PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, VOLATILITAS PENJUALAN, BESARAN AKRUAL, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

  

PENGARUH VOLATILITAS ARUS KAS, VOLATILITAS

PENJUALAN, BESARAN AKRUAL, DAN FINANCIAL

LEVERAGE TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

1

2

3 1)

Nina , Hasan Basri , Muhammad Arfan

  

Magister Akutansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of cash flow volatility, sales

volatility, magnitude of accrual, and financial leverage, both simultaneously and partially to

earnings persistence. The populations are manufacturing company listed in Indonesia Stock

Exchange during the four years (2009-2012). By using census method and balanced panel

data, there are 76 firm observations fulfilling the population criteria. To annalyzed the data of

this study uses standardized multiple regression models. The results show that (1) cash flow

volatility, sales volatility, magnitude of accrual, and financial leverage simultaneously have

very low influence to earnings persistence, (2) cash flow volatility, sales volatility, magnitude

of accrual, and financial leverage partially have very low positive influence toward earnings

persistence.

  

Keywords : Cash Flow Volatility, Sales Volatility, magnitude of Accrual, Financial Leverage,

Earnings Persistence.

  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh volatilitas arus kas, volatilitas penjualan,

besaran akrual, dan financial leverage, baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap

persistensi laba. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama 4 periode (2009-2012). Dengan menggunakan metode sensus dan balanced panel

data , diperoleh 76 observasi yang memenuhi kriteria populasi. Metode analisis yang digunakan pada

penelitian ini adalah model regresi berganda yang distandarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(1) volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap persistensi laba, (2) volatilitas arus kas, volatilitas

penjualan, besaran akrual, dan financial leverage secara parsial memiliki pengaruh positif yang sangat

kecil terhadap persistensi laba.

  

Kata kunci : Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Besaran Akrual, Financial Leverage,

Persistensi Laba.

  

PENDAHULUAN Informasi laba tidak hanya dapat digunakan untuk

  Laporan keuangan memuat informasi penting mengevaluasi kinerja perusahaan, tetapi juga dapat yang menjadi dasar bagi setiap pemakai laporan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan keuangan untuk menilai kondisi keuangan pembuatan kontrak, keputusan investasi, dan perusahaan (Arifin, 2010). Salah satu informasi pembuat standar. Namun, selama ini para pemakai penting yang diungkapkan dalam laporan keuangan laporan keuangan sering menafsirkan secara keliru adalah informasi mengenai laba (Harahap, 2011). informasi mengenai laba yang berkualitas. Para pemakai laporan keuangan sering terpusat perhatiannya pada perusahaan yang memperoleh. laba yang tinggi pada suatu periode, namun di periode selanjutnya laba perusahaan tersebut malah persisten, yaitu laba yang berkesinambungan, lebih permanen, dan tidak bersifat sementara. Penman (2001) dalam Fanani (2010:110) mengungkapkan bahwa “laba yang persisten adalah laba yang dapat mencerminkan keberlanjutan laba (sustainable eamings ) di masa dep an”.

  Untuk lebih jelasnya, fenomena yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 menunjukkan terjadinya variasi nilai persistensi laba. Nilai persistensi laba tertinggi adalah 1,423 sampai dengan yang terendah sebesar 0,066. Dengan mengetahui nilai persistensi laba, maka akan dapat diketahui perusahaan mana yang mempunyai kecenderungan tinggi untuk mempertahankan keberlangsungan labanya.

  Pentingnya persistensi laba sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan telah mendasari munculnya penelitian yang membahas mengenai persistensi laba. Berdasarkan survei literatur yang telah dilakukan, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi persistensi laba, diantaranya adalah volatilitas arus kas (Purwanti, 2010; Sloan, 1996; Dechow dan Dichev, 2002), volatilitas penjualan (Fanani, 2010; Pagalung, 2006), besaran akrual (Purwanti, 2010; Sloan, 1996), dan financial leverage (Fanani, 2010; Pagalung, 2006).

  Dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persistensi laba tersebut, maka dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengukur persistensi laba perusahaan. Hal inilah yang sekiranya menjadi perhatian peneliti untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor apa saja tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besarnya akrual, dan financial leverage terhadap persistensi laba.

  KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengertian dan Pengukuran Persistensi Laba

  Salah satu ciri laba yang berkualitas adalah laba yang persisten, yaitu laba yang berkelanjutan, lebih bersifat permanen, dan tidak bersifat transitori (sementara) (Scott, 2010). Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa yang akan datang (Harahap, 2011). Penman (2001) dalam Fanani (2010:110) mengungkapkan bahwa “laba yang persisten adalah laba yang dapat mencerminkan keberlanjutan laba (sustainable

  eamings

  ) di masa depan”. Persistensi laba dihitung dengan menggunakan koefisien regresi dari hasil regresi antara laba periode sekarang dengan periode yang lalu sebagai proksi persistensi laba dengan rumus sebagai berikut (Sloan, 1996): jt jt jt

  Earnings Earnings       1

  Pengertian dan Pengukuran Volatilitas Arus Kas

  Volatilitas arus kas merupakan suatu tingkat fluktuasi atau pergerakan arus kas (Fakhruddin dan Darmadji, 2011), Formula yang digunakan untuk menghitung volatilitas arus kas adalah sebagai berikut (Dechow dan Dichev, 2002):

  VAK = jt Total aktiva CFO pengama tahun selama tan

   Pengertian dan Pengukuran Volatilitas Penjualan

  Volatilitas penjualan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat fluktuasi atau pergerakan penjualan (Fakhruddin dan Darmadji, 2011). Secara matematis, rumus untuk menghitung volatilitas penjualan adalah sebagai berikut (Cohen, 2003):

  VP = jt Total aktivapengama tahun selama penjualan tan

  Pengertian dan Pengukuran Besaran Akrual

  Besaran akrual adalah besaran pendapatan yang diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang yang diserahkan tersebut (Dechow dan Dichev, 2002).Variabel besaran akrual dihitung dengan rumus sebagai berikut (Francis et al., 2004):

  BA = jt jt jt Total aktiva CFO earnings dari ) ( 

   Pengertian dan Pengukuran Financial

  Leverage

  Financial leverage merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam stuktur modal perusahaan (Brigham dan Houston, 2011). Financial leverage dihitung dengan rumus sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2011):

  FL = jt jt Total aktiva Total g u tan

  KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Hubungan Volatilitas Arus Kas dengan Persistensi Laba

  Volatilitas arus kas merupakan suatu tingkat fluktuasi atau pergerakan arus kas (Fakhruddin dan Darmadji, 2011). Seperti diketahui, sesungguhnya nilai yang terkandung di dalam arus kas pada suatu periode mencerminkan nilai laba dalam bentuk kas. Menurut Kieso et al. (2007:239), “informasi yang diperlukan untuk membuat laporan arus kas salah satunya berasal dari laporan laba rugi periode berjalan sehingga antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi berhubungan erat. Jika arus kas berhubungan dengan laba, maka tingkat pergerakan naik turunnya (volatilitas) arus kas secara otomatis juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan labanya (persistensi laba).

  Hasil penelitian Dechow dan Dichev (2002) dan Sloan (1996) menunjukkan bahwa volatilitas arus kas berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Arus kas yang berfluktuasi tajam dapat menyebabkan laba perusahaan menjadi tidak stabil atau terganggu sehingga kemampuan perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan labanya juga menjadi rendah. Sementara itu, hasil penelitian Purwanti (2010) menunjukkan bahwa volatilitas arus kas mempunyai pengaruh yang positif terhadap persistensi laba. Hal ini dikarenakan dalam laporan laba rugi, nilai laba dalam bentuk kas sangat sedikit jumlahnya dibandingkan laba dalam bentuk non- kas yang sangat besar jumlahnya sehingga persistensi laba tidak terganggu dan dapat tetap

  Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah: H 2 : Volatilitas arus kas berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Hubungan Volatilitas Penjualan dengan Persistensi Laba

  Volatilitas penjualan merupakan suatu tingkat fluktuasi dari penjualan (Fakhruddin dan Darmadji, 2011). Seperti diketahui, penjualan merupakan salah satu bagian terpenting dari siklus operasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Penjualan merupakan unsur utama dalam laporan laba rugi dan disajikan pada bagian atas dari laporan, dimana sesudahnya akan dikurangkan dengan berbagai biaya untuk mendapatkan laba bersih (Brigham dan Houston, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya penjualan yang diperoleh perusahaan menentukan tingkat perolehan laba perusahaan tersebut. Jika penjualan mempengaruhi laba, maka secara langsung tingkat naik turunnya (volatilitas) penjualan juga berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan keberlangsungan labanya.

  Hasil penelitian Fanani (2010) menunjukkan bahwa volatilitas penjualan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Semakin besar volatilitas penjualan menunjukkan semakin besar fluktuasi atau ketidakstabilan penjualan sehingga kemampuan perusahaan untuk mempertahankan keberlangsungan labanya juga menjadi semakin rendah. Namun, hasil penelitian Purwanti (2010) dan Pagalung (2006) menunjukkan terhadap persistensi laba. Hal ini disebabkan nilai akun penjualan dalam laporan laba rugi sangat kecil jumlahnya dibandingkan akun lainnya (misalnya, dari pendapatan lain-lain) sehingga penjualan yang sedikit tersebut tidak mengganggu keberlangsungan laba dan persistensi labapun tetap meningkat.

  Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah: H 3 : Volatilitas penjualan berpengaruh terhadap

  Persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Hubungan Besaran Akrual dengan Persistensi Laba

  Besaran akrual adalah besaran pendapatan yang diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang yang diserahkan tersebut (Dechow dan Dichev, 2002:46). Seperti diketahui, laba akuntansi yang persisten adalah laba akuntansi yang berkesinambungan atau berlangsung secara terus menerus secara stabil setiap periodenya. Ketidakstabilan dalam laba akuntansi sering disebabkan oleh adanya peristiwa transitori (transitory events) atau penerapan konsep akrual dalam akuntansi. Peristiwa transitori adalah peristiwa yang hanya terjadi atau berpengaruh pada waktu tertentu, terjadinya tidak persisten atau tidak terus-menerus, dan mengakibatkan angka laba (rugi) yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi berfluktuasi. Harahap (2011:243) mengungkapkan bahwa “adanya peristiwa yang bersifat sementara menyebabkan laba yang dihasilkan menjadi tidak teratur”.

  Hasil penelitian Sloan (1996), dan Dechow dan Dichev (2002) menunjukkan bahwa besaran akrual mempunyai pengaruh negatif terhadap persistensi laba. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya gangguan dalam laba dikarenakan peristiwa-peristiwa transitori telah menyebabkan laba berfluktuasi sehingga persistensi laba perusahaan menjadi rendah. Namun, hasil penelitian Purwanti (2010) menunjukkan bahwa besaran akrual mempunyai pengaruh yang positif terhadap persistensi laba. Hal ini dapat disebabkan walaupun terjadinya peristiwa transitory, namun adanya tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk mengatur angka-angka dalam laporan keuangan sehingga persistensi laba tetap meningkat.

  Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah: H 4 : Besaran akrual berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Hubungan Financial Leverage dengan Persistensi Laba Financial leverage merupakan suatu

  ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam stuktur modal perusahaan (Brigham dan Houston, 2011). Semakin besar financial leverage, maka semakin besar pula kewajiban perusahaan membayar dalam jangka panjang. Menurut Brigham dan Houston (2011), “perusahaan dengan rasio utang yang tinggi harus karena jika tidak, maka kreditor mungkin akan enggan untuk meminjamkan lebih banyak da na”. Oleh karena itu, pada saat tingkat financial leverage tinggi akan mendorong manajer untuk menjaga labanya tetap persisten dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik di mata kreditor.

