuangan perusahaan yang menyajikan informasi lengkap yang menyertakan berupa informasi total aset, total hutang pada periode penelitian.

3. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada tahun 2011-2013

Jumlah perusahaan Property dan Real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2013 berjumlah 46 perusahaan. Dari 46 perusahaan tersebut, yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 30 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 90 pengamatan. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Nama-nama sampel yang telah melalui proses seleksi, yaitu sebagai berikut:


(49)

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan kreteria

Jumlah Perusahaan yang listing di BEI tahun 2011-2013 46 Jumlah pengamatan selama tahun 2011-2013 138 Laporan keuangan perusahaan yang tidak menyajikan informasi lengkap

yang menyertakan berupa informasi total aset, TL (total liabilities) yang diberikan pada periode penelitian

(9)

Perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2011-2013 (7)

Jumlah sampel total selama periode penelitian 30

Jumlah pegamatan 3

Jumlah pengamatan sampel 90

Sumber: Peneliti

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN Kriteria Sampel

1 2 3

Sektor Property dan Real estate

1. APLN Agung Podomoro Land Tbk √ √ √ 1 2. ASRI Alam Sutra Realty Tbk √ √ √ 2 3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk √ √ √ 3 4. BCIP Bumi Citra Permai Tbk √ √ √ 4 5. BEST Bekasi Fajar Industrial Estate

Tbk

√ X X

6. BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk

√ √ X

7. BKDP Bukit Darma Property Tbk √ √ X

8. BKSL Sentul City Tbk √ √ √ 5

9. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk √ √ √ 6 10. COWL Cowell Development Tbk √ √ √ 7 11. CTRA Ciputra Development Tbk √ √ √ 8 12. CTRP Ciputra Property Tbk √ √ √ 9

13. CTRS Ciputra Surya Tbk √ √ √ 10

14. DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ √ 11 15. DILD Intiland Development Tbk √ √ √ 12

16. DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ 13

17. ELTY Bakrieland Development Tbk √ √ X 18. EMDE Megapolitan Development

Tbk

√ √ √ 14

19. FMII Fortune Mate Indonesia Tbk √ X X 20. GAMA Gading Development Tbk √ X X 21. GMTD Goa Makassar Tourism

Development Tbk

√ √ √ 15

22. GPRA Perdana Gapura Prima Tbk √ X X 23. GWSA Greenwood Sejahtra Tbk √ X X

24. JPRT Jaya Real Property Tbk √ √ √ 16 25. KIJA Kawasan Industri Jababeka

Tbk

√ √ √ 17

26. KPIG Global Land and Development Tbk

√ X X

27. LAMI Limicitra Nusantara Tbk √ √ √ 18


(50)

29. LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ 19

30. LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ 20

31. MDLN Modernland Realty Tbk √ √ √ 21 32. MKPI Metropolitan Kentjana Tbk √ √ √ 22 33. MTLA Metropolitan Land Tbk √ X X

34. MTSM Metro Realty Tbk √ √ X 35. NIRO Nirvana Development Tbk √ X X 36. OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ X

37. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk √ √ √ 23 38. PUDP Pudjiati Prestige Tbk √ √ √ 24

39. PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ 25

40. RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk

√ √ X

41. RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ √ 26

42. RODA Pikko Land development Tbk √ √ √ 27 43. SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk √ √ √ 28 44. SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk √ √ √ 29 45. SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ 30 46. TARA Sitara Propertindo Tbk √ X X

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diperlukan untuk penelitian ini diambil dari laporan audit tahunan (annual report) perusahaan-perusahaan tercatat periode 2011-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia (BEI). Data-data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi yaitu mengumpulkan, menganalisa kemudian mengelompokkan data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi-informasi dari buku-buku, jurnal akuntansi, dan sumber lainnya yang berhubungan


(51)

dengan penelitian. Kedua, mengumpulkan data sekunder dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan Property dan real estate selama tahun 2011-2013 yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia dan data sekunder lainnya dari situs internet.

3.6.1 Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan Property dan Real estate yang terdaftar di BEI dalam melakukan praktek Manajemen Laba Discretionary accruals. Sebab itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil yang akurat.

