Pengaruh Film Habibie Ainun Terhadap Sikap Mahasiswa

BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Kerangka Teori adalah menggambarkan dari teori yang mana suatu problem
riset berasal (seperti dalam beberapa studi eksperimental), atau dengan teori yang
mana problem itu dikaitkan. Kerangka teori muncul setelah adanya tujuan atau
hipotesa. Ini disebabkan karena hipotesa merupakan penjabaran dari teori. Tetapi
ada kalanya hipotesa muncul setelah adanya tujuan. Sebenarnya urutan
pemunculan kerangka teori dan hipotesa bisa bergantian, karena hipotesa
bersumber dari teori. ( Suwardi, 1998:107)

2.1.1 Teori SOR
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka teori yang mendekati penelitian ini
adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini menjelaskan bahwa
tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisis dari stimulus yang
diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh
hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dalam arti lain,
menurut Effendy efek yang ditimbulkan dari teori S-O-R adalah reaksi yang
bersifat

khusus


terhadap

stimulus

khusus,

sehingga

seseorang

dapat

mengharapkan dan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy
,2007:254).
Dari teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan
demikian, khalayak dapat mengharapkan dan memperkirakan suatu ikatan yang
erat antar pesan-pesan media dan reaksi audien.


Universitas Sumatera Utara

Dari hasil uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini
digambarkan sebagai berikut:
Organism
Stimulus





Perhatian
Pengertian
Penerimaan

Response
(Perubahan Sikap)
Gambar 2.1
Teori S-O-R (Effendy, 2007: 255)


Bagan diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada apa
yang dialami individu. Stimulus yang di sampaikan ke organism mendapatkan
perhatian, pengertian, penerimaan . setelah khalayak mendapat organism maka
muncullah response atau perubahan sikap dari khalayak yang menontonnya.
Dikaitkan dengan Film Habibie Ainun terhadap sikap Mahasiswa FISIP
USU, gambar diatas menunjukkan bahwa:
a. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud adalah pesan dalam
Film Habibie Ainun yang tayang diBioskop pada tanggal 20 Desember 2012
b. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran khalayak dalam penelitian
ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.
c. Efek (Response), berupa perubahan sikap melalui tahap-tahap antara lain:
-

Pengetahuan Film komunikan bertambah setelah menonton Film
Habibie Ainun

-

Timbulnya perasaan suka atau keinginan untuk menonton Film Habibie
Ainun


-

Tindakan Komunikan yang diwujudkan dengan menonton Film
Habibie Ainun secara berulang-ulang.

Universitas Sumatera Utara

Perubahan sikap dalam penelitian ini adalah perubahan sikap maupun
respon mahasiswa fisip USU yang memberikan pengaruh positif dari pesan film
Habibie Ainun karena mahasiswa fisip sering menceritakan dan meniru gaya khas
bicara Habibie dan mahasiswa merasa semakin tahu sosok tokoh politik bapak
Habibie dan ibu Ainun setelah menonton Film Habibie Ainun yang tayang di
Bioskop pada saat itu. Pesan dalam film Habibie Ainun memberikan kesan
berbeda dibandingkan dengan film Bioskop yang lainnya.

2.1.2 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama dalam arti maksudnya adalah sama makna. Menurut ahli sosiologi, ahli

psikologi, dan ahli politik di Amerika Serikat, Carl I. Hovland yang mengatakan
bahwa, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara
tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.
Dalam defenisi khusus Carl I Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses mengubah perilaku orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian pesan oleh seorang komunikator kepada audiens.
Untuk memahami pengertian komunikasi diatas, para ahli komunikasi
sering menambahkan paradigma yang dikemukakan oleh seorang ahli komunikasi
juga yaitu Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik dalam
menjelaskan komunikasi adalah: Who, Says What, In which channel, To whom,
With what effect yang dapat diterjemahkan antara lain:
a. Komunikator (Communicator, source, sender)
b. Pesan (message)
c. Media ( channel, media)
d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
e. Efek (effect, impact, influence)
Berdasarkan paradigma Lasswell dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
penyampaian pesan dari komunikator dapat disampaikan melalui media dan
diterima oleh komunikan atau pendengar sehingga menimbulkan efek atau