  Hasil penelitian Fanani (2010) dan Pagalung (2006) menunjukkan bahwa financial

  leverage berpengaruh positif terhadap persistensi

  laba. Semakin besarnya tingkat utang mendorong perusahaan untuk selalu menjaga keberlangsungan labanya dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik di mata investor dan kreditor. Namun, hasil penelitian Purwanti (2010) menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Hal ini dapat disebabkan dengan tingkat leverage yang tinggi dapat menyebabkan risiko perusahaan menjadi semakin besar jika modal yang diperoleh tidak bisa dikelola secara optimal sehingga menurunkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba secara berkesinambungan.

  Berdasarkan pembahasan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah: H 5 : Financial leverage berpengaruh terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  METODE PENELITIAN Desain Penelitian

  Desain penelitian merupakan suatu perencanaan struktur dan strategi penelitian yang mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan penelitian dan dapat mengontrol varian variabel (Bungin, 2013). Desain penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • 5

  1. Tujuan Studi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dikembangkan berdasarkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Hipotesis yang dirumuskan menjelaskan pengaruh antar-variabel.

  2. Jenis Investigasi. Penelitian ini bersifat kausalitas (causal study), yaitu studi dimana peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah. Maksud peneliti melakukan penelitian bersifat kausalitas adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel independen (X) menyebabkan variabel dependen (Y).

  3. Intervensi Peneliti. Dalam studi ini peneliti tidak bermaksud untuk melakukan intervensi dan manipulasi data untuk mempengaruhi hasil. Tingkat intervensi adalah minimal.

  4. Situasi Studi. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini diperlukan data dari lingkungan yang sebenarnya pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan dalam situasi yang tidak diatur.

  5. Horizon Waktu. Dalam penelitian ini horizon waktu yang digunakan adalah balanced panel data. Dalam balanced panel data, setiap unit

  cross-sectional memiliki jumlah observasi yang

  sama untuk setiap waktu/periode

  6. Unit Analisis. Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan perusahaan tahun 2009-2012.

  Populasi Penelitian

  Populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ketentuan sebagai berikut: : (1) minimal sejak satu tahun sebelum tahun pengamatan awal (tahun 2009) sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sampai dengan tahun 2012 tidak pernah didelist, (2) mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 2009 sampai dengan tahun buku 2012, (3) mempunyai laba bersih berturut-turut sejak tahun buku 2009 sampai dengan tahun buku 2012, (4) memiliki arus kas operasi positif berturut-turut sejak tahun buku 2009 sampai dengan tahun buku 2012, dan (5) memiliki nilai persistensi laba yang positif dengan ketentuan lebih besar dari atau sama dengan 0,01 (nilai persistensi laba ≥ 0,01). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sensus sehingga seluruh elemen populasi diteliti, dan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi. Kriteria penentuan populasi secara ringkas dapat dilihat pada Tabel. 1.

  Tabel 1. Penentuan Populasi Penelitian N o Kriteria Tahun (2009- 2012)

  D echow dan Dichev (2002)

  P ersiste nsi laba jt jt jt

  Earnings Earnings     

   1

  Sl oan (1

  996)

  V olatili tas arus kas jt

  Total aktiva CFO pengama tahun selama tan 

  V olatili tas penju alan jt

  persistensi laba. Pengukuran setiap variabel disajikan pada Tabel 2.

  Total aktiva pengama tahun selama penjualan tan 

  C ohen (2003)

  B esara n akrual jt jt jt

  Total aktiva CFO earnings dari ) (  

  F rancis et al. (2004)

  F inanci

al

levera

ge

jt jt

  Total aktiva Total g u tan

  V ariab

el

Pengukuran S umber

  leverage, serta satu variabel dependen yaitu

  1 .