3.6.2 Variabel Dependen: Manajemen Laba Discretionary accruals

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah

Discretionary accruals.

Discretionary accruals yang digunakan sebagai proksi manajemen laba dalam penelitian ini merupakan modifikasi cross sectional dari model Jones, (1991), yang dapat mendeteksi manajemen laba secara konsisten (Sanjaya, 2008). Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai total


(52)

accruals untuk sampel perusahaan yang terpilih dengan pendekatan cash flow adalah sebagai berikut:

TAit/Ait-1 = (NIt – OCFt)/Ait-1 Keterangan:

TAit: Total Accruals pada periode t

Ait-1: Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1 NIt: Laba bersih operasi (net operating income) periode t

OCFt: Aliran kas dari aktivitas operasi (operating cash flow) pada periode t.

Setelah diperoleh nilai total accruals, dilakukan regresi untuk memperoleh angka koefisien α1, α2, dan α3 dengan variabel dependen total accruals dan variabel

independen adalah total aset tahun sebelumnya (t-1), perubahan pendapatan, dan total aset tetap kotor perusahaan pada tahun ke-t. Setelah diperoleh nilai koefisien regresi

α1, α2 dan α3, maka dilanjutkan dengan meng-hitung komponen nondiscretionary

accruals. Model nondiscretionary accruals dirumuskan sebagai berikut:

NDAit = α1 (1/ Ait-1 ) + α2 (ΔREVit / Ait-1 ) + α3(PPEit / Ait-1 ) + єit

Keterangan:

NDAit : Nondiscretionary accruals pada periode t

Ait-1 : Total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir periode t-1

ΔREVit: Perubahan penjualan bersih perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t

PPEit : Aset tetap (gross property plant and equipment).


(53)

Langkah selanjutkan adalah mencari nilai dari discretionary accruals dengan mengurangi nilai TAit dengan nilai NDAit.

DAit = TAit / Ait-1 – NDAit

Keterangan:

DAit : Discretionary accruals perusahaan i pada tahun t

TAit / Ait-1 : Total accruals perusahaan i pada tahun t

NDAit : Nondiscretionary accruals perusahaan i pada tahun t.

3.6.3 Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, dan Pertumbuhan Penjualan.

3.6.3.1 Audit tenure

Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor AkuntanPublik(KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Pada tahun 2008, Menteri Keuangan merevisi kembali tentang audit tenur yaitu Peraturan Menteri Keuangan No 17 Tahun 2008, isi peraturan ini disebutkan batasan masa pemberian jasa audit selama tiga tahun untuk auditor dan enam tahun untuk KAP (Kementerian Keuangan RI, 2008). Penelitian ini mengukur tenur dengan melihat lamanya hubungan antara kantor akuntan publik dan


(54)

Pengukuran tenur KAP diukur sebagai jumlah tahun KAP berturut-turut mengaudit laporan keuangan klien.

3.6.3.2 Independensi auditor

Seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM No Kep.17/PM/2002. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk dapat bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya. Hal ini telah diatur melalui keputusan Menteri Keuangan no. 423/KMK-06/2002 yang mengatur mengenai rotasi wajib bagi auditor dan Kantor Akuntan Publik tidak diperbolehkan memberikan jasa nonaudit di samping jasa audit itu sendiri karena dapat mengganggu independensi auditor.

Independensi auditor melalui proksi lama penugasan audit diukur menggunakan skala nominal dengan variabel dummy. Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam 3 tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen. Angka 0 digunakan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3 tahun, yang berarti memiliki sikap independen.


(55)

3.6.3.3 Rasio Hutang

Debt (Rasio Hutang) Rasio hutang merupakan istilah yang sering digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya. Proksi rasio hutang dalam penelitian ini menggunakan rasio DAR yaitu Rasio total hutang terhadap total aktiva (Debt To Total Assets Ratio) yang dirumuskan sebagai berikut :

DAR=

3.6.3.4 Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan dihitung, dengan rumus :

(

R

t

R

t-i

) /

R

t-1 Keterangan :

Rt = Revenue pada tahun pengamatan Rt 1 = Revenue pada tahun lalu.


