Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

ABSTRAK
KEDUDUKAN PEDAGANG BENSIN ECERAN PERTAMINI DALAM
TRANSAKSI PENJUALAN BENSIN DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001
TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
Fisher Simanjuntak *
Bismar Nasution **
Detania Sukarja ***
Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam yang dikuasai oleh
negara dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin. Bagi kehidupan manusia,
minyak dan gas bumi memiliki peranan yang cukup penting. Hal ini ditunjukkan
bahwa minyak dan gas bumi memiliki fungsi yang sangat bermanfaat yang dapat
digunakan manusia dalam menjalani aktifitas sehari-hari seperti halnya dalam
penggunaan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana aspek hukum transaksi penjualan bensin di
Indonesia, bagaimana kedudukan pedagang bensin eceran Pertamini dalam
transaksi penjualan bensin ditinjau dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001
Tentang Minyak Dan Gas Bumi, serta bagaimana praktik penjualan bensin eceran
Pertamini di Indonesia.
Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian

hukum normatif dengan pengumpulan data secara penelusuran kepustakaan
(library research) untuk memperoleh bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, serta bahan hukum tersier, kemudian data dianalisis dengan metode
kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedagang bensin eceran
Pertamini tidak termasuk dalam klasifikasi pelaku usaha yang dapat melakukan
kegiatan usaha hilir sebagaimana telah diatur dalam UU MGB. Sehingga
dinyatakan bahwa kedudukan pedagang bensin eceran Pertamini adalah ilegal dan
tidak sah di mata hukum. Disamping itu, dalam beberapa hasil wawancara yang
dilakukan di Kota Medan, ditemukan pula bahwa nyatanya keberadaan pedagang
bensin eceran Pertamini di pelosok daerah malah memberikan kemudahan bagi
masyarakat karena jauhnya SPBU resmi dari tempat tinggal mereka. Namun, tidak
sedikit pula masyarakat yang mengeluh dikarenakan perbedaan harga yang dapat
mencapai 500-1000 rupiah per liternya dibandingkan dengan SPBU resmi. Oleh
karena itu, apabila konsumen merasa dirugikan, konsumen dapat
menyelesaikannya dengan cara melaporkannya kepada pihak kepolisian ataupun
melayangkan gugatan ke pengadilan negeri yang berwenang yang ditujukan
kepada pelaku usaha bensin eceran Pertamini tersebut.
Kata Kunci: Pedagang, Bensin Eceran, Transaksi Penjualan
*

**
***

Mahasiswa
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II

vii
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kedudukan Anak Dalam Perkawinan Campuran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang...

0 20 5

Analisis undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi ditinjau dari konsep pegelolaan kepemilikan umum dalam Islam

0 7 86

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penjualan BBM yang Dilakukan Oleh Pengecer Dengan Menggunakan Merk Pertamini Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi.

0 0 2

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

1 11 9

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

1 2 26

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

4 29 18

Kedudukan Pedagang Bensin Eceran Pertamini Dalam Transaksi Penjualan Bensin Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi

0 4 9

UU NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

0 0 22

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENJUALAN GAS ELPIJI BERSUBSIDI DITINJAU DARI PASAL 53 Huruf d UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI (Studi Kasus Putusan Di Pengadilan Negeri Sungailiat) SKRIPSI

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Penegakan hukum terhadap tindak pidana penjualan gas elpiji bersubsidi ditinjau dari Pasal 53 Huruf d Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Studi Kasus Putusan Di Pengadilan Negeri Sungailiat) - Repository Univ

1 3 19