  Dikurangi perusahaan yang memiliki arus kas operasi negatif

  Perusahaan manufaktur yang

  listing dan

  menerbitkan laporan keuangan auditan 135

  2 .

  Dikurangi perusahaan yang mengalami kerugian

  (90)

  3 .

  (21)

  Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial

  4 .

  Dikurangi perusahaan manufaktur yang memiliki nilai persistensi laba yang tidak memenuhi criteria

  (5)

  5 .

  Perusahaan manufaktur yang menjadi populasi penelitian

  19 perusahaan atau

  76 observasi (19 x 4 tahun)

  Operasionalisasi Variabel

  B righam dan Housto n (2011)

  

Metode Analisis populasi. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

  Penelitian ini menggunakan model menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0, analisis regresi linier berganda yang distandarkan hasil regresi berganda yang distandarkan dapat karena melalui model ini, kita tidak hanya dapat dilihat pada Tabel 3. penjualan, besaran akrual, dan financial leverage terhadap persistensi laba, tetapi juga dapat

  Stand mengetahui besarnya pengaruh volatilitas arus kas, ardized dj.

  • 7

  R volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial Coefficient

  S

  leverage terhadap persistensi laba baik secara

  s quare bersama-sama maupun secara parsial. Adapun quar

  B S model regresi berganda yang distandarkan yang e Model ig. digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan 1 ( sebagai berikut : .

  Const .160 000 ant)

  Y

  X X

  X X           YX 1 1 YX 2 2 YX 3 3 YX 4 4 .

  X

  .003 Dimana: Y = Persistensi laba

  1 021 983 .342 .117 067

  X 1

  = Volatilitas arus kas X .

  .269

  2 .180 033

  X 2

  = Volatilitas penjualan X .

  X 3

  = Besaran Akrual 3 .175 .536 129

  X 4

  = Financial leverage X .039 .

   YX i

  4 348 729 (i = 1,2,3,4) = Koefisien jalur

   = Error term.

   Distandarkan Hasil Pengujian Secara Simultan HASIL DAN PEMBAHASAN

  Berhubung penelitian ini menggunakan  YX Nilai dari keempat variabel metode sensus, maka untuk pengujian hipotesis

   YX i

  independent adalah tidak sama dengan nol ( ≠ tidak dilakukan uji signifikansi, baik uji-t untuk

     YX YX YX 1 2 3

  pengaruh secara parsial maupun uji-F untuk 0), dimana = 0,003, = 0,269, = pengaruh secara bersama-sama. Hal ini disebabkan

   YX 4

  0,175, dan = 0,039 yang menunjukkan bahwa karena nilai koefisien jalur yang diperoleh adalah volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran nilai koefisien jalur yang sesungguhnya dari akrual, dan financial leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap persistensi laba. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,117 menunjukkan bahwa 11,7% variasi dalam variabel dependen, yaitu persistensi laba ditentukan secara volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan financial leverage, sedangkan sisanya sebesar 88,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini (

  ).

  Nilai koefisien determinasinya ( 2 2 YX

  ) adalah sebesar: (0,175) 2 x 100% = 3,0625%. Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 3,0625% tersebut menunjukkan

  

  Nilai koefisien jalur sebesar 0,175 menunjukkan bahwa besaran akrual berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Purwanti (2010), namun tidak konsisten dengan hasil penelitian Sulastri (2010) dan Sloan (1996). Nilai koefisien determinasinya ( 2 3 YX

  Pengaruh Besaran Akrual terhadap Persistensi Laba.