Universitas Sumatera Utara

perubahan sikap dari setiap orang yang menerima pesan dari komunikator. Proses
komunikasi menurut Lasswell merupakan proses yang sering dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari dan sangat sering dijumpai pada setiap interaksi seseorang
melalui sebuah media komunikasi.
Komunikasi terjadi apabila komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikan dan pesan yang disampaikan melalui media dapat memberikan
pengaruh perubahan sikap seseorang baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif, dalam arti bahwa komunikasi dapat memberikan dampak perubahan sikap
seseorang baik individu maupun per kelompok. (Effendy,2005:10)
Proses komunikasi dalam pengertiannya mengatakan

bahwa proses

penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan media dan pesan dari komunikator memberikan dampak perubahan
sikap terhadap komunikan atau pendengar maupun penonton yang menerima
pesan komunikator.

Komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu
adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa”

komunikasi pernyataan

dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut
komunikator sedangkan orang yang menerima pesan pernyataan diberi nama
komunikan (audience). Untuk lebih jelasnya, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan
komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message),
kedua lambang (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan,
lambang adalah bahasa (Effendy, 2003:28).
Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell, bahwa cara yang
tepat untuk menerangkan suatu tindakan suatu tindakan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan: siapa yang menyampaikan (komunikator), apa
yang disampaikan (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa
(komunikan) dan apa pengaruhnya (efek). Komunikasi, menurut Carl I. Hovland
adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.


Universitas Sumatera Utara

Dalam hal ini ada upaya dari komunikator selaku penyampaian pesan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat dari komunikan atau sasaran komunikasi.
H.A.W Widjaja, berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu hubungan
dimana terdapat tukar-menukar pendapat atau informasi diantara pihak-pihak
yang berkomunikasi.
Komunikasi juga diartikan sebagai suatu hubungan kontak antar manusia
baik secara individu maupun kelompok (Effendy, 2006:12). Komunikasi dapat
diartikan sebagai hubungan untuk menyampaikan informasi kepada pendengar
individu maupun khalayak untuk memberikan pengaruh positif kepada yang
mendengar dan melihatnya.

2.1.3 Pesan
Pesan (message) terdiri dari dua aspek, yakni isi atau isi pesan ( the
content of message) dan lambang (symbol) untuk mengekspresikannya. Lambang
utama pada media radio adalah bahasa lisan; pada surat kabar bahasa tulisan; ada
juga gambar; pada film dan televisi lambang utama adalah gambar. Pesan yang
disiarkan media massa bersifat umum, karena memang untuk kepentingan umum.

Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda satu sama lainnya.
pesan yang memiliki daya pikat dan daya tarik yang kuat akan mendapat respon
bagi khalayak yang melihat dan menyaksikannya yang pada akhirnya dapat
mengubah sikap, pandangan dan perilaku khalayak yang telah melihat isi pesan
tersebut. pesan dapat dikaitkan dalam makna cerita dalam sebuah pesan dari
komunikator yang dapat menarik perhatian komunikan atau khalayak sehingga
komunikan merasa semakin suka dan pada sebuah film harus memiliki kualitas
nilai seni yang dapat menarik perhatian penonton atau komunikan (Effendy
,2003:312)
Pada awalnya manusia berkomunikasi hanya dengan mimik dan gerakgerik serta suara yang relatif tanpa makna, kecuali untuk mempertegas mimik dan
gerak-gerik.

Pesan

disampaikan

komunikator

kepada


komunikan

untuk

mewujudkan motif komunikasi seperti apa yang ia pikir dan rasakan karena itu,
pesan kita defenisikan sebagai segala sesuatu, verbal maupun non verbal, yang
disampaikan komunikator kepada komunikan

untuk

mewujudkan

motif

Universitas Sumatera Utara

komunikasinya. Komunikasi juga dapat dilihat dari gerakan bahasa tubuh yang
memiliki makna dan pesan yang berbeda-beda. Dan berkaitan dengan proses
berkomunikasi antara komunikator kepada komunikan.
Selain bentuk pesan, pemahaman atas makna dan penyajian pesan juga

