T SEJ 1407328 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Tindakan manusia sekecil apa pun akan berdampak terhadap lingkungan
dimana ia tinggal karena adanya saling keterkaitan dengan makhluk hidup dan
benda-benda di alam. Menurut teori perkembangan ekologis dari Bronfenbrenner,
kehidupan manusia merupakan salah satu bagian dari ekosistem tidak dapat
berdiri sendiri, jika terjadi sesuatu pada tanaman, hewan, dan tanah serta bagian
alam lainnya akan berpengaruh juga kepada manusia. Salah satu contoh
keterkaitan dalam ekosistem adalah seperti apa yang dideskripsikan Capra
mengenai metabolisme sebagai berikut.
Understanding metabolism, the breath of life, includes two basic aspects.
One is the continual flow of energy and the cycling of matter. All living
systems need energy and food to sustain themselves, and all living systems
produce waste. But life has evolved in such a way that organisms form
communities (ecosystems) in which the waste of one species is food for
next, so the matter cycles continually through the ecosystem. The second
aspect of metabolism is the network of chemical reactions that processes
the food and forms the biochemical basis of all biological structures,
functions, and behavior. The empashis here is on “network.”(Memahami

metabolisme, nafas kehidupan, termasuk dua aspek dasar. Pertama, aliran
energi yang berkesinambungan dan siklus zat. Semua sistem hidup
membutuhkan energi dan makanan untuk keberlangsungan mereka, dan
semua sistem hidup mengeluarkan pembuangan. Tetapi kehidupan telah
memperkembangkan suatu cara bahwa organisme membentuk komunitas
(ekosistem) yang mana pembuangan dari satu spesies adalah makanan bagi
berikutnya, sehingga siklus zat terus berlanjut melalui ekosistem. Kedua,
aspek dari metabolisme adalah jaringan reaksi kimiawi yang memproses
makanan bentuk-bentuk biokimia dasar dari struktur biologis, fungsi, dan
perilaku. Disini penekanannya pada “jaringan” (Capra, 2007, hlm. 13).

Kerusakan lingkungan seperti kabut asap akibat pembakaran hutan, banjir
di ibukota dan beberapa

daerah lainnya akibat pendangkalan sungai, dan

menipisnya lapisan ozon akibat banyaknya kendaraan yang menghasilkan
karbondioksida. Hampir sebagian besar disebabkan oleh tindakan manusia yang
berpandangan antroposentrisme yang menganggap alam diciptakan untuk
Rosmawati Berlin Gultom, 2016

PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memenuhi kebutuhan manusia dan segala sesuatunya hanya ditinjau dari sudut
pandang

yang menguntungkan manusia tanpa memikirkan akibatnya bagi

makhluk hidup lainnya.
Kerusakan lingkungan jika dibiarkan dan tidak diatasi maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya bencana yang lebih besar lagi di kedepannya. Upaya
untuk mengatasi masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh manusia pada
umumnya dan generasi muda pada khususnya, salah satunya melalui jalur
pendidikan karena sebagian besar waktu yang dimiliki mereka adalah di sekolah.
Mereka bisa menghabiskan waktu lebih dari tujuh jam dalam satu hari dan selama
enam hari di sekolah, selain itu lingkungan tempat di mana seseorang itu tinggal
bisa mempengaruhi seseorang tersebut. Sebagian besar waktu berikutnya adalah
di rumah yang sebenarnya bisa lebih banyak dibandingkan di sekolah namun,
adakalanya pendidikan yang berhubungan dengan lingkungan belum tentu

diperoleh siswa di rumah karena faktor keterbatasan orangtua untuk mendidik
anak-anak untuk peduli pada lingkungan. Menurut Hamzah (2013, hlm. 3)
pendidikan memungkinkan untuk membentuk mental

dan perilaku individu.