  ), adalah sebesar: (0,269) 2 x 100% = 7,2361%. Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 7,2361% tersebut menunjukkan bahwa volatilitas penjualan secara parsial memiliki pengaruh positif yang sangat kecil terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  

  Nilai koefisien jalur sebesar 0,269 menunjukkan bahwa volatilitas penjualan berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Purwanti (2010) dan pagalung (2006), namun tidak konsisten dengan hasil penelitian Fanani (2010).

  Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 11,7% tersebut menunjukkan bahwa volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, besaran akrual, dan

  Pengaruh Volatilitas Penjualan terhadap Persistensi Laba

  ) adalah sebesar: (0,003) 2 x 100% = 0,0009%. Mengacu kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah (2009), maka pengaruh sebesar 0,0009% tersebut menunjukkan bahwa volatilitas arus kas secara parsial memiliki pengaruh positif yang sangat kecil terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  

  Nilai koefisien jalur sebesar 0,003 menunjukkan bahwa volatilitas arus kas berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Purwanti (2010) dan Sulastri (2010), namun tidak konsisten dengan hasil penelitian Dechow dan Dichev (2002) dan Sloan (1996). Nilai koefisien determinasinya ( 2 1 YX

  Hasil Pengujian Secara Parsial Pengaruh Volatilitas Arus Kas terhadap Persistensi Laba

  pengaruh yang sangat kecil terhadap persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Masih banyaknya variabel di luar model penelitian ini telah menyebabkan nilai koefisien determinasi yang sangat kecil.

  financial leverage secara bersama-sama memiliki

  8 - bahwa besaran akrual secara parsial memiliki 2009-2012. pengaruh positif yang sangat kecil terhadap

  3. Volatilitas penjualan berpengaruh positif persistensi laba pada perusahaan manufaktur yang yang sangat kecil terhadap persistensi laba pada terdaftar di Bursa Efek Indonesia. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

  Pengaruh Financial Leverage terhadap

  4. Besaran akrual berpengaruh positif yang

  

Persistensi Laba. sangat kecil terhadap persistensi laba pada

  Nilai koefisien jalur sebesar 0,039 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun menunjukkan bahwa 2009-2012.

  financial leverage

  berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Hasil

  5. Financial leverage berpengaruh positif yang penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sangat kecil terhadap persistensi laba pada Fanani (2010) dan Pagalung (2006), namun tidak perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun konsisten dengan hasil penelitian Purwanti (2010). 2009-2012. 2 Saran

   YX 4 Nilai koefisien determinasinya ( ) adalah 1. 2 Penelitian selanjutnya perlu untuk sebesar: (0,039) x 100% = 0,1521%. Mengacu

  menambah variabel independen lain kepada klasifikasi Guilford (1956) dalam Afiah disebabkan variabel yang diangkat dalam

  (2009), maka pengaruh sebesar 0,1521% tersebut penelitian ini hanya mampu menjelaskan menunjukkan bahwa financial leverage secara

  11,7% pengaruhnya terhadap persistensi parsial memiliki pengaruh positif yang sangat kecil laba, sedangkan masih terdapat 88,3% terhadap persistensi laba pada perusahaan variabel lainnya yang dapat menjelaskan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. variabel persistensi laba.

  2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan

KESIMPULAN DAN SARAN

  tidak hanya terbatas pada perusahaan

  Kesimpulan

  manufaktur saja, tetapi juga pada sektor- Berdasarkan hasil penelitian yang telah sektor lainnya di Bursa Efek Indonesia dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan maupun yang berada di luar Bursa Efek bahwa:

  Indonesia dan dengan periode penelitian

  1. Volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, yang lebih panjang. besaran akrual, dan financial leverage secara 3.

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bersama-sama memiliki pengaruh yang sangat kecil pertimbangan dalam pengambilan terhadap persistensi laba pada perusahaan

  • 9

  keputusan baik untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. manufaktur maupun pengguna laporan

  2. Volatilitas arus kas berpengaruh positif yang keuangan lainnya dalam pengambilan sangat kecil terhadap persistensi laba pada keputusan, khususnya yang menyangkut perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun persistensi laba.