(56)

Berdasarkan penjelasan defenisi operasional di atas, dapat disimpulkan melalui tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.3

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Sumber Data

1. Audit tenure(X1) Menjumlahkan panjangnya masa

perikatan audit atau Kantor Akuntan Publik (KAP)

Nominal Laporan Auditor Independen 2. Independensi

auditor (X2 )

Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam 3 tahun, yang berarti tidak memiliki sikap independen. Angka 0 digunakan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dalam waktu kurang dari 3 tahun, yang berarti memiliki sikap independen.

Nominal Laporan Auditor Independen

3. Rasio hutang (X3)

DAR =

Rasio Laporan Keuangan 4. Pertumbuhan

penjualan (X4)

( Rt – Rt-i )/ Rt-1 Rasio Laporan

Keuangan 5. Manajemenlaba

discretiona ry accruals(X5 )

DAit = TAit /Ait-1 – NDAit Rasio Laporan

Keuangan Sumber: Peneliti

3.7 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan metode analisis regresi berganda. Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen Manajemen laba

discretionary accruals dapat diprediksikan oleh variabel independen (Audit tenure, Independensi auditor, Rasio hutang, Pertumbuhan penjualan).


(57)

3.7.1 Pengujian Data

Pengujian data ini untuk menguji apakah data penelitian ini sesuai dengan kemungkinan yang terjadi. Ini diuji dengan menggunakan cara yaitu:

3.7.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sample, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan deviasi standar (Ghozali, 2011).

Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

3.7.1.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan regresi.


(58)

Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.7.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. (Gujarati, 2008). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini didasarkan pada uji statistik sederhana dengan melihat nilai nilai signikan pada uji statistic non-parametik Kolmogorov-Sminor (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal H1 : data residual tidak berdistribusi normal

3.7.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar varriabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF ). Suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2011).


(59)

3.7.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskesdatisitas (Imam Gozali,2011). Uji heteroskedastisitas dapat menggunakan uji park. Uji park

meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independen. Uji park

menunjukkan tidak mengandung heteroskedastisitas jika nilai signifikansi di atas tingkat kepercayaan 0,05.

3.7.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi tersebut ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, dapat disimpulkan adanya problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena penelitian yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Imam Gozali, 2011). Uji autokorelasi dapat diuji menggunakan uji run test. Uji run test menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Run test menunjukkan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual, jika nilai test di atas 0,05.


(60)

3.7.2 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan antara satu variabel terikat. dengan satu atau lebih variabel bebas atau penjelas, dengan tujuan mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Analisis ini juga mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Y = α0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + є

Keterangan :

Y = discretionary accruals

α0 = konstanta

β1,2,3,4 = koefisien variable

X1 = Audit tenure

X2 = Independensi auditor

X3 = Rasio hutang

X4 = Pertumbuhan penjualan


(61)

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Koefisien Determinasi ( R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. R2 mengandung kelemahan mendasar yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan adjusted R2 yang berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya. Dengan menggunakan model ini, kesalahan pengganggu diusahakan minimum sehingga R2 mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.

3.7.3.2 Uji statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali,2011). Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka variabel independen secara bersama- sama mempengaruhi variabel dependen. Untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel independen dan dependen secara simultan, maka digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut :

• Jika F hitung < F tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 0,05 (tidak berpengaruh)


(62)

• Jika F hitung > F tabel, Ho ditolak Ha diterima, untuk α = 0,05 (berpengaruh)

3.7.3.3 Uji statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali,2011). Kreteria pengambilan keputusan adalah:

• Jika T hitung < T tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 0,05 (tidak berpengaruh)

• Jika T hitung > T tabel, Ho ditolak Ha diterima, untuk α = 0,05 (berpengaruh).


