Pengaruh Pencampuran Ijuk Terhadap Kualitas Papan Partikel Dari Batang Jagung (Zea mays L)

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Kebutuhan

kayu bulat sebagai bahan baku industri terus meningkat

sedangkan produksi kayu semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Suryandari (2008) yang menyatakan bahwa perkembangan industri kayu yang
pesat menyebabkan kapasitas total kayu Indonesia melampaui kemampuan hutan
memproduksi kayu secara lestari. Data Badan Pusat Statistik Kehutanan pada
tahun 2014 jumlah produksi kayu bulat di Indonesia adalah sebesar 38,61 juta m³,
kondisi ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 47,81 juta m³
(BPS, 2013). Papan partikel dari bahan berlignoselulosa bukan kayu dapat
menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan bahan baku industri.
Papan partikel adalah salah satu jenis produk komposit atau panel yang
terbuat dari serbuk, serpihan kayu dan bahan berlignoselulosa, dapat berasal dari
limbah tanaman semusim, yang diikat dengan perekat sintesis atau bahan lainnya
dan dikempa dengan menggunakan kempa panas (BSN, 2010). Menurut
Wulandari (2013) Papan partikel non kayu adalah papan partikel yang bahan
bakunya bukan serutan serpihan kayu tetapi dapat berasal dari bahan limbah

pertanian dan perkebunan. Papan partikel memiliki kelebihan antara lain tidak
adanya cacat mata kayu, retak, dan ukuran nya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Selain memiliki kelebihan papan partikel juga memiliki kelemahan
yaitu stabilitas dimensi dan kekuatan yang rendah. Pada penelitian Prasetyo
(2008) dan Nadeak (2015) papan partikel yang dihasilkan masih memiliki
stabilitas dimensi yang rendah dan belum memenuhi standar. Dari sekian banyak
material lignoselulosa non kayu yang berasal dari limbah pertanian dan

Universitas Sumatera Utara

perkebunan batang jagung dan ijuk hitam dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
papan partikel.
Batang jagung mengandung selulosa sebanyak 36,4% dan lignin 16,6%.
Limbah berlignoselulosa ini kurang dimanfaatkan menjadi produk dengan nilai
tambah lebih. Produksi limbah batang jagung akan meningkat dengan
meningkatnya produksi jagung. Produksi jagung menurut data BPS tahun 2015
sebesar 20,67 juta ton, dan produksi ini meningkat dari tahun 2014 sebesar 19.01
juta ton, sementara itu ijuk hitam dihasilkan dari tanaman aren (Arenga pinnata
Merr). Luas produksi tanaman tersebut di Indonesia mencapai 60.482 ha, seperti
halnya batang jagung, bila produksi tanaman aren meningkat maka ijuk yang

dihasilkan juga semakin bertambah. Serat ijuk memiliki kelebihan antara lain ijuk
bersifat lentur dan tidak mudah rapuh, sangat tahan terhadap genangan asam
termasuk genangan air laut yang mengandung garam (Kartini 2002).
Atas dasar uraian tersebut, maka penelitian tentang papan partikel dengan
memanfaatkan limbah batang jagung ini dilakukan diharapkan dapat membantu
dalam pemenuhan kebutuhan industri kayu serta ijuk hitam yang digunakan
mampu meningkatkan kekuatan papan partikel batang jagung
Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis rasio kombinasi partikel batang jagung dan ijuk hitam terhadap
kualitas papn partikel.
2. Menentukan kombinasi komposisi yang terbaik dengan menguji sifat fisis
mekanis dan uji kubur berdasarkan ketentuan standar JIS A5908-2003.

Universitas Sumatera Utara

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan nilai ekonomis ijuk hitam dan
limbah batang jagung.

2. Diharapkan

papan

partikel

dengan

kombinasi

batang

jagung

dan

ijuk hitam ini dapat menjadi alternatif material pengganti kayu untuk industri
papan partikel.
Hipotesis Penelitian
1. Perbandingan komposisi bahan baku mempengaruhi kualitas papan partikel

2. Penambahan ijuk hitam mempengaruhi kualitas papan partikel batang jagung

Universitas Sumatera Utara