penting untuk dikaji. Makna pesan terkait dengan makna denotatif, yakni makna
formal yang biasanya tertera sebagaimana dikamus, sedangkan makna konotatif
terkait dengan konotasi dari lambang komunikasi yang digunakan. selain itu, cara
penyajian dan tehnik penyajian pesan juga merupakan sesuatu yang mutlak
diperhatikan agar komunikasi berlangsung efektif. Makna komunikasi dapat
dibedakan dalam dua bagian antara makna baku dan makna yang biasa dilakukan
sehari-hari dengan menggunakan gerakan atau bahasa tubuh sehingga komunikasi
tidak selamanya bermakna formal. Karenanya, ketiga dimensi inilah yang akan
kita kaji lebih jauh dibagian 6 (Vardiansyah, 2004:23).

Suara
Non Verbal
Bentuk
Pesan

Lambang
Komunikasi

Mimik
Gerak Gerik

Verbal
Pesan

Makna
Pesan

Denotatif

Lisan
Tulisan

Konotatif
Penyajian
Pesan

Cara Penyajian
Struktur Penyajian

Gambar 2.2
Skema Pesan (Vardiansyah, 2004:23)
Dari gambar diatas dapat dijelaskan:
1.

Bentuk pesan adalah pesan dapat digambarkan dalam sebuah lambang
komunikasi untuk dapat memperjelas dan semakin mudah dipahami
lambang-lambang komunikasi, lambang komunikasi terdiri dari nonverbal
(Suara, mimik, gerak-gerik) setiap gerakan tubuh mengandung makna
pesan yang berbeda-beda.

Universitas Sumatera Utara

2.

Makna pesan adalah makna pesan digunakan untuk mengetahui isi dari
pesan yang disampaikan, makan pesan terbagi dua yaitu : denotatif (makna
yang terdapat didalam kamus) sedangkan konotatif (makna yang
menggunakan lambang-lambang komunikasi). Sehingga makna pesan dapat
dibedakan antara makna baku atau formal dan makna gerakan tubuh atau
lambang-lambang komunikasi.

3.

Penyajian pesan adalah cara komunikator untuk menyampaikan

pesan

sehingga khalayak dapat mengerti pesan yang disampaikan. Penyajian
pesan terbagi dua antara lain cara penyajian dan struktur penyajian. Cara
penyajian penting untuk mengetahui setip pesan yang disampaikan dan
benar-benar sistematis.

2.1.4 Efek Komunikasi
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek sangat
berpengaruh pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai
efek komunikasi ini telah disinggung, bahwa dapat diklasifikasikan dalam tiga
bagian yaitu: efek kognitif, efek afektif, efek konatif atau biasa disebut efek
behavioral. Efek komunikasi juga berkaitan terhadap sikap manusia dan
pengetahuan seseorang setelah menerima pesan yang disampaikan komunikator.
Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang awalnya tidak tahu, tidak mengerti, ataupun bingung akan menjadi
merasa jelas dan tahu.kognitif dapat dikatkan sebagai pengetahuan dari
komunikan setelah menerima pesan dari komunikator.

Efek afektif yaitu

berkaitan dengan perasaan. Contohnya ketika kita melihat media yang kita lihat
seperti majalah, film, koran ataupun sinetron dalam stasiun televisi, tentu akan
menimbulkan perasaan tertentu seperti menangis, tertawa dan lainnya, sedangkan
efek konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi
suatu kegiatan atau tindakan.efek afektif dapat dihubungkan terhadap tanggapan
dan efek setelah menerima pesan dari komunikator. Munculnya efek konatif
dikarenakan munculnya efek kognitif dan efek afektif, efek konatif dapat dilihat
dalam sebuah contoh seperti ketika kita menonton sebuah film dibioskop dalam