Menurut teori belajar ekologis yang dikembangkan Bronfenbrenner mendalilkan
bahwa dunia anak tidak bisa lepas dari tiga lingkaran yang saling berkaitan yang
dapat mempengaruhi pribadi anak yaitu keluarga, sekolah, dan teman. Sekalipun
itu adalah lingkungan fisik jika mengalami perubahan akan dapat mempengaruhi
perkembangan anak (Supardan, 2015, hlm. 277).
Pendidikan yang berkaitan dengan lingkungan adalah milik semua disiplin
mata pelajaran. Semua tindakan manusia terjadi di dalam lingkup ekosistem dan
dipengaruhi oleh mereka dalam cara-cara yang berbeda dengan sangat besar
sepanjang waktu dan ruang. Semua pendidikan adalah pendidikan yang bersifat
lingkungan atau disebut perbaikan yang lengkap dari kurikulum sekolah karena
tidak ada disiplin ilmu yang berdiri sendiri (Foltz, 2003, hlm. 10-12).
Salah satu bagian dari pendidikan adalah pendidikan sejarah yang
memiliki potensi dan peran yang sama dengan bidang studi lainnya dalam
membentuk karakter peserta didik. Untuk dapat menghubungkan pendidikan

sejarah dengan lingkungan ialah dengan menggunakan ekopedagogik. Karena dari
Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sisi sejarahnya ekopedagogik sendiri lahir dari keprihatinan yang dalam dari
tokoh-tokoh intelektual seperti Moacir Gadotti dan Richard Khan yang ingin
menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang lebih parah. Menurut Richard
Khan (dalam Supriatna, tanpa tahun, hlm. 5), ekopedagogik menjadi gerakan
untuk mengingatkan semua pihak bahwa sejak lima puluh tahun terakhir telah
terjadi kerusakan ekologis bumi yang sangat besar yang akan mengancam
kehidupan semua makhluk di planet ini.
Ekopedagogik yang berfungsi untuk menyadarkan siswa akan arti
pentingnya lingkungan termasuk ke dalam pemikiran baru sebagai bentuk
pandangan kritis terhadap sistem pendidikan yang ada. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Grigorov (2012, hlm. 14) bahwa selama 20 tahun ini sistem
pendidikan yang ada beserta ilmu pengetahuan telah gagal menjadikan siswa aktif
dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan. Oleh sebab itu Ekopedagogik
adalah pendidikan yang cocok dengan paradigma membangun kembali dan