  Abdelghany, K. E, 2005. Measuring the Vol.20, No.9:1001-1015.

  Fanani, Zainal, 2010. Analisis Faktor-faktor Keuangan Indonesia, Vol.7, No.1. Hal:109-123.

  10 -

  Sekaran, Uma, 2006. Research Methods for Business . New York: John Wiley & Sons.

  Theory . Fourth Edition. Toronto: Pearson Prentice Hall.

  Scott, W. R, 2010. Financial Accounting

  Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

  Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual, Volatilitas Penjualan, Leverage, Siklus Operasi, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Likuiditas terhadap Kualitas Laba . Tesis. Surakarta: Program

  Purwanti, Titik, 2010. Analisis Pengaruh

  Pagalung, G., 2006. Persistensi Laba: Faktor- faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonominya . Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

  Kieso, D. E., J. J. Weygendt & T. D. Warfield, 2007. Akuntansi Intermediate. Terjemahan Emil Salim. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.

  Harahap, S. S., 2011. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

  Francis, J., R. Lafond, P. Olsson & K. Schipper, 2004. Cost of Equity and Earnings Attributes. The Accounting Review, Vol.79, No.4:967-1010.

  Modal di Indonesia . Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

  Afiah, N.N., 2009. Pengaruh Kompetensi

  Fakhruddin, H.M. & T. Darmadji, 2011. Pasar Sloan, R. G., 1996. Do Stock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash Flow About Future Earnings?. The Accounting Review, Vol.71, No.3. Hal:289-315.

  Dechow, P. M. & I. D. Dichev, 2002. The Quality of Accruals and Earnings: The Role of Accrual Estimation Errors. The Accounting Review, Vol.77, No.7. Hal:35-59.

  

  Reporting Choice: Determinants and Economic Consequences. Working Paper.

  Cohen, D.A., 2003. Quality of Financial

  Jakarta: Prenada Media Group.

  Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Edisi Revisi.

  Bungin, Burhan, 2013. Metodologi Penelitian

  Brigham, E. F. & J. F. Houston, 2011. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesebelas. Jakarta: Salemba Empat.

  Arifin, Z, 2010. Teori Keuangan dan Pasar Modal . Edisi Pertama. Jakarta: Sinar Grafika.

  .ppa.fe.unpad.ac.id.

  Anggota DPRD dan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi.Working Paper.

Dokumen yang terkait

NAFKAH ANAK DI LUAR NIKAH KAITANNYA DENGAN LEMBAGA PERADILAN ADAT By: bukhari

0 0 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2010–2014

1 1 12

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012)

0 2 12

PROBLEMATIKA PENGELOLAAN ZAKAT PADA BAITUL MAL ACEH Zulhamdi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe E-Mail: zoel_hamdiyahoo.co.id ABSTRACT - View of PROBLEMATIKA PENGELOLAAN ZAKAT PADA BAITUL MAL ACEH

0 0 18

PENGARUH INVESTASI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA DAMPAKNYA PADA KEMAMPUAN DAERAH MEMBIAYAI BELANJA PEGAWAI (Studi pada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Aceh)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN KONSUMTIF DAN PRODUKTIF TERHADAP PENDAPATAN BSM KCP LHOKSEUMAWE PADA PERIODE OKTOBER 2012 SAMPAI JUNI 2015 Harjoni Desky, S.SosI.,M.Si Dosen IAIN Malikussaleh Lhokseumawe Email:harjonideskyyahoo.com, Abstrak - View of ANALISIS

0 1 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FREE CASH FLOW TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10

PENGARUH PELUANG PERTUMBUHAN, MODAL KERJA BERSIH, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP CASH HOLDING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 1 10

View of PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MICROSOFT POWER POINT PADA SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

0 1 21

View of PENDIDIKAN AQIDAH DAN AKHLAK DALAM SURAT AN-NABA’

0 0 21