Universitas Sumatera Utara

film tersebut mampu menyampaikan isi pesan yang baik bagi penontonnya sampai
menimbulkan rasa sedih dan tertawa dalam film tersebut maka sudah terjadi yang
namanya efek komunikasi. Efek komunikasi menjadi sebuah tolak ukur dari
keberhasilan komunikasi. Dengan melihat beberapa uraian diatas, jelas bahwa
efek komunikasi sangat berpengaruh kepada khalayak dan dapat mengubah suatu
pandangan/persepsi, sikap maupun prilaku masyarakat secara manusiawi.
(Effendy, 2003:318). Efek juga berhubungan dengan sikap manusia atau sikap
seseorang yang memberikan perubahan atau pengaruh baik maupun buruk setelah
melihat atau mendengarkan pesan yang disampaikan komunikator. Dengan
mengetahui efek komunikasi maka pesan yang disampaikan komunikator berhasil
memberikan pengaruh atau tanggapan yang baru bagi komunikan yang
mengetahui pesan yang disampaikan komunikator.

2.1.5 Sikap
Pada dasarnya sikap adalah suatu hubungan dari berbagai komponen,
dimana bagian-bagian tersebut menurut Allport (dalam Mar’at, 1981) ada tiga,
yaitu
1. Komponen Kognitif
Yaitu: komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi
yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya.
2. Komponen Afektif
Yaitu: berhubungan dengan rasa suka dan tidak suka . jadinya bersifat
evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem
nilai yang dimilikinya.
3. Komponen Konatif
Yang merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan erat dengan obyek sikapnya
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis.
Faktor pengalaman sangat besar peranannya dalam pembentukan sikap.
Sikap dapat dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat
mengalami perubahan. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sherif & Sherif

Universitas Sumatera Utara

bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai
hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan
sikap akan berlangsung dengan manusia dan berhubungan dengan obyek
tertentu.(Hudaniah,2003:98)
Tidak semua sikap adalah sama dalam kemampuannya memprediksi
perilaku. Cara bagaimana sikap itu pada awalnya terbentuk mempengaruhi
hubungan sikap dengan perilaku. Sikap yang pada dasarnya terbentuk dari
pengalaman interaksi secara langsung dengan obyek sikap akan cenderung lebih
konsisten dengan perilaku daripada sikap yang terbentuk melalui cara yang lain.
Ada dua hal yang menjadi alasannya yaitu: suatu sikap berdasar pada pengalaman
langsung kemungkinan berkaitan erat dengan self-image, sikap ini lebih mudah
diakses secara kognitif.
kecenderungan

orang

Penjelasan yang kedua ini berhubungan dengan
untuk

menggunakan

availability

heuristic

dalam

pemrosesan informasi sosial. Sebab sikap yang terbentuk berdasar pada
pengalaman secara langsung ini akan tersedia dan dapat diakses secara kognitif
dan lebih mungkin menjadi pedoman perilaku seseorang.
Selain itu, sikap biasanya cenderung secara kuat dilandasi ketika orang
tersebut memiliki kepentingan pribadi terhadap isu (obyek sikap) itu. Sikap ini
juga secara kognitif dapat diakses dan lebih jelas berkaitan dengan perilaku.
(Hudaniah,2003:126)
Dari berbagai sumber informasi yang paling penting dalam era sekarang
adalah media massa. Media massa memang tidak mengubah sikap secara
langsung. Bahkan Media massa telah mengubah dulu citra dan citra mendasari
sikap (Rivers, 2003:44). Media yang mengubah sikap berdasarkan dari respon dan
tanggapan seseorang yang berpengaruh besar setelah melihat dan menonton media
tersebut.
Cerita dan pesan moral dalam setiap film mampu membuat seseorang
maupun khalayak semakin suka dengan isi cerita dalam film tersebut. Sikap yang
ditimbulkan oleh komunikan merupakan efek dari proses komunikasi yang dapat
memberikan pengaruh positif maupun negatif dan dapat dilihat dari komunikator
yang mampu mengubah komunikan didalam sikapnya.

Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Film
Film merupakan alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan yang
lebih tua, menawarkan cerita, panggung, musik, drama, humor, dan trik teknis
bagi konsumsi populer. Film adalah bagian dari seni yang memiliki fungsi untuk
menyampaikan cerita menarik dan mengandung pesan positif sehingga para
penikmat film mampu mendapatkan hiburan menarik dari sebuah tayangan film
baik dari musik, cerita film bahkan aktris yang memerankan tokoh dalam sebuah
film. (McQuail, 2011: 35)
Film juga dapat diartikan sebagai karya seni, yang diproduksi secara kreatif
dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika
(keindahan) yang sempurna. Film sebagai media hiburan yang betugas untuk
menghibur setiap orang atau khalayak ramai melalui karya-karya seni yang
mengandung pesan-pesan positif dan mampu mengubah sikap seseorang. Film
juga mampu menumbuhkan nilai seni seseorang.(Ardianto, 2004:134)
Film

sebagai

komunikator

dapat

dibedakan

melalui

jenis-jenis

karakteristtiknya. Maka film dapat dibedakan melalui jenis-jenis film antara lain:
1. Film Cerita
Film cerita merupakan jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim
dipertunjukkan digedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film
ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat
berdasarkan cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang diubah sehingga
memiliki nilai seni yang menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi
gambar yang artistik. Film merupakan karya seni yang dibuat oleh sutradara
yang memiliki cerita yang menarik dan merupakan karya nyata dan memiliki
nilai hiburan yang sangat tinggi dan mengandung pesan moral yang sangat
baik. Biasanya film cerita berdasarkan kisah nyata sehingga banyak pesan
moral dan pesan positif yang terkandung.
2. Film Berita
Film berita merupakan film yang mengandung banyak fakta dan peristiwa
yang sangat menarik. Film berita juga harus menarik sehingga khalayak yang
melihatnya tertarik dan dapat menambah pengetahuan khalayak. Film berita
mengandung fakta-fakta menarik dan tidak asal-asalan dan biasanya film

Universitas Sumatera Utara

berita banyak memberikan informasi tentang negara, politik dan bencana
alam.
3. Film Dokumenter
Film Dokumenter adalah film yang bersifat nyata dan memiliki narasumber
yang jelas dan tidak asal-asalan. Film dokumenter merupakan film yang
berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dan dituangkan dalam sebuah film
yang bersifat memberikan informasi dan pengetahuan kepada khalayak yang
menontonnya. Contohnya film mengenai liputan pesta Danau Toba, film
pengalaman menemui hantu dan lain-lain.
4. Film kartun
Film kartun adalah film yang mengandung visual gambar yang tidak nyata
dan banyak mengandung editan sebuah komputer sehingga gambar yang
dihasilkan tidak begitu nyata. Film kartun kebanyakan disukai oleh anak-anak
yang mengandung unsur komedi dan lucu-lucu. (Ardianto, 2004:138)
Film dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa
yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan
suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam
waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus
ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat
mempengaruhi audiens. Film yang menarik adalah film yang mampu memberikan
daya tarik yang kuat melalui isi cerita dan pesan yang disampaikan dalam film
sehingga penonton dapat merasakan seperti dikehidupan nyata dan tidak dibuatbuat.
Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya
berbeda-beda, semua film dapat dikatakan memiliki satu sasaran, yaitu menarik
perhatian orang terhadap berbagai masalah sosial yang dibuat dalam cerita. Selain
itu, film dapat di rancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun
publik yang secara meluas. Film dibuat oleh sutradara dan produser untuk dapat
dinikmati dan memiliki banyak fungsi selain media hiburan, film juga dipakai
untuk memasarkan sebuah iklan atau produk. Dan film dipakai sebagai tempat
untuk melayani kepenting publik maupun individu.

Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya film dapat dikelompokkan ke dalam dua pembagian dasar,
yaitu kategori film cerita dan non cerita. Film cerita adalah film yang diproduksi
berdasarkan cerita atau skenario yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan
aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukkan di
bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar ditelevisi dengan dukungan
sponsor iklan tertentu atau dapat diputar ditelevisi dengan dukungan sponsor iklan
tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai
subyeknya, yaitu merekam atau mengulang kenyataan dari pada fiksi tentang
kenyataan. Pada akhirnya film cerita dapat menjadi tempat ajang keperluan bisnis
produser maupun sutradara tanpa melihat kualitas isi cerita dan makna pesan
cerita film tersebut. Dibandingkan dengan film non cerita yang lebih banyak
mengangkat kisah kehidupan seseorang maupun khalayak yang memiliki sisi
kebenaran yang kuat tanpa terkesan dibuat-buat.
Film cerita agar dapat tetap diminati penonton harus tanggap terhadap
perkembangan zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya yang
profesional dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton
merasa tidak dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan terkesan penonton yang
menjadi aktor atau aktris di film tersebut. Dalam pembuatan film cerita diperlukan
proses pemikiran dan proses teknis, yaitu berupa pencarian ide, gagasan atau
cerita yang disajikan, sedangkan proses teknis berupa keterampilan artistik untuk
mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap untuk
ditonton. Film yang baik adalah film yang memiliki daya tarik yang kuat dengan
menyajikan cerita yang mampu memberi pengaruh banyak terhadap penonton
terutama pengaruh terhadap sikap penonton yang menonton film tersebut.
(http://5martconsultingbandung.blogspot.com)

2.2

Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah: kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Konsep dapat
diukur

dan

diamati

melalui

sebuah

variabel-

variabel.(http://safaakbid.blogspot.com)

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas ada beberapa
konsep yang harus dioperasionalkan menjadi:
a. Variabel X dan Independence Variable
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dinamakan variabel
bebas dikarenakan bebas dalam mempengaruhi variabel lainnya. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Film Habibie Ainun.
b. Variabel Y (terikat)
Variabel terikat adalah variabel yang dipangaruhi atau yang menjadi
akibat dari adanya variabel bebas. Disebut dengan variabel terikat karena
variabel ini dipengaruhi oleh variabel terikat.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap Mahasiswa Fisip USU
c. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah: nama, departemen,
jenis kelamin dan frekuensi menonton film.
Variabel (X)

Variabel (Y)

Pengaruh Film Habibie Ainun

Sikap Mahasiswa FISIP
USU

Karakteristik Responden
Gambar 2.3
Bagan Konsep Penelitian (Bungin, 2005)

2.3

Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka untuk

mempermudah penelitian, perlu dibuat operasional variabel-variabel sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

Konsep Teoritis
Variabel Bebas (X)

Operasional Variabel
1.

Pemain Film
a. Credibility (Kredibilitas/kepercayaan)

Film Habibie Ainun
i.

Cara bicara

ii.

Penampilan

iii.

Tingkah Laku

iv.

Karakter Artis/Aktor
b. Attractiveness (daya tarik)

2.

Pesan Yang Disampaikan

2.1 Faktor Bentuk
2.1.1

Penggunaan Bahasa/ kata-kata

2.1.2

Kejelasan Isi Pesan

2.1.3

Komunikatif

2.2 Faktor isi
2.2.1

Credibility

2.2.2

Context

2.2.3

Content

2.2.4

Clearity

2.2.5

Channel

2.2.6

Capability

2.3 Waktu Penayangan
Variabel Terikat (Y)

1. Komponen Sikap

Sikap Mahasiswa

1.1 Komponen Kognitif
1.1.1
1.2

Pengetahuan
Komponen Afektif

1.2.1

Perhatian

1.2.2

Ketertarikan

1.2.3

Keinginan / Kebutuhan

1.2.4

Keputusan

1.3 Komponen Konatif
1.3.1
Karakteristik Responden

Respon/ tanggapan

1 Nama
2 Departemen
3 Jenis Kelamin

Universitas Sumatera Utara

5.1 Defenisi Operasional
Defenisi Operasional merupakan suatu penjabaran yang lebih lanjut
mengenai konsep-konsep

yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.

Untuk memudahkan peneliti dalam meletakkan konsep-konsep dalam dataran
operasional maka dibuat beberapa defenisi operasional sebagai berikut:
1.

Variabel Bebas (X) yaitu: film Habibie Ainun .
1. Pemain Film Habibie Ainun
1.1 Kredibilitas (kepercayaan)
1.1.1 Pembicaraan, yaitu gaya bicara Reza Rahadian dan Bunga Citra
Lestari.
1.1.2 Penampilan, yaitu Penampilan Fisik Reza Rahadian dan Bunga
Citra Lestari
1.1.3 Tingkah laku, yaitu tingkah laku Reza Rahadian dan Bunga
Citra Lestari selama bermain Film Habibie Ainun
1.1.4 Penghayatan Peran, yaitu penghayatan Peran Reza Rahadian
sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun dalam
Film Habibie Ainun.
1.2

Attractiveness (daya tarik), yaitu daya tarik dari pemain Film
Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari.