didalamnya ada gerakan untuk keberlanjutan alam. Ekopedagogik mengajarkan
berpikir secara global, melatih perasaan, mendidik untuk memahami, membentuk
kesadaran tentang bumi, dan kesederhaan (Antunes & Gadotti, tanpa tahun, hlm.
136). Ekopedagogik adalah sarana yang tepat untuk pendidikan yang berkenaan
dengan lingkungan karena merupakan suatu pendekatan yang dapat diintegrasikan
pada mata pelajaran apa pun termasuk mata pelajaran sejarah.
Tujuan diberikannya pendekatan ekopedagogik pada mata pelajaran
sejarah supaya siswa memiliki kesadaran sejarah mengenai tindakan manusia
sepanjang sejarah dalam berhubungan dengan alam; mengubah cara pandang
antroposentrisme kepada ekosentrisme; membekali serta menyadarkan peserta
didik untuk melakukan tindakan yang selaras dengan pelestarian alam (Supriatna,
tanpa tahun, hlm. 5-6). Banyak materi sejarah yang dapat dikembangkan oleh
guru sejarah untuk menumbuhkan kesadaran sejarah yang berkenaan dengan
lingkungan. Contohnya adalah materi Revolusi Industri yang mengakibatkan pola
hidup konsumtif dan penggunaan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan.
Pengaruh Revolusi Industri juga sampai di Indonesia yang mana telah
mengalami masa industrialisasi sejak zaman kolonialisme Belanda tepatnya pada
Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masa Politik Pintu Terbuka (1870-1900) dilanjutkan sampai Indonesia merdeka.
Pada Orde Baru, pembangunan industri cukup pesat didukung oleh modal asing.
Namun industri membawa dampak yang negatif apabila dihubungkan dengan
keadaan lingkungan, karena mengubah gaya hidup tradisional yang ramah
lingkungan dengan gaya hidup modern yang tidak ramah terhadap lingkungan.
Sebelum adanya Revolusi Industri, kehidupan manusia lebih bersahabat dengan
alam seperti penggunaan produk-produk ramah lingkungan yang tidak
mengandung bahan-bahan kimia yang sulit diuraikan oleh alam. Wadah makanan
pada masa itu dibuat dari daun pisang; kendaraan masih menggunakan kuda; kursi
dari anyaman rotan atau bambu; peralatan rumah tangga menggunakan bahan dari
keramik, rotan, bambu, kayu dan lain sebagainya. Di dalam tulisannya Goleman
(2009, hlm. 73) menyatakan bahwa ketika teknologi manufaktur digunakan pada
masa awal Revolusi Industri tidak diiringi pemahaman atau pertimbangan penuh
terhadap efek yang ditimbulkan pada lingkungan. Ketika pengaruh Revolusi
Industri melanda dunia maka perubahan-perubahan pun terjadi, salah satunya
manusia lebih memilih menggunakan plastik untuk wadah makanan, perabotan
rumah tangga dan alat-alat lainnya. Plastik memang terlihat higienis, murah, dan
praktis dalam penggunaannya namun plastik adalah suatu bahan kimia yang sulit

sekali diuraikan oleh alam, apabila dibuang di sungai atau saluran air dapat
menimbulkan banjir yang diakibatkan sedimentasi sampah plastik dan
penyumbatan pada saluran air.
Pembelajaran sejarah diharapkan bukan sekadar mentransfer pengetahuan
tetapi juga meningkatkan kesadaran sejarah siswa. Hal ini penting dikarenakan
siswa hidup di zaman globalisasi dengan gaya hidup modern yang kental dengan
budaya konsumtif, serba cepat, dan praktis. Contohnya siswa enggan untuk
membawa bekal makanan dengan wadah sendiri dan lebih suka membeli makanan
dengan bungkus plastik. Kurangnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan
menyebabkan siswa suka membuang sampah secara sembarangan dan tidak peduli
dengan akibat yang ditimbulkannya. Jika hal ini dibiarkan dan dimaklumkan maka
kebiasaan-kebiasaan tidak ramah lingkungan menjadi mendarah daging dan
membahayakan lingkungan. Karena itu merupakan suatu kewajiban dari seorang
guru sejarah berusaha untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa yang didapat
Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari pembelajaran sejarah berupa nilai-nilai, inspirasi/contoh, serta makna yang

berpotensi untuk menggugah kesadaran siswa untuk melestarikan lingkungan.
Kesadaran sejarah membuat seseorang memiliki semangat cinta kepada
tanah air di dalam dirinya. Cinta tanah air dapat diartikan cinta kepada bumi dan
alam sekitar dimana ia berada, sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia.
Oleh sebab itu diharapkan setelah mempelajari sejarah berbasis ekopedagogik
kesadaran sejarah meningkat. Hal ini karena ia belajar tentang fakta sejarah yang
mencerminkan kehebatan, kearifan, kebijaksanaan, kesalahan, kegagalan, dan
sebagainya yang dapat dijadikan referensi untuk hidup di masa kini.
Cinta tanah air sama dengan istilah patriotisme yang berasal dari kata
“patria ” yang berarti “bapak” yang sama dengan ibu pertiwi. Cinta tanah air
untuk masa sekarang tidak harus seperti zaman perang kemerdekaan yang rela
berkorban nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan (Oetama, 2001, hlm. 388389). Cinta tanah air dapat diartikan sebagai bentuk peduli terhadap alam dimana
kita hidup (Oetama,2001, hlm. 269). Tujuan pembelajaran sejarah adalah
membentuk karakter anak bangsa yang cinta kepada tanah air. Tanah air
menunjukkan bumi atau lingkungan tempat tinggal manusia, apakah selama ini
telah terpelihara dengan baik atau justru sebaliknya. Adalah suatu kewajiban dari
pendidikan sejarah untuk membentuk karakter cinta tanah air yang wujudnya
berupa kepedulian terhadap lingkungan, baik di sekolah maupun tempat lain.
Kurangnya kepedulian siswa terhadap lingkungan terjadi pula di SMA
Negeri 04 Prabumulih, di mana masalah-masalah lingkungan seperti suka