(63)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Statistik Deskriptif

Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian dengan analisis deskriptif dan analisis frekuensi:

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 90 1 3 1.49 .674

X2 90 0 1 .26 .439

X3 90 .03906 .82044 .4276979 .14792833

X4

90 -2.32726 44.53955 1.9686769

E0 6.72834867

Y 90 -.40914 1.06741 .0200950 .19250460

Valid N (listwise) 90

Sumber: Diolah oleh peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan bahwa manajemen laba discreationary accruals yang diproksikan dengan arus kas operasi abnormal (ABNCFO) sebagai variabel dependen (Y) memiliki nilai minimum -0,40914, nilai maksimum 1,06741, nilai rata-rata 0,0200950, standar deviasi 0,19250460 dengan jumlah pengamatan 90 unit analisis.

Variabel independen pertama yaitu audit tenure memiliki nilai minimum 1, nilai maksimum 3, nilai rata-rata 1,49, dan standar deviasi 0,674. Variabel independen kedua yaitu independensi auditor memiliki nilai minimum 0, nilai maksimum 1, nilai rata-rata 0,26, dan standar deviasi 0,439. Variabel independen ketiga yaitu rasio hutang (debt) memiliki nilai minimum 0,03906 nilai maksimum 0,82044,


(64)

nilai rata-rata 0,4276979, dan standar deviasi 0,14792833. Variabel independen keempat pertumbuhan penjualan (growth) memiliki nilai minimum -2,32726, nilai maksimum 44,53955, nilai rata-rata 1,9686769 dan standar deviasi 6,72834867.

4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N

Mean

Std. Deviation Absolute Positive Negative

90

Normal Parametersa .0000000

.13476329

Most Extreme Differences .137

.137 -.125

Kolmogorov-Smirnov Z 1.299

Asymp. Sig. (2-tailed) .069

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Diolah oleh peneliti (2015)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan besarnya Kolmogorov- Smirnov (K-S) adalah 1.299 dan signifikansi 0,69. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut telah terdistribusi normal karena nilai signifikansinya atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yakni 0,69.

Selain uji Kolmogorov-Smirnov, hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada diagram histogram dan Normal Probability Plot yang ditampilkan pada gambar 4.2 dan 4.3 berikut ini:


(65)

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas

Sumber: Diolah oleh Peneliti (2015)

Grafik histogram pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi data memiliki kurva berbentuk lonceng dimana distribusi data tidak menceng ke kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.


(1)

Mean

Std. Deviation Absolute Positive Negative

Normal Parametersa .0000000

.13476329

Most Extreme Differences .137

.137 -.125

Kolmogorov-Smirnov Z 1.299

Asymp. Sig. (2-tailed) .069


(2)

91

Lampiran 4

Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

X1 X2 X3 X4

-.025 .052 -.478 .634

.003 .024 .011 .134 .894 .824 1.213

.045 .036 .102 1.240 .218 .859 1.164

-.024 .100 -.018 -.239 .812 .978 1.022

.020 .002 .694 8.990 .000 .967 1.034

a. Dependent Variable: Y


(3)

5 .049 8.211 .97 .15 .00 .70 .00 a. Dependent Variable: Y

Lampiran 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park)

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

LnX1 LnX3 LnX4

-5.913 2.089 -2.830 .014

-.043 1.863 -.008 -.023 .982

.145 1.364 .031 .106 .917

.433 .563 .246 .769 .456

a. Dependent Variable: Lnei2


(4)

93

Lampiran 6

Hasil Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.00202

Cases < Test Value 45

Cases >= Test Value 45

Total Cases 90

Number of Runs 54

Z 1.696

Asymp. Sig. (2-tailed) .090

a. Median


(5)

1 .714 .510 .487 .13789773 a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Lampiran 8

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual Total

1.682 4 .420 22.111 .000a

1.616 85 .019

3.298 89

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y


(6)

95

Hasil Uji T

Lampiran 9

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

X1 X2 X3 X4

-.025 .052 -.478 .634

.003 .024 .011 .134 .894

.045 .036 .102 1.240 .218

-.024 .100 -.018 -.239 .812

.020 .002 .694 8.990 .000

a. Dependent Variable: Y


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 82 95

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 26 110

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Rasio Hutang Terhadap Rentabilitas Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 48 83

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 5 103

Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 6 75

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Spesialisasi Audit, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 17 88

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Pengaruh Rasio Modal Kerja Dan Rasio Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisa Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14