2.

Pesan yang disampaikan, antara lain:
2.1

Faktor bentuk, yaitu:

2.1.1 Penggunaan bahasa/ kata-kata, yaitu kata-kata atau bahasa
yang dipergunakan Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari
pada saat syuting Film Habibie Ainun apakah sudah cukup
jelas dan mudah untuk dipahami.
2.1.2 Kejelasan Isi Pesan, yaitu isi pesan dari setiap kata-kata yang
disampaikan dan

dapat

membangkitkan perasaan para

komunikan.
2.1.3 Komunikatif,

yaitu

kata-kata

dan

gerak-gerik

yang

disampaikan oleh para pemain film dapat memgubah penonton
menjadi semakin suka terhadap Film habibie Ainun.

Universitas Sumatera Utara

2.2

Faktor Isi, yaitu:

2.2.1 Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membangun
kepercayaan
2.2.2 Context, yaitu komunikasi harus sesuai dengan kehidupan/
keadaan sosial.
2.2.3 Content, yaitu pesan harus memiliki arti yang bermanfaat bagi
penonton
2.2.4 Clearity, yaitu pesan disusun dalam bahasa yang cukup
sederhana.
2.2.5 Channel, yaitu media yang dipakai sebagai saluran untuk
menyampaikan isi pesan.
2.2.6 Capability, yaitu kemampuan penonton maupun khalayak
dalam menerima isi pesan Film.
2.3

Waktu penayangan, yaitu durasi penayangan film Habibie
Ainun kurang lebih selama 118 Menit atau 2 jam waktu tayang
di Bioskop

2. Variabel Terikat (Sikap Mahasiswa FISIP USU)
1.1

Komponen Kognitif, yaitu bagian dengan apa yang diketahui
oleh seseorang dan berhubungan dengan kepercayaan,
pengetahuan dan pemahaman.

1.1.1 Pengetahuan, yaitu Komunikan mengetahui Film yang bersifat
mendidik di Indonesia yang dapat menumbuhkan rasa
intelektual Mahasiswa yang menontonnya.
1.2

Komponen Afektif, yaitu bagian pembentukan dan perubahan
sikap pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan
bagian ini menyangkut kehidupan emosional seseorang yang
dapat diamati langsung.

1.2.1 Perhatian, yaitu memberi perhatian terhadap Film Habibie
Ainun dengan menontonnya.
1.2.2 Ketertarikan, yaitu komunikan tertarik untuk menonton Film
Habibie Ainun

Universitas Sumatera Utara

1.2.3 Keinginan/ kebutuhan, yaitu keinginan komunikan untuk
menonton Film Habibie Ainun.
1.2.4 Keputusan, yaitu keputusan untuk menonton Film Habibie
Ainun.
1.3

Komponen Konatif, yaitu respon atau tindakan dari seseorang
setelah melihat dan mengetahui dari obyek yang telah
membentuk dan mengalami perubahan sikap

1.3.1 Frekuensi menonton film Habibie Ainun

a.
i.

Karakteristik responden
Nama,

yaitu:

untuk

mengetahui

nama

masing-masing

responden
ii.

Departemen yaitu: masing-masing para responden departemen
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

iii.

Jenis kelamin: untuk mengetahui jenis kelamin masing-masing
responden

5.2

Hipotesis
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa

(Singarimbun,1995:43). Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat dugaan
mengenai btungan antara 2 variabel atau lebih. Hipotesis juga berpengaruh untuk
menentukan dan mengetahui kesimpulan dari sebuah penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara dalam film Habibie Ainun terhadap
sikap mahasiswa FISIP USU
Ha: Terdapat hubungan antaradalam Film Habibie Ainun terhadap sikap
mahasiswa FISIP USU

Universitas Sumatera Utara