membuang sampah sembarangan, meskipun tersedia kotak sampah namun enggan
berjalan menuju kotak sampah. Masalah berikutnya berkaitan dengan pemakaian
kendaraan bermotor sehingga membuat lapisan ozon semakin tipis, sementara
banyak siswa-siswi yang menggunakan kendaraan bermotor.
Kebiasaan membuang sampah di lingkungan sekolah lambat laun akhirnya
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik melalui kebijakan sekolah yang
memberikan sanksi berupa membayar denda kepada siswa maupun wali kelas
yang di kelasnya terdapat sampah. Perubahan terjadi, kini sampah-sampah telah
berkurang dan sekolah pun menjadi lebih bersih. Perubahan ini lebih kepada
Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

faktor yang datang dari luar siswa yaitu tidak ingin membayar denda secara terusmenerus namun bukan dikarenakan timbulnya kesadaran dalam diri siswa.
Pendidikan di sekolah ini

melatih siswa untuk menjaga kebersihan

lingkungan namun di sisi yang lain, upaya guru untuk mengintegrasikan mata

pelajaran dengan pendekatan ekopedagogik belum dilaksanakan di sekolah ini.
Selama ini pembelajaran yang berlangsung khususnya pembelajaran sejarah masih
terpaku pada buku teks sehingga potensi sejarah untuk meningkatkan kesadaran
sejarah yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan menjadi tidak tergali
dalam proses pembelajaran di sekolah ini.
Berdasarkan kurangnya kepedulian dan kesadaran siswa SMA Negeri 04
Prabumulih dalam memelihara lingkungan serta belum adanya pembelajaran
sejarah berbasis ekopedagogik maka, peneliti tertarik untuk mengaitkan
pembelajaran sejarah dengan menggunakan pendekatan ekopedagogik dengan
tujuan untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa. Hal ini karena materi sejarah
dapat diperkaya dengan nilai-nilai dan contoh-contoh yang berhubungan dengan
lingkungan seperti permasalahan yang muncul sejak terjadinya Revolusi Industri
yang membawa dampak pada perubahan lingkungan seperti cuaca yang
sebelumnya sejuk kini menjadi panas. Ketika siswa mempelajari sejarah maka,
diharapkan siswa dapat mengambil hikmah, nilai, dan contoh yang dapat
mempengaruhi mereka dalam berpikir atau berpandangan, bersikap, dan
bertingkah laku yang ramah terhadap lingkungan. Perilaku yang ramah
lingkungan dapat dimulai dari hal terkecil seperti membawa wadah makanan tidak
habis pakai, membuang sampah pada tempatnya, mendaur ulang bekas-bekas
minuman yang terbuat dari plastik, membuat produk-produk dari sampah plastik,

serta mengusahakan untuk menanam pohon atau membuat taman.
Diharapkan melalui pembelajaran ekopedagogik pada mata pelajaran
sejarah dapat membentuk peserta didik sebagai pelaku sejarah dengan berbuat
sesuatu untuk memperbaiki lingkungan. Salah satunya ialah berubahnya kebiasaan
membuang sampah sembarangan menjadi kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya. Kemudian munculnya perilaku yang hemat dalam penggunaan plastik
Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti membawa botol minuman sendiri ke sekolah serta mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor.

1.2 Fokus Masalah dalam Penelitian
Apakah terjadi peningkatan kesadaran sejarah pada diri siswa melalui
pembelajaran ekopedagogik pada mata pelajaran sejarah?

1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana desain pembelajaran ekopedagogik pada mata pelajaran
sejarah sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa?
2. Bagaimana implementasi pembelajaran ekopedagogik pada mata pelajaran
sejarah sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa?
3. Bagaimana wujud kesadaran sejarah yang didapat dari pembelajaran
ekopedagogik pada mata pelajaran sejarah?
4. Apakah ada kendala-kendala dan upaya-upaya apa yang dilakukan dalam
pembelajaran

ekopedagogik

pada

mata

pelajaran

sejarah

untuk

meningkatkan kesadaran sejarah siswa?

1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui desain pembelajaran ekopedagogik pada mata pelajaran
sejarah sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran sejarah siswa.
2. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran ekopedagogik pada mata
pelajaran sejarah sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran sejarah
siswa.
3. Untuk

mengetahui

wujud

kesadaran

sejarah

yang

didapat

dari

pembelajaran ekopedagogik pada mata pelajaran sejarah.
4. Untuk mengetahui kendala-kendala dan upaya-upaya apa yang dilakukan
dalam pembelajaran ekopedagogik pada mata pelajaran sejarah untuk
meningkatkan kesadaran sejarah siswa.
Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3 Manfaat Penelitian
1. Menumbuhkan kesadaran siswa akan arti pentingnya menjaga lingkungan
alam.
2. Menjadikan pelajaran sejarah sebagai sesuatu yang kontekstual dengan
masa kini.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan kecerdasan ekologis siswa.

1.6 Sistematika Penulisan
Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari enam subbab yang diawali
dengan latar belakang yang menjelaskan alasan pemilihan judul. Setelah itu di
bagian berikutnya adalah fokus masalah dalam penelitian dan rumusan masalah
yang menjadi panduan dalam penelitian. Tujuan penelitian merupakan hal-hal
apa yang ingin dijawab dari rumusan masalah. Dilanjutkan dengan manfaat
penelitian dan terakhir menguraikan secara singkat sistematika penulisan.
Bab II ini berisi kajian pustaka yang terbagi-bagi dalam beberapa bagian
yang diawali dengan ekopedagogik setelah itu dilanjutkan dengan pembelajaran
sejarah. Berikutnya adalah kesadaran sejarah menurut para ahli. Kesadaran
lingkungan diuraikan juga dalam bab ini dan ditambahkan dengan teori
perkembangan ekologis dari Bronfenbrenner. Kemudian penelitian-penelitian
terdahulu juga dijabarkan dalam bab ini. Dibagian terakhir dari bab ini adalah
kerangka berpikir dari penelitian.
Bab III merupakan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian
yang terbagi ke dalam sebelas subbab. Diawali dengan metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan subjek penelitian,
peran peneliti dan guru mitra, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian,
indikator keberhasilan PTK, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Setelah data terkumpul dilakukan
analisis data dan verifikasi data.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bagian bab ini
memaparkan hasil temuan-temuan di lapangan. Terakhir adalah pembahasan
Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menjawab pertanyaan penelitian yang menggunakan kajian pustaka sebagai
alat untuk analisis.
Bab V merupakan simpulan dan rekomendasi yang didapat dari hasil
temuan dalam penelitian dan pembahasan berdasarkan pertanyaan. Kemudian
bagian rekomendasi diberikan kepada pihak-pihak yang berkontribusi untuk
pembelajaran sejarah.

Rosmawati Berlin Gultom, 2016
PEMBELAJARAN EKOPEDAGOGIK PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEBAGAI UPAYA UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu